Friday, January 1, 2010

TESTES-PABRIK SPERMA

Membahas tentang reproduksi setidaknya membuat kita mengingat asal usul kita , asal usul kita yang sebenarnya sangat unik , dari setetes atau beberapa tetes sperma yang diproduk di bawah gambar ini bertemu dengan ovum di organ reproduksi wanita kemudian terjadi fertilisasi - implantasi jadilah kita . maka sebaiknya kita perlu tahu bagaimana sih sperma itu dibuat tersimpan berkemampuan dan lainnya hehehe 

Struktur reproduksi pria terdiri dari penis, testis dalam kantong skrotum, sistem duktus yang terdiri dari epididimis, vas deferens, duktus ejakulatorius, dan urethra; dan glandula asesoria yang terdiri dari vesikula seminalis kelenjar prostat dan kelenjar bulbouretralis
  • Testis adalah organ genitalia pria yang terletak di skrotum (Kantung testes)
  • Ukuran testis pada orang dewasa adalah 4 x 3 x 2,5 cm, dengan volume 15 – 25 ml, berbentuk uvoid.
  • Testes – juga dikenal sebagai testikal (biji kemaluan) atau gonada pria
  • merupakan sepasang organ dengan bentuk seperti kantung pada kemaluan. Kata "testes" (bentuk jamak dari testis) berasal dari bahasa Latin yang berarti "saksi" atau "memberikan kesaksian".
  • Pada zaman dahulu kala, merupakan hal yang lumrah bagi pria untuk meletakkan salah satu tangan pada alat kelaminnya ketika diambil sumpahnya di pengadilan.
  • Pada pria dewasa, rata-rata ukuran testis berkisar antara 4 sampai 6 sentimeter panjangnya dengan berat 10 sampai 15 gram.
  • Testis sebelah kiri biasanya agak lebih besar dan tergantung sedikit lebih rendah daripada testis sebelah kanan
  • Fungsi testes ini untuk menghasilkan sperma dan berbagai hormon, seperti hormon testosteron dan inhibin.
  • Testes telah terbentuk selama janin berusia tujuh sampai sembilan bulan dlm kandungan
  • Pada masa tersebut, letak testes mengalami perubahan, mulai dari rongga perut bagian panggul turun hingga ke selangkang pada kantung kemaluan (scrotum).
  • Setiap testikel dibungkus dengan kuat oleh tunica albuginea, yaitu suatu serat kapsul berwarna putih
  • Sebuah testikel mengandung sekitar 250 testicular lobules dan di dalam setiap testicular lobule terdapat 1 sampai 3 seminiferous tubules yang tergulung dengan erat.
  • Jika dibentangkan, maka setiap seminiferous tube dapat mencapai 2 sampai 3 kaki panjangnya
  • Seminiferous tubules merupakan tempat dimana sperma diproduksi dan disebut juga dengan spermatogenesis
  • Produksi sperma dimulai sekitar masa pubertas dan berlanjut hingga masa hidup seseorang tersebut berakhir
  • Tingkat produksi sperma biasanya menurun seiring dengan berjalannya usia
  • Seorang pria dewasa yang sehat rata-rata mampu memproduksi beberapa ribu sel sperma setiap detiknya
  • Volume normal air mani yang dikeluarkan pada saat ejakulasi berlangsung adalah 3 mililiter sampai 5 mililiter, setiap 1 mililiter air mani biasanya mengandung 50 sampai 100 juta sperma
  • Meskipun sepertinya jumlah diatas merupakan angka yang besar, tetapi sel sperma memiliki ukuran yang sangat kecil sehingga jumlah tersebut hanyalah berkisar 5%-10% dari keseluruhan volume air mani yang dikeluarkan pada saat ejakulasi
  • Produksi sperma merupakan suatu proses yang sensitif terhadap pengaruh suhu.
  • Agar testes dapat memproduksi sperma sebagaimana mestinya, maka suhu yang dibutuhkan haruslah beberapa derajat dibawah suhu inti tubuh.
  • Suatu otot rangka yang dikenal dengan otot cremaster berfungsi untuk menarik testes lebih dekat lagi ke tubuh pada lingkungan yang dingin dan melepaskan kembali tarikannya ketika temperatur mulai meningkat.
  • Telah terbukti bahwa pria yang terbiasa mengenakan celana dalam yang ketat dapat mengalami penurunan produksi dan kualitas sperma karena testes tertarik kuat ke tubuh sementara temperatur disekitarnya meningkat sehingga dapat mengganggu produksi sperma secara normal.
  • Seminiferous tubules juga diikat dengan sel berbentuk piramid yang dikenal dengan nama Sertoli.
  • Sel sertoli membantu dan melindungi pematangan sel sperma.
  • Disamping itu, sel sertoli menyimpan hormon inhibin yang berfungsi untuk mengatur jumlah produksi sel sperma baru dalam tubuh.
  • Sperma yang dihasilkan pada seminferous tubules akan dipindahkan ke epididymis untuk menyelesaikan proses pematangan sperma.
  • Setiap epididymis memiliki panjang sekitar 4 sentimeter dan terletak di permukaan bagian belakang dari testis.
  • Terletak diantara seminiferous tubules terdapat sel interstitial yang juga disebut dengan sel Leydig, sel ini berfungsi untuk memproduksi testosteron, yaitu hormon dasar steroid.
  • Hormon ini penting untuk menjaga karakteristik seks sekunder pria (seperti bulu-bulu diwajah dan tekanan suara yang rendah) dan bertanggung jawab untuk merangsang timbulnya gairah seks.
  • Produksi testosteron secara dramatik dapat meningkat selama masa pubertas dan peningkatan ini berlanjut terus dalam masa hidup seseorang. 95% testosteron pria diproduksi oleh testes – 5% sisanya diproduksi oleh sel-sel yang terdapat pada kelenjar adrenal yang terletak diatas ginjal dimana hal ini tidak berhubungan dengan sistem reproduksi.
Gambar Anatomi Testis (Pandangan Sagital)
clip_image002[4]
  • Jadi kedua buah testis terbungkus oleh jaringan tunika albuginea yang melekat pada testis.
  • Di luar tunika albuginea terdapat tunika vaginalis yang terdiri atas lapisan viseralis dan parietalis, serta tunika dartos.
  • Otot kremaster yang berada di sekitar testis memungkinkan testis dapat digerakkan mendekati rongga abdomen untuk mempertahankan temperatur testis agar tetap stabil.
  • Testis bagian dalam terbagi atas lobulus yang berjumlah + 250 lobuli.
  • Tiap lobulus terdiri dari tubulus seminiferus, sel-sel sertoli dan sel-sel leydig.
  • Produksi sperma atau spermatogenesis terjadi pada tubulus seminiferus.
  • Di dalam tubulus seminiferus terdapat sel-sel spermatogonia dan sel-sel sertoli, sedang diantara tubuli seminiferi terdapat sel-sel Leydig.
  • Sel-sel spermatogonium pada prosis spermatogenesis menjadi sel spermatozoa.
  • Sel-sel ertoli berfungsi memberi makan pada bakal sperma, sedangkan sel-sel Leydig atau disebut sel-sel interstitial testis berfungsi dalam menghasilkan hormon testosteron.
  • Gambar Anatomi Testes (Potongan Sagital)
clip_image002[6]
  • Pada bagian posterior tiap-tiap testis, terdapat duktus melingkar yang disebut epididimis.
  • Sel-sel spermatozoa yang diproduksi di tubuli seminiferi testis disimpan dan mengalami pematangan atau maturasi di epididimis.
  • Setelah matur (dewasa) sel-sel spermatozoa bersama-sama dengan getah dari epididimis dan vas deferens disalurkan menuju ampula vas deferens.
  • Sel-sel itu setelah bercampur dengan cairan-cairan epididimis, vas deferens, vesikula seminalis, serta cairan prostat membentuk cairan semen atau mani.
  • Vas deferens adalah duktus ekskretorius testis yang membentang hingga ke duktus vesikula seminalis, kemudian bergabung membentuk duktus ejakulatorius.
  • Duktus ejakulatorius selanjutnya bergabung dengan uretra yang merupakan saluran keluar bersama baik untuk sperma maupun kemih.
Testis mendapatkan pasokan darah dari 3 cabang arteri, yaitu
  1. Arteri spermatika interna yang merupakan cabang dari aorta
  2. Arteri deferensialis cabang dari arteri vesikalis inferior
  3. Arteri kremastika yang merupakan cabang dari arteri epigastrika.
  • Pembuluh vena yang meninggalkan testis berkumpul membentuk pleksus pampiniformis.
  • Pleksus ini pada beberapa orang mengalami dilatasi dan dikenal sebagai varikokel.
Detail perbedaan proses pembentukan sel kelamin antara testes dan ovarium dalam Gametogenesis

Spermatogenesis

Sel sperma yang bersifat haploid (n) dibentuk di dalam testis melewati sebuah proses kompleks yang disebut dengan spermatogenesis. Secara simultan proses ini memproduksi sperma matang di dalam tubulus seminiferus lewat langkah-langkah berikut ini:
  1. Ketika seorang anak laki-laki mencapai pubertas pada usia 11 sampai 14 tahun, sel kelamin jantan primitif yang belum terspesialisasi dan disebut dengan spermatogonium menjadi diaktifkan oleh sekresi hormon testosteron.
  2. Masing-masing spermatogonium membelah secara mitosis untuk menghasilkan dua sel anak yang masing-masing berisi 46 kromosom lengkap.
  3. Dua sel anak yang dihasilkan tersebut masing-masing disebut spermatogonium yang kembali melakukan pembelahan mitosis untuk menghasilkan sel anak, dan satunya lagi disebut spermatosit primer yang berukuran lebih besar dan bergerak ke dalam lumen tubulus seminiferus.
  4. Spermatosit primer melakukan meiosis untuk menhasilkan dua spermatosit sekunder yang berukuran lebih kecil dari spermatosit primer. Spermatosit sekunder ini masing-masing memiliki 23 kromosom yang terdiri atas 22 kromosom tubuh dan satu kromosom kelamin (Y atau X).
  5. Kedua spermatosit sekunder tersebut melakukan mitosis untuk menghasilkan empat sel lagi yang disebut spermatid yang tetap memiliki 23 kromosom.
  6. Spermatid kemudian berubah menjadi spermatozoa matang tanpa mengalami pembelahan dan bersifat haploid (n) 23 kromosom. Keseluruhan proses spermatogenesis ini menghabiskan waktu sekitar 64 hari.

Oogenesis

Oogenesis merupakan proses pematangan ovum di dalam ovarium. Tidak seperti spermatogenesis yang dapat menghasilkan jutaan spermatozoa dalam waktu yang bersamaan, oogenesis hanya mampu menghasilkan satu ovum matang sekali waktu. Mari kita simak prosesnya lebih lanjut:
  1. Oogonium yang merupakan prekursor dari ovum tertutup dalam folikel di ovarium.
  2. Oogonium berubah menjadi oosit primer, yang memiliki 46 kromosom. Oosit primer melakukan meiosis , yang menghasilkan dua sel anak yang ukurannya tidak sama.
  3. Sel anak yang lebih besar adalah oosit sekunder yang bersifat haploid. Ukurannya dapat mencapai ribuan kali lebih besar dari yang lain karena berisi lebih banyak sitoplasma dari oosit primer.
  4. Sel anak yang lebih kecil disebut badan polar pertama yang kemudian membelah lagi.
  5. Oosit sekunder meninggalkan folikel ovarium menuju tuba Fallopi. Apabila oosit sekunder difertilisasi, maka akan mengalami pembelahan meiosis yang kedua . begitu pula dengan badan polar pertama membelah menjadi dua badan polar kedua yang akhirnya mengalami degenerasi. Namun apabila tidak terjadi fertilisasi, menstruasi dengan cepat akan terjadi dan siklus oogenesis diulang kembali.
  6. Selama pemebelahan meiosis kedua, oosit sekunder menjadi bersifat haploid dengan 23 kromosom dan selanjutnya disebut dengan ootid. Ketika inti nukleus sperma dan ovum siap melebur menjadi satu, saat itu juga ootid kemudian mencapai perkembangan finalnya menjadi ovum yang matang.
  7. Kedua sel haploid (sperma dan ovum) bersatu membentuk sel zygot yang bersifat dipoid (2n).

No comments:

Support web ini

BEST ARTIKEL