Monday, October 25, 2010

EFFEK TUA

Usia 65 tahun usia yang sudah mendekati kematian, Usia yang harus dari dalam hatinya segera sadar meninggalkan kebiasaan buruknya dan segera menjadi sufi (segeralah tahu jalan padang bukan jalan bayi sebagai acuannya
  • Sejalan dengan bertambahnya umur mereka, mereka sudah tidak tidak produktif lagi, kemampuan fisik maupun mental mulai menurun, tidak mampu lagi melakukan pekerjaan-pekerjaan yang lebih berat,
  • Memasuki masa pensiun, ditinggal pasangan hidup, stress menghadapi kematian, munculnya berbagai macam penyakit, dan lain – lain.
  • Karena sel-sel mengalami degeneratif maka fungsi dari sistem organ juga mengalami penurunan.
  • Kulit menjadi keriput, rambut putih dan menipis, gigi berlubang dan tanggal, fungsi penglihatan, pendengaran, pengecapan atau pencernaan mulai menurun, osteoporosis, gangguan sistem kardiovaskuler dan lain-lain. (gampangnya complicated syndroma)
Meskipun demikian tidak sedikit kaum lansia yang masih produktif dan mampu untuk melaksanakan aktivitas sehari – harinya dengan baik, seperti berkebun, usaha wiraswasta, dan lain-lain , silahkan bersibuk dengan gembira tetapi segera tinggalkan hal buruk untuk menjadi dekat gusti (manunggaling Gusti)
  • Proses penuaan adalah suatu proses fisiologi umum yang sampai saat ini masih sulit untuk dipahami.
  • Ditandai dengan adanya proses degenerasi sel dan sistem yang dibentuknya secara keseluruhan, perlahan tapi pasti.
  • Proses menua berbeda pada setiap individu.
  • Perbedaan tersebut dipengaruhi oleh faktor keturunan, nutrisi, gaya hidup dan faktor lingkungan.
  • Aging (lansia) mempengaruhi aktivitas leukosit termasuk makrofag, monosit, neutrofil, dan eosinofil.
  • Namun hanya sedikit data yang tersedia menjelaskan efek penuaan terhadap sel-sel tersebut.
Jumlah dan Sub-populasi Limfosit
  • Aging mempengaruhi fungsi sel T dengan berbagai cara.
  • Beberapa sel T ditemukan dalam thymus dan sirkulasi darah yang disebut dengan sel T memori dan sel T naive.
  • Sel T naive adalah sel T yang tidak bergerak/diam dan tidak pernah terpapard engan antigen asing, sedangkan sel T memori adalah sel aktif yang terpapar dengan antigen.
  • Saat antigen masuk, maka sel T naïve menjadi aktif dan merangsang sistem imun untuk menghilangkan antigen asing dari dalam tubuh, selanjutnya merubah diri menjadi sel T memori.
  • Sel T memori menjadi tidak aktif dan dapat aktif kembali jika menghadapi antigen yang sama.
  • Pada kelompok usila, hampir tidak ada sel T naive sejak menurunnya produksi sel T oleh kelenjar timus secara cepat sesuai usia.
  • Akibatnya cadangan sel T naive menipis dan sistem imun tidak dapat berespons secepat respons kelompok usia muda. Jumlah sel B, sel T helper (CD4+) juga berubah pada orang tua
Selain terjadi perubahan jumlah sel T, pada kelompok usila juga mengalami perubahan permukaan sel T.
  • Ketika sel T menggunakan reseptor protein di permukaan sel lalu berikatan dengan antigen, maka rangsangan lingkungan harus dikomukasikan dengan bagian dalam sel T
  • Banyak molekul terlibat dalam transduksi signal, proses perpindahan ikatan signal-antigen melalui membran sel menuju sel.
  • Sel T yang berusia tua tidak menunjukkan antigen CD28, suatu molekul penting bagi transduksi signal dan aktivasi sel T. Tanpa CD28, sel T tidak berespons terhadapnya masuknya patogen asing.
  • Pada tubuh kelompok elderly juga terdapat kandungan antigen CD69 yang lebih rendah. Sel T dapat menginduksi antigen CD69 setelah berikatan dengan reseptor sel T.
  • Bila ikatan signal-antigen tidak dipindahkan ke bagian dalam sel T, maka antigen CD69 akan hilang di permukaan sel dan terjadi penurunan transduksi signal.
Respons Proliferasi Limfosit
  • Perubahan utama pada fungsi imun orang tua adalah perubahan respons proliferatif limfosit seperti berkurangnya Interleukin-2 (IL-2) yang tercermin dari rusaknya proses signal pada orang tua, minimnya kadar Ca dalam tubuh, dan perubahan membran limfosit sehingga mempengaruhi fungsi imun.
  • Penurunan Calcium (Ca) pada orang tua mempengaruhi perpindahan signal dengan gagalnya merangsang enzim termasuk protein kinase C, MAPK dan MEK; serta menghambat produksi cytokines, protein yang bertanggung jawab untuk koordinasi interaksi dengan antigen dan memperkuat respons imun.
  • Salah satu cytokine yang dikenal adalah interleukin 2 (IL-2), cytokine diproduksi dan disekresi oleh sel T untuk menginduksi proliferasi sel dan mendukung pertumbuhan jangka panjang sel T. Sesuai peningkatan usia sel T, maka kapasitas sel T untuk menghasilkan IL-2 menurun.
  • Jika terpapar antigen, maka sel T memori akan membelah diri menjadi lebih banyak untuk melawan antigen. Jika produksi IL-2 sedikit atau sel T tidak dapat berespons dengan IL-2, maka fungsi sel T rusak.
  • Perubahan cytokine lain adalah interleukin , tumor necrosis factor alpha, dan gamma interferon
  • Viskositas membran sel T juga berubah pada orang tua, tetapi viskositas sel B tetap.
  • Kompoisisi lipid pada membran limfosit orang tua menunjukkan peningkatan proporsi kolesterol dan fosolipid dibandingkan orang muda.
  • Serum darah orang tua mengandung banyak VLDL dan LDL.
  • Perubahan komposisi lipid di atas dapat meningkatkan penurunan imunitas tubuh orang tua.
  • Pembatasan asupan lemak mempengaruhi komposisi membran lipid limfosit, meningkatkan level asam linoleat, menurunkan kadar asam docosatetraenoat dan arakhidonat
Produksi Cytokine
  • Respons limfosit diatur oleh cytokine.
  • Respons limfosit atau sel T helper dibagi menjadi 2 jenis yaitu: 1. Th-1 dan 2. Th-2.
  • Respons antibodi biasanya diperoleh dari Th-2 cytokine.
  • Perubahan produksi cytokine merubah imunitas perantara sel (Cell Mediated Immunity) pada roang tua.
  • Respons limfosit pada makrofag berubah pada orang tua di mana terdapat sensitivitas yang lebih tinggi terhadap efek inhibitor
  • Penurunan fungsi sel T pada orang tua juga mempengaruhi fungsi sel B karena sel T dan sel B bekerjasama untuk mengatur produksi antibodi.
  • Sel T menginduksi sel B untuk hipermutasi gen-gen immunoglobulin, menghasilkan perbedaan antibody untuk mengenali jenis-jenis antigen.
  • Pada orang tua terdapat jenis antibodi yang lebih sedikit dibandingkan pada orang muda, rendahnya respons IgM terhadap infeksi, dan menurunnya kecepatan pematangan sel B.
  • Semua itu berkontribusi terhadap penurunan jumlah antibodi yang diproudksi untuk melawan infeksi.
  • Respons tubuh pada orang tua terhadap infeksi penyebab penyakit yang ditunjukkan dengan reaksi demam tidak berlangsung secara otomatis.
  • Lebih dari 20% manusia berusia di atas 65 tahun mempunyai infeksi bakteri yang serius tidak mengalami demam, karena tubuh mampu menetralisir demam dan reaksi imun lainnya, tetapi sistem syaraf pusat kurang sensitive terhadap tanda-tanda imun dan tidak bereaksi cepat terhadap infeksi.
  • Tenanglah anda punya Gusti Allah yang sungguh hebat sebagai teman , maka dekatilah ia .

No comments:

Support web ini

BEST ARTIKEL