Showing posts with label ESSAY KEKEBALAN TUBUH. Show all posts
Showing posts with label ESSAY KEKEBALAN TUBUH. Show all posts

Monday, January 28, 2013

ESSAY KEKEBALAN TUBUH



1.Apa yang kalian ketahui tentang kekebalan spesifik dan kekebalan non spesifik?
Kekebalan tubuh spesifik:

  • Sistem kekebalan yang dapat menghancurkan pathogen yang lolos darisistem kekebalan non-spesifik.
  • Bersifat selektif terhadap benda asing yang masuk ke dalam tubuh
  • Tidak memiliki reaksi yang sama terhadap semua jenis benda asing,
  • Memiliki kemampuan untukmengingat infeksi sebelumnya,
  • Melibatkan pembentukan sel-sel tertentu dan zat kimia ( antibody ),
  • Perlambatan, waktu antara eksposur dan respon maksimal.

Kekebalan non-spesifik

  • Dapat mendeteksi adanya benda asing dan melindungi tubuh darikerusakan yang diakibatkannya
  • Tidak dapat mengenali benda asing yang masuk ke dalamtubuh

2.Apa yang dimaksud dengan antigen dan antibodi?

Antigen
  • Zat yang merangsang responimun,terutama dalam menghasilkanantibodi.
  • Biasanya berupaproteinataupolisakarida
  • Dapat juga berupa molekul lainnya, termasuk molekul kecil (hapten)yang bergabung denganprotein-pembawa.

Antibodi
·         Merupakan glikoprotein dengan struktur tertentu yang disekresi dari pencerap limfosit-B yang telah teraktivasi menjadisel plasma,
·         sebagai respon dariantigentertentu dan reaktif terhadap antigen tersebut.
·         Dapat ditemukan padadarahataukelenjartubuhvertebratalainnya
·         Dapat digunakan olehsistem kekebalan tubuhuntuk mengidentifikasikan dan menetralisasikanbenda asing sepertibakteridanvirus. 

3. Kapankah terjadi respon primer dan respon sekunder? Jelaskan!
Respon Primer :

  • Ketika ada antigen pertama kali, antibodi baru ada dalam serum beberapahari/ beberapa minggu, waktunya berkisar antara 10-17 hari

Sekunder :

  • Untuk kedua kalinya antigen, respon antibodi lebih cepat dan kadar meningkat.
  • Hal inikarena ada sel memori B. Kekebalan Seluler Diperantarai Sel Limfosit T Fungsi sel limfosit T.Waktunya berkisar 2-3 hari.

4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan imuno defesiensi!

  • Sekumpulan keadaan yang berlainan, dimana sistem kekebalan tidak berfungsi secara adekuat,sehingga infeksi lebih sering terjadi, lebih sering berulang, luar biasa berat dan berlangsung lebihlama dari biasanya.

5. Jelaskan apa yang dimaksud dengan autoimunitas!

  • Kegagalan suatuorganismeuntuk mengenali bagian dari dirinya sendiri sebagai bagian dari dirinya,yang membuatrespon kekebalanmelawanseldanjaringanmiliknya sendiri.
  • Beberapa penyakit yang dihasilkan dari kelainan respon kekebalan ini dinamakanpenyakit autoimun.
  • Contohnya meliputi penyakitCoeliac,diabetes melitus tipe 1,Systemic Lupus Erythemato sus ,dll

6. Jelaskan apa yang dimaksud dengan hipersensitivitas!

  • Reaksi berlebihan, tidak diinginkan (merusak, menghasilkan ketidaknyamanan, dan terkadangberakibat fatal) yang dihasilkan oleh sistem kekebalan normal.

7. Jelaskan apa yang dimaksud dengan memori imunologis!

  • Bagian darisistem kekebalan tiruanyang memberikan perlindungan kepada inangnya denganmelakukan respon yang lebih cepat dan lebih efektif  terhadap infeksiyang ditimbulkan olehantigen dari jenis yang sebelumnya pernah melakukan infeksi akut.
  • Kemampuan untuk mengingat mekanisme perlawanan terhadap infeksi akut tersebut bersifatspesifik, satu sel akan mengingat satu jenis antigen.
  • Dan kemampuan ini akan bertahan sangatlama.

8.Jelaskan mekanisme pembentukan sistem kekebalan dalam imunisasi!

  • Imunisasi adalah kekebalan tubuh yang diperoleh setelah melakukan vaksinasi.
  • Vaksinasi adalah tindakan memasukan vaksin ke dalam tubuh organisme yang sehat agar tubuhmenjadi kebal terhadap penyakit tertentu karena membentuk antibody.
  • Vaksin adalah bibit penyakit(bakteri atau virus) yang telah dilemahkan atau telah mati dandilarutkan.

9.Jelaskan tentang kekebalan yang diperantai sel dan kekebalan humoral!
Kekebalan yang diperantai sel:

  • Yang berperan adalah sel limfosit T. (disebut juga kekebalanseluler)

Kekebalan humoral:

  • Melibatkan aktivasi limfosit B yang kan mensekresikan antibodi

10. Dalam sistem kekebalan humoral terdapat lima kelas immunoglobulin. Jelaskan!

  • ImunoglobulinG (IgG) : reaksi imun yang diproduksi terbanyak sebagai antibodi utama dalamproses sekunder dan merupakan pertahanan inang yang penting terhadap bakteri yang terbungkusdan virus.
  • Imunoglobulin A (IgA) : Imunoglobulin utama dalam sekresi selektif, misalnya pada susu, air liur,air mata dan dalam sekresi pernapasan, saluran genital serta saluran pencernaan atau usus.Melindungi selaput mukosa dari serangan bakteri dan virus.
  • Imunoglobulin M (IgM) : Imunoglobulin utama yang pertama dihasilkan dalam respon imunprimer. Terdapat pada semua permukaan sel B yang tidak terikat.
  • ImunoglobulinE (IgE) : Didalam serum ditemukan dalam konsentrasi sangat rendah. Apabila IgEdisuntikkan ke dalam kulit akan terikat pada Mast Cells dan Basofil.
  • ImunoglobulinD (IgD) : fungsi keseluruhannya belum diketahui secara jelas. Dalam serum IgDditemukan dalam jumlah yang sangat sedikit dan IgD merupakan antibodi inti sel. Zat ini jugaterdapat pada sel penderita leukemia getah bening.

11. Jelaskan apa yang dimaksud dengan memori imunologis!

  • Bagian dari sistem kekebalan tiruanyang memberikan perlindungan kepada inangnya denganmelakukan respon yang lebih cepat dan lebih efektif  terhadapinfeksiyang ditimbulkan olehantigen dari jenis yang sebelumnya pernah melakukan infeksi akut.
  • Kemampuan untuk mengingat mekanisme perlawanan terhadap infeksi akut tersebut bersifatspesifik, satu sel akan mengingat satu jenis antigen.
  • Dan kemampuan ini akan bertahan sangatlama.
12. Apa yang kamu ketahui dengan lympocyt


  • Limfosit adalah jenis sel darah putih, dihasilkan oleh simpul-simpul limfa.
  • Limfosit berperan dalam proses menghadapi infeksi. 
  • Jika infeksi terlalu berat,limfosit bisa rusak dan membentuk bengkak bernanah.
  •  Ketika terjadi infeksi, limfosit membentuk tiga macam sel T, yangmemiliki fungsi berbeda, yaitu:
  1. Sel T sitotoksik (killer), berfungsimembunuh sel-sel berbagai bibitpenyakit, dan sel kanker.
  2. Sel T penekan mempunyai efekmenstabilkan jumlah sel killer. 
  3. Sel T penolong (helper) membantu zat antibodi dan sel Bpenghasil antibodi.
13.  Apa antibody bagaimana dibentu dan bagaimana kerjanya ?


  • Antibodi dihasilkan oleh limfosit, berupa sel T maupun selB. 
14. Bedakan Kedua sel pada lymposit yaitu sel T dab B
  •  Beda antara sel T dan sel B adalah sel T langsung menyerang antigen,
  •  sel B memproduksi zat kimia yang akan merusak antigen.
  •  Sel B akan bekerja efektif apabila dibantu/dirangsang oleh sel T penolong (helper).
Bagaimana cara kerja ke dua sel lymposit  sel T dan sel B

Cara kerja sel Tdengan sel B sebagai berikut.
  1. Antigen menginfeksi tubuh
  2. Sel T mengenali antigen tersebut dan segera mengikatnya.
  3. Sel T sitotoksik atau pembunuh akan menghancurkan sel asing/antigen.
  4. Sel B di dalam organ-organ limfa mengeluarkan antibodi yang segera berinteraksi dengan antigen

15. Hal apa saja yang kamu ketahui tentang immunitas


Imunitas dapat dibedakan menjadi imunitas alami dan imunitas buatan.

Imunitas alami


  • Imunitas alami, yaitu kekebalan yang sudah dimiliki seseorang sejak lahir
  • Imunitas alami misalnya kekebalan manusia terhadap penyakit-penyakit hewan atau dikenal sebagai kekebalan spesies walaupun ada juga penyakit hewan yang dapatmenular pada manusia, misalnya penyakit tuberkolosis dari sapi yangditularkan melalui susu sapi, penyakit antraks dari biri-biri dan sapi serta beberapa penyakit lainnya.

Immunitas buatan

  • Imunitas buatan, yaitu kekebalan yang diperolehseseorang selama hidupnya,
  •  imunitas ini dapat dibedakan lagi menjadiimunitas aktif dan imunitas pasif.
  • Timbulnya imunitas aktif disebabkan olehadanya rangsangan antigen tertentu dari kuman atau benda asing yang masukke dalam tubuh secara kebetulan atau sengaja sehingga tubuh menghasilkanantibodi tertentu pula sesuai dengan antigen yang harus dilawan.
  • Masuknyaantigen secara kebetulan, misalnya karena terinfeksi kuman penyakit  campak , cacar air,  atau gondong
  • Vaksinasi” digunakan untuk menyatakan upaya tubuh mem- bangkitkan kekebalan terhadap suatu penyakit secara sengaja, yaitu denganmemasukkan antigen tertentu ke dalam tubuh.
  • Antigen yang sudah tidakmembahayakan inti disebut vaksin.

16. Sebutkan Jenis jenis vaksin berdasarkan jenis antigen yang terkandung di dalamnya

  1. Toksoid yaitu larutan toksin diubah melalui perlakuan-perlakuan kimiadan fisika sehingga tidak bersifat racun lagi terhadap tubuh.
  2. Bakteri atau virus yang sudah dimatikan oleh sinar ultraungu,pemanasan, atau secara kimia, misalnya vaksin Salk pencegahkelumpuhan pada anak-anak karena polio.
  3. Bakteri atau virus yang sudah dilemahkan sehingga hanya menimbulkaninfeksi ringan dalam waktu singkat, misalnya, vaksin cacar, tuberkolosis,antraks, dan vaksin Sabin pencegah polio.
  4. Antigen yang telah dipisahkan dari kuman penyebab penyakit tertentu,misalnya antigen yang diperoleh dari bakteri penyakit pneumonia.
17. Apa itu immunisasi Aktif dan Pasif

Imunitas aktif
  • Biasanya diperoleh beberapa minggu setelah vaksinasi dan berguna sebagai tindak pencegahan terhadap beberapa penyakit, misalnya batuk rejan (pertusis), cacar (variola), hepatitis, polio, difteri, dan campak.
  • Kekebalan tersebut dapat bertahan sampai bertahun-tahun bahkan ada yangseumur hidup.
Imunitas pasif

  • dilakukan dengan cara memasukkan antiboditertentu dalam bentuk serum, yaitu plasma darah yang sudah tidakmengandung fibrinogen. 
  • Dalam hal ini tubuh kita berperan aktif untukmendapatkan kekebalan tersebut. 
  • Kekebalan yang diperoleh dengan cara ini biasanya bersifat sementara, yaitu berkisar dari beberapa minggu sampai beberapa bulan
18. Apa itu serum

SERUM

  • Serum yang mengandung antibodi diperoleh dari manusia atau hewan,seperti kuda dan kelinci yang tubuhnya telah diberi antigen dari kumanpenyakit tertentu.
  • Beberapa serum yang telah lama dikenal, misalnya serumyang mengandung antibodi terhadap kuman tetanus, difteri, campak,gondong, cacar, dan rabies. Imunitas pasif dapat juga berasal dari tubuh ibuyang masuk ke tubuh fetus melalui plasenta..
  • Hal ini sangat penting untukmelindungi bayi pada minggu-minggu pertama kelahiran terhadap beberapapenyakit.
  •  Zat antibodi dapat juga diberikan dari ibu yang baru melahirkanmelalui air susunya  
19. Apa saja pertahan tubuh itu ?

TENTARA TUBUH
  • Sebagai makhluk hidup, manusia akan mengalami kontak denganmakhluk hidup lain yang ada di sekelilingnya.
  • Kontak yang biasa terjadi yaitu dengan mikroorganisme danparasit, tetapi tubuh manusia telah dilengkapi dengan sistempertahanan tubuh.
  • Sel darah putih berperan karena bersifat  fagosit , dapat melawan bibit penyakit yang masuk ke dalam tubuh.
  • Limfosit berperan membentuk antibodi, demikian pula plasmadarah yang dialirkan khusus dalam pembuluh limfe menghasilkanantibodi.
  • Selain limfosit, monosit juga memproduksi makrofag untukmencegah zat asing yang masuk ke dalam tubuh.
  • Ada yang lainnya juga, di antaranya sel kupffer, beta lysin, Lysozime, dan interferon.
  • Semua antibodi tersebut berperan melawan antigen.
  • Pertahanan tubuh selanjutnya disebut imunitas, dan upayamembangkitkan pertahanan tubuh disebut imunisasi. Imunisasiterdiri atas imunisasi alami dan imunisasi buatan.
  • Imunisasi buatandilakukan melalui vaksinasi
20. Jelaskan detail tentang Vaksinasi


  • Antigen / Immunogen adalah zat-zat asing yang pada umumnya merupakan protein yang berkaitan dengan bakteri dan virus yang masuk ke dalam tubuh. 
  • Beberapa berupa olisakarida atau polipeptida, yang tergolong makromolekul dengan BM > 10.000. 
  • Antigen bertindak sebagai benda asing atau nonself oleh seekor ternak dan akan merangsang timbulnya antibodi.
  • Sedangkan Antibodi / Immunoglobulin adalah molekul protein yang dihasilkan oleh sel plasma sebagai akibat interaksi antara limfosit B peka antigen dan antigen khusus. 
  • Antibody memiliki kemampuan berikatan khusus dengan antigen serta mempercepat penghancuran dan penyingkirannya. 
  • Antibody terdapat dalam berbagai cairan tubuh tetapi terdapat dalam konsentrasi tertinggi dan termudah diperoleh dalam jumlah yang banyak untuk analisis dari serum darah.
NOTE
  • Apabila ada antigen masuk ke dalam tubuh maka tubuh akan terangsang dan memunculkan suatu respon awal yang disebut sebagai respon imun primer. 
  • Respon ini memerlukan waktu lebih lama untuk memperbanyak limfosit dan membentuk ingatan imunologik berupa sel-sel limfosit yang lebih peka terhadap antigen. 
  • Kalau antigen yang sama memasuki tubuh kembali maka respon yang muncul dari tubuh berupa respon imun sekunder. 
  • Respon ini muncul lebih cepat , lebih kuat dan berlangsung lebih lama daripada respon imun primer. 
  • Dari sinilah muncul adanya imunisasi / vaksinasi.
Apa itu Immunisasi  ? 
  • Imunisasi adalah cara untuk membuat ternak kebal terhadap penyakit menular. 
  • Imunisasi dibagi menjadi dua macam yaitu imunisasi pasif dan imunisasi aktif. 
  • Kedua macam imunisasi tersebut berbeda dalam beberapa aspek berdasarkan cara memperolehnya, sifat resistensi yang dihasilkan, cepat – lambatnya kemunculan antibodi maupun katabolismenya.

  • Imunisasi aktif adalah suatu usaha untuk mendapatkan kekebalan tubuh pada ternak melalui pemberian antigen pada ternak sehingga ternak menanggapinya dengan meningkatkan tanggap kebal protektif berperantaraan sel atau antibodi atau keduaduanya. 
  • Pada imunisasi aktif, kekebalan tidak terbentuk secara cepat, namun sekali terbentuk akan bertahan lama dan terbentuk sel ingatan, sehingga memiliki kemampuan perangsangan ulang. Imunitas aktif bisa diperoleh melalui infeksi alami atau buatan dengan vaksinasi. 
  • Imunitas aktif bisa dirusak oleh sesuatu yang berdampak negative terhadap sistim kebal humoral maupun seluler yang mengakibatkan hilangnya kemampuan tubuh ternak berespon terhadap antigen.

Vaksin diklasifikasikan menjadi dua klas, yaitu vaksin hidup dan vaksin mati. Vaksin hidup berisi mikroorganisme yang telah dilemahkan virulensi (keganasannya). Pengurangan virulensi dikenal dengan istilah atenuasi (perlemahan). Cara atenuasi yang sederhana terhadap bakteri untuk keperluan vaksinasi adalah dengan pemanasan bakteri sampai tepat di bawah titik kematian atau memaparkan bakteri pada bahan kimia penginaktif sampai batas konsentrasi subletal. Menumbuhkan bakteri pada medium yang tidak cocok untuk pertumbuhannya, contohnya : Vaksin kolera unggas (Pasteurella multocida) oleh Pasteur ditumbuhkan di bawah keadaan yang kekurangan zat makanan. Cara etenuasi terhadap virus adalah dengan membiakkan pada spesies yang tidak sesuai untuk tumbuhnya, contoh : virus rinderpest yang patogen terhadap sapi, dilemahkan dengan menumbuhkannya pada kambing.

Baik vaksin hidup maupun vaksin mati memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Kelebihan vaksin hidup antara lain adalah kekebalan yang dihasilkan sama dengan kekebalan yang diperoleh karena infeksi alami. Merangsang pembentukan antibodi yang lebih tahan lama dan juga memberi perlindungan pada pintu-pintu masuk antigen dan tidak perlu adjuvan. Kekurangan vaksin hidup, antara lain adalah adanya bahaya pembalikan menjadi lebih virulen selama multiplikasi antigen dalam tubuh ternak yang divaksin. Penyimpanan dan masa berlaku vaksin yang terbatas, dperlukan stabilisator dalam penyimpanan. Tingginya resiko tercemar dengan organisme yang tidak diinginkan.

Kelebihan vaksin mati dibandingkan vaksin hidup antara lain adalah tidak menyebabkan penyakit akibat pembalikan virulensi dan mudah dalam penyimpanan. Kekurangan vaksin mati, antara lain adalah perlu perhatian yang luar biasa pada saat pembuatan guna memastikan bahwa tidak tersisa virus virulen aktif di dalam vaksin. Kekebalan berlangsung singkat, sehingga harus ditingkatkan kembali dengan pengulangan vaksinasi yang mungkin menimbulkan reaksi-reaklsi hipersensitifitas. Pemberian secara parenteral memberikan perlindungan yang terbatas. Resistensi local pada pintu-pintu masuk alamiah/multiplikasi utama infeksi virus tidak terjadi. Memerlukan adjuvan untuk meningkatkan antigenisitas yang efektif.

Adanya kegagalan vaksinasi menyebabkan angka morbiditas ternak yang tinggi, penurunan produksi dan tingginya biaya yang harus dikeluarkan. Beberapa factor yang menyebabkan kegagalan vaksinasi adalah menyangkut life span vaksin, cara vaksinasi, antibodi maternal, kemampuan membentuk antibodi pada ternak, mikotoksin dan kontaminan lain, seperti limbah industri, pupuk kimia, rodentisida, asap mobil, cat dan herbisida.

  1. Vaksin. Pembatasan life span (masa berlaku) vaksin yang sudah lewat atau kadaluwarsa menyebabkan vaksin tidak berguna apabila digunakan karena tidak akan menghasilkan imunitas yang diharapkan. Apabila temperatur pada saat penyimpanan dan transportasi vaksin di atas 4oC, maka vaksin akan kehilangan potensinya. Demikian pula vial dan bahan asal vial yang tidak memenuhi syarat. Bahan pengencer yang disediakan berkualitas rendah. Seringkali digunakan bahan pengencer berupa air sumur, air destilasi atau garam fisiologis, hal ini tidak dibenarkan. Perlu dicatat bahwa bahan pengencer yang digunakan adalah yang telah disediakan oleh pabrik pembuat vaksin. Bahan pengencer tidak boleh dicampur atau ditambahkan zat apapun.
  2. Cara Vaksinasi. Secara khusus dosis dan cara/route pemberian vaksin tertentu sudah ditetapkan oleh produsen pembuat vaksin. Apabila hal tersebut dilakukan tidak sesuai aturan maka terjadilah kegagalan vaksin. Jarum suntik dan dropper yang tidak steril dan tidak stabil akan mengurangi potensi vaksin. Salah dosis, kekurangan dosis vaksin akan menimbulkan imunitas yang kurang. Kelebihan dosis akan menimbulkan immunotolerant dan harga vaksin menjadi mahal. Bahan pengencer yang tidak steril menjadikan vaksin tidak murni lagi. Kadang-kadang peternak menggunakan bahan pengencer berupa air ledeng yang mengandung chlorin, sehingga vaksin kurang menghasilkan potensi antigenisitasnya dan menyebabkan timbulnya antibodi yang kurang. Route pemberian vaksin yang sering digunakan antara lain : intra muskuler (injeksi serabut otot), tetes hidung (intra nasal), tetes mata (intra oculer), subkutan (di bawah kulit). Route pemberian vaksin harus dilakukan sesuai petunjuk produsen vaksin. Kesalahan route pemberian vaksin menyebabkan potensi imunitas yang dihasilkan kurang memuaskan. Jadwal pemberian vaksin seringkali tidak diperhatikan peternak. Beberapa vaksin harus diulang pemberiannya dan dikenal dengan istilah booster. Apabila rangkaian pemberian vaksin yang mungkin terdiri dari booster I dan booster II dan seterusnya tidak lengkap dilakukan , maka imunitas yang diharapkan tidak akan tercapai.
  3. Antibodi Maternal. Antibodi maternal adalah antibodi yang berasal dari induk yang diturunkan kepada anak, kalau pada ayam melalui kuning telur pada waktu telur masih ada di ovarium. Kegunaan antibodi tersebut adalah untuk ketahanan tubuh anak terutama pada awal-awal kehidupannya. Antibodi ini diperoleh secara pasif. Vaksinasi yang dilakukan pada saat antibodi maternal masih ada dalam darah sirkulasi, artinya belum secara total dikatabolisme, maka vaksin yang diberikan akan percuma, karena dinetralisir oleh antibodi maternal.
  4. Cold Storage (pendingin). Vaksin harus dipertahankan tetap dingin dari mulai dikeluarkan oleh pabrik pembuat sampai pada saat akan diberikan kepada ternak. Vaksin dan bahan pengencer kadang-kadang menjadi satu tempat, akan tetapi kadang juga terpisah dengan temperatur penyimpanan yang berbeda, hal ini tergantung dari pabrik pembuat vaksin. Tindakan yang lebih hati-hati adalah apabila selama transportasi vaksin ditempatkan di ice box sehingga temperature yang rendah dapat selalu dipertahankan.
  5. Kemampuan Membentuk Antibodi. Vaksin yang diberikan akan berhubungan langsung dengan status imun ayam yang menerima vaksin. Immunocompetence adalah istilah yang dipakai untuk menyatakan kemampuan membentuk antibody yang dimiliki oleh ternak. Immunocompetence sangat dipengaruhi oleh factor kongenital (bawaan lahir) dan faktor lingkungan. Faktor kongenital yang banyak berperan adalah organ-organ limfoid, yang terdiri atas : bursa fabricius pada ayam, thymus, lien yang akan menghasilkan sel-sel limfosit. Bursa fabricius merupakan tempat pendewasaan dan deferensiasi sel-sel limfosit B yang berperan dalam antibodi humoral, sedangkan thymus berperan sebagai tempat pendewasaan sel-sel limfosit T yang berperan bagi pembentukan antibody seluler. Apabila ada gangguan pembentukan antibodi oleh organ-organ limfoid di atas maka kekebalan tubuh yang terbentukpun akan terganggu. Faktor lingkungan yang berperan menentukan immunocompetence ternak adalah status nutrisi dan penyakit. Nutrisi yang jelek terutama kandungan protein yang rendah akan menurunkan immunocompetence. Temperatur yang tinggi dan tingginya curah hujan juga akan menyebabkan stress pada ternak yang akan menurunkan juga immunocompetence. Penyakit-penyakit strategis pada ayam yang sering menyebabkan hambatan imunitas (immunocompetence) adalah IBD (gumboro) dan ND.
  6. Mikotoksin (racun dari jamur) dalam pakan. Adanya mikotoksin yang masuk ke dalam tubuh ternak bersama dengan biji-bijian pakan ternak akan menyebabkan keracunan dan menurunkan immunocompetence. Mikotoksin mudah berkembang pada lingkungan dengan temperatur tinggi dan kelembaban yang tinggi pula, seperti di negara-negara tropis, termasuk Indonesia.
  7. Kontaminan pakan. Pestisida yang mencemari biji-bijian pakan diindikasikan sebagai salah satu faktor penyebab rendahnya immunocompetence. Hal ini berkaitan dengan efek pestisida yang menyebabkan limfositoksik (keracunan pada sel-sel limfosit). Hal ini akan menyebabkan kegagalan vaksinasi. Logam berat, seperti Cu, Cd dan Pb seringkali mencemari pakan. Logam-logam tersebut berasal dari limbah industri, pupuk kimia, rodentisida, asap mobil, cat dan herbisida yang mencemari udara, air dan pakan. Apabila pakan tercemar tersebut masuk ke tubuh ternak maka hal ini merupakan faktor penghambat imunitas ternak.
Beberapa tindakan untuk mengatasi kegagalan program vaksinasi yang perlu diketahui adalah
  1. vaksin harus diperoleh dari sumber terpercaya, periksa batas waktu pemakaian dan pilih vaksin yang masih panjang batas waktu pemakaiannya
  2. selama transportasi vaksin, hindarkan vaksin dari kontaminasi dan cahaya matahari. Tindakan yang paling aman adalah menyimpan vaksin dalam termos atau ice box
  3. apabila vaksin disimpan, usahakan temperatur penyimpanan sesuai petunjuk pabrik. Baca secara hati-hati petunjuk penyimpanan. Kadang-kadang antara vaksin dengan pengencernya terpisah dan harus harus disimpan pada temperatur yang berbeda
  4. vaksinasi dilakukan saat udara dingin, yaitu pada pagi hari atau sore hari untuk mencegah stres 
  5. monitoring kualitas pakan, jangan sampai mengandung mikotoksin, karena mikotoksin dengan kadar 30 ppb akan menunrunkan immunocompetence 
  6. pada vaksin yang dicampur air minum, maka perhitungan volume air yang digunakan harus tepat, hal ini disesuaikan dengan umur ayam dan kondisi iklim, karena konsumsi air bervariasi tergantung cuaca dan umur. Air yang mengandung chlor atau desinfektan, harus dihindari. Vial vaksin harus dibuka di dalam air minum untuk menghindari kontaminasi udara 
  7. dianjurkan diberi obat cacing pada ayam grower dan finisher, kira-kira seminggu sebelum vaksinasi untuk mencapai hasil yang optimal 
  8. bisa diberikan adjuvant atau immunomodulator untuk mencapai immunocompetence yang diharapkan.

Komponen individu yang terdapat dalam vaksin dan vaksinasi
  1. Active components ( antigen )
  2. Adjuvants (Adjuvants are used to enhance the immune response to a vaccine. They include various aluminium salts such as aluminium hydroxide, aluminium phosphate and potassium aluminium sulphate (alum).
  3. Diluents (A diluent is a liquid provided separately and used to dilute a vaccine to the proper concentration prior to administration. This is usually sterile saline or sterile water.
  4. Stabilisers (Additives are used as stabilisers and help maintain a vaccine’s effectiveness by keeping the antigen and other vaccine components stable during storage.
  5. Preservatives (Preservatives are used to prevent fungal and/or bacterial contamination of vaccines, and are present in some but not all vaccines.
  6. Trace components (Trace components are the remaining minute quantities of substances that have been used in the early stages of the production process of individual vaccines.
21. Apa itu Autoimmun berikan penjelasan Detail ?


  • Penyakit  autoimun merupakan penyakit sistem imun, baik secara humoral (antibodi) maupun imutas sel perantara, yang menghasilkan kerusakan jaringan oleh reaksi terhadap antigen sendiri. perbedaan pengenalan antigen dalam sistem sangat besar sehingga mempu mengenali antigen sendiri dan menggadakan reaksi melawan antigen tersebut. pada individu normal, walaupun pengenalan antigen sendiri oleh klon limfosit tidak terjadi, suatu respon autoimun yang merugikan tetap diawasi oleh mekanisme kontrol yang aktif dalam sistem imun. penyakit autoimun terjadi ketika mekanisme kontrol ini mengalami kerusakan.
  • Autoimunitas, suatu proses kompleks dimana sistem imun pasien  menyerang selnya sendiri. Pada penyakit autoimun, sel-T menganggap sel tubuhnya sendiri sebagai antigen asing dan berusaha mengeluarkannya dari tubuh. Diantara kejadian tersebut terjadi stimulasi limfosit sel B untuk menghasilkan antibodi, suatu molekul yang dibentuk untuk menyerang antigen spesifik. Ketika antibodi tersebut menyerang sel tubuhnya sendiri, maka disebut autoantibodi. Sel B menghasilkan sitokin. Sitokin tertentu  disebut interleukin, seperti IL 10 dan IL 6, memegang peranan penting dalam pengatur sekresi autoantibodi oleh sel B.
  • Pada sebagian penyakit autoimun, antinuklear antibodi (ANA) adalah antibodi spesifik yang menyerang nukleus dan DNA  sel yang sehat. Terdapat dua tipe ANA, yaitu anti-doule stranded DNA (anti-ds DNA) yang memegang peranan penting pada proses autoimun dan anti-Sm antibodies yang hanya spesifik untuk pasien SLE.Dengan  antigen yang spesifik, ANA membentuk kompleks imun yang beredar dalam sirkulasi sehingga pengaturan sistem imun terganggu yaitu berupa gangguan klirens kompleks imun besar yang larut, gangguan pemrosesan kompleks imun dalam hati, dan penurunan uptake kompleks imun  oleh ginjal. Sehingga menyebabkan terbentuknya  deposit kompleks imun di luar sistem fagosit mononuklear. Kompleks ini akan mengendap pada berbagai macam organ dan menyebabkan terjadinya fiksasi komplemen pada organ tersebut dan aktivasinya menghasilkan substansi yang menyebabkan radang. Reaksi radang inilah yang menyebabkan keluhan pada organ yang bersangkutan.
Auto-antibodi
  • Auto-imunisasi tampaknya cukup sering terjadi, sejak diketahui bahwa banyak orang mempunyai kadar antibodi yang rendah yang bersirkulasi dalam DNA inti, sel ventrikel parietalis , dan tiroglobulin. bagaimanapun, konsentrasi antibodi yang tinggi dari auto-antibodi tersebut sangat erat hubunganya dengan terjadinya penyakit autoimun. sebagai contoh, penderita dengan konsentrasi antibodi yang tinggi pada tiroglobulin dan sel epitel tiroid sering mempunyai hipotiroidisme yang disebabkan oleh tiroiditis hashimoto.
  • Pada beberapa kasus, infeksi mikrobial menyebabkan sistem imun memproduksi antibodi yang bereaksi silang dengan antigen sendiri. sebagai contoh, streptococcus piogenes mengandung antigen tertentu yang serupa dengan antigen dalam miokardium normal.. jadi, antibodi yang timbul untuk pertahanan melawan infeksi streptococcus dapat mengadakan reaksi silang dengan miokardium sehingga demam reumatik.
Autoimunitas sel perantara
  • Dari tes invitro ditemukan suatu bukti bahwa pada penyakit autoimun tertentu, klon limfosit T yang muncul mengenal antigen sendiri. tampaknya imunitas sel perantara ikut berperan dalam terjadinya kerusakan jaringan pada penyakit, seperti serangan diabetes melitus juvenil; limfosit tertimbun dalam pulau langerhans suatu terjadi penyakit
Klasifikasi
  1. Auto antibody/sel T autoreaktif dengan spesifitas untuk orang yang terkena ditemukan pada penyakit
  2. Autoantibodi dan sel T ditemukan di jaringan dengan cedera
  3. Ambang autoantibody atau respon sel T menggambarkan aktifitas penyakit
  4. Penurunan respon autoimun memberikan perbaikan penyakit
  5. Transfer antibody atau sel T ke pejamu sekunder menimbulkan penyakit autoimun pada resipienImunitas dengan autoantigen dan kemudian induksi respon autoimun menimbulkan penyakit

Faktor penyebab autoimun
  • Infeksi dan kemiripan molekuler 
Sequestered antigen
  • Adalah antigen sendiri yang karena letak anatominya, tidak terpajan dengan sistem imun. Pada keadaan normal sequestered antigen tidak ditemukan sistem imun. Perubahan anatomik dalam jarinagn seperti inflamasi (sekunder oleh infeksi, kerusakan iskemia atau trauma) dapat memajankan sequestered antigen dengan sistem imun yang tidak terjadi pada  keadaan normal.
  • Kegagalan autoregulasi. Regulasi imun berfungsi untuk mempertahankan homeostasis. Gangguan dapat terjadi pada presentasi antigen, infeksi yang meningkatkan respons MHC, kadar sitokin yang rendah (misalnya TGF-beta) dan gangguan respons imun terhadap IL-2. Pengawasan beberapa sel autoreaktif diduga bergantung pd sel Ts atau Tr. Bila terjadi kegagalan sel Ts atau Tr, maka sel Th dapat dirangsang sehingga menimbulkan autoimunitas.
Aktivasi Sel B poliklonal.
  • Autoimunitas dapat terajdi oleh karena aktivasi sel B poliklonal oleh virus (EBV), LPS (Lipopolisakarida) dan parasit malaria yang dapat merangsang sel B secara langsung yang menimbulkan autoimunitas. Antibodi yang terbentuk terdiri dari berbagai autoantibodi.
Obat-obatan
  • Antigen asing dapat diikat oleh permukaan sel dan menimbulkan reaksi kimia dengan antigen permukaan sel tersebut yang dapat mengubah imunogenitasnya. Trombositopenia dan anemia merupakan contoh penyakit umum dari penyakit autoimun yang dicetuskan obat
Faktor keturunan
  • Penyakit autoimun mempunyai persamaan predisposisi genetik. Bagaimana hal tersebut diturunkan,umumnya kompleks dan diduga terjadi atas pengaruh beberapa gen. 
Mekanisme penyakit autoimun
  • Karena sel T-helper mengendalikan imunitas selular maupun humoral, sel T regulator (Treg) sangat penting untuk menghambat terjadinya autoreaktif dari sel-sel yang lolos dari negative selection. toleransi sel T-helper dianggap sangat penting bagi pencegahan penyakit autoimun. 
  • Ada lebih dari satu jalur yang memungkinkan toleransi dapat dipintas, dan semua jalur tersebut meliputi  kombinasi gen  suseptibilitas serta pemicu dari lingkungan (khususnya infeksi).
  • Peranan gen suseptibilitas. meskipun penyakit autoimun yang multipel sangat berkaitan dengan alel HLA yang spesifik, tetapi ekspresi molekul HLA tertentu tidak dengan sendirinya menjadi penyebab autoimunitas. Defek pada jalur yang secara normal akan mengatur toleransi sentral atau perifer  juga ikut terlibat; jadi, defek pada jalur Fas-fasL atau molekul-molekul lain yang terlibat dalam proses kematian yang ditimbulkan oleh aktivasi dapat mencegah apoptosis sel T autoreactif. Perkembangan sel T regulator yang cacat atau ekspresi antigen sendiri yang cacat oleh epitelium kelenjar timus juga merupakan jalur yang dapat dipintas toleransi. sebagian besar penyakit autoimun pada manusia memiliki pola suseptibilitas / kerentanan yang kompleks, multigenik, dan tidak dapat dikaitkan hanya dengan mutasi gen yang tunggal.
  • Peranan infeksi. Onset banyak penyakit autoimun secara temporer berkaitan dengan infeksi. Hal ini dapat terjadi karena infeksi meningkatkan ekspresi molekul kostimulator pada APCs dan mengatasi jalur toleransi perifer. infeksi dapat pula mengganggu toleransi lewat mimikri molekular di tempat agen penyebab infeksi berbagai epitop dengan anigen sendi; karena itu, respons imun terhadap epitop tersebut dapat pula merusak jaringan tubuh yang normal. Jejas jaringan yang terjadi dalam proses respons terhadap infeksi dapat mengubah struktur antigen sendiri atau melepaskan antigen sendiri yang normal; molekul-molekul ini dapat mengaktifkan sel-sel T yang tidak toleran terhadap antigen yang sudah berubah atau terhadap antigen  tersembunyi sebelumnya. Begitu terinduksi, penyakit autoimun cenderung bersifat progresif (sekalipun dalam perjalanannya akan terjadi beberapa relaps atau remisi). Mekanisme yang penting untuk terjadinya persistensi dan evolusi autoimunitas adalah fenomena penyebaran epitop. Struktur molekuler antigen sendiri tertentu normalnya mencegah pemajanan beberapa epitop sendiri terhadap sel-sel T yang berkembang. Dengan demikian, sel-sel T tidak dibuat toleran terhadap epitop yang bersifat kriptic tersebut. Akan tetapi, jika epitop tersebut dapat dikenali dalam kehidupan pascanatal akibat perubahan molekuler pada antigen sendiri, sel T yang reaktif terhadap epitop semacam ini dapat menimbulkan autoimunitas yang persisten. Fenomena tersebut dinamakan penyebaran epitop karena respons imun “menyebar” kepada determinan yang pada awalnya tidak dikenali (mitchel et al, 2006).
  • Kerusakan pada penyakit autoimun terjadi melalui antibodi (tipe II dan III), Tipe IV yangmengaktifkan sel CD4+ atau sel CD8+ . Kerusakan organ dapat juga terjadi melalui autoantibody yang mengikat tempat fungsional self antigen seperti reseptor hormon, reseptor neurotransmitor dan protein plasma
  •  Karena kegagalan toleransi 
  • Sistem Toleransi diri sendiri (self tolerance ) : Kemampuan untuk mengenal yang mana yang harus diserang.
  • Forbiden Clon Theory (Teori clon terlarang)
Sequesterred.
  • Sequestered antigen merupakan self-antigen yang terlindungi dari respon imun karena letak anatominya dalam tubuh yang terlindungi. Perubahan antomik seperti inflamasi (sekunder oleh infeksi, kerusakan iskemia,atau trauma) dapat memajankan sequestered antigen ini dengn system imun yang tidak terjadi pada keadaan normal.Contoh: protein lensa intraocular, sperma, dan MBP
  • Antigen Theory -> Teori antigen terasing, jaringan pada masa embrional dipaparkan pada system imun sehingga dikenal sebagai diri sendiri.
  • Toleransi Central (di timus)
  • Toleransi Perifer -> anergi (apoptosis, tapi lama ) , kematian sel yg diinduksi oleh ligan fasfas, penekanan perifer oleh sel T. Toleransi perifer gagal menyebabkan autoimun.
  • Gangguan presentasi. Kesalahan utama ada pada pengawasan stimulasi Th1 oleh sel Ts dan Tr sehingga memicu respon Th1 yang berlebihan dan mengakibatkan autoimunitas. Ekspresi MHC-II yang tidak benar Sel sehat hanya mengekspresikan MHC-I dalam kadar rendah dan tidak mengekspresikan MHC-II sama sekali. Ekspresi MHC-II yang tidak pada tempatnya akan dapat mensensitasi sel Th terhadap self-antigen.
  • Aktivasi sel B poliklonal (Abnormalitas dalam regulasi respon imun dan Pelepasan antigen yang terasing). Aktivasi sel B poliklonal biasanya dihasilkan oleh virus, bakteri, atau parasit yang mensensitasi sel B secara langsung dan menimbulkan autoimunitas.
Peran CD4 dan reseptor MHC. Penyakit autoimun dapat dipindahkan melalui sel T  CD 4 yang ditransfusikan ke tubuh oranglain. Sel T mengenal self-antigen melalui TCR dan MHC . Untuk seseorang dapat rentan dengan self-antigen maka ia harus memiliki MHC dan TCR yang mengikat self-antigen.
  • Keseimbangan Th1 dan Th2. Th1 menunjukkan peran terhadap autoimunitas sedang Th 2 melindungi terhadap induksi dan progress penyakit.
  • Sitokin pada autoimunitas . IL-1 dan TNF paling dominan. Autoimunitas terjadi akibat gagalnya mekanisme normal yang berperan untuk mempertahankan self-tolerance sel B, sel T atau keduanya. Potensi untuk autoimunitas ditemukan pada semua individu oleh karena selama perkembanganya, limfosit dapat  mengekspresikan reseptor spesifik untuk banyak self-antigen yang mudah terpajan dengan system imun. Autoimunitas terjadi oleh karena dikenalnya self-antigen yang menimbulkan aktivasi, proliferasi serta differensiasi sel autoreaktif menjadi sel efektor yang menimbulkan kerusakan jaringan (Baratawidjaja Karnen Garna, 2006). Kerusakan satu atau lebih mekanisme toleransi diri dapat membuka kesempatan serangan imunologis terhadap jaringan yang menimbulkan perkembangan penyakit autoimun.
  • Kehilangan toleransi diri. Sering dihubungkan dengan tidak adanya respon sel T helper spesifik dan tergantung penuh kepada sel B spesifik terhadap hapten.
  • Modifikasi molekul. 
  • Reaksi silang
  • Faktor genetik. Besar-kecilnya respon imun diatur oleh gen Ir. Bila gen Ir terpaut HLA.
  • Respon berlebihan terhadap berbagai alergen umum. Gen Ir di dalam regional HLA-D mungkin mengatur pengadaan autoantibodi, karena berbagai penyakit autoimun memang menunjukkan keterpautan yang erat dengan alel-alel di regional HLA-D.

Macam - macam penyakit autoimun.
  1. Penyakit autoimun menurut organ Penyakit autoimun organ spesifik. Contoh organ yang terkena penyakit autoimun adalah kelenjar tiroid, lambung dan pankreas.
  2. Penyakit autoimun non organ spesifik. Penyakit autoimun non organ spesifik terjadi karena dibentuknya antibodi terhadap autoantigen yang tersebar luas didalam tubuh misalnya anti DNA
  3. Penyakit autoimun menurut mekanisme
  4. Penyakit autoimun melalui antibody
  5. Anemia hemolitik autoimun(AHA)
  6. Miastenia gravis A dalah penyakit kronis yang disebabkan gangguan dalam transmisi neuromuskuler. Timbulnya miastenia gravis berhubungan dengan timus, Umumnya penderita ini menunjukkan timoma atau hipertrofi timus dan bila kelenjar timus diangkat, penyakit kadang-kadang dapat menghilang.
  7. Tirotoksikosis (penyakit grave, hipertiroidism) ditimbulkan oleh produksi hormon tiroid (tiroxin) yang berlebihan. Gambaran klinik dan patologinya adalah lemas, gelisah, keringat berlebihan, palpitasi, berat badan menurun dan tidak tahan panas (heat intolerance).
  8. Anemia pernisiosa ditimbulkan defek pematangan sel darah merah karena gangguan absorbs vitamin B12 dengan keluhan lemas, pucat, tidak nafsu makan dan berat badan menurun.
 Penyakit autoimun menurut antigen antibody
  1. Lupus eritematosus sistemik(SLE)
  2. Artritis reumatoid
  3. Sicca complex. Penyakit inflamasi kromis yang menyerang kelenjar eksokrin. Organ sasaran adalah epitel duktus kelenjar lakrimal dan ludah.ciri dari penyakit ini adalah matakering (keratokonjungtiva sicca) dan kulit kering( xerostomia).
  4. Sindrom good pastured adalah penyakit paru dan ginjal yang jarang tetapi progresif.
  5. Demam reuma adalah gejala sisa nonsupuratif dari penyakit streptokok A, biasanya berupa faringitis yang bermanifestasi 2-4 minggu pasca infeksi akut. Gambaran klinis yaitu artritis, karditis, chorea ( gerakan tidak terkontrol, tidak teratur dari otot muka, lengandan tungkai).
  6. Sindrom pasca perikardiotomi dan sindrom pasca infark miokard (penyakit dressler) berupa inflamasi akut yang terjadi sesudah terjadi kerusakan pada jaringan jantung.
  7. Skleroderma penyakit yang kronis, proresif, menimbulkan cacat. Cirinya ialah peningkatan endapan kolagen dikulit dan kadang diorgan internal.
  8. Trombositopenia idoplastik (TSI) ditimbulkan oleh antibody yang merusak trombosit. Gambaran klinis adalah perdarahan pada gusi dan saluran gastrointestinal dan kencing.
  9. Penyakit bulosa( vesikuler) penyakit kulit kronis yang terjadi karena dekstruksi jembatan-jembatan interselular (dermosom) yang menggangu kohesi epidermis
Penyakit autoimun menurut reaksi selular
  1. Sklerosis multipel adalah penyakit neuromuskuler yang sering menunjukkan relaps dengan periode eksaserbasi dan remisi yang terjadi lebih sering pada wanita dibanding pria.
  2. Ensefalomielitis diseminasi akut (EMDA), dapat terjadi setelah diberikan vaksinasi (rabies, campak dan influenza)
  3. Sindrom gullian barre( polineuritis idiopatik akut)
  4. Goiter (pembesaran kelenjar tiroid)
  5. Penyakit autoimun melalui mekanisme selular dan humoral
  6. Diabetes melitus tipe I ( insulin dependent diabetes melitus/IDDM,juvenile DM), terjadi akibat detruksi imunologik sel beta dari sel langerhans pangkreas yang memproduksi insulin.
  7. Tiroiditis kronis ( tiroiditis hashimoto) adalah penyakit tiroid yang terutama mengenai wanita pada usia 30-50 tahun.
  8. Polimiositis-dermatomiositis merupakan penyakit inflamsi akut dan kronis dari otot-otot (polimiositis) yang sering mengenai kulit (dermatomiositis). 

PILIHAN GANDA

1.    Batuk, bersin, mukosa dan keringat adalah respon kekebalan nonspesifik sebagai pertahanan tubuh tingkat ….
a.    Pertama
b.    Kedua
c.    Ketiga
d.    Keempat
e.    Kelima

2.    Antibodi pada tubuh manusia dibentuk oleh ….
a.    Monosit
b.    Eosinofil
c.    Neutrofil
d.    Limfosit
e.    Basofil

3.    Reaksi imunisasi ketika virus atau bakteri menginfeksi tubuh, yaitu terjadinya reaksi antara ….
a.    Antibodi – imunoglobin
b.    Limfosit – virus
c.    Antibodi – antigen
d.    Leukosit – bakteri
e.    Antigen – imunogen

4.    Organ penghasil antibodi di dalam tubuh adalah ….
a.    Tulang selangka
b.    Kelenjar tiroid dan paratiroid
c.    Kelenjar pankreas
d.    Kelenjar timus dan sumsum tulang
e.    Hipotalamus dan sumsum tulang

5.    Tipe antibodi yang paling banyak ditemukan di peredaran darah adalah ….
a.    UgM
b.    UgD
c.    IgA
d.    IgE
e.    IgD

6.    Limposit T berfungsi untuk ….
a.    Memfagosit mikroba patogen
b.    Mematangkan limfosit B
c.    Melawan bakteri dan racunnya
d.    Menghasilkan antibodi
e.    Membantu limfosit B menghasilkan antibodi

7.    Makrofag berasal dari sel darah putih jenis ….
a.    Limfosit
b.    Monosit
c.    Eosinofil
d.    Basofil
e.    Neutrofil

8.    Interferon berfungsi untuk ….
a.    Menghasilkan antibodi
b.    Menghasilkan antigen
c.    Mencegah replikasi virus
d.    Mencegah infejsi bakteri
e.    Menghasilkan imunoglobulin

9.    Tubuh kita tidak mudah terkena infeksi berbagai patogen yang masuk bersama makanan karena ….
a.    Air ludah mengandung ptialin
b.    Patogen dalam makanan akan diserang oleh limfosit
c.    Adanya tonsil dipangkal mulut
d.    Patogen hancur melalui pencernaann mekanis
e.    Lambung menghasilkan HCl dan enzim pencerna protein

10.    Imunisasi untuk mencegah penyakit TB (tuberkulosis) adalah ….
a.    BCG
b.    TT
c.    DPT
d.    Polio
e.    Campak

11.    Hal-hal berikut yang menyebabkan adanya kekevalan bawaan pada manusia, kecuali ….
a.    Adanya sel darah putih yang mampu bersifat fagosit
b.    Adanya HCl dalam lambung
c.    Adanya hemoglobin dalam eritrosit
d.    Daya tahann kulit terhadap invasi organisme
e.    Adanya senyawa tertentu dalam darah yang mampu menyerang organisme asing

12.    Pemberian vaksin pada tubuh seseorang merupakan salah satu cara mendapatkan kekebalan ….
a.    Pasif alami
b.    Pasif buatan
c.    Autoimun
d.    Aktif alami
e.    Aktif buatan

13.    Vaksin yang berupa organisme yang telah dilemahkan dipakai untuk vaksinasi penyakit-penyakit berikut ini, kecuali ….
a.    Cacar
b.    Campak
c.    Poliomielitis
d.    Demam kuning
e.    Difteri

14.    Autoimunitas berbahaya karena ….
a.    Sel limfosit tidak dapat menghasilkan antibodi
b.    Sel limfosit menyerang sel-sel tubuh
c.    Sel fagosit menyerang sel-sel tubuh
d.    Sel limfosit rusak oleh vitus atau bakteri

15.    Perhatikan data penyakit berikut:
1)    Alergi
2)    Lupus
3)    AIDS
4)    Kanker
5)    Tuberkulosis
6)    Anemia pernisiosa
Berikut ini yang bukan merupakan penyakit pada sistem imunitas adalah ….
a.    1) dan 3)
b.    2) dan 4)
c.    5) dan 6)
d.    1) dan 4)
e.    4) dan 5)



Sisa-sisa pembongkaran protein pada urin yang normal berupa :
a. air, urea, amonia
b. zat warna empedu
c. garam-garam mineral
d. vitamin B, C, dan hormon

2. Penderita Diabetes Insipidus menghasilkan urin 30 kali lebih banyak dari orang normal. Hal ini disebabkan karena :
a. kekurangan insulin
b. kekurangan antidiuretik
c. bakteri Streptococcus
d. batu ginjal

3. Kulit selain berfungsi sebagai alat pengeluaran, juga berfungsi sebagai :
a. pelindung tubuh, indera peraba, pro vitamin C
b. indera peraba, penyimpan lemak, pengatur suhu tubuh
c. pengatur suhu tubuh, pro vitamin D, indera perasa
d. pelindung tubuh, pengatur suhu tubuh, pro vitamin A

4. Bagian dalam ginjal yang berperan dalam proses reabsorbsi adalah :
a. lengkung Henle, tubulus distal, tubulus pengumpul
b. tubulus proksimal, tubulus distal, lengkung Henle
c. medulla, korteks, tubulus proksimal
d. vena, pelvis renalis, medulla

5. Sperma dihasilkan oleh organ :
a. skrotum
b. testis
c. epididimis
d. vas deferens

6. Penyakit yang dapat ditularkan oleh tingkah laku suka berganti-ganti pasangan antara pria dan wanita, kecuali :
a. gonorea, sifilis, AIDS, klamidia, trikomoniasis
b. sifilis, AIDS, klamidia, trikomoniasis, kutil kelamin
c. AIDS, klamidia, trikomoniasis, kutil kelamin, TBC
d. klamidia, trikomoniasis, kutil kelamin, herpes genitalis

7. Fungsi dendrit adalah untuk :
a. menerima rangsang
b. mengatur saraf otak
c. menghantarkan rangsang
d. menerima/menghantarkan rangsang

8. Kelainan pada sistem saraf yang mengakibatkan penderita merasa bingung, depresi, halusinasi, serta menurunnya kemampuan berpikir yang bersifat genetis adalah :
a. alzheimer
b. amnesia
c. epilepsi
d. meningitis

9. Bila ada cahaya terang maka kita akan menyipitkan mata untuk mengurangi intensitas cahaya yang jatuh ke mata. Bagian pada mata yang berfungsi mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk ke dalam mata adalah :
a. kornea
b. lensa
c. pupil
d. retina

10. Indera pembau terletak di :
a. dinding dalam rongga hidung
b. bagian depan rongga hidung
c. langit-langit rongga hidung
d. dalam rongga hidung

11. Perhatikan data berikut :
1) daun telinga
2) tulang martil
3) tulang landasan
4) tiga saluran setengah lingkaran
5) tingkap oval
6) rumah siput
7) gendang teling
8) liang telinga
Yang termasuk telinga bagian luar adalah :
a. 1, 2, 3
b. 1, 7, 8
c. 2, 3, 8
d. 4, 5, 6

12. Reseptor pada lidah yang benar, kecuali :
a. rasa manis di bagian depan lidah
b. rasa pahit di bagian pangkal lidah
c. rasa gurih di bagian bawah lidah
d. rasa asam di bagian samping kiri dan kanan lidah

13. Pasangan organisme dan cara berkembang biak yang benar adalah :
a. ketela pohon dengan biji
b. jagung dengan setek
c. kelapa dengan tunas
d. jahe dengan akar tinggal

14. Salah satu jenis reproduksi yang bertujuan untuk menghasilkan keturunan yang memiliki sifat lebih baik dari induknya adalah :
a. setek
b. mencangkok
c. menyambung
d. kultur jaringan

15. Bagian dari komponen sel yang berperan dalam pewarisan sifat adalah :
a. mitokondira
b. vakuola
c. kromosom
d. retikulum endoplasma

16. Jika suatu individu bergenotip BbCc disilangkan dengan sesamanya, maka keturunan yang begenotip BBCC berjumlah :
a. 16
b. 8
c. 3
d. 1

17. Untuk mengubah sifat makhluk hidup, maka yang perlu diubah adalah :
a. habitatnya
b. jenis makanannya
c. materi genetiknya
d. media kulturnya

18. Perbedaan mendasar antara bioteknologi konvensional dan bioteknologi modern terletak pada :
a. hasilnya
b. manfaatnya
c. bahan bakunya
d. cara mengerjakannya

19. Padi Atomita I dan Kedelai Muria merupakan contoh organisme yang dihasilkan dengan cara :
a. radiasi
b. kultur jaringan
c. kloning
d. rekombinasi gen

20. Bakteri Streptococcus termophillus dan Lactobacillus bulgaricus digunakan untuk pembuatan :
a. alkohol
b. yogurt
c. oncom
d. vaksin

ESSAY
1.    Apa yang dimaksud dengan sistem pertahanan tubuh atau sistem imun?
2.    Jelaskan pengertian dari:
a.    Sistem kekebalan spesifik
b.    Sistem kekebalan non spesifik
c.    Inflamasi
3.    Jelaskan proses peradangan bila tubuh terdeteksi bakteri!
4.    Apakan perbedaan antara kekebalan pasif alami dan kekebalan pasif buatan? Berilah contohnya!
5.    Jelaskan contoh penyakit akibat kegagalan sistem kekebalan tubuh!
 

DETAIL



Mekanisme Sistem Pertahanan Tubuh

Sistem pertahanan tubuh merupakan suatu sistem dalam tubuh yang bekerja mempertahankan tubuh kita dari serangan suatu bibit penyakit atau patogen yang masuk ke dalam tubuh.

Berdasarkan cara mempertahankan diri dari penyakit, sistem pertahanan tubuh digolongkan menjadi dua yaitu pertahanan tubuh spesifik dan nonspesefik. Beberapa lapisan pertahanan tubuh dijelaskan dalam tabel berikut.

Tabel lapisan pertahanan tubuh mulai dari permukaan kulit


1.   Sistem Pertahanan Tubuh Nonspesifik
Sistem pertahanan tubuh nonspesifik adalah sistem pertahanan tubuh yang tidak membedakan mikroorganisme patogen yang satu dengan yang lainnya, sistem ini merupakan sistem pertahanan pertama terhadap infeksi akibat masuknya mikroorganisme patogen atau benda-benda asing yang masuk ke dalam tubuh.

a.   Sistem Pertahanan Tubuh Nonspesifik Eksternal(Permukaan Tubuh)

  1. Pertahanan secara fisik : Pertahanan secara fisik dilakukan oleh lapisan terluar tubuh yaitu kulit dan membran mukosa. Lapisan terluar kulit tersusun atas sel-sel mati yang rapat sehingga menyulitkan bagi mikroorganisme patogen untuk masuk ke dalam tubuh.
  2. Pertahanan secara mekanik : Pertahanan secara mekanik seperti terjadi pada rambut hidung dan silia, rambut hidung bertugas menyaring udara dari partikel-partikel berbahaya maupun dari mikroorganisme yang kurang menguntungkan, sedangkan silia yang terdapat pada trakea berfungsi menyapu partikel-partikel berbahaya yang terperangkap dalam lendir dan keluar bersama air ludah.
  3. Pertahanan secara biologis : Pertahanan secara biologis seperti adanya populasi bakteri yang tidak berbahaya yang terdapat pada permukaan kulit dan membran mukosa, bakteri-bakteri tersebut berkompetisi dengan bakteri patogen dalam memperoleh nutrisi sehingga perkembangan bakteri patogen terhambat.
  4. Pertahanan secara kimia : Pertahanan secara kimia dilakukan oleh cairan sekret seperti keringat dan minyak yang dihasilkan oleh membran mukosa dan kulit yang mengandung zat-zat kimia yang menghambat pertumbuhan mikroorganisme, sedangkan air liur (saliva), air mata, dan sekresi mukosa mengandung enzim lizosim yang dapat membunuh bakteri, enzim lizosim dapat menguraikan dinding bakteri dan patogen dengan cara hidrolisis sehingga sel pecah dan mati.

 Sistem Pertahanan Tubuh Nonspesifik Internal

1)   Inflamasi
Inflamasi adalah respon tubuh terhadap kerusakan jaringan yang disebabkan antara lain tergores atau benturan keras. Adanya kerusakan jaringan menyebabkan patogen dan mikroorganisme lainnya dapat masuk ke dalam tubuh dan menginfeksi sel-sel tubuh. Sel-sel tubuh yang rusak akan melepaskan signal kimiawi yaitu histamin dan prostaglandin. Sel yang berfungsi melepaskan histamin adalah mastosit yang berkembang dari salah satu jenis sel darah putih yaitu basofil.

Adanya signal kimiawi berupa histamin menyebabkan terjadinya pelebaran pembuluh darah dan peningkatan kecepatan aliran darah dan menyebabkan permeabilitas pembuluh darah meningkat.

Meningkatnya permeabilitas pembuluh darah menyebabkan neutrofil, monosit, dan eosinofil berpindah dari pembuluh darah ke jaringan yang mengalami infeksi, selanjutnya neutrofil dan eosinofil mulai memakan patogen, dan monosit akan mulai bergerak menghancurkan patogen.

Neutrofil dalam darah putih merupakan yang terbanyak(sekitar 60-70%), neutrofil meninggalkan pembuluh darah dan menuju jaringan yang terinfeksi dan membunuh mikroba.

Sel monosit (sekitar 5% dari keseluruhan sel darah putih) bergerak menuju jaringan yang terinfeksi dan berubah menjadi makrofag (Big eaters) dan memakan patogen dengan cara fagositosis. Makrofag berbentuk mirip amoeba yang memiliki pseudopodia untuk menarik mikroba dan menghancurkan enzim pencernaannya. Walaupun begitu beberapa mikroba telah berevolusi dengan cara mikrofag seperti beberapa bakteri yang memiliki kapsul yang membuat pseudopodia makrofag tidak bisa menempel.

Selain neutrofil dan monosit terdapat juga eosinofil (sekitar 1,5% dari keseluruhan sel darah putih). Eosinofil memiliki aktivitas fagosit yang terbatas namun memiliki enzim penghancur dalam sitoplasmanya yang dapat menembus pertahanan cacing parasit.




Mekanisme pertahanan tubuh secara inflamasi dapat dilihat pada gambar berikut.

 

Proses pertahanan tubuh melalui inflamasi

Berdasarkan gambar diatas mekanisme pertahanan tubuh secara inflamasi dapat dijelaskan sebagai berikut.
  1. Jaringan mengalami luka dan merangsang pengeluaran histamin.
  2. Histamin menyebabkan terjadinya pelebaran pembuluh darah serta peningkatan aliran darah yang menyebabkan permeabilitas pembuluh darah meningkat, hal ini menyebabkan perpindahan sel-sel fagosit (neutrofil, monosit, dan eosinofil)
  3. Sel-sel fagosit kemudian memakan patogen. Setelah infeksi tertanggulangi, neutrofil dan sel-sel fagosit akan mati seiring dengan matinya sel-sel tubuh dan patogen. Sel-sel fagosit yang hidup atau mati serta sel-sel tubuh yang rusak akan membentuk nanah. Inflamasi mencegah infeksi ke jaringan lain serta mempercepat proses penyembuhan.


1)   Protein Antimikrobia
Terdapat protein yang berperan dalam sistem pertahanan tubuh yaitu protein komplemen yang terdiri dari sekitar 20 jenis protein. Protein komplemen bersirkulasi dalam darah dalam bentuk tidak aktif. Jika beberapa molekul dari satu jenis protein komplemen aktif, dapat memicu gelombang reaksi yang mengaktifkan gelombang komplemen yang lain.

Protein komplemen dapat membunuh bakteri penginfeksi dengan cara melubangi dinding dan membran plasma bakteri tersebut, hal ini menyebabkan ion Ca2+ keluar dari bakteri sedangkan cairan dan garam-garam diluar bakteri masuk ke dalam bakteri dan membunuh bakteri tersebut.


Cara kerja protein komplemen dalam menghancurkan bakteri

Jenis protein lain yang berperan dalam sistem pertahanan tubuh yaitu interferon yang dihasilkan dari sel-sel yang terinfeksi oleh virus. Interferon dihasilkan ketika virus memasuki tubuh melalui kulit dan selaput lendir. Interferon akan berikatan dengan sel-sel yang tidak terinfeksi dan sel-sel yang berikatan dengan interferon akan membentuk zat yang mampu mencegah replikasi.

2)   Respon tubuh terhadap Pertahanan Tubuh Nonspesifik
Akibat infeksi patogen tubuh merespon dengan terjadinya peradangan (inflamasi) dan demam. Inflamasi merupakan reaksi tubuh terhadap kerusakan sel-sel tubuh yang disebabkan oleh infeksi, zat-zat kimia, atau gangguan fisik seperti benturan atau panas, inflamasi menimbulkan rasa sakit, panas, bengkak, serta kulit yang memerah.

Respon tubuh yang lain adalah demam dimana ditandai dengan suhu tubuh yang naik. Mikroorganisme patogen, substansi asing, serta sel-sel tubuh yang mati menghasilkan zat yang disebut pyrogenexogen yang merangsang monosit dan makrofag mengeluarkan zat pyrogen-endogen yang merangsang bagian otak hipotalamus menaikan suhu tubuh sehingga timbul perasaan suhu tubuh yang meningkat.

Suhu tubuh yang tinggi mengguntungkan karena patogen akan lemah dan mati pada suhu tinggi, selain itu metabolisme, reaksi kimia, serta sel-sel darah putih akan lebih aktif dan cepat sehingga mempercepat penyembuhan walaupun menimbulkan efek seperti pusing, lesu, kejang, dan kerusakan otak permanen yang membahayakan tubuh.


2.   Sistem Pertahanan Tubuh Spesifik
Sistem pertahanan tubuh spesifik juga dikenal dengan sistem imun atau sistem kekebalan tubuh, jika patogen berhasil melewati sistem pertahanan tubuh nonspesifik maka selanjutnya harus berhadapan dengan pertahanan tubuh spesifik. Sistem pertahanan tubuh spesifik adalah pertahanan tubuh terhadap patogen tertentu yang masuk ke dalam tubuh.

a.   Struktur Sistem Kekebalan Tubuh.
Sistem pertahanan tubuh melibatkan peran limfosit dan antibodi.

1)   Limfosit
Limfosit terdiri dari dua jenis yaitu limfosit B(sel B) dan limfosit T(sel T). Dua jenis limfosit ini memiliki fungsi yang berbeda-beda, walaupun jika diamati dengan mikroskop menunjukan struktur yang sama.

a)   Sel B
Limfosit B terbentuk dan dimatangkan di dalam sumsum tulang dan masuk ke dalam aliran darah menuju jaringan limfatik. Sel B bertanggung jawab terhadap produksi antibodi sebagai kekebalan humoral. 

Sel B dapat dibedakan menjadi 3 jenis yaitu:
  1. Sel B plasma, berfungsi untuk memproduksi antibodi.
  2. Sel B pengingat, berfungsi mengingat antigen yang pernah masuk ke dalam tubuh dan menstimulasi sel Limfosit B plasma jika terjadi infeksi kedua.
  3. Sel B pembelah, berfungsi membentuk sel B plasma dan sel B pengingat dalam jumlah yang banyak serta cepat. 

b)   Sel T
Limfosit T dibentuk di dalam sumsum tulang dan menuju ke kelenjar timus untuk mengalami diferensiasi lebih lanjut, sel T berperan dalam kekebalan selular yaitu dengan menyerang sel penghasil antigen secara langsung, sel T juga turut membantu produksi antibodi oleh sel B plasma, sel T dapat dibedakan menjadi 3 jenis yaitu :
  1. Sel T pembunuh (sel T sitotoksik), berfungsi menyerang patogen dan mikroorganisme asing yang masuk ke dalam tubuh, yaitu sel tubuh yang terinfeksi.
  2. Sel T pembantu (sel T penolong) berfungsi menstimulasikan pembentukan sel T jenis lainnya serta sel B plasma, serta mengaktifkan dapat mengaktifkan makrofag untuk melakukan fagositosis.
  3. Sel T supressor, berfungsi menghentikan respon imun yaitu setelah infeksi berhasil ditanggulangi.


Antibodi

a)   Pengertian dan Fungsi Antibodi
Pada setiap mikroorganisme serta substansi asing yang masuk ke tubuh pada permukaannya terdapat senyawa protein yang berperan sebagai antigen, antigen meliputi molekul yang dimiliki oleh mikroorganisme serta substansi asing tersebut.

Antigen yang masuk ke tubuh akan menyerang tubuh untuk membentuk antibodi, antibodi adalah senyawa protein yang berfungsi melawan antigen dengan cara mengikatnya, setelah diikat antigen akan ditangkap dan dihancurkan oleh makrofag. Antibodi bekerja secara spesifik untuk suatu antigen tertentu seperti antibodi cacar hanya cocok untuk antibodi cacar.

b)   Struktur Antibodi
Pada antibodi setiap molekul tersusun atas dua macam rantai polipeptida yang identik dimana terdapat dua rantai ringan dan dua rantai berat. Keempat rantai pada molekul antibodi dihubungkan oleh ikatan disulfida dan bentuk molekulnya menyerupai huruf Y.

Pada setiap lengan dari molekul tersebut memiliki tempat pengikatan antigen. Umumnya antibodi terdiri atas sekelompok protein yang berada pada fraksi-fraksi globulin serum, fraksi-fraksi globulin serum ini dinamakan immunoglobulin atau disingkat Ig.

c)   Pengelompokan Antibodi

Terdapat lima jenis antibodi yang dimiliki manusia yaitu IgG, IgM, IgA, IgD, dan IgE. Berikut penjelasannya.
  1. IgG (Immunoglobulin Gamma), adalah kelompok immunoglobulin yang paling banyak dan sering ditemukan dalam sirkulasi. IgG dapat menembus dinding pembuluh darah dan plasenta, IgG memberikan perlindungan terhadap bakteri, virus, dan toksin serta disekresikan dalam kolostrum.
  2. IgM (Immunoglubulin-M) adalah jenis antibodi pertama yang ditemukan ketika infeksi suatu antigen, antibodi jenis ini memiliki pergiliran yang tinggi dan tidak bertahan lama, IgM dapat mengikat antigen atau patogen menjadi gumpalan atau mengaglutinasinya sehingga mudah difagositosis makrofag, IgM juga dapat memicu aktifnya protein komplemen.
  3. IgA (Immunoglobulin-A), antibodi jenis ini dapat mencegah masuknya virus melalui jaringan apitel mukosa, sistem pencernaan, pernapasan, dan saluran reproduksi. IgA ditemukan di air liur, air mata, dan kolostrum.
  4. IgE (Immunoglobulin-E) merupakan antibodi yang sedikit lebih besar dari molekul IgG dan hanya sebagian kecil dari total antibodi dalam darah. IgE memicu peradangan jika cacing parasit menyerang tubuh. IgE juga berperan dalam reaksi alergi.
  5. IgD (Immunoglobulin-D) antibodi jenis ini tidak dapat mengaktikan sistem komplemen dan tidak dapat melewati plasenta. IgD diduga berfungsi dalam diferensiasi sel limfosit B menjadi sel B plasma dan sel B memori.


Respon Kekebalan Tubuh terhadap Antigen
Respon kekebalan tubuh terhadap antigen dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu kekebalan tubuh humoral dan kekebalan tubuh seluler.

1)   Kekebalan Humoral
Imunitas humoral melibatkan aktivitas sel B dengan antibodi yang berada dalam plasma darah dan cairan limfa dalam bentuk protein. Pembentukan antibodi dipicu oleh kehadiran antigen dimana prosesnya dimulai dari sel B pembelah yang akan membentuk sel B plasma dan sel B pengingat, sel B plasma akan menghasilkan antibodi yang berfungsi mengikat antigen dimana antibodi bekerja secara spesifik terhadap antigen tertentu.

Antigen yang terikat akan mempermudah makrofag untuk lebih mudah menangkap dan menghancurkan patogen tersebut. Terdapat beberapa cara antibodi dalam menghadapi antigen yaitu :
  1. Netralisasi, yaitu antibodi memblokir tempat-tempat dimana antigen seharusnya berikatan dengan sel inang. Selain itu antibodi menetralkan bakteri beracun dengan menyelubungi bagian beracunya sehingga makrofag dapat dengan mudah memfagositnya.
  2. Penggumpalan atau aglutinasi patogen atau antigen sehingga memudahkan makrofag dalam menjalankan aktivitas fagositnya terhadap patogen.
  3. Pengendapan, yaitu dilakukan pada antigen terlarut oleh antibodi yang menyebabkan antigen terlarut tidak dapat bergerak sehingga mudah ditangkap makrofag.
  4. Antibodi bekerja sama dengan protein komplemen dimana antibodi berikatan dengan antigen akan mengaktifkan protein komplemen untuk membentuk pori atau lubang pada sel patogen.


Setelah infeksi berakhir sel B plasma akan mati, sedangkan sel B pengingat akan tetap hidup dalam waktu yang lama. Masuknya antigen atau patogen pertama kali dan serangkaian respon imun awal ini disebut respon kekebalan primer.

Seringkali antigen yang sama masuk kedua kalinya dalam tubuh, hal ini direspon sel B pengingat yang selanjutnya akan menstimulasi pembentukan sel B plasma yang akan memproduksi antibodi, respon untuk kedua kalinya ini disebut respon kekebalan sekunder dimana dalam prosesnya antibodi dalam menghadapi antigen berlangsung lebih cepat dan lebih besar dari respon kekebalan primer, hal ini dikarenakan adanya memori imunologi dalam hal ini adalah sel B pengingat, memori imunologi adalah kemampuan sistem imun untuk mengenali antigen yang pernah masuk ke dalam tubuh.

 Grafik respon kekebalan primer dan sekunder

2)   Kekebalan Selular
Kekebalan selular diprakarsai sel T yang menyerang sel-sel asing atau jaringan tubuh yang telah terinfeksi secara langsung. Ketika sel T membunuh kontak dengan antigen pada permukaan sel asing, sel T pembunuh akan menyerang dan menghancurkannya dengan cara merusak membran sel asing. Apabila infeksi telah berhasil ditangani, sel T supresor akan menghentikan respon kekebalan dengan cara menghambat kegiatan sel T pembunuh dan membatasi produksi antibodi.

Jenis-Jenis Kekebalan Tubuh

1)   Kekebalan Aktif
Kekebalan aktif adalah kekebalan yang dihasilkan oleh tubuh itu sendiri dimana jika seseorang mengalami sakit karena infeksi patogen dan tubuh merespon dengan membuat antibodi, setelah sembuh antibodi tersebut dapat bertahan lama sehingga orang tersebut menjadi kebal terhadap penyakit tersebut, seperti contoh orang yang pernah sakit cacar air tidak akan terkena penyakit tersebut untuk kedua kali. Kekebalan jenis ini dinamakan kekebalan aktif alami.

Selain itu terdapat juga kekebalan aktif buatan seperti dengan menyuntikan antigen bakteri, patogen, atau mikroba yang sudah tidak aktif cara ini dikenal dengan vaksinasi. Vaksinasi menyebabkan orang yang disuntik tersebut mendapatkan kekebalan karena tubuhnya akan membentuk antibodi.

2)   Kekebalan Pasif
Kekebalan pasif adalah kekebalan yang diperoleh setelah mendapat antibodi dari luar. Sebagai contoh kekebalan yang diperoleh bayi dari ibunya melalui air susu pertama (kolostrum) atau diperoleh bayi pada saat masih berada dalam kandungan. Kekebalan jenis ini dinamakan kekebalan pasif alami.

Sedangkan kekebalan pasif buatan diperoleh dengan menyuntikan antibodi yang diekstrak dari satu individu ke tubuh orang lain melalui serum, walaupun kekebalan pasif ini berlangsung singkat tapi berguna untuk penyembuhan secara cepat.


Gangguan pada Sistem Kekebalan Tubuh

Gangguan pada sistem kekebalan tubuh seperti sistem kekebalan tubuh dapat tidak berfungsi jika sistem ini bereaksi dengan molekul asing yang berlebihan. Beberapa contoh gangguan pada sistem kekebalan tubuh antara lain Alergi, autoimunitas dan AIDS.

1.   Alergi
Alergi adalah respon imun yang berlebihan terhadap suatu senyawa yang masuk ke dalam tubuh. Reaksi alergi disebut juga dengan anaphylaxis. Senyawa yang dapat menimbulkan alergi adalah Alergen yang dapat berupa serbuk, debu, bulu hewan, gigitan serangga, serta jenis makanan tertentu.


Alergi diawali dengan proses masuknya alergen ke dalam tubuh yang merangsang sel-sel B plasma untuk mensekresikan antibodi yang biasanya dari kelas IgE. Pada awalnya alergen yang masuk ke tubuh tidak akan menimbulkan alergi tapi pada awal alergen yang masuk akan berikatan dengan mastosit. Hal ini menyebabkan ketika alergen untuk kedua kalinya masuk ke dalam tubuh akan terikat pada antibodi IgE yang telah berikatan dengan mastosit, keadaan inilah yang menyebabkan mastosit melepaskan histamin yang memperbesar dan meningkatkan permeabilitas pembuluh darah (inflamasi). Inflamasi menyebabkan timbulnya berbagai gejala alergi seperti bersin, gatal-gatal, pusing, dan kesulitan bernapas.

2.   Autoimunitas
Autoimunitas adalah keadaan dimana sistem kekebalan tubuh membentuk antibodi untuk menyerang sel-sel tubuh sendiri seolah-olah bukan merupakan bagian dari tubuh. Autoimunitas seringkali disebabkan gagalnya proses pematangan sel T di kelenjar timus atau karena infeksi virus yang terjadi sebelum lahir yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Akibat autoimunitas banyak dijumpai kelainan-kelainan atau keabnormalan yang dapat dijumpai antara lain :
  1. Diabetes Mellitus, yaitu tipe I (insulin-dependent diabetes mellitus), dimana antibodi menyerang sel-sel beta di pankreas yang memproduksi hormon insulin sehingga menyebabkan kadar gula dalam darah tinggi.
  2. Addison’disease, penyakit ini bisa disebabkan oleh infeksi pada kelenjar adrenalin namun juga bisa disebabkan oleh antibodi yang menyerang sel-sel hormon yang menghasilkan adrenalin. Akibat yang ditimbulkannya adalah mudah merasa lelah, kehilangan berat badan, rasa perasaan yang tertekan, kadar gula darah rendah dan pigmentasi kulit yang meningkat.
  3. Mysthenia gravis, disebabkan oleh antibodi yang menyerang otot lurik. Hal ini menyebabkan dergradasi otot dan berkurangnya kemampuan otot menangkap asetilkolin (zat yang dilepaskan saraf untuk memicu kontraksi otot), misalnya terjadi pada mata dimana posisi mata menjadi tidak simetris.




Penderita Mysthenia gravis yang menyebabkan posisi mata tidak simetris

d.   Lupus erythematosus, yaitu keadaan dimana antibodi menyerang sel-sel tubuh yang lain sebagai sel asing dimana ketika kondisi tubuh melemah maka seranggan antibodi akan meningkat.



Ruam pada penderita Lupus erythematosus

e.   Multiple sclerosis,yaitu keadaan dimana antibodi menyerang jaringan saraf dan di tulang belakang dimana bagian saraf yang diserang adalah seludang mielin sebagai bagian yang melapisi sel saraf dan berperan dalam penghantaran informasi,hal ini menimbulkan berbagai gejala seperti gangguan penglihatan, pusing, depresi dan lain-lain.

3.   AIDS
AIDS (acquired Immunodeficiency Syndrome) adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus HIV (Human Immunodeficiency Virus). AIDS sendiri merupakan kumpulan dari berbagai penyakit.

AIDS disebabkan virus HIV yang menyerang sel T pembantu yang berfungsi menstimulasi sel T lainnya serta sel B plasma. Ketika virus berhasil menginfeksi sel T virus menggunakan perangkat selnya untuk menggandakan diri setelah itu menembus membran sel kemudian menginfeksi sel T yang lain. Hal ini menyebabkan kemampuan tubuh melawan kuman penyakit menjadi berkurang.


Gambar dan Struktur Virus HIV


Sel T pembantu menjadi target utama virus HIV karena pada permukaan selnya terdapat molekul CD4 sebagai reseptor, dimana infeksi dimulai ketika molekul glikoprotein (gp120) yang terdapat pada permukaan HIV menempel ke reseptor CD4. Pada orang normal jumlah sel T dalam tubuh sekitar 1000 sel/mm3 , hal ini berbeda dengan orang yang menderita AIDS dimana jumlah sel T nya hanya sekitar 200 sel/mm3.


Virus HIV yang menyebabkan AIDS dapat menular dari satu orang ke orang lain dengan banyak cara antara lain penggunaan jarum suntik secara bersamaan, transfusi darah dari penderita, serta hubungan seksual. Pada dasarnya penderita AIDS meninggal bukan karena virus HIV yang menyerangnya tapi karena melemahnya kekebalan tubuh maka beberapa penyakit bisa berakibat fatal bagi penderita AIDS, penyakit-penyakit itu seperti TBC, kanker darah, kanker, meningitis, harpes dan berbagai penyakit lainnya.

Support web ini

BEST ARTIKEL