Showing posts with label ORGANUM REPRODUKTIVUM. Show all posts
Showing posts with label ORGANUM REPRODUKTIVUM. Show all posts

Tuesday, December 14, 2010

ORGANUM REPRODUKTIVUM





Bunga (flos) atau kembang adalah struktur Reproduksi sexual pada tumbuhan berbunga
  • Bunga hanya dipunyai oleh division Magnoliophyta / Spermatophyta sub Divisi Angiospermae,
  • Tidak ditemukan di Gymnospermae , Pterydophyta atau Bryophyta
  • Pada bunga terdapat organ reproduksi ( benang sari dan putik ).
  • Bunga secara sehari-hari juga dipakai untuk menyebut struktur yang secara botani disebut sebagai bunga majemuk atau inflorescence.
  • Bunga majemuk adalah kumpulan bunga-bunga yang terkumpul dalam satu karangan.
  • Dalam konteks ini, satuan bunga yang menyusun bunga majemuk disebut floret.
  • Bunga merupakan organ generatif tanaman, hal itu disebabkan, melalui bunga akan berlanjut regenerasi tanaman baru sehingga tanaman selalu eksis dari waktu ke waktu.
Bunga terbagi menjadi dua golongan yaitu
  1. bunga lengkap (hermaphrodite dan complete flower)
  2. bunga tidak lengkap (incomplete flower).
  • Pengertian lengkap atau tidak lengkapnya bunga ditinjau dari adanya bunga jantan dan bunga betina dalam sekuntum bunga,
  • atau juga dilihat berdasarkan berfungsi atau tidaknya masing-masing organ tersebut.
  • Dalam menyiasati pemberdayaan bunga perlu diketahui sifat-sifat morfologi bunga, yang diamati bentu dan ukuran serta letak bunga, warna, bau dan jumlah benag sari serta ada tidaknya madu.
  • Disamping itu perlu diperhatikan apakah bunga hermafrodit, uniseksual, berumah satu atau berumah dua.
  • Ciri morfologi tiap organ yang menyusun bunga pada umumnya telah beradaptasi terhadap penyerbuknya.
FUNGSI BUNGA
  • Fungsi biologi bunga adalah sebagai wadah menyatunya gamet jantan (mikrospora) dan betina (makrospora) untuk menghasilkan biji.
  • Proses dimulai dengan penyerbukan, yang diikuti dengan pembuahan, dan berlanjut dengan pembentukan biji.
  • Beberapa bunga memiliki warna yang cerah dan secara ekologis berfungsi sebagai pemikat hewan pembantu penyerbukan.
  • Beberapa bunga yang lain menghasilkan panas atau aroma yang khas, juga untuk memikat hewan untuk membantu penyerbukan.
  • Manusia sejak lama terpikat oleh bunga, khususnya yang berwarna-warni.
  • Bunga menjadi salah satu penentu nilai suatu tumbuhan sebaga tanaman hias.
PEMBUNGAAN
  • Proses pembungaan mengandung sejumlah tahap penting, yang semuanya harus berhasil dilangsungkan untuk memperoleh hasil akhir yaitu biji.
  • Proses pembungaan tanaman terutama pada tanaman tahunan adalah sangat kompleks.
  • Secara fisiologis proses pembungaan ini masih sulit dimengerti, hal ini disebabkan kurangnya informasi yang tersedia.
  • Dalam perkembangannya, proses pembungaan ini meliputi beberapa tahap dan semua tahap harus dilalui dengan baik agar dapat menghasilkan panen tinggi
Menurut Elisa (2004) tahapan dari pembungaan meliputi :
  1. Induksi bunga (evokasi) Adalah tahap pertama dari proses pembungaan, yaitu suatu tahap ketika meristem vegetatif diprogram untuk mulai berubah menjadi meristem reproduktif. Terjadi di dalam sel. Dapat dideteksi secara kimiawi dari peningkatan sintesis asam nukleat dan protein, yang dibutuhkan dalam pembelahan dan diferensiasi sel.
  2. Inisiasi bunga Adalah tahap ketika perubahan morfologis menjadi bentuk kuncup reproduktif mulai dapat terdeteksi secara makroskopis untuk pertama kalinya. Transisi dari tunas vegetatif menjadi kuncup reproduktif ini dapat dideteksi dari perubahan bentuk maupun ukuran kuncup, serta proses-proses selanjutnya yang mulai membentuk organ-organ reproduktif.
  • Pada tanaman keras ternyata mempunyai periode inisiasi dan pembungaan yang sangat beragam.
  • Pada umumnya periode antara inisiasi dan pembungaan berkaitan dengan sifat tumbuhnya yang juga dipengaruhi oleh iklim.
  • Kebanyakan tanaman tropis dan subtropis mempunyai periode inisiasi bunga dan antesis yang sangat singkat.
3. Perkembangan kuncup bunga menuju anthesis (bunga mekar)
  • Ditandai dengan terjadinya diferensiasi bagian-bagian bunga.
  • Pada tahap ini terjadi proses megasporogenesis dan mikrosporogenesis untuk penyempurnaan dan pematangan organ-organ reproduksi jantan dan betina.
4. Anthesis
  • Merupakan tahap ketika terjadi pemekaran bunga.
  • Biasanya anthesis terjadi bersamaan dengan masaknya organ reproduksi jantan dan betina, walaupun dalam kenyataannya tidak selalu demikian.
  • Ada kalanya organ reproduksi, baik jantan maupun betina, masak sebelum terjadi anthesis, atau bahkan jauh setelah terjadinya anthesis.
  • Bunga-bunga bertipe dichogamy mencapai kemasakan organ reproduktif jantan dan betinanya dalam waktu yang tidak bersamaan.
5. Penyerbukan dan pembuahan
  • Tahap ini memberikan hasil terbentuknya buah muda. Detil dari proses penyerbukan dan pembuahan akan dijelaskan pada bab tersendiri.
6. Perkembangan buah muda menuju kemasakan buah dan biji
  • Tahap ini diawali dengan pembesaran bakal buah (ovarium), yang diikuti oleh perkembangan cadangan makanan (endosperm), dan selanjutnya terjadi perkembangan embryo.
  • Pembesaran buah merupakan efek dari pembelahan dan pembesaran sel, yang meliputi tiga tahap:
  1. Tahap pertama : Terjadi peningkatan penebalan pada pericarp oleh adanya pembelahan sel.
  2. Tahap kedua : Terjadi pembentukan dan pembesaran vesikel berair (juice vesicle); biasanya terjadi pada buah-buah fleshy
  3. Tahap ketiga : Tahap pematangan, biasanya terjadi pengkerutan jaringan dan pengerasan endocarp pada buah-buahan.
PENYERBUKAN






  • Penyerbukan atau polinasi adalah transfer serbuk sari/polen ke kepala putik (stigma)
  • Kejadian ini merupakan tahap awal dari proses reproduksi , setelah baru dilanjutkan dengan pembuahan 


  • Menurut Elisa (2004) penyerbukan merupakan :
    • pengangkutan serbuk sari (pollen) dari kepala sari (anthera) ke putik (pistillum)
    • peristiwa jatuhnya serbuk sari (pollen) di atas kepala putik (stigma).
    • Bunga merupakan alat reproduksi yang kelak menghasilkan buah dan biji.
    • Di dalam biji ini terdapat calon tumbuhannya (lembaga).
    • Terjadi buah dan biji serta calon tumbuhan baru tersebut karena adanya penyerbukan dan pembuahan.
    • Penyerbukan merupakan jatuhnya serbuk sari pada kepala putik (untuk golongan tumbuhan berbiji tertutup) atau jatuhnya serbuk sari langsung pada bakal biji (untuk tumbuhan berbiji telanjang)
    Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar proses polinasi berjalan lancar dengan hasil optimal, antara lain :
    1. Sistem penyilangan (breeding system) dan variasi jenis kelamin yang menentukan perlunya penyerbukan silang.
    2. Saat penyebaran serbuk sari, reseptimatis stigma induk bunga, seluruh tanaman/ pohon yang dikaitkan dengan aktivitas harian serta musiman vektor penyebuk.
    3. Vektor yang berperan dalam penyerbukan.
    4. Pengaruh cuaca terhadap sinkronisasi pembungaan, penyebaran serbuk sari, serta aktivitas vektor.
    MACAM PENYERBUKAN DI ALAM

    Menurut Elisa (2004) penyerbukan dapat dibedakan menjadi :
    1. Penyerbukan tertutup (kleistogami) Terjadi jika putik diserbuki oleh serbuk sari dari bunga yang sama. Dapat disebabkan oleh Putik dan serbuk sari masak sebelum terjadinya anthesis (bunga mekar) Konstruksi bunga menghalangi terjadinya penyerbukan silang (dari luar), misalnya pada bunga dengan kelopak besar dan menutup. Contoh : familia Papilionaceae
    2. Penyerbukan terbuka (kasmogami) Terjadi jika putik diserbuki oleh serbuk sari dari bunga yang berbeda. Hal ini dapat terjadi jika putik dan serbuk sari masak setelah terjadinya anthesis (bunga mekar)
    Beberapa tipe penyerbukan terbuka yang mungkin terjadi :
    1. Autogamie: putik diserbuki oleh serbuk sari dari bunga yang sama
    2. Geitonogamie: putik diserbuki oleh serbuk sari dari bunga yang berbeda, dalam pohon yg sama
    3. Allogamie (Silang): putik diserbuki oleh serbuk sari dari tanaman lain yg sejenis
    4. Xenogamie (asing): putik diserbuki oleh serbuk sari dari tanaman lain yg tidak sejenis
    Beberapa tipe bunga yang memungkinkan terjadinya penyerbukan terbuka :
    1. Dikogami Putik dan benang sari masak dalam waktu yang tidak bersamaan.
    2. Protandri : benang sari lebih dahulu masak daripada putik
    3. Protogini : putik lebih dahulu masak daripada benang sari
    4. Herkogami Bunga yang berbentuk sedemikian rupa hingga penyerbukan sendiri tidak dapat terjadi. Misal Panili yang memiliki kepala putik yang tertutup selaput (rostellum).
    5. Heterostili Bunga memiliki tangkai putik (stylus) dan tangkai sari (filamentum) yg tidak sama panjangnya
    • tangkai putik pendek (microstylus) dan tangkai sari panjang
    • tangkai putik panjang (macrostylus) dan tangkai sari pendek
    • Tanaman yang mempunyai nilai strategis yang sangat penting, pada umumnya, tidak mempunyai masalah dalam penyerbukan, misalnya tanaman pangan (Padi,Jagung,Palawija dan kedelai).
    • Pada umumnya tanaman tersebut bersifat self fertile, artinya menghasilkan tepung sari yang subur demikian juga putiknya.
    • Jenis bunga tanaman pangan seperti padi, kedelai da kacang hijau adalah sempurna, yaitu dalam sekuntum bunga terdapat bunga jantan (stamen) dan bunga betina (pistil). Hal tersebut memungkinkan terjadinya penyerbukan sendiri (self pollination). Di sisi lain, sekelompok tanaman yang pada umumnya tanaman buah-buahan tahunan bersifat self infertile. Ketidaksuburan tepung sari maupun ketidaknormalan putik menyebabkan permasalahan dalam proses penyerbukan maupun pembuahannya
    • Pada proses penyerbukan, apabila bunga dalam suatu tanaman memiliki tepung sari yang tidak subur maka bunga tersebut memerlukan tepung sari lain yang subur.
    • Ada juga tanaman yang mempunyai bunga sempurna,namun susunan morfologi bunga tidak memungkinkan terjadinya self pollination, misalnya terpisahnya bunga jantan dan bunga betina (salak dan kurma) atau halangan fisik lainnya
    • Dengan demikian, jenis tanaman tersebut memerlukan polinator baik yang alami seperti angin, serangga, atau hewan mamalia maupun manusia untuk memindahkan tepung sari dari kepala sari ke kepala putiknya
    SEKALIGUS LEBIH DETIL AKAN DISAJIKAN ORGANUM REPRODUKTIVUM BUNGA KETIKA DULU 1980 DI UGM DIAJAR MORFOLOGI hehehe

    BAGIAN-BAGIAN BUNGA

    • Bagian bunga yang bersifat seperti batang
    1. Ibu tangkai bunga (pedunculus, pedunculus communis, rhachis) Bersifat seperti batang atau cabang Bagian yang merupakan terusan dari batang/cabang yg mendukung bunga majemuk
    2. Tangkai bunga (pedicellus) Cabang ibu tangkai yang mendukung bunga
    3. Dasar bunga (receptaculum) Ujung tangkai bunga, yang mendukung bagian-bagian bunga
    • Bersifat seperti daun
    1. Daun daun pelindung (bractea) Bagian-bagian serupa daun yang dari ketiaknya muncul cabang-cabang ibu tangkai atau tangkai bunganya
    2. Daun tangkai (bracteola) Satu atau dua daun kecil yang terdapat pada tangkai bung
    3. Seludang bunga (spatha) Daun pelindung yg menyelubungi seluruh bunga majemuk diwaktu sebelum mekar
    4. Daun daun pembalut (bractea involucralis, involucrum) Sejumlah daun daun pelindung yang tersusun dalam suatu lingkaran
    5. Kelopak tambahan (epicalyx)
    • Bagian bagian serupa daun, tersusun dalam suatu lingkaran dan terdapat di bawah kelopak
    1. Daun-daun kelopak (sepalae)
    2. Daun-daun mahkota atau daun tajuk (petalae)
    3. Benang-benang sari (stamina)
    4. Daun-daun buah (carpella)
    5. Daun-daun tenda bunga (tepalae) Jika kelopak dan mahkota sama bentuk dan warnanya

    KELENGKAPAN BAGIAN-BAGIAN BUNGA
    • Bunga lengkap atau sempurna (flos completus)
    Terdiri dari :

    1 lingkaran daun-daun kelopak,
    1 lingkaran daun-daun mahkota,
    1 atau 2 lingkaran benangsari
    1 lingkaran daun-daun buah.

    • Bunga tidak lengkap atau tidak sempurna (flos incompletus)
    • Karena salah satu bagian hiasan bunganya atau salah satu kelaminnya tidak ada

    KELAMIN BUNGA
    1. Bunga banci / berkelamin dua (hermaproditus) Bunga yang mempunyai benang sari dan putik dalam satu kuntum
    2. Berkelamin tunggal (unisexual) bunga jantan (flos masculus) pada bunga hanya terdapat benangsari, tanpa adanya putik bunga betina (flos feminus) bunga yang tidak mempunyai benangsari, hanya mempunyai putik saja.
    3. Bunga mandul / tidak berkelamin bunga yang tidak mempunyai benang sari maupun putik

    TUMBUHAN BERDASARKAN KEBERADAAN KELAMIN BUNGANYA
    1. Berumah satu (monoecus) tumbuhan yang mempunyai bunga jantan dan bunga betina pada satu individu (satu batang tumbuhan)
    2. Berumah dua (dioecus) bunga jantan dan bunga betina terpisah pada individu yang berlainan
    3. Poligam (polygamus) pada satu tumbuhan terdapat bunga jantan, bunga betina dan bunga banci bersama-sama
    ISTILAH KEBERADAAN BUNGA DI TANAMAN INI MELIPUTI
    1. Gynodioecus jika pada satu individu hanya terdapat bunga betina dan pada individu yang lain terdapat bunga banci
    2. Androdioecus jika pada satu individu hanya terdapat bunga jantan dan pada individu yang lain terdapat bunga banci
    3. Monoeco-polygamus jika pada satu individu terdapat bunga jantan, betina, dan banci bersama-sama.
    4. Gynomonoecus jika pada satu individu terdapat bunga betina dan bunga banci bersama-sama
    5. Trioecus atau trioeco-polygamus jika bunga jantan, bunga betina dan bunga banci terdapat terpisah pada individu yg berlainan

    BERDASARKAN LETAK, SUSUNAN BAGIAN-BAGIAN BUNGA MAKA MUNCULAH ISTILAH
    1. Acyclis Bagian-bagian bunga tersusun menurut grs spiral
    2. Cyclis Bagian-bagian bunga tersusun dalam lingkaran
    3. Hemicyclis Sebagian bagian-bagiannya duduk dlm lingkaran dan sebagian lain terpencar atau menurut garis spiral
    BUNGA BERDASAR SIMETRIS BUNGANYA MELIPUTI
    1. Tidak simetris (asimetris) jika bunga tidak dapat dibuat satu bidang simetris dgn jalan apapun juga
    2. Setangkup tunggal (monosimetris/zygomorphus) jika pada bunga hanya dpt dibuat satu bidang simetri saja, yg membagi bunga menjadi dua bagian yg setangkup.( setangkup tegak , setangkup mendatar , setangkup miring )
    3. Setangkup menurut dua bidang (bilateral simetris / disimetris) artinya bunga yang dapat dijadikan dua bagian yang setangkup menurut dua bidang simetris yang tegak lurus satu sama lain
    4. Beraturan atau simetris banyak (actinomorphus) bunga yang dapat dibagi oleh banyak bidang simetris beraturan atau simetris banyak (actinomorphus)

    STRUKTUR BUNGA
    1. TANGKAI BUNGA (PEDICELUS) Sumbu yang diujungnya mengalami modifikasi perkembangan bakal daunnya shg menjadi daun-daun bunga. Tangkai bunga sering dilengkapi dengan : daun tangkai (brakhteola) dan daun pelindung (brakhtea)
    2. DASAR BUNGA (RECEPTACULUM)
    BERDASARKAN BAGIAN BUNGA YANG DIDUKUNGNYA MELIPUTI

    1. Antofor (anthophorum) : pendukung tajuk bunga
    2. Androfor (androphorum) : pendukung benang sari
    3. Gynifor (gynophorum) : pendukung putik
    4. Androgynofor (androgynophorum) : pendukung benangsari dan putik
    5. Discus : dasar bunga yang melebar dan membentuk cakram

    BENTUK DASAR BUNGA

    1. Rata semua bagian bunga duduk sama tinggi di atas dasar bunga
    2. Kerucut putik berada di tengah dan duduk paling tinggi pada dasar bunga
    3. Cawan daun-daun kelopak dan tajuk duduk di pinggir bangunan sprt cawan dan putik duduk ditengah dasar bunga yang letaknya lebih rendah
    4. Mangkuk kelopak dan tajuk bunga letaknya lebih tinggi daripada putik.Bakal buah terletak di bagian dasar bunga yg legok dan ebagian bakal buah berlekatan dengan pinggir dasar bunga


    LETAK HIASAN BUNGA DAN DUDUK BAKAL BUAH PADA DASAR BUNGA MELIPUTI
    1. Hipogin (hypogynus) jika hiasan bunga tertanam pada bagian dasar bunga yg lebih rendah dari pada tempat duduknya putik
    2. Perigin (perigynus) letak hiasan bunga sama tinggi atau sedikit lebih tinggi daripada duduknya bakal buah
    3. Epigin (epigynus) seakan-akan hiasan bunga duduk dibagian atas bakal buah
    KELOPAK (CALYX)
    • STRUKTUR DAUN KELOPAK
    1. Sepal (sepalum)
    2. Rambut (pilus)
    3. Daun pemikat (lokblad)
    4. Kelopak tambahan (epikcalyx)

    PERLEKATAN DAUN KELOPAK

    1. Berlekatan (gamosepalus/synsepalus)
    2. Berbagi (partitus) hanya bagian kecil daun-daun yang berlekatan, pancung-pancungnya panjang, lebih separoh panjang kelopak
    3. Bercangap (fissus) bagian yang berlekatan kira-kira separoh panjang kelopak
    4. Berlekuk (lobatus) bagian yang berlekatan melebihi separoh panjang kelopak
    5. Terpisah (polysepalus/chorisepalus) Jika daun-daun kelopak benar benar terpisah, tidak ada bagian yang berlekatan

    BENTUK DAUN KELOPAK

    Beraturan atau aktinomorf (actinomorphus / regularis) dapat berbentuk
    • bintang
    • piala
    • tabung
    • corong
    • terompet
    • lonceng
    • mangkuk
    Setangkup tunggal (zygomorphus) dapat berbentuk :
    • bertaji (calcaratus)
    • berbibir (labiatus)
    WARNA DAUN KELOPAK
    • Hijau
    • Berwarna
    WAKTU GUGURNYA KELOPAK PADA BUNGA
    • Kelopak segera tanggal (caducus)
    • gugur sebelum bunga mekar sempurna.
    • Kelopak tanggal (deciduus)
    • gugur setelah terjadi pembuahan
    • Kelopak bertahan (persistens)
    • melekat sampai terbentuk buah

    TAJUK (COROLLA)
    • Tajuk dibentuk oleh daun-daun tajuk (petal)

    DAUN TAJUK
    • Petal berlekatan (sympetalus, gamopetalus)
    • tabung (tubus)
    • leher (faux)
    • pinggiran (limbus)
    • Petal terpisah (choripetalus, polypetalus)
    • Permukaan tidak rata : berlekuk, bercangap, berbagi
    • Petal menyempit di bagian pangkal menjadi serupa kuku, bagian-bagiannya : kuku (unguis) : bagian pangkal yg sempit , papan (lamina) , bagian yg lebar , pipih , sisik (squama) : tonjolan di daerah antara kuku dan papan

    BENTUK DAUN TAJUK
    1. Teratur (actinomorphus, regularis)
    - bentuk bintang (stellatus)
    - bentuk roda (rotatus)
    - bentuk terompet (hypocrateriformis)
    - bentuk piala (urceolatus)
    - bentuk lonceng (campanulatus)
    - bentuk lonceng tabung panjang (tubulosa-campanulatus)
    2. Zigomorf (zygomorphus)
    - Taji (calcaratus)
    - Berbibir (labiatus)
    - Bertopeng (personatus)
    - Seperti kupu-kupu (papilionatus) :
    a. lunas (carina)
    b. sayap (alae)
    c. bendera (vexilum)

    - Seperti pita (ligulatus)

    WARNA DAUN TAJUK

    - Putih (albus)
    - Kuning (flavus)
    - Oranye (aurantiacus)
    - Merah (ruber)
    - Coklat (brunneus)
    - Ungu (violaceus)
    - Biru (caeruleus)
    - Hijau (viridis)
    - Kelabu (griseus)
    - Hitam (niger)
    - Bening (transparan)

    TENDA BUNGA (PERIGONIUM)
    • Hiasan bunga yang mempunyai bentuk hampir sama (bentuk kelopak dan kalik tidak bisa dibedakan) Tenda bunga dibentuk oleh daun-daun tenda bunga (tepala)

    BENTUK DAN WARNA TENDA BUNGA

    • Serupa kelopak (calycinus) Warna hijau seperti daun-daun kelopak
    • Serupa tajuk (corolinus) Warna bermacam-macam seperti daun tajuk
    PERLEKATAN DAUN TENDA BUNGA

    1. Berlekatan (gamophyllum) dapat mempunyai bentuk yang beragam seperti pada daun tajuk
    2. Terpisah (pleiophyllum, choritepalum) tenda bunga dapat tersusun dalam dua lingkaran

    BENTUK TENDA BUNGA

    - bentuk bintang (stellatus)
    - bentuk roda (rotatus)
    - bentuk terompet (Hypocrateriformis)
    - bentuk piala (urceolatus)
    - bentuk lonceng (campanulatus)
    - bentuk lonceng tabung panjang (tubulosa-campanulatus)

    BENANG SARI (STAMEN)

    BAGIAN-BANGIAN BENANG SARI
    1. Tangkai sari (filamen)
    2. Kepala sari (anthera) mempunyai : - dua atau lebih ruang sari (theca)
    3. serbuk sari (pollen) Penghubung ruang sari (connectivum)
    DUDUKNYA BENANG SARI PADA BUNGA
    • Thalamiflorae Benang sari duduk pada dasar bunga
    • Calyciflorae Benang sari tampak duduk di atas kelopak
    • Corolliflorae Benang sari tampak duduk di atas tajuk bunga
    • Ovuliflorae Benang sari tampak duduk pada bakal buah yang tenggelam

    JUMLAH BENANG SARI
    1. Banyak dalam satu bunga terdapat lebih dari 20 2 x lipat jumlah daun tajuk 2 x lipat jumlah daun tajuk
    2. diplostemon (diplostemonus) benang sari pada lingkaran luar duduk berseling dengan daun tajuk
    3. obdiplostemon (obdiplostemonus) benang sari pada lingkaran dalam duduk berseling dengan daun tajuk
    4. Sama banyak dengan daun tajuk/kurang episepal (episepalus berhadapan dengan daun daun kelopak, berseling dengan daun tajuk epipetal (epipetalus) berhadapan dengan daun daun tajuk, berseling dengan daun kelopak

    UKURAN BENANG SARI
    1. Benang sari panjang dua (didynamus) dalam satu bunga terdapat 2 benang sari yang ukurannya lebih panjang dibanding dengan yang lainnya
    2. Benang sari panjang empat (tetradynamus) dalam satu bunga terdapat 4 benang sari yang ukurannya lebih panjang dibanding dengan yang lainnya
    3. Ginostemium (gynostemium benang sari bersatu dengan putik dan membentuk suatu badan.

    TANGKAI SARI (FILAMEN)
    • Berberkas / bertukal dua (diadelphus) benang sari terbagi menjadi dua kelompok, dengan tangkai yang berlekatan pada masing-masing kelompoknya. Jumlah benang sari pada masing-masing kelompok tidak sama.
    • Berberkas / bertukal banyak (multidelphus) mempunyai banyak benang sari, tangkai sarinya tersusun menjadi beberapa kelompok atau berkas
    KEPALA SARI (ANTHERA)
    Pada kepala sari terdapat :
    1. Dua ruang sari (theca)
    2. Kantong sari (loculumentum)
    3. Sebuk sari / tepung sari pollen)
    Pollen mempunyai sifat :
    • lembut dan terpisah-pisah
    • bergumpal (tetrad pollinium)
    • lengket


    POSISI DUDUKNYA KEPALA SARI
    • Tegak (innatus / basifixus) kepala sari bersambungan dengan tangkai sari pada bagian pangkalnya
    • Menempel (adnatus) kepala sari sepanjang penghubung ruang sarinya menempel pada ujung tangkai sari
    • Bergoyang (varsatilis)kepala sari melekat pada satu titik pada ujung tangkai sari, sehingga kepala sari dapat bergerak atau bergoyang.

    CARA MEMBUKANYA KEPALA SARI
    1. Dengan celah membujur (longitudinaliter dehiscens)
    2. menghadap ke dalam (introrsum)
    3. menghadap ke samping (lateraliter)
    4. menghadap ke luar (extrorsum)
    5. Celah melintang (transversaliter dehiscens)
    6. Liang di ujung atau pangkal kepala sari (poris dehiscens)
    7. Kelep atau katup (valvis dehiscens)
    PERKEMBANGAN BENANG SARI
    • Bekembang sempurna
    • Tidak sempurna (staminodium)
    • Tampak sisa-sisanya saja / rudimenter (rudimentum)

    PUTIK (PISTILLUM)
    • Putik disusun oleh daun-daun buah (carpellum)
    • Keseluruhan daun-daun buah yang menyusun putik disebut gynaecium

    MENURUT JUMLAH DAUN BUAH PENYUSUN PUTIK
    • Putik tunggal (simplex) putik hanya tersusun oleh satu helai daun buah saja ex. Kacang kacangan (Leguminosae)
    • Putik majemuk (compositus) putik tersusun oleh dua atau lebih daun buah Kapas (Gossypium sp.)

    BAGIAN-BAGIAN PENYUSUN PUTIK
    1. Bakal buah (ovarium)
    2. Tangkai putik (stylus)
    3. Kepala putik (stigma)

    BAKAL BUAH (OVARIUM)

    LETAK BAKAL BUAH PADA DASAR BUNGA
    • Menumpang (superus) bakal buah duduk di atas dasar bunga
    • Setengah tenggelam (hemi inferus) bakal buah duduk di atas dasar bunga yang cekung, sebagian samping bakal buah berlekatan dengan dasar bunga yang berbentuk mangkuk atau piala.
    • Tenggelam (inferus) bakal buah duduk di atas dasar bunga yang cekung, seluruh bagian samping bakal buah berlekatan dengan dasar bunga yang berbentuk mangkuk atau piala.

    PERLEKATAN DAUN BUAH
    • Apokarp (pistillum apocarpum) bakal buah yang dibentuk oleh daun-daun buah tidak berlekatan satu sama lain
    • Senokarp (pistillum coenocarpum) bakal buah yang dibentuk oleh daun-daun buah berlekatan satu sama lain
    • Parakarp (pistillum paracarpum) bakal buah yang dibentuk oleh daun-daun buah berlekatan satu sama lain, membentuk satu putik dengan satu ruang.
    • Sinkarp (pistillum syncarpum) bakal buah yang dibentuk oleh daun-daun buah berlekatan satu sama lain, membentuk putik dengan ruang sesuai dengan jumlah daun buah.

    JUMLAH RUANG DALAM BAKAL BUAH
    1. Beruang satu (unilocularis) tersusun atas satu daun buah saja ex. Leguminosae tersususn dari banyak daun buah ex. Carica papaya
    2. Beruang dua (bilocularis) tersusun atas dua daun buah ex. Brassicaceae
    3. Beruang tiga (trilocularis) tersusun atas tiga daun buah, yang tepinya melipat ke dalam dan berlekatan sehingga terbentuk bakal buah dengan tiga sekat ex. Euphorbiaceae
    4. Beruang banyak (multilocularis) tersusun atas banyak daun buah, yang tepinya melipat ke dalam dan berlekatan sehingga terbentuk bakal buah dengan banyak sekat dan terbentuk banyak ruangan ex. Durio zibethinus Murr.
    SEKAT-SEKAT DALAM BAKAL BUAH
    • Sekat sempurna (septum completus) Sekat yang membagi bakal buah menjadi lebih dari satu ruang dan ruang-ruang tersebut tidak mempunyai hubungan satu dengan lainnya.
    • Sekat tidak sempurna (septum incomletus) Sekat yang membagi bakal buang menjadi beberapa ruang, tetapi ruang-ruang tersebut masih ada hubungan satu sama lain
    Sekat ini masih dapat dibedakan :
    1. Sekat asli (septum)
    sekat berasal dari sebagian daun buah yang melipat ke dalam dan berubah menjadi sekat
    ex. Durio zibethinus Murr.

    2. Sekat semu (septum spurius)
    sekat berasal dari suatu jaringan yang terbentuk oleh dinding bakal buah
    ex. Datura metel L.

    TEMBUNI (PLACENTA)
    • Bagian bakal buah yang mendukung bakal biji

    LETAK TEMBUNI PADA DAUN BUAH
    1. Marginal (marginalis) letaknya pada tepi daun buah
    2. Laminal (laminalis) letaknya pada helaian daun buah

    Letak tembuni pada bakal buah yang mempunyai satu ruang, dapat terjadi :
    • Perietal (parietalis)
    • Tembuni tertetak pada dinding bakal-bakal buah
    • Sentral (centralis) tembuni tertetak di pusat atau di poros bakal buah
    • Aksilaris (axilaris) tembuni tertetak di sudut tengah bakal buah
    BAKAL BIJI (OVULUM)

    Bagian-bagian bakal biji :
    1. kulit bakal biji (integumentum) lapisan bakal biji paling luar
    2. Badan bakal biji (nucellus) jaringan yang diselubungi oleh kulit bakal biji
    3. Kandung lembaga (saccus embryonalis) sel dalam nuselus yang mengandung sel telur
    4. Liang bakal biji (microphyl) liang pada kulit biji yang berfungsi untuk masuknya sel kelamin jantan pada proses pembuahan
    5. Tali pusar (funiculus) pendukung bakal biji
    POSISI BAKAL BIJI PADA TEMBUNI

    1. Tegak (atropus) bakal biji letaknya pada satu garis dengan tali pusar (funiculus) pada arah yang berlawanan
    2. Mengangguk (anatropus) liang bakal biji sejajar dengan tali pusar, karena tali pusarnya membengkok, shg liang bakal biji berputar 180 derajat
    3. Bengkok (campylotropus) tali pusar dan bakal bijinya sendiri membengkok, shg liang bakal biji berputar.
    4. Setengah mengangguk (hemiatropus) hanya ujung tali pusarnya yang membengkok, shg tali pusar dengan liang bakal biji membuat sudur 90 derajat
    5. Melipat (camptotropus) tali pusar tetap lurus, tetapi bakal bijinya sendiri yang melipat, shg liang bakal biji menjadi sejajar dengan tali pusarnya

    TANGKAI KEPALA PUTIK (STYLUS)
    • Bagian putik yang biasanya berbentuk benang, merupakan lanjutan dari bakal buah.
    • Biasanya berongga, mempunyai saluran tangkai kepala putik (canalis stylinus) atau tidak
    • Masih ada tangkai kepala putik yamg masih memperlihat-kan metamorfosa dari daun
    • Ukuran bervariasi

    KEPALA PUTIK (STIGMA)
    • Bagian putik yang terdapat pada ujung tangkai kepala putik
    • Berguna untuk menangkap serbuk sari pada proses penyerbukan
    • Ada yang mengandung cairan atau berperekat
    • Bentuk bervariasi

    Support web ini

    BEST ARTIKEL