Pages

Thursday, October 1, 2009

SOAL ULANGAN KLAS X SMSTR I

LATIHAN ULANGAN BIOLOGI KELAS 10 SEMESTER 1

1. Hal yang membedakan antara ilmu biologi dengan ilmu lain adalah ... .
a. objeknya
b. metodenya
c. nilai ilmiahnya
d. aksiologinya
e. pengetahuannya

Obyeknya mahkluk hidup

2. Adaptasi adalah contoh kegiatan makhluk hidup dalam melakukan ... .
a. gerak aktif
b. perkembangbiakan
c. respon terhadap rangsang
d. anabolisme dan katabolisme
e. pertumbuhan dan perkembangan

adaptasi : kemampuan mahkluk hidup tetap bertahan hidup dilingkungan dengan penyesuaiannya sehingga adaptasi digunakan sebagai ciri hidup . benda mati tidak mempunyai respon semacam itu

3. Cabang biologi yang berkaitan dengan teknik kloning hewan adalah ... .
a. anatomi, fisologi
b. morfologi, anatomi
c. zoologi, fisiologi
d. genetika, bioteknologi
e. genetika, histologi

kloning : membuat turunan sepertinya ( diklon) pemahaman ini perlu ilmu pewarisan sifat dan teknik rekombinai gen seperti yang dipelajari dalam bioteknologi

4. Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara tinggi badan dan ukuran sepatu
yang dipakainya dilakukan penelitian ... .
a. deskriptif
b. eksperimen
c. korelasional
d. evaluasi
e. ilmu terapan


5. Berikut ini yang bukan termasuk sikap-sikap ilmiah adalah ... .
a. rasa ingin tahu
b. tekun dan tidak mudah putus asa
c. teliti
d. bersikap subjektif
e. jujur

6. Variabel bebas dari judul penelitian “Pengaruh konsentrasi pupuk urea terhadap
pertumbuhan tanaman jagung” adalah ... .
a. konsentrasi pupuk
b. cahaya matahari
c. panjang tanaman
d. berat tanaman
e. jumlah tanah dalam pot

7. Setelah diadakan penelitian oleh ahli medis, diketahui bahwa AIDS disebabkan oleh
virus HIV. Dalam pemecahan masalah biologi secara ilmiah, pernyataan di atas
merupakan ... .
a. masalah
b. observasi
c. hipotesis
d. kesimpulan
e. analisis

8. Seorang dokter diberi tugas melakukan penelitian tentang penyakit menular di
uatuk daerah tertentu. Langkah pertama yang dilakukan adalah ... .
a. menyusun hipotesis
b. mengemukakan teori
c. mengemukakan masalah baru
d. melakukan observasi
e. melakukan eksperimen

9. Dalam sebuah media cetak disebutkan bahwa “pemanasan Global Picu Berkembangnya nyamuk.”
Pemanasan global tersebut merupakan permasalahan biologi pada tingkat ... .
a. individu
b. populasi
c. komunitas
d. bioma
e. biosfer

10. Mangacu soal nomor 9, berkembangnya nyamuk merupakan permasalahan biologi pada tingkat ... .
a. bioma
b. ekosistem
c. komunitas
d. populasi
e. individu

11. Virus disebut juga makhluk “metaorganisme”, karena ... .
a. memiliki ciri makhluk mati dan makhluk hidup
b. dapat memperbanyak diri pada sel hidup
c. dapat mengkristal
d. dapat menyebabkan penyakit
e. mengandung asam nukleat

12. Perbedaan antara virus flu burung H5N1 hasil replikasi pada anak yang kurus dengan H5N1 hasil replikasi pada ayam adalah ... .
a. komposisi lipid virus
b. komposisi protein kapsid
c. macam-macam molekul RNA
d. tipe hemaglutinin
e. macam-macam molekul DNA

13. Bila seseorang yang sakit flu akibat virus tipe H3N2 terserang flu burung H5N1, maka virus tipe di bawah ini dapat muncul, kecuali ... .
a. H2N3
b. H3N1
c. H3N2
d. H5N1
e. H5N2

14. Materi genetik yang terkandung dalam virus dapat berupa ... .
a. gen
b. kromosom
c. DNA
d. RNA
e. DNA atau RNA

15. Berikut gambar struktur virus.
Pada gambar struktur virus di atas, berturut-turut yang
ditunjuk nomor 1, 2, 3 adalah ... .
a. DNA – kapsid – selubung
b. DNA – selubung – kapsid
c. kapsid – selubung – DNA
d. kapsid – DNA – selubung
e. selubung – kapsid – DNA

16. Berikut adalah tahap-tahap replikasi virus:
1) Eklipase
2) Penetrasi
3) Adsorpsi
4) Replikasi
5) Morfogenesis
Urutan replikasi virus yang benar adalah ... .
a. 1 – 2 – 3 – 4 – 5
b. 2 – 3 – 1 – 4 – 5
c. 3 – 2 – 1 – 4 – 5
d. 3 – 2 – 4 – 1 – 5
e. 3 – 1 – 2 – 4 – 5

17. Tubuh tidak mengalami sakit saat virus berada pada tahap lisogenik karena ... .
a. virus belum cukup matang
b. virus tidak dapat masuk ke fase litik
c. virus tersebut tidak bersifat parasit
d. virus dapat merusak sistem kekebalan
e. virus di dalam sel sehingga tidak ada benda asing yang terdeteksi sistem kekebalan

18. Dari sekelompok penyakit di bawah ini, yang disebabkan oleh virus adalah ... .
a. cacar, trakom dan tifus
b. cacar, influenza dan TBC
c. influenza, cacar dan rabies
d. cacar, AIDS, dan kolera
e. trakom, radang paru-paru, radang hidung

19. Virus flu menyerang sel-sel saluran pernafasan atas dan tidak menyerang sel-sel yang lain karena ... .
a. virus lebih mudah untuk keluar tubuh lewat saluran pernafasan
b. virus lebih mudah masuk ke dalam tubuh melalui saluran pernafasan
c. hanya saluran pernafasan yang mempunyai komponen-komponen yang diperlukan untuk replikasi virus
d. sel lain tidak mempunyai reseptor untuk virus flu
e. sel lain memiliki kekebalan yang lebih tinggi dibandingkan sel saluran pernafasan

20. Virus tidak semuanya merugikan tetapi ada yang menguntungkan. Bahan dalam tubuh virus di bawah ini dapat dijadikan vaksin terhadap flu, kecuali ... .
a. virus yang dimatikan
b. protein hemaglutinin
c. RNA virus
d. Peptida yang merupakan bagian dari neuroaminidase
e. Protein pada permukaan virus

21. Salah satu cara untuk membuktikan bahwa bakteri merupakan suatu benda hidup dilakukan dengan ... .
a. mengamati dengan mikroskop adanya proses pernafasan
b. membiakkan pada medium yang sesuai
c. mengamati dengan mikroskop elektron adanya DNA
d. mengamati dengan mikroskop elektron bentuk strukturnya
e. menganalisa unsur-unsur kimia pembentuk tubuhnya

22. Archaebacteria memiliki struktur yang berbeda dengan Eubacteria, karena Archaebacteria ... .
a. tidak memiliki ribosom
b. tidak memiliki polisakarida pada dinding selnya
c. tidak memiliki peptidoglikans pada dinding selnya
d. bersifat prokariotik
e. bersifat eukariotik

23. Archaebacteria dikelompokkan beberapa jenis berdasarkan habitatnya. Jenis Archaebacteria yang koloninya dapat membentuk suatu buih berwarna merah ungu di laut karena menghasilakan enzim bakteriorhodopsin adalah ... .
a. metanogen
b. halofil
c. termoasidofil
d. bakteri gram positif
e. bakteri gram negatif

24. Berikut ini adalah bagian-bagian sel:
1) ribosom
2) mitokondria
3) mesosom
4) dinding sel
5) retikulum endoplasma
6) membran plasma
Bagian-bagian sel yang dimiliki bakteri adalah ... .
a. 1, 2, 3, 4, 5, 6
b. 1, 2, 4, 5, 6
c. 1, 3, 4, 6
d. 2, 3, 4, 6
e. 2, 4, 5, 6

25. Bakteri penyebab tetanus hanya dapat dibunuh dengan pemanasan yang lama di atas titik didih. Hal ini mengindikasikan bahwa bakteri tetanus ... .
a. memiliki dinding sel yang tersusun dari peptidoglikans
b. melindungi diri dengan mensekresikan antibiotik
c. mensekresikan endotoksin
d. autotrof
e. menghasilkan endospora

26. Pemindahan materi genetik dari bakteri satu ke bakteri yang lain dengan perantaraan virus disebut ... .
a. transformasi
b. konjugasi
c. transduksi
d. transkripsi
e. translasi

27. Bakteri yang banyak digunakan untuk memisahkan tembaga dari bebragai campuran logam berasal dari genus ...
Thiobacillus
Pseudomonas
Acetobacter
Lactobacillus
Streptococcus

28. Berikut ini bakteri yang bersifat merugikan, kecuali ... .
a. Clostridium botulinum
b. Clostridium tetani
c. Pseudomonas cocovenenans
d. Mycobacterium
e. Clostridium pasteurianum

29. Dinding sel cyanonacteria tersusun atas zat... .
a. protein
b. lipoprotein
c. kitin
d. peptidoglikan
e. karbohidrat

30. Cyanobacteria yang berperan dalam pembuatan makanan suplemen atau protein sel tunggal adalah ... .
a. Bacillus subtilis
b. Nitosomonas
c. Spirulina
d. Anabaena
e. Chlorella

31. Ciri-ciri makhluk hidup berikut ini:
1) prokariotik
2) eukariotik
3) memiliki mesosom
4) memiliki mitokondria
5) autotrof
6) heterotrof
7) uniseluler
8) multiseluler
Yang merupakan ciri Protista adalah ... .
a. 1 – 3 – 5 – 7
b. 1 – 4 – 6 – 7
c. 1 – 4 – 5 – 8
d. 2 – 4 – 5 – 6 – 7 – 8
e. 2 – 3 – 5 – 6 – 7 – 8
32. Bagian sel Paramaecium caudatum yang bertugas mengeluarkan makanan yang berbentuk cair adalah ... .
a. vakuola makanan
b. vakuola kontraktil
c. mikronukleus
d. makronukleus
e. membran plasma

33. Penyakit tidur pada manusia disebabkan oleh infeksi ... yang ditularkan oleh ... .
a. bakteri, makanan
b. Volvox globator, kutu
c. Virus, nyamuk Aedes aegypti
d. Plasmodium, nyamuk Anopheles
e. Trypanosoma gambiens, lalat tse tse

34. Dalam siklus hidup Plasmodium, reproduksi seksualnya berlangsung dalam ... .
a. eritrosit manusia
b. plasma darah manusia
c. darah nyamuk Anopheles
d. usus nyamuk Anopheles
e. kelenjar ludah nyamuk Anopheles

35. Alga Protista bersel satu yang mirip hewan dan tumbuhan adalah ... .
a. Chlorophyta
b. Euglenophyta
c. Pyrrhophyta
d. Phaeophyta
e. Rhodophyta

36. Seorang siswa menemukan alga dengan ciri-ciri berikut: uniseluler, bergerak aktif, dinding sel dari selulosa, di sebelah luar sel terdapat celah dan alur masing-masing mengandung suatu falgela, umumnya hidup di laut dan bersifat fosforesensi. Ciri tersebut dimiliki oleh ... .
a. Chrysophyta
b. Phaeophyta
c. Pyrrhophyta
d. Euglenophyta
e. Chlorophyta

37. Jenis alga merah yang bermanfaat bagi industri makanan adalah ... .
a. Eucheuma, Gracillaria, Vaucheria
b. Eucheuma, Gracillaria, Gelidium
c. Eucheuma, Gelidium, Sargasum
d. Eucheuma, Gelidium, Chlorella
e. Eucheuma, Sargasum, Chlorella

38. Perhatikan data berikut:
1) hifa tidak bersekat
2) hifa bersekat
3) dinding sel dari selulosa
4) dinding sel dari zat kitin
5) reproduksi aseksual dengan zoospora
6) reproduksi aseksual dengan plasmodium
Ciri-ciri Oomycotina ditunjukkan oleh nomor...
a. 1, 3, 5
b. 1, 3, 6
c. 2, 3, 5
d. 2, 4, 5
e. 2, 4, 6
39. Pseudoplasmodium dihasilkan oleh ... .
a. Acrasiomycota
b. Myxomycota
c. Oomycota
d. Sporozoa
e. Zoospora

40. Berikut ini adalah pasangan Protista mirip jamur parasit dan makhluk hidup yang diserangnya, kecuali ... .
a. Phytophthora infestans – kentang
b. Phytophthora palmifera – kelapa
c. Phytophthora faberi – karet
d. Phytium debaryanum – tembakau
e. Plamora viticola – padi

41. Faktor yang membedakan antara jamur dengan organisme lain diantaranya adalah pada dinding selnya. Dinding sel jamur tersusun dari ... .
a. lipoprotein
b. selulosa
c. protein
d. zat kersik
e. zat kitin

42. Hifa vegetatif pada jamur berfungsi untuk ... .
a. alat reproduksi
b. alat reproduksi dan mencari makan
c. mendukung alat-alat reproduksi
d. menampung air yang diperlukan
e. melekatkan diri pada substrat

43. Berikut ini tabel ciri-ciri beberapa jamur:
1). Hifa bersekat, tidak ada tubuh buah, reproduksi generatif
2). Hifa bersekat, tidak ada tubuh buah, reproduksi v egetatif dan generatif
3). Hifa bersekat, ada tubuh buah, reproduksi vegetatif dan generatif
4). Hifa tidak bersekat, ada tubuh buah, reproduksi vegetatif dan konjugasi
5). Hifa tidak bersekat, tidak ada tubuh buah, reproduksivegetatif
Ciri-ciri Basidiomycota ditunjukkan oleh nomor ... .
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5

44. Pada jamur Rhizopus sp peleburan gametangia akan membentuk ... dan kromosom bersifat ... .
a. zigospora, haploid
b. zigospora, diploid
c. zoospora, haploid
d. zoospora, diploid
e. konidiospora, haploid

45. Saccaromyces cereviceae berperan dalam pembuatan tape melalui proses fermentasi anaerob. Hasil proses fermentasi tersebut adalah ... .
a. alkohol, karbondioksida, energi
b. alkohol, oksigen, energi
c. glukosa, karbondioksida, energi
d. glukosa, oksigen, energi
e. glukosa, sellulosa, alkohol

46. Penicillium merupakan jamur yang biasa tumbuh pada tempat yang mengandung ... .
a. vitamin
b. lemak
c. protein
d. karbohidrat
e. gula

47. Jenis Deuteromycota yang menyebabkan kurap pada kulit adalah ... .
a. Aspergillus
b. Neurospora
c. Monilia
d. Microsporium
e. Epidermophyton

48. Jamur di bawah ini menguntungkan, kecuali...
a. aspergillus wentii
b. Aspergillus fumigatus
c. Penicillium chrysogenum
d. Penicillium notatum
e. Penicillium camemberti

49. Lumut kerak dapat bereproduksi secara vegetatif dengan cara ... .
a. membentuk askokarp
b. membentuk spora kembara
c. membentuk zigospora
d. membentuk soredia
e. membelah diri

50. Keuntungan yang diperoleh oleh tumbuhan pinus dengan adanya mikoriza pada akarnya adalah mendapatkan ... .
a. bahan-bahan anorganik
b. air dan bahan anorganik
c. karbondioksida
d. enzim pencerna makanan
e. toksin pengusir hama

Note



Metode Penelitian Pendidikan

Metode penelitian berhubungan erat dengan prosedur, teknik, alat, serta desain penelitian yang digunakan. Desain penelitian harus cocok dengan pendekatan penelitian yang dipilih. Prosedur, teknik, serta alat yang digunakan dalam penelitian harus cocok pula dengan metode penelitian yang ditetapkan. Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti perlu menjawab sekurang-kurangnya tiga pertanyaan pokok (Nazir, 1985) yaitu:

Urutan kerja atau prosedur apa yang harus dilakukan dalam melaksanakan suatu penelitian?
    Alat-alat (instrumen) apa yang akan digunakan dalam mengukur ataupun dalam mengumpulkan data serta teknik apa yang akan digunakan dalam menganalisis data?
    Bagaimana melaksanakan penelitian tersebut?

Jawaban atas ketiga pertanyaan tersebut memberikan kepada peneliti urutan-urutan pekerjaan yang terus dilakukan dalam suatu penelitian. Hal ini sangat membantu peneliti untuk mengendalikan kegiatan atau tahap-tahap kegiatan serta mempermudah mengetahui kemajuan (proses) penelitian.

Metode penelitian menggambarkan rancangan penelitian yang meliputi prosedur atau langkah-langkah yang harus ditempuh, waktu penelitian, sumber data, serta dengan cara apa data tersebut diperoleh dan diolah/dianalisis. Dalam praktiknya terdapat sejumlah metode yang biasa digunakan untuk kepentingan penelitian. Beikut ini akan dikemukakan secara singkat beberapa metode penelitian sederhana yang sering digunakan dalam penelitian pendidikan.


1. Penelitian Deskriptif
Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsi­kan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi saat sekarang. Penelitian deskriptif memusatkan perhatian kepada masalah-masalah aktual sebagaimana adanya pada saat penelitian berlangsung. Melalui penelitian deskriptif, peneliti berusaha mendeskripsikan peristiwa dan kejadian yang menjadi pusat perhatian tanpa memberikan perlakukan khusus terhadap peristiwa tersebut. Variabel yang diteliti bisa tunggal (satu variabel) bisa juga le­bih dan satu variabel.


Penelitian des­kriptif sesuai karakteristiknya memiliki langkah-langkah tertentu dalam pelaksanaannya. Langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut:

    Perumusan masalah. Metode penelitian manapun harus diawali dengan adanya masa­lah, yakni pengajuan pertanyaan-pertanyaan penelitian yang ja­wabannya harus dicari menggunakan data dari lapangan. Pertanyaan masalah mengandung variabel-variabel yang menjadi kajian dalam studi ini. Dalam penelitian deskriptif peneliti dapat menentukan status variabel atau mempelajari hubungan antara variabel.
    Menentukan jenis informasi yang diperlukan. Dalam hal ini peneliti perlu menetapkan informasi apa yang di­perlukan untuk menjawab pertanyaan atau masalah yang telah dirumuskan. Apakah informasi kuantitatif ataukah kuali­tatif. Informasi kuantitatif berkenaan dengan data atau informasi dalam bentuk bilangan/angka seperti.
    Menentukan prosedur pengumpulan data. Ada dua unsur penelitian yang diperlukan, yakni instrumen atau alat pengumpul data dan sumber data atau sampel yakni dari mana informasi itu sebaiknya diperoleh. Dalam penelitian ada sejumlah alat pengum­pul data antara lain tes, wawancara, observasi, kuesioner, sosio­metri. Alat-alat tersebut lazim digunakan dalam penelitian deskriptif. Misalnya untuk memperoleh informasi menge­nai langkah-langkah guru mengajar, alat atau instru­men yang tepat digunakan adalah observasi atau pengamatan. Cara lain yang mungkin di­pakai adalah wawancara dengan guru mengenai langkah-langkah mengajar. Agar diperoleh sampel yang jelas, permasalahan peneli­tian harus dirumuskan se-khusus mungkin sehingga memberikan arah yang pasti terhadap instrumen dan sumber data.
    Menentukan prosedur pengolahan informasi atau data. Data dan informasi yang telah diperoleh dengan instrumen yang dipilih dan sumber data atau sampel tertentu masih merupakan informasi atau data kasar. Informasi dan data tersebut perlu diolah agar dapat dijadikan bahan untuk menjawab pertanyaan penelitian.
    Menarik kesimpulan penelitian. Berdasarkan hasil pengolahan data di atas, peneliti menyimpul­kan hasil penelitian deskriptif dengan cara menjawab pertanyaan­-pertanyaan penelitian dan mensintesiskan semua jawaban terse­but dalam satu kesimpulan yang merangkum permasalahan pe­nelitian secara keseluruhan.

2. Studi Kasus
Studi kasus pada dasarnya mempelajari secara intensif seseorang individu atau kelompok yang dipandang mengalami kasus tertentu. Misal­nya, mempelajari secara khusus kepala sekolah yang tidak disiplin dalam bekerja . Terhadap kasus tersebut peneliti mempelajarinya secara mendalam dan dalam kurun waktu cukup lama. Mendalam, artinya meng­ungkap semua variabel yang dapat menyebabkan terjadinya kasus ter­sebut dari berbagai aspek. Tekanan utama dalam studi kasus adalah mengapa individu melakukan apa yang dia lakukan dan bagaimana tingkah lakunya dalam kon­disi dan pengaruhnya terhadap lingkungan.


Untuk mengungkap persoalan kepala sekolah yang tidak disiplin peneliti perlu mencari data berkenaan dengan pengalamannya pada masa lalu, sekarang, lingkungan yang membentuknya, dan kaitan variabel-variabel yang berkenaan dengan kasusnya. Data diperoleh dari berbagai sumber seperti rekan kerjanya, guru, bahkan juga dari dirinya. Teknik memperoleh data sangat komprehensif seperti observasi perilakunya, wawancara, analisis dokumenter, tes, dan lain-lain bergantung kepada kasus yang dipelajari. Setiap data dicatat secara cermat, kemudian dikaji, dihubungkan satu sama lain, kalau perlu dibahas dengan peneliti lain sebelum menarik kesimpulan-kesimpulan penyebab terjadinya kasus atau persoalan yang ditunjukkan oleh individu ter­sebut. Studi kasus mengisyaratkan pada penelitian kualitatif.


Kelebihan studi kasus dari studi lainnya adalah, bahwa peneliti dapat mempelajari subjek secara mendalam dan menye­luruh. Namun kelemahanya sesuai dengan sifat studi kasus bahwa informasi yang diperoleh sifatnya subyektif, artinya hanya untuk individu yang bersangkutan dan belum tentu dapat digu­nakan untuk kasus yang sama pada individu yang lain. Dengan kata lain, generalisasi informasi sangat terbatas penggunaannya. Studi kasus bukan untuk menguji hipotesis, namun sebaliknya hasil studi kasus dapat menghasilkan hipotesis yang dapat diuji melalui penelitian lebih lanjut. Banyak teori, konsep dan prinsip dapat dihasilkan dan temuan studi kasus.

3. Penelitian Survei
Penelitian survei cukup banyak digunakan untuk pemecahan masa­lah-masalah pendidikan termasuk kepentingan perumusan kebijak­sanaan pendidikan. Tujuan utamanya adalah mengumpulkan informasi tentang variabel dari sekolompok obyek (populasi). Survei dengan cakupan seluruh populasi (obyek) disebut sensus. Sedangkan survei yang mempelajari sebagian populasi dinamakan sampel survei. Untuk kepentingan pendidikan, survei biasanya mengungkap permasalahan yang berkenaan dengan berapa banyak siswa yang mendaftar dan diterima di suatu sekolah? Berapa jumlah siswa rata-rata dalam satu kelas? Berapa banyak guru yang telah me­menuhi kualifikasi yang telah ditentukan? Pertanyaan-pertanyaan kuantitatif seperti itu diperlukan sebagai dasar perencanaan dan pemecahan masalah pendidikan di sekolah. Pada tahap selanjutnya dapat pula dilakukan perbadingan atau analsis hubungan antara variabel tersebut.


Survei dapat pula dilakukan untuk mengetahui variabel-variabel seperti pendapat, persepsi, sikap, prestasi, motivasi, dan lain-lain. Misalnya persepsi kepala sekolah terhadap otonomi pendidikan, persepsi guru terhadap KTSP, pendapat orangtua siswa tentang MBS, dan lain-lain. Peneliti dapat mengukur variabel-variabel tersebut secara jelas dan pasti. Informasi yang diperoleh mungkin merupakan hal penting sekali bagi kelompok tertentu walaupun kurang begitu bermanfaat bagi ilmu penge­tahuan.


Survei dalam pendidikan banyak manfaatnya baik untuk memecahkan masalah-masalah praktis maupun untuk bahan dalam merumuskan kebijaksanaan pendidikan bahkan juga untuk studi pendidikan dalam hubungannya dengan pembangunan. Melalui me­tode ini dapat diungkapkan masalah-masalah aktual dan mendeskrip­sikannya, mempelajari hubungan dua variabel atau lebih, membandingkan kondisi-kondisi yang ada dengan kriteria yang telah diten­tukan, atau menilai efektivitas suatu program.

4. Studi Korelasional
Seperti halnya survei, metode deskriptif lain yang sering diguna­kan dalam pendidikan adalah studi korelasi. Studi ini mempelajari hubungan dua variabel atau lebih, yakni sejauh mana variasi dalam satu variabel berhubungan dengan variasi dalam variabel lain. Derajat hubungan variabel-variabel dinyatakan dalam satu indeks yang dinamakan koefisien korelasi. Koefisien korelasi dapat digunakan untuk menguji hipotesis tentang hubungan antar variabel atau untuk menyatakan besar-kecilnya hubungan antara kedua variabel.


Studi korelasi yang bertujuan menguji hipotesis, dilakukan de­ngan cara mengukur sejumlah variabel dan menghitung koefisien korelasi antara variabel-variabel tersebut, agar dapat diten­tukan variabel-variabel mana yang berkorelasi. Misalnya peneliti ingin mengetahui variabel-variabel mana yang sekiranya berhubung­an dengan kompetensi profesional kepala sekolah. Semua variabel yang ada kaitannya (misal latar belakang pendidikan, supervisi akademik, dll) diukur, lalu dihitung koefisien korelasinya untuk mengetahui variabel mana yang paling kuat hubungannya dengan kemampuan manajerial kepala sekolah.


Kekuatan hubungan antar variabel penelitian ditunjukkan oleh koefisien korelasi yang angkanya bervariasi antara -1 sampai +1. Koefisien korelasi adalah besaran yang diperoleh melalui perhitungan statistik berdasarkan kumpulan data hasil pengukuran dari setiap variabel. Koefisien korelasi positif menunjukkan hubungan yang berbanding lurus atau kesejajaran, koefisien korelasi negatif menunjukkan hubungan yang berbading terbalik atau ketidak-sejajaran. Angka 0 untuk koefisien korelasi menunjukkan tidak ada hubungan antar variabel. Makin besar koefisien korelasi baik itu pada arah positif ataupun negatif, makin besar kekuatan hubungan antar variabel.


Misalnya, terdapat korelasi positif antara variabel IQ dengan prestasi belajar; mengandung makna IQ yang tinggi akan diikuti oleh prestasi belajar yang tinggi; dengan kata lain terdapat kesejajaran antara IQ dengan prestasi belajar. Sebaliknya, korelasi negatif menunjukkan bahwa nilai tinggi pada satu variabel akan diikuti dengan nilai rendah pada variabel lainnya. Misalnya, terdapat korelasi negatif antara absensi (ketidakhadiran) dengan prestasi belajar; mengandung makna bahwa absensi yang tinggi akan diikuti oleh prestasi belajar yang rendah; dengan kata lain terdapat ketidaksejajaran antara absensi dengan prestasi belajar.


Dalam suatu penelitian korelasional, paling tidak terdapat dua variabel yang harus diukur sehingga dapat diketahui hubungannya. Di samping itu dapat pula dianalisis hubungan antara dari tiga variabel atau lebih.
Makna suatu korelasi yang dinotasikan dalam huruf r (kecil) bisa mengandung tiga hal. Pertama, kekuatan hubungan antar variabel, kedua, signifikansi statistik hubungan kedua variabel tersebut, dan ketiga arah korelasi. Kekuatan hubungan dapat dilihat dan besar kecilnya indeks ko­relasi. Nilai yang mendekati nol berarti lemahnya hubungan dan sebaliknya nilai yang mendekati angka satu menunjukkan kuatnya hubungan.
Faktor yang cukup berpengaruh terhadap besar kecilnya koefisien korelasi adalah keterandalan instrumen yang digunakan dalam pengukuran. Tes hasil belajar yang terlalu mudah bagi anak pandai dan terlalu sukar untuk anak bodoh akan menghasilkan koefisien korelasi yang kecil. Oleh karena itu instrumen yang tidak memiliki keterandalan yang tinggi tidak akan mampu mengungkap­kan derajat hubungan yang bermakna atau signifikan.

5. Penelitian Eksperimen
Penelitian eksperimen dapat didefinisikan sebagai metode sistematis guna membangun hubungan yang mengandung fenomena sebab akibat. Penelitian eksperimen merupakan metode inti dari model penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif. Dalam metode eksperimen, peneliti harus melakukan tiga persyaratan yaitu kegiatan mengontrol, kegiatan memanipulasi, dan observasi. Dalam penelitian eksperimen, peneliti membagi objek atau subjek yang diteliti menjadi 2 kelompok yaitu kelompok treatment yang mendapatkan perlakuan dan kelompok kontrol yang tidak mendapatkan perlakuan. Karakteristik penelitian eksperimen yaitu:

    Memanipulasi/merubah secara sistematis keadaan tertentu.
    Mengontrol variabel yaitu mengendalikan kondisi-kondisi penelitian ketika berlangsungnya manipulasi
    Melakukan observasi yaitu mengukur dan mengamati hasil manipulasi.

Proses penyusunan penelitian eksperimen pada prisnsipnya sama dengan jenis penelitian lainnya. Secara eksplisit dapat dilihat sebagai berikut:

    Melakukan kajian secara induktif yang berkaitan dengan permasalahan yang hendak dipecahkan
    Mengidentifikasikan permasalahan
    Melakukan studi litelatur yang relevan, mempormulasikan hipotesis penelitian, menentukan definisi operasional dan variabel.
    Membuat rencana penelitian mencakup: identifikasi variabel yang tidak diperlukan, menentukan cara untuk mengontrol variabel, memilih desain eksperimen yang tepat, menentukan populasi dan memilih sampel penelitian, membagi subjek ke dalam kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, membuat instrumen yang sesuai, mengidentifikasi prosedur pengumpulan data dan menentukan hipotesis.
    Melakukan kegiatan eksperimen (memberi perlakukan pada kelompok eksperimen)
    Mengumpulkan data hasil eksperimen
    Mengelompokan dan mendeskripsikan data setiap variabel
    Melakukan analisis data dengan teknik statistika yang sesuai
    Membuat laporan penelitian eksperimen.

Dalam penelitian eksperimen peneliti harus menyusun variabel-variabel minimal satu hipotesis yang menyatakan hubungan sebab akibat diantara variabel-variabel yang terjadi. Variabel-variabel yang diteliti termasuk variabel bebas dan variabel terikat sudah ditentukan secara tegas oleh peneliti sejak awal penelitian. Dalam bidang pembelajaran misalnya yang diidentifikasikan sebagai variabel bebas antara lain: metode mengajar, macam-macam penguatan, frekuensi penguatan, sarana-prasarana pendidikan, lingkungan belajar, materi belajar, jumlah kelompok belajar. Sedangkan yang diidentifikasikan variabel terikat antara lain: hasil belajar siswa, kesiapan belajar siswa, kemandirian siswa.

6. Penelitian Tindakan
Penelitian tindakan adalah suatu bentuk penelitian refleleksi-diri yang dilakukan oleh para partisipan dalam situasi-situasi sosial (termasuk pendidikan) untuk memperbaiki praktek yang dilakukan sendiri. Dengan demikian akan diperoleh pemahaman mengenai praktek tersebut dan situasi di mana praktek tersebut dilaksanakan. Terdapat dua esensi penelitian tindakan yaitu perbaikan dan keterlibatan. Hal ini mengarahkan tujuan penelitian tindakan ke dalam tiga area yaitu: (1) Untuk memperbaiki praktek; (2) Untuk pengembangan profesional dalam arti meningkatkan pemahaman/kemampuan para praktisi terhadap praktek yang dilaksanakannya; (3) Untuk memperbaiki keadaan atau situasi di mana praktek tersebut dilaksanakan.

Penelitian tindakan bertujuan untuk mengungkap penyebab masalah dan sekaligus memberikan langkah pemecahan terhadap masalah. Langkah-langkah pokok yang ditempuh akan membentuk suatu siklus sampai dirasakannya ada suatu perbaikkan. Siklus pertama dan siklus-siklus berikutnya yaitu: (1) penetapan fokus masalah penelitian, (2) perencanaan tindakan perbaikan, (3) pelaksanaan tindakan perbaikan, observasi dan interpretasi, (4) analisis dan refleksi, dan (5) perencanaan tindak lanjut. Mengingat besarnya manfaat penelitian tindakan dalam bidang pendidikan, uraian spesifik akan dijelaskan dalam materi tersendiri.

7. Metode Penelitian dan Pengembangan (R&D)
Penelitian dan Pengembangan atau Research and Development (R&D) adalah strategi atau metode penelitian yang cukup ampuh untuk memperbaiki praktek. Yang dimaksud dengan Penelitian dan Pengembangan atau Research and Development (R&D) adalah rangkaian proses atau langkah-langkah dalam rangka mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada agar dapat dipertanggungjawabkan. Produk tersebut tidak selalu berbentuk benda atau perangkat keras (hardware), seperti buku, modul, alat bantu pembelajaran di kelas atau di laboratorium, tetapi bisa juga perangkat lunak (software), seperti program komputer untuk pengolahan data, pembelajaran di kelas, perpustakaan atau laboratorium, ataupun model-model pendidikan, pembelajaran, pelatihan, bimbingan, evaluasi, sistem manajemen, dan lain-lain.

Penelitian dalam bidang pendidikan pada umumnya jarang diarahkan pada pengembangan suatu produk, tetapi ditujukan untuk menemukan pengetahuan baru berkenaan dengan fenomena-fenomena yang bersifat fundamental, serta praktek-praktek pendidikan. Penelitian dan pengembangan merupakan metode penghubung atau pemutus kesenjangan antara penelitian dasar dengan penelitian terapan. Sering dihadapi adanya kesenjangan antara hasil-hasil penelitian dasar yang bersifat teoretis dengan penelitian terapan yang bersifat praktis. Kesenjangan ini dapat dihilangkan atau disambungkan dengan penelitian dan pengembangan. Dalam pelaksanaan penelitian dan pengembangan, terdapat bebera­pa metode yang digunakan, yaitu metode: deskriptif, evaluatif, dan eksperimental.

Penelitian deskriptif digunakan dalam penelitian awal untuk menghimpun data tentang kondisi yang ada. Kondisi yang ada mencakup: (1) Kondisi produk-produk yang sudah ada sebagai bahan perbandingan atau bahan dasar (embrio) produk yang akan dikembangkan, (2) Kondisi pihak pengguna (dalam bidang pendidikan misalnya sekolah, guru, kepala sekolah, siswa, serta pengguna lainnya); (3) Kondisi faktor-faktor pendukung dan penghambat pengembangan dan penggunaan dari produk yang akan dihasilkan, mencakup unsur pendidik dan tenaga kependidikan, sarana-prasarana, biaya, pengelolaan, dan lingkungan pendidikan di mana produk tersebut akan diterapkan.

Metode evaluatif, digunakan untuk mengevaluasi produk dalam proses uji coba pengembangan suatu produk. Produk penelitian dikembangkan melalui serangkaian uji coba dan pada setiap kegiatan uji coba diadakan evaluasi, baik itu evaluasi hasil maupun evaluasi proses. Berdasarkan temuan-temuan pada hasil uji coba diadakan penyempurnaan (revisi model).

Metode eksperimen digunakan untuk menguji keampuhan dari produk yang dihasilkan. Walaupun dalam tahap uji coba telah ada evaluasi (pengukuran), tetapi pengukuran tersebut masih dalam rangka pengembangan produk, belum ada kelompok pembanding. Dalam eksperimen telah diadakan pengukuran selain pada kelompok eksperimen juga pada kelompok pembanding atau kelompok kontrol. Pemilihan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dilakukan secara acak atau random. Pembandingan hasil eksperimen pada kedua kelompok tersebut dapat menunjukkan tingkat keampuhan dan produk yang dihasilkan.

2 comments: