Pages

Friday, January 1, 2010

IMPOTENSI

Impotensi (Disfungsi Ereksi) adalah ketidakmampuan untuk memulai dan mempertahankan ereksi.

Impotensi biasanya merupakan akibat dari:

Kelainan pembuluh darah
Kelainan persarafan
Obat-obatan
Kelainan pada penis
Masalah psikis yang mempengaruhi gairah seksual.


Penyebab yang bersifat fisik lebih banyak ditemukan pada pria lanjut usia; sedangkan masalah psikis lebih sering terjadi pada pria yang lebih muda.
Semakin bertambah umur seorang pria, maka impotensi semakin sering terjadi, meskipun impotensi bukan merupakan bagian dari proses penuaan tetapi merupakan akibat dari penyakit yang sering ditemukan pada usia lanjut.
Sekitar 50% pria berusia 65 tahun dan 75% pria berusia 80 tahun mengalami impotensi.
Agar bisa tegak, penis memerlukan aliran darah yang cukup. Karena itu penyakit pembuluh darah (misalnya aterosklerosis) bisa menyebabkan impotensi.
Impotensi juga bisa terjadi akibat adanya bekuan darah atau akibat pembedahan pembuluh darah yang menyebabkan terganggunya aliran darah arteri ke penis.

Kerusakan saraf yang menuju dan meninggalkan penis juga bisa menyebabkan impotensi.
Kerusakan saraf ini bisa terjadi akibat: Cedera
Diabetes melitus
Sklerosis multipel
Stroke
Obat-obatan
Alkohol
Penyakit tulang belakang bagian bawah
Pembedahan rektum atau prostat.

Sekitar 25% kasus impotensi disebabkan oleh obat-obatan (terutama pada pria usia lanjut yang banyak mengkonsumsi obat-obatan).
Obat-obat yang bisa menyebabkan impotensi adalah:
- Anti-hipertensi
- Anti-psikosa
- Anti-depresi
- Obat penenang
- Simetidin
- Litium.

Kadang impotensi terjadi akibat rendahnya kadar hormon testosteron.
Tetapi penurunan kadar hormon pria (yang cenderung terjadi akibat proses penuaan), biasanya lebih sering menyebabkan penurunan gairah seksual (libido).

Beberapa faktor psikis yang bisa menyebabkan impotensi: Depresi Kecemasan Perasaan bersalah
Perasaan takut akan keintiman Kebimbangan tentang jenis kelamin.

Penderita tidak mampu memulai dan mempertahankan ereksi

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejalanya.
Pemeriksaan fisik dilakukan untuk mencari adanya perubahan ciri seksual pria, misalnya payudara, testis dan ukuran penis, serta perubahan pada rambut, suara maupun kulit.

Untuk mengetahui adanya kelainan pada arteri di panggul dan selangkangan (yang memasok darah ke penis), dilakukan pengukuran tekanan darah di tungkai. Pemeriksaan lainnya yang mungkin perlu dilakukan: Pemeriksaan darah lengkap
Pemeriksaan gula darah untuk diabetes
Pemeriksaan kadar TSH
USG penis.


Impotensi itu prinsip dasarnya Sederhana ,perhatikan uraian ini

Berdasarkan hasil penelitian pakar medis tersimpul pola timbulnya penyakit impoten, bahwa di dalam penis itu terdapat dua buah bangunan yang disebut Corpus Cavernosum. Dalam kondisi penis tidak tegang, Corpus Cavernosum hanya terisi darah sedikit. Dengan berbagai cara rangsangan, volume darah di dalam Corpus Cavernosum akan berlipat ganda delapan kali, maka penis membesar dan tegang.

Dengan demikian, di sini tidak hanya pembuluh darah ke CC harus berfungsi baik, tapi juga otot-otot CC serta pembuluh darah balik yang mengalirkan darah ke CC. Mekanisme ini dipengaruhi saraf dan hormon, jika terjadi gangguan atau terjadinya kerusakan, maka penis tidak dapat ereksi. Pola timbulnya impotensi inilah yang disebut kelainan organik.

Impotensi pada seseorang karena ada dua faktor.

Pertama, disebabkan problema seksual, psikis, rasa takut, sedih dan stress seperti takut tidak dapat melakukan hubungan seksual secara normal atau fear of failure.

Kedua, orang itu impoten karena memang adanya kelainan organik. Penyebab kelainan impotensi organik bisa disebabkan pengapuran pembuluh darah, sehingga khususnya pembuluh darah yang mengarah ke penis menebal dan keras. Aliran darah untuk mencapai ereksi pun tidak mencukupinya atau disebabkan kelainan pada CC itu sendiri. Hal ini diduga karena terlalu banyak mengkonsumsi obat-obatan hipertensi dan adanya kelainan dalam kadar hormon.

Sementara itu, kelainan pada pembuluh balik dapat menjadi sebagai faktor pencetus impotensi. Sebab aliran darah balik dari penis saat ereksi tidak cukup terbendung yang mengakibatkan darah tidak daapt terkumpul di penis.

Kemungkinan lain, yaitu akibat saraf seperti karena trauma atau kecelakaan, patah tulang panggul atau bekas operasi di panggul kecil. Selain itu, pria impoten bisa disebabkan karena ia menderita diabetes. Kasus ini memang banyak terjadi, karena diabetes biang keladi timbulnya gangguan apda pembuluh darah, saraf dan bahkan psikis. Di samping perlu mewaspadai terhadap penyakit lain seperti liver, gagal ginjal dan kelenjar gondok.

Bahkan, akhir-akhir ini para pakar medis telah menemukan hubungan antara gagal ereksi dengan kebiasaan merokok dan minuman yang mengandung kadar alkohol . OK


PENGOBATAN

Impotensi biasanya bisa diobati tanpa pembedahan.
Jenis pengobatan tergantung kepada penyebabnya.

Latihan khusus dilakukan oleh penderita impotensi akibat masalah psikis, yaitu yang disebut Teknik pemusatan sensasi 3 tahap.
Teknik ini mendorong hubungan intim dan kehangatan emosional, yang lebih menitikberatkan kepada membangun sebuah hubungan:

  1. Tahap I : bercumbu, pasangan berkonsentrasi untuk menyenangkan satu sama lain tanpa menyentuh daerah kemaluan.
  2. Tahap II : pasangan mulai menyentuh daerah kemaluan atau daerah erotis lainnya, tetapi belum melakukan hubungan badan.
  3. Tahap III : melakukan hubungan badan.

Masing-masing mencapai kenyamanan pada setiap tahap keintiman sebelum berlanjut ke tahap selanjutnya.
Jika teknik tersebut tidak berhasil, mungkin penderita perlu menjalani psikoterapi atau terapi perilaku seksual.
Jika penderita mengalami depresi, bisa diberikan obat anti depresi.

Sildenafil adalah obat yang bisa meningkatkanaliran darah ke penis.
Obat ini diminum 30-60 menit sebelum melakukan hubungan seksual, hanya efektif jika disertai dengan gairah seksual.
Tidak boleh diminum bersamaan dengan nitrat karena bisa menimbulkan efek samping yang serius.

Jika impotensi atau hilangnya gairah seksual terjadi akibat kadar testosteron yang rendah, penderita sebaiknya menjalani terapi sulih hormon.
Testosteron disuntikkan setiap minggu atau diberikan dalam bentuk plester.
Efek sampingnya adalah pembesaran prostat dan kelebihan sel darah merah yang bisa menyebabkan stroke. Alat pengikat atau penghisap seringkali digunakan untuk mencapai dan mempertahankan ereksi, tetapi alat ini tidak boleh digunakan oleh penderita gangguan perdarahan atau penderita yang mengkonsumsi obat antikoagulan.
Alat pengikat (berupa tali atau cincin yang terbuat dari logam, karet atau kulit) dipasang di dasar penis untuk memperlambat aliran darah dari penis.
Alat penghisap (berupa kotak berongga dan pompa) dipasang pada penis.

Tekanan hampa udara membantu pengaliran darah ke dalam arteri penis. Ketika penis ereksi, sebuah alat pengikat


No comments:

Post a Comment