Pages

Saturday, April 10, 2010

LUMBRISCUS TERESTRIS-OLIGOCHAETA

OLIGOCHAETA
  • Habitatnya di tanah,
  • memiliki sedikit rambut (oligo = sedikit, chaeta = rambut/bulu).
  • Mempunyai organ KIitellum yang berisi semua kelenjar, termasuk kelenjar kelamin.
  • Pernafasan dilakukan oleh pemukaan tubuhnya ( difusi melalui kulit ) kemudian masuk kepembuluh darah
  • Makanan diedarkan ke seluruh tubuh dengan sistem peredaran darah
  • makanan yang sudah dicerna mekanik disimpan di tembolok (kantung sebelum masuk ke lambung)
  • Peran digunakan untuk bahan kosmetik, obat, dan campuran makan berprotein tinggi bagi hewan, menggemburkan tanah
  • Contoh kelompok Oligochaeta tersebut adalah :
  1. Lumbricus terestris ( Cacing tanah )
  2. Pheretima cacing tanah Asia
  3. Tubifex cacing merah ( makanan ikan kecil/ indikator pencemaran air (DO rendah)
  4. Digaster longmani cacing tanah raksasa
CACING TANAH
  • Spesies cacing tanah Lumbricus terrestris, L. adalah jenis cacing yang tergolong dalam kelompok Phyllum Anellida , Kelas Oligochaeta , family Lumbricidae.
  • Cacing sejenis yang tergolong dalam kelompok yang sama adalah Pheretima asiatica dari family Megascolecidae,
    STRUKTUR TUBUH
crop = tembolok , gizzard = lambung/empedal , intestin = usus haus
  • Bagian luar tubuh terdiri atas segmen-segmen yang jumlah dan lebarnya berbeda menurut spesies.
  • mempunyai alat peredaran darah yang terdiri atas pembuluh darah punggung, pembuluh darah perut dan lima pasang lengkung aorta. Lengkung aorta berfungsi sebagai jantung.
  • Sistem peredaran darah secara tertutup dengan aliran pembuluh darah Dorsal dan dipompa okeh lima lengkung Aorta menuju pembuluh darah Ventral
  • Darah terdiri dari plasma darah, mengandung haemoglobin hingga berwarna merah, sedangkan butir-butir darahnya tidak berwarna.
  • Cacing tanah mempunyai alat kelamin jantan dan betina pada bagian ventral atau ventro lateral, srhingga Hewan ini bersifat hermafrodit, tetapi pembuahan sendiri tidak akan terjadi melainkan pembuahan silang yakni pada waktu dua hewan mengadakan kopulasi
  • Tubuh dengan segmen yang jelas, berjumlah 15 – 200 buah
  • Alat eksresi berupa sepasang nrftidia pada setiap segmen dan disebut metanefridia
  • Pada setiap segmen terdapat setae kecuali pada segmen pertama dan terakhir.
  • Cacing dewasa kelamin ditandai dengan adanya klitelum ( seperti cincin atau pelana berwarna muda mencolok melingkari tubuh sepanjang segmen tertentu) pada umur 2,5 bulan.
  • KLitellum Pada segmen ke 32 sampai segmen ke 37 , klitelum sebagai alat kopulasi
  • Klitelum terkait dengan produksi kokon.
  • Bernafas dengan menggunakan seluruh permukaan tubuh yang lembab
  • Sistem saraf merupakan sistem saraf tangga tali
  • Sistem pencernaan makanan sempurna, yaitu mulai dari mulut, faring, atau esofagus, tembolok, lambung, usus dan anus
  • Alat kelamin jantan dan betina terdapat mulai segmen 9 sampai 15 menurut spesies.
  • Untuk menghasilkan telur fertil, cacing harus mencari pasangan dan saling menukar sperma yang akan membuahi sel telur.
  • Pembuahan akan terjadi dalam masing-masing lubang kelamin betina.
  • Setelah pembuahan, sepanjang permukaan klitelum akan mengeluarkan lendir yang akan mengeras dan bergerak ke belakang terdorong oleh gerak maju cacing.
  • Pada saat melewati lubang kelamin betina, telur-telur yang sudah dibuahi akan masuk ke dalam selubung kokon tersebut.
  • Kokon yang diletakkan pada kondisi lingkungan yang cocok akan menetas dalam 14 - 21 hari. Jumlah telur dalam kokon beragam, biasanya lebih dari 10 butir.
  • Tergantung spesies, cacing dewasa mampu menghasilkan lebih dari 2 kokon setiap 5 - 10 hari.
  • Perhitungan kasar menunjukkan setiap 100 cacing dewasa dalam kurun waktu 1 tahun dapat menghasilkan 100.000
  • Ekskresi dengan menggunakan Nefridium
  • Pada cacing tanah anggota Anelida, setiap segmen dalam tubuhnya mengandung sepasang metanefridium, kecuali pada tiga segmen pertama dan terakhir.
  • Metanefridium memiliki dua lubang.
  • Lubang yang pertama berupa corong, disebut nefrostom (di bagian anterior) dan terletak pada segmen yang lain.
  • Nefrostom bersilia dan bermuara di rongga tubuh (pseudoselom).
  • Rongga tubuh ini berfungsi sebagai sistem pencernaan.
  • Corong (nefrostom) akan berlanjut pada saluran yang berliku-liku pada segmen berikutnya.
  • Bagian akhir dari saluran yang berliku-liku ini akan membesar seperti gelembung.
  • Kemudian gelembung ini akan bermuara ke bagian luar tubuh melalui pori yang merupakan lubang (corong) yang kedua, disebut nefridiofor.
  • Cairan tubuh ditarik ke corong nefrostom masuk ke nefridium oleh gerakan silia dan otot.
  • Saat cairan tubuh mengalir lewat celah panjang nefridium, bahan-bahan yang berguna seperti air, molekul makanan, dan ion akan diambil oleh sel-sel tertentu dari tabung.
  • Bahan-bahan ini lalu menembus sekitar kapiler dan disirkulasikan lagi.
  • Sampah nitrogen dan sedikit air tersisa di nefridium dan kadang diekskresikan keluar.
  • Metanefridium berlaku seperti penyaring yang menggerakkan sampah dan mengembalikan substansi yang berguna ke sistem sirkulasi.
  • Cairan dalam rongga tubuh cacing tanah mengandung substansi dan zat sisa.
  • Zat sisa ada dua bentuk, yaitu amonia dan zat lain yang kurang toksik, yaitu ureum.
  • Oleh karena cacing tanah hidup di dalam tanah dalam lingkungan yang lembab, anelida mendifusikan sisa amonianya di dalam tanah tetapi ureum diekskresikan lewat sistem ekskresi.

Sistem pencernaan makanan

  • Pada cacing tanah mempunyai saluran pencernaan yang terdiri atas mulut, kerongkongan, tembolok, empedal, usus dan anus.
  • Bagian depan kerongkongan agak membesar disebut paring yang berfungsi untuk mengisap makanan dari mulut dan membasahinya dengan lendir.
  • Makanan cacing tanah berupa humus yang terdapat di tanah yang bersifat asam, dikelilingi kerongkongan terhadap tiga pasang kelenjar yang menghasilkan zat kapur yang dapat menetralkan sifat asam makanannya.

No comments:

Post a Comment