Pages

Saturday, January 21, 2012

MENUJU KB




Metode Kontrasepsi Alami

Metode alami hanya bisa diterapkan pada wanita dengan siklus haid teratur.
  1. Caranya dengan menghindari sanggama pada saat subur.
  2. Alat bantu metode ini adalah pengukuran suhu basal dan uji kekentalan lendir leher rahim.
Kelebihan: 
  • Tidak ada efek samping
  • Ekonomis 
Kekurangan:
  • Angka kegagalan tinggi yaitu 10 - 30 dari 100 wanita.
Metode Kontrasepsi Dengan Alat dibagi menjadi:
  • Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) 
  • Alat kontrasepsi dalam rahim mempunyai beberapa tipe, antara lain
Alat Kontrasepsi dalam Rahim meliputi
  1. Copper T380A
  2. Nova T
  3. AKDR yang diberi hormon (mirena, Levo Nova).
Kelebihan:
  • Angka perlindungannya cukup tinggi, yaitu dengan kegagalan 0,3-1 per 100 wanita tiap tahun.
Kekurangan:
  • Mengundang risiko infeksi radang panggul, perdarahan, dan kehamilan di luar kandungan.
  • Komplikasi perforasi (lubang) uterus.
  • Tidak memberi perlindungan terhadap penyakit kelamin dan hepatitis B maupun HIV/AIDS.
DETAIL
Alat Kontrasepsi Dalam Rahim
  • AKDR adalah alat kontrasepsi yang dipasang di dalam rahim
Di mana AKDR terdiri dari bermacam-macam bentuk
  1. Terdiri dari plastik (polietiline), ada yang di lilit tembaga (Cu), ada pula yang tidak.
  2. Ada pula yang di lilit tembaga bercampur perak (Ag).
  3. Ada pula yang batangnya berisi hormon progesterone.
Mekanisme Kerja AKDR
  • Mekanisme kerja yang pasti dari AKDR belum diketahui, namun ada beberapa mekanisme kerja yang telah diajukan:
  • Timbulnya reaksi radang lokal yang non-spesifik di dalam cavum uteri sehingga implantasi sel telur yang telah dibuahi terganggu.
  • Produksi lokal prostaglandin yang meninggi, yang menyebabkan terhambatnya implantasi.
  • Gangguan / terlepasnya blastocyst yang telah berimplantasi di dalam endometrium.
  • Pergerakan ovum yang bertambah cepat di dalam tuba fallopi. 
  • Immobilisasi spermatozoa saat melewati cavum uteri.
AKDR juga mencegah spermatozoa membuahi sel telur (mencegah fertilisasi).

Untuk AKDR yang mengandung Cu :
  • Antagoisme kationic yang spesifik terhadap Zn yang terdapat dalam enzim carbonic anhydrase yaitu salah satu enzim dalam traktus genitalia wanita, dimana Cu menghambat reaksi carbonic anhydrase sehingga tidak memungkinkan terjadinya implantasi dan mungkin juga menghambat aktivitas alkali phospatase.
  • Mengganggu pengambilan estrogen endogenous oleh mucosa uterus. 
  • Mengganggu jumlah DNA dalam sel endometrium.
  • Mengganggu metabolisme glikogen. 
Untuk AKDR yang mengandung hormon progesterone :
  • Gangguan proses pematangan proliteratif –sekretoir sehingga timbul penekanan terhadap endometrium dan terganggunya proses implantasi (endometrium tetap berada dalam fase decidual/ progestational).
  • Lendir serviks yang menjadi lebih kental/ tebal karena pengaruh progestin. 
Macam – Macam AKDR
  • Un-Medicated AKDR Lippes Loop – AKDR yang terbuat dari polyethylene (suatu plastik inert secara biologik) ditambah Barium Sulfat. 
  • Medicated AKDR Cooper AKDR – AKDR dengan penambahan selubung Cu yang padat, dimaksudkan untuk memperbesar luas permukaan Cu di dalam uterus dan untuk lebih mendekatkan Cu pada fundus uteri.

Prosedur Insersi AKDR
  • Pemberian analgetika dan sedative bila diperlukan.
  • Pasangan speculum dalam vagina dan perhatikan serviks serta dinding-dinding vagina. 
  • Bila mungkin terjadi, kerjakan papanicolauo smear dan pemeriksaan bakteriologis terhadap Gonorrhoe.
  • Lakukan pemeriksaan dalam bimanual untuk menentukan besar, bentuk, posisi dan mobilitas uterus, serta untuk menyingkirkan kemungkinan-kemungkinan adanya infeksi atau keganasan dari organ-organ sekitarnya. 
  • Pasang kembali speculum dalam vagina, dan lakukan desinfeksi endoserviks dan dinding vagina.
  • Pasang tenakulum pada bibir serviks atas, lakukan tarikan ringan padanya untuk meluruskan dan menstabilkan uterus. Ini akan mengurangi perdarahan dan resiko perforasi. 
  • Lakukan sondage uterus.
  • Masukkan AKDR sesuai dengan macam alatnya. 
  • Lepaskan AKDR dalam bidang transverse dari cavum uteri pada posisi setinggi mungkin di fundus uteri. Bila terasa ada tahanan sebelum mencapai fundus, jangan dipaksakan, keluarkan alatnya dan lakukan re-insersi.
  • Keluarkan tabung inserternya.
  • Periksa dan gunting benang ekor AKDR sampai 2-3 cm dari ostium uteri eksternum.
  • Keluarkan tenakulum dan spekulum 
  • AKDR jangan dibiarkan lebih lama dari 2 menit di dalam tabung insersinya, karena ia akan kehilangan bentuknya (terutama untuk lipess loop).

Efek Samping AKDR
  • Saat Insersi : Rasa sakit/nyeri, muntah, keringat dingin dan syncope, serta perforasi uterus. 
  • Setelah Insersi : Perubahan siklus haid (umumnya pada 3 bulan pertama dan akan berkurang setelah 3 bulan), haid lebih lama dan banyak, dan perdarahan (spotting) antar menstruasi dan saat haid lebih sakit. 

Komplikasi AKDR
  • Komplikasi pemakaian AKDR yang sering muncul yaitu AKDR tertanam dalam-dalam di endometrium atau miometrium (embedding, displacement) dan infeksi (Hartanto, 2004).

Tindakan Diagnostik Persangkaan Perforasi AKDR adalah :

  • Tentukan ada tidaknya kehamilan ?
  • Ada kehamilan : periksa dengan Ultrasonografi
  • Tidak ada kehamilan : 
  • Lakukan sondage cavum uteri
  • Sondage positif : AKDR intra –uterine 
  • Sondage negatif : 
  • X-foto pelvis (AP dan Lateral) dengan sonde in- utero, atau masukan AKDR macam lain intra –uterine. 
  • Histerografi 
  • Histeroskopi 
  • Ultrasonografi 

Penanggulangan Perforasi AKDR
Perforasi partial : keluarkan AKDR
Perforasi komplit
Closed devices : harus segera dikeluarkan oleh karena bahaya strangulasi usus.
Cu devices : harus segera dikeluarkan oleh karena bahaya timbulnya reaksi inflamasi dan adhesi sekitar AKDR di dalam rongga peritoneum (adhesi omentum).
Open –linier devices

Apabila terjadi ketidak opyimalan AKDR

Menurut Medical Advisory Panel IPPF
  • Tidak perlu dikeluarkan kecuali bila ada gejala-gejala dan keluhan abdominal.
  • Harus dikeluarkan meskipun tidak ada gejala-gejala dan keluhan abdominal. 
  • Pengeluaran dan Komplikasi AKDR di Kemudian
Rasa Sakit Perdarahan
  • Merupakan alasan medis utama dari penghentian pemakaian AKDR, yaitu kira-kira 4 -15% dalam 1 tahun. Tetapi menurut penelitian-penelitian, rasa sakit dan perdarahan akan berkurang dengan semakin lamanya pemakaian AKDR. 
Perdarahan bertambah banyak dapat berbentuk :
  • Volume darah haid bertambah, kecuali pada AKDR yang mengandung hormon.
  • Perdarahan berlangsung lebih lama 
  • Perdarahan bercak/ spotting diantara haid. 
  • Embedding dan Displacement Infeksi. 
  • Merupakan komplikasi yang paling serius yang berhubungan dengan pemakaian AKDR.
  • Akseptor AKDR mempunyai risiko 2 X lebih besar untuk mendapatkan PID dibandingkan non – akseptor KB.
  • PID adalah suatu istilah luas yang menunjukkan adanya suatu infeksi yang naik dari serviks kedalam uterus, tuba falupi dan ovarium.
  • Komplikasi PID umumnya berat, antara lain dapat menyebabkan sumbatan partial ataupun total pada satu atau kedua tuba falopii, dengan akibat bertambah besarnya kemungkinan insidens kehamilan ektopik dan infertilitas. 

Faktor-faktor yang mempengaruhi risiko infeksi :
  1. Insersi (terutama dalam 2-4 bulan pertama post-insersi 
  2. Type/ macam AKDR
  3. Penyakit akibat hubungan seks (PHS) 
  4. Umur

Kontraindiaksi Insersi AKDR

Kontraindikasi Absolut :
  • Infeksi pelvis yang aktif (akut atau sub-akut), terutama persangkaan Gonorhoe atau Chlamydia. 
  • Kehamilan atau persangkaan kehamilan
Kontraindikasi relatif kuat
  • Partner seksual yang banyak. 
  • Partner memperoleh pertolongan gawat darurat bila terjadi komplikasi. 
  • Pernah mengalami infeksi pelvis atau infeksi pelvis yang rekuren, post-partum endometritis atau abortus febrilis dalam tiga bulan terakhir
  • Kesukaran memperoleh pertolongan gawat darurat bila terjadi komplikasi. 
  • Cervitis akut purulent.
  • Kelainan darah yang tidak diketahui sebabnya. 
  • Riwayat kehamilan ektopik atau keadaan-keadaan yang menyebabkan predisposisi untuk terjadinya kehamilan ektopik.
  • Pernah mengalami infeksi pelvis satu kali dan masih menginginkan kehamilan selanjutnya.
  • Kelainan pembekuan darah.

Keadaan –keadaan lain yang dapat merupakan kontra-indikasi untuk insersi AKDR:
  • Penyakit katup jantung
  • Keganasan endometrium atau serviks.
  • Stenosis serviks yang berat.
  • Uterus yang kecil sekali 
  • Endometriosis
  • Myoma uteri
  • Polip endometrium
  • Kelainan kongenital utrerus
  • Dismenorhe yang berat
  • Darah haid yang banyak, haid yang ireguler atau perdarahan bercak (spotting)
  • Alergi terhadap Cu atau penyakit Wilson yaitu penyakit gangguan Cu yang turun temurun
  • Anemia
  • Ketidakmampuan untuk mengetahui tanda-tanda bahaya AKDR
  • Ketidakmampuan untuk memeriksa sendiri ekor AKDR
  • Riwayat Gonorhoe, Chlamydia, Syphilis atau herpes
  • Actinomycosis genitalia
  • Riwayat reaksi vaso-vagal yang berat atau pingsan
  • Inkompatibilitas golongan darah misalnya Rh negatif
  • Pernah mengalami problem ekspulsi AKDR
  • Leukore atau infeksi vagina
  • Riwayat infeksi pelvis
  • Riwayat operasi pelvis
  • Keinginan untuk mendapatkan anak dikemudian hari atau pertimbangan kesuburan dimasa yang akan datang. 

2. Kontrasepsi Dengan Metode Perintang : Kontrasepsi penghalangKontrasepsi penghalang secara fisik menghalangi jalan masuk sperma ke dalam rahim wanita.
Yang paling umum digunakan adalah

  1. kondom
  2. diafragma
  3. spermisida.






Kondom.
  • Kondom bisa melindungi pemakainya dari penyakit menular seksual (misalnya AIDS) dan dapat mencegah perubahan prekanker tertentu pada sel-sel leher rahim.
  • Ada kondom yang ujungnya memiliki penampung semen; jika tidak ada penampung semen, sebaiknya kondom disisakan sekitar 1cm di depan penis. 
  • Kondom harus dilepaskan secara perlahan karena jika semen tumpah maka sperma bisa masuk ke vagina sehingga terjadi kehamilan.

  • Untuk menambah efektivitas pemakaian kondom bisa ditambahkan spermisida (biasanya terkandung di dalam pelumas kondom atau dimasukkan secara terpisah ke dalam vagina). 
  • Kondom wanita merupakan alat kontrasepsi penghalang baru yang dipasang di vagina dengan bantuan sebuah cincin.
  • Kondom wanita menyerupai kondom pria, tetapi lebih lebar dan memiliki angka kegagalan yang tinggi. 

Diafragma.
  • Diafragma merupakan plastik berbentuk kubah dengan sabuk yang lentur, dipasang pada serviks dan menjaga agar sperma tidak masuk ke dalam rahim.
  • Ukurannya bervariasi dan harus dicocokkan oleh dokter atau perawat. 
  • Pemakaiannya harus selalu bersamaan dengan krim atau jeli.
  • Diafragma dipasang sebelum melakukan hubungan seksual dan tetap terpasang sampai minimal 8 jam tetapi tidak boleh lebih dari 24 jam. 
  • Kontrasepsi diafragma merupakan hal yang tidak biasa di Indonesia.
  • Kontrasepsi ini adalah kontrasepsi barier yang tidak mengurangi kenikamatan berhubungan seksual karena terjadi skin to skin kontak antara penis dengan vagina dan dapat meningkatkan frekuensi sentuhan pada G Spot dalam.
  • Sayangnya diafragma memiliki efektifitas yang paling rendah dibandingkan dengan alat kontrasepsi lainnya, selain itu pemasangannya harus oleh tenaga kesehatan dan harganya relatif lebih mahal.

Bentuk dan pemasangannya adalah sebagai berikut :


Ukuran diafragma harus diganti jika:
  • terjadi penambahan atau penurunan berat badan sebanyak lebih dari 5 kg
  • diafragma telah dipakai selama lebih dari 1 tahun 
  • baru melahirkan anak atau mengalami aborsi, karena ukuran dan bentuk vagina mungkin mengalami perubahan. 
Penutup serviks (leher rahim).
  • Penutup serviks (cervical cap) hampir menyerupai diafragma tetapi ukurannya lebih kecil dan lebih kaku, dipasang pada serviks.
  • Ukurannya bervariasi dan harus dicocokkan oleh dokter atau perawat. 
  • Pemakaian penutup serviks harus selalu bersamaan dengan krim atau jeli.
  • Penutup serviks dipasang sebelum melakukan hubungan seksual dan tetap terpasang sampai minimal 8 jam dan maksimal 48 jam sesudah melakukan hubungan seksual. 

Spermisida.
  • Sediaan untuk menghentikan atau membunuh sperma atau disebut juga spermisida (dalam bentuk busa, krim, jel dan suppositoria yang dimasukkan ke dalam vagina)
  • Busa, krim, jeli dan suppositoria vagina dimasukkan sebelum melakukan hubungan seksual. 
  • Selain mengandung spermisida, bahan tersebut juga merupakan penghalang fisik untuk sperma.

Coitus interruptus.
  • Penarikan penis sebelum terjadinya ejakulasiDisebut juga coitus interruptus. 
  • Pada metode ini, pria mengeluarkan/menarik penisnya dari vagina sebelum terjadinya ejakulasi (pelepasan sperma ketika mengalami orgasme).
  • Metode ini kurang dapat diandalkan karena sperma bisa keluar sebelum orgasme juga memerlukan pengendalian diri yang tinggi serta penentuan waktu yang tepat. 

Metoda ritmik
  • Pada metoda ritmik, pasangan suami istri tidak melakukan hubungan seksual selama masa subur wanita.
  • Ovulasi (pelepasan sel telur dari ovarium) terjadi 14 hari sebelum menstruasi.
  • Sel telur yang telah dilepaskan hanya bertahan hidup selama 24 jam, tetapi sperma bisa bertahan selama 3-4 hari setelah melakukan hubungan seksual.
  • Karena itu pembuahan bisa terjadi akibat hubungan seksual yang dilakukan 4 hari sebelum ovulasi.

Metode ritmik kalender
  • Metode ritmik kalender merupakan metode yang paling tidak efektif, bahkan untuk wanita yang memiliki siklus menstruasi yang teratur. 
  • Wanita sebaiknya mencatat siklusnya dalam 12 bulan terakhir.

Untuk mengetahui saat tidak boleh melakukan hubungan seksual, dilakukan perhitungan berikut:
  • (siklus terpendek – 18) dan (siklus terpanjang – 11).
  • Contohnya, jika siklus seorang wanita dalam waktu 12 bulan terakhir berkisar antara 26-29 hari, maka 26-18=8 dan 29-11=18, artinya hubungan seksual tidak boleh dilakukan pada hari ke-8 sampai hari ke-18 setelah menstruasi. 

Metode temperatur
  • Pada metode temperatur, dilakukan pengukuran suhu basal (suhu ketika bangun tidur sebelum beranjak dari tempat tidur).
  • Suhu basal akan menurun sebelum ovulasi dan agak meningkat (kurang dari 1? Celsius) setelah ovulasi.
  • Hubungan seksual sebaiknya tidak dilakukan mulai dari menstruasi hari pertama sampai suhu basalnya meningkat. 

Metode lendir
  • Pada metode lendir, masa subur wanita diketahui dengan mengamati lendir servikal, yang biasanya dikeluarkan dalam jumlah yang lebih banyak dan lebih encer sesaat sebelum ovulasi.
  • Hubungan seksual tidak boleh pada saat terjadinya peningkatan jumlah lendir servikal sampai 4 hari sesudahnya. 

Metoda simptotermal
  • Metoda simptotermal terdiri dari pengamatan perubahan lendir servikal dan suhu basal tubuh, juga gejala lainnya yang berhubungan dengan ovulasi (misalnya nyeri kram ringan pada perut bagian bawah).

Kontrasepsi implan
  • Kontrasepsi implanKontrasepsi implan adalah kapsul plastik yang mengandung progestin, yang bekerja dengan cara mencegah ovulasi dan menghalangi masuknya sperma melalui lendir serviks yang kental.
  • Metoda ini merupakan metoda yang paling dapat diandalkan. 
  • Kapsul dimasukkan ke bawah kulit lengan atas. Setelah diberi obat bius, dibuat sayatan dan dengan bantuan jarum dimasukkan kapsul implan.

Tidak perlu dilakukan penjahitan.
  • Kapsul ini melepaskan progestin ke dalam aliran darah secara perlahan dan biasanya dipasang selama 5 tahun.
  • Interaksi dengan obat lain jarang terjadi karena implan tidak mengandung estroggen 

Efek samping
  • Efek samping yang utama adalah perdarahan tidak teratur atau sama sekali tidak terajdi menstruasi. 
  • Efek samping lainnya adalah sakit kepala dan penambahan berat badan.
  • Kapsul implan tidak larut dalam tubuh sehingga setelah 5 tahun harus dilepaskan
  • Segera setelah implan dilepas, fungsi ovarium akan kembali normal dan wanita pemakai implan kembali menjadi subur.

3, Metode KB Hormonal
Kebanyakan kontrasepsi hormonal mengandung estrogen dan progesteron atau hanya progesteron saja.



a. Pil KB Terpadu
Umumnya mengandung hormon gestagen dan estrogen sintetik.

Pil yang dianjurkan adalah pil dosis rendah yang mengandung estrogen kurang dari atau sebesar 35 mikrogram dan 1 miligram progesteron.



Kelebihan/Keuntungan pemakaian pil KB adalah mengurangi::
  • Resiko kanker jenis tertentu
  • Angka kekambuhan kram pada saat menstruasi
  • Ketegangan premenstruasi
  • Perdarahan tidak teratur
  • Anemia
  • Kista payudara
  • Kista ovarium
  • Kehamilan ektopik (kehamilan di luar kandungan)
  • Infeksi tuba falopii.
  • Mudah didapat
  • Kekurangan:
  • Harus diminum setiap hari
  • Menimbulkan efek samping: mual-mual,sakit kepala 
Sebelum mulai menggunakan pil KB, dilakukan pemeriksaan fisik untuk meyakinkan bahwa tidak ada masalah kesehatan yang bisa menimbulkan resiko.
Jika wanita tersebut atau keluarga dekatnya ada yang menderita diabetes atau penyakit jantung, biasanya dilakukan pemeriksaan darah untuk mengukur kadar kolesterol dan gula darah.

Jika kadar kolesterol atau gula darahnya tinggi, maka diberikan pil KB dosis rendah.
3 bulan setelah pemakaian pil KB, dilakukan pemeriksaan ulang untuk mengetahui adanya perubahan tekanan darah. Selanjutnya pemeriksaan dilakukan 1 kali/tahun.

Pil KB sebaiknya tidak digunakan oleh:
  • Wanita yang merokok dan berusia diatas 35 tahun
  • Wanita penderita penyakit hati aktif atau tumor 
  • Wanita yang memiliki kadar trigliserida tinggi d. Wanita penderita tekanan darah tinggi yang tidak diobati
  • Wanita penderita diabetes yang disertai penyumbatan arteri 
  • Wanita yang memiliki bekuan darah
  • Wanita penderita penyakit jantung
  • Wanita yang pernah menderita stroke 
  • Wanita yang pernah menderita penyakit kuning pada saat kehamilan
  • Wanita penderita kanker payudara atau kanker rahim. 
  • Wanita yang Frakture pada tulangnya menjalani pengobatan
Pengawasan harus dilakukan jika pil KB digunakan oleh:
  • Wanita yang mengalami depresi
  • Wanita yang sering mengalami sakit kepala migren 
  • Wanita yang merokok tetapi berusia dibawah 35 tahun
  • Wanita yang pernah menderita hepatitis atau penyakit hari lainnya tetapi telah sembuh total. 
Pemakaian pil KB setelah kehamilan
  • Resiko terbentuknya bekuan darah di tungkai meningkat setelah kehamilan dan akan semakin meningkat jika wanita tersebut memakai pil KB.
  • Jika menstruasi terakhir terjadi dalam waktu kurang dari 12 minggu setelah persalinan, maka pil KB bisa langsung digunakan.

Jika menstruasi terakhir terjadi dalam waktu 12-28 minggu, maka harus menunggu 1 minggu sebelum pil KB mulai digunakan, sedangkan jika menstruasi terakhir terjadi dalam waktu lebih dari 28 minggu, harus menunggu 2 minggu sebelum pil KB mulai digunakan.
Wanita yang menyusui biasanya tidak mengalami ovulasi sampai 10-12 minggu setelah persalinan, tetapi mereka bisa mengalami ovulasi dan hamil sebelum terjadinya menstruasi pertama.

Karena itu, ibu yang menyusui sebaiknya menggunakan pil KB jika tidak ingin hamil
Pil kombinasi yang diminum oleh ibu menyusui bisa mengurangi jumlah air susu dan kandungan zat lemak serta protein dalam air susu.

Hormon dari pil terdapat dalam air susu sehingga bisa sampai ke bayi.

Karena itu untuk ibu menyusui sebaiknya diberikan tablet yang hanya mengandung progestin, yang tidak mempengaruhi pembentukan air susu.

Pil KB yang diminum segera setelah terjadinya pembuahan atau pada awal kehamilan (sebelum wanita tersebut mengetahui bahwa dia hamil) tidak akan membahayakan janin

Efek samping pil KB
Spotting : Sering terjadi pada tahun pertama pemakaian pil KB, jika tubuh telah menyesuaikan diri dengan hormon biasanya perdarahan abnormal akan berhenti.
Beberapa bulan setelah berhenti menggunakan pil KB, mungkin tidak akan terjadi menstruasi, tetapi obat ini tidak menyebabkan berkurangnya kesuburan secara permanen.
Efek samping yang berhubungan dengan estrogen adalah mual, nyeri tekan pada payudara, perut kembung, penahanan cairan, peningkatan tekanan darah dan depresi.
Efek samping yang berhubungan dengan progestin adalah penambahan berat badan, jerawat dan kecemasan . Penambahan berat badan sebanyak 1,5-2,5 kg biasanya terjadi akibat penahanan cairan dan mungkin karena meningkatnya nafsu makan.
Bekuan darah diperkirakan 3-4 kali lebih sering terjadi pada pemakaian pil KB dosis tingg Jika secara tiba-tiba timbul nyeri dada atau nyeri tungkai, pemakaian pil KB harus segera dihentikan dan segera memeriksakan diri karena gejala tersebut mungkin menunjukkan adanya bekuan darah di dalam vena tungkai dan kemungkinan sedang menuju ke paru-paru. Pil KB dan pembedahan menyebabkan meningkatnya resiko pembentukan bekuan darah, sehingga 1 bulan sebelum menjalani pembedahan pemakaian pil harus dihentikan dan baru mulai dipakai lagi 1 bulah setelah pembedahan.
Mual dan sakit kepala.
1-2% wanita pemakai pil KB mengalami depresi dan kesulitan tidur.
Melasma (bercak-bercak berwarna gelap di wajah). Jika terkena sinar matahari, bercak semakin gelap. Melasma akan menghilang secara perlahan setelah pemakaian pil KB dihentikan.
Resiko terjadinya kanker leher rahim tampaknya meningkat, terutama jika pil KB telah dipakai selama lebih dari 5 tahun. Karena itu wanita pemakai pil KB harus rutin menjalani pemeriksaan Pap smear (minimal 1 kali/tahun) Di lain fihak, wanita pemakai pil KB memiliki resiko kanker ovarium ataupun kanker rahim yang lebih rendah.

Interaksi pil KB dengan obat lain
Pil KB tidak berpengaruh terhadap obat lain, tetapi obat lain (terutama obat tidur dan antibiotik) bisa menyebabkan berkurangnya efektivitas dari pil KB.
Wanita pemakai pil KB bisa hamil jika secara terus menerus mengkonsumsi antibiotik (misalnya rifampin, penisilin, ampisilin, tetrasiklin atau golongan sulfa). Ketika mengkonsumsi antibiotik tersebut, selain pil KB sebaiknya ditambah dengan menggunaka kontrasepsi penghalang (misalnya kondom atau diafragma).
Obat anti-kejang (fenitoin dan phenobarbital) bisa menyebabkan meningkatkan perdarahan abnormal pada wanita pemakai pil KB. Untuk mengatasi hal ini, kepada wanita penderita epilepsi yang mengkonsumsi anti-kejang perlu diberikan pil KB dosis tinggi.

b. Pil KB Mini

Beda dengan pil KB terpadu, pil ini hanya mengandung gestagen saja.



Kelebihan:
Dapat digunakan untuk ibu menyusui
Mudah didapat

Kekurangan:

• Memiliki efek samping yaitu:
Pendarahan tidak teratur
Haid tidak datang
Terkadang muncul sakit kepala



Kontrasepsi suntikan
Medroksiprogesteron (sejenis progestin) disuntikkan 1 kali/3 bulan ke dalam otot bokong atau lengan atas.
Suntikan ini sangat efektif tetapi bisa mengganggu siklus menstruasi.

Sepertiga pemakai KB suntik tidak mengalami menstruasi pada 3 bulan setelah suntikan pertama dan sepertiga lainnya mengalami perdarahan tidak teratur dan spotting (bercak perdarahan) selama lebih dari 11 hari setiap bulannya.

Semakin lama suntikan KB dipakai, maka lebih banyak wanita yang tidak mengalami menstruasi tetapi lebih sedikit wanita yang mengalami perdarahan tidak teratur.

Setelah 2 tahun memakai suntikan KB, sekitar 70% wanita sama sekali tidak mengalami perdarahan.
Jika pemakaian suntikan KB dihentikan, siklus menstruasi yang teratur akan kembali terjadi dalam waktu 6 bulan-1 tahun.
Efeknya berlangsung lama, sehingga kesuburan mungkin baru kembali 1 tahun setelah suntikan dihentikan, tetapi Medroksiprogesteron tidak menyebabkan kemandulan permanen
Suntikan KB bisa menyebabkan penambahan berat badan yang sifatnya ringan. Setelah pemakaian dihentikan, bisa terjadi osteoporosis yang bersifat sementara.

Medroksiprogesteron tidak menyebabkan meningkatnya resiko terhadap berbagai kanker (termasuk kanker payudara), tetapi mengurangi resiko terjadinya kanker rahim.

Keuntungan memakai KB suntik:
Cocok untuk mencegah kehamilan atau menjarangkan kehamilan dalam jangka panjang dan kesuburan dapat pulih kembali
Tidak terpengaruh “faktor lupa” dari pemakai (tidak seperti memakai PIL KB)
Tidak mengganggu hubungan suami istri
Dapat dipakai segala umur pada masa reproduktif
Tidak mengganggu laktasi (menyusui), baik dari segi kuantitas maupun kualitas
Dapat dipakai segera setelah masa nifas
Meningkatkan kenyamanan hubungan suami-istri karena rasa aman terhadap risiko kehamilan
Dapat dipakai segera setelah keguguran
Membantu mencegah terjadinya kehamilan di luar kandungan
Membantu mencegah kanker endometrium (rahim)
Membantu mencegah kejadian mioma uteri (tumor jinak rahim)
Mungkin dapat mencegah kanker indung telur (ovarium)
Mengurangi kejadian anemi kekurangan zat besi
Khusus untuk penderita epilepsi mengurangi kejadian kejang.

Kekurangan KB suntikan

Perubahan pola haid biasanya pada tahun pertama pemakaian yakni :

Perdarahan bercak , terjadi pada tahun pertama pemakaian
Jarang terjadi perdarahan yang banyak
Tidak dapat haid (sering setelah pemakaian berulang)
Sering menaikkan Berat Badan
Dapat menyebabkan (tidak pada semua akseptor) sakit kepala, nyeri payudara, “moodiness”, jerawat, kurangnya libido seksual, rambut rontok.
Perlu suntikan ulangan teratur
Perlu follow up (kontrol/kunjungan berkala) untuk evaluasi


Secara UMUM, kebanyakan wanita BOLEH memakai KB suntik, meskipun:

perokok berat
menyusui
gemuk atau kurus
remaja
baru keguguran
Berpenyakit Tiroid
Epilepsi
TBC (bukan TBC kandungan)
Varises ringan
Hipertensi ringan
Siklus haid tidak teratur
Anemi kekurangan zat besi
Interaksi dengan obat lain jarang terjadi.

Suntikan terpadu
Suntikan yang mengandung hormon gestagen dan estrogen, misalnya, depo estrogen-progesteron atau cyklofem.

Kelebihan:
Tidak mempengaruhi siklus haid

Kekurangan:
Tidak bisa dipakai ibu menyusui
Sulit diperoleh
Relatif mahal
Tidak dianjurkan bagi wanita yang tidak disarankan minum pil KB terpadu dan suntikan progestin.


d. Susuk
Dipakai dengan memasukkannya ke bawah permukan kulit sebelah dalam lengan.


Ada 2 jenis:
Norplant merupakan salah satu metode kontrasepsi berjangka waktu 5 tahun. Efektivitas kontrasepsi yang terdiri dari 6 batang susuk ini sangat tinggi. Angka kehamilan rata-rata pertahun hanya kurang dari 1 %.
Implanon: kontrasepsi yang terdiri atas satu batang susuk ini dapat dipergunakan sedikitnya selama 3 tahun.



Kelebihan:
Sesudah dipasang alat ini akan mencegah kehamilan selama 5 tahun.
Bisa digunakan oleh wanita yang mengalami masalah dengan hormon estrogen.
Bisa digunakan oleh wanita yang menjalani pengobatan untuk kekejangan.
Walau dirancang 5 tahun, bisa dicopot sewaktu-waktu.

Kekurangan:
Susuk lebih gampang dipasang daripada dicopot. Jadi sebelum memakai metode ini, pastikan pekerja kesehatan di klinik atau pos pelayanan KB sudah terlatih dan terampil serta bersedia mencopot susuk seandainya tidak lagi dikehendaki.

Susuk sebaiknya dihindari jika yang bersangkutan:
Pengidap kanker atau benjolan keras di payudara
Haidnya sudah terlambat datang
Mengalami perdarahan abnormal dari vagina
Penderita sakit jantung
Ingin hamil dalam beberapa tahun mendatang

Memberikan ASI ( Laktasi ) dan Pencegahan Kehamilan?

Metode Kontrasepsi Laktasi
Metode ini hanya bisa diterapkan pada ibu menyusui yang benar-benar menyusui secara eksklusif/terus-menerus.
Biasanya Ibu yang memberikan ASI (lakstasi) akan mengalami keterlambatan untuk kembali mendapatkan menstruasinya.

Kelebihan:
Ekonomis.
Mengurangi perdarahan pasca melahirkan.
Memberikan nutrisi yang baik pada bayi.

Kekurangan:
Hanya melindungi pada 6 bulan pertama.
Angka kegagalan/kehamilan 6 per 100 wanita per tahun.

DETAIL
Metode Lactational amenorrhea method (LAM) adalah salah satu teknik Kontrasepsi atau KB alamiah yang didasarkan pada Ibu memberikan ASI ekslusif akan menyebabkan tidak mendapatkan menstruasi.
Penelitian menyatakan bahwa wanita yang memberikan bayinya ASI secara ekslusif dan belum mendapatkan menstruasinya maka biasanya tidak akan mengalami kehamilan selama masa 6 bulan setelah melahirkan.


Bagaimana cara kerja ASI sebagai kontrasepsi ?
ASI berhubungan dengan pelepasan hormon -hormon yang diperlukan untuk merangsang terjadinya ovulasi, sehingga semakin sering seorang ibu menyusui bayinya (ASI ) maka semakin berkurang untuk terjadinya ovulasi.
Di luar negri karena kebiasaan memberikan ASI masih kurang dan biasanya mereka tidak memberikan ASI dalam jangka waktu lama, maka biasanya para ibu yang memberikan ASI ini akan menkombinasikan dengan metode kontrasepsi lainnya seperti kondom, IUD atau pil progestin / minipil ( pil untuk ibu menyusui).
Dan tentu saja para ibu yang memberikan ASI kepada bayinya akan merasa lebih aman dengan mengetahui bahwa kombinasi dari ASI ekslusif dengan metode kontrasepsi lainnya memberikan perlindungan yang lebih aman dibanding satu metode kontrasepsi saja.

Seberapa Efektif kah Laktasi / Pemberian ASI memberi perlindungan untuk pencegahan kehamilan?
Jika seorang ibu memberikan ASI kepada bayinya sesuai dengan semua criteria LAM, maka kemungkinan ibu untuk hamil dalam 6 bulan pertama setelah melahirkan hanya kurang dari 2 %.

Bagaimanapun, untuk kebanyakan wanita, 1 dari 50 kemungkinan untuk terjadinya kehamilan yang tak terduga lebih besar resikonua dibanding mereka yang mengkombinasikan pemberian ASI / laktasi dengan metode kontrasepsi lainnya.
Metode barrier / pelindungan (seperti kondom atau diaphragma), IUD, dan kontreasepsi dengan pil untuk ibu menyusui (mini pil atau pil progestin) sangat cocok sebagai kontrasepsi untuk Ibu yang memberikan ASI.


Satu hal yang pasti Metode LAM tidak memberikan perlindungan apapun terhadap penyakit seksual menular. Jadi bila anda mempunyai resiko dengan Penyakit seksual menular, sebaiknya anda mneggunakan kondom.

Kriteria seorang ibu menggunakan Metode LAM:
Seorang ibu dinyatakan menggunakan metode LAM (Lactational Amenorrhoe Methode) / Cara KB melalui PEMBERIAN ASI secara ekslusif.,


Beberapa criteria dibawah ini:
Seorang ibu memberikan ASI secara ekslusif , yang artinya semua kebutuhan susu hanya berasal dari ASI. Ibu memberikan ASI kepada bayinya setiap dibutuhkan baik siang dan malam, dan memberikan ASI setiap 4 jam pada siang hari dan setiap 6 jam pada malam hari. Menyusui bayi secara ekslusif ( bayi belum mendapatkan makanan tambahan).
Ibu BELUM mendapatkan Menstruasi. Sekali ibu sudah mendapatkan menstruasi, itu menandakan bahwa ibu sudah memulai proses ovulasi ( sel telur matang) kembali.
Bayi belum berumur 6 bulan. Walaupun pada beberapa wanita tetap tidak mendapatkan menstruasi untuk beberapa bulan, dan memang tidak dapat diperkirakan kapan menstruasi akan terjadi.
Oleh karena wanita biasanya mengalami ovulasi sebelum mereka mendapatkan menstruasi, maka terdapat resiko ibu dapat mengalami kehamilan kembali sebelum menstruasi mulai kembali.
Dan pada beberapa kasus, kehamilan dapat tetap terjadi meskipun ibu memberikan ASI ekslusif, yang artinya LAM tidak efektif 100 %, tetapi memang seorang ibu yang memberikan ASI Ekslusif akan menjadi lebih tidak subur selama 6 bulan pertama setelah melahirkan.

Untuk ASI yang dipompa apakah Ibu dapat menggunakan metode LAM ?
Tidak. Karena isapan dari bayi pada putting susu mempunyai peranan penting dalam menekan ovulasi dan mengeluarkan ASI dengan memompa tidak seefektif isapan dari bayi.
Berikan Asi sesering mungkin, karena semakin sering Ibu memberikan ASI dan jarak menyusui yang semakin dekat, adalah terbaik untuk metode LAM ini.
Ibu yang kembali bekerja dan berpisah dengan bayinya sebaiknya perlu untuk mengunakan metode kontrasepsi lainnya untuk melindungi dari kehamilan.
Ibu yang sudah mendapatkan menstruasi pertamanya setelah melahirkan sebaiknya menggunakan metode kontrasepsi lainnya untuk menlindungi dari kehamilan
Bila bayi sudah mulai mendapatkan tambahan makanan lainnya, atau bayi sudah berusia 6 bulan, sebaiknya perlu untuk mengunakan metode kontrasepsi lainnya untuk melindungi dari kehamilan.
Bicarakanlah dengan dokter atau tenaga medis anda, untuk mendapatkan informasi tentang kontrasepsi yang sesuai untuk anda.



Metode Kontrasepsi Darurat (Pasca Senggama)


Sebenarnya kontrasepsi ini bukan merupakan alternatif untuk pencegahan kehamilan.

Namun, dalam keadaan darurat metode kontrasepsi ini dapat digunakan, yaitu setelah berhubungan seks dan sebelum implantasi (menempelnya embrio pada dinding rahim).

Yang perlu dicermati, kontrasepsi darurat hanya dibolehkan bagi wanita yang tidak menggunakan jenis kontrasepsi apa pun dan yang melakukan sanggama pada pertengahan siklus haidnya.

Ada beberapa jenis kontrasepsi darurat:

Estrogen:
Sudah mulai ditinggalkan karena dosis yang digunakan cukup tinggi, sehingga menimbulkan banyak efek samping.

Estrogen-progesteron:
Diberikan dalam 24 jam atau paling lambat 48 jam pascasanggama. Dosisnya harus tinggi.

Gestagen:
Diberikan paling lambat 3 jam setelah sanggama.

Danazol:
Dosis yang diperlukan 800-1200 mg/hari. Banyak menimbulkan efek samping.

Antiprogestin:
Dikenal sebagai abortivum. Dosisnya cukup 600 mg/hari.



Beberapa hal yang perlu diperhatikan:
Efektivitasnya lebih tinggi bila digunakan segera setelah sanggama.
Untuk menghindari gangguan siklus haid, gunakan hanya 1 kali pada 1 siklus haid.
Bila tidak terjadi haid pada siklus berikutnya, ibu harus melakukan tes kehamilan.
Setelah menggunakan kontrasepsi darurat sebaiknya tidak melakukan sanggama lagi sampai datang siklus haid berikut.
Bila embrio telah tertanam dalam rahim maka pil atau tablet tidak dapat mencegah kehamilan. Kalau digunakan malah dapat menimbulkan efek kecacatan. Oleh karena itu steroid seks tidak boleh diberikan setelah 72 jam pascasanggama. Bila waktu telah dilampaui dan implantasi tetap hendak dicegah, maka akan dipasang AKDR dari tembaga.

Kekurangan:
Sakit kepala, mual, dan muntah. Yang bersangkutan perlu diberi obat antimuntah. Kalau terjadi kehamilan maka perlu dipertimbangkan pengakhiran kehamilan untuk mencegah efek kecacatan/kelainan pada janin.



Metode Kontrasepsi Mantap
Dikenal juga dengan sterilisasi, yaitu operasi pada saluran indung telur (perempuan) atau saluran sperma (laki-laki) agar steril atau tak ada sel telur untuk dibuahi maupun sel sperma untuk membuahi.
Sterilisasi pada wanita disebut dengan tubektomi sedangkan para pria dikenal dengan vasektomi.
Tubektomi

IUD (intra uterine device, spiral)
IUD (intra uterine device, spiral).
Keuntungan dari IUD adalah efek sampingnya terbatas di dalam rahim.

Terdapat 2 macam IUD:
Melepaskan progesteron (harus diganti setiap tahun)
Melepaskan tembaga (efektif selama 10 tahun).
Biasanya IUD dipasang pada saat menstruasi.

Jika kemungkinan terjadi infeksi serviks, masa pemasangan IUD sebaiknya ditunda sampai infeksi mereda.

Kerja IUD
Cara kerja IUD adalah dengan menyebabkan reaksi peradangan di dalam rahim yang akan menarik datangnya sel-sel darah putih.

Zat yang dihasilkan oleh sel darah putih ini merupakan racun bagi sperma sehingga tidak terjadi pembuahan sel telur.
Melepaskan IUD akan menyebabkan terhentinya proses peradangan.

Efek samping dari IUD:
Perdarahan dan nyeri
Kadang IUD terlepas dengan sendirinya (sekitar 20% IUD yang lepas tidak disadari/diketahui oleh pemakainya dan bisa menyebabkan kehamilan)
Perforasi rahim
Ketika baru dipasang akan terjadi infeksi singkat pada rahim, tetapi infeksi ini akan mereda setelah 24 jam
Resiko terjadinya keguguran pada wanita hamil dengan IUD yang masih terpasang adalah sekitar 55%.

STERILISASI
Sterilisasi merupakan cara berkeluarga berencana yang sifatnya permanen.
Sterilisasi pada pria dilakukan melalui vasektomi, sedangkan pada wanita dilakukan prosedur ligasi tuba.

Vasektomi

Vasektomi adalah pemotongan vas deferens (saluran yang membawa sperma dari testis).
Vasektomi dilakukan oleh ahli bedah urolog dan memerlukan waktu sekitar 20 menit.
Pria yang menjalani vasektomi sebaiknya tidak segera menghentikan pemakaian kontrasepsi, karena biasanya kesuburan masih tetap ada sampai sekitar 15-20 kali ejakulasi.
Setelah pemeriksaan laboratorium terhadap 2 kali ejakulasi menunjukkan tidak ada sperma, maka dikatakan bahwa pria tersebut telah mandul.


Komplikasi dari vasektomi adalah:
Perdarahan
Respon peradangan terhadap sperma yang merembes
Pembukaan spontan.

Ligasi tuba / TUBEKTOMI
Ligasi tuba adalah pemotongan dan pengikatan atau penyumbatan tuba falopii (saluran telur dari ovarium ke rahim).
Pada ligasi tuba dibuat sayatan pada perut dan dilakukan pembiusan total.
Ligasi tuba bisa dilakukan segera setelah melahirkan atau dijadwalkan di kemudian hari.





Kelebihan Metode Kontrasepsi Mantap :
Cukup efektif dalam mencegah kehamilan 0,1/100 wanita per tahun.

Kekurangan:
Bersifat permanen
Tidak terlindung dari penyakit menular seksual



Vasektomi

Kelebihan:
Cukup efektif dalam mencegah kehamilan 0,3/100 wanita per tahun.

Kekurangan:
Bersifat permanen.
Tidak terlindung dari penyakit menular seksual.



Perlu Disesuaikan Dengan Usia
Pemilihan alat kontrasepsi perlu disesuaikan dengan usia.

Bagi perempuan 20-35 tahun disarankan menggunakan kontrasepsi pil atau kondom.

Alat Kontrasepsi Dalam Rahim seperti IUD atau Spiral adalah pilihan kedua untuk menghindari terjadinya risiko infeksi pada rahim.
Dengan alasan yang sama pula, AKDR sebaiknya tidak digunakan bagi perempuan yang belum pernah memiliki anak.

IUD/Spiral bisa dipakai perempuan yang telah mempunyai anak atau telah berusia di atas 30 tahun.

Sedangkan bagi perempuan di atas 40 tahun jangan menggunakan kontrasepsi pil.

Pil KB biasanya menggunakan hormon estrogen dan atau gestagen sintetik.

Untuk mengonsumsi pil ini dibutuhkan fungsi hati yang cukup bagus, sementara fungsi hati pada wanita di atas 40 tahun biasanya sudah berkurang.

Lebih baik, gunakan AKDR atau Kontap (kontrasepsi mantap), seperti tubektomi atau vasektomi.

JADI KESIMPULAN

Bayi bisa lahir dengan Pola variatif yang bisa ditentukan. Artinya mau nggak punya anak atau Penjarangan seperti diatas , Mau punya dengan Cara lain bisa seperti ini OK terserah

Alat Kontrasepsi
Alat kontrasepsi ( kontra = melawan, konsepsi = pembuahan), yaitu suatu alat yang digunakan untuk mencegah terjadinya pertemuan antara sperma dan ovum atau pembuahan yang mengakibatkan kehamilan. Penggunaan alat kontrasepsi disosialisasikan melalui program keluarga berencana. Alat dan bahan kontrasepsi untuk program keluarga berencana haruslah aman, tidak menimbulkan efek samping, tidak mengganggu kesehatan, tidak menurunkan libido, dan bersifat refersible (jika pemakaian dihentikan maka dapat memiliki anak lagi).

Metode kontrasepsi yang diterapkan antara lain sebagai berikut :
1. Cara mekanik
Cara ini menggunakan alat berupa:
- IUD (Intra uterin Device) atau yang sering disebut spiral. Alat ni dipasang di dalam uterus yang berfungsi untuk menghalangi pertemuan antara sperma dengan ovum (fertilisasi). Untuk pemasangannya haruslah dikontrol secara periodik guna mengetahui posisi alat tersebut sesuai atau tidak.
- Pada pria, cara mekanik yang dipakai adalah kondom (balon pengaman) yang disarungkan ke penis untuk mencegah masuknya sperma ke dalam saluran rahim. Tetapi cara ini mengandung resiko yaitu jika terjadi kebocoran alatnya.
- Diafragma, alat kontrasepsi ini menyerupai topi yang menutupi mulut rahim, memiliki fungsi yang sama dengan kondom, yaitu mencegah masuknya sperma masuk ke rahim. Perbedaannya jika kondom tipis seperti sutera, sedangkan diafragme terbuat dari karet yang tebal, sehingga cenderung lebih aman, karena terhindar dari kebocoran.
- spermisida, yaitu alat kontrasepsi yang berfungsi untuk mematikan sperma, tetapi cara ini mempunyai efek samping, bagi yang tidak cocok akan menimbulkan alergi.

2. Hormonal
Bahan kontrasepsi hormonal biasanya dikemas dalam beberapa bentuk, misalnya pil yang harus yang harus diminum setiap hari. Suntik yang harus diinjeksikan setiap 1 kali sebulan sampai beberapa bulan. Susuk merupakan jarum kecil yag mengandung hormon. Susuk ini dipasang di lengan dan bertahan selama 3 - 5 tahun sekali tanam.

3. Pembedahan
Pembedahan merupakan pemotongan tuba fallopi (saluran telur) dilakukan terhadap istri disebut tubektomi. Sedangkan pemotongan terhadap vas deferens (saluran sperma) suami disebut vasektomi. Beberapa wanita yang sudah tidak ingin punya anak lagi dapat melakukan dengan cara tubektomi. Sedangkan vasektomi pada seorang pria cenderung lebih sedikit. Pada vasektomi kemungkinan besar darah dalam beberapa detik akan bercampur dengan cairan sperma yang tersimpan di pangkalsaluran sperma. Hal ini menyebabkan bahan penghasil antibodi dalam tubuh (sumsum tulang, limpa, dan kelenjar limfa) menghasilkan zat anti sperma yangdisebut Anti sperm Antibody (ASA), sehingga sperma akan menggumpal dan immobil dan tidak dapat berenang menuju saluran telur, dan menyebabkan pria tersebut infertil (tidak subur)

4. Elektro Kauterisasi
Elektro kauterisasi merupakan pemotongan pangkal saluran sperma tanpa pisau bedah tetapi menggunakan arus listrik. Arus listrik yang dialirkan hanya beberapa detik dan sifatnya mengelas saluran sperma langsung. Dengan cara ini, vasektomi atau tubektomi dapat dilakukan secara lebih cepat dan aman tanpa resiko pendarahan.

5. Preparat Imunologis
Preparat imunologis ada yang berupa serum atau vaksin. Vaksin berasal dari hasil rekayasa genetik protein pembuahan. Jika vaksin itu adalah protein pembuahan yang berada pada membran sel kepala sperma, maka jika disuntikkan ke tubuh suami menyebabkan tubuh suami menghasilkan ASA. Hal ini berakibatkan menggumpalkan sperma. Jika disuntikkan ke dalam tubuh istri , tubuhnya juga akan membentuk ASA, dan jika istri bercampur dengan suami maka ASA akan menggumpalkan sperma di dalam cervix istri.

6. Sistem Kalender / Penanggalan
Cara ini dipakai oles pasangan suami istri dengan memperhatikan masa subur dan tidak subur si istri. Tetapi, cara ini mengandung resiko kehamilan yang tinggi sebab beberapa aspek hormonal, psikis, dan penyakit tertentu menyebabkan daur menstruasi wanita menjadi tidak teratur, sehingga akan lebih sulit untuk menghitung secara tepat masa subur dan tidak subur.



Bayi Tabung .

Bayi tabung adalah proses pembuahan sel telur dan sperma di luar tubuh ibu, istilahnya in vitro vertilization (in vitro bahasa latin, artinya “dalam gelas atau tabung,” vertilization artinya pembuahan). Dalam proses bayi tabung, sel telur matang diambil dari indung telur ibu, dibuahi dengan sperma di dalam medium cairan. Setelah berhasil, embrio kecil yang terjadi dimasukkan ke rahim dengan harapan berkembang menjadi bayi.


Berikut tahapan-tahapan dalam proses pembuatan bayi tabung:

  • Seleksi pasien. Apakah Anda dan suami layak mengikuti program bayi tabung. Bila layak, baru bisa masuk dan mengikuti program bayi tabung. 
  • Stimulasi atau merangsang indung telur untuk memastikan banyaknya sel telur. Secara alami, sel telur hanya satu. namun untuk bayi tabung, perlu lebih dari sati sel telur untuk memperoleh embrio. 
  • Pemantauan pertumbuhan folikel (cairan berisi sel telur di indung telur) melalui ultrasonografi. Tujuannya, melihat apakah sel telur sudah cukup metang untuk ‘dipanen.’ 
  • Mematangkan sel telur dengan menyuntikkan obat agar siap ‘dipanen.’ 
  • Pengambilan sel telur, kemudian diproses di laboratorium. 
  • Pengambilan sperma suami (pada hari yang sama). Jika tidak ada masalah, pengambilan dilakukan lewat masturbasi. Jika bersamalah, pengambilan sprema langsung dari buah zakar melalu operasi. 
  • Pembuahan atau (fertilisasi) di dalam media kultur di laboraturium. hasilnya embrio. 
  • Transfer embrio kembali ke dalam rahim agar terjadi kehamilan, setelah embrio terbentuk. 
  • Penunjang fase luteal untuk mempertahankan dinding rahim. Dokter emberi obat untuk mempertahankan dinding rahim ibu agar terjadi kehamilan. 
  • Terakhir, proses simpan beku embrio. Jika ada embrio lebih, bisa disimpan untuk kehamilan selanjutnya. 



Kloning Manusia
  • Kloning adalah reproduksi aseksual . Untuk melakukan kloning, yang pertama dibutuhkan adalah sebuah sel telur yang matang. Sel telur itu kemudian diambil inti selnya. Inti sel itu kemudian diganti dengan inti sel tubuh dari organisme dewasa yang sejenis. Ketika sel itu mulai berkembang, ia kemudian ditanamkan di rahim. Sel itu akan berkembang di rahim hingga kelahirannya. Individu yang dilahirkan akan menjadi individu yang indentik secara genetis dengan individu donor inti sel. Pada prinsipnya, siapapun dapat dikloning, dan karena sel itu dapat dibekukan, orang bahkan dapat mengklon orang yang sudah meninggal. Kloning bukanlah foto kopi. Ketika ia lahir, ia akan lahir seperti bayi lainnya. Namun ketika dewasa ia akan kembar identik dengan aslinya. 

  • Keberhasilan kloning pada awalnya 3-4 persen dari sekian banyak percobaan. Untuk memperbesar keberhasilan, dibutuhkan lebih banyak sumber daya (sel telur yang matang dan rahim untuk berkembangnya janin) dan karenanya juga lebih banyak biaya. Kendati demikian menjadi yang pertama untuk mengklon manusia telah mendorong banyak orang berpartisipasi dalam penelitian ini. 



Teknologi kloning diharapkan dapat memberi manfaat kepada manusia, khususnya di bidang medis. Beberapa di antara keuntungan terapeutik dari teknologi kloning dapat diringkas sebagai berikut:

  • Kloning manusia memungkinkan banyak pasangan tidak subur untuk mendapatkan anak. 
  • Organ manusia dapat dikloning secara selektif untuk dimanfaatkan sebagai organ pengganti bagi pemilik sel organ itu sendiri, sehingga dapat meminimalisir risiko penolakan. 
  • Sel-sel dapat dikloning dan diregenerasi untuk menggantikan jaringan-jaringan tubuh yang rusak, misalnya urat syaraf dan jaringan otot. Kemungkinan bahwa kelak manusia dapat mengganti jaringan tubuhnya yang terkena penyakit dengan jaringan tubuh embrio hasil kloning, atau mengganti organ tubuhnya yang rusak dengan organ tubuh manusia hasil kloning. Di kemudian hari akan ada kemungkinan tumbuh pasar jual-beli embrio dan sel-sel hasil kloning. 
  • Teknologi kloning memungkinkan para ilmuan medis untuk menghidupkan dan mematikan sel-sel. Dengan demikian, teknologi ini dapat digunakan untuk mengatasi kanker. Di samping itu, ada sebuah optimisme bahwa kelak kita dapat menghambat proses penuaan berkat apa yang kita pelajari dari kloning. 
  • Teknologi kloning memungkinkan dilakukan pengujian dan penyembuhan penyakit-penyakit keturunan. Dengan teknologi kloning, kelak dapat membantu manusia dalam menemukan obat kanker, menghentikan serangan jantung, dan membuat tulang, lemak, jaringan penyambung, atau tulang rawan yang cocok dengan tubuh pasien untuk tujuan bedah penyembuhan dan bedah kecantikan.

No comments:

Post a Comment