Saya Postingkan latihan soal Koordinasi saraf untuk uji coba kemampuan teori yang sudah diterangkan di sekolah OK semuga bermanfaat
SOAL
SOAL
1. Perhatikan gambar neuron ini untuk menjawab banyak soal
Bagian nomer 1 disebut dengan...
a. Akson
b. Badan Sel
c. Cabang Akson
d. Dendrit
a. Nodus Ranvier
b. Sel Schwann
c. Inti Sel
d. Selubung Meilin
a. Dendrit
b. Cabang Akson
c. Sel Schwann
d. Selubung Meinlin
a. Akson
b. Cabang Akson
c. Dendrit
d. Inti Sel
a. Cabang Akson
b. Sel Schwann
c. Inti Sel
d. Dendrit
a. Badan Sel
b. Inti Sel
c. Akson
d. Nodus Ranvier
a. Akson
b. Dendrit
c. Badan Sel
d. Inti Sel
8. Apa yang dimaksud dengan Dendrit?
a. Serabut-serabut yang merupakan tonjolan sitoplasma dan
percabangan dari badan sel
b. Serabut tunggal yang merupakan penjuluran panjang dari
sitoplasma badan sel saraf
c. Ruang antara akson sel saraf yang satu dengan dendrit
sel saraf yang lain
d. Jawaban A, B , C salah semua
9. Sel saraf pada manusia dibedakan menjadi tiga kelompok
sel, yaitu...
a. Sensorik, Motorik, sel saraf perantara
b. Impuls, Sinaps, Dendrit
c. Motorik, Akson, Inti Sel
d. Sensorik, dan Motorik
10. Perbedaan antara Sistem Saraf dan Sistem Hormon yang
tertera pada tabel di bawah ini
adalah .....
Sistem Saraf -> Sistem Hormon
a. Pengaturan melalui Enzim -> Melalui Darah
b. Reaksi thd. Rangsangan Cepat -> Reaksi thd.
Rangsangan Lambat
c. Kelenjar Ekskresi -> Kelenjar Sekresi
d. Menerima Rangsang dari Darah -> Menerima
Rangsangan dari Indera
11. Saraf motorik adalah saraf yang berfungsi...
a. Menerima rangsangan menuju otak
b. Menerima perintah menuju otak
c. Menerima rangsang dari otot
d. Membawa perintah menuju otot
12. Yang menyusun sistem koordinasi, kecuali
a. Saraf
b. Indera
c. Endokrin
d. Ekskresi
13. Data alat-alat koordinasi :
- otot
- saraf motorik
- alat indera
- saraf sensori
- neuron perantara
- otak
Urutan jalannya rangsangan sampai terjadi tanggapan pada
gerak biasa adalah
a. 3 - 2 - 6 - 4 - 1
b. 3 - 2 - 5 - 6 - 1
c. 3 - 4 - 6 - 2 - 1
d. 3 - 4 - 2 - 6 - 1
14. Apa yang dimaksud dengan Reseptor
a. alat untuk menanggapi rangsang berupa otot dan kelenjar
b. alat untuk menerima rangsang biasanya berupa alat
indra
c. serabut saraf yang membawa rangsang dari otak
d. serabut saraf yang membawa rangsang ke otak
15. Apa yang dimaksud dengan Sel Saraf Sensoris
a. alat untuk menanggapi rangsang berupa otot dan kelenjar
b. alat untuk menerima rangsang biasanya berupa alat
indra
c. serabut saraf yang membawa rangsang dari otak
d. serabut saraf yang membawa rangsang ke otak
16. Apa yang dimaksud dengan Efektor
a. alat untuk menanggapi rangsang berupa otot dan kelenjar
b. alat untuk menerima rangsang biasanya berupa alat
indra
c. serabut saraf yang membawa rangsang dari otak
d. serabut saraf yang membawa rangsang ke otak
17. Jembatan varol berfungsi sebagai penghubung antara
a. Otak kiri dengan otak kanan
b. Otak kecil dengan otak kiri
c. Otak besar dengan otak kecil
d. Sumsum lanjutan dengan sumsum tulang belakang
18. Yang berperan sebagai pusat keseimbangan dan
koordinasi otot adalah
a. Cerebbelum
b. Cerebrum
c. Medula spinalis
d. Medula oblongata
19. Yang menjadi pusat gerakan refleks adalah
a. Otak tengah
b. Talamus
c. Sumsum lanjutan
d. Sumsum tulang belakang
20. Macam gerak :
- kedipan kelopak mata
- mengangkat kaki ketika kena paku
- bersin dan batuk ketika ada bau
- lari ketika ketakutan
Dari contoh di atas, yang termasuk gerak refleks adalah
a. 1 dan 2
b. 1 dan 3
c. 2 dan 4
d. 1 dan 4
21. Pusat kesadaran, kemauan, dan ingatan terdapat pada
a. Otak besar
b. Otak kecil
c. Sumsum lanjutan
d. Sumsum tulang belakang
22. Kacamata cekung dipakai untuk mengoreksi kelainan
a. rabun dekat
b. rabun jauh
c. mata tua
d. astigmatisma
23. Retina hewan yang aktif pada malam hari mempunyai
a. badan sel rhodopsin
b. sedikit sel batang
c. banyak sel konus
d. banyak sel kerucut
Perhatikan gambar indera ini
24. Bagian nomer 4 adalah
a. Kornea
b. Pupil
c. Lensa
d. Iris
25. Bagian 4 berfungsi untuk
a. memberi makan retina
b. mengatur cahaya masuk
c. menerima rangsang cahaya
d. memfokuskan cahaya
26. Warna mata manusia terdapat pada bagian
a. kornea
b. iris
c. pupil
d. retina
27. Organ korti dan alat penerima getaran terdapat di
dalam
a. saluran rumah siput
b. saluran euchtachius
c. tulang landasan
d. tulang sanggurdi
28. Telinga tengah manusia meliputi bagian berikut,
kecuali
a. membran timpani
b. tulang - tulang pendengaran
c. daun telinga
d. pembuluh eustachius
29. Seseorang yang kelebihan hormon pertumbuhan akan
menyebabkan
a. kretinisme
b. gigangtisme
c. gondok
d. diabetes melitus
30. Gangguan pada telinga, selain menyebabkan gangguan
pendengaran, bisa menyebabkan gangguan
a. penciuman
b. pengelihatan
c. keseimbangan
d. pengecap
31. Semua organ berikut merupakan kelenjar hormon kecuali
a. lambung
b. pankreas
c. testis
d. ginjal
32. Orang yang berkerja keras, jantungnya berdetak
kencang karena pengaruh hormon
a. insulin
b. adrenalin
c. sekretin
d. testosteron
33. Kelebihan hormon tiroksin saat muda dapat
mengakibatkan
a. kekerdilan
b. diabetes melitus
c. gigantisme
d. kretinisme
34. Kekurangan hormon insulin dapat menyebabkan
a. Kencing manis
b. Kencing darah
c. Banyak kencing
d. Batu ginjal
35. Tumbuhnya kumis pada laki-laki dipengaruhi oleh
hormon
a. tiroksin
b. insulin
c. testosteron
d. estrogen
36. Aktivitas otot-otot usus, jantung dan ginjal diatur
oleh
a. Saraf sadar
b. Saraf tak sadar
c. Saraf simpatik
d. Saraf para simpatik
37. Hubungan ujung neurit dengan dendrit disebut
a. Impuls
b. Respon
c. Sinapsis
d. Ganglion
38. Sel-sel pengelihatan banyak ditemukan pada daerah
a. Koroid
b. Sklera
c. Retina
d. Iris
39. Sel-sel saraf pendengaran ditemukan pada
a. rumah siput
b. membran timpani
c. organ keseimbangan
d. tuba eustachius
40. Pada mata miopi, bayangan jauh
a. di depan retina
b. di belakang retina
c. tepat pada retina
d. pada bintik retina
NOTE
NOTE
- Rasa nikmat dan lezat dari setiap makanan yang dirasakan dipengaruhi oleh adanya rangsangan pada lidah.
- Ungkapan rasa sakit seperti mengucapkan kata “aduh” juga terkait rangsangan pada bagian tertentu tubuh kita.
- Oleh karena itu, rangsangan (stimulus) diartikan sebagai segala sesuatu yang menyebabkan perubahan pada tubuh atau bagian tubuh tertentu.
- Sedangkan alat tubuh yang menerima rangsa ng an tersebut dinamakan indra (reseptor).
- Adanya reseptor, memungkinkan rangsangan dihantarkan menuju sistem saraf pusat.
- Di dalam saraf pusat, rangsangan akan diolah untuk dikirim kembali menuju efektor, seperti otot dan tulang oleh suatu sel saraf sehingga terjadi tanggapan (respons).
Sementara itu, rangsangan yang menuju tubuh dapat berasal
dari bau, rasa (seperti pahit, manis, asam, dan asin), sentuhan, cahaya, suhu,
tekanan, dan gaya berat. Rangsang an semacam ini akan diterima oleh indra
penerima yang disebut reseptor luar (eksteroseptor).
Sedangkan rangsangan yang berasal dari dalam tubuh misalnya
rasa lapar, kenyang, nyeri, maupun kelelahan akan diterima oleh indra yang
dinamakan reseptor dalam (interoseptor). Tentu semua rangsangan ini dapat kita
rasakan karena pada tubuh kita terdapat sel-sel reseptor.
1. Sel Saraf (Neuron)
- Sistem saraf tersusun atas miliaran sel yang sangat khusus yang disebut sel saraf (neuron).
- Setiap neuron tersusun atas badan sel, dendrit, dan akson (neurit).
- Badan sel merupakan bagian sel saraf yang mengandung nukleus (inti sel) dan tersusun pula sitoplasma yang bergranuler dengan warna kelabu.
- Di dalamnya juga terdapat membran sel, nukleolus (anak inti sel), dan retikulum endoplasma.
- Retikulum endoplasma tersebut memiliki struktur berkelompok yang disebut badan Nissl.
- Pada badan sel terdapat bagian yang berupa serabut de ngan penjuluran pendek.
- Bagian ini disebut dendrit.
- Fungsi dendrit adalah menerima impuls (rangsang) yang datang dari reseptor. Kemudian impuls tersebut dibawa menuju ke badan sel saraf. Selain itu, pada badan sel juga terdapat penjuluran panjang dan kebanyakan tidak bercabang. Namanya adalah akson atau neurit. Akson berperan dalam menghantarkan impuls dari badan sel menuju efektor, seperti otot dan kelenjar. Walaupun diameter akson hanya beberapa mikrometer, namun panjangnya bisa mencapai 1 hingga 2 meter.
- Supaya informasi atau impuls yang dibawa tidak bocor (sebagaiisolator), akson dilindungi oleh selubung lemak yang kemilau. Kita bisa menyebutnya selubung mielin. Selubung mielin dikelilingi oleh sel-sel Schwan. Selubung mielin tersebut dihasilkan oleh selsel pendukung yang disebut oligodendrosit. Sementara itu, pada akson terdapat bagian yang tidak terlindungi oleh selubung mielin. Bagian ini disebut nodus Ranvier, yang berfungsi memperbanyak impuls saraf atau mempercepat jalannya impuls.
- Neuron sensorik merupakan neuron yang memiliki badan sel bergerombol membentuk simpul saraf atau ganglion (jamak = ganglia). Dendritnya berhubungan dengan neurit neuron lain, sedangkan neuritnya berkaitan dengan dendrit neuron lain. Fungsi neuron sensorik yakni meneruskan impuls (rangsangan) dari reseptor menuju sistem saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang). Oleh karena itu, neuron sensorik disebut pula neuron indra.
- Sementara itu, neuron motorik merupakan neuron yang berperan meneruskan impuls dari sistem saraf pusat ke otot dan kelenjar yang akan melakukan respon tubuh. Karena perannya ini, neuron motorik disebut pula neuron penggerak. Dendrit neuron motorik berhubungan dengan neurit neuron lain, adapun neuritnya berkaitan dengan efektor (otot dan kelenjar).
- Antara neuron sensorik dan neuron motorik dihubungkan oleh interneuron atau neuron adjustor dengan letak yang berada pada otak dan sumsum tulang belakang. Interneuron merupakan neuron yang membawa impuls dari sensorik atau interneuron lain. Karena itu, interneuron disebut pula neuron konektor.
Sel-sel saraf bekerja secara kimiawi. Sel saraf yang sedang
tidak aktif mempunyai potensial listrik yang disebut potensial istirahat. Jika
ada rangsang, misalnya sentuhan, potensial istirahat berubah menjadi potensial
aksi. Potensial aksi merambat dalam bentuk arus listrik yang disebut impuls
yang merambat dari sel saraf ke sel saraf berikutnya sampai ke pusat saraf atau
sebaliknya. Jadi, impuls adalah arus listrik yang timbul akibat adanya
rangsang.
3. Sinapsis
Dalam pelaksanaannya, sel-sel saraf bekerja bersama-sama.
Pada saat datang rangsang, impuls mengalir dari satu sel saraf ke sel saraf
penghubung, sampai ke pusat saraf atau sebaliknya dari pusat saraf ke sel saraf
terus ke efektor. Hubungan antara dua sel saraf disebut sinapsis.
Ujung neurit bercabang-cabang, dan ujung cabang yang
berhubungan dengan sel saraf lain membesar disebut bongkol sinaps (knob). Pada
hubungan dua sel saraf yang disebut sinaps tersebut, dilaksanakan dengan
melekatnya neurit dengan dendrit atau dinding sel. Jika impuls sampai ke
bongkol sinaps pada bongkol sinaps akan disintesis zat penghubung atau
neurotransmiter, misalnya zat asetilkolin.
Dengan zat transmiter inilah akan terjadi potensial aksi
pada dendrite yang berubah menjadi impuls pada sel saraf yang dihubunginya.
Setelah itu, asetilkolin akan segera tidak aktif karena diuraikan oleh enzim
kolin esterase menjadi asetat dan kolin.
4. Mekanisme Penghntaran Impuls Saraf
Seperti halnya jaringan komputer, sistem saraf mengirimkan
sinyalsinyal listrik yang sangat kecil dan bolak-balik, dengan membawa
informasi dari satu bagian tubuh ke bagian tubuh yang lain. Sinyal listrik
tersebut dinamakan impuls (rangsangan). Ada dua cara yang dilakukan neuron
sensorik untuk menghantarkan impuls tersebut, yakni melalui membran sel atau
membran plasma dan sinapsis.
4.1 Penghantaran Impuls Saraf melalui Membran Plasma
Di dalam neuron, sebenarnya terdapat membran plasma yang
sifatnya semipermeabel. Membran plasma neuron tersebut berfungsimelindungi
cairan sitoplasma yang berada di dalamnya. Hanya ion-ion tertentu akan dapat
bertranspor aktif melewati membran plasma
menuju membran plasma neuron lain.
Apabila tidak terdapat rangsangan atau neuron dalam keadaan
istirahat, sitoplasma di dalam membran plasma bermuatan listrik negatif,
sedangkan cairan di luar membran bermuatan positif. Keadaan yang demikian
dinamakan polarisasi atau potensial istirahat. Perbedaan muatan ini terjadi
karena adanya mekanisme transpor aktif yakni pompa natrium-kalium. Konsentrasi
ion natrium (Na+) di luar membrane plasma dari suatu akson neuron lebih tinggi
dibandingkan konsentrasi di dalamnya. Sebaliknya, konsentrasi ion kalium (K+)
di dalamnya lebih besar daripada di luar. Akibatnya, mekanisme transpor aktif
terjadi pada membran plasma.
Kemudian, apabila neuron dirangsang dengan kuat,
permeabilitas membran plasma terhadap ion Na+ berubah meningkat. Peningkatan
permeabilitas membran ini menjadikan ion Na+ berdifusi ke dalam membran,
sehingga muatan sitoplasma berubah menjadi positif. Fase seperti ini dinamakan
depolarisasi atau potensial aksi.
Sementara itu, ion K+ akan segera berdifusi keluar melewati
membrane Fase ini dinamakan repolarisasi. Perbedaan muatan pada bagian yang
mengalami polarisasi dan depolarisasi akan menimbulkan arus listrik.
Nah, kondisi depolarisasi ini akan berlangsung secara
terus-menerus, sehingga menyebabkan arus listrik. Dengan demikian, impuls saraf
akan terhantar sepanjang akson. Setelah impuls terhantar, bagian yang mengalami
depolarisasi akan meng alami fase istirahat kembali dan tidak ada impuls yang
lewat. Waktu pemulihan ini dinamakan fase refraktori atau undershoot.
5. Susunan Sistem Saraf
5.1 Susunan Saraf Tidak Sadar
Sistem Saraf Pusat
Tanpa sistem saraf pusat, kemungkinan kita menjadi makhluk
yang tak berdaya dan tidak bisa melakukan apapun. Sebab, di dalam sistem saraf
pusat tubuh kita terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang. Dua bagian tubuh
inilah yang menjadi sentral pusat koordinasi tubuh kita.
Pada manusia, otak dan sumsum tulang belakang dilindungi
oleh suatu tulang. Tulang yang melindungi otak adalah tulang tengkorak,
sedangkan sumsum tulang belakang dilindungi oleh ruas-ruas tulang belakang.
Kedua organ penting ini juga dilindungi oleh suatu lapisan pembungkus yang
tersusun dari jaringan pengikat. Lapisan ini disebut meninges. Meninges terbagi
menjadi tiga lapisan, meliputi lapisan dalam disebut piameter; lapisan tengah
disebut arachnoid; dan lapisan dalam disebut durameter.
Di antara piameter dan arachnoid terdapat ruangan yang
berisi cairan, disebut ruang sub-arachnoid. Cairannya dinamakan cairan
serebrospinal. Fungsi cairan ini adalah sebagai bantalan yang meredam guncangan
saat terjadi benturan pada otak dan sumsum tulang belakang. Di dalam otak dapat
terjadi benturan misalnya antara otak dengan tulang kepala. Sedangkan pada
sumsum tulang belakang, benturan yang terjadi antara sumsum tulang belakang
dengan tulang belakang.
Otak
Otak merupakan benda lengket yang lunak, bermi nyak, dan
kenyal. Jutaan saraf menghubungkannya dengan seluruh tubuh, syaraf tersebut
membawa pesan baik menuju otak atau dari otak. Beratnya sekitar 1,6 kg pada
laki-laki dan 1,45 kg pada perempuan. Perbedaan ini terjadi semata-mata karena
bentuk otak laki-laki yang lebih besar dan berat. Sementara, berat ini tidak
terkait dengan kecerdasan seseorang. Namun, banyaknya jumlah hubungan sel dalam
otaklah yang menunjukkan kecerdasan.
Otak manusia terdiri atas dua belahan (hemisfer) yang besar,
yakni belahan kiri dan belahan kanan. Oleh karena terjadi pindah silang pada
tali spinal, belahan otak kiri mengendalikan sistem bagian kanan tubuh,
sebaliknya belahan kanan mengendalikan sistem bagian kiri tubuh. Tali spinal
(sumsum tulang belakang) merupakan tali putih kemilau yang berasal dari dasar
otak hingga tulang belakang.
Saat masih embrio, otak manusia terdapat tiga bagian yaitu
otak depan, otak tengah, dan otak belakang. Setelah dewasa, otak depannya
terbagi menjadi telensefalon dan diensefalon. Sementara, otak belakangnya
terbagi menjadi metensefalon dan mielensefalon. Bagian dorsal metensefalon
membentuk serebelum, sedangkan mielensefalon menjadi medula oblongata.
Antara bagian tengah sumsum tulang belakang dan otak
terdapat saluran yang saling berhubungan, yang disebut ventrikel. Ventrikel
membagi otak menjadi empat ruangan. Di dalam ventrikel, terdapat cairan
serebrospinal yang dapat bertukar bahan dengan darah dari pembuluh kapiler pada
otak.
Otak depan (Prosensefalon)
Pada bagian depan otak manusia terdapat bagian yang paling
menonjol disebut otak besar atau serebrum (cerebrum). Serebrum ini terbagi
menjadi belahan (hemisfer) serebrum kanan dan kiri. Permukaan luar serebrum
(korteks serebrum) berwarna abu-abu karena mengandung banyak badan sel saraf.
Selain itu, pada bagian dalam (medula) otak depan terdapat lapisan yang
berwarna putih, karena mengandung dendrit dan akson.
Korteks serebrum berkaitan dengan sinyal saraf ke dan dari
berbagai bagian tubuh. Karenanya, pada korteks serebrum terdapat area sensorik
yang menerima impuls dari reseptor pada indra. Di samping itu, bagian tersebut
terdapat juga area motorik yang mengirimkan perintah pada efektor. Selain itu,
terdapat terdapat area asosiasi yang menghubungkan area motorik dan sensorik
serta berperan dalam berbagai aktivitas misalnya berpikir, menyimpan
ingatan, dan membuat keputusan.
Otak depan manusia terbagi atas empat lobus (bagian),
meliputi lobus frontalis (bagian depan), lobus temporalis (bagian samping),
lobus oksipitalis (bagian belakang), dan lobus parietalis (bagian antara
depan-belakang). Pada bagian kepala manusia, lobus frontalis berada pada bagian
dahi; lobus temporalis berada pada bagian pelipis; lobus oksipitalis berada
pada bagian belakang kepala; dan lobus parietalis berada pada bagian ubun-ubun.
Lobus-lobus ini memiliki fungsi yang beragam. Lobus
frontalis berfungsi sebagai pusat berpikir; lobus temporalis sebagai pusat
pendengaran dan berbahasa; lobus oksipitalis sebagai pusat penglihatan; dan
lobus parietalis sebagai pusat sentuhan dan gerakan.
Otak depan juga mencakup bagian-bagian yang lain, seperti
talamus, hipotalamus, kelenjar pituitari, dan kelenjar pineal.Sebelum diterima
area sensorik serebrum, semua rangsangan
akan diproses terlebih dahulu oleh talamus. Hanya rangsangan penciuman saja
yang tidak diterima oleh talamus tersebut. Sedangkan fungsi talamus yang lain
misalnya mengatur suhu dan kandungan air dalam darah, kemudian juga
mengkoordinasi aktivitas yang terkait emosi.
Hipotalamus merupakan bagian yang berfungsi mengatur suhu
tubuh, selera makan, dan tingkah laku. Selain itu, hipotalamus juga mengontrol
kelenjar pituitari, yakni kelenjar hormon yang berperan dalam mengontrol
kelenjar-kelenjar homon lainya, seperti kelenjar tiroid, kelenjar adrenalin,
dan pankreas.
(b) Otak Tengah (Mesenfalon)
Otak tengah manusia berbentuk kecil dan tidak terlalu mencolok.
Di dalam otak tengah terdapat bagian-bagian seperti lobus optik yang mengatur
gerak bola mata dan kolikulus inferior yang mengatur pendengaran. Otak tengah
berfungsi menyampaikan impuls antara otak depan dan otak belakang, kemudian
antara otak depan dan mata.
(Otak Belakang (Rombesenfalon)
Otak belakang manusia tersusun atas dua bagian utama yakni
otak kecil (serebelum) dan medula oblongata. Serebelum adalah bagian yang
berkerut di bagian belakang otak, dan terdiri atas dua. belahan yang berliku-liku
sangat dalam. Fungsinya adalah sebagai pusat keseimbangan dalam tubuh,
koordinasi motorik/gerakan otot, dan memantau kedudukan posisi tubuh. Adanya
serebelum memungkinkan kita belajar gerakan yang terlatih dan saksama, seperti
menulis atau bermain musik tanpa berpikir.
Di antara kedua belahan serebelum terdapat suatu bagian yang
berisi serabut saraf. Bagian tersebut dinamakan jembatan varol (pons varolii).
Fungsinya ialah menghantarkan impuls dari bagian kiri dan kanan otak kecil.
Selain itu, jembatan varol juga menghubungkan korteks otak besar dengan otak
kecil, dan antara otak depan dengan sumsum tulang belakang.
Sementara itu, medula oblongata (sumsum lanjutan) tampak
seperti ujung bengkak pada tali spinal. Letaknya di antara bagian tertentu otak
dengan sumsum tulang belakang. Medula oblongata berfungsi saat terjadi proses
pengaturan denyut jantung, tekanan darah, gerakan pernapasan, sekresi ludah,
menelan, gerak peristaltik, batuk, dan bersin.
Serebelum, jembatan varol, dan medula oblongata membentuk
batang otak. Batang otak merupakan bagian otak sebelah bawah yang berhubungan
dengan sumsum tulang belakang. Batang otak berfungsi mengontrol berbagai proses
penting bagi kehidupan, seperti bernapas, denyut jantung, mencerna makanan, dan
membuang kotoran.
Sumsum Tulang Belakang
Sumsum tulang belakang atau tali spinal merupakan tali putih
kemilau berbentuk tabung dari dasar otak menuju ke tulang belakang.
- Pada irisan melintangnya, tampak ada dua bagian, yakni bagian luar yang berpenampakan putih dan bagian dalam yang berpenampakan abu-abu dengan berbentuk kupu-kupu.
- Bagian
luar sumsum tulang belakang berwarna putih , karena tersusun oleh akson dan
dendrit yang berselubung mielin. Sedangkan bagian dalamnya berwarna abu-abu,
tersusun oleh badan sel yang tak berselubung mielin dari interneuron dan neuron
motorik.
Apabila sumsum tulang belakang diiris secara vertikal,
bagian dalam berwarna abu-abu terdapat saluran tengah yang disebut ventrikel
dan berisi cairan serebrospinal. Ventrikel ini berhubungan juga dengan
ventrikel di dalam otak. Bagian dalamnya mempunyai dua akar saraf yaitu akar
dorsal yang berisi saraf sensorik ke arah punggung, dan akar ventral yang
berisi saraf motorik ke arah perut.
Sumsum tulang belakang memiliki fungsi penting dalam tubuh.
Fungsi tersebut antara lain menghubungkan impuls dari saraf sensorik ke otak
dan sebaliknya, menghubungkan impuls dari otak ke saraf motorik; memungkinkan
menjadi jalur terpendek pada gerak refleks. Mekanisme penghantaran impuls yang
terjadi pada tulang belakang yakni sebagai berikut; rangsangan dari reseptor
dibawa oleh neuron sensorik menuju sumsum tulang belakang melalui akar dorsal
untuk diolah dan ditanggapi. Selanjutnya, impuls dibawa neuron motorik melalui
akar ventral ke efektor untuk direspons.
Sistem Saraf Tepi
Sistem saraf tepi dinamakan pula sistem saraf perifer.
- Sistem saraf tepi merupakan bagian dari sistem saraf tubuh yang meneruskan rangsangan (impuls) menuju dan dari system saraf pusat.
- Karena itu, di dalamnya
terdapat serabut saraf sensorik (saraf aferen) dan serabut saraf motorik (saraf
eferen).
- Serabut saraf sensorik adalah sekumpulan neuron yang menghantarkan impuls dari reseptor menuju sistem saraf pusat.
- Sedangkan serabut
saraf motorik berperan dalam menghantarkan impuls dari sistem saraf pusat
menuju efektor (otot dan kelenjar) untuk ditanggapi.
Berdasarkan asalnya, sistem saraf tepi terbagi atas saraf
kranial dan saraf spinal yang masing-masing berpasangan, serta ganglia
(tunggal: ganglion).
- Saraf kranial merupakan semua saraf yang keluar dari permukaan dorsal otak.
- Saraf spinal ialah semua saraf yang keluar dari kedua sisi tulang belakang.
- Masing-masing saraf ini mempunyai karakteristik fungsi dan jumlah saraf yang berbeda.
- Sementara itu, ganglia merupakan kumpul an badan
sel saraf yang membentuk simpul-simpul saraf dan di luar sistem saraf pusat.
Sistem Saraf Tak Sadar
Sistem saraf tak sadar merupakan sekumpulan saraf yang
mengatur aktivitas yang tidak kita pikirkan terlebih dahulu. Misalnya saja,
pergerakan paru-paru dan jantung. Kita tidak pernah berkehendak supaya
aktivitas gerakan paru-paru dan jantung terjadi dengan koordinasi oleh sistem
saraf pusat. Oleh karena itu, sistem saraf sadar disebut juga sistem saraf
otonom. Organ yang beraktivitas dan dikontrol oleh sistem saraf sadar, meliputi
kelenjar keringat, otot perut, pembuluh darah, dan alat-alat reproduksi.
Menurut karakteristik kerjanya, sistem saraf sadar terbagi
atas dua saraf, meliputi saraf simpatik dan saraf parasimpatik. Masing-masing
saraf ini dapat bekerja pada organ yang sama, namun kerja yang dilakukan saling
berlawanan (antagonis). Sebagai contoh, saat saraf simpatik memengaruhi sebuah
organ untuk mening katkan aktivitas organ tertentu, justru saraf parasimpatik
malah menurunkannya. Perbedaan ini terjadi karena neurotransmiter yang
dihasilkan kedua saraf tersebut berbeda. Noradrenalian merupakan
neurotransmiter saraf simpatik, sedangkan asetilkolin ialah neurotransmiter
saraf parasimpatik.
Pada saraf simpatik dan saraf parasimpatik terdapat
penghubung antara sistem saraf pusat dan efektor, yang dinamakan ganglion.
- Ganglion saraf simpatik berada dekat sumsum tulang belakang.
- Serabut paaganglion saraf simpatik berukuran pendek sementara Serabut pascaganglionnya berukuran panjang.
- Sebaliknya, saraf parasimpatik memiliki serabut praganglion yang berukuran panjang dan serabut pascaganglion yang pendek.
Sistem saraf simpatis
Sistem saraf
simpatik adalah salah satu bagian dari sistem saraf perifer. Ini saraf simpatik
yang berasal dari ruang vertebrata awal di segmen toraks pertama dari sumsum
tulang belakang, memperpanjang ke atas sampai kedua atau ketiga segmen
lumbalis.
- Fungsi utama dari sistem saraf simpatik adalah untuk memobilisasi respon tubuh dalam keadaan tertekan.
- Dengan demikian, sistem saraf simpatik menginisialisasi respon tubuh ‘fight or flight‘ (respon darurat).
- Sistem simpatis innervate adalah berbagai organ tubuh, seperti mata, paru-paru, ginjal, saluran pencernaan, hati, dll.
- Hal ini menyebabkan peningkatan denyut jantung dan tingkat sekresi.
- Hal ini juga meningkatkan sekresi renin dari ginjal.
- Ada juga stimulasi pelepasan glukosa dari hati, yang dilepaskan ke dalam darah sehingga membuatnya tersedia untuk digunakan oleh tubuh.
Sistem saraf parasimpatis
Sistem saraf
parasimpatis adalah sebuah divisi dari sistem saraf otonom.
- Ini adalah bagian dari sistem saraf otonom yang bertanggung jawab untuk fase tubuh ‘istirahat dan mencerna’.
- Saraf dari sistem ini menggerakan serat Otot jantung, otot polos dan jaringan kelenjar.
- Sistem saraf parasimpatis bertanggung jawab untuk mewujudkan peningkatan air liur, produksi air mata, buang air kecil, pencernaan dan buang air besar.
- Sistem parasimpatis dasar melibatkan fungsi dan tindakan yang tidak memerlukan reaksi langsung di sekitarnya.
Ada banyak
perbedaan yang ada, karena kedua sistem bertindak perilaku berlawanan.
Diberikan di bawah ini adalah berbagai efek yang berbeda dibawa oleh kedua
sistem pada organ tubuh yang berbeda:
Sistem saraf Parasimpatik
|
Sistem Saraf simpatis
|
Penyempitan
pupil
|
Pelebaran
pupil
|
Stimulasi
sekresi air liur
|
Penghambatan
sekresi air liur
|
Mengurangi
denyut jantung, sehingga, menyebabkan penurunan tekanan darah
|
Meningkatkan
detak jantung, sehingga, menyebabkan peningkatan tekanan darah
|
Menyempitkan
saluran pernapasan dan dengan demikian, penurunan diameter saluran napas
|
Dilatasi
bronkus, dengan demikian, meningkatkan diameter jalan napas
|
Merangsang
aktivitas sistem pencernaan, seperti stimulasi peristalsis
|
Menghambat
aktivitas dari sistem pencernaan, seperti penghambatan peristaltik
|
Merangsang
sekresi empedu
|
Mengurangi
sekresi empedu
|
Kontraksi
kandung kemih
|
melemaskan
kandung kemih
|
melemaskan
rektum
|
Kontraksi
rektum
|
Dengan
demikian, sebagaimana dapat disimpulkan dari tabel yang diberikan di atas,
tanggapan dan efek dari kedua sistem saling melengkapi di alam, bukannya
antagonis.
- Divisi simpatik bertindak sebagai akselerator dan divisi parasimpatik bertindak sebagai decelerator dari tubuh manusia.
- Dengan demikian, kedua sistem mencoba dan mempertahankan tubuh dalam keadaan normal homeostasis untuk kemungkinan waktu maksimum.
- Pada suatu waktu, hanya satu dari dua sistem diaktifkan dalam tubuh, tergantung pada jenis persarafan yang membawa dan hormon yang dilepaskan.
alhamdulillah dah belajar... thanks soalnya!
ReplyDelete