Pages

Saturday, September 28, 2013

COMPARATIVA DIGESTSYSTEM HEWAN

SISTEM ORGAN HEWAN
Sistem organ adalah kumpulan dari organ-organ yang saling berhubungan
Sistem Pencernaan Pada Hewan berupa Struktur alat pencernaan yang berbeda-beda dalam berbagai jenis hewan, tergantung pada tinggi rendahnya tingkat organisasi sel hewan tersebut serta jenis makanannya.
Pada hewan invertebrata alat pencernaan makanan umumnya masih sederhana, dilakukan secara fagositosis dan secara intrasel,
Sedangkan pada hewan- hewan vertebrata ; PARAM sudah memiliki alat pencernaan yang sempurna yang dilakukan secara ekstrasel.( dicerna di luar sel di rongga pencernaan / usus sehingga masuk ke sel sudah sederhana) 

Untuk memeahami itulah maka di sajikan Comparative Sistem Digestive hewan sbb

Sistem Pencernaan Pada Hewan Invertebrata

Sistem pencernaan pada hewan invertebrata umumnya dilakukan secara intrasel,

Protozoa

makanan masuk melalui sitofaaring kemudian secara phagositosis makanan dimasukkan kedalam sitoplasma kemudian secara intra sel makanan dicerna di dalam sel , zat sisa yang tidak tercerna akan dikeluarkan secara eksositosis



Porifera
Tubuh porifera belum membentuk jaringan dan organ sehingga Porifera dikelompokkan dalam Parazoa. Permukaan luar tubuhnya tersusun atas sel-sel berbentuk pipih dan berdinding tebal yang disebut Pinakosit. Pinakosit berfungsi sebagai pelindung bagian-bagian tubuh yang lain. Diantara pinakosit terdapat pori yang membentuk saluran air (porosit) yang bermuara di spongosol (rongga tubuh).
Spongosol dilapisi oleh sel-sel 'berleher' yang memiliki flagellum yang disebut koanosit (sel leher).
Gerakan flagellum pada koanosit membetuk aliran searah yang mengakibatkan air masuk melalui ostium dengan membawa zat-zat makanan ke dalam spongosol. Didalam spongosol makanan ditelan secara fagositosis oleh sel leher dan oksigen diserao secara difusi. Sedangkan sisa-sisa makanan dibuang melalui lubang pengeluaran yang disebut oskulum


Sebagian makanan dan oksigen digunakan oleh koanosit dan sebagian ditransfer ke sel amoebosit untuk diedarkan ke seluruh bagian tubuh. 
Coelenterata.
Pada sebagian besar Coelenterata, makanan ditangkap dengan tentacle, sengatan dengan cnidocyte, kemudian dipindahkan ke mulut dan rongga gastrovascular dalam awal pencernaan extracellular. Ini diikuti dengan pencernaan intracellular sebagai molekul dan partikel makanan disalurkan oleh arus ciliary pada rongga gastrovascular kemudian pembelahan dalam dengan sel-sel gastrodermal. Makanan yang tidak tercerna terexocytos ke rongga gastrovascularkemudian dibuang melalui mulut, yang juga merupakan anus. Pembentukan kembali deretan cnidocyte pada tentacle

PLATYHELMINTHES 


Sistem pencernaan satu lubang. System pencernaan pada cacing Platyhelminthes belum sempurna. Sistem pencernaan terdiri dari mulut, faring, dan usus (tanpa anus). Hewan ini memiliki rongga gastrovaskuler yang merupakan saluran pencernaan yang bercabang-cabang yang berperan sebagai usus. Sistem pencernaannya belum sempurna karena hanya mempunyai mulut tanpa anus, ususnya hanya berupa rongga gastrovaskuler yang terletak di tengah tubuh. Cacing ini tidak memiliki sistem peredaran darah. Pernapasannya dilakukan dengan seluruh permukaan tubuh, dan melalui rongga gastrovaskuler. Tubuhnya simetri bilateral.
Cacing parasit seperti pada cacing pita, alat pencernaannya belum sempurna dan tidak memiliki mulut dan anus. Pencernaan dilakukan dengan cara absorbs langsung melalui kulit.

NEMATHELMINTHES 
Cacing kelompok nemathelminthes : caing perut , Cacing kremi , cacing tambang sudah lengkap sistem pencernaan ada mulut dan berakhir dengan anus  

ANELLIDA
Sistem Pencernaan Makanan Pada Cacing Tanah
Sistem pencernaan makanan pada cacing tanah sudah sempurna. Cacing tanah memiliki alat-alat pencernaan mulai dari mulut, kerongkongan, lambung, usus, dan anus.Proses pencernaan dibantu oleh enzim – enzim yang dikeluarkan oleh getah pencernaan secara ekstrasel. Makanan cacing tanah
berupa daun-daunan serta sampah organik yang sudah lapuk.
Cacing tanah dapat mencerna senyawa organik tersebut menjadi molekul yang sederhana yang dapat diserap oleh tubuhnya. Sisa pencernaan makanan dikeluarkan melalui anus.

ARTHROPODA
Sistem Pencernaan Pada Serangga
Sebagaimana pada cacing tanah, serangga memiliki sistem pencernaan makanan yang sudah sempurna, mulai dari mulut, kerongkongan, lambung, usus sampai anus.
Pencernaan pada serangga dilakukan secara ekstrasel.

VERTEBRATA
Sistem Pencernaan Pada Hewan vertebrata
Organ pencernaan pada hewan vertebrata meliputi saluran pencernaan (tractus digestivus) dan kelenjar pencernaan (glandula digestoria)

PISCES

Sistem Pencernaan Pada Ikan
Saluran pencernaan pada ikan dimulai dari rongga mulut (cavum oris). Di dalamBrongga mulut terdapat gigi-gigi kecil yang berbentuk kerucut pada geraham bawah dan lidah pada dasar mulut yang tidak dapat digerakan serta banyak menghasilkan lendir, tetapi tidak menghasilkan ludah (enzim). Dari rongga mulut makanan masuk ke esophagus melalui faring yang terdapat di daerah sekitar insang.
Esofagus berbentuk kerucut, pendek, terdapat di belakang insang, dan bila tidak dilalui makanan lumennya menyempit. Dari kerongkongan makanan di dorong masuk ke lambung, lambung pada umum-nya membesar, tidak jelas batasnya dengan usus. Pada beberapa jenis ikan, terdapat tonjolan buntu untuk memperluas bidang  penyerapan makanan.

Dari lambung, makanan masuk ke usus yang berupa pipa panjang berkelok-kelok dan
sama besarnya. Usus bermuara pada anus. Kelenjar pencernaan pada ikan, meliputi hati dan pankreas. Hati merupakan kelenjar yang berukuran besal, berwarna merah kecoklatan, terletak di bagian depan rongga badan dan mengelilingi usus, bentuknya tidak tegas, terbagi atas lobus
kanan dan lobus kiri, serta bagian yang menuju ke arah punggung. Fungsi hati menghasilkan empedu yang disimpan dalam kantung empedu untuk membanfu proses
pencernaan lemak. Kantung empedu berbentuk bulat, berwarna kehijauary terletak di
sebelah kanan hati, dan salurannya bermuara pada lambung. Kantung empedu berfungsi
untuk menyimpan empedu dan disalurkan ke usus bila diperlukan. Pankreas merupakan
organ yang berukuran mikroskopik sehingga sukar dikenali, fungsi pankreas, antara
lain menghasilkan enzim – enzim pencernaan dan hormon insulin.

AMPHIBIA

Sistem Pencernaan Pada Amfibi
Sistem pencernaan makanan pada amfibi, hampir sama dengan ikan, meliputi saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. salah satu binatang amphibi adalah katak. Makanan katak berupa hewan-hewan kecil (serangga). Secara berturut-turut saluran pencernaan pada katak meliputi:

1.       rongga mulut: terdapat gigi berbentuk kerucut untuk memegang mangsa dan lidah untuk menangkap mangsa,
1.       esofagus; berupa saluran pendek,
2.       ventrikulus (lambung), berbentuk kantung yang bila terisi makanan
3.       menjadi lebar. Lambung katak dapat dibedakan menjadi 2, yaitu tempat masuknya  esofagus dan lubang keluar menuju usus,
4.       intestinum (usus): dapat dibedakan atas usus halus dan usus tebal. Usus halus
meliputi: duodenum. jejenum, dan ileum, tetapi belum jelas batas-batasnya.
5.       Usus tebal berakhir pada rektum dan menuju kloata, dan
6.       kloaka: merupakan muara bersama antara saluran pencernaan makanan, saluran
reproduksi, dan urine.

Kelenjar pencernaan pada amfibi, terdiri atas hati dan pankreas.
Hati berwarna merah kecoklatan, terdiri atas lobus kanan yang terbagi lagi menjadi dua lobulus.
Hati berfungsi mengeluarkan empedu yang disimpan dalam kantung empedu yang
berwarna kehijauan. pankreas berwarna Kekuningan, melekat diantara lambung dan usus dua belas jari (duadenum).
Pankreas berfungsi menghasilkan enzim dan hormon yang bermuara pada duodenum.

REPTILIA
Sistem Pencernaan Pada Reptil

Sebagaimana pada ikan dan amfibi, sistem pencernaan makanan pada reptil meliputi
saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Reptil umumnya karnivora (pemakan
daging). Secara berturut-turut saluran pencernaan pada reptil meliputi:
1.       rongga mulut: bagian rongga mulut disokong oleh rahang atas dan bawah, masing-masing memiliki deretan gigi yang berbentuk kerucut, gigi  menempel pada gusi dan sedikit melengkung ke arah rongga mulut. Pada rongga mulut juga terdapat lidah yang melekat pada tulang lidah dengan ujung bercabang dua,
2.       esofagus (kerongkongan),
3.       ventrikulus(lambung),
4.       intestinum: terdiri atas usus halus dan usus tebal yang bermuara pada anus.

Kelenjar pencernaan pada reptil meliputi hati, kantung empedu, dan pankreas. Hati pada reptilia memiliki dua lobus (gelambirf dan berwarna kemerahan. Kantung empedu terletak pada tepi sebelah kanan hati. Pankreas berada di antara lambung dan duodenum, berbentuk pipih kekuning-kuningan.

AVES
Sistem Pencernaan Pada Burung
Organ pencernaan pada burung terbagi atas saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Makanan burung bervariasi berupa biji-bijian, hewan kecil, dan buah-buahan.
Saluran pencernaan pada burung terdiri atas:
1.       paruh: merupakan modifikasi dari gigi,
2.       rongga mulut: terdiri atas rahang atas yang merupakan penghubung antara rongga mulut dan tanduk, faring: berupa saluran pendek, esofagus: pada burung terdapat pelebaran padabagian ini disebut tembolok, berperan sebagai tempat penyimpanan makanan yang dapat diisi dengan cepat
3.       lambung terdiri atas: Proventrikulus (lambung kelenjar): banyak menghasilkan enzim pencernaan, dinding  ototnya tipis. Ventrikulus (lambung pengunyah/empedal): ototnya berdinding tebal. Pada burung pemakan biji-bijian terdapat kerikil dan pasir yang tertelan bersama makanan vang  berguna untuk membantu pencernaan dan disebut sebagai " hen’s teeth”,
4.       intestinum: terdiri atas usus halus dan usus tebal yang bermuara pada kloaka.
5.       Usus halus pada burung terdiri dari duodenum, jejunum dan ileum.
Kelenjar pencernaan burung meliputi: hati, kantung empedu, dan pankreas. Pada
burung merpati tidak terdapat kantung empedu.

MAMALIA

Sistem Pencernaan pada Hewan Mamah Biak (Ruminansia)

Hewan-hewan herbivora (pemakan rumput) seperti domba, sapi, kerbau disebut
sebagai hewan memamah biak (ruminansia). Sistem pencernaan makanan pada hewan ini
lebih panjang dan kompleks. Makanan hewan ini banyak mengandung selulosa yang
sulit dicerna oleh hewan pada umumnya sehingga sistem pencernaannya berbeda dengan
sistem pencernaan hewan lain.

Perbedaan sistem pencernaan makanan pada hewan ruminansia, tampak pada
struktur gigi, yaitu terdapat geraham belakang (molar) yang besar, berfungsi untuk
mengunyah rerumputan yang sulit dicerna.
 Di samping itu, pada hewan ruminansia terdapat modifikasi lambung yang dibedakan menjadi
4 bagian, yaitu


  1. rumen (perut besar)
  2. retikulum (perut jala)
  3. omasum (perut kitab)
  4. abomasum (perut masam).\


Dengan ukuran yang bervariasi sesuai dengan umur dan makanan alamiahnya.
Kapasitas rumen 80%, retlkulum 5%, omasum 7-8%, dan abomasums 7-8'/o.Pembagian initerlihat dari bentuk gentingan pada saat otot spingter berkontraksi. Abomasum merupakan lambung yang sesungguhnya pada hewan ruminansia.
Hewan herbivora, seperti kuda, kelinci, dan marmut tidak mempunyai struktur
lambung seperti halnya pada sapi untuk fermentasi selulosa. Proses fermentasi atau
pembusukan yang dilakukan oleh bakteri terjadi pada sekum yang banvak mengandung
bakteri. proses fermentasi pada sekum tidak seefektif fermentasi yang terjadi
dilambung. Akibatnya,kotoran kuda, kelinci, dan marmut lebih kasar karena pencernaan selulosa hanya terjadi satu kali, yaitu pada sekum. Sedangkan pada sapi, proses pencernaan
terjadi dua kali, yaitu pada lambung dan sekum keduanya dilakukan oleh bakteri dan
protozoa tertentu.
Adanya bakteri selulotik pada lambung hewan memamah biak merupakan bentuk
simbiosis mutualisme yang dapat menghasilkan vitamin B serta asam amino. Di
samping itu, bakteri ini dapat ,menghasilkan gas metana (CH4), sehingga dapat
dipakai dalam pembuatan biogas sebagai sumber energi altematif.

MANUSIA




No comments:

Post a Comment