Ketika enak enak kencing tiba tiba di kencing ada darah ... nggak usah panik banyak hal yang menyebabkannya . Kencing berdarah itu disebut dengan Hematourea , Ini berbeda ketika darah kita ada kencing yang kita sebut Uremia
Hematuria berarti adanya darah
merah dalam urin baik secara mikroskopik maupun makroskopik.
Hematuria makroskopik menyebabkan
urin berwarna merah atau coklat seperti air cucian daging.
Perlu diperhatikan bahwa warna
merah pada urin juga bisa disebabkan oleh zat tertentu seperti:
1.
Makanan;
makanan yang mengandung anthrocyanin (bit dan berry) dan zat pewarna dalam kue
atau permen
2.
Obat-obatan;
finazopiridin, fenindion, fenotiazin, rifampisin, klorpromazin, dlll
3.
Zat-zat
tertentu; bilirubin, urat, mioglobin, hemoglobin
Untuk menentukan apakan urin yang
berwarna merah tersebut adalah hematuria atau bukan, harus diperiksa adanya
eritrosit dalam urin segar.
Terdapat beberapa istilah penting
dalam hematuria:
1. Hematuria asimtomatik (isolated hematuria): hematuria merupakan
gejala tunggal atau hematuria yang terjadi tanpa rasa sakit (painless
hematuria)
2. Hematuria simtomatik: hematuria yang
ditemukan bersama gejala lain, tau disertai rasa sakit ketika miksi (disuria)
3. Hematuria persisten: hematuria yang timbul
pada tiap kali miksi (biasanya bersifat mikroskopik)
4. Hematuria rekuren: hematuria, namun juga
diselingi oleh urin normal
5. Hematuria makroskopik: terdapat darah dalam
urin yang menyebabkan urin berwarna merah atau coklat
6. Hematuria mikroskopik: terdapat eritrosit
dalam urin tanpa perubahan warna urin, yang diketahui dengan tes kimia atau
dilihat dibawah mikroskop
Pemeriksaan yang digunakan untuk
mengetahui adanya hematuria mikroskopik:
Pemeriksaan sedimen urin yang
sudah disentrifus, dilihat dibawah mikroskop:
1. Memakai kamar hitung (Fuchs Rosenthal),
diagnosis hematuria bila dijumpai >= 10 eritrosit/ml
2. Secara langsung, diagnosis hematuria bila
dijumpai jumlah eritrosit >= 5/ LPB. Tapi ada juga pendapat yang mengatakan
bahwa positif bila >= 3/LPB atau 1-2/LPB
Cara kimiawi
·
Lebih
praktis dan cepat, memakai paper test strips yang disebut hemastix atau
dipstix.
·
Alat ini
mengandung ortholuidin dan peroksidase.
·
Hemoglobin
yang terdapat dalam urin, baik dalam bentuk bebas maupun terdapat dalam
eritrosit, berikatan dengan peroksidase.
·
Senyawa
peroksidase-hemoglobin lalu mengoksidasi ortholuidin sehingga terjadi perubahan
warna.
·
Bila terdapat
hemoglobin atau eritrosit dalam urin, paper strips tadi akan menjadi biru pada
berbagai tingkat kebiruan sesudah 40 detik, sesuai jumlah eritrosit.
·
Kelemahan
cara ini adalah tidak dapat membedakan hematuria dengan hemoglobinuria atau mioglobinuria
Pemeriksaan Addis count
·
Prinsip tes
ini ialah menghitung jumlah eritrosit diurin yang dikumpulkan dalam waktu 12
jam. Pada keadaan normal addis count berisi 600.000 silinder. Pemeriksaan ini
sudah jarang dipakai.
Penentuan Asal Perdarahan
Etiologi Hematuria
1. Berasal dari ginjal (renal bleeding)
1. Perdarahan glomerulus: glomerulus akut,
glomerulonefritis membranoproliferatif, nefritis herediter (sindrom alport),
nefropati igA (Maladie de Berger), hematuria familial, dan hematuria benigna
rekuren atau persisten
2. Perdarahan ekstraglomerulus: pielonefritis
akut/ kronik, tbc ginjal, tumor ginjal, hemangioma ginjal, ginjal polikistik,
hidronefrosis, nekrosis papil ginjal, dll
2. Perdarahan dari luar ginjal
·
Infeksi
saluran kemih: sistitis, ureteritis, uretritis, batu saluran kemih, trauma saluran
kemih, kelainan congenital saluran kemih, fimosis, dll
3. Penyakit sistemik
·
Syndrom
Henoch Schonlein, SLE, poliartritis nodosa, endokarditis bacterial subakut
4. Penyakit darah
·
Leukimia,
sindrom hemolitik uremik, hemophilia, penyakit sel sabit
5. Olahraga
·
Etiologi
hematuria dengan kelainan pada ginjal yang utama menyerang anak adalah karena
glomerulonefritis akut.
·
Diagnosis
mudah dutegakkan bila hematuria yang terjadi didahului oleh infeksi saluran
nafas akut atau piodermi 2-3 minggu sebelumnya dan disertai gejala hipertensi.
·
Pemeriksaan
titer ASTO dan komplemen C3 dapat
membantu diagnosis.
·
Penyebab
tersering lainnya adalah karena glomerulonefritis membranoproliferatif, sering
hanya merupaka hematuria makroskopik yang timbul bersama dengan suatu penyakit
infeksi.
·
Diagnosis
ditunjang dengan pemeriksaan komplemen C3 yang rendah dlam waktu yang lama.
·
Sedangkan
hematuria yang disebabkan nefropati IgA atau Maladie de Berger, biasanya
serangan hematuria makroskopik timbul sesudah infeksi saluran nafas bagian atas
dan berlangsung beberapa hari.
·
Hematuria
makroskopik ini dapat berulang dan biasanya antara 2 serangan terdapat
hematuria mikroskopik dan proteinuria ringan.
·
Pemeriksaan
biopsy ginjal dengan imunoflororesensi memperlihatkan deposit IgA dan IgM
didaerah mesangium.
Sedangkan penyebab dari luar
ginjal bisa berupa infeksi saluran kemih, sistitis sering memberi gejala
hematuria makroskopik yang disertai demam dan nyeri suprapubik, dan sesudah 2-4
hari akan berubah menjadi hematuria mikroskopik. Sedangkan bagaimana olahraga
menyebabkan hematuria belum jelas. Dahulu diduga akibat trauma langsung atau
tidak langsung pada ginjal atau buli-buli, tetapi penelitian akhir-akhir ini
menunjukkan bahwa perdarahan berasal dari glomerulus dnegan pathogenesis yang
tidak jelas. Keadaan ini tidak berbahaya dan bersifat sementara. Biasanya dapat
menghilang 48 jam sesudah kegiatan fisik.
Zat dan Obat yang bisa
menimbulkan hematuria:
1.
Metal:
Arsen, tembaga sulfat, emas, fosfat
2.
Obat
kemoterapi: amfoterisin, ampisilin, kolistimetat, kanamisin, metisilin,
penisilin, polimiksin, sulfonamide
3.
Obat biasa:
Asetilsalisilat, klorotiazid,klorpromazin, klonisin, kortikosteroid,
siklofosfamid, indometasin, fenasetin, fenilbutazon, probenecid, trifluoperazin
4.
Zat organic:
Karbon tetraklorida, fenol, propilenglikol, terpentin
5.
Antikoagulan:
heparin, warfarin
Hematuria dapat terjadi akibat
kelainan koagulasi, kerusakan ginjal atau iritasi pada kandung kemih akibat
obat atau zat kimia.
·
Obat
analgesic bisa menyebabkan hematuria makroskopik akibat nekrosis papil ginjal,
sedangkan siklofosfamid dapat menyebabkan irirtasi pada selaput lender
buli-buli sehingga menimbulkan gejala sistitis dan disebut sterile hemorrhagic
cystitis.
Penatalaksanaan Hematuria
Penatalaksanaan yang harus
dilakukan sangat tergantung etiologi yang mendasari.
1. Anamnesis.
Bila
ditemukan riwayat sakit tenggorokan atau piodermi 2-3 minggu sebelumnya maka
perlu dipikirkan kemungkinan glomerulonefritis akut pasca streptokokus (GNAPS).
Sakit sewaktu miksi (disuria), sering miksi
(polakisuria), ngompol, miksi mendesak (urgency), badan panas, maka perlu
dipikirkan infeksi saluran kemih (ISK). Bila hematuria disertai panas, sakit
pinggang, kemungkinan ISK bagian atas (pielonefritis), sedang bila disertai
gejala lokal seperti nyeri suprapubik, disuria, kemungkinan ISK bagian bawah
(sistitis).
Bila disuria
disertai hematuria yang timbul pada permulaan miksi mungkin uretritis anterior.
Sesudah makan jengkol, diduga akibat epistaksis jengkol. Sedangkan bila
terdapat sakit sendi, sakit perut, kemungkinan sindrom Henoch Schonlein.
2. Pemeriksaan Fisik
Edema dan
hipertensi, mungkin merupakan manifestasi GNAPS, glomerulonefriis kronik, atau
sindrom nefrotik. Bila ruam, artralgia,
mungkin sindrom Henoch Schonlein, atau SLE. Massa diabdomen, pikirkan
kemungkinan tumor wilms, tumor buli-buli. Adanya peteki, ekimosis, mungkin
disebabkan adanya penyakit darah.
3. Pemeriksaan Laboratorium
Untuk
urinalisis sebaiknya diambil urin segar oleh karena penyimpanan yang lama akan
merubah keasaman dan berat jenis urin sehingga mengakibatkan lisisnya
eritrosit. Bila warna urin coklat seperti the atau berwarna seperti coca cola
menunjukkan glomerulonefritis. Pemeriksaan proteinuria sebaiknya dilakuan
diluar serangan hematuria makroskopik, oleh karena hematuria makroskopik
sendiri dapat menyebabkan proteinuria walaupun derajat proteinurianya jarang
melebihi + atau ++. Hematuria yang disertai proteinuria +++ atau +++ jelas
menunjukkan bahwa kerusakan berasal dari glomerulus.
Hematuria
yang disertai leukositoria (>5/LPB) menunjukkan adanya ISK.
Hematuria
yang disertai leukositosis kemungkinan oleh leukemia, nefritis lupus. Bila
leucopenia mungkin oleh leukemia atau obat-obatan (siklofosfamid). Pada pemeriksaan darah khusus, bila ASTO
meninggi kemungkinan GNAPS, bila kadar komplemen C3 menurun kemungkinan GNAPS
atau glomerulonefritis membranoproliferatif. Anti DNA antibody dilakukan bila dicurigai
SLE.
4. Pemeriksaan khusus
Contohnya
uji tuberculin, mengingat tbc ginjal memberi gejala yang tidak jelas seperti
hematuria asimtomatik. Pielografi Intravena (PIV) dan mikrosisteouretrografi
(MSU) dilakukan sebagai tindak lanjut USG untuk melihat lebih jelas struktur
parenkim ginjal dan saluran kemih. Sedangkan MSU untuk mencari penyebab pada
saluran kemih bagian bawah.
Memiliki kencing bercampur darah merupakan hal mengerikan, temukan cara mencegah dan penyebab kencing darah di tanyadok.com portal informasi layanan kesehatan
ReplyDelete