Pages

Friday, August 1, 2014

PENCEMARAN AIR - POLUSI AIR

PENCEMARAN AIR

Standar Kompetensi:
Memahami perbuatan manusia yang mengancam lingkungan hidup. 

Kompetensi Dasar:
1.      Menjelaskan pengertian pencemaran air.
2.      Menjelaskan faktor-faktor yang menyebabkan pencemaran air.
3.      Menjelaskan dampak pencemaran air terhadap manusia dan makhluk lain.
4.      Menjelaskan upaya penanggulangan pencemaran air. 

Indikator:
1.      Mampu menjelaksn kembali pengertian pencemaran air.
2.      Mampu menyebutkan minimal 2 faktor yang menyebabkan pencemaran air.
3.      Mampu memberi contoh dampak pencemaran air terhadap manusia.
4.      Mampu memberi contoh dampak pencemaran air terhadap makhluk hidup lain.
5.      Mampu menjelaskan upaya penanggulangan pencemaran air. 


Pendahuluan 

  • Air secara sangat cepat menjadi sumberdaya yang makin langka dan tidak  ada sumber peng gantinya
  • Walaupun sekitar 70 persen  permukaan bumi ditempati oleh  air, namun  97  persen  darinya  adalahair  asin  dan  tidak  dapat langsung  dikonsumsi  manusia. 
  • Dari jumlah yang sedikit yang mungkin dapat dimanfaatkan tersebut, manusia masih menghadapi permasalahan yang amat mendasar.
  • Pertama, adanya variasi musim dan ketimpangan spasial ketersediaan air
  • Pada musim hujan, beberapa bagian dunia mengalami  kelimpahan  air yang luar biasa  besar  dibandingkan  dengan bagian lain sehingga berakibat terjadinya banjir dan kerusakan lain yang ditimbulkannya.  
  • Pada  musim  kering,  kekurangan   air  dan  kekeringan menjadi bencana yang mengeri kan di beberapa bagian dunia lainnya yang mengakibatkan terjadinya bencana kelaparan dan kematian.
  • Permasalahan mendasar yang kedua adalah terbatasnya jumlah air segar di planet bumi   yang   dapat   dieksplorasi   dan   dikonsumsi,   sedangkan   jumlah penduduk dunia yang terus bertambah menyebabkan konsumsi air segar mening-kat secara drastis, dan kerusakan lingkungan termasuk kerusakan sumber daya air terjadi secara konsisten.
  • Kajian  global  kondisi  air di dunia  yang  disampaikan  pada  World Water Forum II di Denhaag  tahun 2000,  memproyeksikan  bahwa  pada tahun 2025 akan terjadi krisis air di beberapa negara. Meskipun Indonesia termasuk  10 negara kaya air namun  krisis air diperkirakan  akan terjadi juga, sebagai akibat dari kesalahan pengelolaan  air yang tercermin dari tingkat  pencemaran  air  yang  tinggi,  pemakaian  air  yang  tidak  efisien, fluktuasi  debit air sungai  yang sangat  besar,kelembagaan  yang masih lemah dan peraturan perundang-undangan yang tidak memadai. 

Pencemaran Air 

·         Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat penam-pungan  air  seperti  danau,  sungai,  lautan  dan  air  tanah  akibat aktivitas  manusia. 
·         Walaupun  fenomena  alam  seperti  gunung  berapi, badai,  gempa  bumi,  dll., juga  mengakibatkan  perubahan  yang  besar terhadap kualitas air, hal ini tidak dapat disalahkan sebagai penyebab pencemaran   air.  
·         Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001,   Tentang   Pengelolaan   Kualitas   Air   Dan Pengendalian  Pencemaran  Air.
·         Pencemaran  air adalah  masuknya  atau dimasukannya  makhluk  hidup,  zat,  energi  dan  atau  komponen  lain  ke dalam air oleh kegiatan manusia, sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat  tertentu  yang  menyebabkan   air  tidak  dapat  berfungsi  sesuai dengan  peruntukannya.  
·         Air  yang  tercemar  secara  fisik  dapat  dilihat adanya perubahan dari warna asli, walaupun dapat juga tidak tampak perubahan yang nyata.

Contoh perbedaan nyata air jernih dan tercemar seperti



·         Pencemaran air dapat disebabkan oleh berbagai hal dan memiliki karak-teristik yang berbeda-beda.
·         Meningkatnya kandungan nutrien dapat mengarah   pada   eutrofikasi.  
·         Sampah   organik   seperti   air   comberan (sewage)  menyebabkan  peningkatan  kebutuhan  oksigen  pada  air yang menerimanya yang mengarah pada berkurangnya oksigen yang dapat berdampak   parah   terhadap   seluruh   ekosistem.  
·         Industri   membuang berbagai  macam  polutan  ke  dalam  air  limbahnya  seperti  logam  berat, toksin organik, minyak, nutrien dan padatan.
·         Air limbah tersebut memiliki efek termal, terutama yang dikeluarkan oleh pembangkit listrik, yang dapat juga mengurangi oksigen dalam air.
 
Penyebab Pencemaran Air 

·         Banyak penyebab pencemaran air tetapi secara umum dapat dikategorikan  sebagai sumber kontaminan langsung dan tidak langsung.
·         Sumber langsung meliputi efluen yang keluar dari industri, TPA (Tempat Pembuangan  Akhir  Sampah),  dan  sebagainya. 
·         Sumber  tidak  langsung yaitu kontaminan  yang memasuki  badan  air dari tanah,  air tanah,  atau atmosfer  berupa  hujan. 
·         Tanah  dan  air  tanah  mengandung  sisa  dari aktivitas pertanian seperti pupuk dan pestisida.
·         Kontaminan dari atmosfer juga berasal dari aktivitas manusia yaitu pencemaran udara yang menghasilkan hujan asam.
·         Pencemaran air berdampak luas, misalnya dapat meracuni sumber air  minum,  meracuni  makanan  hewan,  ketidakseimbangan   ekosistem sungai   dan   danau,   pengrusakan   hutan   akibat   hujan   asam,   dan sebagainya. 
·         Di badan  air, sungai  dan  danau,  nitrogen  dan  fosfat  (dari kegiatan pertanian) telah menyebabkan pertumbuhan tanaman air yang di luar kendali (eutrofikasi berlebihan).
·         Ledakan pertumbuhan ini menyebab- kan oksigen, yang seharusnya digunakan bersama oleh seluruh hewan/ tumbuhan air, menjadi berkurang.
·         Ketika tanaman air tersebut mati, dekomposisi mereka menyedot lebih banyak oksigen.
·         Sebagai akibatnya, ikan akan mati, dan aktivitas bakteri menurun.
·         Limbah industri sangat potensial sebagai penyebab terjadinya pencemaran air.
·         Pada umumnya limbah industri mengandung limbah B3, yaitu bahan berbahaya dan beracun.
·         Menurut PP 18 tahun 99 pasal 1, limbah  B3  adalah  sisa  suatu  usaha  atau  kegiatan  yang  mengandung bahan berbahaya dan beracun yang dapat mencemarkan  atau merusak lingkungan hidup sehingga membahayakan kesehatan serta kelangsung- an  hidup  manusia  dan  mahluk  lainnya. 
·         Karakteristik  limbah  B3  adalah korosif/ menyebabkan karat, mudah terbakar dan meledak, bersifat toksik/ beracun dan menyebabkan  infeksi/penyakit. 
·         Limbah industri yang berbahaya antara lain yang mengandung logam dan cairan asam.
·         Misalnya limbah yang dihasilkan industri pelapisan logam, yang mengandung tembaga dan nikel serta cairan asam sianida, asam borat, asam kromat, asam nitrat dan asam fosfat.
·         Limbah ini bersifat korosif, dapat mematikan tumbuhan dan hewan air.
·         Pada manusia menyebabkan  iritasi pada kulit dan mata, mengganggu pernafasan dan menyebabkan kanker. 


  • Logam yang paling berbahaya dari limbah industri adalah merkuri atau yang dikenal juga sebagai air raksa (Hg) atau air perak.
  • Limbah yang mengandung merkuri selain berasal dari industri logam juga berasal dari industri kosmetik, batu baterai, plastik dan sebagainya.
  • Di Jepang antara tahun 1953–1960, lebih dari 100 orang meninggal atau cacat karena mengkonsumsi ikan yang berasal dari Teluk Minamata.
  • Teluk ini tercemar merkuri yang bearasal dari sebuah pabrik plastik. Senyawa merkuri yang terlarut dalam air masuk melalui rantai makanan, yaitu mula-mula masuk ke dalam tubuh mikroorganisme yang kemudian dimakan yang dikonsumsi manusia. 
  •  Bila merkuri  masuk  ke dalam  tubuh  manusia  melalui  saluran pencernaan, dapat menyebabkan kerusakan akut pada ginjal sedangkan pada anak-anak dapat menyebabkan Pink Disease /acrodynia,  alergi kulit dan kawasaki disease/ muco cutaneous lymph node syndrome.
  •  Limbah  pertambangan   seperti  batubara  biasanya  mengandung asam sulfat dan senyawa besi, yang dapat mengalir ke luar daerah pertambangan. 
  • Air yang mengandung kedua senyawa ini dapat berubah menjadi  asam. 
  • Bila  air yang  bersifat  asam  ini melewati  daerah  batuan karang/kapur akan melarutkan senyawa Ca dan Mg dari batuan tersebut.
  • Selanjutnya  senyawa  Ca dan Mg yang larut terbawa air akan memberi efek  terjadinya  air  sadah,  yang  tidak  bisa  digunakan  untuk  mencuci karena  sabun  tidak  bisa  berbuih. 
  • Bila  dipaksakan  akan  memboroskan sabun, karena sabun tidak akan berbuih sebelum semua ion Ca dan Mg mengendap. 
  • Limbah pertambangan  yang bersifat asam bisa menyebab- kan  korosi  dan  melarutkan  logam-logam  sehingga  air  yang  dicemari bersifat racun dan dapat memusnahkan kehidupan akuatik.




·         Selain pertambangan batubara, pertambangan lain yang menghasilkan limbah berbahaya adalah pertambangan emas.
·         Pertambangan emas menghasilkan limbah yang mengandung merkuri, yang banyak digunakan  penambang  emas  tradisional  atau  penambang  emas  tanpa izin, untuk memproses bijih emas.
·         Para penambang ini umumnya kurang mempedulikan   dampak   limbah   yang   mengandung   merkuri   karena kurangnya pengetahuan  yang dimiliki.
·         Biasanya mereka membuang dan mengalirkan  limbah  bekas  proses  pengolahan  pengolahan  ke  selokan, parit, kolam atau sungai. 
·         Merkuri  tersebut  selanjutnya  berubah  menjadi metil merkuri karena proses alamiah.
·         Bila senyawa metil merkuri masuk ke dalam tubuh manusia melalui media air, akan menyebabkan keracunan seperti yang dialami para korban Tragedi Minamata. 

Bahan Pencemar Air 

Pada dasarnya Bahan Pencemar Air dapat dikelompokkan menjadi: 
·         Sampah yang dalam proses penguraiannya memerlukan oksigen yaitu sampah   yang   mengandung   senyawa   organik,  misalnya   sampah industri makanan, sampah industri gula  tebu, sampah rumah tangga (sisa-sisa makanan), kotoran manusia dan kotoran hewan, tumbuh- tumbuhan dan hewan yang mati.
·         Untuk proses penguraian  sampah- sampah   tersebut   memerlukan   banyak   oksigen,   sehingga   apabila sampah-sampah  tersbut  terdapat  dalam  air, maka  perairan air) tersebut akan kekurangan oksigen, ikan-ikan dan organisme dalam air  akan  mati  kekurangan  oksigen. 
·         Selain  itu  proses  penguraian sampah yang mengandung protein (hewani/nabati) akan menghasilkan gas H2S yang berbau busuk, sehingga air tidak layak untuk diminum atau untuk mandi. 
·         C, H, S, N,     + O2   → CO2 + H2O + H2S + NO + NO2  Senyawa organik



·         Bahan pencemar penyebab terjadinya penyakit, yaitu bahan pencemar yang mengandung virus dan bakteri misal bakteri coli yang dapat menyebabkan  penyakit  saluran  pencernaan  (disentri,  kolera,  diare, types)  atau  penyakit  kulit. 
·         Bahan  pencemar  ini  berasal  dari  limbah rumah tangga, limbah rumah sakit atau dari kotoran hewan/manusia. 
·         Bahan  pencemar  senyawa  anorganik/mineral  misalnya  logam-logam berat seperti merkuri (Hg), kadmium (Cd), Timah hitam (pb), tembaga (Cu), garam-garam anorganik. Bahan pencemar berupa logam-logam berat  yang  masuk  ke  dalam  tubuh  biasanya  melalui  makanan  dan dapat tertimbun dalam organ-organ tubuh seperti ginjal, hati, limpa saluran pencernaan lainnya sehingga mengganggu fungsi organ tubuh tersebut. 
·         Bahan   pencemar   organik   yang   tidak   dapat   diuraikan   oleh mikroorganisme    yaitu   senyawa   organik   berasal   dari   pestisida, herbisida,   polimer   seperti   plastik,   deterjen,   serat   sintetis,   limbah industri   dan   limbah   minyak.  
·         Bahan   pencemar   ini   tidak   dapat dimusnahkan   oleh   mikroorganisme,   sehingga   akan   menggunung dimana-mana  dan dapat mengganggu  kehidupan  dan kesejahteraan makhluk hidup. 
·         Bahan pencemar berupa makanan tumbuh-tumbuhan seperti senyawa nitrat,  senyawa  fosfat  dapat  menyebabkan  tumbuhnya  alga (ganggang) dengan pesat sehingga menutupi permukaan air.
·         Selain itu akan  mengganggu  ekosistem  air,  mematikan  ikan  dan  organisme dalam air, karena kadar oksigen dan sinar matahari berkurang.
·         Hal ini disebabkan  oksigen  dan  sinar  matahari  yang  diperlukan  organisme dalam  air (kehidupan  akuatik)  terhalangi  dan  tidak  dapat  masuk  ke dalam air. 
·         Bahan pencemar berupa zat  radioaktif, dapat menyebabkan  penyakit kanker, merusak sel dan jaringan tubuh lainnya. Bahan pencemar ini berasal   dari   limbah   PLTN   dan   dari   percobaan-percobaan   nuklir lainnya. 
·         Bahan pencemar berupa endapan/sedimen  seperti tanah dan lumpur akibat erosi pada tepi sungai atau partikulat-partikulat padat/lahar yang disemburkan  oleh  gunung  berapi  yang  meletus,  menyebabkan  air menjadi  keruh,  masuknya  sinar  matahari  berkurang,  dan air kurang mampu mengasimilasi sampah. 
·         Bahan pencemar berupa kondisi (misalnya panas), berasal dari limbah pembangkit tenaga listrik atau limbah industri yang menggunakan air sebagai pendingin.
·         Bahan pencemar panas ini menyebabkan suhu air meningkat tidak sesuai untuk kehidupan akuatik (organisme, ikan dan tanaman dalam air). Tanaman, ikan dan organisme yang mati ini akan terurai menjadi  senyawa-senyawa  organik.  Untuk proses penguraian senyawa organik ini memerlukan oksigen, sehingga terjadi penurunan kadar oksigen dalam air.
Secara   garis   besar   bahan   pencemar   air   tersebut   di   atas   dapat dikelompokkan men
jadi: 
1.      Bahan pencemar organik, baik yang dapat mengalami penguraian oleh mikroorganisme maupun yang tidak dapat mengalami penguraian.
2.      Bahan pencemar anorganik, dapat berupa logam-logam berat, mineral (garam-garam anorganik seperti sulfat, fosfat, halogenida, nitrat).
3.      Bahan pencemar berupa sedimen/endapan tanah atau lumpur. 
4.      Bahan pencemar berupa zat radioaktif. 
5.      Bahan pencemar berupa panas. 

 Dampak Pencemaran Air 

·         Memang kita akui pencemaran air saat ini sudah sangat memprihatinkan. 
·         Banyak  dari kita yang  tidak  menyadari  bahwa,  limbah dari  rumah  tangga,  pabrik,  dan  industri  telah  menyumbangkan pencemaran air.
·         Limbah yang berasal dari rumah tangga antara lain bersumber dari detergen, sampah sisa makanan, dll.
·         Yang paling parah adalah limbah dari pabrik dan industri.
·         Jika tidak diolah terlebih dahulu, dampaknya  sangat  buruk  terhadap  air. 
·         Banyak  kasus  pencemaran  air yang bisa berakibat keracunan hingga kematian.
·         Di pertanian juga bisa menimbulkan pencemaran air, contohnya adalah pemakaian  obat kimia yang berlebihan. 
·         Pestisida,  herbisida  dan fungisida  akan larut ke air dan menyebabkan  pencemaran  air.
·         Dengan mengetahui efek negatif dari bahan kimia pertanian itu, maka pencemaran bisa   dikurangi.  
·         Kondisi   kebersihan   air   diperparah   dengan   makin menipisnya  tanaman.
·         Fungsi tanaman adalah menahan  air dan mampu menyerap racun dari air.
·         Secara umum bahan pencemar air dapat dikelompokkan dalam 3 jenis yaitu biologis, kimia dan fisik.
·         Pencemaran ini sangat besar pengaruhnya terhadap kesehatan.
·         Kita sering mendengar berita adanya keracunan dan kematian karena air yang tercemar ini.
·         Efek  yang   paling   ringan   adalah   penyakit   kulit.  
·         Gejala   yang   lain   adalah gangguan pada ginjal, kanker, saraf pusat dll.
Berikut adalah bahan pencemar air dan efeknya terhadap kesehatan.

Bakteri , Virus :  mual, muntaber, pusing dan gangguan pencernaan
Kimiawi  Bahan pencemar:  

Efek terhadap kesehatan
·         racun pestisida - penyakit ginjal  
·         racun herbisida- gangguan sistem saraf  pusat
·         getah - kanker, hepatitis, rusaknya sel darah merah    
·         detergent  gangguan pembuangan air  seni
·         limbah pabrik  - terganggunya sistem penceranaan dan metabolism

Fisik  Bahan pencemar:                             

Efek terhadap kesehatan: 
·         plastik – kanker
·         kaleng - penyakit kulit (panu, kadas, gatal, bisul dll)
·         sampah organik - keracunan
·         besi - gangguan sistem saraf pusat
·         asbestos - ginjal dan sistem metabolism 

Diantara sekian banyak bahan pencemar air ada yang beracun dan berbahaya dan dapat menyebabkan kematian.
Telah anda pelajari bahwa bahan  pencemar  air  antara  lain  ada  yang  berupa  logam-logam  berat seperti

  • Arsen (As)
  • Cadmium (Cd)
  • Berilium (Be)
  • Boron (B)
  • Tembaga (Cu)
  • Fluor (F)
  • Timbal (Pb)
  • Air raksa (Hg)
  • Selenium (Se)
  • Zeng (Zn)
Ada yang berupa oksida

  1. Oksida karbon (CO dan CO2  )
  2. Oksidaoksida nitrogen (NO dan  NO2)
  3. Oksida-oksida  belerang  (SO2   dan  SO3)
  4. H2S
  5. Asam  sianida (HCN)
  6. Senyawa/ion klorida
  7. Partikulat padat seperti asbes, tanah/lumpur
  8. Senyawa   hidrokarbon   seperti   metana,   dan   heksana.  


  • Bahan-bahan pencemar ini terdapat dalam air, ada yang berupa larutan ada pula yang berupa partikulat-partikulat, yang masuk melalui bahan makanan yang terbawa ke dalam pencernaan atau melalui kulit. 
  • Bahan pencemar  unsur-unsur  di atas terdapat  dalam air di alam ataupun  dalam air limbah. 
  • Walaupun  unsur-unsur  di atas dalam jumlah kecil   esensial/diperlukan   dalam   makanan   hewan   maupun   tumbuh- tumbuhan,  akan  tetapi  apabila  jumlahnya  banyak  akan  bersifat  racun, contoh  tembaga  (Cu),  seng  (Zn)  dan  selenium  (Se)  dan  molibdium esensial untuk tanaman tetapi bersifat racun untuk hewan.
Air merupakan kebutuhan primer bagi kehidupan di muka bumi terutama bagi manusia.

  • Oleh karena itu apabila air yang akan digunakan mengandung bahan pencemar akan mengganggu kesehatan manusia, menyebabkan keracunan bahkan sangat berbahaya karena dapat menyebabkan kematian apabila bahan pencemar itu tersebut menumpuk dalam jaringan tubuh manusia. 
  • Bahan  pencemar  yang  menumpuk  dalam  jaringan  organ  tubuh dapat meracuni organ tubuh tersebut, sehingga organ tubuh tidak dapat berfungsi  lagi  dan  dapat  menyebabkan  kesehatan  terganggu  bahkan dapat sampai meninggal.
  • Selain bahan pencemar air seperti tersebut di atas  ada  juga  bahan  pencemar  berupa  bibit  penyakit  (bakteri/virus) misalnya bakteri coli, disentri, kolera, typhus, para typhus, lever, diare dan bermacammacam   penyakit   kulit.   
  • Bahan   pencemar   ini   terbawa   air permukaan seperti air sungai dari buangan air rumah tangga, air buangan rumah sakit, yang membawa kotoran manusia atau kotoran hewan. 
  • Banyak   macam   makhluk   yang   hidup   dalam   air   antara   lain bermacam-macam ikan, buaya, penyu, katak, mikroorganisme, ganggang, tanaman air dan lumut. Kesemuanya termasuk dalam kehidupan akuatik. 
  • Apabila sumber air tempat kehidupan akuatik tercemar, maka siklus makanan dalam air terganggu dan ekosistem air/kehidupan akuatik akan terganggu pula. 
  • Misal organisme yang kecil/lemah seperti plankton banyak yang mati karena banyak keracunan bahan tercemar, ikan-ikan kecil pemakan   plankton   banyak  yang  mati  karena  kekurangan   makanan, demikian pula ikan-ikan yang lebih besar pemakan ikan-ikan kecil bila kekurangan makanan akan mati. 

Kehidupan akuatik dapat pula terganggu karena: 

  1. Perairan   kekurangan   kadar   oksigen   atau   sinar   matahari   yang disebabkan air menjadi keruh oleh pencemaran tanah/lumpur.
  2. Permukaan  perairan  tertutup  oleh  lapisan  bahan  pencemar  minyak atau   busa   deterjen,   sehingga   sinar  matahari   dan  oksigen   yang diperlukan untuk kehidupan akuatik tidak dapat menembus permukaan air masuk ke dalam air.
  3. Berkurang/habisnya kadar oksigen dalam proses pengairan bahan pencemar senyawa organik.
  4. Permukaan  air  tertutup  oleh  tanaman  air  seperti  enceng  gondok sebagai bahan pencemar yang tumbuh subur oleh adanya bahan pencemar berupa makanan penyubur tanaman seperti senyawa- senyawa fosfat, nitrat.
  5. Peningkatan  suhu  air  karena  adanya  bahan  pencemar  panas  dari industri-industri   yang   menggunakan   air   sebagai   pendingin,   atau sebagai air bangunan dari pembangkit tenaga listrik.

Penanggulangan Pencemaran Air 


  • Limbah atau bahan buangan yang dihasilkan dari semua aktifitas kehidupan  manusia,  baik dari setiap rumah tangga,  kegiatan  pertanian, industri serta pertambangan tidak bisa kita hindari. 
  • Namun kita masih bisa mencegah  atau  paling  tidak  mengurangi  dampak  dari  limbah  tersebut, agar tidak merusak lingkungan yang pada akhirnya juga akan merugikan manusia. 
  • Mengetahui dampak buruk dari pencemaran air tersebut, maka kita bisa hidup lebih sehat. 
  • Pengolahan air yang baik akan menghasilkan air sehat dan steril dari semua bahan pencemar tersebut. Salah satu teknologi   yang  mampu   menghasilkan   air  bebas   dari  semua   bahan pencemar adalah sistem reverse osmosis. 
  • Untuk mencegah atau paling tidak mengurangi segala akibat yang ditimbulkan oleh limbah berbahaya; setiap rumah tangga sebaiknya menggunakan deterjen secukupnya dan memilah sampah organik dari sampah  anorganik.  
  • Sampah  organik  bisa dijadikan  kompos,  sedangkan sampah  anorganik  bisa didaur ulang. 
  • Penggunaan  pupuk dan pestisida secukupnya atau memilih pupuk dan pestisida yang mengandung bahan- bahan yang lebih cepat terurai, yang tidak terakumulasi pada rantai makanan, juga dapat megurangi dampak pencemaran air. 
  • Setiap pabrik / kegiatan  industri  sebaiknya  memiliki  Instalasi  Pengolahan  Air  Limbah (IPAL), untuk mengolah limbah yang dihasilkannya  sebelum dibuang ke lingkungan sekitar. 
  • Dengan demikian diharapkan dapat meminimalisasi limbah  yang  dihasilkan  atau  mengubahnya  menjadi  limbah  yang  lebih ramah lingkungan. 
  • Mengurangi penggunaan bahan-bahan  berbahaya dalam kegiatan pertambangan atau menggantinya dengan bahan-bahan yang lebih ramah lingkungan.   Atau   diharuskan   membangun   Instalasi   
  • Pengolahan   Air Limbah   pertambangan,   sehingga   limbah  bisa  diolah  terlebih   dahulu menjadi  limbah  yang  lebih  ramah  lingkungan,  sebelum  dibuang  keluar daerah pertambangan. 
  • Optimalisasi instalasi pengolahan limbah (IPAL) masing-masing  industri  sehingga  limbah  cair  yang  dibuang  kembali  ke badan  air  sudah  memenuhi  standar  kualitas  air  limbah  yang diperbolehkan. 
  • Dalam keseharian kita, kita dapat mengurangi pencemaran air, dengan cara mengurangi  jumlah sampah yang kita produksi  setiap hari (minimize),  mendaur  ulang  (recycle),  mendaur  pakai  (reuse).  
  • Kita  pun perlu memperhatikan bahan kimia yang kita buang dari rumah kita. 
  • Karena saat ini kita telah menjadi “masyarakat kimia”, yang menggunakan ratusan jenis zat kimia dalam keseharian kita, seperti mencuci, memasak, membersihkan rumah, memupuk tanaman, dan sebagainya. 
  • Menjadi konsumen yang bertanggung jawab merupakan tindakan yang bijaksana.  Sebagai  contoh,  kritis  terhadap  barang  yang  dikonsumsi, apakah   nantinya   akan   menjadi   sumber   pencemar   yang   persisten, eksplosif, korosif  dan beracun, atau degradable (dapat didegradasi) alam? 
  • Apakah barang yang kita konsumsi nantinya dapat meracuni manusia, hewan, dan tumbuhan, aman bagi mahluk hidup dan lingkungan ? 
  • Teknologi dapat kita gunakan untuk mengatasi pencemaran air. Instalasi pengolahan air bersih, instalasi pengolahan air limbah, yang dioperasikan   dan   dipelihara   baik,   mampu   menghilangkan   substansi beracun dari air yang tercemar. 
  • Walaupun demikian, langkah pencegahan tentunya lebih efektif dan bijaksana. Untuk mencegah  agar tidak terjadi pencemaran  air, dalam aktivitas kita dalam memenuhi kebutuhan hidup hendaknya tidak menambah terjadinya bahan pencemar antara lain tidak membuang sampah rumah tangga, sampah rumah sakit, sampah/limbah industri secara sembarangan, tidak membuang ke dalam air sungai, danau ataupun ke dalam selokan. 
  • Tidak menggunakan pupuk dan pestisida secara berlebihan, karena sisa pupuk dan pestisida  akan mencemari  air di lingkungan  tanah pertanian.  Tidak menggunakan    deterjen   fosfat,   karena   senyawa   fosfat   merupakan makanan   bagi   tanaman   air   seperti   enceng   gondok   yang   dapat menyebabkan terjadinya pencemaran air. 
  • Pencemaran  air yang telah terjadi secara alami misalnya adanya jumlah  logam-logam  berat  yang  masuk  dan  menumpuk  dalam  tubuh  manusia, logam berat ini dapat meracuni organ tubuh melalui pencernaan karena tubuh memakan tumbuh-tumbuhan yang mengandung logam berat meskipun diperlukan dalam jumlah kecil. 
  • Penumpukan logam-logam berat ini terjadi dalam tumbuh-tumbuhan  karena terkontaminasi oleh limbah industri.  
  • Untuk  menanggulangi  agar  tidak  terjadi  penumpukan  logam- logam  berat,  maka  limbah  industri  hendaknya  dilakukan  pengolahan sebelum  dibuang  ke  lingkungan.  
  • Proses  pencegahan  terjadinya pencemaran lebih baik daripada proses penanggulangan terhadap pencemaran yang telah terjadi. 

Pengolahan Air Limbah 


  • Limbah industri sebelum dibuang ke tempat pembuangan, dialirkan ke  sungai  atau  selokan  hendaknya  dikumpulkan  di suatu  tempat  yang disediakan, kemudian diolah, agar bila terpaksa harus dibuang ke sungai tidak  menyebabkan   terjadinya   pencemaran   air.  
  • Bahkan  kalau  dapat setelah diolah tidak dibuang  ke sungai melainkan  dapat digunakan  lagi untuk keperluan industri sendiri. 
  • Sampah padat dari rumah tangga berupa plastik atau serat sintetis yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme dipisahkan, kemudian diolah menjadi bahan lain yang berguna, misalnya dapat diolah menjadi keset. 
  • Sampah organik yang dapat diuraikan oleh mikroorganisme dikubur dalam lubang tanah, kemudian kalau sudah membusuk dapat digunakan sebagai pupuk. 
  • Teknologi dapat kita gunakan untuk mengatasi pencemaran air. Instalasi pengolahan air bersih, instalasi pengolahan air limbah, yang dioperasikan   dan   dipelihara   baik,   mampu   menghilangkan   substansi beracun dari air yang tercemar. 
  • Walaupun demikian, langkah pencegahan tentunya lebih efektif  dan bijaksana. 
  • Dalam melakukan usaha pengawasan yang diikuti dengan usaha pencegahan pencemaran air, harus dititikberatkan pada pengontrolan sumber pencemarannya. 
  • Ada dua bentuk sumber pencemar, yaitu sumber pencemar  utama (point  source) dan sumber pencemar lainnya (non-point source). 
  • Sumber pencemar utama biasa-nya berasal dari sumber polusi  yang menyebabkan pencemaran kadar tinggi, yaitu dari limbah pabrik maupun  sarana  pengolahan  limbah.  
  • Sumber  pencemar  lainnya  ialah sumber polusi dengan kadar pencemar  relatif  rendah yang berasal dari bermacam-macam sumber yang menyebar, misalnya dari lahan pertanian, rumah tangga, peternakan, dan sebagainya.  
Usaha Pengontrolan dari Sumber Pencemaran Utama (Point)


  • Sarana pengolahan limbah dalam kebanyakan negara yang sedang berkembang dan beberapa negara yang sudah maju terkadang tidak dilengkapi  dengan  perlakuan  khusus.  
  • Pada  kebanyakan  Negara  maju sarana pengolahan limbah dilengkapi dengan pemurnian air limbah yang melalui beberapa  tingkat. 
  • Di daerah permukiman  biasanya  limbah yang berupa tinja ditampung dalam septic-tank, setiap rumah mempunyai septictank   tersendiri.   
  • Limbah  rumah  tangga  lainnya  dibuang  melalui selokan, terkadang limbah padat lainnya dibuang melalui selokan atau tempat sampah yang sering tidak terurus.  
  • Dengan demikian dalam pengontrolan sumber pencemar utama (point ) tersebut semua limbah cair ditampung dalam satu atau beberapa tempat penampungan  tiap kelompok  dalam satu area (misalnya  daerah industri   atau   perkotaan).   
  • Kemudian   diadakan   perlakuan   bertahap, misalnya  diendapkan  dan  kemudian  didesinfeksi,  baru  dibuang.  
  • Dalam suatu lokasi daerah urban yang besar seperti kota mandiri atau suatu kompleks perumahan atau real estate, limbah cair dari perumahan, perkantoran,  dan  pabrik  dialirkan  dalam  suatu  system  kerja  (network) melalui  pipa  saluran  limbah  dan  ditampung  dalam  sarana  pengolahan limbah yang besar tetapi di sini terjadi permasalahan dalam system kombinasi saluran limbah tersebut, yaitu bila terjadi hu jan yang lebat dan lama. 
  • Air yang mengalir akan melebihi kapasitas penampungan  saluran tersebut  100  kali  lebih  besar  daripada  yang  dapat  ditampung  dalam sarana pengolah  limbah, sehingga kelebihan  air yang meluber sebelum diolah akan masuk ke dalam air permukaan.

Pengontrolan Sumber Pencemar Lainnya (non-point) 


  • Pengontrolan  sumber pencemar  yang relative kecil tetapi banyak lokasi,  agak  sulit dilakukan.  Sumber  pencemar  seperti  terjadinya  erosi, pemakaian pupuk dan pestisida yang dilakukan petani, pengontrolannya dilakukan dengan sistem kampanye dan penerangan. 
  • Pengontrolan yang dilakukan untuk usaha pencegahan terjadinya erosi, misalnya dengan penanaman pohon (reboisasi) dan pengurangan   penggunaan pupuk dan pestisida di lahan pertanian. 
  • Dalam  usaha  pencegahan  polusi yang berasal  dari sumber  non- point tersebut, terutama ditujukan pada para petani atau pengusaha pertanian dan peternakan, yang bertujuan mencegah mengalirnya pupuk pertanian ke dalam air permukaan yang digunakan penduduk. 
  • Petani disarankan  agar mengurangi  penggunaan  pupuk yang terkadang  terlalu berlebihan dan tidak bercocok tanam di lokasi lahan yang miring.

Ada beberapa cara pencegahan kontaminasi air permukaan oleh aliran air dari lahan pertanian.

  1. Sistem tanam digunakan tanpa pengolahan tanpa sehingga memperlambat aliran larutan pupuk dan larutan tanah Lumpur ke dalam permukaan air.
  2. Lahan pertanian secara berkala ditanami kedelai atau tanaman yang dapat mengikat  nitrogen (kacang-kacangan) sehingga mengurangi penggunaan pupuk nitrogen.
  3. Kepada petani disarankan supaya membuat daerah penyangga yang di tanami dengan tanaman keras dan permanen di antara lahan pertanian dengan aliran air permukaan.
  4. Petani disarankan agar mengurangi penggunaan pestisida atau tidak menggunakan pestisida sama sekali, dengan cara menggunakan system biologi control, misalnya pemeliharaan serangga pemangsa hama serangga lainnya.
  5. Dalam bidang peternakan, kepada peternak dianjurkan agar tidak memelihara ternak melebihi kapasitas kandang atau lahan yang tersedia
  6. Kandang sebaiknya tidak lokasi di lahan yang miring atau dekat dengan sungai atau waduk yang airnya digunakan penduduk.
  7. Kotoran hewan dikumpulkan secara teratur untuk digunakan sebagia pupk tanaman. 

Pengolahan Limbah Cair
 
 Bilamana  semua limbah sudah masuk ke dalam bak atau kolam penampung  akhir,  limbah  kemudian  diolah  melalui  tiga  tingkat penjernihan. Tingkat penjernihan ini bergantung pada tipe pengolahan dan derajat   kotoran   limbah   tersebut.  
Tiga   tingkat   pengolahan   limbah berdasarkan derajat kekotorannya di klasifikasikan sebagai berikut.

  1. Pengolahan   limbah   primer:   pengolahan   limbah   secara   mekanik dengan jalan menyaring kotoran kasar, seperti penggunaan batu, potongan  kayu  atau  pasir,  kemudian  suspensi  padat  di  endapkan. Bahan kimia terkadang perlu di tambahkan untuk mempercepat pengendapan.
  2. Pengolahan  limbah  skunder:  pengolahan  limbah  yang  melibatkan proses biologi dengan menambahkan  bakteri aerobik sebagai tahap pertama untuk mendegradasi limbah organik. Proses ini dapat menghilangkan 90% limbah organik yang mengkonsumsi oksigen.

  • Beberapa  sistem  menggunakan  filter  sehingga  cairan  yang  di filter menetes-netes.  
  • Bakteri aerobik mendegradasi melalui saluran tangki yang besar dan telah di isi bebatuan kecil dan di lapisi oleh bakteri dan protozoa. 
  • Sistem lain yaitu dengan peroses pemompaan limbah lumpur ke dalam tangki yang besar; di situ dicampur dengan lumpur yang mengandung banyak bakteri dan diberi aerasi oksigen, sehingga akan meningkatkan  proses degradasi oleh mikroorganisme  tersebut.
  • Cairan kemudian dialirkan ke dalam bak dan didigesti dengan digestor anaerobik. 

Beberapa jenis bahan kimia dan fisik yang masih tertinggal setelah pengolahan  limbah primer dan skunder walaupun  dalam jumlah sedikit, sehingga perlu dilakukan system pengolaan limbah yang lebih baik.

  • Model pengolahan limbah lanjutan bervariasi tergantung pada bentuk komunitas dan industri yang bersangkutan. 
  • Pada percobaan pendahuluan terlihat bah wa air limbah dari pengolahan   skunder   dapat   lebih  dimurnikan   lagi  dengan   disalurkan melalui saluran pipa yang panjang dan ditumbuhi oleh tanaman air seperti hy Acinth. 
  • Tanaman tersebut dapat mengambil bahan kimia organik toksik dan komponen  logam yang tidak dapat diambil oleh sistem pengolahan limbah primer dan skunder.
  •  Tahap akhir pengolahan ini ialah melakukan desinfeksi  air sebelum  dibuang  ke sungai  atau  ka laut atau  digunakan untuk pemupukan.
  •  Proses desinfeksi dilakukan dengan klorinasi, tetapi masalahnya  ialah  klorin  bereaksi  dengan  bahan  organik  yang  berada dalam   limbah   atau   dalam   air   permukaan,   seperti   bentuk   senyawa kloroform yang merupakan bahan kimia penyebab kanker (karsinogenik).
  • Disamping  itu, beberapa  penelitian  pendahuluan  menyatakan  bahwa air minum yang mengandung klorin 1% dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam  darah,   dapat   menimbulkan   resiko   terjadinya   peyakit  
jantung. Beberapa macam bahan desinfektan dicoba untuk digunakan seperti ozon dan sinar ultravioalet, tetapi memerlukan biaya yang lebih mahal dari pada desinfektan klorin

Instalasi Pengolahan Limbah (IPAL)



Rangkuman 

  • Pencemaran air dapat disebabkan oleh berbagai hal dan memiliki karak-teristik yang berbeda-beda. Meningkatnya kandungan nutrien dapat mengarah   pada   eutrofikasi.   
  • Sampah   organik   seperti   air   comberan (sewage)  menyebabkan  peningkatan  kebutuhan  oksigen  pada  air yang menerimanya yang mengarah pada berkurangnya oksigen yang dapat berdampak   parah   terhadap   seluruh   ekosistem.   
  • Industri   membuang berbagai  macam  polutan  ke  dalam  air  limbahnya  seperti  logam  berat, toksin organik, minyak, nutrien dan padatan. 
  • Air limbah tersebut memiliki efek termal, terutama yang dikeluarkan oleh pembangkit listrik, yang dapat juga mengurangi oksigen dalam air. 
  • Air merupakan kebutuhan primer bagi kehidupan di muka bumi terutama bagi manusia.

Oleh karena itu apabila air yang akan digunakan mengandung bahan pencemar akan mengganggu kesehatan manusia, menyebabkan keracunan bahkan sangat berbahaya karena dapat menyebabkan kematian apabila bahan pencemar itu tersebut menumpuk dalam jaringan tubuh manusia. 

Kasus/Permasalahan 
1.  Dari manakah sumber-sumber pencemar air? 
2.  Apa dampaknya terhadap kesehatan dari pencemaran air? 
3.  Bagaimanakah cara menanggulangi pencemaran air? 
4.  Benarkah kita membuang deterjen ke sungai? 
5.  Bagaimanakah prinsip kerja IPAL?


1 comment: