CATATAN SIRKULASI 1
Untuk menjaga homeostasis dalam tubuh, membutuhkan
transportasi dalam mengangkut dan mengedarkan seluruh kebutuhan tubuh yang
dikenal yaitu sirkulasi darah darah tubuh. Sirkulasi darah janin pada
umumnya selama dalam kandungan tidak mengikuti rute yang sama dengan rute
setelah lahir atau pada orang dewasa. System Sirkulasi darah janin
meliputi; foramen ovale, duktus arteriosus botali, arteri umbelikalis
lateralis, duktus venosus arantii.Sehingga janin memperoleh O2 dan
melepaskan CO2 melalui pertukaran darah ibu menembus plasenta,
karena darah janin tidak perlu mengalir ke paru untuk menyerap O2 dan
mengeluarkan CO2 oleh karena sirkulasi janin terdapat dua jalan pintas yaitu;
1) foramen ovale dan, 2) duktus arteriosus. Duktus ovale adalah suatu lubang
yang terdapat antara atrium kanan dan kiri, sedangkan duktus arteriosus adalah
suatu pembuluh darah yang menghubungkan arteri pulmonalis dan aorta ketika
keduanya keluar dari jantung.
Darah beroksigen tinggi dibawah dari plasenta melalui vena umbilikalis kedalam vena kava inferior janin, dengan demikian ketika dikembalikan ke atrium kanan dari sirkulasi sistemik bercapuran darah yang beroksigen tinggi dari vena umbilikalis dan darah yang beroksigen rendah yang kembali dari jaringan janin. Sebelum lahir, sebagian besar darah dialihkan dari paru-paru janin yang belum berfungsi masuk melalui foramen ovale, suatu pembukaan pada septum interatrium diantara atrium kanan dan atrium kiri. Darah teroksigenasi dari vena umbilikus memasuki atrium kanan dan mengalir ke atrium kiri sehingga sirkulasi janin selama dalam kandungan tidak melalui sirkulasi pulmonal.
Demikian uraian singkat tentang kardiovaskuler dan sirkulasi darah pada ibu hamil terhadap janin yang dikandungyang akan dibahas pada uraian bab-bab berikutnya.
Di dalam tubuh manusia, darah mengalir keseluruh bagian (organ-organ) tubuh secara terus-menerus untuk menjamin suplai oksigen dan zat-zat nutrien lainnya agar organ-organ tubuh tetap dapat berfungsi dengan baik. Aliran darah keseluruh tubuh dapat berjalan berkat adanya pemompa utama yaitu jantung dan sistem pembuluh darah sebagai alat pengalir/distribusi. sistem sirkulasi darah dalam tubuh manusia dapat dibagi menjadi 2 bagian: sirkulasi darah sistemik yang mengalir dari jantung kiri keseluruh tubuh dan kembali ke jantung kanan sedangkan sirkulasi pulmonal merupakan sirkulasi darah yang mengalir dari jantung kanan ke paru-paru lalu kembali ke jantung kiri. Perubahan awal terjadi pada perubahan metabolik oleh karena adanya perubahan hormon, terutama hormon kehamilan karena terbentuknya janin Seperti; hormon progesteron dan estrogen.
Sirkulasi darah janin selama dalam kandungan tidak mengikuti rute yang sama dengan rute setelah lahir atau pada orang dewasa, perbedaaan utama antara sirkulasi janin dan sirkulasi setelah lahir adalah penyesuaian terhadap kenyataan bahwa tekanan dari paru-paru yang belum berkembang sehingga fungsi paru secara tidak langsung selama masih dalam kandungan diambil alih oleh ibu dan janin akan memperoleh O2 dan mengeluarkan CO2 melalui pertukaran dengan darah ibu menembus plasenta (melalui vena umblikalis). Secara garis besar darah dari plasenta masuk ketubuh Janin melewati Vena umbilikus lalu melalui vena kava terus menuju duktus venosus masuk ke vena kava inferior sebagian besar darah tersebut mengalir masuk ke atrium kanan jantung, dalam atrium kanan sebagian besar darah ini akan mengalir secara fisiologi ke dalam atrium kiri melalui foramen ovale (lubang diseptum antara atrium kanan dan kiri),dari atrium kiri darah mengalir ke ventrikel kiri kemudian di pompakan ke aorta.
Selanjutnya hanya sebagian kecil darah dari atrium kanan mengalir ke ventrikel kanan bersama-sama dengan darah yang dari vena kava superior oleh karena tekanan dari paru-paru yang belum berkembang, maka sebagian besar darah dari ventrikel kanan ini yang semestinya mengalir ke paru-paru melalui aa.Pulmonalis akan mengalir melalui duktus botali ke aorta. Sebagian kecil darah tersebut menuju paru-paru kemudian masuk ke vv.pulmonalis ke atrium kiri. Dari aorta darah akan mengalir keseluruh tubuh membawah O2 dan nutrisi pada sel organ tubuh janin. Jumlah darah yang mengalir melalui tali pusat/umbilikalis sekitar 125 ml/kg/Bb per menit atau sekitar 500 ml per menit. Foramen ovale dan duktus arteriosus berfungsi sebagai saluran/jalan pintas yang memungkinkan sebagian besar dari cardiac output yang sudah terkombinasi kembali ke placenta tanpa melalui paru-paru. Saat lahir foramen ovale menutup dan menjadi jaaringan parut kecil yang dikenal sebagai fosa ovalis diseptum atrium (Sherwood, 2001)
Peredaran darah janin yang kaya dengan nutrisi dan O2 dialirkan melalui vena umbilikalis menuju hati, dimana terdapat duktus venosus arantii langsung menuju & masuk ke vena kava inferior lalu darah tersebut mengalir masuk ke atrium kanan jantung, dalam atrium kanan sebagian besar darah ini akan mengalir secara fisiologi ke dalam atrium kiri melalui foramen ovale (lubang diseptum antara atrium kanan dan kiri),dari atrium kiri darah mengalir ke ventrikel kiri kemudian di pompakan ke aorta.
Darah beroksigen tinggi dibawah dari plasenta melalui vena umbilikalis kedalam vena kava inferior janin, dengan demikian ketika dikembalikan ke atrium kanan dari sirkulasi sistemik bercapuran darah yang beroksigen tinggi dari vena umbilikalis dan darah yang beroksigen rendah yang kembali dari jaringan janin. Sebelum lahir, sebagian besar darah dialihkan dari paru-paru janin yang belum berfungsi masuk melalui foramen ovale, suatu pembukaan pada septum interatrium diantara atrium kanan dan atrium kiri. Darah teroksigenasi dari vena umbilikus memasuki atrium kanan dan mengalir ke atrium kiri sehingga sirkulasi janin selama dalam kandungan tidak melalui sirkulasi pulmonal.
Demikian uraian singkat tentang kardiovaskuler dan sirkulasi darah pada ibu hamil terhadap janin yang dikandungyang akan dibahas pada uraian bab-bab berikutnya.
Di dalam tubuh manusia, darah mengalir keseluruh bagian (organ-organ) tubuh secara terus-menerus untuk menjamin suplai oksigen dan zat-zat nutrien lainnya agar organ-organ tubuh tetap dapat berfungsi dengan baik. Aliran darah keseluruh tubuh dapat berjalan berkat adanya pemompa utama yaitu jantung dan sistem pembuluh darah sebagai alat pengalir/distribusi. sistem sirkulasi darah dalam tubuh manusia dapat dibagi menjadi 2 bagian: sirkulasi darah sistemik yang mengalir dari jantung kiri keseluruh tubuh dan kembali ke jantung kanan sedangkan sirkulasi pulmonal merupakan sirkulasi darah yang mengalir dari jantung kanan ke paru-paru lalu kembali ke jantung kiri. Perubahan awal terjadi pada perubahan metabolik oleh karena adanya perubahan hormon, terutama hormon kehamilan karena terbentuknya janin Seperti; hormon progesteron dan estrogen.
Sirkulasi darah janin selama dalam kandungan tidak mengikuti rute yang sama dengan rute setelah lahir atau pada orang dewasa, perbedaaan utama antara sirkulasi janin dan sirkulasi setelah lahir adalah penyesuaian terhadap kenyataan bahwa tekanan dari paru-paru yang belum berkembang sehingga fungsi paru secara tidak langsung selama masih dalam kandungan diambil alih oleh ibu dan janin akan memperoleh O2 dan mengeluarkan CO2 melalui pertukaran dengan darah ibu menembus plasenta (melalui vena umblikalis). Secara garis besar darah dari plasenta masuk ketubuh Janin melewati Vena umbilikus lalu melalui vena kava terus menuju duktus venosus masuk ke vena kava inferior sebagian besar darah tersebut mengalir masuk ke atrium kanan jantung, dalam atrium kanan sebagian besar darah ini akan mengalir secara fisiologi ke dalam atrium kiri melalui foramen ovale (lubang diseptum antara atrium kanan dan kiri),dari atrium kiri darah mengalir ke ventrikel kiri kemudian di pompakan ke aorta.
Selanjutnya hanya sebagian kecil darah dari atrium kanan mengalir ke ventrikel kanan bersama-sama dengan darah yang dari vena kava superior oleh karena tekanan dari paru-paru yang belum berkembang, maka sebagian besar darah dari ventrikel kanan ini yang semestinya mengalir ke paru-paru melalui aa.Pulmonalis akan mengalir melalui duktus botali ke aorta. Sebagian kecil darah tersebut menuju paru-paru kemudian masuk ke vv.pulmonalis ke atrium kiri. Dari aorta darah akan mengalir keseluruh tubuh membawah O2 dan nutrisi pada sel organ tubuh janin. Jumlah darah yang mengalir melalui tali pusat/umbilikalis sekitar 125 ml/kg/Bb per menit atau sekitar 500 ml per menit. Foramen ovale dan duktus arteriosus berfungsi sebagai saluran/jalan pintas yang memungkinkan sebagian besar dari cardiac output yang sudah terkombinasi kembali ke placenta tanpa melalui paru-paru. Saat lahir foramen ovale menutup dan menjadi jaaringan parut kecil yang dikenal sebagai fosa ovalis diseptum atrium (Sherwood, 2001)
Peredaran darah janin yang kaya dengan nutrisi dan O2 dialirkan melalui vena umbilikalis menuju hati, dimana terdapat duktus venosus arantii langsung menuju & masuk ke vena kava inferior lalu darah tersebut mengalir masuk ke atrium kanan jantung, dalam atrium kanan sebagian besar darah ini akan mengalir secara fisiologi ke dalam atrium kiri melalui foramen ovale (lubang diseptum antara atrium kanan dan kiri),dari atrium kiri darah mengalir ke ventrikel kiri kemudian di pompakan ke aorta.
CATATAN SIRKULASI 2
SIRKULASI PEREDARAN DARAH JANIN
Referensi :
1. Manuaba, Ida Bagus. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana. Bab III, Hal. 117-119. Jakarta : EGC
2. Wiknjosastro, Hanifa. 1999. Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBP-SB
3. WHO. 2000. Asuhan Antepartum. Bab II, Hal. 2 – 8 . Jakarta
PENDAHULUAN
Peredaran darah janin tidak dapat dipisahkan dari peredaran darah ibu. Sewaktu mudigah tumbuh, pada permulaan yang mempunyai peranan penting dalam memberikan nutrisi ke embrio (pembentukan dan peredaran darah janin) adalah yolk sac, yang hanya berfungsi sampai usia kehamilan 10 minggu.
Seiring dengan perkembangan mudigah maka organ-organ tubuh fetus pun mulai terbentuk termasuk di dalamnya plasenta dan pembuluh darah, sehingga pemberian nutrisi oleh yolk sac pada janin diambil alih oleh plasenta.
Peredaran darah janin berlangsung selama kehidupan intra uteri, di mana plasenta memegang peranan penting yang menyalurkan darah dari ibu ke janin. Kegagalan fungsi plasenta dapat menimbulkan berbagai penyulit dalam pertumbuhan dan perkembangan janin. Walaupun organ-organ janin belum berfungsi, peredaran darah janin berfungsi untuk memenuhi nutrisi untuk pertumbuhan dan perkembangan janin.
Dengan penjelasan di atas untuk pertemuan kali ini kita akan membahas tentang peredaran darah janin. Pada sistem peredaran darah ini akan dibahas tentang : faktor-faktor penentu dalam sistem peredaran darah janin, komponen/organ yang terlibat, mekanisme dan faktor-faktor penting yang mengubah peredaran darah janin.
PENJELASAN
Sistem peredaran darah janin berbeda dengan sistem peredaran darah orang dewasa, karena paru-paru janin belum berkembang sehingga oksigen diambil melalui plasenta.
Sistem peredaran darah janin ditentukan oleh faktor-faktor sebagai berikut :
1. Foramen Ovale
Merupakan lubang sementara di antara serambi kiri dan serambi kanan yang memungkinkan sebagian darah masuk dari vena cava inferior menyeberang ke serambi kiri. Alasan pengalihan ini adalah darah tidak perlu lagi melewati paru-paru karena telah teroksigenisasi.
2. Duktus Arteriosus Bothalli
Merupakan saluran yang terdapat antara arteri pulmonalis dan aorta.
3. Duktus Venosus Arantii
Menghubungkan antara vena umbilikal dengan vena cava inferior. Pada titik ini darah bercampur dengan darah yang telah diambil oksigennya yang kembali dari tubuh bagian bawah.
4. Vena Umbilikal
Memanjang dari tali pusar menuju ke bagian bawah hati dan membawa darah yang mengandung oksigen dan sari makanan. Ia memiliki cabang yang bertemu dengan vena porta dan masuk ke hati.
Komponen/Organ yang Terlibat dalam Pembuluh Darah Janin
Dalam sistem peredaran darah janin tidak hanya melibatkan pembuluh darah saja tetapi juga melibatkan organ tubuh janin di antaranya sebagai berikut :
1. Plasenta
Tempat terjadinya pertukaran darah bersih dengan yang kotor.
2. Umbilikalis
Mengalirkan darah dari plasenta ke janin dan dari janin ke plasenta.
3. Hati
Terdapatnya percabangan antara vena porta dengan duktus venosus arantii.
4. Jantung
Terdapatnya foramen ovale yang langsung menyalurkan darah dari atrium dekstra ke atrium sinistra.
5. Paru-paru
Terdapatnya duktus arteriosus bothalli.
Referensi :
1. Manuaba, Ida Bagus. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana. Bab III, Hal. 117-119. Jakarta : EGC
2. Wiknjosastro, Hanifa. 1999. Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBP-SB
3. WHO. 2000. Asuhan Antepartum. Bab II, Hal. 2 – 8 . Jakarta
PENDAHULUAN
Peredaran darah janin tidak dapat dipisahkan dari peredaran darah ibu. Sewaktu mudigah tumbuh, pada permulaan yang mempunyai peranan penting dalam memberikan nutrisi ke embrio (pembentukan dan peredaran darah janin) adalah yolk sac, yang hanya berfungsi sampai usia kehamilan 10 minggu.
Seiring dengan perkembangan mudigah maka organ-organ tubuh fetus pun mulai terbentuk termasuk di dalamnya plasenta dan pembuluh darah, sehingga pemberian nutrisi oleh yolk sac pada janin diambil alih oleh plasenta.
Peredaran darah janin berlangsung selama kehidupan intra uteri, di mana plasenta memegang peranan penting yang menyalurkan darah dari ibu ke janin. Kegagalan fungsi plasenta dapat menimbulkan berbagai penyulit dalam pertumbuhan dan perkembangan janin. Walaupun organ-organ janin belum berfungsi, peredaran darah janin berfungsi untuk memenuhi nutrisi untuk pertumbuhan dan perkembangan janin.
Dengan penjelasan di atas untuk pertemuan kali ini kita akan membahas tentang peredaran darah janin. Pada sistem peredaran darah ini akan dibahas tentang : faktor-faktor penentu dalam sistem peredaran darah janin, komponen/organ yang terlibat, mekanisme dan faktor-faktor penting yang mengubah peredaran darah janin.
PENJELASAN
Sistem peredaran darah janin berbeda dengan sistem peredaran darah orang dewasa, karena paru-paru janin belum berkembang sehingga oksigen diambil melalui plasenta.
Sistem peredaran darah janin ditentukan oleh faktor-faktor sebagai berikut :
1. Foramen Ovale
Merupakan lubang sementara di antara serambi kiri dan serambi kanan yang memungkinkan sebagian darah masuk dari vena cava inferior menyeberang ke serambi kiri. Alasan pengalihan ini adalah darah tidak perlu lagi melewati paru-paru karena telah teroksigenisasi.
2. Duktus Arteriosus Bothalli
Merupakan saluran yang terdapat antara arteri pulmonalis dan aorta.
3. Duktus Venosus Arantii
Menghubungkan antara vena umbilikal dengan vena cava inferior. Pada titik ini darah bercampur dengan darah yang telah diambil oksigennya yang kembali dari tubuh bagian bawah.
4. Vena Umbilikal
Memanjang dari tali pusar menuju ke bagian bawah hati dan membawa darah yang mengandung oksigen dan sari makanan. Ia memiliki cabang yang bertemu dengan vena porta dan masuk ke hati.
Komponen/Organ yang Terlibat dalam Pembuluh Darah Janin
Dalam sistem peredaran darah janin tidak hanya melibatkan pembuluh darah saja tetapi juga melibatkan organ tubuh janin di antaranya sebagai berikut :
1. Plasenta
Tempat terjadinya pertukaran darah bersih dengan yang kotor.
2. Umbilikalis
Mengalirkan darah dari plasenta ke janin dan dari janin ke plasenta.
3. Hati
Terdapatnya percabangan antara vena porta dengan duktus venosus arantii.
4. Jantung
Terdapatnya foramen ovale yang langsung menyalurkan darah dari atrium dekstra ke atrium sinistra.
5. Paru-paru
Terdapatnya duktus arteriosus bothalli.
Mekanisme Peredaran Darah Janin
Darah janin didapat dari Ibu dan dialirkan dari Ibu ke janin melalui plasenta untuk kemudian diteruskan ke seluruh tubuh janin melalui vena yang terdapat di umbilikus. Peredaran darah janin digambarkan langsung sebagai berikut :
Gambar 1. Mekanisme Peredaran Darah Janin (Sirkulasi Darah Fetus)
Keterangan gambar :
Mula-mula darah yang kaya akan oksigen dan nutrisi yang berasal dari plasenta masuk ke janin melalui vena umbilikus yang bercabang dua setelah memasuki dinding perut yaitu :
a. Cabang yang kecil bersatu dengan vena porta, darahnya beredar dalam hati dan kemudian diangkut melalui vena hepatika ke vena cava inferior.
b. Cabang satunya lagi duktus venosus arantii yang langsung masuk ke dalam vena cava inferior.
Darah dari vena cava inferior masuk ke atrium kanan dan sebagian besar darah dari atrium kanan akan dialirkan ke atrium kiri melalui foramen ovale. Sebagian kecil darah dari atrium kanan masuk ke ventrikel kanan bersama-sama dengan darah yang berasal dari vena cava superior.
Darah dari ventrikel kanan ini dipompakan ke paru-paru melalui arteri pulmonalis, karena adanya tahanan dari paru-paru yang belum mengembang maka darah yang terdapat pada arteri pulmonalis sebagian akan dialirkan ke aorta melalui duktus arteriosus bothalli dan sebagian kecil akan menuju paru-paru dan selanjutnya ke atrium sinistra melaui vena pulmonalis.
Sementara itu darah yang terdapat pada atrium kiri kemudian dialirkan ke ventrikel kiri dan diteruskan ke seluruh tubuh melaui aorta guna memberikan oksigen dan nutrisi bagi tubuh bawah. Cabang aorta bagian bawah ini menjadi 2 (dua) arteri hipograstika interna yang mempunyai cabang arteri umbilikalis.
Darah yang miskin nutrisi dan banyak karbondioksida serta sisa metabolisme akan dikembalikan ke plasenta melalui arteri umbilikalis ke plasenta melalui arteri umbilikalis untuk diteruskan ke ibu.
Sirkulasi darah janin dalam rahim tidak sama dengan sirkulasi darah pada bayi dan anak. Dalam rahim, paru-paru tidak berfungsi sebagai alat pernafasan, pertukaran gas dilakukan oleh plasenta.
Darah mengalir dari plasenta ke janin melalui vena umbilikalis yang terdapat dalam tali pusat. Jumlah darah yang mengalir melalui tali pusat sekitar 125 ml/kg/Bb per menit atau sekitar 500 ml per menit.
Melalui vena umbilikalis dan duktus venosus, darah mengalir ke dalam vena cafa inferior, bercampur darah yang kembali dari bagian bawah tubuh, masuk atrium kanan di mana aliran darah dari vena cafa inferior lewat melalui foramen ovale ke atrium kiri, kemudian ke ventrikel kiri melalui arkus aorta, darah dialirkan ke seluruh tubuh.
Darah yang mengandung karbondioksida dari tubuh bagian atas, memasuki ventrikel kanan melalui vena cafa superior.Kemudian melalui arteri pulmonalis besar meninggalkan ventrikel kanan menuju aorta melewati duktus arteriosus. Darah ini kembali ke plasenta melaui aorta, arteri iliaka interna dan arteri umbilikalis untuk mengadakan pertukaran gas selanjutnya. Foramen ovale dan duktus arteriosus berfungsi sebagai saluran/jalan pintas yang memungkinkan sebagian besar dari cardiac output yang sudah terkombinasi kembali ke placenta tanpa melalui paru-paru.
Faktor-Faktor yang Mengubah Peredaran Darah Janin
Setelah kelahiran terjadi perubahan peredaran darah janin, faktor penting yang mengubah peredaran darah janin menuju peredaran darah dewasa ditentukan oleh :
1. Berkembangnya paru-paru janin
Berkembangnya paru-paru janin dapat menyebabkan tekanan negatif dalam paru sehingga dapat menampung darah, untuk melakukan pertukaran CO2 dan O2 dari udara sehingga terjadi oblitersi pada duktus arteriosus bothalli.
Tekanan dalam atrium kiri makin meningkat, sehingga dapat menutup foramen ovale. Tekanan yang tinggi pada atrium kiri disebabkan darah yang mengalir ke atrium kanan kini langsung menuju paru-paru dan selanjutnya dialirkan ke atrium kiri melalui vena pulmonalis. Dua faktor ini menyebabkan tekanan di atrium kiri meningkat.
2. Terputusnya hubungan peredaran darah antara ibu dan janin
Terputusnya hubungan peredaran darah antara ibu dan janin terjadi karena dipotongnya tali pusat sehingga terjadi peredaran darah pulmonal yang mengakibatkan terjadi pernafasan pulmona. Dengan demikian duktus arteriosus bothalli tidak berfungsi dan akan mengalami perubahan dan menjadi ligamentum arteriosum begitu juga dengan yang lain. Vena umbilikal menjadi ligamentum teres, duktus venosus arantii menjadi ligamentum venosum serta foramen ovale menjadi hypogastrik arteries kecuali beberapa cm pertama yang tetap terbuka sebagai arteri vesical superior.
Pemotongan tali pusat sebaiknya dilakukan setelah bayi menangis dan tali pusat berhenti berdenyut karena dapat menambah darah dari plasenta sekitar 50 ml s/d 75 ml yang sangat berarti bagi pertumbuhan janin.
3. Terbentuknya Adult Haemoglobin (Tipe A)
Terbentuknya Adult Haemoglobin (Tipe A) sehingga setelah lahir dapat menangkap oksigen dan melepaskan CO2 melaului pernafasan sehingga terjadi pertukaran O2 dan CO2 di paru-paru.
Setelah kelahiran terjadi perubahan peredaran darah janin, faktor penting yang mengubah peredaran darah janin menuju peredaran darah dewasa ditentukan oleh :
1. Berkembangnya paru-paru janin
Berkembangnya paru-paru janin dapat menyebabkan tekanan negatif dalam paru sehingga dapat menampung darah, untuk melakukan pertukaran CO2 dan O2 dari udara sehingga terjadi oblitersi pada duktus arteriosus bothalli.
Tekanan dalam atrium kiri makin meningkat, sehingga dapat menutup foramen ovale. Tekanan yang tinggi pada atrium kiri disebabkan darah yang mengalir ke atrium kanan kini langsung menuju paru-paru dan selanjutnya dialirkan ke atrium kiri melalui vena pulmonalis. Dua faktor ini menyebabkan tekanan di atrium kiri meningkat.
2. Terputusnya hubungan peredaran darah antara ibu dan janin
Terputusnya hubungan peredaran darah antara ibu dan janin terjadi karena dipotongnya tali pusat sehingga terjadi peredaran darah pulmonal yang mengakibatkan terjadi pernafasan pulmona. Dengan demikian duktus arteriosus bothalli tidak berfungsi dan akan mengalami perubahan dan menjadi ligamentum arteriosum begitu juga dengan yang lain. Vena umbilikal menjadi ligamentum teres, duktus venosus arantii menjadi ligamentum venosum serta foramen ovale menjadi hypogastrik arteries kecuali beberapa cm pertama yang tetap terbuka sebagai arteri vesical superior.
Pemotongan tali pusat sebaiknya dilakukan setelah bayi menangis dan tali pusat berhenti berdenyut karena dapat menambah darah dari plasenta sekitar 50 ml s/d 75 ml yang sangat berarti bagi pertumbuhan janin.
3. Terbentuknya Adult Haemoglobin (Tipe A)
Terbentuknya Adult Haemoglobin (Tipe A) sehingga setelah lahir dapat menangkap oksigen dan melepaskan CO2 melaului pernafasan sehingga terjadi pertukaran O2 dan CO2 di paru-paru.
CATATAN SIRKULASI 3
Plasenta adalah akarnya janin untuk dapat tumbuh dan
berkembang dengan baik dalam rahim. Karena itu plasenta sangat penting artinya
untuk menjamin kesehatan janin dalam rahim. Plasenta berfungsi sebagai
alat nutritif yaitu alat untuk menyalurkan bahan nutrisi dari ibu ke janin dan
biasa disebut plasenta sebagai transfer (placenta transfer)
Fungsi plasenta adalah menjamin kehidupan dan pertumbuhan janin yang baik.
1. Nutrisi : memberikan bahan makanan pada janin
2. Ekskresi : mengalirkan keluar sisa metabolisme janin
3. Respirasi : memberikan O2 dan mengeluarkan CO2 janin
4. Endokrin : menghasilkan hormon-hormon hCG, HPL, estrogen,progesteron, dan sebagainya
5. Imunologi : menyalurkan berbagai komponen antibodi ke janin
6. Farmakologi : menyalurkan obat-obatan yang mungkin diperlukan janin, yang diberikan melalui ibu.
7. Proteksi : barrier terhadap semua zat-zat yang tidak boleh bercampur (tetapi akhir2 ini diragukan, karena pada kenyataanya janin sangat mudah terpapar infeksi / intoksikasi yang dialami ibunya).
Fungsi plasenta adalah menjamin kehidupan dan pertumbuhan janin yang baik.
1. Nutrisi : memberikan bahan makanan pada janin
2. Ekskresi : mengalirkan keluar sisa metabolisme janin
3. Respirasi : memberikan O2 dan mengeluarkan CO2 janin
4. Endokrin : menghasilkan hormon-hormon hCG, HPL, estrogen,progesteron, dan sebagainya
5. Imunologi : menyalurkan berbagai komponen antibodi ke janin
6. Farmakologi : menyalurkan obat-obatan yang mungkin diperlukan janin, yang diberikan melalui ibu.
7. Proteksi : barrier terhadap semua zat-zat yang tidak boleh bercampur (tetapi akhir2 ini diragukan, karena pada kenyataanya janin sangat mudah terpapar infeksi / intoksikasi yang dialami ibunya).
Plasenta sebagian berasal dari janin dan sebagian lagi
dari ibu. Kontribusi janin berasal dari korion, sedangkan kontribusi ibu
berasal dari desidua (endometrium) di tempat implantasi.
Sirkulasi plasenta terdiri atas dua sirkulasi terpisah, yakni sirkulasi ibu dan sirkulasi janin, yang memiliki area pertukaran materi antara dua sirkulasi seperti yang berlangsung melalui membran plasenta. Membran plasenta terdiri atas lapisan-lapisan pada lapisan di luar janin antara darah yang beredar pada sirkulasi janin dan ibu. Lapisan-lapisan ini adalah trofoblas (sinsitiotrofoblas primer), jaringan penghubung pada vili korionik dan endotel pada kapiler janin. Membran plasenta mendapat istilah yang tidak tepat, yakni sebagai penghalang plasenta, meski sebagian besar substansinya, termasuk obat-obatan, dapat dideteksi telah melewati membrane ini. Tanpa memperhatikan seberapa tipis membrane ini pada akhirnya setelah plasenta matang, baik fungsi maupun efektifitas membrane sama sekali tidak mengalami perubahan.
Sirkulasi plasenta terdiri atas dua sirkulasi terpisah, yakni sirkulasi ibu dan sirkulasi janin, yang memiliki area pertukaran materi antara dua sirkulasi seperti yang berlangsung melalui membran plasenta. Membran plasenta terdiri atas lapisan-lapisan pada lapisan di luar janin antara darah yang beredar pada sirkulasi janin dan ibu. Lapisan-lapisan ini adalah trofoblas (sinsitiotrofoblas primer), jaringan penghubung pada vili korionik dan endotel pada kapiler janin. Membran plasenta mendapat istilah yang tidak tepat, yakni sebagai penghalang plasenta, meski sebagian besar substansinya, termasuk obat-obatan, dapat dideteksi telah melewati membrane ini. Tanpa memperhatikan seberapa tipis membrane ini pada akhirnya setelah plasenta matang, baik fungsi maupun efektifitas membrane sama sekali tidak mengalami perubahan.
Perbedaan darah antara ibu dengan janin paling banyak
terjadi jika ibu memiliki rhesus negatif, sedangkan janinnya mewarisi rhesus
positif dari sang ayah. "Meskipun darah ibu dan janin tidak bercampur dan
mempunyai sirkulasi masing-masing, biasanya dalam keadaan seperti itu
kadang darah bayi karena suatu proses tertentu melakukan interaksi,"
Selama kehamilan, plasenta bertindak sebagai
penghalang antara sel-sel darah merah
ibu dan bayi. Namun, terkadang ada sejumlah kecil darah bayi yang dapat melintas ke
dalam pembuluh darah ibunya.
ibu dan bayi. Namun, terkadang ada sejumlah kecil darah bayi yang dapat melintas ke
dalam pembuluh darah ibunya.
saluran pembuluh darah berinteraksi dg usus halus
untuk mengambil sari2 makanan melalui dinding usus -- ini namanya interaksi,
tetapi sel2 darah tersebut tidak memasuki usus halus -- ini namaanya nyampur.
yg kita bahas adalah 2 sistem sirkulasi darah yang terpisah, bukan soal siapa memberi makan.
benalu menghisap sari makanan dari induk tanaman, namun sistem sirkulasi 'darah' mereka berbeda
1. Plasenta
Tempat terjadinya pertukaran darah bersih dengan yang kotor.
2. Umbilikalis
Mengalirkan darah dari plasenta ke janin dan dari janin ke plasenta.
Tempat terjadinya pertukaran darah bersih dengan yang kotor.
2. Umbilikalis
Mengalirkan darah dari plasenta ke janin dan dari janin ke plasenta.
Selama kehamilan, plasenta bertindak
sebagai penghalang antara sel-sel darah merah
ibu dan bayi. Namun, terkadang ada sejumlah kecil darah bayi yang dapat melintas ke
dalam pembuluh darah ibunya.
ibu dan bayi. Namun, terkadang ada sejumlah kecil darah bayi yang dapat melintas ke
dalam pembuluh darah ibunya.
CATATAN SIRKULASI
Sedangkan SELAMA 10 MINGGU AWAL, DARAH
JANIN berasal dari ibunya sampai Yolk Sac terbentuk
Itulah sebabnya banyak kasus seperti "Erythroblastosis Fetalis" dll karena apabila tidak ada kecocokan antara darah ibu dan janinnya, maka ketika ada PERCAMPURAN DARAH di PLACENTA maka akan terjadi PENOLAKAN oleh darah sang ibu.
Itulah sebabnya banyak kasus seperti "Erythroblastosis Fetalis" dll karena apabila tidak ada kecocokan antara darah ibu dan janinnya, maka ketika ada PERCAMPURAN DARAH di PLACENTA maka akan terjadi PENOLAKAN oleh darah sang ibu.
Jenis darah diturunkan oleh kedua orangtua kepada
anaknya. Calon ibu yang ber-Rh positif, atau bersama-sama ayah ber-Rh negatif,
bayi yang dikandung ibu pun memiliki Rh yang sama. Masalah akan muncul bila
calon ibu misalnya memiliki Rh negatif, sedangkan Rh ayah positif.
Ketidaksamaan ini bisa menjadi cikal bakal ketidakcocokan Rh yang sangat
berbahaya bagi bayi. Kemungkinan besar bayi akan terkena penyakit Rh atau
hemolitik.
Menurut Dr. Judi Januadi Endjun Sp.Og., bila ibu mempunyai Rh negatif dan ayah positif, kehamilan dan janin dalam kandungan bisa dihadang masalah. Kehadiran janin sendiri di tubuh ibu merupakan benda asing, apalagi jika Rh janin tak sama dengan Rh ibu. Secara alamiah tubuh bereaksi dengan merangsang sel darah merah (eristrosit) membentuk daya tahan atau antibodi berupa zat anti Rh untuk melindungi tubuh ibu sekaligus melawan ‘benda asing’ tersebut. Inilah yang menimbulkan ancaman pada janin yang dikandung.
Zat anti-Rh yang beredar dalam darah ibu akan melintasi plasenta dan menyerang sel darah merah janin yang disebut red cellalloimunization (RCA). Setelah masuk ke dalam peredaran darah janin, zat tersebut akan ‘membungkus’ sel-sel darah merah janin. Sel-sel yang terbungkus (coated cells) akan pecah (hemolisis) di dalam organ limpa janin. Salah satu hasil hemolisis ini adalah pigmen kuning yang disebut bilirubin. Pigmen ini bersifat racun bila tertimbun di dalam tubuh, dan akan membuat bayi berwarna kuning saat dilahirkan.
Menurut Dr. Judi Januadi Endjun Sp.Og., bila ibu mempunyai Rh negatif dan ayah positif, kehamilan dan janin dalam kandungan bisa dihadang masalah. Kehadiran janin sendiri di tubuh ibu merupakan benda asing, apalagi jika Rh janin tak sama dengan Rh ibu. Secara alamiah tubuh bereaksi dengan merangsang sel darah merah (eristrosit) membentuk daya tahan atau antibodi berupa zat anti Rh untuk melindungi tubuh ibu sekaligus melawan ‘benda asing’ tersebut. Inilah yang menimbulkan ancaman pada janin yang dikandung.
Zat anti-Rh yang beredar dalam darah ibu akan melintasi plasenta dan menyerang sel darah merah janin yang disebut red cellalloimunization (RCA). Setelah masuk ke dalam peredaran darah janin, zat tersebut akan ‘membungkus’ sel-sel darah merah janin. Sel-sel yang terbungkus (coated cells) akan pecah (hemolisis) di dalam organ limpa janin. Salah satu hasil hemolisis ini adalah pigmen kuning yang disebut bilirubin. Pigmen ini bersifat racun bila tertimbun di dalam tubuh, dan akan membuat bayi berwarna kuning saat dilahirkan.
Beberapa waktu yang lalu pasangan artis Nirina Zubir dan
Ernest “Cokelat”, dibuat kalang kabut di rumah sakit. Setelah bayi mungil
mereka Zivara dilahirkan, muncul masalah baru yang tak kalah pelik. Bayi mereka
mengalami kuning atau yang dalam medis disebut juga dengan ikterus oleh
hyperbilirubinemia. Kondisi ini didiagnosis oleh dokter disebabkan
ketidakcocokan golongan darah ibu dengan bayi atau yang dikenal dengan A-B-O
incompability. Di mana golongan darah anak
yang berjenis B bereaksi dengan golongan darah ibu yang berjenis O yang
mengalir dalam tubuh anak, sehingga sel darah merahnya mudah pecah
dan meningkatkan konsentrasi bilirubin dalam aliran darah.