Sunday, December 13, 2009

METAMORFOSA KATAK/KUPU



Metamorfosis adalah suatu proses biologi di mana hewan secara fisik mengalami perkembangan biologis setelah dilahirkan atau menetas dari telur
  • Terjadi perubahan mengarah sempurna
  • Melibatkan perubahan bentuk atau struktur melalui pertumbuhan sel dan differensiasi sel.
  • Metamorphosis berasal dari bahasa Yunani yaitu Greek =
  1. Meta (diantara, sekitar, setelah)
  2. Morphe` ( bentuk),
  3. Osis (bagian dari),
  • Jadi metamorphosis merupakan perubahan bentuk selama perkembangan post-embrionik.
  • Hewan yang mengalami metamorfosis cukup banyak, di antaranya adalah katak, kupu-kupu dan serangga
Secara rinci dengan uaraian yang memudahkan kami susun proses metamorfosis yaitu
  • Metamorfosis biasanya terjadi pada fase berbeda-beda
  • Ketika pada fase fasenya masing berbeda semua kita sebut metamorfosis sempurna
  • Ketika terjadi perubahan dari telur yang menetas kemudian pada setiap fasenya hamper sama maka kita sebut metamorfosis tidak sempurna
  • Dimulai dari larva atau nimfa, kadang-kadang melewati fase pupa, dan berakhir sebagai spesies dewasa / imago .
  • Jadi metamorfosis bisa kita bagi dua macam metamorfosis utama pada serangga,
  1. Hemimetabola (TNI)
  2. Holometabola (TLPI).
  • Fase spesies yang belum dewasa pada metamorfosis biasanya disebut larva.
  • Pada metamorfosis kompleks / sempurna pada kebanyakan spesies serangga, setelah telur menetas fase pertamanya kita sebut larva dan jika tidak sempurna setelah telur disebut Nympa ( kehidupan yang habis menetas namun performa bentuknya seperti dewasa hanya berkuran kecil )
  • Pada hemimetabola, perkembangan larva berlangsung pada fase pertumbuhan berulang dan ekdisis (pergantian kulit), fase ini disebut instar. Hemimetabolisme juga dikenal dengan metamorfosis tidak sempurna.

  • Pada holometabolisme, larva sangat berbeda dengan dewasanya. Serangga yang melakukan holometabolisme melalui fase larva, kemudian memasuki fase tidak aktif yang disebut pupa, atau chrysalis, dan akhirnya menjadi dewasa.


  • Holometabolisme juga dikenal dengan metamorfosis sempurna.
  • Sementara di dalam pupa, serangga akan mengeluarkan cairan pencernaan, untuk menghancurkan tubuh larva, menyisakan sebagian sel saja.
  • Sebagian sel itu kemudian akan tumbuh menjadi dewasa menggunakan nutrisi dari hancuran tubuh larva.
  • Proses kematian sel disebut histolisis, dan pertumbuhan sel lagi disebut histogenesis.
  • Lama serangga menghabiskan waktunya pada fase dewasa atau pada fase remajanya tergantung pada spesies serangga itu.
  • Misalnya May fly dari ordo Ephemeroptera yang hanya hidup pada fase dewasa hanya satu hari

gb. Mayfly
  • Mayfly yang fase remajanya/ nimpa bisa hidup di bawah tanah selama 13 hingga 17 tahun. Kedua spesies ini melakukan metamorfosis tidak sempurna.
Metamorfosis Katak

  • Pada awalnya, katak betina dewasa akan bertelur
  • Kemudian telur tersebut akan menetas setelah 10 hari.
  • Setelah menetas, telur katak tersebut menetas menjadi Berudu.
  • Setelah berumur 2 hari, Berudu mempunyai insang luar yang berbulu untuk bernapas.
  • Setelah berumur 3 minggu insang berudu akan tertutup oleh kulit.
  • Menjelang umur 8 minggu, kaki belakang berudu akan terbentuk
  • Kemudian membesar ketika kaki depan mulai muncul.
  • Umur 12 minggu, kaki depannya mulai berbentuk, ekornya menjadi pendek serta bernapas dengan paru-paru.
  • Setelah pertumbuhan anggota badannya sempurna, katak tersebut akan berubah menjadi katak dewasa


Metamorfosis kupu kupu (Lepidoptera)
  • Metamotphosis sempurna juga terjadi pada kupu-kupu.
  • Pertama-tama, kupu-kupu akan bertelur
  • Telur tersebut akan menetas menjadi Larva (ulat)
  • Ulat tersebut akan berubah bentuknya menjadi panjang. Ulat tersebut nantinya akan menempel pada pohon dan daun-daunan sehingga menjadi kepompong
  • Setelah beberapa lama, dari kepompong tersebut akan keluar seekor kupu-kupu yang masih muda.
  • Kemudian tidak berapa lama menjadi kupu-kupu dewasa.
  • Jadi urutannya 1 - 3- 4 - 2- 5
  • Pada metamorfosis amphibi banyak sekali mengalami perubahan baik secara morfologi maupun fisiologi.
PERUBAGAHN MORFOLOGI
  • Morfologi pada amphibi, metamorfosis umumnya digabungkan dengan perubahan persiapan yang mana dari organisme aquatik untuk menjadi organisme daratan.
  • Pada urodela (salamander), perubahan ini meliputi berkurangnya ekor dan rusaknya insang bagian dalam dan berubahnya struktur kulit.
  • Pada anura, perubahan metamorfosis berlangsung secara dramatis dan kebanyakan organ-organnya telah termodifikasi.
  • Perubaan terjadi pada hilangnya gigi dan insang internal pada anak katak,
  • Juga hilangnya ekor pada fase terbentuknya katak dewasa
  • Juga terjadi proses pembentukan seperti berkembangnya anggota tubuh dan morfogenesis kelenjar dermoid.
  • Perubahan lokomosi terjadi dari pergerakan ekor menjadi terbentuknya lengan depan dan lengan belakang.
  • Gigi yang digunakan untuk mencabik tanaman hilang dan digantikan dengan perubahan bentuk baru dari mulut dan rahangnya, otot dari lidah juga berkembang,
  • Insang mengalami degenerasi, paru-paru membesar, otot dan tulang rawan berkembang untuk memompa udara masuk dan keluar pada paru-paru.
  • Mata dan telinga berdiferensiasi. Telinga bangian tengah berkembang dan membran timfani terletak pada bagian telinga luar.
PERUBAHAN BIOKIMIA
  • Pada berudu terjadi perubahan biokimia antara lain fotopigmen retina yang utama adalah porphyropsin.
  • Selama metamorfosis, pigmen ini merubah karakterisik fotopigmen dari darat dan vertebrata perairan.
  • Pengikatan hemoglobin (Hb) dengan O2 juga mengalami perubahan.
  • Enzim yang terdapat pada hati juga mengalami perubahan, hal ini disebabkan adanya perubahan habitat.
  • Kecebong bersifat ammonotelik yaitu mensekresikan amonia, sedangkan katak dewasa bersifat ureotelic yaitu mensekresikan urea.
  • Selama metamorfosis, hati mensintesis enzim untuk siklus urea agar dapat membentuk atau menghasilkan urea dari CO2 dan amonia.
PERUBAHAN SPECIFIK
  • Organ tubuh yang berbeda juga akan merespon beda pada stimulasi hormon.
  • Stimulus yang sama menyebabkan beberapa jaringan degenerasi dan menyebabkan diferensiasi dan perkembangan yang berbeda.
  • Respon hormon thyroid lebih spesifik pada bagian-bagian tubuh tertentu. Pada ekor, T3 menyebabkan kematian dari sel-sel epidermal.
  • Meskipun terjadi kematian dari sel-sel epidermal pada ekor, kepala dan epidermis tubuh tetap melanjutkan fungsinya.
Hormon yang berperan dalam metamorfosis katak
  • Metamorfosis ini dikontrol hormon thyroid.
  • Perubahan metamorfosis dari perkembangan katak dengan mensekresikan hormon thyroxin (T4) dan triiodothronine (T3) dari thyroid selama metamorfosis.
  • Peranan hormon T3 lebih penting, hal ini disebabkan perubahan metamorfosis pada thyroidectomized berudu memiliki konsentrasi yang lebih rendah bila dibandingkan dengan hormon T4.
  • Koordinasi dari perubahan perkembangan dan respon molekul hormon thyroid.
  • Salah satu masalah utama dari metamorfosis adalah koordinasi saat perkembangan.
  • Pada dasarnya, ekor tidak mengalami degenerasi sampai terbentuk dan berkembangnya organ-organ lokomosi.
  • Seperti berkembangnya kaki dan tangan untuk pergerakan dan insang tidak akan mengalami perubahan fungsi sampai berkembang otot paru-paru.
  • Hal ini menunjukkan bahwa koordinasi metamorfosis yang berbeda pada jaringan dan organ akan memberikan respon yang berbeda pada hormon.
  • Untuk menjamin sistem kerja ini, 2 organ yang sensitif terhadap thyroksin yaitu thyroid dan kelenjar pituitary, akan meregulasi produksi hormon thyroid.
  • Hormon thyroid berfungsi untuk membentuk hubungan timbal balik dengan kelenjar pituitary yang menyebabkan interior pituitary menginduksi thyroid untuk menghasilkan T3 dan T4 lebih banyak.
  • Selain itu, hormon thyroid juga berfungsi untuk transkripsi dan mengaktivasi transkripsi pada beberapa gen.
  • Seperti transkripsi gen untuk albumin, globin dewasa, keratin kulit dewasa diaktivasi oleh hormon thyroid.
  • Respon T3 adalah aktivasi transkripsi gen reseptor hormon thyroid (TR).
  • TR berikatan dengan sisi yang spesifik pada kromatin sebelum hormon thyroid dibentuk.
  • Ketika T3 dan T4 masuk kedalam sel, dan berikatan dengan ikatan reseptor kromatin, hormon reseptor kompleks dirubah dari aktivator transkripsi.
  • Belum diketahui mekanisme dari hormon thyroid dengan respon yang berbeda pada jaringan yang berbeda (proliferasi, diferensiasi, kematian sel).
  • Pembentukan anggota tubuh tidak tergantung hormon thyroid, hal ini terjadi pada pembelahan holoblastic dimana gastrulasi diawali pada posisi subequatorial, pembentukan neural dibagian permukaan dan kuncup anggota tubuh juga terbentuk dibagian permukaan.
  • Pembentukan anggota tubuh tidak tergantung pada hormon thyroid.
Metamorfosis Kupu - kupu
  • Metamorfosis pada insekta sering kali diikuti dengan pengerusakan pada jaringan-jaringan pada fase larva digantikan dengan jaringan-jaringan dari sel-sel yang baru yang telah berdiferensiasi.
  • Insekta tumbuh dengan cara molting yaitu pertumbuhan kutikula baru dengan meningkatkan ukuran tubuh.
Ada tiga jenis pertumbuhan pada insecta:
  1. Ametabola, yaitu tahapan yang tidak melalui tahap larva, contoknya pada ngengat dan kutu loncat.
  2. Hemimetabola, yaitu metamorfosis yang melalui tahapan pro-nimpha yang terjadi persis setelah penetasan. Setelah itu, insekta mengalami tahap nimpha. Pada metamorfosis hemimetabola, sayap rudimen, organ genitalia, dan struktur ciri-ciri perkembangan lainnya sudah terbentuk tapi belum sempurna. Namun, organ-organ ini tumbuh dengan sempurna pada akhir molting. Contohnya dapat ditemui pada belalang dan kutu busuk.
  3. Holometabola, yaitu metamorfosis yang dimulai dengan tahapn larva setelah penetasan. Larva yang mengalami molting akan tumbuh dan berukuran besar. Tahapan diantara larva yang mengalami molting dinamakan instar. Setelah tahap instar tahapan yang terakhir terbentuk pupa. Selama pembentukan pupa, terjadi proses pembentukan struktur hewan dewasa.

Hormon yang berpengaruh pada metamorfosis kupu - kupu
Molting dan metamorfosis dikontrol oleh beberapa hormon efektor diantaranya yaitu:
  1. Juvennile hormon, disekresikan oleh corpora allata. Sel sekretori corpora allataaktif selama larva molting. Selama hormon juvennil terbentuk hidroksi ekdison menstimulasi molting dan menghasilkan larva instar yang baru.hormon juvennil juga berungsi untuk mencegah perubahan induksi ekdison pada ekspresi gen yang penting saat terjadi metamorfosis
  2. 20-hidroxyecdysone, berfungsi untuk menginisiasi dan mengkordinir atau mengatur tiap tahapan molting dan meregulasi perubahan ekspresi gen yang terjadi selama metamorfosis melalui proses ekdisis.
  3. Prothoracicotropic (PTIH), proses molting diinisiasi di otak, dimana sel neurosekretori menghasilkan hormon Prothoracicotropic (PTIH) yang merespon neural, hormonal, atau sinyal lingkungan. PTIH adalah hormon peptida yang menstimulasi ekdison dari kelenjar prothoracic.
  • Jadi Metamorphosis pada katak dan kupu-kupu merupakan metamorphosis sempurna dimana metamorphosisnya melewati tahapan-tahapan mulai dari telur-larva-pupa-imago (dewasa).
  • Hormon yang berpengaruh pada metamorfosis katak adalah hormon thyroid dengan mensekresikan hormon thyroxin (T4) dan triiodothronine (T3) dari thyroid selama metamorfosis. Hormon yang berpengaruh pada metamorfosis kupu – kupu antara lain Juvennile hormon, 20-hidroxyecdysone, dan prothoracicotropic (PTIH)

KLASIFIKASI INVERTEBRATA

P-C-P-N-A-M-A-E

PORIFERA - COELENTERATA-PLATYHELMINTHES - NEMATHELMINTHES - ANELLIDA - MOLLUSCA = ARTHROPODA - ECHINODERMATA 

Phylum Porifera

Porifera adalah binatang atau hewan berpori karena tubuhnya berpori-pori mirip spon dengan bintang karakter terkenal spongebob squarepants hidup di air dengan memakanmakanan dari air yang disaring oleh organ tubuhnya. Contohnya : bunga karang, spons,
grantia.


Sponge

Phylum Coelenterata
Coelenterata adalah hewan berongga bersel banyak yang memiliki tentakel contohnya seperti ubur-ubur dan polip. Simetris tubuh coelenterata adalah simetris bilateral hidup di laut.
Contohnya yaitu hydra, koral, polip dan jellyfish atau ubur-ubur.


Coelenterata



Phylum Platyhelminthes
Platyhelminthes adalah binatang sejenis cacing pipih dengan simetri tubuh simetris bilateral tanpa peredaran darah dengan pusat syarah yang berpasangan. Cacing pipih kebanyakan sebagai biang timbulnya penyakit karena hidup sebagai parasit pada binatang / hewan atau manusia. Contohnya antara lain seperti planaria, cacing pita, cacing hati, polikladida.



Phylum Nemathelminthes
Nemathelminthes atau cacing gilik / gilig adalah hewan yang memiliki tubuh simetris bilateral dengan saluran pencernaan yang baik namun tiak ada sistem peredaran darah.
Contoh cacing gilik : cacing askaris, cacing akarm cacing tambang, cacing filaria.


Ascaris
  • Nemathelmintes sering disebut Cacing Nematoda / Cacing gilig. 
  • Tubuh dari cacing ini gilig, tidak bersegmen, kulitnya halus, licin, dan dilapisi oleh kutikula. 
  • Apabila dipotong tubuhnya, akan terlihat tubuhnya bersifat bilateral simetris dan termasuk golongan hewan yang triplobastik pseudoselomata. 
  • Memiliki sistem pencernaan sempurna dan cairan tubuh pada coelom yang berfungsi sebagai sistem peredaran darah. 
  • Phylum Nematoda ini ditemukan di habitat air, tanah lembap, jaringan tumbuhan serta pada cairan dan jaringan hewan lainnya. 
  •  Menurut Campbell (1998: 602), sekitar 80.000 spesies Nematoda telah diketahui. Nematoda yang ada, jumlahnya 10 kali lipat dari nematoda yang telah diketahui. 
  • Ukuran nematoda berkisar dari yang berukuran kurang dari 1 mm hingga lebih dari 1 m. 
  • Nematoda ada yang hidup bebas dan juga parasit pada hewan lainnya. 
  • Nematoda umumnya bereproduksi secara seksual. 
  • Kelamin jantan dan betinanya terpisah pada individu yang berbeda. 
  • Ukuran tubuh betina biasanya lebih besar dari jantan. 
  • Fertilisasi terjadi secara internal dan betina mampu menghasilkan telur sebanyak 100.000 butir atau lebih setiap harinya. 
  • Cacing jantan umumnya lebih kecil daripada cacing betina. 
  • Terlihat juga mulut dan anus di dalamnya juga terdapat usus, jadi sistem pencernaannya sudah lengkap. 
  • Tahukah Anda cacing ini tidak memiliki sistem pembuluh darah dan sistem pernapasan? 
  • Bagaimana dia melakukan pernapasan?
Gambar 8.25 Contoh cacing Nemathelminthes 
Gambar 8.25 Contoh cacing Nemathelminthes
Contoh spesies filum ini, antara lain 
  1. Ascaris lumbricoides - Cacing perut 
  2. Ancylostoma duodenale - Cacing tambang 
  3. Oxyuris vermicularis  - Cacing kremi
  4. Wuchereria bancrofti - Cacing filaria  
Cacing Perut (Ascaris lumbricoides).
  • Cacing ini hidup sebagai parasit kedua ujungnya meruncing dan berwarna merah muda. 
  • Karena hidupnya di dalam usus manusia, maka cacing ini mengisap sari makanan yang ada di dalam usus.
Gambar 8.26 Ascaris lumbricoides
  • Cacing perut atau yang disebut juga 
  • Cacing gelang merupakan parasit pada usus halus manusia. 
  • Cacing dengan panjang 15 cm –35 cm ini memiliki warna tubuh putih kekuning-kuningan, mulut di bagian anterior, dan dilengkapi 3 buah bibir. 
  • Cacing betina mampu menghasilkan sekitar 200 ribu telur dalam satu kali pengeluaran. 
  • Telur terbawa bersama feses dan dapat masuk tubuh melalui makanan atau telapak kaki. 
  • Dalam usus halus, telur menetas dan menjadi larva kecil. 
  • Setelah menembus dinding usus, larva terbawa aliran darah sampai jantung dan paru-paru. 
  • Dalam paru-paru, larva dapat mencapai trakea sehingga tertelan kembali ke usus halus dan tumbuh dewasa. 
  • Cacing gelang ini merupakan penyebab penyakit ascariasis. 
  •  Pada penderita cacingan, kadang-kadang cacing ini akan keluar bersama feses (kotoran manusia). 
  • Karena suhu badan penderita lebih panas, maka cacing tersebut tidak tahan berada di dalam usus dan akan bergerak keluar, bahkan ada yang keluar melalui kerongkongan. 
  • Telur yang telah membentuk embrio mula-mula keluar bersama feses kemudian termakan oleh manusia bersama-sama makanan atau minuman. 
  • Selanjutnya, akan menetas di dalam perut manusia dan larva tersebut menuju ke dinding usus masuk dalam pembuluh darah menuju ke jantung. 
  • Dari jantung kemudian menuju paru-paru. 
  • Larva akan bergerak ke faring/kerongkongan. 
  • Apabila larva tersebut tertelan, maka masuk lagi ke dalam usus dan menetap hingga menjadi dewasa. 
  • Coba Anda pikirkan bagaimana jika cacing ini sampai ke mata atau otak? 
  • Setelah Anda mengetahui daur hidupnya, coba buatlah skema daur hidupnya agar Anda lebih jelas dan mudah untuk mempelajarinya! 
  • Bagaimana cara kita menghindari penyakit cacing ini? 
  • Usaha yang dapat kita lakukan adalah makan makanan yang bersih, tertutup rapat, agar terhindar dari lalat dan debu yang mengandung telur cacing. 
  • Selain itu, kita harus menjaga kebersihan dan kesehatan tubuh. 
  • Mengapa penyakit cacingan sering menyerang anak-anak?
Cacing Tambang (Ancylostoma duodenale). 
  • Mengapa cacing ini disebut cacing tambang? 
  • Pada waktu itu, cacing tersebut banyak menyerang orang-orang yng bekerja di daerah pertambangan yang menginfeksi melalui kulit kaki. 
  • Cacing ini hidup di dalam usus manusia yang mempunyai alat kait untuk mencengkeram dan mengisap darah. 
  • Daur hidupnya hampir sama dengan cacing perut, hanya telurnya menetas di tempat yang becek. 
  • Apabila ada seseorang yang menginjak tanah tersebut, maka larva akan menempel dan menembus kaki kemudian masuk ke peredaran darah, selanjutnya akan mengalami daur hidup seperti cacing perut. 
  • Seseorang yang menderita penyakit cacing ini bisa terserang anemia. 
  • Mengapa dapat menyebabkan penyakit anemia? 
  • Ancylostoma duodenale hidup di Afrika dan Necator americanus hidup di Amerika.
Cacing Kremi (Enterobius vermicularis/Oxyuris vermicularis). 
  • Penyakit ini sering diderita anak-anak kecil. 
  • Penyakit ini menyebabkan rasa gatal terus-menerus di sekitar dubur. Apa yang menyebabkan rasa gatal tersebut? 
  • Cacing tersebut bertelur di sekitar dubur. 
  • Saat bertelur cacing itu akan mengeluarkan zat yang menyebabkan rasa gatal. 
  • Apabila digaruk, maka telur tersebut akan menempel pada jari. 
  • Bagaimana jika penderitanya lupa mencuci jarinya kemudian makan? 
  • Bila itu terjadi, maka telur akan masuk ke dalam perut kemudian masuk ke dalam usus. 
  • Di sinilah telur itu akan menetas menjadi dewasa. Mudah sekali cara penularannya, bukan?
Cacing Filaria (Wuchereria bancrofti). 
  • Bentuk cacing ini gilig memanjang, seperti benang maka disebut filaria
  • Pernahkah Anda mendengar penyakit kaki gajah (elephantiasis)?
  • Cobalah Anda perhatikan Gambar 
Gambar 8.27 Penyakit kaki Gajah 
Gambar  Penyakit kaki Gajah
  • Gambar itu memperlihatkan penderita penyakit gajah. 
  • Terlihat kaki penderita menjadi bengkak, mengapa hal tersebut dapat terjadi? 
  • Cacing ini hidup pada pembuluh limfe di kaki. Jika terlalu banyak jumlahnya, dapat menyumbat aliran limfe sehingga kaki menjadi membengkak. 
  • Pada saat dewasa, cacing ini menghasilkan telur kemudian akan menetas menjadi anak cacing berukuran kecil yang disebut mikrofilaria
  • Selanjutnya, mikrofilaria beredar di dalam darah. 
  • Larva ini dapat berpindah ke peredaran darah kecil di bawah kulit. 
  • Jika pada waktu itu ada nyamuk yang menggigit, maka larva tersebut dapat menembus dinding usus nyamuk lalu masuk ke dalam otot dada nyamuk, kemudian setelah mengalami pertumbuhan, larva ini akan masuk ke alat penusuk. 
  • Jika nyamuk itu menggigit orang, maka orang itu akan tertular penyakit ini, demikian seterusnya.

Phylum Annelida atau Anelida Annelida adalah cacing gelang dengan tubuh yang terdiri atas segmen-segmen dengan berbagai sistem organ tubuh yang baik dengan sistem peredaran darah tertutup. Annelida sebagian besar memiliki dua kelamin sekaligus dalam satu tubuh atau hermafrodit.
Contohnya yakni cacing tanah, cacing pasir, cacing kipas, lintah / leeches.


Cacing tanah

Phylum Mollusca atau Molusca / Moluska

Mollusca adalah hewan bertubuh lunak tanpa segmen dengan tubuh yang lunak dan biasanya memiliki pelindung tubuh yang berbentuk cangkang atau cangkok yang terbuat dari zat kapur untuk perlindungan diri dari serangan predator dan gangguan lainnya. Contoh molluska : kerang, nautilus, gurita, cumi-cumi, sotong, siput darat, siput laut, chiton



Phylum / Filum Arthropoda
Arthropoda adalah hewan dengan kaki beruas-ruas dengan sistem saraf tali dan organ tubuh telah berkembang dengan baik. Tubuh artropoda terbagi atas segmen-segmen yang berbeda dengan sistem peredaran darah terbuka. Contoh : laba-laba, lipan, kalajengking, jangkrik, belalang, caplak, bangsat, kaki seribu, udang, lalat / laler, kecoa.


Phylum Echinodermata atau Ecinodermata
Echinonermata adalah binatang berkulit duri yang hidup di wilayah laut dengan jumlah lengan lima buah bersimetris tubuh simetris radial. Beberapa organ tubuh echinodermata sudah berkembang dengan baik. Misalnya teripang / tripang / ketimun laut, bulu babi, bintang ular, dolar pasir, bintang laut, lilia laut.





SISTEM INDERA

Indera pada Protista

Contoh hewan yang tergolong protista adalah Euglena. Euglena ini mempunyai dua macam indera, yaitu indera peraba berupa bulu cambuk dan bintik mata yang berwarna merah sebagai penerima rangsang cahaya. Apabila terkena cahaya, Euglena ini akan segera mendekati sumber cahaya tersebut. Gerak Euglena mendekati cahaya ini disebut dengan fototaksis.

Indera pada Cacing Tanah (Lumbricus terrestris)

Lumbricus terrestris memiliki indera penerima rangsang cahaya yang hanya dapat membedakan antara gelap dan terang akan tetapi tidak dapat membedakan warna. Indera ini terdapat di seluruh permukaan tubh, tepatnya di lapisan epidermis kulit bagian dorsal tubuh. Lumbricus terrestris juga mempunyai sel sensori yang peka terhadap rangsang sentuhan, tekanan, suhu dan bahan kimia.

Indera pada Mollusca

Pada kelas Chepalopoda seperti cumi-cumi (Loligo sp) indera penglihatannya telah berkembang dengan baik dan hampir menyamai mata hewan vertebrata. Pada kelas Gastropoda seperti siput (Lymnaea sp) terdapat dua pasang tentakel di kepala untuk meraba. Pada ujung tentakel tersebut terdapat mata, akan tetapi mata ini hanya dapat membedakan antara gelap dan terang saja.

Indera pada Serangga (Insecta)

Pada umumnya indera yang cukup berkembang pada serangga adalah pada bagian mata dan sungut (antena). Serangga pun memiliki jenis mata ang bervariasi, ada yang mempunyai mata tunggal (ocellus) ada yang memiliki majemuk dan ada pula yang memiliki kedua-duanya, seperti belalang (Disosteria carolina). Mata tunggal hanya mempunyai satu alat penerima rangsang cahaya. Mata majemuk (faset) terdiri atas beribu-ribu omatidium (jamak= omatidia) yang terdiri atas lensa mata, sel yang peka terhadap cahaya, dan serabut saraf. Omatidium ini hanya mampu menerima cahaya tegak lurus. Cahaya yang datang mirig diserap oleh sel-sel pigmen yang ada di tulang belakang lensa.

Indera selanjutnya adalah sungut. Sungut ini berfungsi sebagai alat peraba dan pembau. Antena ini biasanya berbulu sehingga memungkinkan serangga mendapatkan molekul bau-bauan di udara dalam kawasan yang luas. Alat peraba juga ditamukan di sekitar mulut. Di bagian  pangkal antena terdapat indera pendengar dan alat keseimbangan. Selain itu, serangga memiliki pheromone atau Feromon yang merupakan indera untuk mendeteksi sinyal kimia yang dikeluarkan oleh hewan yang satu spesies sebagai bentuk komunikasi.

Indera peraba pada belalang (Disosteria carolina) yaitu rambut halus yang terdapat pada bagian antena dan ruas kaki yang sangat peka terhadap sentuhan.


MP3

Support web ini

BEST ARTIKEL