Thursday, December 31, 2009

PENYUSUN PROTOPLASMA SEL

  • Protoplasma adalah elemen utama sebuah sel mudahnya semua bagian sel yang hidup   
  • Protoplasma pada semua sel terdiri atas dua komponen utama, yaitu air dan komponen anorganik / komponen organik.
  • Dari reaksi reaksi kimia yang terjadi antara senyawa senyawa inilah yang mengakibatkan adanya gejala gejala kehidupan di protoplasma
  • Gejala kehidupan itu misalnya metabolisme , tumbuh , bergerak , berkembang biak , sirkulasi zat dll
  • Misalnya yang mudah respirasi , fotosintesis , sintesis lemak dan lain lain OK
  • Komponen-komponen anorganik terdiri atas air, garam-garam mineral, gas oksigen, karbon dioksida, nitrogen, dan amonia,
  • Komponen organik terutama terdiri atas karbohidrat, lipida, protein, dan beberapa komponen-komponen spesifik seperti enzim, vitamin, dan hormon
Pada sel hewan dan tumbuhan, protoplasma mengandung sekitar
  1. 75-85% air,
  2. 10-20% protein
  3. 2-3% lipida
  4. 1% karbohidrat
  5. dan 1% zat-zat anorganik lainnya (De Robertis et al., 1975).
Jadi air terlihat merupakan komponen utama hampir 2/3 nya jumlah air yang 2/3 itulah menyebabkan protoplasma bersifat tidak pekat dan adanya senyawa diluar air berupa bahan organik dan anorganik itulah menyebabkan protoplasma bersifat tidak cair, sehingga kemudian protoplasma disebut Koloid tidak kental tidak encer OK 
Untuk itulah memungkinkan dugaan sel itu hidup karena terjadi transportasi cairan dari luar ke dalam secara osmosis dari air yang encer diluar ke protoplasma yang koloid

Jadi Sekali lagi Protoplasma bersifat koloid yang berarti tidak kental dan tidak cair jika dianalisa pasti disusun air dan senyawa diluar air 

Berikut penjelasan Sistem Koloid tersebut  dijelaskan oleh Sachs dalam analisa abu
  • Dan bila semua senyawa senyawa organik itu diurai menjadi unsur unsurnya maka terlihat Carbon ,Hidrogen , Oksigen dan Nitrogen ( CHON) merupakan empat unsur utama yang ada di dalam protoplasma / Unsur Makro.
  • Agar jelas prosentasenya ini kami sajikan sampai berapa prosentasinya , Sachs pernah melakukan experimen dengan cara Analisa abu , dengan membakar Organ daun hingga menjadi abu dengan menghilangkan unsur air yang mendominasi
  • Dan kemudian Abu itu dianalisa
Berikut tabel analisis yang ada komponen / unsur unsur penyusun protoplasma

Jadi analisa abu bisa digunakan untuk mengetahui bahwa protoplasma tidak hanya tersusun atas air , namun juga senyawa diluar air , adanya senyawa diluar air , dengan menghilangkan air nya secara otomatis tersisa abu , abu itulah setelah dianalisa tersusun atas unsur unsur diatas , unsur itu dipastikan penyusun Karbohidrat (CHO) , lemak (CHO) dan Protein (CHON) OK
Jadi sekali lagi Protoplasma tersusun atas Air dan senyawa diluar air berupa senyawa baik anorganik maupun Organik bisa berupa karbohidrat , Lemak , Protein , Asam Nuklead yang jika diurai setelah organisme mati akan membentuk unsur unsur seperti diatas OK

Berikut akan diuraikan pentingnya masing masing komponen itu

AIR

  • Di dalam sel, air terdapat dalam dua bentuk,
  • Dua bentuk itu yaitu bentuk bebas dan bentuk terikat.
  • Air dalam bentuk bebas mencakup 95% dari total air di dalam sel.
  • Umumnya air berperan sebagai pelarut dan sebagai medium dispersi sistem koloid. Air dalam bentuk terikat mencakup 4-5% dari total air di dalam sel
  • Kandungan air pada berbagai jenis sel bervariasi diantara tipe sel yang berbeda.
  • Kandungan air (persen dari berat basah total) pada hati tikus 6—72%, otot rangka tikus 76% , telur bintang laut 77%, E. coli 73%, dan biji jagung 13% tentu berbeda beda karena lingkungan dan perannya
  • Air merupakan medium tempat berlangsungnya transpor nutrien, reaksi-reaksi enzimatis metabolisme sel dan transpor energi kimia
  • Di dalam sel hidup, kebanyakan senyawa biokimia dan sebahagian besar dari reaksi-reaksinya berlangsung dalam lingkungan cair.
  • Air berperan aktif dalam banyak reaksi biokimia dan merupakan penentu penting dari sifat-sifat makromolekul seperti protein
  • Karena stryktur Air mempunyai produk ionisasinya seperti ion O+ dan H maka sangat mempengaruhi berbagai sifat komponen penting sel seperti enzim, protein, asam nukleat, dan lipida.
  • Hal yang sering muncul sebagai contoh, aktivitas katalitik enzim sangat tergantung pada konsentrasi ion H+ dan OH-
  • Karena itulah , semua aspek dari struktur dan fungsi sel harus beradaptasi dengan sifat-sifat fisik dan kimia air.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa air merupakan komponen sel yang dominan dan berfungsi untuk :
  1. Pelarut berbagai zat organik dan anorganik, misalnya berbagai jenis ion-ion, glukosa, sukrosa, asam amino, serta berbagai jenis vitamin.
  2. Bahan pengsuspensi zat-zat organik dengan molekul besar seperti protein, lemak, dan pati. Dalam hal tersebut, air merupakan medium dispersi dari sistem koloid protoplasma.
  3. Air merupakan media transpor berbagai zat yang terlarut atau yang tersuspensi untuk berdifusi atau bergerak dari suatu bagian sel ke bagian sel yang lain.
  4. Air merupakan media berbagai proses reaksi-reaksi enzimatis yang berlangsung di dalam sel.
  5. Air digunakan untuk mengabsorbsi panas dan mencegah perubahan temperatur yang drastis atau mendadak di dalam sel.
  6. air sebagai bahan baku untuk reaksi hidrolisis dan sintesis karbohidat . misal dalam fotosintesis
  7. OK
  • Air mempunyai titik lebur, titik didih dan panas penguapan yang lebih tinggi dibandingkan dengan hampir semua cairan.
  • Kenyataan ini menunjukkan adanya gaya tarik yang kuat diantara molekul-molekul air yang berdekatan yang memberikan air gaya kohesi internal yang tinggi.
  • Sebagai contoh, panas penguapan merupakan ukuran langsung dari jumlah energi yang dibutuhkan untuk mengalahkan gaya tarik menarik diantara molekul air yang berdekatan, sehingga molekul tersebut dapat saling berpisah dan masuk ke dalam fase gas.

Tabel Titik lebur, titik didih dan panas penguapan air dan beberapa pelarut lainnya (Lehninger, 1988).

  • Besarnya daya tarik antara dua molekul air yang berdekatan disebabkan karena setiap atom hidrogen menggunakan sepasang elektron secara bersama-sama dengan atom oksigen
  • Hal inilah yang menyebabkan atom molekul air berbentuk huruf V atau tetrahedral.

  • Sisi oksigen yang berhadapan dengan dua hidrogen relatif kaya akan elektron, sedangkan pada sisi lainnya, inti hidrogen yang relatif tidak ditutupi membentuk daerah dengan muatan positif sehingga dikatakan bahwa molekul air bersifat dipolar atau dwikutub (Mayes, 1988; Lehninger, 1988) karena pemisahan muatan tersebut,
maka dua molekul air dapat tertarik satu dengan yang lainnya oleh gaya elek-trostatik diantara muatan negatif sebagian pada atom oksigen dari suatu molekul air dan muatan positif sebagian pada atom hidrogen dari molekul air yang lain. Jenis interaksi elektrostatik ini disebut ikatan hidrogen.

  • Ikatan hidrogen segera terbentuk antara atom yang bersifat elektronegatif, biasanya atom oksigen atau nitrogen, dan suatu atom hidrogen yang berikatan kovalen dengan atom elektronegatif lainnya pada molekul yang sama atau molekul lain.
  • Atom hidrogen yang berikatan dengan atom elektronegatif kuat seperti oksigen cenderung mempunyai muatan positif kuat sebagian.
  • Akan tetapi, atom hidrogen yang berikatan kovalen dengan atom karbon yang tidak bersifat elektronegatif tidak berpartisipasi dalam pembentukan ikatan hidrogen.
GARAM MINERAL
  • Kandungan garam-garam mineral pada berbagai tipe sel sangat bervariasi
  • Di dalam sel, garam-garam mineral dapat mengalami disosiasi menjadi anion dan kation.
  • Bentuk-bentuk anion dan kation tersebut dinamakan ion.
  • Ion-ion dapat terlarut di dalam cairan sel atau terikat secara khusus pada molekul-molekul lain seperti protein dan lipida.
Secara umum, garam-garam mineral memiliki dua fungsi yaitu :
  1. Fungsi osmosis, dalam arti bahwa konsentrasi total garam-garam terlarut berpengaruh terhadap pelaluan air melintasi membran sel
  2. Fungsi yang lebih spesifik, yaitu peran seluler setiap ion terhadap struktur dan fungsi dari partikel-partikel seluler dan makromolekul.
PERAN GARAM MINERAL 
  • Berbagai jenis garam-garam mineral sangat penting untuk kelangsungan aktivitas metabolisme sel, misal-nya ion Na+ dan K+,
  • ion Na+ dan K+, berperan dalam memelihara tekanan osmosis dan keseimbangan asam basa cairan sel.
  • Retensi ion-ion menghasilkan peningkatan tekanan osmosis sebagai akibat masuknya air ke dalam sel.
  • Beberapa ion-ion anorganik berperan sebagai kofaktor dalam aktivitas enzim, misalnya ion magnesium , ferrum
  • Fosfat anorganik digunakan dalam sintesis ATP yang mengsuplai energi kimia untuk proses kehidupan dari sel melalui proses fosforilasi oksidatif.
  • Ion-ion kalsium dijumpai dalam sirkulasi darah dan di dalam sel.
  • Di dalam tulang, ion-ion kalsium berkombinasi dengan ion-ion fosfat dan karbonat membentuk kristalin.
  • Fosfat dijumpai di dalam darah dan di dalam cairan jaringan sebagai ion-ion bebas, tetapi fosfat di dalam tubuh banyak terikat dalam bentuk fosfolipida, nukleotida, fosfoprotein, dan gula-gula terfosforilasi (De Robertis et al., 1975).

  • Di dalam sel juga terkandung berbagai jenis gas yang berasal dari lingkungan atau dihasilkan oleh metabolisme sel.
  • Beberapa gas yang terdapat di atmosfer dapat masuk ke dalam sel misalnya gas oksigen (O2), karbon dioksida (CO2), dan gas nitrogen (N2).
  • Di dalam sel, oksigen berperan untuk mengoksidasi bahan-bahan makanan.
  • Karbon dioksida selain berasal dari lingkungan luar, juga dihasilkan dalam oksidasi bahan makanan sebagai hasil sampingan.
  • CO2 dapat bereaksi dengan air membentuk asam karbonat yang selanjutnya mengalami disosiasi membentuk ion hidrogen dan bikarbonat dengan reaksi sebagai berikut :

  • C6H12O6 + 6 CO2 --------> 6 H2O + 6 CO2 + Energi
  • CO2 + H2O -------> H2CO3
  • H2CO3 ---------> H+ + HCO3-

  • Umumnya karbon dioksida di dalam sel berada dalam bentuk bikarbonat atau karbonat

KOMPONEN ORGANIK 

  1. Protein
  2. Karbohidrat
  3. Lemak  

Komponen Organik
  • Komponen-komponen organik sel terdiri atas protein, lipid, karbohidrat, dan beberapa komponen-komponen spesifik lainnya seperti enzim, vitamin, dan hormon.
  • Lebih kurang 10-20% isi sel terdiri atas protein.
  • Protein merupakan makromolekul dengan berat molekul berkisar antara 10.000-10.000.000.
  • Sedangkan karbohidrat di dalam sel kurang lebih 1% dan umumnya dalam bentuk monosakarida, disakarida, dan oligosakarida
  • Lipida berkisar 2-3%.
  • Masing-masing komponen organik sel tersebut akan dibahas secara terpisah pada uraian selanjutnya.

Protein
  • Protein adalah makromolekul yang terdiri atas asam-asam a-amino yang saling berikatan dengan ikatan kovalen diantara gugus a-karboksil asam amino dengan gugus a-amino dari asam amino yang lain.
  • Ikatan di antara asam amino disebut ikatan peptida.
  • Beberapa unit asam amino yang berikatan dengan ikatan peptida disebut polipeptida.
  • Molekul protein dapat terdiri atas satu atau sejumlah rantai polipeptida dan setiap rantai dapat terdiri atas ratusan hingga jutaan residu asam amino.

Klasifikasi
Hingga saat ini belum ada klasifikasi protein yang secara umum memuaskan.
Klasifikasi protein yang menonjol didasarkan pada antara lain:

  1. Kelarutan
  2. Bentuk keseluruhan
  3. Peranan biologis
  • Pembagian protein juga dapat dilakukan berdasarkan fungsi dan strukturnya.
Berdasarkan fungsinya, protein diklasifikasikan menjadi
  1. Protein enzim, berperan dalam mempercepat reaksi-reaksi biokimia,
  2. Protein sruktural, membentuk struktur-struktur biologis,
  3. Protein transpor, berperan sebagai pengangkut subtansi-subtansi penting,
  4. Protein pertahanan, melindungi tubuh dari invasi benda-benda asing.
Berdasarkan strukturnya, protein diklasifikasikan menjadi:
  1. Protein globular, memiliki pelipatan-pelipatan yang kompleks, struktur tertier dengan bentuk yang tidak teratur.
  2. Protein serabut ( Protein fibrosa ) memanjang, lipatan sederhana,umum dijumpai pada protein struktural.
  • Dalam uraian berikut ini hanya dibahas klasifikasi berdasarkan bentuk dan peranan biologisnya.
Berdasarkan bentuknya, protein dibagi menjadi :
  1. Protein globular Rantai polipeptida mengandung banyak lipatan dan berbelit. Rasio aksial kurang dari 10, misalnya insulin, albumin, globulin plasma, dan kebanyakan enzim.
  2. Protein fibrosa Rantai polipeptida atau kelompok rantai yang membelit dalam bentuk spiral atau heliks, dan dihubungkan oleh ikatan disulfida dan hidrogen.
  • Rasio aksial lebih besar dari 10, misalnya keratin dan miosin.

Ikatan-ikatan pada Struktur Protein
Struktur protein umumnya dipertahankan oleh dua ikatan sangat kuat yaitu
  1. ikatan peptida
  2. ikatan disulfida;
  3. ikatan yang lemah, yaitu ikatan hidrogen, interaksi hidrofobik dan interaksi elektrostatif.
Ikatan peptida
  • Ikatan peptida adalah ikatan yang menghubungkan atom a-karboksil dari suatu asam amino dan atom a nitrogen dari asam amino yang lain.


  • Peptida yang dibentuk oleh dua molekul asam amino disebut dipeptida
  • Bila dibentuk oleh 3 molekul asam amino disebut tripeptida
  • Bila dibentuk oleh banyak molekul asam amino disebut polipeptida.

Ikatan disulfida
  • Terbentuk antara 2 residu sistein yang saling berhubungan 2 bagian rantai polipetida melalui residu sistein.

Ikatan hidrogen
  • Terbentuk antara gugus NH- atau -OH dan gugus C=O dalam ikatan peptida atau -COO- dalam gugus R, misalnya dua peptida mungkin membentuk ikatan hidrogen.

Interaksi hidrofobik
  • Rantai samping non polar asam amino netral pada protein cenderung bersekutu.
Interaksi elektrostatik
  • Merupakan ikatan garam antara gugus yang bermuatan berlawanan pada rantai samping asam amino.

Sifat-sifat Protein
  1. Membentuk ion Protein dalam air mampu membentuk ion + dan -, dalam suasana asam membentuk ion positif dan dalam suasana basa membentuk ion negatif.
  2. Denaturasi Denaturasi adalah perubahan konformasi alamiah menjadi suatu konformasi yang tidak menentu. Hal ini dapat terjadi karena terjadinya perubahan suhu, pH, atau terjadinya suatu reaksi dengan senyawa-senyawa lain misalnya ion-ion logam.
Protein disusun oleh unit Dasar berupa Asam amino ...Apakah Asam amino itu

Asam Amino
  • Asam amino adalah asam karboksilat yang mempunyai gugus amino. Asam amino yang terdapat sebagai komponen protein mempunyai gugus NH2 pada atom karbon a dari posisi gugus -COOH.
  • Atom karbon a dari asam amino kecuali glisin masing-masing dihubungkan pada empat gugus kimia yang berlainan
  • Sehingga atom karbon a bersifat asimetris. Oleh karena itu, molekul asam amino mempunyai dua konfigurasi yaitu D dan L.

  • Molekul asam amino dikatakan mempunyai konfigurasi L, apabila gugus NH2 di sebelah kiri atom karbon
  • Bila gugus NH2 di sebelah kanan atom karbon , maka asam amino tersebut mempunyai konfigurasi D.
Struktur umum asam amino adalah:

Klasifikasi asam amino didasarkan atas:
  • pembentukannya di dalam tubuh dan strukturnya.
Klasifikasi asam amino berdasarkan pembentukannya di dalam tubuh ditunjukkan pada tabel

  • Asam amino esensial adalah asam amino yang tidak dapat dibuat dalam tubuh.
  • Sedangkan asam amino non esensial adalah asam amino yang dapat dibuat dalam tubuh.
Berdasarkan strukturnya, asam amino dikelompokkan menjadi 7 yaitu asam amino dengan rantai samping yang :
  1. Merupakan rantai karbon yang alifatik, misalnya glisin, alanin, valin, leusin dan isoleusin.
  2. Mengandung gugus hidroksil, misalnya serin dan threonin
  3. Mengandung atom belerang, misalnya sistein, dan metionin
  4. Mengandung gugus asam atau amidanya, misalnya asam aspartat, aspargin, asam glutamate, dan glutamine.
  5. Mengandung gugus basa, misalnya arginin, lisin, hidroksilisin dan histidin
  6. Mengandung cincin aromatic, misalnya fenilalanin, tirosin dan triptofan.
  7. Membentuk ikatan dengan atom N pada gugus amino, misalnya prolin dan hidroksi prolin
  • Uraian klasifikasi asam amino berdasarkan strukturnya diuraikan lebih detail pada pembahasan berikut. Beberapa rumus kimia asam amino adalah sebagai berikut:


KARBOHIDRAT
  • Molekul karbohidrat adalah substansi yang terdiri atas atom-atom C, H, dan O.
  • Perbandingan antara molekul H dan O adalah 2:1.
  • Jadi memiliki rasio yang sama dengan molekul air (H2O), misalnya:
  1. Ribosa = C6H10O5
  2. Glukosa = C6H12O6
  3. Sukrosa = C12H24O11
Rumusa empiris dari karbohidrat adalah Cn(H2O)n.
  • Dengan dasar perbandingan tersebut, orang pada mulanya berkesimpulan bahwa dalam karbohidrat terdapat air, sehingga digunakan kata karbohidrat yang
berasal dari kata karbon dan hidrat atau air.

  • Karbohidrat sering disebut sakarida.
  • Ada beberapa senyawa yang memiliki rumus empiris seperti karbohidrat tetapi bukan karbohidrat, misalnya C2H4O2 (asam asetat), CH2O (formaldehida).
  • Dengan demikian, senyawa yang termasuk karbohidrat tidak hanya ditinjau dari rumus empirisnya saja, tetapi yang penting adalah rumus strukturnya.
  • Dari rumus struktur, akan terlihat bahwa ada gugus fungsi penting yang terdapat pada molekul karbohidrat.
  • Gugus fungsi itulah yang menentukan sifat senyawa tersebut.
  • Berdasarkan gugus molekul yang ada pada karbohidrat, maka karbohidrat dapat didefenisikan secara kimia sebagai plohidroksialdehid atau polihidroksiketon serta yang menghasilkannya pada proses hidrolisis.
  • Berbagai senyawa yang termasuk kelompok karbohidrat mempunyai molekul yang berbeda-beda ukurannya, yaitu dari senyawa sederhana dengan berat molekul ren-dah hingga berat molekul besar.
Berbagai senyawa terse-but dapat dibagi dalam empat golongan, yaitu
  1. monosakarida
  2. disakarida/ oligosakarida
  3. polisakarida.

Monosakarida
  • Monosakarida sering disebut gula sederhana (simple sugars) adalah karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisis menjadi bentuk yang lebih sederhana lagi.
  • Molekulnya hanya terdiri atas beberapa atom karbon saja.
  • Monosakarida dapat dikelompokkan berdasarkan kandungan atom karbonnya, yaitu triosa, tetrosa, pentosa, dan heksosa atau heptosa.
  • Misalnya :
  1. Triosa = (C3H6O3)
  2. Tetrosa = (C4H8O4)
  3. Pentosa = (C5H10O5)
  4. Heksosa = (C6H12O6)
  • Monosakarida atau gula sederhana hanya terdiri atas satu unit polihidroksialdehida atau keton atau hanya terdiri atas satu molekul sakarida.
  • Monosakarida yang umum dikenal mempunyai rumus empiris (CH2O)n, dimana n = 3 atau jumlah yang lebih besar lainnya.
  • Kerangka monosakarida adalah rantai karbon berikatan tunggal yang tidak bercabang.
  • Satu diantara atom karbon berikatan ganda terhadap suatu atom oksigen membentuk gugus karbonil, masing-masing atom karbon lainnya berikatan dengan gugus hidroksil.
  • Jika gugus karbonil berada pada ujung rantai karbon, monosakarida tersebut adalah suatu aldosa, dan jika gugus karbonil berada pada posisi lain, monosakarida tersebut adalah suatu ketosa.
  • Berbagai jenis monosakarida aldosa dan ketosa ditunjukkan pada gambar

Gambar Berbagai jenis monosakarida dalam bentuk aldosa (Frisell, 1982)

Disakarida.
  • Disakarida terdiri atas dua monosakarida yang berikatan kovalen terhadap sesamanya.
  • Pada kebanyakan disakarida, ikatan kimia yang menggabungkan kedua unit monosakarida disebut ikatan glikosida, dan dibentuk jika gugus hidroksil pada salah satu gula bereaksi dengan karbon pada gula yang kedua.
  • Disakarida menghasilkan dua molekul monosakarida yang sama atau berbeda bila mengalami hidrolisis, misalnya:
  1. Maltosa -------> Glukosa + Glukosa
  2. Laktosa -------> Glukosa + Galaktosa
  3. Sukrosa -------> Glukosa + Fruktosa
Oligosakarida menghasilkan 3-6 molekul monosakarida bila mengalami hidrolisis, misalnya :
  1. Maltotriosa -------> 3 residu Glukosa
  2. Rafinosa ---------> Galaktosa+ galaktosa + Fruktosa
  3. Stakiosa ---------> Galaktosa + Glukosa + Fruktosa

Polisakarida
  • Polisakarida atau glikan tersusun atas unit-unit gula yang panjang. 
  • Polisakarida dapat dibagi menjadi dua kelas utama yaitu homopolisakarida dan heteropolisakarida.
  • Homopolisakarida yang mengalami hidrolisis hanya menghasilkan satu jenis monosakarida, 
  • Sedangkan heteropolisakarida bila mengalami hidrolisis sempurna menghasilkan lebih dari satu jenis monosakarida.





PROTEIN DAN KARBOHIDRAT

PROTEIN


  • Protein adalah makromolekul yang terdiri atas asam-asam a-amino yang saling berikatan
  • Antar asam amino tersebut berhubungan dengan ikatan kovalen
  • Artinya ikatan yang kuat itu menghubungkan gugus a-karboksil asam amino dengan gugus a-amino dari asam amino yang lain.
  • Ikatan di antara asam amino disebut ikatan peptida.
  • Beberapa unit asam amino yang berikatan dengan ikatan peptida disebut polipeptida.
  • Molekul protein dapat terdiri atas satu atau sejumlah rantai polipeptida
  • Dan setiap rantai dapat terdiri atas ratusan hingga jutaan residu asam amino.
  • Jadi Sintesa protein juga bisa dikatakan sintesa yang membentuk Polypeptida dari unit asam amino
  • OK

Klasifikasi

  • Hingga saat ini belum ada klasifikasi protein yang secara umum memuaskan.
  • Klasifikasi protein yang menonjol didasarkan pada antara lain:
  1. Kelarutan
  2. Bentuk keseluruhan
  3. Peranan biologis
  • Pembagian protein juga dapat dilakukan berdasarkan fungsi dan strukturnya.
Berdasarkan fungsinya, protein diklasifikasikan menjadi
  1. protein enzim, berperan dalam mempercepat reaksi-reaksi biokimia pada sel kelenjar
  2. protein sruktural, membentuk struktur-struktur biologis pada membran sel , mebran organela
  3. protein transpor, berperan sebagai pengangkut subtansi-subtansi penting pada membran sel
  4. protein pertahanan, melindungi tubuh dari invasi benda-benda asing pada antibody / serum
Berdasarkan strukturnya, protein diklasifikasikan menjadi:
  1. protein globular, memiliki pelipatan-pelipatan yang kompleks, struktur tertier dengan bentuk yang tidak teratur.
  2. Protein serabut, meman-jang, lipatan sederhana,umum dijumpai pada protein struktural.
  • Dalam uraian berikut ini hanya dibahas klasifikasi berdasarkan bentuk dan peranan biologisnya.
Berdasarkan bentuknya, protein dibagi menjadi :
  1. Protein globular Rantai polipeptida mengandung banyak lipatan dan berbelit. Rasio aksial kurang dari 10, misalnya insulin, albumin, globulin plasma, dan kebanyakan enzim.
  2. Protein fibrosa Rantai polipeptida atau kelompok rantai yang membelit dalam bentuk spiral atau heliks, dan dihubungkan oleh ikatan disulfida dan hidrogen.
Rasio aksial lebih besar dari 10, misalnya keratin dan miosin.

  • Ikatan-ikatan pada Struktur Protein
STRUKTUR PROTEIN

Struktur protein umumnya dipertahankan oleh dua ikatan sangat kuat san ikatan lemah

Ikatan kuatnya
  1. ikatan peptida
  2. ikatan disulfida
Ikatan lemahnya
  1. ikatan hidrogen
  2. interaksi hidrofobik
  3. dan interaksi elektrostatif.
Ikatan peptida
  • Ikatan peptida adalah ikatan yang menghubungkan atom a-karboksil dari suatu asam amino dan atom a nitrogen dari asam amino yang lain.


  • Peptida yang dibentuk oleh dua molekul asam amino disebut dipeptida
  • bila dibentuk oleh 3 molekul asam amino disebut tripeptida
  • dan bila dibentuk oleh banyak molekul asam amino disebut polipeptida.
  • OK

Ikatan disulfida

  • Terbentuk antara 2 residu sistein yang saling berhubungan 2 bagian rantai polipetida melalui residu sistein.

Ikatan hidrogen

  • Terbentuk antara gugus NH- atau -OH dan gugus C=O dalam ikatan peptida atau -COO- dalam gugus R,
  • misalnya dua peptida mungkin membentuk ikatan hidrogen.

Interaksi hidrofobik

  • Rantai samping non polar asam amino netral pada protein cenderung bersekutu.
Interaksi elektrostatik
  • Merupakan ikatan garam antara gugus yang bermuatan berlawanan pada rantai samping asam amino.

Sifat-sifat Protein

  • Membentuk ion : Protein dalam air mampu membentuk ion + dan - , dalam suasana asam membentuk ion positif dan dalam suasana basa membentuk ion negatif.
  • Denaturasi : Denaturasi adalah perubahan konformasi alamiah menjadi suatu konformasi yang tidak menentu. Hal ini dapat terjadi karena terjadinya perubahan suhu, pH, atau terjadinya suatu reaksi dengan senyawa-senyawa lain misalnya ion-ion logam.

Asam Amino
Asam amino adalah asam karboksilat yang mempunyai gugus amino. Asam amino yang terdapat sebagai komponen protein mempunyai gugus NH2 pada
atom karbon a dari posisi gugus -COOH. Atom karbon a dari asam amino kecuali glisin masing-masing dihubungkan pada empat gugus kimia yang berlainan
sehingga atom karbon a bersifat asimetris. Oleh karena itu, molekul asam amino mempunyai dua konfigurasi yaitu D dan L.

Molekul asam amino dikatakan mempunyai konfigurasi L, apabila gugus NH2 di sebelah kiri atom karbon a. Bila gugus NH2 di sebelah kanan atom karbon
a, maka asam amino tersebut mempunyai konfigurasi D.
Struktur umum asam amino adalah:

KLASIFIKASI

  • Klasifikasi asam amino didasarkan atas:
  1. pembentukannya di dalam tubuh
  2. strukturnya.
Klasifikasi asam amino berdasarkan pembentukannya di dalam tubuh ditunjukkan pada tabel


  • Asam amino esensial adalah asam amino yang tidak dapat dibuat dalam tubuh.
  • Sedangkan asam amino non esensial adalah asam amino yang dapat dibuat dalam tubuh.
Berdasarkan strukturnya, asam amino dikelompokkan menjadi 7 yaitu asam amino dengan rantai samping yang :
  1. Merupakan rantai karbon yang alifatik, misalnya glisin, alanin, valin, leusin dan isoleusin.
  2. Mengandung gugus hidroksil, misalnya serin dan threonin
  3. Mengandung atom belerang, misalnya sistein, dan metionin
  4. Mengandung gugus asam atau amidanya, misalnya asam aspartat, aspargin, asam glutamate, dan glutamine.
  5. Mengandung gugus basa, misalnya arginin, lisin, hidroksilisin dan histidin
  6. Mengandung cincin aromatic, misalnya fenilalanin, tirosin dan triptofan.
  7. Membentuk ikatan dengan atom N pada gugus amino, misalnya prolin dan hidroksi prolin
  • Uraian klasifikasi asam amino berdasarkan strukturnya diuraikan lebih detail pada pembahasan berikut.
  • Beberapa rumus kimia asam amino adalah sebagai berikut:


PENGAMATAN DARI SUDUT GIZI PROTEIN MAKANAN
PROTEIN

  • Protein merupakan salah satu zat gizi yang paling penting peranannya dalam pembangunan sumberdaya manusia.
  • Bersama-sama dengan energi, kecukupan protein dapat digunakan sebagai indikator untuk melihat kondisi gizi masyarakat dan juga keberhasilan pemerintah dalam pembangunan pangan, pertanian, kesehatan dan sosial ekonomi secara terintegrasi
  • Protein dapat diperoleh dari bahan pangan nabati maupun bahan pangan hewani, namun dibandingkan dengan protein nabati, protein hewani mempunyai beberapa keunggulan, yaitu mempunyai asam amino yang lebih lengkap dan nilai cerna protein yang lebih baik daripada bahan pangan nabati.
  • Protein hewani dalam pangan merupakan bagian yang sangat penting karena sifatnya yang tidak mudah diganti (indispersible).
  • Di samping itu, protein hewani bahkan merupakan pembawa sifat keturunan dari generasi ke generasi dan berperan pula dalam proses perkembangan kecerdasan manusia.
  • Oleh sebab itu, protein hewani dipandang dari sudut peranannya layak dianggap sebagai agent of development bagi pembangunan bangsa, baik untuk masa sekarang maupun masa mendatang
Dalam upaya peningkatan konsumsi protein hewani, ikan selayaknya dijadikan tumpuan karena selain harganya relatif murah, juga ikan (khususnya ikan laut) telah diidentifikasi sebagai bahan pangan yang memiliki keunggulan tertentu .
  • Ikan dengan kandungan protein berkisar antara 20 – 35% berpotensi tinggi menjadi sumber protein utama dalam konsumsi pangan karena kelengkapan komposisi kandungan asam amino esensial serta mutu daya cernanya yang setara dengan telur.
  • Kandungan asam-asam amino esensial yang lengkap dan tingginya kandungan asam lemak tak jenuh omega 3 DHA (docosahexaenoic acid C22H32O2) dan EPA (eicosapentaenoic acid, C20H32O2) yang kurang dimiliki, bahkan tidak dimiliki produk daratan (hewani dan nabati), merupakan keunggulan produk kelautan .
  • Dengan keunggulan itu, ikan tidak saja berfungsi sebagai pangan sumber protein hewani dan zat gizi lainnya, akan tetapi khususnya pada penduduk berpendapatan tinggi juga dapat berfungsi sebagai penetralisisr akibat-akibat buruk yang ditimbulkan karena mengkonsumsi produk-produk hasil peternakan yang umumnya mempunyai kadar kolesterol yang tinggi, karena kandungan omega 3 yang dimilikinya.
Kandungan protein ikan sangat tinggi dibandingkan dengan protein hewan lainnya, dengan asam amino esesnsial sempurna, karena hampir semua asam amino esensial terdapat pada daging ikan .
  • Berdasarkan lokasi terdapatnya dalam daging, yaitu protein sarkoplasma, miofibrillar dan 14 protein pengikat (stroma), protein pembentuk atau pembentuk enzim, koenzim dan hormon
  • Jebsen (1983) membagi protein ikan menjadi 3 kelompok yaitu :
  1. kelompok yang terdiri dari tropomiosin, aktin, miosin dan aktomiosin yang terdapat kira-kira 65 % dari total protein dan larut dalam natrium klorida netral dengan kekuatan ion lebih tinggi dari (0,50),
  2. terdiri dari globin, miosin dan mioglobin yang terkandung sekitar 25 sampai 30 persen dari total protein yang diekstrak dengan larutan netral dengan kekuatan ion lebih rendah (0,15)
  3. meliputi stroma protein yang terdapat kira-kira 3 persen dari protein ikan. Kelompok protein ini tidak dapat larut dalam larutan garam netral, asam encer atau alkali. Suzuki (1981) menyatakan protein miofibrilar bersifat sedikit larut dalam air pada pH netral tetapi larut dalam larutan garam kuat.
  • Protein miofibrilar adalah protein yang membentuk miofibril yang terdiri dari protein structural (aktin, miosin dan aktomiosin) dan protein regulasi (troponin, tropomiosin dan aktinin).
  • Protein miofibrilar merupakan bagian terbesar dari protein ikan, yaitu sekitar 66 – 77 % dari total protein ikan.
  • Pada proses pengolahan daging protein miofibrilar memegang peranan penting dalam struktur yang menentukan karakteristik produk yang diinginkan adalah miosin, Miosin adalah merupakan protein berserabut besar dengan berat molekul 500.000 dan terdapat sekitar 43 % dari total miofibrilar dalam jaringan otot
  • Bahwa aktivitas ATP-ase miosin dipengaruhi oleh ion K+, Mg 2+ dan Ca 2+.
  • Pada daging yang mengalami rigor mortis aktin akan berikatan dengan miosin membentuk aktomiosin.
  • Aktin akan terekstrak bersama-sama dengan miosin dengan adanya garam dan polifosfat.
  • Protein kolagen merupakan serabut sarkoplasma yang penting adalah mioglobin yang sangat berperan dalam warna merah pada daging.
  • Molekul mioglobin terdiri dari dua bagian yaitu : bagian protein (globin) dan bagian nonprotein (heme).
  • Selanjutnya dinyatakan bahwa kandungan mioglobin dalam tiap daging berbeda tergantung jenisnya.
  • Kolagen adalah salah satu protein stroma (jaringan pengikat) yang tersusun dari asam-asam amino penyusun protein kecuali triptofan, sistin dan sistein Yng berupa serabut
  • Protein yang sangat penting dalam tekstur daging yang tersusun dari asam amino glisin (30%), proline dan hydroproline (25%).
  • Bahwa kolagen adalah 2 – 6 % berat kering otot, tergantung jenis otot dan umur.
  • Protein yang terkandung dalam ikan memiliki daya cerna yang sangat tinggi yaitu sekitar 90%.
  • Protein ikan menyediakan lebih kurang 2/3 dari kebutuhan protein hewani yang diperlukan oleh manusia.
  • Kandungan protein ikan relativ besar, yaitu antara 15 – 25% / 100 gram daging ikan. Selain itu, protein ikan terdiri dari asam-asam amino yang hampir semuanya diperlukan oleh tubuh manusia.
  • Protein ikan banyak mengandung asam amino esesnsial. Kandungan asam amino dalam daging ikan sangat bervariasi, tergantung pada jenis ikan.
  • Pada umumnya, kandungan asam amino pada daging ikan kaya akan lisin, tetapi kurang akan kandungan triptofan.
NB: Protein dengan sebaran dan fungsinya
1. Myoglobin : Penyimpanan oksigen dalam otot rangka
2. Prothrombin  : Penggumpalan darah
3. Ferritin  : Penyimpanan Fe dalam limpa, hati dan sumsum tulang
4. Vasopressin  : Pengaturan ekskresi air
5. Collagen  : Serabut-serabut utama dari jaringan penghubung

6. Rhodopsin   : Pigmen dari sel-sel kerucut



Daftar komposisi beberapa asam amino dari protein ikan




  • Protein daging ikan terdiri dari protein sarkoplasma (miogen), protein miofibrillar dan protein stroma.
  • Protein sarkoplasma sebagian besar mengandung enzim-enzim termasuk enzim proteolitik (20 – 30 %).
  • Protein miofibrillar berperan penting dalam pengumpalan dan pembentukan gel saat pengolahan, (65 – 75%)
  • Sedangkan protein stroma adalah protein jaringan ikat yang terdapat diluar serabut daging ikan (1 – 3%) .
  • Protein tersebut sangat mudah mengalami kerusakan atau denaturasi yang disebabkan olah proses pengolahan
Pada Otot terkandung Myofibril dan Sarkoplasma dan Stroma yang mengandung Protein

1. Myofibril merupakan bagian terbesar dan merupakan jenis protein yang larut dalam larutan garam.
  • Protein ini terdiri dari myosin, aktin, tropomiosin, serta aktomiosin yang merupakan gabungan aktin dan myosin
  • Protein myofibril sangat berperan dalam pembentukan gel dan proses koagulasi, terutama dari aktomiosin.
  • Pada umumnya protein yang larut dalam larutan garam lebih efisien sebagainpengemulsi daripada protein yang larut dalam air.
2. Sarkoplasma sebagi protein terbesar kedua mengandung bernacam-macam protein yang larut dalam air yang disebut sebagai miogen.
  • Protein sarkoplasma atau miogen terdiri dari albumin, mioalbumin, dan mioprotein.
  • Kandungan sarkoplasma dalam daging ikan bervariasi, selain tergantung dari jenis ikannya juga tergantung habitat ikan tersebut.
  • Pada umumnya, ikan pelagis mempunyai kandungan sarkoplasma lebih besar daripada ikan demersal
3. Stroma merupakan bagian terkecil dari protein yang membentuk jaringan ikat.
  • Protein ini tidak dapat diekstrak dengan air, larutan asam, larutan alkali, atau larutran garam pada konsentrasi 0.01 – 0.1 M.
  • Stroma terdiri dari kolagen dan elastin. Keduanya merupakan protein yang terdapat di bagian luar sel otot. Daging merah ikan pada umumnya mengandung lebih banyak stroma,tetapi lebih sedikit mengadung sarkoplasma jika dibandingkan dengan daging putih ikan.
  • Daging merah terdapat di sepanjang tubuh bagian samping bawah kulit, sedangkan daging putih terdapat di hampur seluruh bagian tubuh.

Karakteristik Protein
  • Protein ikan bersifat tidak stabil dan mempunyai sifat dapat berubah (denaturasi) dengan berubahnya kondisi lingkungan.
  • Apabila larutan protein tersebut diasamkan hingga mencapai pH 4,5 – 5 maka akan terjadi pengendapan atau salting out.
  • Sebaliknya apabila dipanaskan seperti dalam pemasakan atau penggorengan , protein ikan menggumpal atau terkoagulasi.
  • Protein juga dapat mengalami denaturasi apabila dilakukan pengurangan kandungan air, baik selama pengeringan maupun pembekuan.
  • Protein otot sebagaian besar dalam bentuk koloid, baik berupa sol maupun gel.
  • Kemampuan untuk mengektraksi protein miosoin lewbih besar pda pH yang aghak tinggi, tetapi kekutan gel daging ikan pada produk akhir lebih redah meskipun jumlah myosin yang diekstrak lebih banyak.

KARBOHIDRAT


  • Molekul karbohidrat adalah substansi yang terdiri atas atom-atom C, H, dan O.
  • Perbandingan antara molekul H dan O adalah 2:1.
  • Jadi memiliki rasio yang sama dengan molekul air (H2O), misalnya:
  1. Ribosa = C6H10O5
  2. Glukosa = C6H12O6
  3. Sukrosa = C12H24O11
  • Rumusa empiris dari karbohidrat adalah Cn(H2O)n.
  • Dengan dasar perbandingan tersebut, orang pada mulanya berkesimpulan bahwa dalam karbohidrat terdapat air, sehingga digunakan kata karbohidrat yang berasal dari kata karbon dan hidrat atau air.

  • Karbohidrat sering disebut sakarida. Ada beberapa senyawa yang memiliki rumus empiris seperti karbohidrat tetapi bukan karbohidrat, misalnya
  1. C2H4O2 (asam asetat)
  2. CH2O (formaldehida).
  • Dengan demikian, senyawa yang termasuk karbohidrat tidak hanya ditinjau dari rumus empirisnya saja, tetapi yang penting adalah rumus strukturnya.
  • Dari rumus struktur, akan terlihat bahwa ada gugus fungsi penting yang terdapat pada molekul karbohidrat.
  • Gugus fungsi itulah yang menentukan sifat senyawa tersebut.
  • Berdasarkan gugus molekul yang ada pada karbohidrat, maka karbohidrat dapat didefenisikan secara kimia sebagai plohidroksialdehid atau polihidroksiketon serta yang menghasilkannya pada proses hidrolisis.
Berbagai senyawa yang termasuk kelompok karbohidrat mempunyai molekul yang berbeda-beda ukurannya, yaitu dari
  • Senyawa sederhana dengan berat molekul rendah hingga berat molekul besar.
Berbagai senyawa tersebut dapat dibagi dalam empat golongan
  1. Monosakarida
  2. Disakarida
  3. Oligosakarida
  4. Polisakarida.
  • OK

Monosakarida

  • Monosakarida sering disebut gula sederhana (simple sugars) adalah karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisis menjadi bentuk yang lebih sederhana lagi.
  • Molekulnya hanya terdiri atas beberapa atom karbon saja.
  • Monosakarida dapat dikelompokkan berdasarkan kandungan atom karbonnya, yaitu
  1. triosa
  2. tetrosa
  3. pentosa
  4. heksosa atau heptosa
  5. Glukosa , fruktosa , galaktosa dll
  • Triosa = (C3H6O3)
  • Tetrosa = (C4H8O4)
  • Pentosa = (C5H10O5)
  • Heksosa = (C6H12O6)
  • Monosakarida atau gula sederhana hanya terdiri atas satu unit polihidroksialdehida atau keton atau hanya terdiri atas satu molekul sakarida.
  • Monosakarida yang umum dikenal mempunyai rumus empiris (CH2O)n,
  • Dimana n = 3 atau jumlah yang lebih besar lainnya.
  • Kerangka monosakarida adalah rantai karbon berikatan tunggal yang tidak bercabang.
  • Satu diantara atom karbon berikatan ganda terhadap suatu atom oksigen membentuk gugus karbonil,
  • Masing-masing atom karbon lainnya berikatan dengan gugus hidroksil.
  • Jika gugus karbonil berada pada ujung rantai karbon, monosakarida tersebut adalah suatu aldosa, dan jika gugus karbonil berada pada posisi lain, monosakarida tersebut adalah suatu ketosa.
Berbagai jenis monosakarida aldosa dan ketosa ditunjukkan pada gambar


Gambar Berbagai jenis monosakarida dalam bentuk aldosa (Frisell, 1982)

Disakarida.

  • Disakarida terdiri atas dua monosakarida yang berikatan kovalen terhadap sesamanya.
  • Pada kebanyakan disakarida, ikatan kimia yang menggabungkan kedua unit monosakarida disebut ikatan glikosida, dan dibentuk jika gugus hidroksil pada salah satu gula bereaksi dengan karbon pada gula yang kedua.
Disakarida menghasilkan dua molekul monosakarida yang sama atau berbeda bila mengalami hidrolisis, misalnya:
  1. Maltosa -------> Glukosa + Glukosa
  2. Laktosa -------> Glukosa + Galaktosa
  3. Sukrosa -------> Glukosa + Fruktosa
Oligosakarida menghasilkan 3-6 molekul monosakarida bila mengalami hidrolisis, misalnya :
  1. Maltotriosa -------> 3 residu Glukosa
  2. Rafinosa ---------> Galaktosa+ galaktosa + Fruktosa
  3. Stakiosa ---------> Galaktosa + Glukosa + Fruktosa

Polisakarida

  • Polisakarida atau glikan tersusun atas unit-unit gula yang panjang.
  • Polisakarida dapat dibagi menjadi dua kelas utama yaitu homopolisakarida dan heteropolisakarida.
  • Homopolisakarida yang mengalami hidrolisis hanya menghasilkan satu jenis monosakarida, sedangkan heteropolisakarida bila mengalami hidrolisis sempurna menghasilkan lebih dari satu jenis monosakarida
 KLIK PROTEIN

PLATYHELMINTHES


Platyhelminthes merupakan kelompok cacing yang tubuhnya berbentuk pipih (platy = pipih dan helminthes = cacing ). 

  • Kelompok cacing pipih ini memiliki struktur tubuh paling sederhana dibandingkan susunan tubuh cacing pada filum lainnya.
  • Pada klasifikasi sebelumnya semua cacing dikelompokkan dalam Vermes dan untuk detailnya bisa dilihat dalam buku Helmintologi (ilmu cacing)


Ciri-Ciri Umum Filum Platehelminthes.
  1. memiliki struktur tubuh pipih
  2. ada yang berbentuk seperti pita, seperti daun dan turbelaria style
  3. lunak dan tidak bersegmen. pada cacing pita terlihat bersegmen sebenarnya bagian dari Proglotidnya
  4. susunan tubuhnya simetri bilateral.Anggota hewan ini bersifat hemafrodit.
  5. lapisan embryonalnya bertipe triloblastik aselomata.
  6. tidak memiliki system peredaran darah dan sistem respirasi.
  7. alat pencernaannya belum sempurna , umumnya hanya mempunyai mulut dan tidak memiliki anus. cacing pita tidak terdapat mulut dan alat pencernaan.
  8. alat ekskresi berupa sel api.
  9. pada bagian epidermisnya yang lunak terdapat silia atau lapisan lilin (kutikula).
  10. Sistem saraf terdiri atas sepasang ganglion(simpul saraf) anterior atau dinding saraf yang dihubungkan oleh satu sampai tiga pasang tali saraf.
Cara Berkembang Biak.
  • Anggota filum ini umumnya berkembang biak secara aseksual dan seksual. 
  • Umumnya cacing ini monoecious organ kelamin testes dan ovarium nya membentuk ovotestes atau lebh dikenal dengan Hermaphhroditu, sehingga melakukan pembuahan sendiri. 
  • Perkembangan cacing ini ada dua macam, yaitu langsung(telur menetas menjadi cacing kecil tetapi menyerupai cacing dewasa) dan tidak langsung(melalui bentuk larva yang bersilia).
  • Asexual nya dengan fragmentasi memutuskan bagian tubuhnya membentuk individu baru atau meregenerasi dengan cepat yang terlihat pada planaria dan cacing pita

Klasifikasi.
Platihelminthes terbagi dalam tiga kelas,
  1. Turbellaria (cacing berbulu getar) --Planaria
  2. Trematoda (cacing isap) --- Cacing Fasciola hepatica ( cacing hati)
  3. Cestoda (cacing pita) - Taenia sp .
Kelas Turbellaria (cacing berbulu getar).
  • Anggota Turbellaria merupakan kelompok cacing pipih yang memiliki silia(bulu getar). 
  • Salah satu turbellaria yang sering dipelihara Planaria naculata. 
  • Planaria biasanya hidup di air tawar (kolam/ sungai)yang jernih, melekat pada batu-batuan, atau daun.

  • Panjang tubuh planaria dapat mencapai 2-3 cm. tubuhnya ditutupi oleh lapisan epidermis yang mengandung kelenjar-kelenjar unisel yang terbuka. 
  • Pada epidermis bagian permukaan ventral terdapat bulu getar(silia) yang bangun untuk pergerakan.
  • Bagian kepala planaria tampak berbentuk segitiga. 
  • Pada bagian tersebut terdapat dua bintik mata yang berfungsi untuk membedakan intensitas cahaya. 
  • Kedua bintik mata tersebut belum dikatakan sebagai alat penglihatan.

  • System pencernaan makanan planaria terdiri atas mulut, kerongkongan dan usus. 
  • Faring dapat dijulurkan untuk menangkap makanan. 
  • Memiliki usus yang bercabang tiga, satu cabang kearah anterior dan dua cabang kea rah posterior. 
  • Alat ekskresi jenis cacing ini berupa sel api. 
  • Susunan sarafnya merupakan system tangga tali. 
  • Planaria bereproduksi dengan cara generatif dan vegetatif.
  • Reproduksi secara generatif terjadi melalui pembuahan sel telur oleh spermatozoid.Lubang kelamin terdapat di sebelah bawah mulut. 
  • Planaria bersifat hermafrodit.
  • Reproduksi secara vegetatif dilakukan melalui fragmentasi. 
  • Planaria dikenal dengan memiliki daya regenerasi yang tinggi. 
  • Jika tubuhnya dipotong-potong, maka setiap potongan tubuhnya akan tumbuh dan berkembang menjadi individu baru.

Kelas Trematoda(cacing isap).
  • Semua anggota kelas trematoda hidupnya bersifat parasit. 
  • Trematoda disebut cacing isap karena memiliki alat isap (sucker). 
  • Pada mulut terdapat alat pengisap yang dilengkapi oleh kait-kait untuk melekatkan diri pada tubuh inangnya. 
  • Beberapa contoh cacing yang termasuk trematoda adalah sebagai berikut:

Fasciola hepatica (cacing hati).
  1. Jenis cacing ini biasa hidup sebagai parasit pada hati beberapa hewan, seperti domba, kambing, sapi atau kerbau
  2. Fasciola hepatica memiliki bentuk tubuh pipih, panjang tubuhnya berkisar antara 2-5cm.
  3. Bagian kepala terdapat dua alat isap, terdapat disekitar mulut dan yang lainnya di bagian ventral. Fungsi alat isap tersebut adalah untuk melekatkan tubuh pada inangnya. Di antara kedua alat isapnya terdapat lubang kelamin.
  4. Alat ekskresi cacing ini adalah berupa saluran yang berakir pada sel api.
  5. Sistem pencernaannya sederhana, dimulai dari mulut, faring, kerongkongan, dan usus yang terdiri dari dua cabang utama yang menjulur dari anterior ke posterior.
  6. Makanan tidak dicerna karena sudah berupa sari makanan.
  7. bersifat hermafrodit.
  8. Reproduksi secara seksual dilakukan dengan perkawinan silang atau perkawinan sendiri. Alat reproduksi jantan terdiri atas sepasang testis (penghasil sperma), dua pembuluh vasdeferens (penyalur sperma dari testis), kantung vesikulum seminalis, dan saluran ejakulasi yang berakir pada alat kopulasi yaitu penis. Alat reproduksi betina terdiri atas ovarium (memproduksi telur), saluran oviduk (menyalurkan telur dari ovarium), kelenjar pembungkus ovum dan saluran vetelin atau saluran yolk (menyalurkan globuli yolk yang berasal dari kelenjar yolk atau kelenjar vetelin). Setelah kelenjar pembungkus melengkapi kulit kitin, selanjutnya telur masuk ke dalam uterus.
Ada 5 Jenis cacing hati (Trematoda)
  1. Clonorchis sinensis --- ikan
  2. Fasciola hepatica
  3. Schistoma
Clonorchis sinensis
  • Clonorcis sinensis merupakan cacing hati yang hidup pada manusia.
  • Mereka bereproduksi seperti halnya fasciola.

  • Akan tetapi, fase metaserkaria dari cacing ini masuk ke dalam daging ikan air tawar (sebagai hosper perantara)
  • jika manusia memakan ikan air tawar yang mengandung larva clonorcis sinensis tersebut, maka metaserkaria akan masuk ke dalam tubuh dan tumbuh menjadi cacing dewasa (parasit) didalam hati dan saluran empedu manusia.
  • Salah satu cara menghindari diri dari cacing ini adalah tidak mengkonsumsi ikan yang tidak dimasak/dimasak secara tidak sempurna.
  • Cacing ini banyak terdapat di cina, jepang, vietnam dan korea.
Paragonimus weistermani
  • Paragonimus weistermani dewasa hidup sebagai parasit pada paru-paru manusia, kucing, anjing dan babi.
  • Larvanya hidup pada siput sedangkan metaserkarianya menempel pada udang air tawar.
  • Cacing ini menyebar di jepang, korea, Taiwan, India, afrika, Filipina dan amerika.
Fasciola hepatica
1 : Myrasidium , 2 siput (Sporosis-Redia (2) - Cercaria) - Metacercaria keluar dari siput Lymnea berenang karena berekor ke rumput ( dimakan Ternak) jadi Dewasa
Kelas cestoda (cacing pita)
  • Semua anggota cestoda memiliki struktur pipih dan tertutup oleh kutikula. 
  • Tubuhnya terdiri dari rangkaian segmen-segmen yang dinamakan proglotid. 
  • Setiap proglitid memiliki alat-alat reproduksi(ovarium dan testis). 
  • Ukuran proglotid tersesebut makin ke pusterion makin melebar. 
  • Cacing dengan satu proglotid dapat di pandang sebagai satu individu. 
  • Susunan ruas-ruas itu di anggap sebagai kiloni dari individu-individu yang berbentuk rantai. Susunan demikian terbentuk dengan jalan pembentukan kuncup. 
  • Oleh karena itu istikah strobilisasi lebih tepat untuk kejadian itu. 
  • Cacing pita tidak mempunyai saluran pencernaan makanan. 
  • Makanan langsung diperoleh dari hospesnya dengan jalan menyerap zat makanan. 
  • Susunan tubuh cacing pita dewasa terdiri atas kepala,(skoleks)yang ukurannya 1 mm, leher dan beberapa ruas(proglotid)yang tumbuh dari leher. 
  • Mereka tidak memiliki bulu getar, tetapi memiliki lapisan otot yang kompleks. 
Berikut ini adalah contoh Cestoda.

Taenia solium
  • Taenia solium dewasa hidup parasit pada saluran pencernaan manusia (usus). Inang perantaranya (hospes intermediet) adalah babi. 
  • Tubuhnya berbentuk pipih, ukuran panjang tubuhnya dapat mencapai 3m. struktur tubuh cacing ini terdiri atas kepala (skoleks) dan rangkaian segmen yang masing-masing disebut proglotid. 
  • Pada bagian kepala terdapat 4 alat isap ( rostrum) dan alat kait yang dapat melukai dinding usus. 
  • Disebelah belakang skoleks terdapat leher/daerah perpanjangan (strobilus).

Taenia saginata
  • Taenia saginata dewasa hidup sebagai parasit dalam usus manusia. 
  • Cacing ini masuk kedalam tubuh manusia melalui perantara sapi (sebagai hospes intermediet). 
  • Skoleks taenia saginata tidak memiliki kait. Jenis cacing ini kurang berbahaya bagi manusia dibandingkan taenia solium.

Diphyllo bothrium latum
  • Merupakan jenis cacing pita yang hidup sebagai parasit pada manusia, anjing, kucing dan serigala. 
  • Sebagai inang perantaranya adalah ikan air tawar. 
  • Daerah penyebarannya meliputi wilayah eropa, afrika, amerika utara dan jepang.

Echinococcus granulosus
  • Jenis cacing pita berukuran kecil (berkisar antara 3-6mm) dan hidup sebagai parasit pada usus anjing dan karnivora lainnya. 
  • Inang perantaranya adalah babi, biri-biri dan manusia. 
  • Daerah penyebaran utama Australia, argentina dan pulau es.

Hymnelopsisnana
  • Jenis cacing pita kerdil yang hidup sebagai parasit pada manusia dan tikus. 
  • Daerah penyebarannya meliputi seluruh dunia

Support web ini

BEST ARTIKEL