Friday, February 19, 2010

ADA APA DENGAN MATA - EYES

Dipandanglah wajah Maria Ozawa tak berkedip ketika akan datang di Indonesia mulailah rantai tanggapan biokimiawi: cahaya yang terpantul memasuki kornea ke aqueous humor lewat celah sempit pupil  kemudian  cahaya dengan kecepatan 10 triliun foton (partikel cahaya) per detik itu menembus lensa dan cairan vitreous humor yang mengisi bola mata sebelum akhirnya jatuh di retina. Di retina terdapat ratusan juta sel conus dan bacillus yang indonesianya disebut "sel kerucut" dan "sel batang." Sel batang memilahkan cahaya dari gelap dan sel kerucut mengindera warna . Akhirnya bayangan si Maria Ozawa itu diteruskan oleh nervus opticus nervus cranial nomer 2 ke cerrebrum , munculah Sensasi , kemudian ke motorik mulut ... Akhirnya mulut bicara O itu to Maria Ozawa hahahaha


KORNEA DAN IRIS
  • Kornea, satu dari 40 bagian dasar mata, adalah suatu lapisan bening yang bertempat di bagian paling depan dari mata merupakan lengkungan kedepan dari sclera .
  • Kornea membiarkan cahaya melaluinya, sesempurna kaca jendela.
  • Tentunya tidaklah suatu kebetulan jika jaringan ini, yang tak ditemukan di tempat lain pada tubuh, terletak di tempat yang tepat, yakni, di permukaan bagian depan mata.
  • Bagian penting lain pada mata adalah iris, yang memberi warna pada mata.
  • Iris terletak tepat di belakang kornea, iris mengatur banyaknya cahaya yang dibiarkan memasuki mata dengan menyempitkan atau melebarkan pupil, lubang bulat di tengahnya.
  • lebar dan sempitnya pupil itu ditentukan oleh otot cyliaris pada pangkal Iris
  • Dalam cahaya terang, pupil iris segera menyempit. Dalam cahaya temaram, pupil yang berupa lubang masuk pada iris iris melebar untuk membiarkan lebih banyak cahaya memasuki mata.
  • Sistem serupa ini telah diterapkan sebagai dasar rancangan kamera untuk mengatur jumlah cahaya yang masuk, tetapi sama sekali belum mendekati kesempurnaan mata.
 

Mata manusia dapat digunakan dengan kerja selaras sekitar empat puluh bagian yang berbeda. Tidak adanya satu saja dari bagian ini akan menjadikan mata tak berguna.
  • Sebagai contoh, tanpa kelenjar air mata saja, mata akhirnya akan mengering dan berhenti bekerja.
  • Sistem ini, yang tak bisa disederhanakan, tak akan mungkin diterangkan melalui ‘perkembangan bertahap’ sebagaimana dinyatakan para evolusionis.
  • Ini menunjukkan bahwa mata muncul dengan bentuk lengkap dan sempurna, yang berarti bahwa mata itu diciptakan. tergantung pada benda luarnya, berbagai gelombang cahaya jatuh pada tempat-tempat berbeda pada retina.
  • Mari kita renungkan tentang saat orang yang kita ceritakan tadi melihat maria ozawa.
  • Mari sejenak kita pikirkan mengenai orang yang kita anggap sedang melihat .
  • Beberapa ciri wajah menghasilkan kepadatan cahaya yang berbeda pada retinanya, misalnya ciri wajah yang lebih gelap seperti alis mata akan memantulkan cahaya dengan kepadatan yang jauh lebih rendah.
  • Sel-sel retina berdekatan sebaliknya menerima kepadatan yang lebih kuat dari cahaya yang terpantul dari bagian muka kepala .
  • Seluruh ciri muka artis itu menghasilkan gelombang dengan kepadatan berbeda-beda pada retinanya.
Jenis dorongan apakah yang ditimbulkan oleh gelombang cahaya ini?
Jawaban pertanyaan ini tentu sangatlah rumit. Meskipun demikian, jawabannya haruslah diteliti untuk lebih mengenal seutuhnya rancangan yang luar biasa pada mata.


Peristiwa Kimiawi pada Peristiwa Melihat
  • Ketika foton menabrak sel retina, foton-foton itu mendorong suatu kejadian berturut-turut, seperti jatuhnya balok domino.
  • Bagian pertama dari balok-balok domino ini disebut "11-cis-retinal" yang peka terhadap foton.
  • Ketika tertabrak oleh suatu foton, molekul ini mengubah bentuk, yang pada gilirannya mengubah bentuknya, yang kemudian mengubah bentuk suatu protein yang disebut "rhodopsin" tempatnya terikat erat.
  • Rhodopsin kemudian mengambil bentuk yang memungkinkannya menempel pada protein setempat lain dalam sel yang disebut "transdusin."
  • Sebelum bereaksi dengan rhodopsin,
  • Trandusin terikat dengan molekul lain yang disebut GDP.
  • Ketika ia berhubungan dengan rhodopsin, transdusin melepaskan molekul GDP-nya untuk kemudian mengikatkan diri dengan molekul baru yang disebut GTP.
  • Itulah mengapa persenyawaan yang terdiri dari kedua protein (rhodopsin dan transdusin) dengan molekul kimiawi yang lebih kecil (GTP) disebut "GTP-transdusinrhodopsin."
  • Senyawa baru GTP-transdusinrhodopsin sekarang dapat dengan sangat cepat terikat pada protein lain di dalam sel itu juga yang disebut "fosfodiesterase."
  • Hal ini memungkinkan protein protein fosfodiesterase untuk memotong pula molekul lain di dalam sel yang sama, yang disebut cGMP.
  • Karena proses ini terjadi dalam jutaan protein dalam sel, kekentalan cGMP mendadak berkurang.
Bagaimana semua hal tersebut dapat membantu penglihatan?

  • Unsur terakhir dari kejadian berantai ini memberikan jawabannya.
  • Turunnya jumlah cGMP mengakibatkan saluran ion di dalam sel.
  • Apa yang disebut sebagai saluran ion ini merupakan suatu bentuk yang tersusun atas protein yang mengatur jumlah ion sodium di dalam sel.
  • Pada keadaan normal, saluran ion ini memungkinkan ion sodium untuk mengalir ke dalam sel, sementara molekul lain melepas kelebihan ion untuk mempertahankan keseimbangan.
  • Ketika jumlah cGMP turun, begitu pula halnya dengan jumlah ion sodium.
  • Hal ini mengakibatkan ketidakseimbangan muatan yang melalui selaput tersebut, yang merangsang sel saraf yang terhubung kepada sel-sel ini, yang membentuk apa yang disebut sebagai denyut (impuls) listrik.
  • Saraf meneruskan impuls-impuls tersebut ke otak dan "melihat" yang terjadi disana.
  • Singkatnya, suatu foton tunggal menumbuk suatu sel tunggal, dan melalui serangkaian kejadian berantai, sel tersebut menghasilkan suatu impuls listrik.
  • Ransangan ini diatur oleh tenaga foton, yakni, kecerahan cahaya.
  • Kenyataan lain yang menarik adalah bahwa semua kejadian yang digambarkan sejauh ini terjadi dalam tidak lebih dari seperseribu detik!
  • Protein khusus lainnya di dalam sel-sel mengubah unsur seperti 11-cis-retinal, rhodopsin, dan transdusin kembali ke bentuk awalnya.
  • Mata terus menerima hujan foton, dan kejadian berantai di dalam sel-sel peka pada mata memungkinkannya mengindera satu per satu foton ini.
Tahap pertama dalam melihat adalah perubahan kecil yang ditimbulkan oleh cahaya atas bentuk sebuah molekul amat kecil bernama 11-cis-retinal yang menyebabkan perubahan pada protein yang lebih besar, yang disebut rhodopsin, tempat ia menempel.
  • Proses melihat sebenarnya jauh lebih rumit daripada pembahasan yang ditampilkan di sini.
  • Walaupun demikian, bahkan tinjauan singkat tersebut sudah cukup untuk memperlihatkan sifat istimewa sistem ini.
  • Ada suatu rancangan yang rumit dan diperhitungkan dengan matang di dalam mata sehingga kejadian kimiawi di dalam mata mirip dengan pertunjukan domino pada buku rekor Guiness Book of World Records.
  • Dalam pertunjukan ini, puluhan ribu kartu domino ditempatkan dengan begitu tertata, sehingga menyentuh kartu pertama akan mendorong keseluruhan kartu yang ada.
  • Di beberapa tempat pada rantai domino ini, banyak alat yang dipasang untuk memulai rangkaian dorongan baru, misalnya, suatu kerekan yang membawa suatu kartu ke tempat lain dan menjatuhkannya tepat di tempat yang diperlukan untuk rangkaian jatuhan lainnya.
  • Tentunya tak seorang pun berpikir bahwa kartu-kartu ini telah "secara tak sengaja" dibawa tepat ke tempatnya itu oleh angin, gempa, atau banjir.
  • Tentu sudah jelas bagi setiap orang bahwa setiap kartu telah ditaruh dengan perhatian dan ketepatan yang tinggi.
  • Kejadian berantai dalam mata manusia mengingatkan kita bahwa adalah omong kosong meski cuma untuk menghibur anggapan kata "kebetulan" ini.
  • Sistem ini terbentuk dari sejumlah bagian-bagian berbeda yang dipasang sekaligus dalam keseimbangan yang amat halus dan merupakan suatu tanda "rancangan" yang jelas. Mata diciptakan dengan sempurna.
Klik pada gambar untuk memperbesar foto.
Bagan di atas menggambarkan biokimia penglihatan. Simbol berarti: RH=Rhodopsin, Rhk=Rhodopsin kinase, A=Ariestin, GC=Guanilat Kuklase, T=Trandusin, PDE=Fosfodiesterase.
  • Seorang ahli biokimia bernama Michael Behe memberi komentar tentang kejadian kimiawi di mata dan teori evolusi di dalam bukunya Darwin’s Black Box:
  • Sekarang misteri tentang penglihatan telah terbuka, tidak lagi cukup untuk menjelaskan evolusi tentang kemampuan penglihatan, hanya dengan merenungkan bentuk susunan keseluruhan mata saja, seperti yang dilakukan Darwin di abad ke-19 (dan sebagaimana yang terus dilakukan oleh para pendukung evolusi hingga sekarang).
  • Setiap langkah pembentukan mata dan bentuknya yang dianggap Darwin begitu sederhana, ternyata melibatkan proses-proses biokimia yang ajaib karena kerumitannya yang tidak dapat dilukiskan hanya dengan banyak bicara.

Di Balik Penglihatan
  • Apa yang telah diterangkan sejauh ini merupakan pertemuan pertama foton, yang terpantulkan dari tubuh orang lain, dengan mata manusia.
  • Sel-sel pada retina menghasilkan sinyal listrik melalui proses kimiawi yang rumit sebagaimana yang telah diuraikan sebelumnya.
  • Pada sinyal-sinyal tersebut terdapat suatu perincian bahwa wajah teman seseorang dalam contoh tadi, tubuhnya, warna rambutnya, dan bahkan tanda-tanda kecil pada wajahnya telah diterima.
  • Sekarang, sinyal tersebut harus dibawa ke otak.
  • Sel saraf (neuron) yang dirangsang oleh molekul-molekul retina menunjukkan reaksi kimia pula.
  • Ketika suatu neuron dirangsang, molekul protein pada permukaannya berubah bentuk. Hal ini menghambat gerakan atom sodium yang bermuatan positif.
  • Perubahan dalam pergerakan atom yang bermuatan listrik ini menciptakan suatu tegangan yang berbeda dalam sel tersebut, yang menghasilkan suatu sinyal listrik.
  • Sinyal ini sampai di ujung sel saraf setelah melalui suatu jarak kurang dari satu sentimeter.
  • Akan tetapi, terdapat jarak antara dua sel saraf dan sinyal listrik harus melewati jarak ini, yang menimbulkan masalah.
  • Bahan-bahan kimiawi khusus tertentu di antara kedua neuron tersebut menghantarkan sinyal ini.
  • Pesan dibawa dengan cara ini sejauh seperempat hingga seperempatpuluh milimeter.
  • Impuls-impuls listrik ini diteruskan dari satu sel saraf ke sel saraf lainnya hingga mencapai otak.
  • Sinyal-sinyal khusus ini dibawa ke lapisan penglihatan di otak.
  • Lapisan penglihatan terdiri atas banyak tempat, satu di atas lainnya, sekitar 1/10 inci (2,5 mm) tebalnya dan 145 kaki persegi (13,5 meter persegi) luasnya.
  • Setiap bagian ini meliputi sekitar 17 juta neuron.
  • Bagian keempat menerima sinyal yang datang pertama kali.
  • Setelah dilakukan telaah pendahuluan, bagian ini meneruskan data ke neuron di bagian lain.
  • Pada setiap tahap, semua neuron dapat menerima sinyal dari neuron lainnya.
  • Dengan cara ini, gambaran seseorang terbentuk dalam lapisan penglihatan di otak.
  • Namun gambar tersebut sekarang perlu dibandingkan dengan sel-sel ingatan, yang juga dilakukan dengan sangat sempurna.
  • Tak satu pun hal yang diabaikan.
  • Terlebih lagi, jika wajah kawannya yang terlihat tampak lebih pucat dari biasanya, maka otak akan mendorong untuk berpikir, "mengapa wajah teman saya begitu pucat hari ini?"
LATIHAN SEDERHANA



UJI KETAJAMAN MATA



RINGKASAN PENCERNAAN

PENCERNAAN/DIGESTI

Digestive sistem, terdiri dari
  1. Saluran pencernaan (Tractus digestoria )
  2. Kelenjar pencernan ( Glandulla digestoria )
Saluran pencernaan meliputi
  1. Rongga mulut (Cavum Oris)
  2. Faring
  3. Esofagus
  4. Lambung (cardiac , fundus , pylorus)
  5. Usus halus (Intestinum tenue) : Duodenum (usus 12 jari)
  6. Usus halus jejunum ( Usus kosong)
  7. Usus halus illeum(usus penyerapan)
  8. Usus besar (Intestinum Crassum / Coecum Colon Ascending usus besar naik) - Colon Transcending (datar), Colon descending ( usus besar turun) , colon sigmoid,
  9. Usus pembuangan (Rectum)
  10. Anus.

Organ /kelenjar pencernaan ( Glandulla digestivus) terdiri :
  1. Kelenjar saliva : sublingual, submandibular, parotis
  2. Hati
  3. Kandung dan saluran empedu
  4. Pankreas

Asesoris
  • Gigi Susu (I2C1P2) / Decidui = 20
  • Gigi Dewasa permanen (I2C1P2M3) = 32
  • Lidah


Berdasarkan fungsinya, sal. cerna meliputi
  1. Saluran peristaltic, ditempat ini bolus tdk mengalami proses pencernaan. Misalnya esofagus
  2. Tempat menyimpan seperti bolus pd lambung, dan pembusukan makanan (feces) pd kolon
  3. Tempat digesti : mulut, lambung dan intestinal (duodenum, jejunum dan illeum)
  4. Tempat penyerapan hasil : seluruh intestinal khususnya Illeum

Pencernaan yaitu proses pengubahan makanan menjadi unsur-unsur yang siap diserap untuk dipergunakan di sel

Empat proses penting dlm sal. pencernaan yg mendukung fungsi optimal sal cerna:
  1. Ingesti
  2. Sekresi
  3. Digesti
  4. Absorbsi
  1. Ingesti, masuknya makanan ke dalam saluran pencernaan. bolus makanan yg masuk dlm mulut chimus (chim)makanan yg sdh mengalami proses di lambung. michel makanan yg telah bercampur dgn getah empedu dan pankreas di duodenum.
  2. Sekresi, pengeluaran sekret pencernaan untuk membantu proses ingesti berupa enzim
  3. Digesti, Penghancuran bolus secara mekanik dan khemis oleh enzim menjadi bantuk yg siap diabsorbsi oleh villi intestin/jomjot usus
  4. Absorbsi, Penyerapan oleh villi-villi intestinal dan masuk ke dalam sirkulasi kemudian dibawa ke sel melalui Pembuluh vena porta hepatica - hati - jantung - paru paru - jantung - sel seluruh tubuh

A. Rongga Mulut
Makanan dalam mulut mengalami penghancuran secara mekanik yg disebut mastikasi (mengunyah) dan sedikit secara kimiawi. Yg didukung oleh organ :
  1. Gigi
  2. Lidah
  3. Kelenjar saliva. (Parotis, Sublingualis . Suub mandibularis)

Saliva
  • Cairan bersifat alkali mengandung musin(lendir), enzim ptialin (amilase) dan sedikit zat padat

Fungsi saliva
  1. Merubah Karbohidrat menjadi maltosa oleh enzim amilase (ptialin)
  2. Melicinkan / melumasi bolus mudah ditelan
  3. Menetralkan/mengencerkan bolus

Faktor yg mempengaruhi sekresi saliva
  1. faktor mekanik : adanya bolus dalam mulut
  2. faktor . psikhis : mencium/memikirkan makanan
  3. faktor kimiawi : bolus yang asam atau asin

LIDAH

Terdapat papil dengan saraf rasa:
  • Rasa pahit pangkal lidah sircum valata
  • Rasa manis ujung lidah filliformis
  • Rasa asin ujung samping kiri dan kanan lidah
  • Rasa asam samping kiri dan kanan lidahfungiformis
  • Rasa gurih ( Umami)

Fungsi lidah :
  1. Mengaduk makanan
  2. Mengecap makanan
  3. Membantu waktu menelan
  4. Membentuk suara

Esofagus
  • Esofagus terutama berfungsi menghantarkan bahan yang dimakan dari faring ke lambung secara peristaltik ( 5 - 15 detik)
  • pada bagian atas dan bawah esofagus terdapat spingter
  • Dalam keadaan normal berada dalam kondisi tonik atau berkontriksi kecuali waktu menelan.
  • Pada bagian bawah terdapat sfinkter yg berperan sbg barier terhadap refluk isi lambung ke esofagus.
  • Mukosa esofagus bersifat alkali dan tidak tahan terhadap isi lambung yg asam.
  • Lapisan submukosa mengandung selsel sekretoris yg menghasilkan mukus/lendir
  • Mukus mempermudah jalannya makananan waktu menelan
  • OK

Menelan / deglutinasi
Merupakan perbuatan fisiologis kompleks dimana makanan atau cairan berjalan dari mulut ke lambung.
Terdiri dari 3 fase:
  1. Fase oral : bolus didorong ke dinding posterior faring oleh gerakan volunter lidah.  menimbulkan gerak reflek menelan.
  2. Fase Faringeal : palatum mole dan uvula secara refleks menutup rongga hidung. Pada saat yg sama laring terangkat dan menutup faring  pernafasan serentak dihambat untuk mencegah aspirasi.
  3. Fase esofageal : mulai waktu M. crichopharingeus relaksasi dan memungkinkan bolus masuk esofagus. Bolus didorong oleh gerakan peristaltik esofagus ke arah bagian distal dan merelaksasikan sfingter bagian bawah yg memunginkan bolus masuk ke lambung.

Kec peristaltik 2 – 4 cm/dtk  bolus sampe ke lambung sektar 5 – 15 dtk

Lambung

Kedua ujung lambung dilindungi oleh sfinkter;
  1. Sfinkter. kardia atau s. esofagus bag bawah, mencegah aliran balik ke dalam esofagus
  2. Sfinkter. pilorus, fungsi melindungi lubang antara pars pilorika lambung dan duodenum serta mencegah aliran isi usus ke lambung
Isi lambung
  1. HCl - cairan dengan pH rendah keluar karena pengaruh Hiirmon Gastrin
  2. Pepsinogen - enzim belum fungsional diaktifkan HCl menjadi Pepsin
  3. Renin - mengendapkan Caseinogen - Casein
  4. Musin - lendir

Fungsi Lambung
  1. Fungsi motoris “mekanik”
  2. Fungsi resevoir. Menyimpan makanan sampai dicerna dan bergerak pada saluran cerna.
  3. Fungsi mencampur, memecah makanan menjadi oartikel2 kecil dan mencampurnya dgn getah lambung mll kontraksi otot.
  4. Fungsi pengosongan, diatur oleh pembukaan sfinkter
2. Fungsi sekresi dan pencernaan
  • HCl mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin
  • Enzim Pepsin yang aktif mencerna Protein menjadi pepton/peptida
  • Amilase, merubah amilum menjadi maltosa ( jika kondisi lambung belum asam)
  • Sintesis dan sekresi Hormon Gastrin yang mempengaruhi sekresi HCL
  • Sekresi faktor intrinsik, untuk absorbsi vit B12 pada illeum
  • Sekresi mukus, pelindung lambung dan melumasi makanan.

Kelenjar pd lambung :
  1. Kelenjar Cardiak (lambung atas) mengsekresi mukus alkali
  2. Kelenjar Fundus(sisi lambung tengah yang memiliki 3 jenis sel : - sel zimogenik /chief sel berperan mengsekresi pepsinogen - sel parietal berperan mengsekresi HCl dan air - neck sel berperan mengsekresi mukus
  3. Kelenjar pilorus (lambung bagian bawah), menhasilkan gastrin
Zat-zat lain yg disektresi :
  • Enzim-enzim dan elektrolit : Na, K, Cl

Faktor yang mempengaruhi kerja lambung
  • Faktor Instrinsik oleh kel parietalis (daerah Otak)
  1. Perangsangan sekresi getah lambung :
  2. Rangsang saraf
  • Faktor ekstrinsik
  1. melihat makanan
  2. mencium makanan
  3. memikirkan dan mencicipi makanan
Rangsang kimiasi
  • jika terdapat makanan dalam lambung

D. Usus Halus (Intestinum tenue)
Fungsi utama usus halus :
  1. Pergerakan, yaitu mencapur dan mendorong kimus.
  2. Gerakan segmental usus halus dalam mendorong kimus  gerak peristaltik
  3. Digesti, penyempurnaan digesti di usus halus didukung oleh enzim usus halus , enzim pankreas dan empedu
  4. Absorbsi, sbg tempat absorbsi maksimal zat-zat gizi.
Illeum

Fungsi digesti
  • Kimus dari lambung (bersifat asam) di usus halus dinetralisir oleh getah empedu dan pankreas di duodenum guna mengoptimalkan kerja enzim.
  • Garam empedu berperan mengemulsi lemak menjadi partikel partikel yg lebuh kecil.

Pankreas memiliki 3 enzim :


  1. Amilase mengubah zat pati menjadi disakarida
  2. Lipase merubah lemak menjadi gliserida, asam lemak dan gliserol
  3. Tripsinogen merubah pepton menjadi polipeptida

Usus halus menghasilkan enzim tersendiri :
  1. Enterokinase, merubah tripsinogen menjadi tripsin
  2. Amnopeptidase, merubah aminopeptida menjadi dipeptida
  3. Dipeptidase, merubah dipeptida menjadi asam amino
  4. Sukrase, merubah sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa
  5. Maltase, merubah maltosa menjadi 2 glukosa
  6. Laktase, merubah laktosa menjadi glukosa dan galaktosa.
Lamanya kimus dalam usus halus 3 – 10 jam dengan frekwensi peristaltik 4 – 8 x/menit

Fungsi absorbsi
  • Absorbsi adalah pemindahan hasil akhir pencernaan KH, L. P (gula sederhana, asam lemak dan asam amino) melalui dinding usus ke sirkulasi darah dan limfe untuk digunakan sel-sel tubuh.

Zat zat gizi yg diabsorbsi melalui pembuluh darah kapiler masuk ke aliran darah :
  • Protein
  • Karbohidrat
  • Lemak
  • Vit B, C
  • Air
  • Sebagian mineral

Zat gizi yg diabsorbsi melalui pembuluh lakteal masuk ke aliran limfe :
  1. Lemak
  2. Vit A, D, E, K
  3. Sebagian mineral
Usus besar / kolon
Fungsi :
  1. Absorbsi air dan mineral
  2. Sebagian besar dilakukan pd kolon kanan
  3. Kolon mengabsobsi sekitar 600 ml /hr. (kapasitas absorbsi 2000 ml/hr)
  4. Sekresi musin bersifat alkali,
  5. Tidak mengandung enzim
  6. Bekerja sebagai pelumas dan melindungi mukosa.
  7. Sebagai resevoir (kolon sigmoid), menampung feces sampai defekasi berlangsung. Bakteri kolon mensintesa vit K dan beberapa vit B
  8. Peristaltik pd kolon
  9. Pergerakan mencampur - Feces diaduk dan diputar  bersentuhan dgn permukaan kolon  absorbsi air.

Pergerakan pendorong
  • Gel peristaltik (mass movement
  • Mendorong feces kearah anus, beberapa kali/hari
  • Paling lama 15 menit selama jam pertama setelah makan pagi Proses defekasi

Hepar ( Hati)

PeranHati (Hepar):
  1. Pembentukan dan ekskresi empedu
  2. jumlah sekresi cairan empedu sekitar 1 liter per hari. dengan komposisi sbb:
  • air (97 %)
  • elektrolit : sodium, potasium, Ca, Cl
  • garam empedu
  • fospolipid (lesitin)
  • kolesterol
  • pigmen empedu (bilirubin terkonjugasi)
UJI MAKANAN

  • Tujuan Menguji bahan makanan yang mengandung: karbohidrat, protein, glukosa dan lemak.
  • Alat dan Bahan :
  1. Tabung Reaksi dan rak meja
  2. Reagen benedic / fehling A atau B
  3. Reagen Biuret
  4. Bunsen / Lampu spiritus
  5. Kertas koran
  6. Reagen : lugol/yodium
  7. Larutan Benedict/fehling A/fehling B
  8. Pipet
  9. Gelas Ukur
  10. Plat Tetes
  11. Tepung Kanji
  12. Roti
  13. Nasi
  14. Tempe
  15. Minyak Goreng
  16. Gula
  17. Telur
  18. Susu
Cara Kerja :
  1. Haluskan bahan makanan yang padat lalu jadikan larutan
  2. Gunakan plat tetes untuk pengujian amilum dan gunakan tabung reaksi untuk pengujian glukosa
  3. Uji tiap bahan makanan dengan langkah-langkah sebagai berikut

Uji Glukosa
  • Tuang 5 ml bahan yang akan diuji ke dalam tabung reaksi
  • Tetesi 5 tetes feling A atau B
  • Panaskan di atas bunsen ± 3 menit pada air mendidih
  • Amati warnanya
  • Catat, bila warnanya hijau sampai oranye berarti mengandung glukosUj
Uji Protein
  • Tuangkan bahan yang akan diuji pada plat tetes
  • Tetesi 5 tetes larutan biuret
  • Catat, jika warnanya ungu berarti mengandung protein
Uji Glukosa dan Protein
Tujuan : Mengetahui makanan mengandung glukosa dan protein
Alat dan Bahan
  • Kuning Telur
  • Tepung Kanji
  • Gula
  • Nasi
  • Susu
  • Putih Telur
  • Tempe
  • Minyak Goreng
  • Roti
Hasil Pengamatan
No
Bahan
Glukosa
Protein
1
Kuning Telur
2
Nasi
3
Tempe Goreng (giling)
4
Tempe Goreng (kunyah)
5
Tepung Kanji
6
Susu
-
7
Minyak Goreng
-
-
8
Gula
-
9
Putih Telur
-
10
Roti Kunyah
11
Roti Giling
Kesimpulan:
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
  1. Jika bahan makanan yang mengandung glukosa ditetesi larutan Benedict (Fehling a dan B)
  2. lalu dipanaskan di atas api akan memperlihatkan warna merah bata
  3. sedangkan bahan makanan yang mengandung protein jika ditetesi dengan larutan Biuret akan memperlihatkan warna ungu.
NOTE

PERAN PERISTALTIK USUS



  • Peran peristaltik pada sistem pencernaan adalah bahwa itu adalah cara makanan didorong ke bawah kerongkongan dan masuk ke perut, kemudian peristalsis menggerakkan makanan dicerna melalui usus kecil dan besar dan kemudian melalui rektum dan anus. 
  • Ini adalah serangkaian kontraksi otot polos dan relaksasi memindahkan makanan dengan cara seperti gelombang melalui proses yang berbeda dalam saluran pencernaan.


  • Gerakan peristaltik pada sistem pencernaan bergantung pada dua refleks utama yang berkontraksi di atas makanan yang ditelan, atau bolus, dan relaks di bawahnya. Ini terjadi dalam sistem saraf enterik, yang merupakan sistem saraf lokal yang terdiri dari sistem pencernaan. 
  • Ada dua jaringan neuron tertanam dalam dinding saluran pencernaan dan ini dimulai pada kerongkongan dan berakhir di anus. 
  • Ada tiga jenis neuron dalam sistem saraf enterik yang mensekresi neurotransmiter dan antara mereka, sensorik, motorik dan Inter-neuron bertanggung jawab untuk peristaltik pada sistem pencernaan.


  • Ketika bolus makanan ditelan, peristaltik membawanya ke perut di mana ia berubah menjadi disebut chyme cair. Makanan dikunyah menjadi bolus, atau bola, dan tertelan. 
  • Hal ini dipindahkan melalui kerongkongan oleh gelombang peristaltik primer yang memaksa makanan melalui kerongkongan dan kedalam lambung, sebuah proses yang memakan waktu sekitar sembilan detik. 
  • Makanan yang kurang dilumasi dan gerakan melalui kerongkongan akan bergerak lambat, maka gelombang peristaltik sekunder terus bekerja di sekitar bolus sampai memasuki perut. 
  • Setelah bolus telah berubah menjadi chyme seperti susu di perut dan dibawa ke dalam usus kecil, proses peristaltik melambat sebagai tujuan perubahan dari gerakan untuk pencampuran, pencernaan dan penyerapan.


  • Penyerapan gizi terjadi di usus kecil dimana peristaltik menggerakkan di sekitar chyme, memberikan kesempatan untuk diserap melalui dinding usus dan ke dalam aliran darah. 
  • Tahap selanjutnya dari proses pencernaan terjadi di usus besar di mana air diperoleh kembali dari makanan yang tidak tercerna dan diserap ke dalam aliran darah. Sisa-sisa tersebut kemudian dikeluarkan melalui anus.


  • Telah diperkirakan bahwa hidangan khas akan memakan waktu sekitar lima jam untuk melewati sepenuhnya melalui perut dan hingga 40 jam untuk melakukan perjalanan melalui usus besar dengan penghapusan lengkap dari tubuh kadang-kadang mengambil beberapa hari, tergantung pada makanan. 
  • Peristaltik pada sistem pencernaan bekerja pada kecepatan yang berbeda sebagai proses pada tahapan yang berbeda memiliki tujuan yang berbeda. 
  • Terutama, tujuan dalam kerongkongan adalah untuk menghentikan makanan yang tertelan kembali memasuki mulut sehingga proses lebih cepat. Akhirnya, tujuan dalam usus besar adalah untuk menyerap air sebanyak mungkin dari massa tercerna sehingga proses menjadi lebih lambat.

Support web ini

BEST ARTIKEL