Tuesday, February 23, 2010

DESKRIPSI ORGAN KELAMIN PRIA

Organ Reproduksi Dalam
Organ reproduksi dalam pria terdiri atas testis, saluran pengeluaran dan kelenjar asesoris.
Testis
Testis (gonad jantan) berbentuk oval dan terletak didalam kantung pelir (skrotum). Testis berjumlah sepasang (testes = jamak). Testis terdapat di bagian tubuh sebelah kiri dan kanan. Testis kiri dan kanan dibatasi oleh suatu sekat yang terdiri dari serat jaringan ikat dan otot polos.
Fungsi testis secara umum merupakan alat untuk memproduksi sperma dan hormon kelamin jantan yang disebut testoteron.
Saluran Pengeluaran
Saluran pengeluaran pada organ reproduksi dalam pria terdiri dari epididimis, vas deferens, saluran ejakulasi dan uretra.
Epididimis
Epididimis merupakan saluran berkelok-kelok di dalam skrotum yang keluar dari testis. Epididimis berjumlah sepasang di sebelah kanan dan kiri. Epididimis berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara sperma sampai sperma menjadi matang dan bergerak menuju vas deferens.
Vas deferens
Vas deferens atau saluran sperma (duktus deferens) merupakan saluran lurus yang mengarah ke atas dan merupakan lanjutan dari epididimis. Vas deferens tidak menempel pada testis dan ujung salurannya terdapat di dalam kelenjar prostat. Vas deferens berfungsi sebagai saluran tempat jalannya sperma dari epididimis menuju kantung semen atau kantung mani (vesikula seminalis).
Saluran ejakulasi
Saluran ejakulasi merupakan saluran pendek yang menghubungkan kantung semen dengan uretra. Saluran ini berfungsi untuk mengeluarkan sperma agar masuk ke dalam uretra.
Uretra
Uretra merupakan saluran akhir reproduksi yang terdapat di dalam penis. Uretra berfungsi sebagai saluran kelamin yang berasal dari kantung semen dan saluran untuk membuang urin dari kantung kemih.
Kelenjar Asesoris
Selama sperma melalui saluran pengeluaran, terjadi penambahan berbagai getah kelamin yang dihasilkan oleh kelenjar asesoris. Getah-getah ini berfungsi untuk mempertahankan kelangsungan hidup dan pergerakakan sperma. Kelenjar asesoris merupakan kelenjar kelamin yang terdiri dari vesikula seminalis, kelenjar prostat dan kelenjar Cowper.
Vesikula seminalis
Vesikula seminalis atau kantung semen (kantung mani) merupakan kelenjar berlekuk-lekuk yang terletak di belakang kantung kemih. Dinding vesikula seminalis menghasilkan zat makanan yang merupakan sumber makanan bagi sperma.
Kelenjar prostat
Kelenjar prostat melingkari bagian atas uretra dan terletak di bagian bawah kantung kemih. Kelenjar prostat menghasilkan getah yang mengandung kolesterol, garam dan fosfolipid yang berperan untuk kelangsungan hidup sperma.
Kelenjar Cowper
Kelenjar Cowper (kelenjar bulbouretra) merupakan kelenjar yang salurannya langsung menuju uretra. Kelenjar Cowper menghasilkan getah yang bersifat alkali (basa).
Organ Reproduksi Luar
Organ reproduksi luar pria terdiri dari penis dan skrotum.
Penis
  • Penis terdiri dari tiga rongga yang berisi jaringan spons.
  • Dua rongga yang terletak di bagian atas berupa jaringan spons korpus kavernosa.
  • Satu rongga lagi berada di bagian bawah yang berupa jaringan spons korpus spongiosum yang membungkus uretra.
  • Uretra pada penis dikelilingi oleh jaringan erektil yang rongga-rongganya banyak mengandung pembuluh darah dan ujung-ujung saraf perasa.
  • Bila ada suatu rangsangan, rongga tersebut akan terisi penuh oleh darah sehingga penis menjadi tegang dan mengembang (ereksi).
Skrotum
  • Skrotum (kantung pelir) merupakan kantung yang di dalamnya berisi testis.
  • Skrotum berjumlah sepasang, yaitu skrotum kanan dan skrotum kiri.
  • Di antara skrotum kanan dan skrotum kiri dibatasi oleh sekat yang berupa jaringan ikat dan otot polos (otot dartos).
  • Otot dartos berfungsi untuk menggerakan skrotum sehingga dapat mengerut dan mengendur.
  • Di dalam skrotum juga tedapat serat-serat otot yang berasal dari penerusan otot lurik dinding perut yang disebut otot kremaster.
  • Otot ini bertindak sebagai pengatur suhu lingkungan testis agar kondisinya stabil.
  • Proses pembentukan sperma (spermatogenesis) membutuhkan suhu yang stabil, yaitu beberapa derajat lebih rendah daripada suhu tubuh.
Spermatogenesis
  • Spermatogenesis terjadi di dalam di dalam testis, tepatnya pada tubulus seminiferus.
  • Spermatogenesis mencakup pematangan sel epitel germinal dengan melalui proses pembelahan dan diferensiasi sel, yang mana bertujuan untuk membentu sperma fungsional.
  • Pematangan sel terjadi di tubulus seminiferus yang kemudian disimpan di epididimis.
  • Dinding tubulus seminiferus tersusun dari jaringan ikat dan jaringan epitelium germinal (jaringan epitelium benih) yang berfungsi pada saat spermatogenesis.
  • Tubulus seminiferus terdapat di dalam ruang-ruang testis (lobulus testis). Satu testis umumnya mengandung sekitar 250 lobulus testis.
  • Tubulus seminiferus terdiri dari sejumlah besar sel epitel germinal (sel epitel benih) yang disebut spermatogonia (spermatogonium = tunggal).
  • Spermatogonia terletak di dua sampai tiga lapisan luar sel-sel epitel tubulus seminiferus.
  • Spermatogonia terus-menerus membelah untuk memperbanyak diri, sebagian dari spermatogonia berdiferensiasi melalui tahap-tahap perkembangan tertentu untuk membentuk sperma.

  • Pada tahap pertama spermatogenesis, spermatogonia yang bersifat diploid (2n atau mengandung 23 kromosom berpasangan), berkumpul di tepi membran epitel germinal yang disebut spermatogonia tipe A.
  • Spermatogenia tipe A membelah secara mitosis menjadi spermatogonia tipe B.
  • Kemudian, setelah beberapa kali membelah, sel-sel ini akhirnya menjadi spermatosit primer yang masih bersifat diploid.
  • Setelah melewati beberapa minggu, setiap spermatosit primer membelah secara meiosis membentuk dua buah spermatosit sekunder yang bersifat haploid.
  • Spermatosit sekunder kemudian membelah lagi secara meiosis membentuk empat buah spermatid.
  • Spermatid merupakan calon sperma yang belum memiliki ekor dan bersifat haploid (n atau mengandung 23 kromosom yang tidak berpasangan).
  • Setiap spermatid akan berdiferensiasi menjadi spermatozoa (sperma).
  • Proses perubahan spermatid menjadi sperma disebut spermiasi.
  • Ketika spermatid dibentuk pertama kali, spermatid memiliki bentuk seperti sel-sel epitel.
  • Namun, setelah spermatid mulai memanjang menjadi sperma, akan terlihat bentuk yang terdiri dari kepala dan ekor.
  • Kepala sperma terdiri dari sel berinti tebal dengan hanya sedikit sitoplasma.
  • Pada bagian membran permukaan di ujung kepala sperma terdapat selubung tebal yang disebut akrosom.
  • Akrosom mengandung enzim hialuronidase dan proteinase yang berfungsi untuk menembus lapisan pelindung ovum.
  • Pada ekor sperma terdapat badan sperma yang terletak di bagian tengah sperma.
  • Badan sperma banyak mengandung mitokondria yang berfungsi sebagai penghasil energi untuk pergerakan sperma.
  • Semua tahap spermatogenesis terjadi karena adanya pengaruh sel-sel sertoli yang memiliki fungsi khusus untuk menyediakan makanan dan mengatur proses spermatogenesis. OK
Hormon pada Pria
Proses spermatogenesis distimulasi oleh sejumlah hormon, yaitu testoteron, LH (Luteinizing Hormone), FSH (Follicle Stimulating Hormone), estrogen dan hormon pertumbuhan.
Testoteron
Testoteron disekresi oleh sel-sel Leydig yang terdapat di antara tubulus seminiferus. Hormon ini penting bagi tahap pembelahan sel-sel germinal untuk membentuk sperma, terutama pembelahan meiosis untuk membentuk spermatosit sekunder.
LH (Luteinizing Hormone)
LH disekresi oleh kelenjar hipofisis anterior. LH berfungsi menstimulasi sel-sel Leydig untuk mensekresi testoteron
FSH (Follicle Stimulating Hormone)
FSH juga disekresi oleh sel-sel kelenjar hipofisis anterior dan berfungsi menstimulasi sel-sel sertoli. Tanpa stimulasi ini, pengubahan spermatid menjadi sperma (spermiasi) tidak akan terjadi.
Estrogen
Estrogen dibentuk oleh sel-sel sertoli ketika distimulasi oleh FSH. Sel-sel sertoli juga mensekresi suatu protein pengikat androgen yang mengikat testoteron dan estrogen serta membawa keduanya ke dalam cairan pada tubulus seminiferus. Kedua hormon ini tersedia untuk pematangan sperma.
Hormon Pertumbuhan
Hormon pertumbuhan diperlukan untuk mengatur fungsi metabolisme testis. Hormon pertumbuhan secara khusus meningkatkan pembelahan awal pada spermatogenesis.
Gangguan pada Sistem Reproduksi Pria
Hipogonadisme
Hipogonadisme adalah penurunan fungsi testis yang disebabkan oleh gangguan interaksi hormon, seperti hormon androgen dan testoteron. Gangguan ini menyebabkan infertilitas, impotensi dan tidak adanya tanda-tanda kepriaan. Penanganan dapat dilakukan dengan terapi hormon.
Kriptorkidisme
Kriptorkidisme adalah kegagalan dari satu atau kedua testis untuk turun dari rongga abdomen ke dalam skrotum pada waktu bayi. Hal tersebut dapat ditangani dengan pemberian hormon human chorionic gonadotropin untuk merangsang terstoteron. Jika belum turun juga, dilakukan pembedahan.
Uretritis
Uretritis adalah peradangan uretra dengan gejala rasa gatal pada penis dan sering buang air kecil. Organisme yang paling sering menyebabkan uretritis adalah Chlamydia trachomatis, Ureplasma urealyticum atau virus herpes.
Prostatitis
Prostatitis adalah peradangan prostat. Penyebabnya dapat berupa bakteri, seperti Escherichia coli maupun bukan bakteri.
Epididimitis
Epididimitis adalah infeksi yang sering terjadi pada saluran reproduksi pria. Organisme penyebab epididimitis adalah E. coli dan Chlamydia.
Orkitis
Orkitis adalah peradangan pada testis yang disebabkan oleh virus parotitis. Jika terjadi pada pria dewasa dapat menyebabkan infertilitas.
JADI
  • Bagian yang paling menentukan saat pembuatan sperma adalah testis.
  • Sperma yang matang memiliki kepala dengan bentuk lonjong dan datar, dan memiliki ekor keriting yang berguna mendorong sperma memasuki air mani .
  • Kepala sperma mengandung inti yang memiliki kromosom dan juga memiliki struktur yang disebut acrosome yang mampu menembus lapisan jelly yang mengelilingi telur dan membuahinya bila perlu.
  • Sperma diproduksi oleh organ yang bernama testis yang aman tersimpan dalam kantung zakar.
  • Posisi ini menyebabkan testis terasa lebih dingin dibandingkan anggota tubuh lainnya. Pembentukan sperma berjalan lambat pada suhu normal, tapi terus-menerus terjadi pada suhu yang lebih rendah dalam kantung zakar.
  • Jadi, hindari hal-hal yang menyebabkan suhu disekitar kantung zakar menjadi tinggi karena akan mempengaruhi kualitas dan kuantitas produksi sperma.
  • Proses pembentukan dan pemasakan spermatozoa disebut spermatogenesis.
  • Pada tubulus seminiferus testis terdapat sel-sel induk spermatozoa atau spermatogonium, sel Sertoli yang berfungsi memberi makan spermatozoa juga sel Leydig yang terdapat di antara tubulus seminiferus yang berfungsi menghasilkan testosteron.
  • Proses pembentukan spermatozoa dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon.
  • Kelenjar hipofisis menghasilkan hormon perangsang folikel (Folicle Stimulating Hormone/FSH) dan hormon lutein (Luteinizing Hormone/LH). LH merangsang sel Leydig untuk menghasilkan hormon testosteron.
  • Pada masa pubertas, androgen/testosteron memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder.
  • FSH merangsang sel Sertoli untuk menghasilkan ABP (Androgen Binding Protein) yang akan memacu spermatogonium untuk memulai proses spermatogenesis.
  • Proses pemasakan spermatosit menjadi spermatozoa disebut spermiogenesis. Spermiogenesis terjadi di dalam epididimis dan membutuhkan waktu selama 2 hari.
  • Proses Spermatogenesis : Spermatogonium berkembang menjadi sel spermatosit primer. Sel spermatosit primer bermiosis menghasilkan spermatosit sekunder, spermatosit sekunder membelah lagi menghasilkan spermatid, spermatid berdiferensiasi menjadi spermatozoa masak.
  • Bila spermatogenesis sudah selesai, maka ABP testosteron (Androgen Binding Protein Testosteron) tidak diperlukan lagi, sel sertoli akan menghasilkan hormon inhibin untuk memberi umpan balik kepada hipofisis agar menghentikan sekresi FSH dan LH.
  • Spermatozoa akan keluar melalui uretra bersama-sama dengan cairan yang dihasilkan oleh kelenjar vesikula seminalis, kelenjar prostat dan kelenjar cowper.
  • Spermatozoa bersama cairan dari kelenjar-kelenjar tersebut dikenal sebagai semen atau air mani.
  • Pada waktu ejakulasi, seorang laki-laki dapat mengeluarkan 300 - 400 juta sel spermatozoa.

IMPLANTASI-KEHAMILAN-PERSALINAN



Tentu kita tahu bahwa jika sel telur setelah terjadi ovulasi , disepanjang saluran telur dalam kondisi mature ternyata tidak dibuahi oleh sperma akan pecah setelah berada di uterus karena sangat masak (supermature), bersamaan dengan berkurangnya kadar progesteron karena corpus luteum udah berubah menjadi corpus albicans menyebabkan dinding endometrium luruh tidak bisa dipertahankan lagi , sehingga terjadi Menstruasi . sebaliknya jika kondisi tepat di tuba falopii dimana ovum yang mature dibuahi oleh sperma maka segera terbentuklah zygot , dengan suatu rangkaian proses yang akan dibahas dalam FERTILISASI, Zigot segera membelah bergerak ke arah uterus kemudian tertanam (diimplantasikan) pada endometrium uterus  dalam bentuk blastosit yang telah disediakan tempat itu sebelumnya.

Dalam perjalannya ke uterus, zigot membelah secara mitosis berkali-kali. Hasil pembelahan tersebut berupa sekelompok sel yang sama besarnya, dengan bentuk seperti buah arbei yang disebut tahap morula.
Morula akan terus membelah sampai terbentuk blastosit dalam stadium blastula

Dari tahap blastula ini sel terus membelah dengan kondisi rongga di dalamnya yang disebut blastocoel (blastosol). Blastosit terdiri dari sel-sel bagian luar dan sel-sel bagian dalam.

Sel-sel bagian luar blastosit
  • Sel-sel bagian luar blastosit merupakan sel-sel trofoblas yang akan membantu implantasi blastosit pada uterus. 
  • Sel-sel trofoblas membentuk tonjolan-tonjolan ke arah endometrium yang berfungsi sebagai kait. 
  • Sel-sel trofoblas juga mensekresikan enzim proteolitik yang berfungsi untuk mencerna serta mencairkan sel-sel endometrium. 
  • Cairan dan nutrien tersebut kemudian dilepaskan dan ditranspor secara aktif oleh sel-sel trofoblas agar zigot berkembang lebih lanjut. 
  • Kemudian, trofoblas beserta sel-sel lain di bawahnya akan membelah (berproliferasi) dengan cepat membentuk plasenta dan berbagai membran kehamilan.
Berbagai macam membran kehamilan berfungsi untuk membantu proses transportasi, respirasi, ekskresi dan fungsi-fungsi penting lainnya selama embrio hidup dalam uterus. Selain itu, adanya lapisan-lapisan membran melindungi embrio terhadap tekanan mekanis dari luar, termasuk kekeringan.

Sakus vitelinus
  • Sakus vitelinus (kantung telur) adalah membran berbentuk kantung yang pertama kali dibentuk dari perluasan lapisan endoderm (lapisan terdalam pada blastosit). 
  • Sakus vitelinus merupakan tempat pembentukan sel-sel darah dan pembuluh-pembuluh darah pertama embrio. 
  • Sakus vitelinus berinteraksi dengan trofoblas membentuk korion.
Korion
  • Korion merupakan membran terluar yang tumbuh melingkupi embrio. 
  • Korion membentuk vili korion (jonjot-jonjot) di dalam endometrium. 
  • Vili korion berisi pembuluh darah emrbrio yang berhubungan dengan pembuluh darah ibu yang banyak terdapat di dalam endometrium uterus. 
  • Korion dengan jaringan endometrium uterus membentuk plasenta, yang merupakan organ pemberi nutrisi bagi embrio.
Amnion
  • Amnion merupakan membran yang langsung melingkupi embrio dalam satu ruang yang berisi cairan amnion (ketuban). 
  • Cairan amnion dihasilkan oleh membran amnion. 
  • Cairan amnion berfungsi untuk menjaga embrio agar dapat bergerak dengan bebas, juga melindungi embrio dari perubahan suhu yang drastis serta guncangan dari luar.
Alantois
  • Alantois merupakan membran pembentuk tali pusar (ari-ari). 
  • Tali pusar menghubungkan embrio dengan plasenta pada endometrium uterus ibu. 
  • Di dalam alantois terdapat pembuluh darah yang menyalurkan zat-zat makanan dan oksigen dari ibu dan mengeluarkan sisa metabolisme, seperti karbon dioksida dan urea untuk dibuang oleh ibu.

Sel-sel bagian dalam blastosit
  • Sel-sel bagian dalam blastosit akan berkembang menjadi bakal embrio (embrioblas). 
  • Pada embrioblas terdapat lapisan jaringan dasar yang terdiri dari lapisan luar (ektoderm) dan lapisan dalam (endoderm). 
  • Permukaan ektoderm melekuk ke dalam sehingga membentuk lapisan tengah (mesoderm). 
  • Selanjutnya, ketiga lapisan tersebut akan berkembang menjadi berbagai organ (organogenesis) pada minggu ke-4 sampai minggu ke-8.

-->
Organogenesis / Defrensiasi dan Specialisasi 

  1. Ektoderm akan membentuk saraf, mata, kulit dan hidung.
  2. Mesoderm akan membentuk tulang, otot, jantung, pembuluh darah, ginjal, limpa dan kelenjar kelamin.
  3. Endoderm akan membentuk organ-organ yang berhubungan langsung dengan sistem pencernaan dan pernapasan.
  • Selanjutnya, mulai minggu ke-9 sampai beberapa saat sebelum kelahiran, terjadi penyempurnaan berbagai organ dan pertumbuhan tubuh yang pesat. 
  •  Masa ini disebut masa janin atau masa fetus.
Persalinan
  • Persalinan merupakan proses kelahiran bayi. 
  • Pada persalinan, uterus secara perlahan menjadi lebih peka sampai akhirnya berkontraksi secara berkala hingga bayi dilahirkan. 
  • Penyebab peningkatan kepekaan dan aktifitas uterus sehingga terjadi kontraksi yang dipengaruhi faktor-faktor hormonal dan faktor-faktor mekanis. 
  • Hormon-hormon yang berpengaruh terhadap kontraksi uterus, yaitu estrogen, oksitosin, prostaglandin dan relaksin.
Estrogen
  • Estrogen dihasilkan oleh plasenta yang konsentrasinya meningkat pada saat persalinan. 
  • Estrogen berfungsi untuk kontraksi uterus.
Oksitosin
  • Oksitosin dihasilkan oleh hipofisis ibu dan janin. 
  • Oksitosin berfungsi untuk kontraksi uterus.
Prostaglandin
  • Prostaglandin dihasilkan oleh membran pada janin. 
  • Prostaglandin berfungsi untuk meningkatkan intensitas kontraksi uterus.
Relaksin
  • Relaksin dihasilkan oleh korpus luteum pada ovarium dan plasenta. 
  • Relaksin berfungsi untuk relaksasi atau melunakkan serviks dan melonggarkan tulang panggul sehingga mempermudah persalinan.
Laktasi
  • Kelangsungan bayi yang baru lahir bergantung pada persediaan susu dari ibu. 
  • Produksi air susu (laktasi) berasal dari sepasang kelenjar susu (payudara) ibu. 
  • Sebelum kehamilan, payudara hanya terdiri dari jaringan adiposa (jaringan lemak) serta suatu sistem berupa kelenjar susu dan saluran-saluran kelenjar (duktus kelenjar) yang belum berkembang.
  • Pada masa kehamilan, pertumbuhan awal kelenjar susu dirancang oleh mammotropin. 
  • Mammotropin merupakan hormon yang dihasilkan dari hipofisis ibu dan plasenta janin. 
  • Selain mammotropin, ada juga sejumlah besar estrogen dan progesteron yang dikeluarkan oleh plasenta, sehingga sistem saluran-saluran kelenjar payudara tumbuh dan bercabang. 
  • Secara bersamaan kelenjar payudara dan jaringan lemak disekitarnya juga bertambah besar. 
  • Walaupun estrogen dan progesteron penting untuk perkembangan fisik kelenjar payudara selama kehamilan, pengaruh khusus dari kedua hormon ini adalah untuk mencegah sekresi dari air susu. 
  • Sebaliknya, hormon prolaktin memiliki efek yang berlawanan, yaitu meningkatkan sekresi air susu. 
  • Hormon ini disekresikan oleh kelenjar hipofisis ibu dan konsentrasinya dalam darah ibu meningkat dari minggu ke-5 kehamilan sampai kelahiran bayi. 
  • Selain itu, plasenta mensekresi sejumlah besar somatomamotropin korion manusia, yang juga memiliki sifat laktogenik ringan, sehingga menyokong prolaktin dari hipofisis ibu.
Setelah mengetahui maka akan dijelaskan apa sih yang membedakan rasa haid dan hamil


Perbedaan Gejala Haid dan Kehamilan
Haid adalah pada saat pelepaskan jaringan tubuh seorang wanita, yang tidak lagi berguna bagi tubuh wanita. Jaringan ini berasal dari rahim, yang mana bayi (janin) berkembang dalam tubuh wanita. Jika Anda memiliki siklus menstruasiyang teratur (haid) di masa lalu dan tidak mengalami perubahan besar dalam rutinitas kehidupan rutin seperti peningkatan mendadak dalam tingkat stres Anda, perjalanan jarak jauh atau pemanfaatan makanan yang tidak sehat dalam jumlah besar, maka haid yang telat adalah sangat mungkin merupakan tanda jelas bahwa Anda sedang hamil. Haid adalah siklus wanita dan cara tubuh menumpahkan lapisan rahim jika kehamilan tidak terjadi.Menstruasi normal terjadi setiap bulan dan berlangsung rata-rata 3-7 hari. Gejala yang tidak menyenangkan umumnya menyertai perdarahan vagina terkait dengan periode menstruasi. Banyak yang akan mengalami sakit punggung sebelum atau selama haid. Sakit punggung bukan merupakan tanda awal kehamilan.

Gejala awal haid yang paling umum meliputi:
  1. Kram perut
  2. Nyeri payudara
  3. Perubahan suasana hati
  4. Jerawat
  5. Sakit
  6. Mengidam Makanan
  7. Tekanan pada panggul
  8. Retensi air
  9. Sakit punggung
  10. Sakit kepala dan Kelelahan
  11. Kesulitan Berkonsentrasi

Bagi banyak wanita, gejala awal kehamilan adalah sama dan dalam banyak kasus persis sama dengan gejala Haid. Gejala ini juga cenderung berbeda dari perempuan ke perempuan, bersama dengan intensitas gejala. Sementara beberapa wanita mengaku, mereka merasa tidak berbeda diri dari rutinitas mereka, yang lain mengklaim bahwa kondisi mereka bervariasi dari waktu ke waktu dengan gejala yang berat. Gejala yang paling umum dari kehamilan termasuk keterlambatan haid, yang menunjukkan bahwa perempuan mungkin hamil, setelah itu ia dapat mengambil tes kehamilan di rumah atau mencari seorang profesional medis untuk memastikannya.

Gejala awal kehamilan yang paling umum meliputi:


  • Terlambat haid (meskipun bercak dapat terjadi, tetapi harus lenyap dalam satu hari atau lebih
  • Mengidam
  • Kelelahan
  • Pembengkakan
  • Suhu Basal Tubuh tinggi
  • Perubahan suasana hati
  • Payudara lembut
  • Mual di pagi hari
  • Sembelit
  • Kembung
  • Peningkatan Buang air kecil

Seperti yang Anda lihat gejala untuk kedua kondisi benar-benar mirip, dengan beberapa variasi seperti haid terlambat, peningkatan buang air kecil, melasma, dll indikator utama kehamilan adalah haid terlambat.

Perbandingan antara Haid dan Gejala Kehamilan:
Haid
Kehamilan
terjadi
Gejala haid biasanya terjadi setelah mulai haid atau akan memulai.
Gejala kehamilan terus terjadi di berbagai frekuensi sampai anak lahir.
indikator
Indikator utamanya adalahsiklus menstruasi dimulai.
Indikator utama kehamilan adalah keterlambatan haid.
Gejala
·         Kram perut
·         Nyeri payudara
·         perubahan suasana hati
·         jerawat
·         sakit
·         Mengidam Makanan
·         Tekanan panggul
·         Retensi air
·         sakit punggung
·         Sakit kepala dan Kelelahan
·         kesulitan Berkonsentrasi
·         melasma
·         Terlambat haid (meskipun bercak dapat terjadi, tetapi harus pergi dalam satu hari atau lebih)
·         mengidam
·         kelelahan
·         pembengkakan
·         Suhu Basal Tubuh tinggi
·         perubahan suasana hati
·         lembut payudara
·         mual di pagi hari
·         sembelit
·         kembung
·         peningkatan Buang air kecil
Tanda
·         sakit punggung
·         terlambat haid
·         Penggelapan kulit
·         peningkatan buang air kecil

Support web ini

BEST ARTIKEL