Tuesday, February 23, 2010

INDRA PENDENGARAN-PHONO RESEPTOR

Indera pendengaran dan keseimbangan

Indra pendengar dan keseimbangan terdapat di dalam telinga.

Telinga manusia terdiri atas tiga bagian, yaitu


1. Telinga luar, yang menerima gelombang suara.
2. Telinga tengah, dimana gelombang suara dipindahkan dari udara ke tulang pendengaran ( osikula) dan oleh tulang pendengaran diterusin ke telinga dalam.
3. Telinga dalam, dimana getaran ini diubah menjadi impuls saraf spesifik yang berjalan melalui nervus akustikus ke susunan saraf pusat. Telinga dalam juga mengandung organ vestibuler yang berfungsi untuk mempertahankan keseimbangan.

Telinga luar
Telinga luar terdiri dari daun telinga (pinna, aurikula), saluran telinga luar (meatus akustikus eksternus) dan selaput gendang (membrane tympani), bagian telinga ini berfungsi untuk menerima dan menyalurkan getaran suara atau gelombang bunyi sehingga menyebabkan bergetarnya membran tympani. Meatus akustikus eksternus terbentang dari telinga luar sampai membrane tympani. Meatus akustikus eksternus tampak sebagai saluran yang sedikit sempit dengan dinding yang kaku. Satu per tiga luas meatus disokong oleh tulang rawan elastis dan sisanya dibentuk oleh tulang rawan temporal. Meatus dibatasi oleh kulit dengan sejumlah rambut, kelenjar Sebasea, dan sejenis kelenjar keringat yang telah mengalami modifikasi menjadi kelenjar seruminosa, yaitu kelenjar apokrin tubuler yang berkelok-kelok yang mennnghasilkan zat lemak setengah padat berwarna kecoklat-coklatan yang dinamakan serumen ( minyak telinga ). Serumen berfungsi menangkap debu dan mencegah infeksi.
Pada ujung dalam meatus akustikus eksternus terbentang membrane tympani. Dia diliputi oleh lapisan luar epidermis yang tipis dan pada permukaan dalamnya diliputi oleh epitel selapis kubus. Antara dua epitel yang melapisi terdapat jaringan ikat kuat yang terdiri atas serabut-serabut kolagen dan elastin serta fibroblast. Pada kuadran depan atas membran atas tympani tidak mengandung serabut dan lemas, membentuk membran shrapnell.
Telinga Tengah (kavum tympanikus)
Telinga tengah merupakan suatu rongga kecil dalam tulang pelipis (tulang temporalis) yang berisi tiga tulang pendengaran (osikula), yaitu maleus (tulang martil), inkus (tulang landasan), dan stapes (tulang sanggurdi). Ketiganya saling berhubungan melalui persendian . Tangkai maleus melekat pada permukaan dalam membran tympani, sedangkan bagian kepalanya berhubungan dengan inkus. Selanjutnya, inkus bersendian dengan stapes. Stapes berhubungan dengan membran pemisah antara telinga tengah dan telinga dalam, yang disebut fenestra ovalis (tingkap jorong/ fenestra vestibule). Di bawah fenesta ovalis terdapat tingkap bundar atau fenesta kokhlea, yang tertutup oleh membran yang disebut membran tympani sekunder.
Telinga tengah dibatasi oleh epitel selapis gepeng yang terletak pada lamina propria yang tipis yang melekat erat pada periosteum yang berdekatan. Dalam telinga tengah terdapat dua otot kecil yang melekat pada maleus dan stapes yang mempunyai fungsi konduksi suara . maleus, inkus, dan stapes diliputi oleh epitel selapis gepeng.
Telinga tengah berhubungan dengan rongga faring melalui saluran eustachius (tuba auditiva), yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan tekanan antara kedua sisi membrane tympani. Tuba auditiva akan membuka ketika mulut menganga atau ketika menelan makanan. Ketika terjadi suara yang sangat keras, membuka mulut merupakan usaha yang baik untuk mencegah pecahnya membran tympani. Karena ketika mulut terbuka, tuba auditiva membuka dan udara akan masuk melalui tuba auditiva ke telinga tengah, sehingga menghasilkan tekanan yang sama antara permukaan dalam dan permukaan luar membran tympani.
Telinga Dalam (labirin)
Telinga dalam merupakan struktur yang kompleks, terdiri dari serangkaian rongga-rongga tulang dan saluran membranosa yang berisi cairan. Saluran-saluran membranosa membentuk labirin membranosa dan berisi cairan endolimfe, sedangkan rongga-rongga tulang yang di dalamnya berada labirin membranosa disebut labirin tulang (labirin osseosa). Labirin tulang berisi cairan perilimfe. Rongga yang terisi perilimfe ini merupakan terusan dari rongga subarachnoid selaput otak, sehingga susunanz peri limfe mirip dengan cairan serebrospinal. Labirin membranosa dilekatkan pada periosteum oleh lembaran-lembaran jaringan ikat tipis yang mengandung pembuluh darah. Labirin membranosa sendiri tersusun terutama oleh selapis epitel gepeng dikelilingi oleh jaringan-jaringan ikat.
Labirin terdiri atas tiga saluran yang kompleks, yaitu vestibula, kokhlea (rumah siput) dan 3 buah kanalis semisirkularis (saluran setengah lingkaran).
Vestibula merupakan rongga di tengah labirin, terletak di belakang kokhlea dan di depan kanalis semisirkularis. Vestibula berhubungan dengan telinga tengah melalui fenesta ovalis (fenestra vestibule). Vestibule bagian membran terdiri dari dua kantung kecil, yaitu sakulus dan utikulus. Pada sakulus dan utikulus terdapat dua struktur khusus yang disebut makula akustika, sebagai indra keseimbangan statis (orientasi tubuh terhadap tarikan gravitasi). Sel-sel reseptor dalam organ tersebut berupa sel-sel rambut, yang didampingi oleh sel-sel penunjang. Bagian atas sel tersebut tertutup oleh membran yang mengandung butir-butiran kecil kalsium karbonat (CaCO3) yang disebut otolit. Perubahan posisi kepala yang menimbulkan tarikan gravitasi, menyebabkan akan menyampaikan impuls saraf ke cabang vestibular dari saraf vestibulokokhlear yang terdapat pada bagian dasar sel-sel tersebut, yang akan meneruskan impuls saraf tersebut ke pusat keseimbangan di otak.
Kanalis semisiskularis merupakan 3 saluran bertulang yang terletak di atas belakang vestibula. Salah satu ujung dari masing-masing saluran tersebut menggembung, disebut ampula. Masing-masing ampula berhubungan dengan utrikulus. Pada ampula terdapat Krista akustika, sehingga organ indra keseimbangan dinamis (untuk mempertahankan posisi tubuh dalam melakukan respon terhadap gerakan). Seperti pada vestibula sel-sel reseptor dalam krista akustika juga berupa sel-sel rambut yang didampingi oleh sel-sel penunjang, tetapi di sini tidak terdapat otolit. Sel-sel reseptor disini distimulasi oleh gerakan endolimfe. Ketika kepala bergerak akibat terjadinya perputaran tubuh, endolimfe akan mengalir di atas sel-sel rambut. Sel-sel rambut menerima ransangan tersebut dan mengubahnya menjadi impuls saraf. Sebagai responnya, otot-otot berkonsraksi untuk mempertahankan keseimbangan tubuh pada posisi yang baru.
Kokhlea membentuk bagian anterior labirin, terletak di depan vestibula. Berbentuk seperti rumah siput, berupa saluran berbentuk spiral yang terdiri dari 2 ¾ lilitan, mengelilingi bentukan kerucut yang disebut mediolus. Penampang melintang kokhlea menunjukkan bahwa kokhlea terdiri dari tiga saluran yang berisi cairan. Tiga saluran tersebut adalah:
* Saluran vestibular (skala vestibular): di sebelah atas mengandung perilimfe, berakhir pada tingkap jorong.
* Saluran tympani (skala tympani): di sebelah bawah mengandung perilimfe berakhir pada tingkap bulat.
* Saluran kokhlear (skala media): terletak di antara skala vestibular dan skala tympani, mengandung endolimfe.
Skala media dipisahkan dengan skala vestibular oleh membran vestibularis (membran reissner), dan dipisahkan dangan skala tympani oleh membran basilaris.
Pada membran basilaris inilah terdapat indra pendengar, yaitu organ corti. Sel reseptor bunyi pada organ ini berupa sel rambut yang didimpingi oleh sel penunjang. Akson-akson dari sel-sel rambut menyusun diri membentuk cabang kokhlear dari saraf vestibulokokhlear (saraf kranial ke VIII) yang menghantarkan impuls saraf ke pusat pendengaran/ keseimbangan di otak.
Getaran suara dapat sampai pada organ corti melalui lintasan sebagai berikut: Getaran suara memasuki liang telinga ® Menekan membran tympani ® melintas melalui tulang-tulang pendengaran ® Menekan tingkap jorong ® Menimbulkan gelombang pada jaringan perilimfe ® Menekan membran vestibularis dan skala basilaris ® merangsang sel-sel rambut pada organ corti. Di sinilah mulai terjadi pembentukan impuls saraf.
Jadi Ringkasnya begini
-->
  1. Gelombang suara mula-mula dikumpulkan oleh daun telinga
  2. Selanjutnya gelombang menabrak gendang telinga
  3. Hal ini menyebabkan tulang-tulang di telinga tengah Maleus Incus Stapes bergetar.
  4. Akibatnya gelombang suara diterjemahkan menjadi getaran gerak, yang menggetarkan apa yang disebut "jendela lonjong"
  5. yang selanjutnya menyebabkan cairan yang berada di dalam rumah siput bergerak.
  6. Di sini, getaran gerak diubah menjadi denyut syaraf yang bergerak menuju otak melalui syaraf tepi otak auditory no 8
Bagaimana suara drubah di Coclea
  • Terdapat cara kerja yang amat rumit di dalam rumah siput (coclea).
  • Rumah siput mempunyai beberapa saluran yang berisi cairan.
  • Saluran rumah siput mengandung "alat-alat korti yang merupakan alat yang sangat peka untuk indera pendengaran.
  • Organ korti ini tersusun atas "sel-sel bulu" atau rambut rambut halus
  • Getaran di dalam cairan rumah siput diteruskan kepada sel-sel ini . organ korti melalui selaput batang (membran basalis) tempat alat-alat korti berada.
  • Ada dua macam sel bulu, sel bulu dalam dan sel bulu luar
  • Tergantung pada frekuensi suara yang datang, sel-sel bulu ini bergetar berbeda-beda yang memungkinkan kita membedakan beragam suara yang kita dengar.
  • Sel bulu luar mengubah getaran suara yang telah dikenali menjadi denyut listrik dan meneruskannya ke syaraf pendengaran
  • Kemudian informasi dari kedua telinga bertemu di dalam susunan olivari utam
  • Alat yang terlibat dalam jalur pendengaran adalah sebagai berikut
  • inferior colliculus
  • medial geniculate body
  • akhirnya selaput pendengaran
  • Garis biru di dalam otak menunjukkan jalan yang ditempuh nada tinggi dan garis merah untuk nada rendah.
  • Kedua rumah siput di dalam telinga kita mengirimkan sinyal pada kedua belahan otak
  • Jelaslah, sistem yang menjadikan kita dapat mendengar tersusun atas bentuk-bentuk berbeda yang telah dirancang dengan cermat hingga bagian-bagian terkecilnya
  • Sistem ini tak mungkin muncul ‘setahap demi setahap’ karena ketiadaan satu bagian yang terkecil saja akan menjadikan keseluruhan sistem ini tak berguna
  • Oleh karena itu, amat jelas bahwa telinga adalah contoh lain dari penciptaan yang sempurna.

INDRA KULIT-TANGO RESEPTOR

Indera Peraba

  • Indra peraba yang canggih adalah kulit
  • Karena permukaan kulit bagian epidermis maupun dermis bisa didapatkan ujung saraf ujung saraf yang tersebar disepanjang kulit '
  • Adanya ujung saraf itulah indra kulit ini bisa merasakan kasar halausnya benda , panas dingainnya cairan , nyeri, ataupun tekanan dari lingkungan 
  • Indra peraba merupakan indera yang sederhana,, kesederhanaan itu karena dia hanya menempel namun dampak kerjanya luar biasa . 
  • Kepekaan peraba pada manusia sangat besar, terutama di ujung jari , bibir, punggung. 
  • Untuk samakin jelas baca resume tulisan ini OK
Klasifikasi reseptor antara lain:


Berdasarkan tipe energi khusus atau kepekaan terhadap modalitas tertentu
  1. Termoreseptor (peka terhadap perubahan suhu).
  2. Mekanoreseptor (peka terhadap sentuhan dan tekanan).
  3. Kemoreseptor (peka terhadap perubahan kimiawi).
  4. Osmoreseptor (peka terhadap perubahan tekanan osmotik).
Berdasarkan sumber rangsangan
  1. Ekteroreseptor, terletak pada permukaan tubuh dan berespons terhadap rangsangan eksterna atau luar.
  2. Proprioreseptor, berespons terhadap perubahan posisi dan pergerakan terutama berhubungan dengan sistem muskuloskeletal.
  3. Interoreseptor, terletak pada visera/ alat dalam dan pembuluh darah.
Berdasarkan morfologi
  1. Badan terakhir yang bebas/ terbuka (tanpa kapsul) yang tak berhubungan dengan tipe sel lainnya.
  2. Badan akhir yang berkapsul (korpuskular) yang mengandung unsur bukan saraf di samping saraf badan akhir saraf.
Reseptor-reseptor yang terletak di alat indera peraba antara lain :

  1. Ujung Saraf Bebas
  2. Korpuskulus Peraba (Meissner)
  3. Korpuskulus Berlamel (Vater Pacini)
  4. Korpuskulus Gelembung (Krause)
  5. Korpuskulus Ruffini

Ujung Saraf Bebas
  • Serat saraf sensorik aferen berakhir sebagai ujung akhir saraf bebas pada banyak jaringan tubuh dan merupakan reseptor sensorik utama dalam kulit. 
  • Serat akhir saraf bebas ini merupakan serat saraf yang tak bermielin, atau serat saraf bermielin berdiameter kecil, yang semua telah kehilangan pembungkusnya sebelum berakhir, dilanjutkan serat saraf terbuka yang berjalan di antara sel epidermis. 
  • Sebuah serat saraf seringkali bercabang-cabang banyak dan mungkin berjalan ke permukaan, sehingga hampir mencapai stratum korneum. 
  • Serat yang berbeda mungkin menerima perasaan raba, nyeri dan suhu. 
  • Sehubungan dengan folikel rambut, banyak cabang serat saraf yang berjalan longitudinal dan melingkari folikel rambut dalam dermis.
  • Beberapa saraf berhubungan dengan jaringan epitel khusus. 
  • Pada epidermis berhubungan dengan sel folikel rambut dan mukosa oral, akhir saraf membentuk badan akhir seperti lempengan (diskus atau korpuskel merkel). 
  • Badan ini merupakan sel yang berwarna gelap dengan banyak juluran sitoplasma. 
  • Seperti mekanoreseptor badan ini mendeteksi pergerakan antara keratinosit dan kemungkinan juga gerakan epidermis sehubungan dengan jaringan ikat di bawahnya. 
  • Telah dibuktikan bahwa beberapa diskus merkel merespon rangsangan getaran dan juga resepor terhadap dingin.
Korpuskulus Peraba (Meissner)
  • Korpuskulus peraba (Meissner) terletak pada papila dermis, khususnya pada ujung jari, bibir, puting dan genetalia. 
  • Bentuknya silindris, sumbu panjangnya tagak lurus permukaan kulit dan berukuran sekitar 80 mikron dan lebarnya sekitar 40 mikron. 
  • Sebuah kapsul jaringan ikat tipis menyatu dengan perinerium saraf yang menyuplai setiap korpuskel. 
  • Pada bagian tengah korpuskel terdapat setumpuk sel gepeng yang tersusun transversal. 
  • Beberapa sel saraf menyuplai setiap korpuskel dan serat saraf ini mempunyai banyak cabang mulai dari yang mengandung mielin maupun yang tak mangandung mielin. 
  • Korpuskulus ini peka terhadap sentuhan dan memungkinkan diskriminasi/ pembedaan dua titik (mampu membedakan rangsang dua titik yang letaknya berdekatan).
Korpuskulus Berlamel (Vater Pacini)
  • Korpuskulus berlamel (vater pacini) ditemukan di jaringan subkutan pada telapak tangan, telapak kaki, jari, puting, periosteum, mesenterium, tendo, ligamen dan genetalia eksterna. 
  • Bentuknya bundar atau lonjong, dan besar (panjang 2 mm, dan diameter 0,5 – 1 mm). 
  • Bentuk yang paling besar dapat dilihat dengan mata telanjang, karena bentuknya mirip bawang.
  • Setiap korpuskulus disuplai oleh sebuah serat bermielin yang besar dan juga telah kehilangan sarung sel schwannya pada tepi korpuskulus. 
  • Akson saraf banyak mengandung mitokondria. 
  • Akson ini dikelilingi oleh 60 lamela yang tersusun rapat (terdiri dari sel gepeng). 
  • Sel gepeng ini tersusun bilateral dengan dua alur longitudinal pada sisinya.
  • Korpuskulus ini berfungsi untuk menerima rangsangan tekanan yang dalam.
Korpuskulus Gelembung (Krause)
  • Korpuskulus gelembung (krause) ditemukan di daerah mukokutis (bibir dan genetalia eksterna), pada dermis dan berhubungan dengan rambut. 
  • Korpuskel ini berbentuk bundar (sferis) dengan diameter sekitar 50 mikron. 
  • Mempunyai sebuah kapsula tebal yang menyatu dengan endoneurium. 
  • Di dalam korpuskulus, serat bermielin kehilangan mielin dan cabangnya tetapi tetap diselubungi dengan sel schwann. 
  • Seratnya mungkin bercabang atau berjalan spiral dan berakhir sebagai akhir saraf yang menggelembung sebagai gada. 
  • Korpuskel ini jumlahnya semakin berkurang dengan bertambahnya usia.
  • Korpuskel ini berguna sebagai mekanoreseptor yang peka terhadap dingin.
Korpuskulus Ruffini
  • Korpuskulus ini ditemukan pada jaringan ikat termasuk dermis dan kapsula sendi. 
  • Mempunyai sebuah kapsula jaringan ikat tipis yang mengandung ujung akhir saraf yang menggelembung. 
  • Korpuskulus ini merupakan mekanoreseptor, karena mirip dengan organ tendo golgi.
  • Korpuskulus ini terdiri dari berkas kecil serat tendo (fasikuli intrafusal) yang terbungkus dalam kapsula berlamela. 
  • Akhir saraf tak bermielin yang bebas, bercabang disekitar berkas tendonya. 
  • Korpuskulus ini terangsang oleh regangan atau kontraksi otot yang bersangkutan juga untuk menerima rangsangan panas.
Spindel Neuromuskular
reseptor-peraba
Gambar macam-macam reseptor peraba pada kulit manusia.

Kulit Sebagai Ekskresi

Kulit (integumen) merupakan lapisan terluar tubuh manusia dan pelindung bagian dalam tubuh.

Susunan Kulit

  • Kulit tersusun atas tiga lapisan, yaitu epidermis (lapisan luar/kulit ari), dermis (lapisan dalam/kulit jangat). Dan hipodermis (jaringan ikat bawah kulit).

Epidermis
  • Lapisan epidermis terdiri atas stratum korneum, stratum lusidum. stratum granulosum, dan stratum germinativum
  • Stratum korneum tersusun dari sel-sel mati dan selalu mengelupas. 
  • Stratum lusidum tersusun atas sel-sel yang tidak berinti dan berfungsi mengganti stratum korneum. 
  • Stratum granulosum tersusun atas sel-sel yang berinti dan mengandung pigmen melanin. 
  • Stratum germinativum tersusun atas sel-sel yang selalu membentuk sel-sel baru ke arah luar.
  1. Stratum korneum, merupakan lapisan zat tanduk, mati dan selalu mengelupas.
  2. Stratum lusidium, merupakan lapisan zat tanduk
  3. Stratum granulosum, mengandung pigmen
  4. Stratum germonativum, selalu membentuk sel-sel baru ke arah luar

2) Dermis
  • Dermis terletak di bawah epidermis. 
  • Lapisan ini mengandung akar rambut, pembuluh darah, kelenjar, dan saraf. 
  • Kelenjar yang terdapat dalam lapisan ini adalah kelenjar keringat (glandula sudorifera) dan kelenjar minyak (glandula sebasea). 
  • Kelenjar keringat menghasilkan keringat yang di dalamnya terlarut berbagai macam garam. terutama garam dapur. 
  • Keringat dialirkan melalui saluran kelenjar keringat dan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui poripori. Di dalam kantong rambut terdapat akar rambut dan batang rambut. 
  • Kelenjar minyak berfungsi menghasilkan minyak yang berfungsi meminyaki rambut agar tidak kering. 
  • Rambut dapat tumbuh terus karena mendapat sari-sari makanan pembuluh kapiler di bawah kantong rambut. Di dekat akar rambut terdapat otot penegak rambut.
  • Akar rambut
  • Pembuluh darah
  • Syaraf
  • Kelenjar minyak (glandula sebasea)
  • Kelenjar keringat (glandula sudorifera)
  • Lapisan lemak, terdapat di bawah dermis yang berfungsi melindungi tubuh dari pengaruh suhu luar

3) Hipodermis
  • Hipodermis terletak di bawah dermis. Lapisan ini banyak mengandung lemak. Lemak berfungsi sebagai cadangan makanan, pelindung tubuh terhadap benturan, dan menahan panas tubuh.

Fungsi kulit

  • Sebagai alat ekskresi. kulit berfungsi mengeluarkan keringat. 
  • Fungsi kulit yang lain, antara lain melindungi tubuh terhadap gesekan, kuman, penyinaran, panas. dan zat kimia; mengatur suhu tubuh; menerima rangsang dari luar: serta mengurangi kehilangan air.
  • Kelenjar keringat menyerap air dan garam, terutama garam dapur dan darah di pembuluh kapiler. 
  • Keringat yang dikeluarkan melalui pori-pori di permukaan kulit akan menyerap panas tubuh sehingga suhu tubuh menjadi tetap. 
  • Pada keadaan normal. keringat akan keluar dari tubuh sebanyak sekitar 50 mL setiap jam. 
  • Beberapa faktor yang dapat memacu pengeluaran keringat. antara lain peningkatan aktivitas tubuh. peningkatan suhu lingkungan, dan goncangan emosi. 
  • Emosi akan merangsang saraf simpatis untuk memperkecil pengeluaran keringat dengan cara mempersempit pembuluh darah. 
  • Pengeluaran keringat yang berlebihan, misalnya karena terik matahari atau kegiatan tubuh yang berlebihan, dapat menyebabkan terjadi lapar garam. 
  • Kekurangan kadar garam darah dapat mengakibatkan kekejangan dan pingsan.

Support web ini

BEST ARTIKEL