Friday, May 14, 2010

PUTAU - HEROIN

Serbuk maut yang di kalangan pemakai disebut putau itu sebenarnya sejenis heroin tapi tidak murni. Ia dibuat oleh pabrik-pabrik ilegal yang biasanya mengambil lokasi di kebun candu atau opium di kawasan Segi Tiga Emas ataupun Asia Barat.

Apa dan mengapa sangat berbahaya bagi kesehatan si pemakai?

  • Penyalahgunaan obat di Indonesia akhir-akhir ini semakin meluas melanda generasi muda.
  • Obat-obat yang disalahgunakan mulai dari ganja atau hashish, pil koplo, kokain, hingga ekstasi.
  • Bahkan akhir-akhir ini muncul sabu-sabu (sejenis amfetamin) serta putau (sejenis heroin). Ganja atau hashish, kokain, dan putau termasuk narkotik.
  • Sedangkan pil koplo, ekstasi, dan sabu-sabu tergolong psikotropika.

Putau adalah sejenis heroin yang tidak murni dan sangat berbahaya bagi kesehatan pemakainya. Korban-korban ketagihan, sakit, dan kematian akibat heroin sudah cukup banyak. Belum ada data resmi berapa jumlah korban di Indoensia, karena keluarga korban enggan melaporkan. Ada rasa malu dan keluarga berupaya menutup-nutupi.

  • Bahan dasar pembuatan heroin adalah getah buah candu (opium) dari Papaver somniferum, keluarga Papaveraceae, yang sudah tua tetapi belum masak.
  • Dari getah kering ini diperoleh candu.
  • Kandungan candu adalah alkaloida golongan narkotik, misalnya morfin, kodein, tebain, narsein, dan alkaloida non-narkotik, misalnya papaverin, narkotin, apomorfin.

Sedangkan morfin adalah kandungan standar dari candu dan sediaannya yang lain seperti ekstrak, tingtur, serbuk, dll. Tahun 1805, seorang apoteker Jerman bernama Sertuerner berhasil mengisolasi morfin (berasal dari bahasa Yunani Morpheus, yang tidak lain adalah Dewa Mimpi). Kandungan morfin dari candu sampai 10%. Tahun 1874, pabrik Bayer berhasil mensintesis heroin (diasetilmorfin atau diamorfin) dari bahan baku morfin menggunakan asam asetat atau cuka anhidrat. Nama heroin diambil dari bahasa Jerman, yakni heroic yang artinya pahlawan. Heroin yang pertama kali dibuat ini dicoba untuk obat penekan batuk (antitusif) dan penghilang rasa sakit (analgesik).

Namun, baru tahun 1898 diuji manfaat dan bahayanya pada hewan dan manusia. Ternyata bahaya heroin jauh lebih besar daripada manfaatnya. Karena itu pada tahun 1924 di Amerika Serikat dilarang diproduksi dan digunakan.

Dulu heroin dibuat oleh pabrik legal. Namun sejak adanya larangan produksi tersebut heroin dibuat oleh industri gelap (Clandestine). Industri gelap ini sering mengambil lokasi di kebun candu, misalnya di daerah Segi Tiga Emas (Myanmar, Thailand, dan Laos), Asia Barat (Turki, Iran, Irak, Afghanistan, Pakistan). Hal ini terlihat, dari setiap operasi aparat kepolisian atau militer ditemukan asam cuka dalam jumlah besar. Heroin harganya lebih mahal daripada morfin; efek adiktif (kecanduan) dan halusinasinya lebih kuat daripada morfin.

Konon penggunaan morfin di kalangan remaja meningkat. Dahulu remaja kita umumnya menyalahgunakan obat legal yang diizinkan beredar di Indonesia seperti serbuk atau ekstrak candu, morfin injeksi. Namun bersamaan dengan kemudahan transportasi, komunikasi, dan jaringan sindikat narkotik yang lebih rapi, maka heroin akhirnya dapat juga masuk ke Indonesia.

Beberapa cara penyelundupan yang nekat dilakukan anggota sindikat misalnya lewat kondom atau kapsul yang ditelan dan terdeteksi di perut. Kasus seperti ini pernah terungkap oleh aparat Bea Cukai Jakarta beberapa waktu yang lalu.

Bukan tergolong obat

Heroin dan sejenisnya, termasuk putau, tidak memenuhi kriteria sebagai obat, karena:

  • Heroin atau putau merupakan bahan kimia yang bahayanya jauh lebih besar daripada manfaatnya.
  • Bahan kimia ini dilarang diproduksi, diedarkan, dan digunakan serta dibuat oleh pabrik ilegal.
  • Inilah yang berbeda dengan obat-obatan resmi yang diproduksi oleh pabrik legal dan diedarkan oleh distributor yang legal pula.
  • Pelanggaran produksi, distribusi, dan penggunaannya dapat dikenai sanksi sesuai dengan UU Narkotika no.9/1976.
  • Penggunaan heroin hanya diizinkan bila digunakan untuk penelitian.
  • Sanksi hukumnya cukup berat bagi pelanggarnya.
  • Heroin atau putau yang beredar di pasar gelap tidaklah murni heroin.
  • Bila dari pabrik gelapnya bisa 80% kadarnya, namun setelah sampai ke pengedarnya (lewat 5 - 10 jalur), kadar heroinnya turun sampai 1 - 15%.
  • Hal ini wajar karena mereka yang terlibat memalsu atau mencampur heroin kadar tinggi dengan bahan tambahan seperti kuinin, manitol (pencahar), kafein, laktosa, dll.
  • Dengan demikian mereka akan mendapatkan keuntungan yang jauh lebih besar.
  • Heroin atau putau biasanya diedarkan dalam bungkus-bungkus kecil.
  • Rute penggunaan yang salah sering berakibat fatal. Dosis 3 mg setara dengan kekuatan 10 mg morfin.
  • Penggunaan serbuk ini dilakukan dengan melarutkan serbuk dalam wadah atau sendok dicampur air yang tidak steril, disaring dengan kapas, dan disuntikkan ke intravena (lewat pembuluh darah) atau subkutan (lewat bawah kulit).
  • Kadang-kadang juga diisap seperti rokok, atau disedot.
  • Cara lain dengan chasing, yaitu serbuk diletakkan di atas aluminium foil dan dipanaskan bagian bawahnya.
  • Uapnya dialirkan lewat sebuah lubang dari kertas rol atau pipa, dihirup lewat hidung untuk diteruskan ke paru-paru.
  • Pada kasus kelebihan dosis dapat terjadi abses paru-paru.
  • Chasing dilakukan oleh pemakai karena serbuk yang dibeli tidak murni heroin.
  • Pada penggunaan parenteral (intravena, subkutan maupun dengan melukai) akan terjadi abses, tertular beberapa penyakit seperti HIV/AIDS, hepatitis, rematik jantung, emboli, tetanus, selulitis/tromboflebitis.

Bahayanya

  • Heroin selain menyebabkan ketergantungan psikis dan fisik, juga dapat menyebabkan euforia, badan terasa sakit, mual dan muntah, miosis, mengantuk, mulut kering, berkeringat, depresi pernapasan, hipotermia, tekanan darah turun, konstipasi, kejang saluran empedu, sukar buang air kecil.
  • Kematian biasanya terjadi bila dosis yang digunakan berlebihan. Pemakai yang sudah menjadi pemadat cenderung untuk menggunakan obat dengan dosis berlebihan.
  • Hal ini disebabkan oleh terjadinya batas toleransi tubuh yang makin meninggi.
  • Di samping itu pemakai sering menggunakan obat lain seperti alkohol, kokain, dll. dan tidak tahu dosis pasti, sehingga sering terjadi kasus kelebihan dosis.
  • Heroin dengan dosis 3 mg bila diberikan secara parenteral, terutama intravena, bisa menyebabkan gangguan kompulsif.
  • Kekuatannya tiga kali morfin. Karena sifatnya lebih lipofil daripada morfin, maka heroin lebih cepat menembus saraf otak dibandingkan dengan morfin.
  • Dengan demikian kerja heroin lebih cepat daripada morfin. Heroin sendiri akan diubah menjadi morfin di dalam tubuh.
  • Obat-obat antidotum (penawar) untuk mengobati korban penyalahgunaan obat terutama morfin dan heroin sudah tersedia di tanah air, terutama di rumah rakit ketergantungan obat.
  • Namun, upaya mencegah ataupun menghindari penggunaan obat terlarang akan lebih baik daripada harus masuk rumah sakit itu dulu. LAK IYO TO

Wednesday, May 12, 2010

FERTILISASI

Fertilisasi adalah proses peleburan antara sel telur dengan spermatozoa.


Bagaimana proses terjadinya fertilisasi?
  • Ketika sel telur dilepaskan dari folikel di dalam ovarium sel telur itu bukan berupa Ovum namun masih berupa Oocyt sekunder 
  • Maka sel telur yang masih Oocyt sekunder itu akan menuju ke tuba fallopi (saluran oviduk) bergerak slowly namun pasti 
  • Gerakan peristaltik saluran telur itulah yang mendorong Oocyt sekunder mengalami proses miosis 2 menjadi Ootid dan 3 badan polar yang nantinya mati dan di Tuba falopii Otid menjadi Ovum. OK 
  • Di Tuba falopii inilah terjadinya fertilisasi / pembuahan itu karena di tuba falopii ( oviduct) inilah kondisi sel telur benar benar mature ( matang ) setelah berjalan bergerak dari ovarium - fimbrae ( infundibulum tubae) - oviduct 
  • Tidak mungkin pembuahan di daerah fimbrae / ovarium karena telur belum matang ( Immature) masih berupa Oocyt sekunder
  • Dan juga tidak mungkin di daerah uterus atau vagina karena telur sampai di daerah itu ya sudah super mature mateng banget ( maaf busuk/meleduk) 
  • Maka dalam KB sering dipakai hitungan ini untuk menentukan fertilisasi ini OK (lihat Kontrasepsi sistem kalender)
  • Spermatozoa akan bergerak dengan bantuan bagian ekornya.
  • Pergerakan tersebut dapat mencapai 12 cm per jam di sepanjang tuba fallopi (saluran oviduk).
  • Pergerakan spermatozoa dibantu juga oleh pergerakan dinding rahim dan dinding tuba falopi.
  • Mulut rahim juga mengeluarkan cairan atau lendir encer agar spermatozoa dapat berenang dengan lancar dalam rahim menuju saluran telur untuk menemui dan membuahi sel telur.
  • Kejadian ini dapat digambarkan seperti seseorang yang berenang di sungai yang searah dengan arus sungai itu, sehingga perenang akan lebih cepat tiba di tempat tujuan.
  • Di depan sudah dijelaskan bahwa prostaglandin yang terdapat di dalam semen dapat merangsang pergerakan dinding rahim
  • Untuk dapat membuahi sel telur, jumlah spermatozoa tidak boleh kurang dari 20 juta.
  • Dari jumlah tersebut hanya satu yang akan membuahi sel telur, dan yang lain akan mati dan terserap oleh tubuh.
  • Ibarat perlombaan, hanya satu yang akan menjadi pemenang, dan itulah yang akan membuahi sel telur.
  • Sesaat sebelum terjadinya fertilisasi, sperma melepaskan enzim pencerna yang bernama hialuronidase yang bertujuan untuk melubangi protein penyelubung telur.
  • Setelah dinding sel telur berlubang, maka sel sperma masuk ke dalam sel telur.
  • Bagian yang masuk adalah kepala dan bagian tengah, sedangkan ekor dari sel sperma terputus dan tertinggal.
  • Akhirnya, terjadilah pembuahan itu.

  • Dari pembuahan tersebut akan dihasilkan zigot yang bersifat diploid dan memiliki kromosom sebanyak 23 pasang atau 46 kromosom di antaranya 44 kromosom tubuh dan 2 kromosom kelamin.
  • Di dalam 46 kromosom ini terdapat semua rumus untuk membentuk seorang manusia.
Untuk mengetahui lebih jelas tentang proses fertilisasi.
Selanjutnya, zigot hasil pembuahan tersebut akan mengalami pembelahan secara mitosis. Sel akan langsung mengalami pembelahan ganda dari yang semula satu sel menjadi dua, lalu menjadi empat, delapan dan seterusnya.

  • Pembelahan sel diatas berlangsung di sepanjang saluran tuba fallopi, sambil berjalan menuju uterus.
  • Di sepanjang tuba fallopi terdapat rambut-rambut getar yang selalu bergerak melambai ke arah rahim (uterus) yang ber-fungsi untuk memudahkan pergerakan zigot menuju rahim (uterus). Selama berjalan menuju rahim, zigot aktif membelah.
  • Pada saat itu dibutuhkan makanan untuk menjamin kehidupannya.
  • Sumber makanannya adalah kuning telur, yang menyediakan makanan selama perjalanan zigot sampai dapat tertanam di dalam rahim.

  • Apabila perjalanan yang dilakukan zigot normal, dalam waktu 6 hari zigot sudah tertanam di dalam dinding rahim dalam bentuk Blastosit
  • Tetapi pada kasus yang tidak normal, dapat terjadi pergerakan zigot di sepanjang tuba falopi terlalu lambat dan bahkan zigot terhambat, akhirnya akan tertanam di dinding tuba falopi. Keadaan ini sering disebut dengan istilah hamil di luar kandungan.
  • Jika ini terjadi maka zigot tidak akan dapat tumbuh dengan normal, dan jika terjadi pertumbuhan pada zigot maka keadaan ini akan membahayakan ibunya karena janin tersebut akan dapat memecahkan saluran tuba falopi.
  • Semakin cepat kelainan ini diketahui semakin baik hasil penanggulangannya.
Tahap-tahap pembelahan zigot dimulai dari morula, kemudian berkembang menjadi blastula, selanjutnya blastula ini akan bergerak ke bagian rahim (uterus) dan sesampainya di rahim zigot yang aktif membelah akan mengebor lapisan lendir rahim dengan menggunakan enzim yang dapat melebur sel-sel pada lapisan tesebut. Proses pengeboran ini dapat terjadi
selama 4 - 5 hari, kemudian blastula akan tertanam pada dinding rahim.



IMPLANTASI

  • Peristiwa ini disebut implantasi, yang terjadi setelah 1 minggu terjadinya fertilisasi.
  • Pada saat ini, korpus iuteum menghasilkan hormon progesteron, yang berfungsi untuk merangsang pertumbuhan rahim.
  • Setelah terjadi perlekatan zigot di dalam dinding rahim, hormon estrogen dan progesteron mengatur agar menstruasi tidak terjadi.
  • Blastula meneruskan pembelahan secara terus-menerus yang menghasilkan gastrula, kemudian menjadi embrio dan akhirnya embrio akan berkembang menjadi janin di dalam rahim.
  • Proses perkembangan embrio terlihat fase yang terjadi meliputi fase morula, blastula,gastrula, dan embrio.
  • Pada proses awal pembentukan zigot sampai tertanamnya di dalam rahim merupakan masa kritis, artinya kesalahan kecil sekalipun dapat berakibat fatal.
  • Semua sistem terkait harus berjalan dengan tepat demi kelangsungan hidup sel-sel janin tersebut.
  • Setelah menemukan tempat tinggal yang aman dalam dinding rahim, janin tersebut Selanjutnya akan dihidupi oleh cairan khusus yang dihasilkan dinding rahim.
  • Dari penjelasan ini Anda akan memahami proses terjadinya kehamilan.
Sekedar pembanding bahwa kita manusia itu lebih sempurna dalam pembuatannya ...maka berbahagialah



JIKA ANDA INGIN BERBAGI SHARE YANG LAIN KLIK INI SAJA

Support web ini

BEST ARTIKEL