Friday, December 10, 2010

KATA SULIT

Simbiosis mutualisme

A
  • Adaptasi : Proses penyesuaian diri pada makhluk hidup dengan lingkungan atau dengan cara hidupnya sehingga dapat terus mempertahankan kehadirannya.Aerob : sifat makhluk hidup yang untuk hidupnya membutuhkan oksigen.
  • Aglutinin : Antibodi dalam plasma darah yang dapat menyebabkan penggumpalan sel-sel darah merah yang tipe aglutinogennya berlawanan.
  • Aglutinogen : Antigen sel darah merah yang terdiri atas dua tipe glikoprotein yang dikenal dengan tipe A dan B; dipakai sebagai dasar untuk penggolongan darah pada manusia.
  • Akinet : Sel berdinding tebal yang terdapat pada ganggang biru bersel tunggal.
  • Albumin : Protein serum darah yang berperan memelihara tekanan osmosis darah.
  • Ametabola : Kelompok serangga yang tidak mengalami metamorphosis.
  • Aerob : sifat makhluk hidup yang untuk hidupnya membutuhkan oksigen.
  • Aglutinin : Antibodi dalam plasma darah yang dapat menyebabkan penggumpalan sel-sel darah merah yang tipe aglutinogennya berlawanan.
  • Aglutinogen : Antigen sel darah merah yang terdiri atas dua tipe glikoprotein yang dikenal dengan tipe A dan B; dipakai sebagai dasar untuk penggolongan darah pada manusia.
  • Akinet : Sel berdinding tebal yang terdapat pada ganggang biru bersel tunggal.
  • Albumin : Protein serum darah yang berperan memelihara tekanan osmosis darah.
  • Ametabola : Kelompok serangga yang tidak mengalami metamorphosis.
  • Amonifikasi : Proses pembentukan ammonium yang berasal dari bahan organic karena aktivitas mikroorganisme.
  • Ampula : Bagian ujung dari kaki tabung Achinodermata.
  • Anatomi : Ilmu yang mempelajari struktur sel dan jaringan dalam tubuh makhluk hidup.
  • Anteridium : Alat reproduksi jantan pada jamur Ascomycotyna.
  • Apogami : Perkembangan embrio atau sporofit langsung dari gametofit.
  • Apomiksis : Perkembangbiakan tanpa pembuahan yang meliputi apogamic, apospori, parthenogenesis.
  • Aporogami : Pembuahan yang tabung serbuk sarinya tidak melalui mikrofil.
  • Apotesium : Tubuh buah atau askokarp yang berbentuk piringan terbuka atau seperti cangkir pada jamur Ascomycetes tertentu.
  • Archaebakteria : Kelompok bakteri pengahsil gas metan dari sumber karbon yang sederhana.
  • Arkegonium :Alat reproduksi betina pada Jamur Ascomycotina.
B
  • Bakteri : Jasad-jasad renik bersel tunggal, termasuk golongan prokariotik.
  • Balantidiosis : Gangguan pada perut berupa diare yang disebabkan oleh Balantidium Coli.
  • Basidiokarp : Tubuh buah jamur Basidiomycetes yang mengandung basidium (basidiocarp).
  • Basidium : Sel pengahasil spora yang merupakan ciri khas kelas Basidiomycetes, basidium mempunyai jumlah spora yang pasti (misalnya empat) yang disebut Basidiospora.
  • Biologi : Ilmu yang mempelajari seluk beluk makhluk hidup, hewan, tumbuhan, dan jasad renik, masing-masing dikenal sebagai zoology, botani, dan mikrobiologi.
  • Bioma : Ekosistem darat dalam skala luas yang memiliki tipe struktur vegetasi dominan.
  • Biomassa : Berat kering dari bahan organic yang tersimpam atau berat kering tubuh organic.
  • Bivalvia : Istilah lain untuk Pelecypoda yang berarti dua buah cangkang pipih yang setangkup.
C

  • Cendawan : Istilah umum bagi jenis-jenis Agaricales, yaitu jamur-jamur yang bertubuh lunak, berdaging, dan berbentuk payung terbuka. Beberapa jenis cendawan ada yang bias dimakan (jamur merang) dan ada yang beracun (mushroom, toadstool).
  • Cephaloda : Kelas moluska yang meliputi ikan gurita dan cumi-cumi, kepalanya berkembang sangat sempurna dengan mahkota terdiri atas tentakel-tentakel yang selalu bergerak.
D
  • Dikariotik : Keadaan hifa yang sel-selnya mengandung dua inti sebagai akibat terjadinya plasmogami, tetapi sebelum berlangsungnya kariogami.
  • Diplokokus : Sepasang kokus yang berdempetan.
  • Dorsal : Bagian atas/belakang atau permukaan atas.
E
  • Ekologi : Cabang ilmu pengetahuan tentang hubungan timbal balik anatara makhluk hidup dan lingkungannya; Termasuk didalamnya perkembangan komunitas, interaksi antarjenis dan antarmakhluk, penyebaran geografis, dan perubahan susunan peralihan populasi.
  • Eksospora : Spora aseksual yang terbentuk karena pemisahan bagian ujung sel induk; Proses pemisahan tersebut disebut abstriksi; Dijumpai pada Phycomycetes.
  • Endospora : Lapisan tipis dinding spora yang terletak paling dalam dan umumnya terbentuk paling akhir dalam sporogenesis.
  • Epiteka : Cangkang diatomyang terletak di bagian atas/luar, yang menutup cangkang bawah (dalam).
  • Evolusi : Proses perubahan pada makhluk secara bertahap oleh pengaruh alami sehingga terbentuk organ/bentuk baru yang berbeda dari bentuk semula atau menghasilkan makhluk hidup jenis baru.
F
  • Flagela : Alat perenang berbentuk pecut yang terdapat pada jasad renik dan spora kembara.
  • Fotoautotrof : Sifat makhluk hidup yang menggunakan cahaya sebagai sumber energy dan CO2 sebagai sumber karbon untuk membentuk cadangan makanan.
  • Fungi Imperfecti : Kelompok jamur yang mempunyai bentuk-bentuk berbeda-beda dan yang hidupnya belum diketahui tahap seksualnya; Umumnya dari jenis-jenis Ascomycetes dan kadang-kadang Basidiomycetes.
G
  • Gametangium : Organ tubuh jamur yang didalamnya terbentuk gamet; bila gamet yang dibentuk, seluruh isi gametangium itu berfungsi sebagai gamet.
  • Ganggang : Kelompok tumbuhan sederhana yang bisa berfotosintesis; organ-organ reproduksinya terdiri atas satu sel, tetapi kadang-kadang juga terdiri atas banyak sel dan berbentuk filament; umumnya merupakan tumbuhan air, termasuk gulma laut (sea weeds).
  • Gastrodermis : Sel –sel yang melapisi gastrosol pada Coelenterata.
  • Gastrosol :Rongga tubuh Coelenterata yang berfungsi untuk pencernaan.
  • Gemma cup : Struktur berupa mangkuk kecil yang mengandung kumpulan lumut kecil pada lumut hati, berfungsi untuk reproduksi aseksual.
  • Gemmule : Tunas internal yang dihasilkan menjelang musim dingin di dalam tubuh Porifera yang hidup di air tawar.
H
  • Habitat : Tempat hidup suatu makhluk hidup.
  • Hemolimfa : Sebutan untuk darah pada Atrhropoda.
  • Hermafrodit : Hewan dengan organ kelamin jantan (testis) dan organ kelamin betina (ovarium) terdapat pada satu makhluk hidup.
  • Heterokista : Sel berdinding tebal pada beberapa jenis Cyanobacteria berbentuk filament dan berfungsi sebagai temapt pengikatan nitrogen.
  • Heterospora :Tumbuhan yang menghasilkan dua jenis spora yang ukurannya tidak sama.
  • Heterotrof : Organisme yang memperoleh makanannya berupa senyawa organic dari organisme lain.
  • Hipoteka : Dinding sel bagian bawah (bagian kotak) pada diatom.
  • Hifa : Sel memanjang berbentuk benang pada jamur.
  • Hirudin : Zat anti pembekuan darah yang disekresikan oleh lintah dan pacet.
  • Homospora/Isospora : Tumbuhan yang menghasilkan satu jenis spora berukuran sama.
  • Houstoria : Hifa pada jamur yang dapat menembus sel inang.
I
  • Imunisasi : Upaya untuk memperoleh kekebalan terhadap penyakit yang disebabkan oleh virus dan bakteri.
  • Introduksi Spesies :Suatu upaya mendatangkan spesies asing ke suatu wilayah yang telah memiliki spesies local.
J
  • Jaringan : Kumpulan sel-sel yang serupa dan memiliki fungsi yang khusus.
  • Jaring-jaring makanan : Hubungan makan dan dimakan dalam suatu ekosistem yang sangat kompleks, saling berkaitan dan bercabang.
K
  • Kapsid : Selubung protein pada virus.
  • Kapsomer : Molekul protein yang menyusun kapsid.
  • Kapsul : Lapisan diluar dinding sel.
  • Kascing : Sisa pencernaan cacing tanah yang tampak seperti gundukan padapermukaan tanah.
  • Kelisera : Alat sengat pada Arachnoidea, misalnya laba-laba.
  • Kemoautotrof : Organisme yang menggunakan energy kimia untuk mensintetis makanannya.
  • Kista : Bentuk tidak aktif Ptrotozoa tertentu untuk mempertahankan diri dari kondisi yang tidak menguntungkan, seperti kekeringan.
  • Klasifikasi : Pengelompokan makhluk hidup berdasarkan persamaan dan perbedaan diri.
  • Kloroplas : Organel yang mengandung pigmen klorofil untuk fotosintesis.
  • Klorosom : Struktur yang mengandung pigmen klorofil untuk proses fotosintesis yang berada tepat dibawah membran plasma pada bakteri.
  • Knidosit : Sel penyengat yang terdapat pada tentakel Coelenterata.
  • Koanosit : Sel yang melapisi spongosol pada Porifera.
  • Komensalisme : Kehidupan bersama dua spesies, satu spesies diuntungkan sedangkan spesies lain tidak diuntungkan, juga tidak dirugikan.
  • Kompetisi interspesifik : Kompetisi antar populasi pada suatu wilayah yang memiliki kebutuhan hidup yang sama.
  • Kompetisi intraspesifik : Interaksi kompetisi antar individu dalam populasi.
  • Komunitas : Populasi-populasi dari berbagai jenis organism yang berinteraksi pada suatu tempat tertentu.
  • Konidiofor : Hifa generative pendukung konidia.
  • Konidiospora : Spora aseksual yang dihasilkan di ujung konidiofor pada Ascomycota, Basidiomycota, dan Deuteromycota.
  • Konjugasi bakteri : Perpindahan materi genetic melalui kontak langsung berupa jembatan antara dua sel bakteri.
  • Konsumen : Organisme yang tidak mampu menyusun senyawa organic atau membuat makanannya sendiri.
  • Kormus : Tumbuhan yang memiliki akar, batang, dan daun sejati.
  • Kunci dikotom : Kunci identifikasi yang beraturan berdasarkan dua alternative (biner).
L
  • Laminarin : Cadangan makanan pada ganggang cokelat.
  • Lentera Aristoteles : Alat pemakan yang khas pada Echinoidea bertubuh bulat, berupa suatu “tembolok” kompleks yang berfungsi untuk menggiling makanan.
  • Leukonoid : Tipe saluran air yang paling rumit dari Porifera.
  • Lichen : Jamur dan ganggang hijau biru atau ganggang hijau yang hidup bersama saling menguntungkan.
  • Lisogenik : Siklus reproduksi virus dengan sel inang yang tidak segera pecah tetapi mengalami masa laten.
  • Litik : Siklus reproduksi virus yang menyebabkan sel inang pecah dengan cepat.
M
  • Mandreporit : Lempengan berpori pada cakram pusat di bagian dorsal tubuh Asteroidea.
  • Makrofil : Daun-daun pada tumbuhan paku yang berukuran relative besar.
  • Medusa : Bentuk seperti paying dari Coelenterata yang dapat berenang.
  • Megaspora : Spora berukuran besar (spora betina).
  • Megasporangium : Sporangium (kotak spora) yang menghasilkan makrospora.
  • Megasporofil : Sporofil yang mengandung megasporangium.
  • Merozoit : Bentuk plasmodium yang menyerang sel darah merah manusia.
  • Mesoderm : Lapisan sel diantara ectoderm dan endoderm.
  • Mesoglea : Lapisan bukan sel, yaitu berupa gelatin yang terdapat diantara ectoderm dan mesoderm.
  • Metagenesis : Pergiliran keturunan antara generasi sporofit dan generasi gametofit.
  • Metamorfosis : Perubahan ukuran dan bentuk tubuh Insecta saat berkembang dari muda menjadi dewasa.
  • Mikoriza : Jamur dan akar tumbuhan tingkat tinggi yang hidup bersama dan saling menguntungkan.
  • Mikrofil : Daun-daun pada tumbuhan paku yang berukuran kecil dan menyerupai sisik.
  • Mikrospora : Spora berukuran kecil (spora jantan).
  • Mikrosporangium : Sporangium yang menghasilkan mikrospora.
  • Miselium : Jalinan hifa.
  • Miradisium : Larva Fasciola hepatica yang menetas dari telur mencari siput Lymnea.
  • Mutualisme : Kehidupan bersama dua spesies dan saling menguntungkan.

N
  • Nefridia : saluran ekskresi dari Annelida.
  • Nefrostom : Corong bersilia dalam saluran ekskresi Annelida.
  • Nefrotor : Pori pada permukaan tubuh, muara nefridium tempat keluarnya kotoran.
  • Nematokis : Kapsul penyengat pada sel knidosit di tentakel Colenterata.
  • Niche (relung) : Kekhasan fungsi suatu individu atau status jabatan mahkluk hidup di lingk
  • Nukleoid : darah inti pada sitoplasma organism prokariot.
  • Nukleokapsid : Gabungan antara asam nukleat dan selubung protein pada virus.
O
  • Ookinet : Zigot yang telah menetas pada plasmodium yang bergerak ke usus .
  • Oogonium : Alat perkembangbiakan yang menghasilkan gamet betina.
  • Opistosoma : Bagian abdomen pada laba-laba.
  • Oskulum : Lubang keluar pada tubuh porifera : Osyium - Spongocoel - Osculum
  • Ostium : Pori-pori kecil pada tubuh porifera tempat masuknya air dan zat makanan dr laut
  • Ovum : Sel kelamin betina sering disebut sel telur
P
  • Palpus : Sensor yang terdapat pada daerah kepala Polychaeta.
  • Paramilon : Cadangan makanan yang menyerupai zat tepung pada Euglenoid.
  • Parapodia : Alat gerak yang terdapat pada segmen tubuh Polychaeta sering disebut seta
  • Parasit : Organisme yang hidup menumpang pada organism lain dan mengambil makanan dari orgnisme yang ditumpangi (inang). Parasit harus dakam satu tubuh inang
  • Parasitisme : Kehidupan bersama dua spesies, satu spesies diuntungkan, sementara spesies lain dirugikan.
  • Parazoa : Metazoa yang tidak memiliki jaringan , juga disebut protozoa
  • Partenogenesis : Perkembangan individu tanpa melalui fertilisasi.
  • Pediselaria : Modifikasi bentuk duri seperti catut pada Asteroida.
  • Pelikel : Protein yang membungkus Euglenoid sehingga sel bersifat lentur.
  • Pembelahan biner : cara reproduksi aseksual dengan pembelahan satu sel menjadi dua. pembelahan ini juga disebut pembelahan amitosis atau membelah diri
  • Pembuahan (fertilisasi) : Terjadinya persatuan atau perkawinan sel kelamin jantan (spermatozoid) dengan sel kelamin betina (sel telur) di Vertebrata vertemu di tuba falopii
  • Penyerbukan : Menempelnya serbuk sari pada kepala putik , mengawali pembuahan
  • Peptidoglikan : Gabungan protein dan polisakarida yang menyusun dinding sel Eubacteria.
  • Peristomium : Segmen pertama pada Polychaeta yang mengelilingi mulut.
  • Pilus : Rambut halus yang menonjol dari dinding sel bakteri yang berfungsi sebagai penghubung saat bakteri melakukan konjugasi dan sebagai pelekat antar-sel bakteri.
  • Pinakosit : Sel-sel pada lapisan luar tubuh Porifera.
  • Pinula : Cabang-cabang kecil dari lengan Crinoidea.
  • Piramida biomassa : Tingkatan trofik yang menunjukkan berat kering dari seluruh organisme di tingkat trofik tersebut pada suatu waktu.
  • Piramida ekologi : Struktur trofik suatu ekosistem.
  • Piramida energy : Tingkatan trofik yang menunjukkan energy dari seluruh organism di tingkat trofik tertentu pada suatu waktu.
  • Piramida jumlah : Jumlah individu pada setiap tingkat trofik.
  • Pirenoid : Struktur pada kloroplas ganggang yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan cadangan makanan.
  • Planula : Larva yang setelah menetas dari telur yang telah dibuahi pada Coelenterata.
  • Plasmid : DNA ekstra kromosom pada sel bakteri yang sirkuler membentuk lingkaran yang dapat menggabungkan atau memisahkan diri dengan kromosom.
  • Plasma nutfah : Sifat pada hewan dan tumbuhan yang asli /original type / wild type yang bisa digunakan untuk pembuatan bibit bibit unggul yang diwariskan.
  • Polutan : Makhluk hidup, zat, energy, atau komponen penyebab pencemaran.
  • Populasi : Kumpulan individu dari organisme sejenis yang hidup dan berkembang biak pada suatu tempat tertentu.
  • Polip : Bentuk Coelenterata yang seperti vas bunga dan tidak dapat berpindah tempat.
  • Predator : Organisme yang memakan organisme lain.
  • Produktivitas ekosistem : Pemasukan dan penyimpanan energy dalam suatu ekosistem.
  • Produktivitas primer : Kecepatan mengubah energy cahaya matahari menjadi energy kimia dalam bentuk bahan organic, yang dilakukan oleh orgaisme autotrof.
  • Produktivitas sekunder : Kecepatan energy kimia mengubah bahan organic menjadi simpanan energy kimia baru, oleh organism heterotrof.
  • Produsen : Organisme yang menyusun senyawa organik atau membuat makanan sendiri dengan bantuan cahaya matahari.
  • Proglotid : Bagian tubuh cacing pita yang masing-masing mengandung system organ termasuk organ reproduksi bersifat hermafrodit , berada di belakang scolex pada C pita
  • Prokariot : Organisme hidup yang tidak memiliki membrane inti. pada Eubakteri , Archaebacteri serta Cyanobacteri (Ganggang biru)
  • Prostomium : DaErah kepala pada Polychaeta.
  • Protalus (protalium) : Gametofit berbentuk hati pada tumbuhan paku.
  • Protonefridia : Saluran ekskresi pada Turbellaria.
  • Protonema : Rangkaian sel berbentuk benang hasil dari perkecambahan spora pada lumut.yang nanti akan menjadi tumbuhan lumut
  • Pseudoselomata : Rongga tubuh semu pada kelompok hewan Nemathelminthes
  • Pseudohifa : Hifa semu pada reproduksi aseksual Ascomycota.
R
  • Radula : Lidah bergerigi yang melengkung ke belakang, terdapat pada Mollusca.bekicot
  • Rantai makanan : Jalur makanan dan dimakan dari organisme pada suatu tingkat trofik ke tingkat trofik berikutnya membentuk urutan dan arah tertentu.
  • Regenerasi : Kemampuan menumbuhkan bagian tubuh yang lepas atau terpisah menjadi individu baru yang lengkap.
  • Redia : Larva Trematoda dalam tubuh siput yang merupakan pertumbuhan lanjutan dari sporokis.
  • Red tide : Air laut di pinggiran pantai yang berwarna merah kecoklatan akibat melimpahnya ganggang api pada musim tertentu (kelompok Dino Flagelata)
  • Ribosom : Organel yang terdapat pada sitoplasma dan berfungsi dalam sintesis protein.
  • Rizoid : Filamen seperti akar pada tumbuhan lumut (Bryophyta)
  • Rhizom : Batang yang tumbuh menjalar di bawah tanah pada Jahe2an , rumput alang alang
  • Rostelum : Alat pengait pada Cestoda ( cacing Pita Babi (Taenia solium)
S
  • Saprofit : Organisme yang memperoleh makanan dari sisa-sisa organism atau produk organism lain.
  • Senositik : Sel atau hifa yang banyak mengandung inti.
  • Sel api : Sel dari system ekskresi pada Turbellaria.
  • Selom : Rongga tubuh pada metazoa.
  • Selomata : Hewan ayng memiliki rongga tubuh.
  • Septa : Sekat antar-hifa.
  • Serkaria : Larva basilia Trematoda yang keluar dari tubuh siput dan merupakan pertumbuhan lanjutan dari redia.
  • Sesil : Keadaan tidak berpindah tempat.
  • Seta : Rambut kaku pada parapodia Polychaeta atau permukaan tubuh Oligochaeta.
  • Sikonoid : Hidup bersama antara dua jenis organisme yang berbeda.
  • Silia : Rambut getar yang berfungsi sebagai alat gerak.
  • Simbiosis : Hidup bersama antara dua jenis organisme yang berbeda.
  • Sistem ambulakral : Sistem saluran air dalam rongga tubuh Echinodermata, yang berfungsi untuk mengatur pergerakan kaki ambulakral.
  • Sistem rangka hidrostatik : Bentuk tubuh (misalnya pada lintah) yang dipertahankan oleh tekanan dari cairan di dalam tubuhnya.
  • Sistem saraf tangga tali : Sistem saraf yang terdiri dari sepasang simpul saraf (ganglia) dan dua tali saraf yang memanjang dan bercabang-cabang melintang seperti tangga tali.
  • Sitostoma : Mulut sel pada Paramaecium.
  • Skoleks : Bagian kepala dari Cestoda.
  • Soliter : Hidup sendiri.
  • Sporus : Kumpulan sporangium yang terdapat pada sporofil.
  • Spermatozoid : Sel kelamin jantan.
  • Spesies pionir : Organisme pertama yang mengkoloni daerah suksesi.
  • Spigot : Lubang pengeluaran kelenjar benang halus atau kelenjar benang abdomen pada Arachnoidea.
  • Spikula : Alat berbentuk kait pada cacing jantan yang berfungsi untuk membuka pori kelamin cacing betina dan memindahkan sperma sat kawin.
  • Spirakel : Lubang respirasi pada Arthropoda.
  • Spongosol : Rongga tubuh pada Porifera.
  • Sporangiofor : Hifa yang tumbuh menjulang yang berfungsi mendukung sporangium.
  • Sporangiospora : Spora aseksual yang dihasilkan dalam sporangium.
  • Sporangium : Kotak spora yang menghasilkan spora.
  • Sporofil : Daun tumbuhan paku yang menghasilkan spora.
  • Sporofit : Generasi tumbuhan yang menghasilkan spora.
  • Sporongonium : Sporofit yang memiliki sporangium.
  • Sporozoit : Bentuk Plasmodium yang masuk ke dalam tubuh manusia melalui gigitan nyamuk Anopheles betina.
  • Stolon : Hifa yang tumbuh mendatar di atas substrat.
  • Sterigma : Tonjolan pada ujung basidium.
  • Stratosfer : Lapisan atmosfer yang memiliki lapisan ozon.
  • Strobilasi : Pelepasan Proglotid dari tubuh inang utama.
  • Strobilus : Kumpulan sprorofil yang membentuk struktur kerucut pada ujung tunas fertile tumbuhan paku, dan juga istilah untuk bagian leher pada Cestoda.
  • Struktur trofik : Peristiwa makan dan dimakan antar-organisme dalam suatu ekosistem, yang terdiri dari tingkat-tingkat trofik.
  • Suksesi : Perubahan secara bertahap pada struktur komunitas.
T
  • Takson : Tingkatan dalam suatu system klasifikasi.
  • Taksonomi : Cabang biologi yang mempelajariklasifikasi makhluk hidup.
  • Tentakel : Lengan yang berfungsi untuk menangkap mangsa yang terdapat di sekitar mulut Coelenterata.
  • Thallophyta : Tumbuhan yang belum dapat dibedakan antara bagian akar, batang dan daun.
  • Tingkat trofik : Kumpulan berbagai organism dengan sumber makanan tertentu.
  • Transpirasi : Penguapan air yang terjadi pada tumbuhan.
  • Tropofil : Daun tumbuhan paku yang tidak menghasilkan spora.
  • Transduksi : Pemindahan materi genetiksatu sel bakteri ke bakteri lainnya dengan perantar organism lain,yaitu bakteriofage (virus bakteri).
  • Transformasi : Masuknya DNA telanjang ke dalam sel dan mengubah sifat sel.
  • Trikogin : Saluran penghubung antara anteridium dan askogonium.
  • Trikokis : Alat pada Ciliata yang berfungsi untuk pertahanan diri dari musuh.
  • Triplobastik : Hewan yang memiliki tiga lapisan lembaga yaitu ectoderm, endoderm dan mesoderm.
  • Tundra alpin : Tundra yang berada di puncak gunung.
  • Tundra arktik : Tundra yang berada di daerah kutub.
V
  • Vaksin : Suatu zat yang mengandung mikroorganisme yang dilemahkan dengan tujuan merangsang pembentukan zat kekebalan di dalam tubuh penerima vaksin.
  • Vakuola kontraktif : Vakuola yang berfungsi untuk mengeluarkan cairan.
  • Vakuola makanan : Vakuola yang berfungsi untuk mencerna makanan.
  • Varietas : Keanekaragaman gen dalam satu jenis makhluk hidupyang menimbulkan variasi.
X
  • Xilem : Jaringan pembuluh yang mengangkut air dan mineral dari akar ke seluruh tubuh tumbuhan.
Z
  • Zigospora : Spora seksual pada Zygomycota dan juga digunakan sebagi istilah untuk spora yang dibentuk oleh zigot pada ganggang.
  • Zoospora : Spora berflagel (spora kembara) yang dapat bergerak.

Thursday, December 9, 2010

HEPATITIS C


  • Penyakit Hepatitis C adalah penyakit hati yang disebabkan oleh virus Hepatitis C (HCV= Hepatitis C virus).
  • Virus Hepatitis C masuk ke sel hati, menggunakan mesin genetik dalam sel untuk menduplikasi virus Hepatitis C, kemudian menginfeksi banyak sel lainnya.
  • 15% dari kasus infeksi Hepatitis C adalah akut, artinya secara otomatis tubuh membersihkannya dan tidak ada konsekwensinya.
  • Sayangnya 85% dari kasus, infeksi Hepatitis C menjadi kronis dan secara perlahan merusak hati bertahun-tahun.
  • Dalam waktu tersebut, hati bisa rusak menjadi sirosis (pengerasan hati), stadium akhir penyakit hati dan kanker hati.

Penyebab Hepatitis C


  • Virus Hepatitis C
  • Hepatitis berarti pembengkakan pada hati.Banyak macam dari virus Hepatitis C.
  • Dalam banyak kasus, virus yang masuk ke dalam tubuh, mulai hidup di dalam sel hati,
  • Mengganggu aktivitas normal dari sel tersebut, lalu menggunakan mesin genetik dalam sel untuk menduplikasi virus Hepatitis C kemudian menginfeksi sel lain yang sehat.
  • Jika anda penderita Hepatitis C, sangat penting untuk mengkonsumsi makanan sehat dan menghindari alkohol. A
  • lkohol akan memperparah kerusakan hati anda, baik anda dalam pengobatan ataupun tidak.
  • Salah satu gejala umum dari Hepatitis C adalah kelelahan kronis.
  • Kelelahan juga bisa sebagai efek samping pengobatan Hepatitis C.
  • Rasa lelah akibat Hepatitis C dapat diatasi dengan istirahat cukup dan menjalankan olah raga yang rutin.
  • Virus Hepatitis C sangat pandai merubah dirinya dengan cepat.
  • Sekarang ini ada sekurang-kurangnya enam tipe utama dari virus Hepatitis C (yang sering disebut genotipe) dan lebih dari 50 subtipenya.
  • Hal ini merupakan alasan mengapa tubuh tidak dapat melawan virus dengan efektif dan penelitian belum dapat membuat vaksin melawan virus Hepatitis C.
  • Genotipe tidak menentukan seberapa parah dan seberapa cepat perkembangan penyakit Hepatitis C, akan tetapi genotipe tertentu mungkin tidak merespon sebaik yang lain dalam pengobatan.

Gejala Hepatitis C
  • Sering kali orang yang menderita Hepatitis C tidak menunjukkan gejala, walaupun infeksi telah terjadi bertahun-tahun lamanya.
  • Jika gejala-gejala di bawah ini ada yang mungkin samar :
  1. Lelah
  2. Hilang selera makan
  3. Sakit perut
  4. Urin menjadi gelap
  5. Kulit atau mata menjadi kuning (disebut "jaundice") jarang terjadi
  • Dalam beberapa kasus,Hepatitis C dapat menyebabkan peningkatan enzim tertentu pada hati, yang dapat dideteksi pada tes darah rutin.
  • Walaupun demikian, beberapa penderita Hepatitis C kronis mengalami kadar enzim hati fluktuasi ataupun normal.
  • Meskipun demikian, sangat perlu untuk melakukan tes jika anda pikir anda memiliki resiko terjangkit Hepatitis C atau jika anda pernah berhubungan dengan orang atau benda yang terkontaminasi.
  • Satu-satunya jalan untuk mengidentifikasi penyakit ini adalah dengan tes darah.

Penularan Hepatitis C

  • Penularan Hepatitis C biasanya melalui kontak langsung dengan darah atau produknya dan jarum atau alat tajam lainnya yang terkontaminasi.
  • Dalam kegiatan sehari-hari banyak resiko terinfeksi Hepatitis C seperti berdarah karena terpotong atau mimisan, atau darah menstruasi.
  • Perlengkapan pribadi yang terkena kontak oleh penderita dapat menularkan virus Hepatitis C (seperti sikat gigi, alat cukur atau alat manicure).
  • Resiko terinfeksi Hepatitis C melalui hubungan seksual lebih tinggi pada orang yang mempunyai lebih dari satu pasangan.
  • Penularan Hepatitis C jarang terjadi dari ibu yang terinfeksi Hepatitis C ke bayi yang baru lahir atau anggota keluarga lainnya.
  • Walaupun demikian, jika sang ibu juga penderita HIV positif, resiko menularkan Hepatitis C sangat lebih memungkinkan.
  • Menyusui tidak menularkan Hepatitis C.
  • Jika anda penderita Hepatitis C, anda tidak dapat menularkan Hepatitis C ke orang lain melalui pelukan, jabat tangan, bersin, batuk, berbagi alat makan dan minum, kontak biasa, atau kontak lainnya yang tidak terpapar oleh darah.
  • Seorang yang terinfeksi Hepatitis C dapat menularkan ke orang lain 2 minggu setelah terinfeksi pada dirinya.



HEPATITIS A


  • Penyakit Hepatitis A disebabkan oleh virus yang disebarkan oleh kotoran/tinja penderita biasanya melalui makanan (fecal - oral), bukan melalui aktivitas sexual atau melalui darah.
  • Hepatitis A paling ringan dibanding hepatitis jenis lain(B dan C).
  • Sementara hepatitis B dan C disebarkan melalui media darah dan aktivitas sexual dan lebih berbahaya dibanding Hepatitis A.

Masa inkubasi

  • Waktu terekspos sampai kena penyakit kira-kira 2 sampai 6 minggu. anda akan mengalami gejala gejala seperti demam, lemah, letih, dan lesu, pada beberapa kasus, seringkali terjadi muntah muntah yang terus menerus sehingga menyebabkan seluruh badan terasa lemas.
  • Demam yang terjadi adalah demam yang terus menerus, tidak seperti demam yang lainnya yaitu pada demam berdarah, tbc, thypus, dll.

Gejala

  • Bagi anak kecil; Demam tiba-tiba,
  • Hilang nafsu makan
  • Mual
  • Muntah
  • Penyakit kuning (kulit dan mata menjadi kuning),
  • Air kencing berwarna tua, tinja pucat.
Hepatitis A dapat dibagi menjadi 3 stadium:
  1. Pendahuluan (prodromal) dengan gejala letih, lesu, demam, kehilangan selera makan dan mual;
  2. Stadium dengan gejala kuning (stadium ikterik)
  3. Stadium kesembuhan (konvalesensi).
  • Gejala kuning tidak selalu ditemukan. Untuk memastikan diagnosis dilakukan pemeriksaan enzim hati, SGPT, SGOT.
  • Karena pada hepatitis A juga bisa terjadi radang saluran empedu, maka pemeriksaan gama-GT dan alkali fosfatase dapat dilakukan di samping kadar bilirubin.

Masa pengasingan yang disarankan

  1. Selama 2 minggu setelah gejala pertama atau 1 minggu setelah penyakit kuning muncul. jangan terlalu banyak aktivitas.

Pencegahan

  • Menjaga kebersihan perorangan seperti mencuci tangan dengan teliti; orang yang dekat dengan penderita mungkin memerlukan terapi imunoglobulin.
  • Imunisasi hepatitis A bisa dilakukan dalam bentuk sendiri (Havrix) atau bentuk kombinasi dengan vaksin hepatitis B (Twinrix). Imunisasi hepatitis A dilakukan dua kali, yaitu vaksinasi dasar dan booster yang dilakukan 6-12 bulan kemudian, sementara imunisasi hepatitis B dilakukan tiga kali, yaitu dasar, satu bulan dan 6 bulan kemudian.
  • Imunisasi hepatitis A dianjurkan bagi orang yang potensial terinfeksi seperti penghuni asrama dan mereka yang sering jajan di luar.

Hepatitis B



  • Hepatitis B adalah suatu penyakit hati yang disebabkan oleh "Virus Hepatitis B" (VHB), suatu anggota famili Hepadnavirus yang dapat menyebabkan peradangan hati akut atau menahun yang pada sebagian kecil kasus dapat berlanjut menjadi sirosi hati atau kanker hati. Mula-mula dikenal sebagai "serum hepatitis" dan telah menjadi epidemi pada sebagian Asia dan Afrika. Hepatitis B telah menjadi endemik di Tiongkok dan berbagai negara Asia.

Klasifikasi virus

  • Grup: Grup VII (dsDNA-RT)
  • Famili: Hepadnaviridae
  • Genus: Orthohepadnavirus
  • Spesies: Virus Hepatitis B
  • Penyebab Hepatitis ternyata tak semata-mata virus.
  • Keracunan obat, dan paparan berbagai macam zat kimia seperti karbon tetraklorida, chlorpromazine, chloroform, arsen, fosfor, dan zat-zat lain yang digunakan sebagai obat dalam industri modern, bisa juga menyebabkan Hepatitis.
  • Zat-zat kimia ini mungkin saja tertelan, terhirup atau diserap melalui kulit[5] penderita. Menetralkan suatu racun yang beredar di dalam darah adalah pekerjaan hati. Jika banyak sekali zat kimia beracun yang masuk ke dalam tubuh, hati bisa saja rusak sehingga tidak dapat lagi menetralkan racun-racun lain.

Diagnosis

  • Dibandingkan virus AIDS (HIV), virus Hepatitis B (HBV) seratus kali lebih ganas (infectious), dan sepuluh kali lebih banyak (sering) menularkan. Kebanyakan gejala Hepatitis B tidak nyata.
  • Hepatitis B kronis merupakan penyakit nekroinflamasi kronis hati yang disebabkan oleh infeksi virus Hepatitis B persisten. Hepatitis B kronis ditandai dengan HBsAg positif (> 6 bulan) di dalam serum, tingginya kadar HBV DNA dan berlangsungnya proses nekroinflamasi kronis hati. Carrier HBsAg inaktif diartikan sebagai infeksi HBV persisten hati tanpa nekroinflamasi. Sedangkan Hepatitis B kronis eksaserbasi adalah keadaan klinis yang ditandai dengan peningkatan intermiten ALT>10 kali batas atas nilai normal (BANN). Diagnosis infeksi Hepatitis B kronis didasarkan pada pemeriksaan serologi, petanda virologi, biokimiawi dan histologi. Secara serologi, pemeriksaan yang dianjurkan untuk diagnosis dan evaluasi infeksi Hepatitis B kronis adalah : HBsAg, HBeAg, anti HBe dan HBV DNA (4,5). Pemeriksaan virologi, dilakukan untuk mengukur jumlah HBV DNA serum sangat penting karena dapat menggambarkan tingkat replikasi virus. Pemeriksaan biokimiawi yang penting untuk menentukan keputusan terapi adalah kadar ALT. Peningkatan kadar ALT menggambarkan adanya aktifitas kroinflamasi. Oleh karena itu pemeriksaan ini dipertimbangkan sebagai prediksi gambaran histologi. Pasien dengan kadar ALT yang menunjukkan proses nekroinflamasi yang lebih berat dibandingkan pada ALT yang normal. Pasien dengan kadar ALT normal memiliki respon serologi yang kurang baik pada terapi antiviral. Oleh sebab itu pasien dengan kadar ALT normal dipertimbangkan untuk tidak diterapi, kecuali bila hasil pemeriksaan histologi menunjukkan proses nekroinflamasi aktif. Sedangkan tujuan pemeriksaan histologi adalah untuk menilai tingkat kerusakan hati, menyisihkan diagnosis penyakit hati lain, prognosis dan menentukan manajemen anti viral.
  • Pada umumnya, gejala penyakit Hepatitis B ringan. Gejala tersebut dapat berupa selera makan hilang, rasa tidak enak di perut, mual sampai muntah, demam ringan, kadang-kadang disertai nyeri sendi dan bengkak pada perut kanan atas. Setelah satu minggu akan timbul gejala utama seperti bagian putih pada mata tampak kuning, kulit seluruh tubuh tampak kuning dan air seni berwarna seperti teh.
  • Ada 3 kemungkinan tanggapan kekebalan yang diberikan oleh tubuh terhadap virus Hepatitis B pasca periode akut. Kemungkinan pertama, jika tanggapan kekebalan tubuh adekuat maka akan terjadi pembersihan virus, pasien sembuh. Kedua, jika tanggapan kekebalan tubuh lemah maka pasien tersebut akan menjadi carrier inaktif. Ketiga, jika tanggapan tubuh bersifat intermediate (antara dua hal di atas) maka penyakit terus berkembang menjadi hepatitis B kronis.

Penularan

  • Hepatitis B merupakan bentuk Hepatitis yang lebih serius dibandingkan dengan jenis hepatitis lainnya. Penderita Hepatitis B bisa terjadi pada setiap orang dari semua golongan umur. Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan virus Hepatitis B ini menular.
  • Secara vertikal, cara penularan vertikal terjadi dari Ibu yang mengidap virus Hepatitis B kepada bayi yang dilahirkan yaitu pada saat persalinan atau segera setelah persalinan.
  • Secara horisontal, dapat terjadi akibat penggunaan alat suntik yang tercemar, tindik telinga, tusuk jarum, transfusi darah, penggunaan pisau cukur dan sikat gigi secara bersama-sama serta hubungan seksual dengan penderita.
  • Sebagai antisipasi, biasanya terhadap darah-darah yang diterima dari pendonor akan di tes terlebih dulu apakah darah yang diterima terkena reaktif Hepatitis, Sipilis terlebih-lebih HIV/AIDS.
  • Sesungguhnya, tidak semua yang positif Hepatitis B perlu ditakuti. Dari hasil pemeriksaan darah, dapat terungkap apakah ada riwayat pernah kena dan sekarang sudah kebal, atau bahkan virusnya sudah tidak ada. Bagi pasangan yang hendak menikah, tidak ada salahnya untuk memeriksakan pasangannya untuk menenularan penyakit ini.

Perawatan

  • Hepatitis yang disebabkan oleh infeksi virus menyebabkan sel-sel hati mengalami kerusakan sehingga tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Pada umumnya, sel-sel hati dapat tumbuh kembali dengan sisa sedikit kerusakan, tetapi penyembuhannya memerlukan waktu berbulan-bulan dengan diet dan istirahat yang baik.
  • Hepatitis B akut umumnya sembuh, hanya 10% menjadi Hepatitis B kronik (menahun) dan dapat berlanjut menjadi sirosis hati atau kanker hati. Saat ini ada beberapa perawatan yang dapat dilakukan untuk Hepatitis B kronis yang dapat meningkatkan kesempatan bagi seorang penderita penyakit ini. Perawatannya tersedia dalam bentuk antiviral seperti lamivudine dan adefovir dan modulator sistem kebal seperti Interferon Alfa ( Uniferon).
  • Selain itu, ada juga pengobatan tradisional yang dapat dilakukan.
  • Tumbuhan obat atau herbalzat toksiktemulawak (Curcuma xanthorrhiza), kunyit (Curcuma longa), sambiloto (Andrographis paniculata), meniranPhyllanthus urinaria), daun serut/mirten, jamur kayu/lingzhi (Ganoderma lucidum), akar alang-alang (Imperata cyllindrica), rumput mutiara (Hedyotis corymbosa), pegaganCentella asiatica), buah kacapiring (Gardenia augusta), buah mengkudu (Morinda citrifolia), jombang (Taraxacum officinale) yang dapat digunakan untuk mencegah dan membantu pengobatan Hepatitis diantaranya mempunyai efek sebagai hepatoprotektor, yaitu melindungi hati dari pengaruh yang dapat merusak sel hati, juga bersifat anti radang, kolagogum dan khloretik, yaitu meningkatkan produksi empedu oleh hati.
  • Beberapa jenis tumbuhan obat yang dapat digunakan untuk pengobatan Hepatitis, antara lain yaitu yaitu temulawak (Curcuma xanthorrhiza), kunyit (Curcuma longa), sambiloto (Andrographis paniculata), meniran (Phyllanthus urinaria), daun serut/mirten, jamur kayu/lingzhi (Ganoderma lucidum), akar alang-alang (Imperata cyllindrica), rumput mutiara (Hedyotis corymbosa), pegagan (Centella asiatica), buah kacapiring (Gardenia augusta), buah mengkudu (Morinda citrifolia), jombang (Taraxacum officinale).



Support web ini

BEST ARTIKEL