Friday, January 14, 2011

PERJALANAN SUARA DI TELINGA

Seringnya saya ditanya  bagaimana kuping bisa mendengarkan bunyi menjadikan tanggapan berupa aktivitas itu bagaimana ?
untuk itu pagi ini akan saya berikan uraian yang memudahkan itu bagaimana agar menjawab pertanyaan pertanyaan itu OK

BAGIAN DARI TELINGA KITA
Gambar diatas adalah gambaran telinga manusia yang secara canggih isa digambarkan oleh ornag orang ahli sehingga menjadikan bisa dibayangkan

Dari gambaran telinga yang terlihat baik yang terlihat maupun yang ada dibagian dalamnya (organ dalam telinga) meliputi bagian bagian penting yaitu 
  1. Saluran telinga luar ( Penghubung dunia luar dengan Membran Thympani 
  2. Membran Thympani ( Gendang Telinga ) 
  3. Tulang pendengaran( Maleus , Incus , Stapes) 
  4. Coclea ( Organ Pendengaran dengan Organ Corti nya) 
  5. Organ keseimbangan ( Utriculus , Saculus , Semi sircularis ) 
Dari gambar diatas Telinga merupakan suatu keajaiban rancangan yang rumit
  • Proses mendengar di dalam telinga dimungkinkan oleh suatu sistem yang begitu rumit hingga bisa merealisasika apa yang ia terima itu bisa sampai diteruskan ke otak dan ditanggapi dalam bentuk aktivitas entah itu bicara , kerja prinsipnya sungguh mengaumkan. 

MEKANISME


  • Gelombang suara mula-mula dikumpulkan oleh daun telinga 
  • Gelombang suara dibelokkan ke saluran telinga luar 
  • Gelombang suara menabrak gendang telinga atau membrana thympani 
  • Membran thympani karena berupa lembaran maka gelombang bunyi yang masuk akan menggetarkan atau merubahdari kondisi statis menjadi dinamis begrgetar 
  • Getaran menyebabkan tulang-tulang di telinga tengah Maleus - Incus - Staper bergetar, ketiga tulang ini elastis tidak kaku ia nekerja untuk menambahkan tekanan intonasi volume ataupun penghalus seperti amplyfier. Jika gelombang suara terlalu besar tekanannya maka tekanan itu akan dikurangi dengan mebuangnya bunyi itu ke mulut lewat saluran Eustachius OK  
  • Gelombang suara diterjemahkan menjadi getaran gerak sehingga gelombang suara menggetarkan jendela lonjong / oval didepan tulan sanggurdi atau stapes yang bentuknya seperti garputala. 
  • Getaran pada jendela oval menyebabkan cairan yang berada di dalam rumah siput bergerak sesuai gelombang bunyinya. 
  • Gelombang cairan ini akan menggetarkan organ korti berupa rambut halus di rumah siput 
  • Getaran rambut halus organ korti yang menyerupai skala yang berbeda menyebabkan adanya perbedaan muatan listrik yang kemudian menjadikan adanya denyut syaraf auditory, saraf no 8 dari saraf tepi otak 
  • Syaraf auditory sebagai syaraf sensorik pendengaran selanjutnya membawa impuls itu menuju otak melalui syaraf rongga telinga menuju ke otak besar bagian samping Cerebrum temporalis.
  • Dari otak besar biasa digerakkan ke saraf motorik kemana kesesuaian kebutuhannya  OK 

  • Jadi semua proses itu terjadi di rumah siput ( Coclea ) yang berupa saluran yang berisi cairan. 
  • Organ korti dirumah siput tersusun atas dua macam sel bulu, sel bulu dalam dan sel bulu luar , rambut ini bergetar tergantung pada frekuensi suara yang datang, 
  • Sel-sel bulu bulu pada organ korti ini bergetar berbeda-beda yang memungkinkan kita membedakan beragam suara yang kita dengar. 
  • Sel bulu luar mengubah getaran suara yang telah dikenali menjadi denyut listrik 
  • Denyut listrik diruskannya ke syaraf pendengaran . 
  • Kemudian informasi dari kedua telinga bertemu di dalam susunan olivari utama 
  • Alat yang terlibat dalam jalur pendengaran adalah sebagai berikut: 
  1. inferior colliculus 
  2. medial geniculate body 
  3. selaput pendengaran 
Garis biru di dalam otak menunjukkan jalan yang ditempuh nada tinggi dan garis merah untuk nada rendah. Kedua rumah siput di dalam telinga kita mengirimkan sinyal pada kedua belahan otak.
Jelaslah, sistem yang menjadikan kita dapat mendengar tersusun atas bentuk-bentuk berbeda yang telah dirancang dengan cermat hingga bagian-bagian terkecilnya.
Sistem ini tak mungkin muncul ‘setahap demi setahap’ karena ketiadaan satu bagian yang terkecil saja akan menjadikan keseluruhan sistem ini tak berguna.
Oleh karena itu, amat jelas bahwa telinga adalah contoh lain dari penciptaan Nya yang sempurna.OK

REVIEW



  • Suara pertama-tama ditangkap oleh daun telinga dan dikumpulkan kemudian di teruskan ke liang telinga. 
  • Suara ini akan membentuk suatu gelombang yang dapat menggetarkan gendang telinga(membran thympani), getaran tersebut menyebabkan tiga tulang pendengaran (incus, maleus dan stapes ) ikut bergetar, nah getaran ini juga menggetarkan jendela oval. 
  • Apabila jendela oval bergetar maka cairan perilimf pada skala vestibuli akan terdesak menuju ke skala thympani. 
  • Terdesaknya cairan ini membuat membran basiler ikut terdesak dan mengakibatkan membran ini terdorong ke skala media. 
  • Melengkungnya membran basiler ini menyebabkan sel rmbut yang berada dibawah membran basiler menyentuh membran tektorial hingga melengkung, dari sinilah terjadinya perubahan potensial membran, hingga menimbulkan potensial aksi. 
  • Potensial aksi membentuk rangsangan yang akan diteruskan menuju cochlearis nerve-nuclei olifary superior-colliculus interferon-geniculate medial thalamus-koteks pendengaran (otak bagian temporal) kemudian suara dikenali.
  • Semoga bisa dimengerti denga baik 

CEK GINJAL





PERCOBAAN APAKAH GINJALMU OK ATAU TIDAK SECARA SEDERHANA

I. Tujuan
  • Mengenal adanya urea dan klorida di dalam urin
  • Menguji ada tidaknya glukosa dan protein di dalam urin.
  • Menilai adanya kelainan ginjal dari hasil pemeriksaan.
II. Alat dan Bahan
  1. Tabung reaksi sebanyak 4 buah
  2. Rak tabung reaksi
  3. Indikator universal
  4. Penjepit tabung reaksi
  5. Pembakar spritus
  6. Korek api
  7. Gelas ukur
  8. Urin
  9. Larutan Ag NO3 5 %
  10. Larutan Benedict / fehlinga dan fehling B
  11. Larutan Biuret (yang terdiri dari Cu 504 (aq) 1 % dan Na OH (aq) 10
III. Langkah Kerja
  1. Masukan 1 ml urin ke dalam tabung reaksi A
  2. Memasangnya dengan lampu spritus
  3. Mengenali bau ammonia dari hasil penguraian urea dalam urin
  4. Memasukan 2 ml urin kedalam tabung reaksi B
  5. Menambahkan dengan 3 – 4 tetes Ag NO3 5 % ke dalam tabung B
  6. Menguji kandungan klor dalam urin
  7. Memasukan urin 2 ml ke dalam tabung reaksi C
  8. Menambahkan 2 tetes larutan Benedict ke dalam tabung reaksi C
  9. Memanaskannya dengan lampu spritus
  10. Menguji kandungan glukosa di dalam urin
  11. Memasukan 2 ml urin ke dalam tabung reaksi D
  12. Menambah kurang lebih 5 tetes larutan Biuret yang terdiri dari Cu SO4 (aq) 1 % dan Na Oh (aq) 10 % ke dalam tabung reksi D
  13. Mencampurkannya dan mengamati
  14. Mengujui kandungan protein di dalam urin
IV. Data Pengamatan
Mengenal bau ammonia dari hasil penguraian urea dalam urin
  • Warna : kuning
  • Bau : Pesing
  • Keterangan : Mengandung ammonia
Mengamati kandungan kloe dalam urin
  • Warna : Putih susu
  • Terdapat endapan
  • Keterangan : Mengandung klor
Menguji Glukosa
  • Warna : Kuning keemasan
  • Keterangan : Tidak mengandung glukosa
Menguji Protein
  • Warna : Kuning kehijauan
  • Keterangan : Tidak mengandung protein
V. Analisa Data
  • Bau urin yang pesing menunjukkan bahwa mengandung ammonia
  • Ketiaka urin dicampurkan dengan Ag NO3 5 % warnanya berubah menjadi putih susu dan terdapat endapan yang menunjukkan kandungan klor di dalam urin
  • Ketika urin dicampurkan dengan larutan Benedict, setelah dipanaskan warna menjadi kuning keemasan yang menunjukkan bahwa urin tidak mengandung glukosa
  • Ketiak urin dicampurkan dengan larutan Biuret, warna urin menjadi kuning kehijauan yang menunjukkan bahwa urin tidak mengandung protein
  • Hal tersebut membuktikan bahwa urin tersebut normal, Dan kandungan di dalam urin yang normal adalah air, klor urea
  • Ginjal orang tersebut adalah sehat

IV. Kesimpulan
  • Urin yang normal adalah urin yang tidak mengandung glukosa dan protein, tetapi mengandung air, klor, dan urea. Hal tersebut membuktikan bahwa ginjal dari orang – orang tersebut sehat.

Support web ini

BEST ARTIKEL