Saturday, July 14, 2012

IMBIBISI - EXPERIMENT

Latar Belakang
  • Untuk menghasilkan biji maka terlebih dahulu tanaman melakukan penyerbukan.
  • Setelah terjadinya penyerbukan, inti generatif serbuksari akan membelah. menjadi dua sel sperma (gamet jantan)
  • Satu sperma membuahi sel telur untuk membentuk zigot.
  • Sperma yang lain menyatu dengan kedua inti sel yang terdapat di tengah kantung embrio untuk membentuk endosperma 
  • Penyatuan dua sperma dengan sel-sel yang berbeda dalamkantung embrio disebut pembuahan ganda 
  • Setelah fertilisasi ganda, bakal biji akan berkembang menjadi biji dan bakal buah akan berkembang menjadi biji dan bakal buah akan berkembang menjadi buah.
MEKANISME
  • Dalam tumbuhan berbiji, generasi gametofit biasanya berukuran mikroskopis dan tetap berada dalam jaringan sporofitnya.
  • Tumbuhan berbiji merupakan tumbuhan heterospor dengan dua jenis spora yang berbeda ukuran yaitu mikrospora (serbuk sari) dan megaspora (putik)

Biji
  • Biji mengandung embrio dari sporofit, cadangan makanan, kulit pelindung.
  • Embrio di dalam biji bersifat dorman ('tidur' atau tidak aktif)sehingga mampu bertahan dalam jangka waktu yang lama tanpa penambahan air atau makanan. ketika kondisi menguntungkan embrio mulai tumbuh atau dikatakan biji mulai berkecambah.

Struktur biji
  1. Biji mengandung embrio yang dibungkus oleh kulit biji yang disebut testa
  2. Dalam biji tersimpan cadangan makanan atau endosperm, yang digunakan oleh tanaman untuk tumbuh dan berkembang 
  3. Biji terbentuk dari ovula dewasa yang telah dibuahi
Bagian-bagian dari biji:
  1. akar pertama yang disebut radikula
  2. satu atau dua lembar daun embrio yang disebut kotiledon
  3. daun pertama yang disebut plumula yang akan bercabang membentuk ranting
  4. batang yang terletak di bagian bawah kotiledon disebut hipokotil
  5. batang yang terletak di bagian atas kotiledon disebut epikotil
i:
  • Biji yang telah ditanam akan tumbuh menjadi kecambah. 
  • Perkecambahan merupakan tahap awal perkembangan suatu tumbuhan, khususnya tumbuhan berbiji. 
  • Dalam tahap ini, embrio di dalam biji yang semula berada pada kondisi dorman mengalami sejumlah perubahan fisiologis yang menyebabkan berkembang menjadi tumbuhan muda. 
  • Perkecambahan diawali dengan penyerapan air dari lingkungan sekitar biji, baik tanah maupun udara, dan media lainnya.
  • Suatu perkecambahan biji bergantung pada imbibisi, penyerapan air akibat potensial air yang rendah pada biji yang kering. 
  • Air yang berimbibisi menyebabkan biji mengembang dan memecahkan kulit pembungkusnya dan jga memicu perubahan metabolik pada embrio yang menyebabkan biji tersebar melanjutkan pertumbuhan. 
  • Enzim-enzim akan mulai mencerna bahan-bahan yang disimpan pada endosperma atau kotiledon, dan nutrient-nutriennya dipeindahkan ke bagian embrio yang sedang tumbuh
  • Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai proses imbibisi pada biji, maka diadakanlah suatu praktikum dengan menggunakan biji tanaman Phaseolus vulgaris.

Tujuan
  • Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mempelajari kecepatan imbibisi biji kering yang direndam air.

Manfaat
  • Adapun manfaat diadakannya praktikum ini adalah, mahasiswa dapat mengetahui proses penyerapan air (Imbibisi) yang dilakukan oleh biji.
DETAIL 
  • Tahap awal perkecambahan adalah pengambilan air dengan cepat yang disebut imbibisi. ada indikasi bahwa sampai batas kadar air kritis tertentu pertumbuhan tidak akan terjadi. 
  • Apabila air dikeluarkan sebelum mencapai titik kritis dicapai biji tidak akan rusak, tetapi apabila batas titik ini dilewati dan metabolism telah dimulai, biji yang sedang berkecambah ini akan mati apabila dikeringkan kembali 
  • Organ utama/ pertama yang muncul dari biji yang berkecambah adalah radikula, yaitu akar embrionik. 
  • Berikutnya, ujung tunas harus menembus permukaan tanah. 
  • Pada kacang lading dan banyak tumbuhan diktil lainnya, hipokotil akan berbentuk seperti kait, dan pertumbuhan akan mendorong kulit itu ke atas permukaan tanah. 
  • Diransang oleh cahaya, hipokotil akan tubuh lurus, mengangkat kotiledon dan epikotil. 
  • Dengan demikian, ujung tunas yang lembut dan kotiledon yang sangat besar itu ditarik ke atas permukaan tanah 
  • Perkembangan biji (yaitu embrio dengan endosperm atau kepingan kotiledon) berlangsung sejalan dengan perkembangan buah. 
  • Pada umumnya, buah dewasa yang mengandung biji yang dewasa pula. 
  • Perkembangan biji dapat diselidiki dalam medium buatan, demikian pula perkembangan embrio yang dilepas dari endosperm atau kotiledonnya. 
  • Embrio yang cukup usia berhasil tumbuh menjadi kecambah dalam medium buatan. 
  • Dengan jalan demikian manusia dapat menyingkat waktu tidur biji 
  • Perkecambahan merupakan tahap awal perkembangan suatu tumbuhan, khususnya tumbuhan berbiji. 
  • Dalam tahap ini, embrio di dalam biji yang semula berada pada kondisi dorman mengalami sejumlah perubahan fisiologis yang menyebabkan berkembang menjadi tumbuhan muda. 
  • Perkecambahan diawali dengan penyerapan air dari lingkungan sekitar biji, baik tanah maupun udara, media lainnya. 
  • Perubahan yang teramati adalah membesarnya ukuran biji yang disebut tahap imbibisi. 
  • Biji menyerap air dari lingkungan sekelilingnya, baik dari tanah maupun dari udara. 
  • Efek yang terjadi adalah membesarnya ukuran biji karena sel-sel embrio membesar dan melunak .
  • Biji sebagai alat perkembangbiakan tumbuhan harus melalui proses perkecambahan untuk membentuk tumbuhan baru. 
  • Dalam proses perkecambahan diawali dengan penyerapan air oleh biji melalui kulit biji
  • Perkecambahan biji bergantung pada imbibisi, penyerapan air akibat potensial air yang rendah pada biji yang kering. 
  • Air yang berimbibisi menyebabkan biji mengembang dan memecahkan kulit pembungkusnya dan juga memicu perubahan metabolic pada embrio yang menyebabkan biji tersebar melanjutkan pertumbuhan. 
  • Enzim-enzim akan mulai mencerna bahan-bahan yang disimpan pada endosperma atau kotiledon, dan nutrient-nutriennya dipeindahkan ke bagian embrio yang sedang tumbuh
  • Organ pertama yang akan muncul dari biji yang berkecambah adalah radikula, yaitu akar embrionik. 
  • Berikutnya ujung tunas harus menembus permukaan tanah. 
  • Pada kacang lading dan banyak tumbuhan lainnya, hipokotil akan membentuk seperti suatu kait, dan pertumbuhan akan mendorong kait itu ke atas permukaan tanah

EXPERIMENT
  • Alat dan Bahan
  • Alat : Timbangan , Cawan petri
  • Bahan : Biji Phaseolus vulgaris , Aquades , Kertas saring
Prosedur kerja
  1. Mengambil secara 10 biji Phaseolus vulgaris
  2. Merendam dalam cawan petri selama 5 menit
  3. Mengeluarkan biji dari cawan petri dan meletakkan dalam kertas saring hingga air yang menempel terserap. 
  4. Segera menimbang dan menentukan beratnya
  5. Melakukan kegiatan no.3 untuk beberapa kali hingga memperoleh berat yang tidak bertambah lagi
  6. Membuatkan grafik yang menunjukkan hubungan antara waktu perendaman dan air yang diserap

HASIL DAN PEMBAHASAN
A.  Hasil Pengamatan

No
Menit ke-
Berat biji (g)
1
5
3.7
2
10
3.8
3
15
4.0
4
20
4.0
5
25
4.0
6
30
4.1
7
35
4.2
8
40
4.0
9
45
4.0

 Pembahasan
  • Percobaan ini, kami mengamati proses penyerapan air oleh biji yang berkembah dengan menggunakan biji kacang merah (Phaseolus vulgaris) sebanyak 10 biji. 
  • Perlakuan pertama dilakukan penimbangan biji kacang merah yang dijadikan berat mula-mula sebesar 3,5grm. 
  • Kemudian biji kacang merah direndam dalam cawan petri yang berisi aquades dan setelah 5 menit dilakukan penimbangan. 
  • Begitu seterusnya sampai diperoleh berat konstan.
  • Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh bahwa biji yang telah direndam selama 5 menit beratnya bertambah menjadi 3,7 gram. 
  • Pada menit ke 10, berat biji bertambah menjadi 3,8 gram. 
  • Pada menit ke-15, berta biji bertambah lagi menjadi 4,0 dan pada 5 menit setelah itu beratnya menjadi konstan yaitu 4,0 gram. 
  • Akan tetapi pada perendaman menit ke-30 beratnya bertambah lagi menjadi 4,1, dan menit ke-35 bertambah lagi menjadi 4,2 gram. 
  • Setelah menit ke-40 beratnya menurun lagi menjadi 4,0grm. 
  • Hal ini berarti terdapat ketidaksesuaian antara teori dengan praktikum. 
  • Tentu pada saat  biji direndam maka biji tersebut akan bertambah beratnya. 
  • Hal ini disebabkan karena selama proses perendaman, biji melakukan imbibisi atau dengan kata lain biji kemasukan molekul-molekul air sekian banyaknya sampai tercapai suatu keadaan jenuh akan air/ suatu keadaan konstan tercapai dimana biji tidak mampu lagi menyerap air maka tekanan imbibisi sama dengan nol. 
  • Karena molekul-molekul air yang masuk dan kemudian menetap di dalam biji tersusun secara berjejal-jejal mengelilingi misel-misel biji (akibat absorpsi), maka air yang ada di dalam biji lebih padat daripada susunan air yang ada diluar biji yang disebut juga air bebas.
  • Pada hakekatnya, peristiwa imbibisi merupakan suatu proses difusi sebab sel-sel biji kacang mempunyai nilai osmosis tinggi dan oleh karena itu mempunyai deficit tekanan osmosis yang besar pula, maka wajar jika molekul-molekul air berdifusi dari konsentrasi yang rendah ke konsentrasi tinggi. 
  • Sehingga air akan berdifusi dari luar biji masuk ke dalam biji.
Adapun beberapa factor yang menyebabkan ketidaksesuaian/terjadinya kesalahan dalam percobaan antara lain:
  •  Air yang ada pada biji belum terserap oleh kertas saring secara sempurna (benar-benar kering) sudah dilakukan penimbangan sehingga molekul air yang masih tersisa juga mempengaruhi berat biji kacang merah pada saat penimbangan
  • Cara pengambilan biji kacang merah dari wadah perendaman tidak serentak sehingga memungkinkan imbibisi kacang merah berbeda-beda. Ada yang terlalu berat dan terlalu ringan.  
Kesimpulan
  • Setelah melakukan praktikum maka dapat ditarik kesimpilan sebagai berikut: kecepatan imbibisi biji kering kacang merah yang direndam air sangat cepat, 
  • Dimana kita dapat melihat dari data yaitu dengan waktu 5 menit telah mampu menyerap air sebanyak 1-2 gram.
Jawaban pertanyaan
  1. Berapa banyak air yang dapat diserap oleh masing-masing biji   ? Jawab:  banyaknya air yang dapat diserap oleh masing-masing biji  a. 0, 5 gram/biji
  2. Jelaskan perubahan data berat biji percobaan saudara dengan menggunakan kata kunci difusi potensial air dan imbibisi  ?  Jawab: semakin lama waktu perendaman kacang, semakin bertambah pula beratnya, karena terjadi proses imbibisi, peristiwa imbibisi pada hakekatnya juga merupakan suatu proses difusi. Sebab sel-sel kacang kering (pada biji) mempunyai nilai osmotic tinggi dan oleh kare aitu mempunyai deficit tekanan osmotic yang tinggi pula, maka molekul-molekul air berdifusi dari konsentrasi yang rendah ke konsentrasi yang tinggi pula, maka molekul-molekul air berdifusi dari konsentrasi yang rendah ke konsentrasi yang tinggi, dengan kata lain proses imbibisi yang terjadi akibat perbedaan potensial air larutan dengan biji dimana PA larutan lebih tinggi daripada PA biji, dimana air mengalir dari PA tinggi ke PA yang rendah yang berarti bahwa air berdifusi dari larutan ke dalam biji
  3.  Fakor-faktor apa yang mempengaruhi perkecambahan biji Jawab: factor-faktor yang mempengaruhi perkecambahan biji adalah factor lingkungan seperti air, udara, cahaya, dan panas. Selain itu juga dipengaruhi oleh factor dormansi dimana biji yang memerlukan waktu istirahat dulu kemudian dapat berkecambah. 
  4.  Jelaskan apakan setiap biji yang direndam dalam air akan menjamin berlangsungnya perkecambahan?Jawab: tidak, karena setiap biji yang direndam mempunyai waktu istirahat yang berbeda-beda sehingga ada biji yang melakukan dormansi (istirahat) baru berkecambah setelah beberapa hari, minggu, bula bahkan tahun sebelum waktu istirahat yang diperlukan tercukupi, biji tidak akan tumbuh, walaupun factor-faktor lingkungan terpenuhi
Perkecambahan
  • Perkecambahan merupakan tahap awal perkembangan suatu tumbuhan, khususnya tumbuhan berbiji. 
  • Dalam tahap ini, embrio di dalam biji yang semula berada pada kondisi dorman mengalami sejumlah perubahan fisiologis yang menyebabkan ia berkembang menjadi tumbuhan muda. 
  • Tumbuhan muda ini dikenal sebagai kecambah.
Proses perkecambahan
  • Perkecambahan diawali dengan penyeapan air dari lingkungan sekitar biji, baik tanah, udara, maupun media lainnya. 
  • Perubahan yang teramati adalah membesarnya ukuran biji yang disebut tahap imbibisi (berarti minum). 
  • Biji menyerap air dari lingkungan sekelilingnya, baik dari tanah maupun udara (dalam bentuk embun atau uap air. 
  • Efek yang terjadi adalah membesarnya ukuran biji [sel nbiologi] sel embrio membesar) dan biji melunak. 
  • Proses ini murni fisik.
  • Kehadiran air di dalam sel mengaktifkan sejumlah enzim perkecabahan awal. 
  • Fitohormon asam absisat menurun kadarnya, sementara giberelin meningkat. 
  • Berdasarkan kajian ekspresi gen pada tumbuhan model Arabidopsis thaliana diketahui bahwa pada perkecambahan lokus-lokus yang mengatur pemasakan embrio, seperti abscisis acid insensitive 3 (ABI3), fusca 3 (FUS3).
Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan
  • Setelah terjadinya penyerbukan, inti generatif serbuksari akan membelah menjadi dua sel sperma (gamet jantan). 
  • Satu sperma membuahi sel telur untuk membentuk zigot. 
  • Sperma yang lain menyatu dengan kedua inti sel yang terdapat di tengah kantung embrio untuk membentuk endosperma. 
  • Penyatuan dua sperma dengan sel-sel yang berbeda dalamkantung embrio disebut pembuahan ganda. 
  • Setelah fertilisasi ganda, bakal biji akan berkembang menjadi biji dan bakal buah akan berkembang menjadi biji dan bakal buah akan berkembang menjadi buah.
LAPORAN TEMAN 



HASIL PENGAMATAN : Biji Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.). Peredaman 2 jam



PEMBAHASAN :

  • Imbibisi merupakan penyusupan atau peresapan air kedalam ruangan antar dinding sel, sehingga dinding selnya akan mengembang. Imbibisi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu temperatur/suhu, tekanan, kelembaban, pH, konsentrasi larutan dan potensial osmosis senyawa yang diimbibisi.
  • Pada percobaan ini dilakukan penimbangan berat biji sebelum di rendam dan setelah di rendam selama 2 jam. Dari hasil pengamatan dapat dikatakan bahwa biji yang direndam dalam aquades mengalami penambahan berat, Penambahan berat tersebut disebabkan karena penyerapan air oleh biji kering menyebabkan terjadinya peristiwa imbibisi karena air masuk ke dalam biji melewati membran sel, serta adanya tarik menarik antar molekul-molekul air dengan molekul-molekul dinding sel atau plasma sel yang berukuran makromolekul seperti protein, amilum dan lain-lain yang disebut senyawa higroskopik sehingga plasma sel mengembang dan menyerap air. Sedangkan biji yang direndam pada larutan sukrosa rata-rata mengalami pengurangan berat. Hal ini dimungkinkan terjadinya plasmolisis yang disebabkan konsentrasi larutan yang di luar sel lebih pekat dari pada di dalam sel, sehingga beratnya berkurang karena zat di dalamnya keluar dari sel.
  • Ada beberapa faktor yang menyebabkan ketidak akuratan data, salah satunya disebabkan oleh kurangnya perhatian praktikan terhadap percobaan misalnya kurangnya air yang mengakibatkan potensi air biji yang rendah akan menghambat proses imbibisi biji, dimana hal ini terjadi pada biji yang kering dan keriput. Selain itu juga dipengaruhi komponen absorbsi dan substratsi biji. Hal ini sesuai dengan literatur Davlin and Witham (1992) bahwa dua kondisi yang cocok yang diperlukan untuk terjadinya imbibisi yaitu: (1) gradien potensi air harus ada antara permukaan absorbsi dan imbibisi air dan (2) affinitter harus ada antara komponen absorbsi dan subtansi imbibisi.

RENUNGAN  :

1.           Berapakah potensial osmosis dari masing-masing larutan yang digunakan?
    Jawab : Rumus menghitung potensial osmotik sukrosa:
                 Î¨s =MiRT
                  M = molaritas dari larutan sukrosa
                     i = konstanta ionisasi , untuk sukrosa = 1
                   R = konstanta gas (0,0831 bar / derajat)
                   T = suhu absolute = ( C + 273 )
                 Diketahui suhu pengamatan merupakan suhu kamar : 27 derajat  C
                 Suhu absolute = 27 + 273 = 300
             a. Potensial Osmotic Akuades adalah
                 Suhu kamar Ψs = 0 x 1 x 0,0831 x (27 C+ 273)
                                         = 0
                 Suhu 40 Ψs = 0,5 x 1 x 0,0831 x (40 C+ 273)
                                    = 0
                 Suhu 60 Ψs = 0,5 x 1 x 0,0831 x (60 C+ 273)
                                    = 0
             b. Potensial Osmotic Sukrosa 0,5 M
                 Suhu kamar Ψs = 0,5 x 1 x 0,0831 x (27 C+ 273)
                                         = 12,465

                 Suhu 40 Ψs = 0,5 x 1 x 0,0831 x (40 C+ 273)
                                    = 13,005
                 Suhu 60 Ψs = 0,5 x 1 x 0,0831 x (60 C+ 273)
                                    = 13,836
             c. Potensial Osmotic Sukrosa 1 M
                 Suhu kamar Ψs = 1 x 1 x 0,0831 x (27 C+ 273)
                                         = 24,93
                 Suhu 40 Ψs = 1 x 1 x 0,0831 x (40 C+ 273)
                                    = 26,01
                 Suhu 60 Ψs = 1 x 1 x 0,0831 x (60 C+ 273)
                                    = 27,67
2.           Pada larutan mana dan suhu berapa kecepatan imbibisi tertinggi dan terendah? Jelaskan  mengapa demikian!

  • Jawab : Kecepatan imbibisi tertinggi terjadi pada larutan 1 M suhu kamar, yaitu 0,0000694 gr/detik. Sedangkan kecepatan imbibisi terendah terjadi pada larutan 0,5 M suhu 600 c. Hal itu disebabkan oleh suhu yang mempengaruhi kecepatan imbibisi, semakin tinggi suhu maka semakin rendah kecepatan imbibisinya.
  • Bisakah anda mengaplikasikan percobaan diatas pada kehidupan sehari-hari? Kira-kira kegiatan apa yang memerlukan pengetahuan ini? Jawab : 
  • Bisa, contohnya pembuatan tauge dan bubur kacang. Kegiatan ini memerlukan pengetahuan, misalnya dalam pembuatan tauge harus direndam didalam air yang bersih tanpa terkontaminasi bahan apapun, sehingga konsentrasi tetap terjaga. Sedangkan di dalam pembuatan bubur kacang, kacang yang baru direbus tanpa gula agar proses imbibisi berjalan cepat. Jika diberi gula maka proses


KESIMPULAN :

  1. Imbibisi merupakan penyusupan atau peresapan air kedalam ruangan antar dinding sel, sehingga dinding selnya akan mengembang. Imbibisi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu temperatur/suhu, tekanan, kelembaban, pH, konsentrasi larutan dan potensial osmosis senyawa yang diimbibisi.
  2. Dari hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa biji yang direndam dalam aquades mengalami penambahan berat, Penambahan berat tersebut disebabkan karena penyerapan air oleh biji kering. Sedangkan biji yang direndam pada larutan sukrosa rata-rata mengalami pengurangan berat. Hal ini dimungkinkan terjadinya plasmolisis yang disebabkan konsentrasi larutan yang di luar sel lebih pekat dari pada di dalam sel, sehingga beratnya berkurang karena zat di dalamnya keluar dari sel.

TUGAS GENETIKA

TUGAS 1

  1. Bagaimana urutan mengerjakan genetika yang benar ?
  2. Mengapa penulisan phenotipe kode genetik genotif selalu 2 huruf sama depan belakangnya
  3. Apakah phenotipe itu ? jelaskan dengan rinci
  4. Bagaimana cara penentuan gamet pada proses persilangan ?
  5. Mengapa gen linkage menjadikan berkurang variasi gametnya?
  6. Jika ayam Walnut RrPp disilangkan dengan jenis Rose Rrpp bertelur 8 berapa yang walnut ?
  7. Jagung Hitam epistasis terhapadap kuning , tentukan kedua induk jagung jika dari persilangan itu menghasilkan ratio keturunan 2 hitam : 1kuning : 1 putih
  8. Bunga ungu dengan bunga ungu menurunkan keturunan sebesar 960 tanaman berapa jumlah tanaman turunannya itu yang berwarna merah
  9. Bunga Merah (M1m1M2m2M3m3) disilangkan sesamanya Ratio yang dihasilkan dari persilangan itu antara merah dan putih adalah , tentukan rumusnya untuk menentukan rumus itu
  10. Tentukan gamet AaBb , AaBBCCDdEE , AABBCC , AaBbCcDdEE dan tentukan pula gamet AaBb jika AB linkage , AaBBCcDdEe jika CD linkage
  11. Pada marmot, kulit kasar (K) adalah dominan terhadap kulit halus (k). Kulit hitam (H) dominant terhadap kulit putih (h)  Bagaimanakah keturunan F1 dan F2 dari perkawinan marmot kulit hitam kasar dengan yang kulit putih halus ?  Bagaimanakah keturunan dari backcross dengan marmot yang homozigot dominant? Bagaimanakah keturunan dari testcross?
  12. Apa yang dimaksud dgn : dominansi , epistasis , epistasis dominan , epistasis resesif , gen komplementer , hipostasis , interaksi gen , kriptomeri , polimeri
  13. Bagaimanakah bentuk pial dari keturunan jika dilakukan perkawinan antara ayam-ayam dgn genotif berikut ini? RRPp x rrPp , Rrpp x Rrpp , rrPP x RrPp , RrPp x RrPp , Rrpp x rrPP
  14. Ayam berpial mawar dikawinkan dgn walnut. Keturunannya terdiri dari 3/8 walnut, 3/8 ros, 1/8 biji dan 1/8 bilah. Coba buatlah diagram perkawinannya.
  15. Suatu tanaman dihibrid ketika mengadakan penyerbukan sendiri menghasilkan keturunan dgn perbandingan 9berbunga ungu : 7 berbunga putih. Bagaimanakah perbandingan fenotif dapat diharapkan dalam keturunan bila tanaman dihibrid itu di testcross.
  16. Perkawinan antara tikus – tikus hitam dgn genotip identik menghasilkan keturunan yang terdiri dari 14 berwarna krem, 47 hitam dan 19 albino.   Tipe epistasis apakah yang bekerjka, dan bagaimanakah perbandingan yang diperkirakan dlm keturunan ini ? Bagaimana genotip tikus-tikus induknya? Coba buatlah diagram perkawinannya dgn menggunakan symbol-simbol sesuka anda sendiri. .? Bagaimanakah andaikata tikus yg digunakan sebagai induk itu dikawinkan dgn tikus yang double resesif ?
  17. Dua pasang alel menentukan warna umbi bawang. Galur murni merah disilangkan dgn suatu galur murni putih menghasilkan F1 yg semuanya merah. Keturunan F2 terdiri atas 47 tanaman berumbi putih, 38 kuning dan 109 merah. , Interaksi gen apakah yang berlaku di sini? Jika F2 lainnya diperoleh dari cara persilangan yang sama, dan 8 umbi F2 ditemukan mempunyai genotip ganda, berapa banyak umbi dapat diharapkan pada tiap-tiap kelas fenotip
  18. Untuk dapat mengahasilakan warna pada biji jagung diperlukan alel-alel dominant pada lokus yg berlainan (A,C,R). Lokus lain adalah hipostasis terhadap ketiga lokus itu. Alel dominant lokus ini (Pr) menghasilkan pigmen ungu, dan alel resesifnya (pr) menentukan biji berwarna merah. Berapa perbandingan fenotip yang diharapkan pada F1 dan F2 bila galur merah dengan genotip AACCRRPrPr disilangkan dgn galur tak berwarna dgn genotip AACCrrPrPr? Jika F1 merah disilangkan antar mereka sendiri, bagaimanakah perbandingan genotip dan fenotip yang diharapkan dalam keturunan?
  19. Pada tanaman tomat (solanum lycopersicum) dikenal gen-gen sbb:
    O = buah bulat H = batang berambut tebal
    O = buah oval h = batang tak berambut
    Uji silang tanaman dihibrid menghasilkan kerturunan sbb :
    32 tanaman buah bulat, batang berambut
    7 tanaman buah bulat, batang tak berambut
    5 tanaman buah oval, batang berambut
    56 tanaman buah oval, batang tak berambut
    a. Apakah gen-gen itu berpautan ataukah tidak ? alasannya?
    b. Tuliskan genotip dan fenotip tanaman dihibridnya
    c. Andaikan gen-gen itu berangkai, hitunglah persentase rekombinasinya
    d. Tentukan nilai pindah silang
    e. Buat peta kromosomnya jika jarak gen H 11 mikron

    20. Genotip GGHhJJKkEeFF carilah
    Jumlah dan macam Gamet jika normal
    Jumlah dan macam Gamet jika gen K terpaut gen E
    Jumlah dan macam gamet jika terjadi pindah silang antara K dan E

TUGAS 2


TUGAS 3


TUGAS 4 GENETIKA


LATIHAN DASAR GENETIKA


SOAL GENETIKA MONOHIBRID

1.    Disilangkan tanaman berbunga merah (MM) dengan tanaman berbunga putih (mm), bagaimanakah perbandingan fenotipnya pada F2 bila warna merah bersifat dominan?

Jawab:
·      P  = MM (merah)        X         mm (putih)                                                              
·      Gamet jantan  =  M           Gamet betina m
·      F1=  Mm (merah)  100 %
·      F1  X  F1
·      P =  Mm (merah)         X         Mm (putih)                                                            
·      Ganet jantan  =  M dan m , sedang betina juga M dan m
·      F2
1.         MM = merah
2.         Mm  = merah
3.         mM  = merah
4.         mm  = putih
·      Perbandingan febotipnya:  Merah  :  putih  =  3 : 1

2.    Tanaman mangga rasa manis (Aa) disilangkan dengan tanaman mangga rasa masam (aa). Berapa persen kemungkinan tanaman berasa manis dari keturunan persilangan tersebut?
Jawab:
·      P  =  Aa (manis)         X          aa (asam)
·      Ganet jantan A dan a    sedang yang betina  a
·      F1 Aa dan aa
Jadi F1   = 
1.    Aa (manis)   
2.    aa (asam)
Jadi keturunan mangga berasa manis adalah 1/2  X 100% = 50%.

3.    Penyilangan ercis bentuk buah bulat galur murni dengan ercis bentuk kisut murni akan menghasilkan F1?
 Jawab:
Ercis bentuk bulat galur murni (BB) dengan ercis kisut galur murni (bb)
·         P             = BB x bb
·         gamet   jantan  B dan gamet betina b
F1    = Bb (semua bulat) 100 % bulat

4.         Bunga berwarna merah homozigot dominan terhadap bunga putih. Apabila bunga warna merah heterozigot disilangkan dengan sesamanya, diperoleh keturunan 36 batang. Berapa batangkah yang berbunga merah?
Jawab:
·         Diketahui Gen M = merah, m = putih
·         P        : Mm (bunga merah)        X        Mm (bunga merah)
·         G        :    jantan M  dan m sedang gamet sama
·         F 1 
1.       MM = bunga merah →  1 =25%
2.       Mm=bumga merah → 2=50%) jadi 75% bunga merah
3.       mm = bunga putih → 1 = 25%} 25% bunga putih
Apabila menghasilkan 36 batang, maka
·         yang berbunga merah adalah 3/4  x 36 = 27 batang
·         yang berbunga putih 1/4 x 36 = 9 batang.

5.         Dalam persilangan monohibrid,tanaman tinggi disilangkan dengan tanaman pendek dan kemudian F_1nya disilangkan antar sesamanya. Perbandingan rasio genotipnya adalah?
·         Jawab:
·         Parental     : CC(tinggi)        X        cc(pendek)
·         Gamet     : jantam C        X   gamet betina c
·         F_1            : Cc tinggi 100 %
·         Jika terjadi interhibridisasi antar  F1 nya   : F_1(Cc)        X        F_1(Cc) maka
·         F_2            :  Rasio genotip     : CC : Cc : cc = 1 : 2 : 1


SOAL PERSILANGAN DIHIBRID
6.         Tanaman tinggi berbuah manis (TTMM) disilangkan dengan tanaman rendah berbuah asam (ttmm). Berapa persenkah tanaman bergenotip tanaman tinggi berbuah masam dan tanaman rendah berbuah masam bila persilangan sampai F2?
·         Jawab:
·         Perbandingan fenotip pada dihibrib =
    TM    Tm    tM    tm
TM    TTMM    TTMm    TtMM    TtMm
Tm    TTMm    TTmm    TtMm    Ttmm
tM    TtMM    TtMm    ttMM    ttMm
tm    TtMm    Ttmm    ttMm    ttmm

·         Tinggi manis : tinggi asam : rendah manis : rendah masam = 9 : 3 : 3 : 1
·         Tanaman tinggi berbuah asam  = 3/16 X 100%  = 18,75%
·         Tanaman rendah berbuah asam = 1/16 X 100%  = 6,25.
·         Apabila individu AaBb dan AaBb ( a,b, siat resesief ) disilangkan maka rasio fenotip keturunannya adalah....
·         Jawab:
   
Parental         : AaBb    X    AaBb
Gamet : AB, Ab, aB,ab
    AB    Ab    aB    ab
AB    AABB    AABb    AaBB    AaBb
Ab    AABb    AAbb    AaBb    Aabb
aB    AaBB    AaBb    aaBB    aaBb
ab    AaBb    Aabb    aaBb    aabb
·         Dominan AB : Dominan Ab : Dominan aB : Dominan ab = 9 : 3 : 3 : 1
   

7.         Disilangkan ayam berpial walnut galur murni dengan ayam berpial bilah maka dihasilkan keturunan dengan genotip.....
·         Jawab:
·         Ayam berpial walnut galur murni (RRPP) disilangkan dengan ayam berpial bilah (rrpp), keturunan genotip yang akan dihasilkan adalah:
·         Genotip : RRPP    X    rrpp
Gamet      : janta, RP        X   gamet betina  rp
·         Filial 1      : RrPp ( walnut 100 %


    Jika B = bulat, b = lonjong, M = manis, m = masam, pada persilangan BBMM dengan bbmm,akan menghasilkan F_2 dengan kemungkinan buah lonjong manis?
Jawab:
    BM    Bm    bM    bm
BM    BBMM    BBMm    BbMM    BbMm
Bm    BBMm    BBmm    BbMm    Bbmm
bM    BbMM    BbMm    bbMM    bbMm
Bm    BbMm    Bbmm    bbMm    bbmm
bulat manis : bulat masam : lonjong manis : lonjong masam = 9 : 3 : 3 : 1
- Tanaman tinggi berbuah asam  = 3/16

8.    Sebuah  eksperimen pembastaran tanaman Pisum sativum bergalur murni dengan memperhatikan dua sifat beda, yaitu biji bulat berwarna kuning dengan galur murni berbiji kisut berwarna hijau. Gen B (bulat) dominan terhadap b (kisut), dan C (kuning) dominan terhadap c (hijau), buatlah persilangan menggunakan metode papan catur?
·         Jawab:
·         P_1        : BBCC (bulat, kuning)    X    bbcc (kisut, hijau)
·         Gamet    : BC    X    bc
F_1            : BbCc (bulat, kuning)
P_2            : F_1XF_1
Gamet    : BC, Bc, bC, bc
    BC    Bc    bC    Bc
BC    BBCC    BBCc    BbCC    BbCc
Bc    BBCc    BBcc    BbCc    Bbcc
bC    BbCC    BbCc    bbCC    bbCc
bc    BbCc    Bbcc    bbCc    Bbcc

SOAL PERSILANGAN GOLONGAN DARAH

·      Perkawinan antara laki-laki yang bergolongan darah AB dengan perempuan bergolongan darah O, kemungkinan darah anak-anaknya adalah?

·      Jawab:
·      P            : AB    X    O
·      Genotip    : I^A I^B        I^O I^O
·      F1            : I^A I^O = 50% golongan darah A
                       I^B I^O = 50% golongan darah B

·      Apabila suami isteri memiliki golongan darah A, maka kemungkinan golongan darah anak-anaknya?

Jawab:
P            : A    X    A
Genotip    : I^A I^A        I^A I^A
F1            : I^A I^A = 100% golongan darah A

·      Apabila terjadi perkawinan antara parental bergolongan darah A heterozigot dengan B heterozigot, maka kemungkinan golongan darah anak-anaknya adalah?

Jawab:
P            : A    X    B
Genotip    : I^A I^O            I^B I^O
F1            : I^A I^B, I^A I^O, I^B I^O, I^O I^O
Perbandingan:
25% golongan darah AB
25% golongan darah A
25% golongan darah B
25% golongan darah O

9.    Wanita bergolongan darah B heterozigot kawin dengan laki-laki bergolongan darah O, kemungkinan golongan darah anak-anaknya?

Jawab:
P            : B    X        O
Genotip    : I^B I^O            I^O I^O
F1            : I^B I^O, I^B I^O, I^O I^O, I^O I^O
Perbandingan :
50% golongna darah B
50% golongan darah O

10.     Laki-laki bergolongan darah O kawin dengan wanita bergolongan darah AB, maka kemungkinan golongan darah anak-anaknya?

Jawab:
P            : O    X        AB
Genotip    : I^O I^O            I^A I^B
F1            : I^A I^O, I^B I^O, I^A I^O, I^B I^O
Perbandingan :
50% golongan darah A
50% golongan darah B


DETAIL



Pola-Pola Hereditas


1. Pewarisan Sifat : Genetika adalah ilmu mengenai pewarisan sifat-sifat induk pada turunannya.
2. Istilah dalam Pewarisan Sifat

  • Parental: induk atau orang tua atau tetua. Parental disingkat P.
  • Filial: keturunan yang diperoleh sebagai hasil dari perkawinan parental. Keturunan pertama disingkat F1, keturunan kedua disingkat F2, keturunan ketiga disingkat F3, dan seterusnya.
  • Dominan: sifat yang muncul pada keturunan, yang artinya dalam suatu perkawinan sifat ini dapat mengalahkan sifat pasangannya.
  • Gen dominan: gen yang dapat mengalahkan atau menutupi gen lain yang merupakan pasangan alelnya dan memakai simbol huruf besar.
  • Resesif: sifat yang muncul pada keturunan, yang artinya dalam suatu perkawinan sifat ini dapat dikalahkan oleh sifat pasangannya.
  • Gen resesif: gen yang dikalahkan atau ditutupi oleh gen lain yang merupakan pasangan alelnya dan memakai simbol huruf kecil.
  • Genotip: susunan genetik suatu sifat yang dikandung suatu individu yang menyebabkan munculnya sifat-sifat pada fenotip.
  • Fenotip: sifat lahiriah yang merupakan bentuk luar yang dapat dilihat atau diamati.
  • Alel: anggota pasangan gen yang mempunyai sifat alternatif sesamanya. Gen-gen ini terletak pada lokus yang bersesuaian dari suatu kromosom yang homolog.
  • Homozigot: pasangan alel dengan gen yang sama, keduanya gen dominan atau resesif.
  • Heterozigot: pasangan alel dengan gen yang tidak sama, yang satu gen dominan dan lainnya gen resesif.
  • Pembastaran: perkawinan antara dua individu yang mempunyai sifat beda.

3. Hukum Mendel

  • Hukum Mendel I (Hukum Segregasi), menyatakan bahwa ketika berlangsung pembentukan gamet pada individu, akan terjadi pemisahan alel secara bebas. Persilangan monohibrid membuktikan hukum Mendel I. Persilangan monohibrid merupakan persilangan dengan satu sifat beda. Untuk mengetahui keadaan genotip F1 dapat dilaksanakan:

  1. Testcross (uji silang):  mengawinkan individu hasil hibrida (F1) dengan salah satu induknya yang homozigot resesif. Tujuan uji silang ini untuk mengetahui keadaan genotip suatu individu, apakah homozigot atau heterozigot.
  2. Backcross (silang balik): mengawinkan individu hasil hibrida (F1) dengan salah satu induk, baik induk homozigot dominan ataupun  resesif. Tujuan backcross adalah untuk mengetahui genotip induknya.
  3. Intermediet: penyilangan dengan satu sifat beda, namun sifat dominan tidak mampu menutupi sifat resesif sehingga muncul sifat diantara keduanya.   
  4. Hukum Mendel II, menyatakan bahwa pada saat penentuan gamet, gen-gen sealel akan memisah secara bebas dan mengelompok secara bebas pula. 
  5. Persilangan dihibrid merupakan bukti berlakunya hukum Mendel II. 
  6. Mendel melanjutkan persilangan, dengan menyilangkan tanaman yang memiliki dua sifat beda (dihibrid), yaitu warna dan bentuk kacang ercis. 
  7. Dia menyilangkan kacang ercis biji bulat (B) warna kuning (K) dengan kacang ercis biji kisut (b) warna hijau (k). 
  8. Hasilnya F1 memiliki fenotip kacang ercis biji bulat warna kuning (100%). 
  9. Setelah F1 disilangkan dengan sesamanya menghasilkan keturunan F2 dengan rasio fenotip 9 (bulat kuning) : 3 (bulat hijau) : 3 (kisut kuning) : 1 (kisut hijau).

4. Penyimpangan Semu Hukum Mendel

  • Pada persilangan dihibrid pada keturunan ke-2 (F2) akan mempunyai perbandingan fenotip = 9 : 3 : 3 : 1. Tetapi dalam keadaan tertentu perbandingan fenotip tersebut tidak berlaku. 
  • Dari beberapa percobaan, ternyata ada penyimpangan hukum Mendel. 
  • Hal itu dapat terjadi karena adanya interaksi antargen, atau suatu gen dipengaruhi oleh gen lain untuk memunculkan sifat tertentu sehingga menyebabkan perbandingan fenotip yang keturunannya menyimpang dari hukum Mendel. 
  • Keadaan semacam ini disebut penyimpangan hukum Mendel.

Jika gen yang berinteraksi dihibrid yang menurut Mendel perbandingan fenotip F2 adalah 9 : 3 : 3 : 1 
Ternyata dalam hukum semu mendel dapat menjadi 

  1. 9 : 3 : 4 - Kkriptomeri
  2. 9 : 7 - Gen Komplementer
  3. 15 : 1 - Polimeri
  4. 12 : 3 : 1 - Epistasis dan Hipostasis
  5. 9 : 3 : 3 : 1 - Interaksi gen dengan sifat baru yang berbeda dengan kedua induknya.

5. Pautan

  • Merupakan gen-gen yang terletak pada kromosom yang sama atau dalam satu pasang kromosom homolog. 
  • Pautan antara dua macam gen atau lebih akan menghasilkan keturunan dengan perbandingan genotip dan fenotip yang lebih sedikit bila dibandingkan dengan gen-gen yang tidak berpautan. H
  • al ini disebabkan gamet-gamet yang dihasilkan jumlahnya lebih sedikit.

6. Pindah Silang (Crossing Over)

  • Pindah silang diartikan sebagai peristiwa bertukarnya bagian kromosom satu dengan kromosom lainnya yang homolog, atau bagian kromosom lainnya yang tidak homolog. 
  • Peristiwa pindah silang terjadi pada pembelahan meiosis profase I, subfase pakiten dan akan berakhir pada metafase I.
  • Pindah silang akan menghasilkan keturunan yang terdiri atas kombinasi parental (KP) dan rekombinan (RK).
  • Nilai pindah silang adalah angka yang menunjukkan persentase rekombinasi dari hasil-hasil persilangan. 
  • Semakin jauh jarak antarkedua gen, semakin besar kemungkinan terjadinya pindah silang. Nilai pindah silang (NPS) dapat dihitung dengan rumus:


  • Peta kromosom adalah suatu gambar yang menyatakan jarak gen-gen yang terletak pada lokus yang berderet-deret dalam suatu kromosom. 
  • Ukuran yang dipakai untuk menentukan jarak antargen antarlokus disebut unit.

  • Titik pengukuran jarak antargen dimulai dari sentromer, jika gen a berjarak 12,5 unit, berarti gen A berjarak 12,5 unit dari sentromer. 
  • Jika gen B berjarak 15,5 unit, berarti gen B berjarak 15,5 unit dari sentromer. 
  • Berdasarkan informasi jarak gen A dan B dari sentromer kita dapat menghitung jarak antara gen A dengan B, yaitu 15,5 – 12,5  = 3 unit.

7. Penentuan Jenis Kelamin

  • Penentuan jenis kelamin pada berbagai organisme tidak sama. 
  • Beberapa tipe penentuan jenis kelamin yang dikenal adalah sebagai berikut.

Sistem XX – XY

  1. Pada manusia: wanita 44 A + XX atau 22 AA + XX, pria 44 A + XY atau 22 AA + XY
  2. Pada Lalat buah:  XX betina (6 A + XX atau 3 AA + XX), XY jantan (6 A + XY atau 3 AA + XY)

Sistem XX XO 

  1. Pada belalang BETINA : XX betina (22AA + XX)
  2. Karyotipe Jantan XO jantan (22AA + XO).
  3. Sistem ZW ZZ (pada kupu-kupu, ngengat, ikan, burung): ZW betina (78 A + ZW), ZZ jantan (78 A + ZZ).
  4. Sistem ZO ZZ (pada ayam, itik): ZO betina (76A + ZO), ZZ jantan (76A + ZZ).

Pautan Seks

  • Merupakan peristiwa tergabungnya beberapa sifat pada kromosom seks. 
  • Pautan seks dapat terjadi pada kromosom X atau kromosom Y.

  • Contoh: gen penentu warna mata pada lalat Drosophila terpaut pada kromosom X.
  • Misal lalat buah betina mata merah  : XMXm  Lalat jantan : XMY atau XM Xm  

Gen Letal
Merupakan gen yang dalam keadaan homozigot menyebabkan kematian pada individu yang membawanya.

  1. Gen letal dominan: jika gen dominan dalam keadaan homozigot menyebabkan kematian. Contoh:
  2. Thallasemia (ThTh) pada manusia;
  3. Tikus bulu kuning (KK);
  4. Ayam Redep (RR);
  5. Ayam tidak berjambul (JJ).
  6. Gen letal resesif: jika gen resesif dalam keadaan homozigot  menyebabkan kematian. Contoh:
  7. Sapi Bulldog (dd);
  8. Sickle cell (ss) pada manusia;
  9. Kelinci Pegler (pp).
  10. Hereditas pada Manusia
  11. Golongan Darah
  12. Golongan darah bersifat menurun (genetis). 
  • Golongan darah pada manusia dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok, yaitu:
  1. Sistem ABO ditentukan oleh 3 macam alel, yaitu Ia, Ib, dan Io;
  2. Sistem Rhesus, ditentukan oleh gen Rh untuk rhesus (+) dan gen rh untuk rhesus (-). Alel Rh bersifat dominan terhadap alel rh;
  3. Sstem MN, ditentukan oleh 2 macam alel, yaitu LM dan LN.Cacat dan Penyakit Menurun pada Manusia
Ciri-ciri penyakit menurun:
  1. tidak menular pada orang lain;
  2. tidak dapat disembuhkan, karena ada kelainan dalam substansi hereditas (gen);
  3. umumnya dikendalikan oleh gen resesif dan hanya muncul pada seseorang yang homozigot resesif.
  4. Cacat dan penyakit menurun pada manusia dapat diwariskan melaui autosom dan ada yang melalui kromosom seks (terpaut seks).
  5. Terpaut Autosom

Albino
  • Disebabkan ketidakmampuan tubuh membentuk enzim pengubah tirosin menjadi pigmen melanin yang dikendalikan oleh gen resesif a. 
  • Orang normal memiliki genotip AA dan normal carier Aa. 
  • Seorang albino dapat lahir dari pasangan yang keduanya carier.
Polidaktili
  • Merupakan kelainan bawaan dalam autosom yang dibawa oleh gen dominan. 
  • Penderita dapat dilahirkan dari pasangan orang tua yang sama-sama polidaktili heterozigot (Pp), atau dari pasangan yang salah satu polidaktili (PP) dan yang lainnya normal (pp).
Brakidaktili,
  • Merupakan kelainan yang berupa memendeknya jari-jari akibat ruas-ruas jarinya pendek. 
  • Kelainan ini dikendalikan oleh gen dominan (B) yang bersifat letal. 
  • Dengan demikian, keadaan dominan homozigot (BB) akan menyebabkan kematian, genotip heterozigot (Bb) akan menyebabkan brakidaktili, dan homozigot resesif (bb) normal.
Terpaut pada Kromosom Seks Manusia
  1. Gen-gen abnormal terpaut kromosom Y (Holadrik) antara lain:
  2. Webbed toes, merupakan kelainan sifat yang ditandai dengan pertumbuhan selaput diantara jari-jari, 
  3. Seperti halnya kaki bebek atau kaki katak. Sifat tersebut dikendalikan oleh resesif (wt) sedangkan gen dominan Wt menentukan keadaan normal.
Hyserix gravior
  • Merupakan kelainan yang ditandai dengan pertumbuhan rambut yang kasar dan panjang, mirip duri landak. 
  • Sifat rambut ini dikendalikan oleh gen resesif (hg). 
  • Gen Hg mengekspresikan pertumbuhan rambut normal.
Hypertrikosis
  • merupakan kelainan yang ditandai dengan pertumbuhan rambut yang berlebihan pada tubuh. 
  • Sifat ini dikendalikan oleh gen resesif (ht). Gen H menyebabkan keadaan normal.
Hemophyli
  • Gen-gen abnormal terpaut kromosom X antara lain:
  • Hemofilia, penyakit genetik dimana darah sukar membeku pada saat terjadi luka.
  • Tubuh mengalami kegagalan dalam pembentukan enzim tromboplastin (enzim pembeku darah) sehingga penderita akan sering mengalami pendarahan. 
  • Gen ini bersifat resesif yang terkandung dalam kromosom X. 
  • Oleh karena itu, genotip penderitanya menjadi XhXh (letal), dan XhY, sementara wanita carier adalah XHXh. 
  • Wanita hemofilia hanya ada secara teori, sebab akan mati pada saat embrio.    
Buta Warna (Colour Blind) 
  • Kelainan pada retina mata seseorang, yaitu pada sel kerucutnya tidak peka terhadap cahaya yang berwarna. 
  • Jika buta warna dibawa oleh gen resesif cb yang terpaut pada kromosom X, 
  • Maka penderitanya adalah XcbXcb dan XcbY, sementara XCBXcb adalah wanita carier.
Anenamel (Gigi Tak Beremail)
  • Kelainan ini dibawa oleh gen yang bersifat dominan pada kromosom X. 
  • Gen g menentukan gigi normal, sementara gen G anenamel. 
  • Ciri-cirinya antara lain gigi kekurangan lapisan email sehingga giginya berwarna coklat dan lebih cepat rusak. 
  • Penderita bergenotip XGY, XGXG, dan XGXg. sementara genotip normalnya adalah XgY dan XgXg.
Anodontia
  • kelainan yang dibawa oleh kromosom X dan muncul dalam keadaan resesif. Ciri-cirinya antara lain tidak memiliki gigi sehingga tampak ompong. Kelainan ini lebih sering dijumpai pada pria sebab seorang pria yang mengandung satu gen a (gen anodontia) sudah menampakkan gejalanya (XaY), sementara pada wanita baru menampakkan sebagai penderita jika genotipnya XaXa.
Contoh Soal dan Penyelesaian
  • Pada tikus terdapat alela ganda untuk warna bulu:Ay = gen kuning
A    = gen hitam
a    = gen kelabu
Bila: Ay = dominan terhadap A
dan A = dominan terhadap a, sedangkan homozigot Ay bersifat letal, maka hasil persilangan antara AyA dengan Aya akan menghasilkan turunan ….
A.   2 hitam : 1 kelabu
B.    2 kuning : 1 kelabu
C.    3 kuning : 1 hitam
D.   2 kuning : 1 hitam
E.    2 kuning : 1 hitam : 1 kelabu
Penyelesaian
P    :               AyA        ><           Aya
G   :               Ay                           Ay
                       A                             a
F    :
Gamet
Ay
A
Ay
Ay Ay
     
AyA  X  Aa
     
  • Letal             : Ay Ay
  • Kuning         : AyA, Aya
  • Hitam           : Aa
Perbandingan fenotip =  letal : kuning : hitam = 1 : 2 : 1

Support web ini

BEST ARTIKEL