Friday, May 10, 2013

MASIH WARASKAH SAMPEYAN

Dalam artikel ini saya ingin membagikan info teraktual mengenai tips mendeteksi waras tidaknya seseorang

  • Mau tahu seseorang punya bakat gila atau tidak?
  • Minta dia mencium jeruk dan jika dia bisa menebak, itu berarti dia masih "oke", tapi jika tidak, bisa saja dia punya bakat terkena gangguan mental alias gila
  • Dan hal tersebut merupakan hasil temuan tim dari Colombia University, Amerika Serikat yang menyebutkan aroma jeruk merupakan salah satu dari sepuluh aroma yang dapat digunakan untuk mengetahui apakah seseorang memiliki kemungkinan tidak waras alias gila.
  • Aroma lainnya ialah lilac, kulit, cengkeh, mentol, nanas, gas alami, sabun dan stroberi.
  • Penilitian tersebut juga menyatakan bahwa penciuman merupakan indera pertama yang hilang saat seseorang menjadi gila
  • Dimana tim tersebut melakukan uji coba kepada 150 orang yang minimal memiliki kerusakan tingkat kesadaran dan hasilnya, mereka yang memiliki bakat gila ternyata tidak memiliki kemampuan mengidentifikasi sepuluh aroma tersebut
  • Menurut Dr. Revanand selaku pemimpin penelitian tersebut, uji coba tersebut akan membantu mendiagnosis awal
  • "Ini sangat penting bagi pasien dan keluarga untuk menentukan perawatan," kata Dr. Revanard
  • Namun profesor Tim Jacob selaku ahli penciuman dari Cardiff University menyarankan agar dilakukan uji coba lain yang sudah terlebih dahulu direkomendasikan secara medis, karena penciuman bisa dipengaruhi banyak hal seperti halnya flu ataupun demam

Silahkan coba ........Wue saya nggak Bento , juga nggak Kentir .... terbukti sawo saya cium rasa jeruk



7 TANDA ORANG GILA

  1. Dia suka asik sendiri
  2. Over PD
  3. Suka salah costum
  4. Orangnya terkadang agak lebay
  5. Saking GILAnya dia sampe gak tau kalau no. 4 gak ada
  6. Dia ngecek kembali ke no.4
  7. Dia mulai tersenyum (walau dalam hati)
  8. Dia gak sadar kalau tandanya sudah lebih dari 7
  9. Dia mulai ngecek lagi dari awal
  10. Dia tersenyum lagi (walau dalam hati)
  11. Dia gak sadar kalau no. 9&10 letaknya terbalik
  12. Dia pun ngecek lagi
  13. Eh ,,,, dia senyum lagi
  14. Et dah. Udah tau lebih dari 7 tetep aja diterusin bacanya ...


Wednesday, May 8, 2013

SISWA NGGAK SIAP



By Budi Rahardjo

Salah satu prasyarat kesuksesan eLearning adalah kesiapan dari siswanya sendiri. Berbeda dengan jaman dahulu, di mana siswa “disuapi” oleh gurunya, sekarang siswa yang harus lebih pro-aktif. Sekarang pusatnya ada pada siswanya. “Student-centric” katanya. Kalau dahulu pada gurunya.
Saya lihat ini masalah terbesar di kita. Siswa cenderung untuk pasif dan mencari cara termudah untuk lulus ujian. Cara terbaiknya adalah dengan menghafal. Cara terburuk adalah curang. Itikad untuk belajar itu hilang. Bahkan untuk sekedar bertanyapun mereka tidak mau (atau tidak mampu?). Ini dapat kita lihat pada tingkatan dari SD sampai mahasiswa. Menyeramkan.
Mungkin ini juga bukan salah mereka karena lingkungan (sistem) yang mendorong ke arah itu. Sebagai contoh, kalau mereka gagal Ujian Nasional (atau ujian-ujian lain) maka mereka tersingkirkan. Akibatnya target mereka sebagai siswa adalah lulus ujian. Di luar itu? Tidak tertarik. Ataupun kalau tertarik, ya secukupnya saja.
Kembali kepada kesiapan siswa, bagaimana cara kita untuk mendorong mereka agar dapat lebih pro-aktif? Jika mereka tidak kita siapkan dari sejak dini, maka kemajuan dunia ini (termasuk keberadaan eLearning) justru akan membuat kita menjadi semakin terpuruk. Kita harus mulai dari sejak mereka kecil. Tapi bagaimana ya?



Tulisan ini saya posting karena emang saya rasakan bener ketika saya mengajar , memberikan ttambahan pelajaran ( Lesser) ada kecenderungan apa yang dituliskan dalam tulisan ini bener ... bicara seperti ini emang menjadi mengkhawatirkan jika pemerintah tdak segera mengendusnya dan anak tidak segera merubahnya ....apapun instan tidak selalu baik ...emang susu instan itu diaduk 2 kali adukan homogen dan cepet diminum lezat namun instan instan lainnya membuat KPK kebanjiran kerjaan ....hehehe

Indikator yang sering muncul secara acak :
Salah satu kebiasaan buruk yang saya amati adalah bekerja seadanya. Bekerja sekedar memenuhi kewajiban administratif. Kalau disuruh buat laporan, ya buat laporan asal ada laporan. Dia tidak ingin membuat laporan yang excellent. Tidak ingin membuat laporannya menjadi lebih baik dari sebelumnya.

Mungkin kebiasaan ini dibina sejak jadi siswa, yaitu dibiasakan mengerjakan tugas seadanya. Asal kumpul tugas. Ketika siswa diajari bahwa yang kerja ekstra dan kerja asal-asalan nilainya sama saja. Ngapain juga kerja ekstra? Ini kemudian terbawa juga setelah bekerja.

Padahal orang akan menilai beda; orang yang asal-asalan dan orang yang serius dan mencintai pekerjaannya. Jelas berbeda!

Apapun yang terjadi kita semua harus menerapkan dan mengaplikasikan semboyan latin ini

EDUCATIO PUERORUM EST REFORMATIO MUNDI
    mendidik kaum muda adalah mengubah dunia 

Support web ini

BEST ARTIKEL