Biasanya menjadi berbeda ketika semua masuk dalam bulan puasa , habit baru juga muncul , kebiasaan yang biasanya tiap hari ngomong ngumpat bajingan , asu , kirik dll .... sak penake dewe , berhenti ngerem seketika , biasanya sedikit sedikit mendengar dari tipi berita koruptor , sang koruptor ndak melakukannya menjadi tebar pesona membagi jarahan untuk zakat , sodakoh dan infaq ...berbalik 180 derajad , biasanya ra kerudungan , kemana mana menjadi pakai kerudung , sinetronnya menjadi disulap dengan thema orang yang tak pernah berdosa ...........kalau paparan ini tak tulis semua pasti penuh uraian ..dengan perubahan habitus yang bisa bisa hanya pseudo ( nggak apa apa) .........yang jelas bekerja di bulan puasa ngajar menjadi waktunya dikurangi hahahaha .
ternyata bagiku juga terjadi perubahan yang biasanya baca buku , jurnal jurnal , makalah makalah yang berhubungan dengan biologi menjadi searching and brosing bacaan agama ..hahaha wedi mati ...nilai agamanya her (remed) meskipun biologinya A .....dasar edan .
Hal yang sederhana akan saya postingkan bacaan sederhana tentang tokoh agama indonesia yang perlu diteladani , kemudian bisa di ikuti dan to be done . enter hahhahaaha
Tokoh diindonesia yang bener bener menjadi panutan itu adalah Wali agama yang jumlahnya sembilan yang kemudian disebut wali songo ......tokoh ini begitu cemerlang ketika berada pada zamannya dan tentu manejadi bermakna ketika kita lihat sekarang ...banyak orang orang berkunjung merunut dan berziarah di tempat keberadaannya ......Apapun yang dilakukan oleh orang kebanyakan itu yang berziarah menjadikan magis pada dirinya dan semoga bisa melakukan apa yang diteladankan .
Silsilah
25 Nabi/Rasul
‘Nabi’
adalah manusia yang diberikan wahyu oleh Allah SWT kepadanya dengan membawa
syariat untuk diamalkan dan tidak diperintahkan untuk menyampaikannya.
Manakala‘Rasul’ adalah manusia yang diberikan wahyu kepadanya untuk diamalkan
dan diperintahkan untuk menyampaikannya. Setiap rasul adalah nabi akan tetapi
bukan semua nabi adalah rasul.
.
Firman
Allah SWT :
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ إِنَّا أَرْسَلْنَاكَ شَاهِدًا وَمُبَشِّرًا وَنَذِيرًا
“Wahai
Nabi, Sesungguhnya Kami mengutusmu untuk jadi saksi, dan pembawa khabar gembira
dan pemberi peringatan.” (QS. Al Ahzab
: 45)
.
Manakala
Junjungan besar kita, Muhamaad Sallallahu Alaihi Wasallam adalah nabi dan rasul
terakhir umat manusia.
.
Firman
Allah SWT :
مَّا كَانَ مُحَمَّدٌ أَبَا أَحَدٍ مِّن رِّجَالِكُمْ وَلَكِن رَّسُولَ اللَّهِ وَخَاتَمَ النَّبِيِّينَ وَكَانَ اللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمًا
“Muhammad
itu sekali-kali bukanlah bapa dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi Dia
adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. dan adalah Allah Maha mengetahui
segala sesuatu.” (QS. Al Ahzab : 40)
.
Sejak
kecil kita seringkali mendengar dan diceritakan kisah 25 nabi dan rasul. Semua
kisah 25 nabi itu secara umumnya sudah kita ketahui, namun kita tidak
dimaklumkan bilakah mereka itu hidup, usia, tahun kejadian dan peristiwa serta
keterangan di bumi negara manakah kisah mereka berlaku.
.
Firman
Allah SWT :
وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّن قَبْلِكَ مِنْهُم مَّن قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُم مَّن لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ
“Dan
Sesungguhnya telah Kami utus beberapa orang Rasul sebelum kamu, di antara
mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antara mereka ada (pula) yang
tidak Kami ceritakan kepadamu.” (QS.
Ghafir : 78)
.
Jumlah
nabi dan Rasul bukan hanya setakat 25 orang saja tapi lebih dari itu. iaitu ada
124,000 orang, sebagaimana disebutkan di
dalam hadis berikut :
.
Dari Abi
Zar al Ghifary r.a. berkata, “Bahawa Rasulullah Sallallahu Alaihi
Wasallambersabda ketika ditanya tentang jumlah para nabi, “(Jumlah para nabi
itu) adalah seratus dua puluh empat ribu (124.000) nabi.” “Lalu berapa jumlah
Rasul di antara mereka?” Baginda menjawab, “Tiga ratus tiga belas (313)” (HR At-Tarmizi r.a.)
.
Firman
Allah SWT:
وَكَمْ أَرْسَلْنَا مِن نَّبِيٍّ فِي الْأَوَّلِينَ ﴿٦﴾
“Berapa banyaknya nabi-nabi yang telah Kami
utus kepada umat-umat yang terdahulu.”
(QS. Az Zukhruf : 6)
.
.
.
Bila Dan
Di Mana Kehidupan Para Nabi?
.
Nama 25
orang itu hanyalah yang nama mereka disebutkan
secara istimewa di dalam Al-Quranul Karim. Terdapat beberapa catatan,
rajah dan analisa oleh para pengkaji sejarah tentang anggaran masa hidup para
nabi, lokasi di mana mereka tinggal dan beberapa keterangan lain yang dicungkil
berdasarkan keterangan, baik dari Al-Quranul Karim, As-Sunah An-Nabawiyah
ataupun fakta-fakta sejarah.
.
Berikut
adalah senarai para nabi dan biodata
peribadi mereka masing-masing :
.
1. Nabi
Adam
Dianggarkan
Baginda hidup pada 5872-4942 SM di
sekitar kawasan yang kini dikenali sebagai Sri Lanka. Konon disitulah Baginda
pertama kali turun ke muka bumi. Lalu Baginda berjalan kaki ke wilayah yang
kini disebut dengan Jazirah Arabia dan bertemu dengan isterinya, Hawwa di
Padang Arafah. Mereka terus menetap di sekitar Kaabah yang memang telah dibina
sebelumnya oleh para malaikat.
Nama nabi
Adam disebutkan sebanyak 25 kali dalam Al-Quran Al-Karim. Diriwayatkan bahawa
Baginda mempunyai 40 anak dan Baginda telah wafat di Jazirah Arabia.
NABI ADAM
AS
Setelah
Allah s.w.t.menciptakan bumi dengan gunung-gunungnya, laut-lautannya dan tumbuh
- tumbuhannya, menciptakan langit dengan mataharinya, bulan dan
bintang-bintangnya yang bergemerlapan menciptakan malaikat-malaikatnya ialah
sejenis makhluk halus yangdiciptakan untuk beribadah menjadi perantara antara
Zat Yang Maha Kuasa dengan hamba-hamba terutama para rasul dan nabinya maka
tibalah kehendak Allah s.w.t. untuk menciptakan sejenis makhluk lain yang akan
menghuni dan mengisi bumi memeliharanya menikmati tumbuh-tumbuhannya,mengelola
kekayaan yang terpendam di dalamnya dan berkembang biak turun-temurun
waris-mewarisi sepanjang masa yang telah ditakdirkan baginya.
Kekhawatiran
Para Malaikat.
Para
malaikat ketika diberitahukan oleh Allah s.w.t. akan kehendak-Nya menciptakan
makhluk lain itu, mereka khuatir kalau-kalau kehendak Allah menciptakan makhluk
yang lain itu,disebabkan kecuaian atau kelalaian mereka dalam ibadah dan
menjalankan tugas atau karena pelanggaran yang mereka lakukan tanpa disadari.
Berkata mereka kepada Allah s.w.t.: "Wahai Tuhan kami! Buat apa Tuhan
menciptakan makhluk lain selain kami,padahal kami selalu bertasbih, bertahmid,
melakukan ibadah dan mengagungkan nama-Mu tanpa henti-hentinya,sedang makhluk
yang Tuhan akan ciptakan dan turunkan ke bumi itu,nescaya akan bertengkar satu
dengan lain,akan saling bunuh-membunuh berebutan menguasai kekayaan alam yang
terlihat diatasnya dan terpendam di dalamnya,sehingga akan terjadilah kerusakan
dan kehancuran di atas bumi yang Tuhan ciptakan itu."
Allah
berfirman, menghilangkan kekhuatiran para malaikat itu:
"Aku
mengetahui apa yang kamu tidak ketahui dan Aku sendirilah yang mengetahui
hikmat penguasaan Bani Adam atas bumi-Ku.Bila Aku telah menciptakannya dan
meniupkan roh kepada nya,bersujudlah kamu di hadapan makhluk baru itu sebagai
penghormatan dan bukan sebagai sujud ibadah,karena Allah s.w.t. melarang
hamba-Nya beribadah kepada sesama makhluk-Nya."
Kemudian
diciptakanlah Adam oleh Allah s.w.t.dari segumpal tanah liat,kering dan lumpur
hitam yang berbentuk.Setelah disempurnakan bentuknya ditiupkanlah roh ciptaan
Tuhan ke dalamnya dan berdirilah ia tegak menjadi manusia yang sempurna
.
Iblis
Membangkang.
Iblis
membangkang dan enggan mematuhi perintah Allah seperti para malaikat yang
lain,yang segera bersujud di hadapan Adam sebagai penghormatan bagi makhluk
Allah yang akan diberi amanat menguasai bumi dengan segala apa yang hidup dan
tumbuh di atasnya serta yang terpendam di dalamnya.Iblis merasa dirinya lebih
mulia,lebih utama dan lebih agung dari Adam,karena ia diciptakan dari unsur
api,sedang Adam dari tanah dan lumpur.Kebanggaannya dengan asal usulnya
menjadikan ia sombong dan merasa rendah untuk bersujud menghormati Adam seperti
para malaikat yang lain,walaupun diperintah oleh Allah.
Tuhan
bertanya kepada Iblis:"Apakah yang mencegahmu sujud menghormati sesuatu
yang telah Aku ciptakan dengan tangan-Ku?"
Iblis
menjawab:"Aku adalah lebih mulia dan lebih unggul dari dia.Engkau ciptakan
aku dari api dan menciptakannya dari lumpur."
Karena
kesombongan,kecongkakan dan pembangkangannya melakukan sujud yang diperintahkan,maka
Allah menghukum Iblis dengan mengusir dari syurga dan mengeluarkannya dari
barisan malaikat dengan disertai kutukan dan laknat yang akan melekat
pd.dirinya hingga hari kiamat.Di samping itu ia dinyatakan sebagai penghuni
neraka.
Iblis
dengan sombongnya menerima dengan baik hukuman Tuhan itu dan ia hanya mohon
agar kepadanya diberi kesempatan untuk hidup kekal hingga hari kebangkitan
kembali di hari kiamat.Allah meluluskan permohonannya dan ditangguhkanlah ia
sampai hari kebangkitan,tidak berterima kasih dan bersyukur atas pemberian
jaminan itu,bahkan sebaliknya ia mengancam akan menyesatkan Adam,sebagai sebab
terusirnya dia dari syurga dan dikeluarkannya dari barisan malaikat,dan akan
mendatangi anak-anak keturunannya dari segala sudut untuk memujuk mereka
meninggalkan jalan yang lurus dan bersamanya menempuh jalan yang sesat,mengajak
mereka melakukan maksiat dan hal-hal yang terlarang,menggoda mereka supaya
melalaikan perintah-perintah agama dan mempengaruhi mereka agar tidak bersyukur
dan beramal soleh.
Kemudian
Allah berfirman kepada Iblis yang terkutuk itu:
"Pergilah
engkau bersama pengikut-pengikutmu yang semuanya akan menjadi isi neraka
Jahanam dan bahan bakar neraka.Engkau tidak akan berdaya menyesatkan
hamba-hamba-Ku yang telah beriman kepada Ku dengan sepenuh hatinya dan memiliki
aqidah yang mantap yang tidak akan tergoyah oleh rayuanmu walaupun engkau
menggunakan segala kepandaianmu menghasut dan memfitnah."
Pengetahuan
Adam Tentang Nama-Nama Benda.
Allah
hendak menghilangkan anggapan rendah para malaikat terhadap Adam dan
menyakinkan mereka akan kebenaran hikmat-Nya menunjuk Adam sebagai penguasa
bumi,maka diajarkanlah kepada Adam nama-nama benda yang berada di alam
semesta,kemudian diperagakanlah benda-benda itu di depan para malaikat
seraya:"Cubalah sebutkan bagi-Ku nama benda-benda itu,jika kamu benar
merasa lebih mengetahui dan lebih mengerti dari Adam."
Para
malaikat tidak berdaya memenuhi tentangan Allah untuk menyebut nama-nama benda
yang berada di depan mereka.Mereka mengakui ketidak-sanggupan mereka dengan
berkata:"Maha Agung Engkau! Sesungguhnya kami tidak memiliki pengetahuan
tentang sesuatu kecuali apa yang Tuhan ajakan kepada kami.Sesungguhnya
Engkaulah Yang Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana."
Adam lalu
diperintahkan oleh Allah untuk memberitahukan nama-nama itu kepada para
malaikat dan setelah diberitahukan oleh Adam,berfirmanlah Allah kepada
mereka:"Bukankah Aku telah katakan padamu bahawa Aku mengetahui rahsia
langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu
sembunyikan."
Adam
Menghuni Syurga.
Adam
diberi tempat oleh Allah di syurga dan baginya diciptakanlah Hawa untuk
mendampinginya dan menjadi teman hidupnya,menghilangkan rasa kesepiannya dan
melengkapi keperluan fitrahnya untuk mengembangkan keturunan. Menurut cerita
para ulamat Hawa diciptakan oleh Allah dari salah satu tulang rusuk Adam yang
disebelah kiri diwaktu ia masih tidur sehingga ketika ia terjaga,ia melihat
Hawa sudah berada di sampingnya.ia ditanya oleh malaikat:"Wahai Adam! Apa
dan siapakah makhluk yang berada di sampingmu itu?"
Berkatalah
Adam:"Seorang perempuan."Sesuai dengan fitrah yang telah diilhamkan
oleh Allah kepadanya."Siapa namanya?"tanya malaikat
lagi."Hawa",jawab Adam."Untuk apa Tuhan menciptakan makhluk
ini?",tanya malaikat lagi.
Adam
menjawab:"Untuk mendampingiku,memberi kebahagian bagiku dan mengisi
keperluan hidupku sesuai dengan kehendak Allah."
Allah
berpesan kepada Adam:"Tinggallah engkau bersama isterimu di
syurga,rasakanlah kenikmatan yang berlimpah-limpah didalamnya,rasailah dan
makanlah buah-buahan yang lazat yang terdapat di dalamnya sepuas hatimu dan
sekehendak nasfumu.Kamu tidak akan mengalami atau merasa lapar,dahaga ataupun
letih selama kamu berada di dalamnya.Akan tetapi Aku ingatkan janganlah makan
buah dari pohon ini yang akan menyebabkan kamu celaka dan termasuk orang-orang
yang zalim.Ketahuilah bahawa Iblis itu adalah musuhmu dan musuh isterimu,ia
akan berusaha membujuk kamu dan menyeret kamu keluar dari syurga sehingga
hilanglah kebahagiaan yang kamu sedang nikmat ini."
Iblis
Mulai Beraksi.
Sesuai
dengan ancaman yang diucapkan ketika diusir oleh allah dari Syurga akibat
pembangkangannya dan terdorong pula oleh rasa iri hati dan dengki terhadap Adam
yang menjadi sebab sampai ia terkutuk dan terlaknat selama-lamanya tersingkir
dari singgahsana kebesarannya.Iblis mulai menunjukkan rancangan penyesatannya
kepada Adam dan Hawa yang sedang hidup berdua di syurga yang tenteram, damai
dan bahagia.
Ia
menyatakan kepada mereka bahawa ia adalah kawan mereka dan ingin memberi
nasihat dan petunjuk untuk kebaikan dan mengekalkan kebahagiaan mereka.Segala
cara dan kata-kata halus digunakan oleh Iblis untuk mendapatkan kepercayaan
Adam dan Hawa bahawa ia betul-betul jujur dalam nasihat dan petunjuknya kepada
mereka.Ia membisikan kepada mereka bahwa.larangan Tuhan kepada mereka memakan
buah-buah yang ditunjuk itu adalah karena dengan memakan buah itu mereka akan
menjelma menjadi malaikat dan akan hidup kekal.Diulang-ulangilah bujukannya
dengan menunjukkan akan harumnya bau pohon yang dilarang indah bentuk buahnya dan
lazat rasanya.Sehingga pada akhirnya termakanlah bujukan yang halus itu oleh
Adam dan Hawa dan dilanggarlah larangan Tuhan.
Allah
mencela perbuatan mereka itu dan berfirman yang bermaksud: "Tidakkah Aku
mencegah kamu mendekati pohon itu dan memakan dari buahnya dan tidakkah Aku
telah ingatkan kamu bahawa syaitan itu adalah musuhmu yang nyata."
Adam dan
Hawa mendengar firman Allah itu sedarlah ia bahawa mereka telah terlanggar
perintah Allah dan bahawa mereka telah melakukan suatu kesalahan dan dosa
besar.Seraya menyesal berkatalah mereka:"Wahai Tuhan kami! Kami telah
menganiaya diri kami sendiri dan telah melanggar perintah-Mu karena terkena
bujukan Iblis.Ampunilah dosa kami karena nescaya kami akan tergolong
orang-orang yang rugi bila Engkau tidak mengampuni dan mengasihi kami."
Adam dan
Hawa Diturunkan Ke Bumi.
Allah
telah menerima taubat Adam dan Hawa serta mengampuni perbuatan pelanggaran yang
mereka telah lakukan hal mana telah melegakan dada mereka dan menghilangkan
rasa sedih akibat kelalaian peringatan Tuhan tentang Iblis sehingga terjerumus
menjadi mangsa bujukan dan rayuannya yang manis namun berancun itu.
Adam dan
Hawa merasa tenteram kembali setelah menerima pengampunan Allah dan selanjutnya
akan menjaga jangan sampai tertipu lagi oleh Iblis dan akan berusaha agar
pelanggaran yang telah dilakukan dan menimbulkan murka dan teguran Tuhan itu
menjadi pengajaran bagi mereka berdua untuk lebih berhati-hati menghadapi tipu
daya dan bujukan Iblis yang terlaknat itu.Harapan untuk tinggal terus di syurga
yang telah pudar karena perbuatan pelanggaran perintah Allah,hidup kembali
dalam hati dan fikiran Adam dan Hawa yang merasa kenikmatan dan kebahagiaan
hidup mereka di syurga tidak akan terganggu oleh sesuatu dan bahawa redha Allah
serta rahmatnya akan tetap melimpah di atas mereka untuk selama-lamanya.Akan
tetapi Allah telah menentukan dalam takdir-Nya apa yang tidak terlintas dalam
hati dan tidak terfikirkan oleh mereka. Allah s.w.t.yang telah menentukan dalam
takdir-nya bahawa bumi yang penuh dengan kekayaan untuk dikelolanya,akan
dikuasai kepada manusia keturunan Adam memerintahkan Adam dan Hawa turun ke
bumi sebagai benih pertama dari hamba-hambanya yang bernama manusia
itu.Berfirmanlah Allah kepada mereka:"Turunlah kamu ke bumi sebagian
daripada kamu menjadi musuh bagi sebagian yang lain kamu dapat tinggal tetap
dan hidup disan sampai waktu yang telah ditentukan."
Turunlah
Adam dan Hawa ke bumi menghadapi cara hidup baru yang jauh berlainan dengan
hidup di syurga yang pernah dialami dan yang tidak akan berulang kembali.Mereka
harus menempuh hidup di dunia yang fana ini dengan suka dan dukanya dan akan
menurunkan umat manusia yang beraneka ragam sifat dan tabiatnya berbeda-beda
warna kulit dan kecerdasan otaknya.Umat manusia yang akan berkelompok-kelompok
menjadi suku-suku dan bangsa-bangsa di mana yang satu menjadi musuh yang lain
saling bunuh-membunuh aniaya-menganianya dan tindas-menindas sehingga dari
waktu ke waktu Allah mengutus nabi-nabi-Nya dan rasul-rasul-Nya memimpin
hamba-hamba-Nya ke jalan yang lurus penuh damai kasih sayang di antara sesama
manusia jalan yang menuju kepada redha-Nya dan kebahagiaan manusia di dunia dan
akhirat.
Kisah Adam
dalam Al-Quran.
Al_Quran
menceritakan kisah Adam dalam beberapa surah di antaranya surah Al_Baqarah ayat
30 sehingga ayat 38 dan surah Al_A'raaf ayat 11 sehingga 25
Pengajaran
Yang Terdapat Dari Kisah Adam.
Bahawasanya
hikmah yang terkandung dalam perintah-perintah dan larangan-larangan Allah dan
dalam apa yang diciptakannya kadangkala tidak atau belum dapat dicapai oelh
otak manusia bahkan oleh makhluk-Nya yang terdekat sebagaimana telah dialami
oleh para malaikat tatkala diberitahu bahawa Allah akan menciptakan manusia -
keturunan Adam untuk menjadi khalifah-Nya di bumi sehingga mereka seakan-akan
berkeberatan dan bertanya-tanya mengapa dan untuk apa Allah menciptakan jenis
makhluk lain daripada mereka yang sudah patuh rajin beribadat, bertasbih,
bertahmid dan mengagungkan nama-Nya.
Bahawasanya
manusia walaupun ia telah dikurniakan kecergasan berfikir dan kekuatan fizikal
dan mental ia tetap mempunyai beberapa kelemahan pada dirinya seperti sifat
lalai, lupa dan khilaf. Hal mana telah terjadi pada diri Nabi Adam yang
walaupun ia telah menjadi manusia yang sempurna dan dikurniakan kedudukan yang
istimewa di syurga ia tetap tidak terhindar dari sifat-sifat manusia yang lemah
itu.Ia telah lupa dan melalaikan peringatan Allah kepadanya tentang pohon
terlarang dan tentang Iblis yang menjadi musuhnya dan musuh seluruh
keturunannya, sehingga terperangkap ke dalam tipu daya dan terjadilah
pelanggaran pertama yang dilakukan oleh manusia terhadap larangan Allah.
Bahawasanya
seseorang yang telah terlanjur melakukan maksiat dan berbuat dosa tidaklah ia
sepatutnya berputus asa dari rahmat dan ampunan Tuhan asalkan ia sedar akan
kesalahannya dan bertaubat tidak akan melakukannya kembali.Rahmat allah dan
maghfirah-Nya dpt mencakup segala dosa yang diperbuat oleh hamba-Nya kecuali
syirik bagaimana pun besar dosa itu asalkan diikuti dengan kesedaran bertaubat
dan pengakuan kesalahan.
Sifat
sombong dan congkak selalu membawa akibat kerugian dan kebinasaan.Lihatlah
Iblis yang turun dari singgahsananya dilucutkan kedudukannya sebagai seorang
malaikat dan diusir oleh Allah dari syurga dengan disertai kutukan dan laknat
yang akan melekat kepada dirinya hingga hari Kiamat karena kesombongannya dan
kebanggaaannya dengan asal-usulnya sehingga ia menganggap dan memandang rendah
kepada Nabi Adam dan menolak untuk sujud menghormatinya walaupun diperintahkan
oleh Allah s.w.t.
.
2. Nabi
Idris
Nabi Idris
bin Yarid bin Mahlail dari keturunan Nabi Syits bin Adam. Dianggarkan
Baginda hidup sekitar tahun 4533-4188
SM. Baginda diutus untuk Bani Qabil yang tinggal di Babil di Iraq dan Memphis.
Nama Baginda disebutkan sebanyak 2 kali
di dalam Al-Quran.
NABI IDRIS
AS
Tidak
banyak keterangan yang didapat tentang kisah Nabi Idris di dalam Al-Quran maupun
dalam kitab-kitab Tafsir dan kitab-kitab sejarah nabi-nabi. Di dalam Al-Quran
hanya terdapat dua ayat tentang Nabi Idris yaitu dalam surah Maryam ayat 56 dan
57:
"Dan
ceritakanlah ( hai Muhammad kepada mereka , kisah ) Idris yang terdapat di
dalam Al-Quran. Sesungguhnya ia adalah seorang yang sangat membenarkan dan
seorang nabi. 57 - Dan Kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi."
{ Maryam : 56 - 57 }
Nabi Idris
adalah keturunan keenam dari Nabi Adam putera dari Yarid bin Mihla'iel bin
Qinan bin Anusy bin Syith bin Adam A.S. dan adalah keturunan pertama yang
dikurniai kenabian menjadi Nabi setelah Adam dan Syith.
Nabi Idris
menurut sementara riwayat bermukim di Mesir di mana ia berdakwah untuk agama
Allah mengajarkan tauhid dan beribadat menyembah Allah serta membeeri beberapa
pendoman hidup bagi pengikut-pengikutnya agar menyelamat diri darii seksaan di
akhirat dan kehancuran serta kebinasaan di dunia. Ia hidup sampai usia 82
tahun.
Diantara
beberapa nasihat dan kata-kata mutiaranya ialah :
1 .
Kesabaran yang disertai iman kepada Allah membawa kemenangan.
2 . Orang
yang bahagia ialah orang yang berwaspada dan mengharapkan syafaat dari Tuhannya
dengan amal-amal solehnya.
3 . Bila
kamu memohon sesuatu kepada Allah dan berdoa maka ikhlaskanlah niatmu demikian
pula puasa dan solatmu.
4 .
Janganlah bersumpah dalam keadaan kamu berdusta dan janganlah menuntup sumpah
dari orang yang berdusta agar kamu tidak menyekutui mereka dalam dosa.
5 .
Taatlah kepada raja-rajamu dan tunduklah kepada pembesar-pembesarmu serta
penuhilah selalu mulut-mulutmu dengan ucapan syukur dan puji kepada Allah.
6 .
Janganlah iri hati kepada orang-orang yang baik nasibnya, karena mereka tidak
akan banyak dan lama menikmati kebaikan nasibnya.
7 . Barang
siapa melampaui kesederhanaan tidak sesuatu pun akan memuaskannya.
8 . Tanpa
membagi-bagikan nikmat yang diperolehnya seorang tidak dapat bersyukur kepada
Allah atas nikmat-nikmat yang diperolehnya itu.
Dalam
hubungan dengan firman Allah bahawa Nabi Idris diangkat kemartabat tinggi Ibnu
Abi Hatim dalam tafsirnya meriwayatkan bahawa Nabi Idris wafat tatkala berada
di langit keempat dibawa oleh seorang Malaikat Wallahu a'alam bissawab.
.
3. Nabi
Nuh As
Nabi Nuh
bin Malik bin Mutawashlih bin Idris dari keturunan Nabi Syits bin Adam.
Dianggarkan Baginda hidup pada tahun 3993-3043 SM dan diangkat menjadi nabi
pada tahun 3650 SM untuk Bani Rasib. Nabi Nuh telah dikesan tinggal di wilayah
selatan Iraq. Nama Baginda disebutkan
sebanyak 43 kali dalam Al-quran dan mempunyai 4 anak laki-laki. Para
ahli sejarah banyak menyebutkan bahawa Baginda wafat di Makkah.
NABI NUH
AS
Nabi Nuh
adalah nabi keempat sesudah Adam, Syith dan Idris dan keturunan kesembilan dari
Nabi Adam. Ayahnya adalah Lamik bin Metusyalih bin Idris.
Dakwah
Nabi Nuh Kepada Kaumnya
Nabi Nuh
menerima wahyu kenabian dari Allah dalam masa "fatrah" masa
kekosongan di antara dua rasul di mana biasanya manusia secara berangsur-angsur
melupakan ajaran agama yang dibawa oleh nabi yang meninggalkan mereka dan
kembali bersyirik meninggalkan amal kebajikan, melakukan kemungkaran dan
kemaksiatan di bawah pimpinan Iblis.
Demikianlah
maka kaum Nabi Nuh tidak luput dari proses tersebut, sehingga ketika Nabi Nuh
datang di tengah-tengah mereka, mereka sedang menyembah berhala ialah
patung-patung yang dibuat oleh tangan-tangan mereka sendiri disembahnya sebagai
tuhan-tuhan yang dapat membawa kebaikan dan manfaat serta menolak segala
kesengsaraan dan kemalangan.berhala-berhala yang dipertuhankan dan menurut
kepercayaan mereka mempunyai kekuatan dan kekuasaan ghaib ke atas manusia itu
diberinya nama-nama yang silih berganti menurut kehendak dan selera kebodohan
mereka.Kadang-kadang mereka namakan berhala mereka " Wadd " dan
" Suwa " kadangkala " Yaguts " dan bila sudah bosan
digantinya dengan nama " Yatuq " dan " Nasr ".
Nabi Nuh
berdakwah kepada kaumnya yang sudah jauh tersesat oleh iblis itu, mengajak
mereka meninggalkan syirik dan penyembahan berhala dan kembali kepada tauhid
menyembah Allah Tuhan sekalian alam melakukan ajaran-ajaran agama yang
diwahyukan kepadanya serta meninggalkan kemungkaran dan kemaksiatan yang
diajarkan oleh Syaitan dan Iblis.
Nabi Nuh
menarik perhatian kaumnya agar melihat alam semesta yang diciptakan oleh Allah
berupa langit dengan matahari, bulan dan bintang-bintang yang menghiasinya,
bumi dengan kekayaan yang ada di atas dan di bawahnya, berupa tumbuh-tumbuhan
dan air yang mengalir yang memberi kenikmatan hidup kepada manusia, pengantian
malam menjadi siang dan sebaliknya yang kesemua itu menjadi bukti dan tanda
nyata akan adanya keesaan Tuhan yang harus disembah dan bukan berhala-berhala
yang mereka buat dengan tangan mereka sendiri.Di samping itu Nabi Nuh juga
memberitakan kepada mereka bahwa akan ada gajaran yang akan diterima oleh
manusia atas segala amalannya di dunia iaitu syurga bagi amalan kebajikan dan
neraka bagi segala pelanggaran terhadap perintah agama yang berupa kemungkaran
dan kemaksiatan.
Nabi Nuh
yang dikurniakan Allah dengan sifat-sifat yang patut dimiliki oleh seorang
nabi, fasih dan tegas dalam kata-katanya, bijaksana dan sabar dalam
tindak-tanduknya melaksanakan tugas risalahnya kepada kaumnya dengan penuh
kesabaran dan kebijaksanaan dengan cara yang lemah lembut mengetuk hati nurani
mereka dan kadang kala dengan kata-kata yang tajam dan nada yang kasar bila
menghadapi pembesar-pembesar kaumnya yang keras kepala yang enggan menerima
hujjah dan dalil-dalil yang dikemukakan kepada mereka yang tidak dapat mereka
membantahnya atau mematahkannya.
Akan
tetapi walaupun Nabi Nuh telah berusaha sekuat tanaganya berdakwah kepda
kaumnya dengan segala kebijaksanaan, kecekapan dan kesabaran dan dalam setiap
kesempatan, siang mahupun malam dengan cara berbisik-bisik atau cara terang dan
terbuka terbyata hanya sedikit sekali dari kaumnya yang dpt menerima dakwahnya
dan mengikuti ajakannya, yang menurut sementara riwayat tidak melebihi bilangan
seratus orang Mereka pun terdiri dari orang-orang yang miskin berkedudukan
sosial lemah. Sedangkan orang yang kaya-raya, berkedudukan tingi dan terpandang
dalam masyarakat, yang merupakan pembesar-pembesar dan penguasa-penguasa tetap
membangkang, tidak mempercayai Nabi Nuh mengingkari dakwahnya dan sesekali
tidak merelakan melepas agamanya dan kepercayaan mereka terhadap
berhala-berhala mereka, bahkan mereka berusaha dengan mengadakan persekongkolan
hendak melumpuhkan dan mengagalkan usaha dakwah Nabi nuh.
Berkata
mereka kepada Nabi Nuh:"Bukankah engkau hanya seorang daripada kami dan
tidak berbeda drp kami sebagai manusia biasa. Jikalau betul Allah akan
mengutuskan seorang rasul yang membawa perintah-Nya, nescaya Ia akan
mengutuskan seorang malaikat yang patut kami dengarkan kata-katanya dan kami
ikuti ajakannya dan bukan manusia biasa seperti engkau hanya dpt diikuti
orang-orang rendah kedudukan sosialnya seperti para buruh petani orang-orang
yang tidak berpenghasilan yang bagi kami mereka seperti sampah
masyarakat.Pengikut-pengikutmu itu adalah orang-orang yang tidak mempunyai daya
fikiran dan ketajaman otak, mereka mengikutimu secara buta tuli tanpa
memikirkan dan menimbangkan masak-masak benar atau tidaknya dakwah dan ajakanmu
itu. Cuba agama yang engkau bawa dan ajaran -ajaran yang engkau sadurkan kepada
kami itu betul-betul benar, nescaya kamilah dulu mengikutimu dan bukannya
orang-orang yang mengemis pengikut-pengikutmu itu. kami sebagai pemuka-pemuka
masyarakat yang pandai berfikir, memiliki kecerdasan otak dan pandangan yang
luas dan yang dipandang masyarakat sebagai pemimpin-pemimpinnya, tidaklah mudak
kami menerima ajakanmu dan dakwahmu.Engkau tidak mempunyai kelebihan di atas
kami tentang soaL-soal kemasyarakatan dan pergaulan hidup.kami jauh lebih
pandai dan lebih mengetahui drpmu tentang hal itu semua.nya.Anggapan kami
terhadapmu, tidak lain dan tidak bukan, bahawa engkau adalh pendusta
belaka."
Nuh
berkata, menjawab ejekan dan olok-olokan kaumnya:"Adakah engkau mengira
bahwa aku dpt memaksa kamu mengikuti ajaranku atau mengira bahwa aku mempunyai
kekuasaan untuk menjadikan kamu orang-orang yang beriman jika kamu tetap
menolak ajakan ku dan tetap membuta-tuli terhadap bukti-bukti kebenaran
dakwahku dan tetap mempertahakan pendirianmu yang tersesat yang diilhamkan oleh
kesombongan dan kecongkakan karena kedudukan dan harta-benda yang kamu miliki.Aku
hanya seorang manusia yang mendpt amanat dan diberi tugas oleh Allah untuk
menyampaikan risalah-Nya kepada kamu. Jika kamu tetap berkeras kepala dan tidak
mahu kembali ke jalan yang benar dan menerima agama Allah yang diutuskan-Nya
kepada ku maka terserahlah kepada Allah untuk menentukan hukuman-Nya dan
gajaran-Nya keatas diri kamu. Aku hanya pesuruh dan rasul-Nya yang
diperintahkan untuk menyampaikan amanat-Nya kepada hamba-hamba-Nya. Dialah yang
berkuasa memberi hidayah kepadamu dan mengampuni dosamu atau menurunkan azab
dan seksaan-Nya di atas kamu sekalian jika Ia kehendaki.Dialah pula yang
berkuasa menurunkan seksa danazab-nya di dunia atau menangguhkannya sampai hari
kemudian. Dialah Tuhan pencipta alam semesta ini, Maha Kuasa ,Maha Mengetahui, maha
pengasih dan Maha Penyayang.".
Kaum Nuh
mengemukakan syarat dengan berkata:"Wahai Nuh! Jika engkau menghendaki
kami mengikutimu dan memberi sokongan dan semangat kepada kamu dan kepada agama
yang engkau bawa, maka jauhkanlah para pengikutmu yang terdiri dari orang-orang
petani, buruh dan hamaba-hamba sahaya itu. Usirlah mereka dari pengaulanmu
karena kami tidak dpt bergaul dengan mereka duduk berdampingan dengan mereka
mengikut cara hidup mereka dan bergabung dengan mereka dalam suatu agama dan
kepercayaan. Dan bagaimana kami dpt menerima satu agama yang menyamaratakan
para bangsawan dengan orang awam, penguasa dan pembesar dengan buruh-buruhnya
dan orang kaya yang berkedudukan dengan orang yang miskin dan papa."
Nabi Nuh
menolak pensyaratan kaumnya dan berkata:"Risalah dan agama yang aku bawa
adalah untuk semua orang tiada pengecualian, yang pandai mahupun yang bodoh,
yang kaya mahupun miskin, majikan ataupun buruh ,diantara peguasa dan rakyat
biasa semuanya mempunyai kedudukan dan tempat yang sama trehadap agama dan
hukum Allah. Andai kata aku memenuhi pensyaratan kamu dan meluluskan
keinginanmu menyingkirkan para pengikutku yang setia itu, maka siapakah yang
dpt ku harapkan akan meneruskan dakwahku kepada orang ramai dan bagaimana aku
sampai hati menjauhkan drpku orang-orang yang telah beriman dan menerima
dakwahku dengan penuh keyakinan dan keikhlasan di kala kamu menolaknya serta
mengingkarinya, orang-orang yang telah membantuku dalam tugasku di kala kamu
menghalangi usahaku dan merintangi dakwahku. Dan bagaimanakah aku dpt
mempertanggungjawabkan tindakan pengusiranku kepada mereka terhadap Allah bila
mereka mengadu bahawa aku telah membalas kesetiaan dan ketaatan mereka dengan
sebaliknya semata-mata untuk memenuhi permintaanmu dan tunduk kepada pensyaratanmu
yang tidak wajar dan tidak dpt diterima oleh akal dan fikiran yang sihat.
Sesungguhnay kamu adalah orang-orang yang bodoh dan tidak berfikiran sihat.
Pada
akhirnya, karena merasa tidak berdaya lagi mengingkari kebenaran kata-kata Nabi
Nuh dan merasa kehabisan alasan dan hujjah untuk melanjutkan dialog dengan
beliau, maka berkatalah mereka:
"Wahai
Nabi Nuh! Kita telah banyak bermujadalah dan berdebat dan cukup berdialog serta
mendengar dakwahmu yang sudah menjemukan itu. Kami tetap tidak akan mengikutimu
dan tidak akan sesekali melepaskan kepercayaan dan adat-istiadat kami sehingga
tidak ada gunanya lagi engkau mengulang-ulangi dakwah dan ajakanmu dan bertegang
lidah dengan kami. datangkanlah apa yang engkau benar-benar orang yang menepati
janji dan kata-katanya. Kami ingin melihat kebenaran kata-katamu dan ancamanmu
dalam kenyataan. Karena kami masih tetap belum mempercayaimu dan tetap
meragukan dakwahmu."
Nabi Nuh
Berputus Asa Dari Kaumnya
Nabi Nuh
berada di tengah-tengah kaumnya selama sembilan ratus lima puluh tahun
berdakwah menyampaikan risalah Tuhan, mengajak mereka meninmggalkan penyembahan
berhala dan kembali menyembah dan beribadah kepada Allah Yang maha Kuasa
memimpin mereka keluar dari jalan yang sesat dan gelap ke jalan yang benar dan
terang, mengajar mereka hukum-hukum syariat dan agama yang diwahyukan oleh
Allah kepadanya, mangangkat darjat manusia yang tertindas dan lemah ke tingak
yang sesuai dengan fitrah dan qudratnya dan berusaha menghilangkan sifat-sifat
sombong dan bongkak yang melekat pd para pembesar kaumnya dan medidik agar
mereka berkasih sayang, tolong-menolong diantara sesama manusia. Akan tetapi
dalam waktu yang cukup lama itu, Nabi Nuh tidak berhasil menyedarkan an menarik
kaumnya untuk mengikuti dan menerima dakwahnya beriman, bertauhid dan beribadat
kepada Allah kecuali sekelompok kecil kaumnya yang tidak mencapai seramai
seratus orang, walaupun ia telah melakukan tugasnya dengan segala daya-usahanya
dan sekuat tenaganya dengan penuh kesabaran dan kesulitan menghadapi
penghinaan, ejekan dan cercaan makian kaumnya, karena ia mengharapkan akan dtg
masanya di mana kaumnya akan sedar diri dan dtg mengakui kebenarannya dan
kebenaran dakwahnya. Harapan Nabi Nuh akan kesedaran kaumnya ternyata makin
hari makin berkurangan dan bahawa sinar iman dan takwa tidak akan menebus ke
dalam hati mereka yang telah tertutup rapat oleh ajaran dan bisikan Iblis. Hal
mana Nabi Nuh berupa berfirman Allah yang bermaksud:
"Sesungguhnya
tidak akan seorang drp kaumnya mengikutimu dan beriman kecuali mereka yang
telah mengikutimu dan beriman lebih dahulu, maka jgnlah engkau bersedih hati
karena apa yang mereka perbuatkan."
Dengan
penegasan firman Allah itu, lenyaplah sisa harapan Nabi Nuh dari kaumnya dan
habislah kesabarannya. Ia memohon kepada Allah agar menurunkan Azab-Nya di atas
kaumnya yang berkepala batu seraya berseru:"Ya Allah! Jgnlah Engkau
biarkan seorang pun drp orang-orang kafir itu hidup dan tinggal di atas bumi
ini. Mareka akan berusaha menyesatkan hamba-hamba-Mu, jika Engkau biarkan
mereka tinggal dan mereka tidak akan melahirkan dan menurunkan selain anak-anak
yang berbuat maksiat dan anak-anak yang kafir spt.mereka."
Doa Nabi
Nuh dikalbulkan oleh Allah dan permohonannya diluluskan dan tidak perlu lagi
menghiraukan dan mempersoalkan kaumnya, karena mereka itu akan menerima hukuman
Allah dengan mati tenggelam.
Nabi Nuh
Membuat Kapal
Setelah
menerima perintah Allah untuk membuat sebuah kapal, segeralah Nabi Nuh
mengumpulkan para pengikutnya dan mulai mereka mengumpulkan bhn yang diperlukan
untuk maksud tersebut, kemudian dengan mengambil tempat di luar dan agak jauh
dari kota dan keramaiannya mereka dengan rajin dan tekun bekerja siang dan malam
menyelesaikan pembinaan kapal yang diperintahkan itu.
Walaupun
Nabi Nuh telah menjauhi kota dan masyarakatnya, agar dpt bekerja dengan tenang
tanpa gangguan bagi menyelesaikan pembinaan kapalnya namun ia tidak luput dari
ejekan dan cemuhan kaumnya yang kebetulan atau sengaja melalui tempat kerja
membina kapal itu. Mereka mengejek dan mengolok-olk dengan
mengatakan:"Wahai Nuh! Sejak bila engkau telah menjadi tukang kayu dan
pembuat kapal?Bukankah engkau seorang nabi dan rasul menurut pengakuanmu, kenapa
sekarang menjadi seorang tukang kayu dan pembuat kapal.Dan kapal yang engkau
buat itu di tempat yang jauh dari air ini adalah maksudmu untuk ditarik oleh
kerbau ataukah mengharapkan angin yang ankan menarik kapalmu ke laut?"Dan
lain-lain kata ejekan yang diterima oleh Nabi Nuh dengan sikap dingin dan
tersenyum seraya menjawab:"Baiklah tunggu saja saatnya nanti, jika kamu
sekrg mengejek dan mengolok-olok kami maka akan tibalah masanya kelak bg kami
untuk mengejek kamu dan akan kamu ketahui kelak untuk apa kapal yang kami
siapkan ini.Tunggulah saatnya azab dan hukuman Allah menimpa atas diri
kamu."
Setelah
selesai pekerjaan pembuatan kapal yang merupakan alat pengangkutan laut pertama
di dunia, Nabi Nuh menerima wahyu dari Allah:"Siap-siaplah engkau dengan
kapalmu, bila tiba perintah-Ku dan terlihat tanda-tanda drp-Ku maka segeralah
angkut bersamamu di dalam kapalmu dan kerabatmu dan bawalah dua pasang dari
setiap jenis makhluk yang ada di atas bumi dan belayarlah dengan izin-Ku."
Kemudian
tercurahlah dari langit dan memancur dari bumi air yang deras dan dahsyat yang
dalam sekelip mata telah menjadi banjir besar melanda seluruh kota dan desa
menggenangi daratan yang rendah mahupun yang tinggi sampai mencapai puncak
bukit-bukit sehingga tiada tempat berlindung dari air bah yang dahsyat itu
kecuali kapal Nabi Nuh yang telah terisi penuh dengan para orang mukmin dan
pasangan makhluk yang diselamatkan oleh Nabi Nuh atas perintah Allah.
Dengan
iringan"Bismillah majraha wa mursaha"belayarlah kapal Nabi Nuh dengan
lajunya menyusuri lautan air, menentang angin yang kadang kala lemah lembut dan
kadang kala ganas dan ribut. Di kanan kiri kapal terlihatlah orang-orang kafir
bergelut melawan gelombang air yang menggunung berusaha menyelamat diri dari
cengkaman maut yang sudah sedia menerkam mereka di dalam lipatan
gelombang-gelombang itu.
Tatkala
Nabi Nuh berada di atas geladak kapal memperhatikan cuaca dan melihat-lihat
orang-orang kafir dari kaumnya sedang bergelimpangan di atas permukaan air,
tiba-tiba terlihatlah olehnya tubuh putera sulungnya yang bernama
"Kan'aan" timbul tenggelam dipermainkan oleh gelombang yang tidak
menaruh belas kasihan kepada orang-orang yang sedang menerima hukuman Allah
itu. Pada saat itu, tanpa disadari, timbullah rasa cinta dan kasih sayang seorang
ayah terhadap putera kandungnya yang berada dalam keadaan cemas menghadapi maut
ditelan gelombang.
Nabi Nuh
secara spontan, terdorong oleh suara hati kecilnya berteriak dengan sekuat
suaranya memanggil puteranya:Wahai anakku! Datanglah kemari dan gabungkan
dirimu bersama keluargamu. Bertaubatlah engkau dan berimanlah kepada Allah agar
engkau selamat dan terhindar dari bahaya maut yang engkau menjalani hukuman
Allah." Kan'aan, putera Nabi Nuh, yang tersesat dan telah terkena racun
rayuan syaitan dan hasutan kaumnya yang sombong dan keras kepala itu menolak
dengan keras ajakan dan panggilan ayahnya yang menyayanginya dengan kata-kata
yang menentang:"Biarkanlah aku dan pergilah, jauhilah aku, aku tidak sudi
berlindung di atas geladak kapalmu aku akan dapat menyelamatkan diriku sendiri
dengan berlindung di atas bukit yang tidak akan dijangkau oleh air bah
ini."
Nuh
menjawab:"Percayalah bahawa tempat satu-satunya yang dapat menyelamatkan
engkau ialah bergabung dengan kami di atas kapal ini. Masa tidak akan ada yang
dapat melepaskan diri dari hukuman Allah yang telah ditimpakan ini kecuali
orang-orang yang memperolehi rahmat dan keampunan-Nya."
Setelah
Nabi Nuh mengucapkan kata-katanya tenggelamlah Kan'aan disambar gelombang yang
ganas dan lenyaplah ia dari pandangan mata ayahnya, tergelincirlah ke bawah
lautan air mengikut kawan-kawannya dan pembesar-pembesar kaumnya yang durhaka
itu.
Nabi Nuh
bersedih hati dan berdukacita atas kematian puteranya dalam keadaan kafir tidak
beriman dan belum mengenal Allah. Beliau berkeluh-kesah dan berseru kepada
Allah:"Ya Tuhanku, sesungguhnya puteraku itu adalah darah dagingku dan
adalah bahagian dari keluargaku dan sesungguhnya janji-Mu adalha janji benar
dan Engkaulah Maha Hakim yang Maha Berkuasa."Kepadanya Allah
berfirman:"Wahai Nuh! Sesungguhnya dia puteramu itu tidaklah termasuk
keluargamu, karena ia telah menyimpang dari ajaranmu, melanggar perintahmu
menolak dakwahmu dan mengikuti jejak orang-orang yang kafir drp kaummu.Coretlah
namanya dari daftar keluargamu.Hanya mereka yang telah menerima dakwahmu
mengikuti jalanmu dan beriman kepada-Ku dpt engkau masukkan dan golongkan ke
dalam barisan keluargamu yang telah Aku janjikan perlindungannya danterjamin
keselamatan jiwanya.Adapun orang-orang yang mengingkari risalah mu, mendustakan
dakwahmu dan telah mengikuti hawa nafsunya dan tuntutan Iblis, pastilah mereka
akan binasa menjalani hukuman yang telah Aku tentukan walau mereka berada
dipuncak gunung. Maka janganlah engkau sesekali menanyakan tentang sesuatu yang
engkau belum ketahui. Aku ingatkan janganlah engkau sampai tergolong ke dalam
golongan orang-orang yang bodoh."
Nabi Nuh
sedar segera setelah menerima teguran dari Allah bahwa cinta kasih sayangnya
kepada anaknya telah menjadikan ia lupa akan janji dan ancaman Allah terhadap
orang-orang kafir termasuk puteranya sendiri. Ia sedar bahawa ia tersesat pd
saat ia memanggil puteranya untuk menyelamatkannya dari bencana banjir yang
didorong oleh perasaan naluri darah yang menghubungkannya dengan puteranya
padahal sepatutnya cinta dan taat kepada Allah harus mendahului cinta kepada
keluarga dan harta-benda. Ia sangat sesalkan kelalaian dan kealpaannya itu dan
menghadap kepada Allah memohon ampun dan maghfirahnya dengan berseru:"Ya
Tuhanku aku berlindung kepada-Mu dari godaan syaitan yang terlaknat, ampunilah
kelalaian dan kealpaanku sehingga aku menanyakan sesuatu yang aku tidak
mengetahuinya. Ya Tuhanku bila Engkau tidak memberi ampun dan maghfirah serta
menurunkan rahmat bagiku, nescaya aku menjadi orang yang rugi."
Setelah
air bah itu mencapai puncak keganasannya dan habis binasalah kaum Nuh yang
kafir dan zalim sesuai dengan kehendak dan hukum Allah, surutlah lautan air
diserap bumi kemudian bertambatlah kapal Nuh di atas bukit " Judie "
dengan iringan perintah Allah kepada Nabi Nuh:"Turunlah wahai Nuh ke darat
engkau dan para mukmin yang menyertaimu dengan selamat dilimpahi barakah dan
inayah dari sisi-Ku bagimu dan bagi umat yang menyertaimu."
Kisah Nabi
Nuh Dalam Al-Quran
Al-Quran
menceritakan kisah Nabi Nuh dalam 43 ayat dari 28 surah di antaranya surah Nuh
dari ayat 1 sehinga 28, juga dalam surah "Hud" ayat 27 sehingga 48
yang mengisahkan dialog Nabi Nuh dengan kaumnya dan perintah pembuatan kapal
serta keadaan banjir yang menimpa di atas mereka.
Pelajaran
Dari Kisah Nabi Nuh A.S.
Bahwasanya
hubungan antara manusia yang terjalin karena ikatan persamaan kepercayaan atau
penamaan aqidah dan pendirian adalah lebih erat dan lebih berkesan drp hubungan
yang terjalin karena ikatan darah atau kelahiran. Kan'aan yang walaupun ia
adalah anak kandung Nabi Nuh, oleh Allah s.w.t. dikeluarkan dari bilangan
keluarga ayahnya karena ia menganut kepercayaan dan agama berlainan dengan apa
yang dianut dan didakwahkan oleh ayahnya sendiri, bahkan ia berada di pihak
yang memusuhi dan menentangnya.
Maka dalam
pengertian inilah dapat difahami firman Allah dalam Al-Quran yang
bermaksud:"Sesungguhnya para mukmin itu adalah bersaudara." Demikian
pula hadis Rasulullah s.a.w.yang bermaksud:"Tidaklah sempurna iman
seseorang kecuali jika ia menyintai saudaranya yang beriman sebagaimana ia
menyintai dirinya sendiri."Juga peribahasa yang berbunyi:"Adakalanya
engkau memperolehi seorang saudara yang tidak dilahirkan oleh ibumu."
.
4. Nabi
Hud
Nabi Hud
bin Abdullah bin Rabah bin Al-Khulud dari keturunan Sam bin Nuh. Dianggarkan
Baginda hidup pada tahun 2450-2320 SM.
Kaum yang Baginda dakwahi disebut dengan Kaum ‘Ad yang tinggal di Al-Ahqaf,
Yaman. Nama Baginda disebutkan sebanyak 7 kali dalam Al-Quran. Dan diriwayatkan
Baginda wafat di Timur Hadhramaut,
Negeri Yaman.
NABI HUUD
AS
"Aad"
adalah nama bapa suatu suku yang hidup di jazirah Arab di suatu tempat bernama
"Al-Ahqaf" terletak di utara Hadramaut atr Yaman dan Umman dan
termasuk suku yang tertua sesudak kaum Nabi Nuh serta terkenal dengan kekuatan
jasmani dalam bentuk tubuh-tubuh yang besar dan sasa. Mereka dikurniai oleh
Allah tanah yang subur dengan sumber-sumber airnya yang mengalir dari segala
penjuru sehinggakan memudahkan mereka bercucuk tanam untuk bhn makanan mrk. dan
memperindah tempat tinggal mereka dengan kebun-kebun bunga yang indah-indah.
Berkat kurnia Tuhan itu mereka hidup menjadi makmur, sejahtera dan bahagia serta
dalam waktu yang singkat mereka berkembang biak dan menjadi suku yang terbesar
diantara suku-suku yang hidup di sekelilingnya.
Sebagaimana
dengan kaum Nabi Nuh kaum Hud ialah suku Aad ini adalah penghidupan rohaninya
tidak mengenal Allah Yang Maha Kuasa Pencipta alam semesta. Mereka membuat
patung-patung yang diberi nama " Shamud" dan " Alhattar"
dan itu yang disembah sebagai tuhan mereka yang menurut kepercayaan mereka dpt
memberi kebahagiaan, kebaikan dan keuntungan serta dapat menolak kejahatan, kerugian
dan segala musibah. Ajaran dan agama Nabi Idris dan Nabi Nuh sudah tidak
berbekas dalam hati, jiwa serta cara hidup mereka sehari-hari. Kenikmatan hidup
yang mereka sedang tenggelam di dalamnya berkat tanah yang subur dan
menghasilkan yang melimpah ruah menurut anggapan mereka adalah kurniaan dan
pemberian kedua berhala mereka yang mereka sembah. Karenanya mereka tidak
putus-putus sujud kepada kedua berhala itu mensyukurinya sambil memohon
perlindungannya dari segala bahaya dan mushibah berupa penyakit atau
kekeringan.
Sebagai
akibat dan buah dari aqidah yang sesat itu pergaulan hidup mereka menjadi
dikuasai oleh tuntutan dan pimpinan Iblis, di mana nilai-nilai moral dan akhlak
tidak menjadi dasar penimbangan atau kelakuan dan tindak-tanduk seseorang tetapi
kebendaan dan kekuatan lahiriahlah yang menonjol sehingga timbul kerusuhan dan
tindakan sewenang-wenang di dalam masyarakat di mana yang kuat menindas yang
lemah yang besar memperkosa yang kecil dan yang berkuasa memeras yang di
bawahnya. Sifat-sifat sombong, congkak, iri-hati, dengki, hasut dan
benci-membenci yang didorong oleh hawa nafsu merajalela dan menguasai
penghidupan mereka sehingga tidak memberi tempat kepada sifat-sifat belas
kasihan, sayang menyayang, jujur, amanat dan rendah hati. Demikianlah gambaran
masyarakat suku Aad tatkala Allah mengutuskan Nabi Hud sebagai nabi dan rasul
kepada mereka.
Nabi Hud
Berdakwah Di Tengah-tengah Sukunya
Sudah
menjadi sunnah Allah sejak diturunkannya Adam Ke bumi bahawa dari masa ke
semasa jika hamba-hamba-Nya sudah berada dalam kehidupan yang sesat sudah jauh
menyimpang dari ajaran-ajaran agama yang dibawa oleh Nabi-nabi-Nya diutuslah
seorang Nabi atau Rasul yang bertugas untuk menyegarkan kembali ajaran-ajaran
nabi-nabi yang sebelumnya mengembalikan masyarakat yang sudah tersesat ke
jalanlurus dan benar dan mencuci bersih jiwa manusiadari segala tahayul dan
syirik menggantinya dan mengisinya dengan iman tauhid dan aqidah yang sesuia
dengan fitrah.
Demikianlah
maka kepada suku Aad yang telah dimabukkan oleh kesejahteraan hidup dan
kenikmatan duniawi sehingga tidak mengenalkan Tuhannya yang mengurniakan itu
semua. Di utuskan kepada mereka Nabi Hud seorang drp suku mereka sendiri dari
keluarga yang terpandang dan berpengaruh terkenal sejak kecilnya dengan
kelakuan yang baik budi pekerti yang luhur dan sgt bijaksana dalam pergaulan
dengan kawan-kawannya.
Nabi Hud
memulai dakwahnya dengan menarik perhatian kaumnya suku Aad kepada tanda-tanda
wujudnya Allah yang berupa alam sekeliling mereka dan bahawa Allahlah yang
mencipta mereka semua dan mengurniakan mereka dengan segala kenikmatan hidup
yang berupa tanah yang subur, air yang mengalir serta tubuh-tubuhan yang tegak
dan kuat. Dialah yang seharusnya mereka sembah dan bukan patung-patung yang
mereka perbuat sendiri. Mereka sebagai manusia adalah makhluk Tuhan paling
mulia yang tidak sepatutnya merendahkan diri sujud menyembah batu-batu yang
sewaktunya dpt mereka hancurkan sendiri dan memusnahkannya dari pandangan.
Di
terangkan oleh Nabi Hud bahaw adia adalah pesuruh Allah yang diberi tugas untuk
membawa mereka ke jalan yang benar beriman kepada Allah yang menciptakan mereka
menghidup dan mematikan mereka memberi rezeki atau mencabutnya drp mereka. Ia
tidak mengharapkan upah dan menuntut balas jasa atas usahanya memimpin dan
menuntut mereka ke jalan yang benar. Ia hanya menjalankan perintah Allah dan
memperingatkan mereka bahawa jika mrk tetap menutup telinga dan mata mrk
menghadapi ajakan dan dakwahnya mereka akan ditimpa azab dan dibinasakan oleh
Allah sebagaimana terjadinya atas kaum Nuh yang mati binasa tenggelam dalam air
bah akibat kecongkakan dan kesombongan mereka menolak ajaran dan dakwah Nabi
Nuh seraya bertahan pada pendirian dan kepercayaan mereka kepada berhala dan
patung-patung yang mereka sembah dan puja itu.
Bagi kaum
Aad seruan dan dakwah Nabi Hud itu merupakan barang yang tidak pernah mrk
dengar ataupun menduga. Mereka melihat bahawa ajaran yang dibawa oleh Nabi Hud
itu akan mengubah sama sekali cara hidup mereka dan membongkar peraturan dan
adat istiadat yang telah mereka kenal dan warisi dari nenek moyang mereka.
Mereka tercengang dan merasa hairan bahawa seorang dari suku mereka sendiri
telah berani berusaha merombak tatacara hidup mereka dan menggantikan agama dan
kepercayaan mereka dengan sesuatu yang baru yang mereka tidak kenal dan tidak
dpt dimengertikan dan diterima oleh akal fikiran mereka. Dengan serta-merta
ditolaklah oleh mereka dakwah Nabi Hud itu dengan berbagai alasan dan tuduhan
kosong terhadap diri beliau serta ejekan-ejekan dan hinaan yang diterimanya
dengan kepala dingin dan penuh kesabaran.
Berkatalah
kaum Aad kepada Nabi Hud:"Wahai Hud! Ajaran dan agama apakah yang engkau
hendak anjurkan kepada kami? Engkau ingin agar kami meninggalkan persembahan
kami kepada tuhan-tuhan kami yang berkuasa ini dan menyembah tuhan mu yang
tidak dpt kami jangkau dengan pancaindera kami dan tuhan yang menurut kata kamu
tidak bersekutu. Cara persembahan yang kami lakukan ini ialah yang telah kami
warisi dari nenek moyang kami dan tidak sesekali kami tidak akan
meninggalkannya bahkan sebaliknya engkaulah yang seharusnya kembali kepada
aturan nenek moyangmu dan jgn mencederai kepercayaan dan agama mereka dengan
memebawa suatu agama baru yang tidak kenal oleh mereka dan tentu tidak akan
direstuinya."
Wahai
kaumku! jawab Nabi Hud,Sesungguhnya Tuhan yang aku serukan ini kepada kamu
untuk menyembah-Nya walaupun kamu tidak dpt menjangkau-Nya dengan pancainderamu
namun kamu dpt melihat dam merasakan wujudnya dalam diri kamu sendiri sebagai
ciptaannya dan dalam alam semesta yang mengelilingimu beberapa langit dengan
matahari bulan dan bintang-bintangnya bumi dengan gunung-ganangnya sungai
tumbuh-tumbuhan dan binatang-binatang yang kesemuanya dpt bermanfaat bagi kamu
sebagai manusia. Dan menjadi kamu dpt menikmati kehidupan yang sejahtera dan
bahagia. Tuhan itulah yang harus kamu sembah dan menundukkan kepala kamu
kepada-Nya.Tuhan Yang Maha Esa tiada bersekutu tidak beranak dan diperanakan
yang walaupun kamu tidak dpt menjangkau-Nya dengan pancainderamu, Dia dekat drp
kamu mengetahui segala gerak-geri dan tingkah lakumu mengetahui isi hati mu
denyut jantungmu dan jalan fikiranmu. Tuhan itulah yang harus disembah oleh
manusia dengan kepercayaan penuh kepada Keesaan-Nya dan kekuasaan-Nya dan bukan
patung-patung yang kamu perbuat pahat dan ukir dengan tangan kamu sendiri
kemudian kamu sembah sebagai tuhan padahal ia suatu barang yang pasif tidak
dapat berbuat sesuatu yang menguntungkan atau merugikan kamu. Alangkah bodohnya
dan dangkalnya fikiranmu jika kamu tetap mempertahankan agamamu yang sesat itu
dan menolak ajaran dan agama yang telah diwahyukan kepadaku oleh Allah Tuhan
Yang Maha Esa itu."
Wahai Hud!
jawab kaumnya,"Gerangan apakah yang menjadikan engkau berpandangan dan
berfikiran lain drp yang sudah menjadi pegangan hidup kami sejak dahulu kala
dan menjadikan engkau meninggalkan agama nenek moyangmu sendiri bahkan sehingga
engkau menghina dan merendahkan martabat tuhan-tuhan kami dan memperbodohkan
kami dan menganggap kami berakal sempit dan berfikiran dangkal? Engkau mengaku
bahwa engkau terpilih menjadi rasul pesuruh oleh Tuhanmu untuk membawa agama
dan kepercayaan baru kepada kami dan mengajak kami keluar dari jalan yang sesat
menurut pengakuanmu ke jalan yang benar dan lurus. Kami merasa hairan dan tidak
dpt menerima oleh akal kami sendiri bahwa engkau telah dipilih menjadi pesuruh
Tuhan. Apakah kelebihan kamu di atas seseorang drp kami , engkau tidak lebih
tidak kurang adalah seorang manusia biasa seperti kami hidup makan minum dan
tidur tiada bedanya dengan kami, mengapa engkau yang dipilih oleh Tuhanmu?
Sungguh engkau menurut anggapan kami seorang pendusta besar atau mungkin engkau
berfikiran tidak sihat terkena kutukan tuhan-tuhan kami yang selalu engkau eje
hina dan cemuhkan."
Wahai
kaumku! jawab Nabi Hud, "aku bukanlah seorang pendusta dan fikiran ku
tetap waras dan sihat tidak krg sesuatu pun dan ketahuilah bahwa
patung-patungmu yang kamu pertuhankan itu tidak dpt mendatangkan sesuatu
gangguan atau penyakit bagi bandaku atau fikiranku. Kamu kenal aku, sejak lama
aku hidup di tengah-tengah kamu bahawa aku tidak pernah berdusta dan bercakap
bohong dan sepanjang pergaulanku dengan kamu tidak pernah terlihat pd diriku
tanda-tanda ketidak wajaran perlakuanku atau tanda-tanda yang meragukan
kewarasan fikiranku dan kesempurnaan akalku. Aku adalah benar pesuruh Allah
yang diberi amanat untuk menyampaikan wahyu-Nya kepada hamba-hamba-Nya yang
sudah tersesat kemasukan pengaruh ajaran Iblis dan sudah jauh menyimpang dari
jalan yang benar yang diajar oleh nabi-nabi yang terdahulu karena Allah tidak
akan membiarkan hamba-hamba-Nya terlalu lama terlantar dalam kesesatan dan
hidup dalam kegelapan tanpa diutuskan seorang rasul yang menuntun mereka ke
jalan yang benar dan penghidupan yang diredhai-Nya. Maka percayalah kamu kepada
ku gunakanlah akal fikiran kamu berimanlah dan bersujudlah kepada Allah Tuhan
seru sekalian alam Tuhan yang menciptakan kamu menciptakan langit dan bumi
menurunkan hujan bagi menyuburkan tanah ladangmu, menumbuhkan tumbuh0tumbuhan
bagi meneruskan hidupmu. Bersembahlah kepada-Nya dan mohonlah ampun atas segala
perbuatan salah dan tindakan sesatmu, agar Dia menambah rezekimu dan kemakmuran
hidupmu dan terhindarlah kamu dari azab dunia sebagaimana yang telah dialami
oleh kaum Nuh dan kelak azab di akhirat. Ketahiulah bahawa kamu akan
dibangkitkan kembali kelak dari kubur kamu dan dimintai bertanggungjawab atas
segala perbuatan kamu di dunia ini dan diberi ganjaran sesuai dengan amalanmu
yang baik dan soleh mendpt ganjaran baik dan yang hina dan buruk akan
diganjarkan dengan api neraka. Aku hanya menyampaikannya risalah Allah kepada
kamu dan dengan ini telah memperingati kamu akan akibat yang akan menimpa
kepada dirimu jika kamu tetap mengingkari kebenaran dakwahku."
Kaum Aad
menjawab: " Kami bertambah yakin dan tidak ragu lagi bahawa engkau telah
mendpt kutukan tuhan-tuhan kami sehingga menyebabkan fikiran kamu kacau dan
akalmu berubah menjadi sinting. Engkau telah mengucapkan kata-kata yang tidak masuk
akal bahwa jika kami mengikuti agamamu, akan bertambah rezeki dan kemakmuran
hidup kami dan bahawa kami akan dibangkitkan kembali dari kubur kami dan
menerima segala ganjaran atas segala amalan kami.Adakah mungkin kami akan
dibangkitkan kembali dari kubur kami setelah kami mati dan menjadi
tulang-belulang. Dan apakah azab dan seksaan yang engkau selalu menakut-nakuti
kami dan mengancamkannya kepada kami? Semua ini kami anggap kosong dan ancaman
kosong belaka. Ketahuilah bahwa kami tidak akan menyerah kepadamu dan mengikuti
ajaranmu karena bayangan azab dan seksa yang engkau bayang-bayangkannya kepada
kami bahkan kami menentang kepadamu datangkanlah apa yang engkau janjikan dan
ancamkan itu jika engkau betul-betul benar dalam kata-katamu dan bukan seorang
pendusta."
Baiklah!
jawab Nabi Hud," Jika kamu meragukan kebenaran kata-kataku dan tetap
berkeras kepala tidak menghiraukan dakwahku dan meninggalkan persembahanmu
kepada berhala-berhala itu maka tunggulah saat tibanya pembalasan Tuhan di mana
kamu tidak akan dpt melepaskan diri dari bencananya. Allah menjadi saksiku
bahwa aku telah menyampaikan risalah-Nya dengan sepenuh tenagaku kepada mu dan
akan tetap berusaha sepanjang hayat kandung bandaku memberi penerangan dan
tuntunan kepada jalan yang baik yang telah digariskan oleh Allah bagi
hamba-hamba-Nya."
Pembalasan
Allah Atas Kaum Aad
Pembalasan
Tuhan terhadap kaum Aad yang kafir dan tetap membangkang itu diturunkan dalam
dua perinkat.Tahap pertama berupa kekeringan yang melanda ladang-ladang dan
kebun-kebun mrk, sehingga menimbulkan kecemasan dan kegelisahan, kalau-kalau
mereka tidak memperolehi hasil dari ladang-ladang dan kebun-kebunnya seperti
biasanya.Dalam keadaan demikian Nabi Hud masih berusaha meyakinkan mereka
bahawa kekeringan itu adalah suatu permulaan seksaan dari Allah yang dijanjikan
dan bahwa Allah masih lagi memberi kesempatan kepada mereka untuk sedar akan
kesesatan dan kekafiran mrk dan kembali beriman kepada Allah dengan
meninggalkan persembahan mrk yang bathil kemudian bertaubat dan memohon ampun
kepada Allah agar segera hujan turun kembali dengan lebatnya dan terhindar mrk
dari bahaya kelaparan yang mengancam. Akan tetapi mereka tetap belum mahu
percaya dan menganggap janji Nabi Hud itu adalah janji kosong belaka. Mereka
bahkan pergi menghadap berhala-berhala mereka memohon perlindungan ari musibah
yang mereka hadapi.
Tentangan
mrk terhadap janji Allah yang diwahyukan kepada Nabi Hud segera mendapat
jawapan dengan dtgnya pembalasan tahap kedua yang dimulai dengan terlihatnya
gumpalan awan dan mega hitam yang tebal di atas mereka yang disambutnya dengan
sorak-sorai gembira, karena dikiranya bahwa hujan akan segera turun membasahi
ladang-ladang dan menyirami kebun-kebun mereka yang sedang mengalami
kekeringan.
Melihat
sikap kaum Aad yang sedang bersuka ria itu berkatalah Nabi Hud dengan nada
mengejek: "Mega hitam itu bukanlah mega hitam dan awam rahmat bagi kamu
tetapi mega yang akan membawa kehancuran kamu sebagai pembalasan Allah yang
telah ku janjikan dan kamu ternanti-nanti untuk membuktikan kebenaran
kata-kataku yang selalu kamu sangkal dan kamu dusta.
Sejurus
kemudian menjadi kenyataanlah apa yang diramalkan oleh Nabi Hud itu bahawa
bukan hujan yang turun dari awan yang tebal itu tetapi angin taufan yang
dahsyat dan kencang disertai bunyi gemuruh yang mencemaskan yang telah
merusakkan bangunan-bangunan rumah dari dasarnya membawa berterbangan semua
perabot-perabot dan milik harta benda dan melempar jauh binatang-binatang
ternak. Keadaan kaum Aad menjadi panik mereka berlari kesana sini hilir mudik
mencari perlindungan .Suami tidak tahu di mana isterinya berada dan ibu juga
kehilangan anaknya sedang rumah-rumah menjadi sama rata dengan tanah. Bencana
angin taufan itu berlangsung selama lapan hari tujuh malam sehingga sempat
menyampuh bersih kaum Aad yang congkak itu dan menamatkan riwayatnya dalam
keadaan yang menyedihkan itu untuk menjadi pengajaran dan ibrah bagi umat-umat
yang akan datang.
Adapun
Nabi Hud dan para sahabatnya yang beriman telah mendapat perlindungan Allah
dari bencana yang menimpa kaumnya yang kacau bilau dan tenang seraya melihat
keadaan kaumnya yang kacau bilau mendengar gemuruhnya angin dan bunyi
pohon-pohon dan bangunan-bangunan yang berjatuhan serta teriakan dan tangisan
orang yang meminta tolong dan mohon perlindungan.
Setelah
keadaan cuaca kembali tenang dan tanah " Al-Ahqaf " sudah menjadi
sunyi senyap dari kaum Aad pergilah Nabi Hud meninggalkan tempatnya berhijrah
ke Hadramaut, di mana ia tinggal menghabiskan sisa hidupnya sampai ia wafat dan
dimakamkan di sana dimana hingga sekarang makamnya yang terletak di atas sebuah
bukit di suatu tempat lebih kurang 50 km dari kota Siwun dikunjungi para
penziarah yang datang beramai-ramai dari sekitar daerah itu, terutamanya dan
bulan Syaaban pada setiap tahun.
Kisah Nabi
Hud Dalam Al-Quran
Kisah Nabi
Hud diceritakan oleh 68 ayat dalam 10 surah di antaranya surah Hud, ayat 50
hingga 60 , surah " Al-Mukminun " ayat 31 sehingga ayat 41 , surah
" Al-Ahqaaf " ayat 21 sehingga ayat 26 dan surah " Al-Haaqqah
" ayat 6 ,7 dan 8.
Pelajaran
Dari Kisah Nabi Hud A.S.
Nabi Hud
telah memberi contoh dan sistem yang baik yang patut ditiru dan diikuti oleh
juru dakwah dan ahli penerangan agama. Beliau menghadapi kaumnya yang sombong
dan keras kepala itu dengan penuh kesabaran, ketabahan dan kelapangan dada. Ia
tidak sesekali membalas ejekan dan kata-kata kasar mereka dengan serupa tetapi
menolaknya dengan kata-kata yang halus yang menunjukkan bahawa beliau dapat
menguasai emosinya dan tidak sampai kehilangan akal atau kesabaran.
Nabi Hud
tidak marah dan tidak gusar ketika kaumnya mengejek dengan menuduhnya telah
menjadi gila dan sinting. Ia dengan lemah lembut menolak tuduhan dan ejekan itu
dengan hanya mengata:"Aku tidak gila dan bahawa tuhan-tuhanmu yang kamu
sembah tidak dapat menggangguku atau mengganggu fikiranku sedikit pun tetapi
aku ini adalah rasul pesuruh Allah kepadamu dan betul-betul aku adalah seorang
penasihat yang jujur bagimu menghendaki kebaikanmu dan kesejahteraan hidupmu
dan agar kamu terhindar dan selamat dari azab dan seksaan Allah di dunia
mahupun di akhirat."
Dalam
berdialog dengan kaumnya.Nabi Hud selalu berusaha mengetok hati nurani mereka
dan mengajak mereka berfikir secara rasional, menggunakan akal dan fikiran yang
sihat dengan memberikan bukti-bukti yang dapat diterima oleh akal mereka
tentang kebenaran dakwahnya dan kesesatan jalan mereka namun hidayah iu adalah
dari Allah, Dia akan memberinya kepada siapa yang Dia kehendakinya.
5. Nabi
Shaleh
Nabi
Shaleh bin Ubaid bin ‘Ashif dari keturunan Sam bin Nuh. Dianggarkan Baginda Baginda
hidup pada tahun 2150-2080 SM dan diangkat menjadi nabi pada tahun 2100
SM. Baginda ditugaskan berdakwah kepada
Kaum Tsamud yang tinggal di Al-Hijir. Nama Baginda disebutkan sebanyak 9 kali di dalam Al-Quran dan wafat
di Madain Shalih, Makkah.
Tsamud
adalah nama suatu suku yang oleh sementara ahli sejarah dimasukkan bagian dari
bangsa Arab dan ada pula yang menggolongkan mereka ke dalam bangsa Yahudi.
Mereka bertempat tinggal di suatu dataran bernama " Alhijir "
terletak antara Hijaz dan Syam yang dahulunya termasuk jajahan dan dikuasai
suku Aad yang telah habis binasa disapu angin taufan yang di kirim oleh Allah
sebagai pembalasan atas pembangkangan dan pengingkaran mereka terhadap dakwah
dan risalah Nabi Hud A.S.
Kemakmuran
dan kemewahan hidup serta kekayaan alam yang dahulu dimiliki dan dinikmati oleh
kaum Aad telah diwarisi oleh kaum Tsamud.Tanah-tanah yang subur yang memberikan
hasil berlimpah ruah, binatang-binatang perahan dan lemak yang berkembang biak,
kebun-kebun bunga yag indah-indah, bangunan rumah-rumah yang didirikan di atas
tanah yang datar dan dipahatnya dari gunung.Semuanya itu menjadikan mereka
hidup tenteram ,sejahtera dan bahgia, merasa aman dari segala gangguan alamiah
dan bahawa kemewahan hidup mereka akan kekal bagi mereka dan anak keturunan
mereka.
Kaum
Tsamud tidak mengenal Tuhan. Tuhan Mereka adalah berhala-berhala yang mereka
sembah dan puja, kepadanya mrk berqurban, tempat mrk minta perlindungan dari
segala bala dan musibah dan mengharapkan kebaikan serta kebahagiaan.Mrk tidak
dpt melihat atau memikirkan lebih jauh dan apa yang dpt mrk jangkau dengan
pancaindera.
Nabi Saleh
Berdakwah Kepada Kaum Tsamud
Allah Yang
Maha Pengasih dan Maha Penyayang tidak akan membiarkan hamba-hamba_Nya berada
dalam kegelapan terus-menerus tanpa diutusnya nabi pesuruh disisi-Nya untuk
memberi penerangan dan memimpin mrk keluar dari jalan yang sesat ke jalan yang
benar. Demikian pula Allah tidak akan menurunkan azab dan seksaan kepada suatu
umat sebelum mrk diperingatkan dan diberi petunjukkan oleh-Nya dengan perantara
seorang yang dipilih untuk menjadi utusan dan rasul-Nya. Sunnatullah ini
berlaku pula kepada kaum Tsamud, yang kepada mrk telah diutuskan Nabi Saleh
seorang yang telah dipilih-Nya dari suku mrk sendiri, dari keluarga yang
terpandang dan dihormati oleh kaumnya, terkenal tangkas, cerdik pandai, rendah
hati dan ramah-tamah dalam pergaulan.
Dikenalkan
mrk oleh Nabi Saleh kepada Tuhan yang sepatut mrk sembah, Tuhan Allah Yang Maha
Esa, yang telah mencipta mrk, menciptakan alam sekitar mrk, menciptakan
tanah-tanah yang subur yang menghasilkan bhn-bhn keperluan hidup mrk, mencipta
binatang-binatang yang memberi manfaat dan berguna bagi mrk dan dengan demikian
memberi kepada mrk kenikmatan dan kemewahan hidup dan kebahagiaan lahir dan
batin.Tuhan Yang Esa itulah yang harus mrk sembah dan bukan patung-patung yang
mrk pahat sendiri dari batu-batu gunung yang tidak berkuasa memberi sesuatu
kepada mrk atau melindungi mrk dari ketakutan dan bahaya.
Nabi Saleh
memperingatkan mrk bahwa ia adlah seorang drp mrk, terjalin antara dirinya dan
mereka ikatan keluarga dan darah. Mrk adalah kaumnya dan sanak keluarganya dan
dia adalah seketurunan dan sesuku dengan mrk.Ia mengharapkan kebaikan dan
kebajikan bagi mrk dan sesekali tidak akan menjerumuskan mrk ke dalam hal-hal
yang akan membawa kerugian, kesengsaraan dan kebinasaan bagi mrk. Ia
menerangkan kepada mrk bahwa ianya adalah pesuruh dan utusan Allah, dan apa
yang diajarkan dan didakwahkan kepada mrk adalah amanat Allah yang harus dia sampaikan
kepada mrk untuk kebaikan mrk semasa hidup mrk dan sesudah mrk mati di akhirat
kelak. Ia mengharapkan kaumnya mempertimbangkan dan memikirkan sungguh-sungguh
apa yang ia serukan dan anjurkan dan agar mrk segera meninggalkan persembahan
kepada berhala-berhala itu dan percaya beriman kepada Allah Yang Maha Esa
seraya bertaubat dan mohon ampun kepada-Nya atas dosa dan perbuatan syirik yang
selama ini telah mrk lakukan.Allah maha dekat kepada mrk mendengarkan doa mrk
dan memberi ampun kepada yang salah bila dimintanya.
Terperanjatlah
kaum Saleh mendengar seruan dan dakwahnya yang bagi mrk merupakan hal yang baru
yang tidak diduga akan datang dari saudara atau anak mrk sendiri.Maka serentak
ditolaklah ajakan Nabi Saleh itu seraya berkata mereka kepadanya:"Wahai
Saleh! Kami mengenalmu seorang yang pandai, tangkas dan cerdas, fikiranmu tajam
dan pendapat serta semua pertimbangan mu selalu tepat. Pada dirimu kami melihat
tanda-tanda kebajikan dan sifat-sifat yang terpuji. Kami mengharapkan dari
engkau sebetulnya untuk memimpinkami menyelesaikan hal-hal yang rumit yang kami
hadapi, memberi petunjuk dalam soal-soal yang gelap bagi kami dan menjadi
ikutan dan kepercayaan kami di kala kami menghadapi krisis dan kesusahan.Akan
tetapi segala harapan itu menjadi meleset dan kepercayaan kami kepadamu
tergelincir hari ini dengan tingkah lakumu dan tindak tandukmu yang menyalahi
adat-istiadat dan tatacara hidup kami. Apakah yang engkau serukan kepada kami?
Enkau menghendaki agar kami meninggalkan persembahan kami dan nenek moyang
kami, persembahan dan agama yang telah menjadi darah daging kami menjadi
sebahagian hidup kami sejak kami dilahirkan dan tetap menjadi pegangan untuk
selama-lamanya.Kami sesekali tidak akan meninggalkannya karena seruanmu dan
kami tidak akan mengikutimu yang sesat itu. Kami tidak mempercayai cakap-cakap
kosongmu bahkan meragukan kenabianmu. Kami tidak akan mendurhakai nenek moyang
kami dengan meninggalkan persembahan mrk dan mengikuti jejakmu."
Nabi Saleh
memperingatkan mereka agar jangan menentangnya dan agar mengikuti ajakannya
beriman kepada Allah yang telah mengurniai mrk rezeki yang luas dan penghidupan
yang sejahtera. Diceritakan kepada mrk kisah kaum-kaum yang mendapat seksa dan
azab dari Allah karena menentang rasul-Nya dan mendustakan risalah-Nya. Hal yang
serupa itu dpt terjadi di atas mrk jika mrk tidak mahu menerima dakwahnya dan
mendengar nasihatnya, yang diberikannya secara ikhlas dan jujur sebagai seorang
anggota dari keluarga besar mrk dan yang tidak mengharapkan atau menuntut upah
drp mrk atas usahanya itu. Ia hanya menyampaikan amanat Allah yang ditugaskan
kepadanya dan Allahlah yang akan memberinya upah dan ganjaran untuk usahanya
memberi pimpinan dan tuntutan kepada mrk.
Sekelompok
kecil dari kaum Tsamud yang kebanyakkannya terdiri dari orang-orang yang
kedudukan sosial lemah menerima dakwah Nabi Saleh dan beriman kepadanya
sedangkan sebahagian yang terbesar terutamanya mrk yang tergolong orang-orang
kaya dan berkedudukan tetap berkeras kepala dan menyombongkan diri menolak
ajakan Nabi Saleh dan mengingkari kenabiannya dan berkata kepadanya:"
Wahai Saleh! Kami kira bahwa engkau telah kerasukan syaitan dan terkena
sihir.Engkau telah menjadi sinting dan menderita sakit gila. Akalmu sudah
berubah dan fikiranmu sudah kacau sehingga engkau dengan tidak sedar telah
mengeluarkan kata-kata ucapan yang tidak masuk akal dan mungkin engkau sendiri
tidak memahaminya. Engkau mengaku bahwa engkau telah diutuskan oleh Tuhanmu
sebagai nabi dan rasul-Nya. Apakah kelebihanmu drp kami semua sehingga engkau
dipilih menjadi rasul, padahal ada orang-orang di antara kami yang lebih patut
dan lebih cekap untuk menjadi nabi atau rasul drp engkau. Tujuanmu dengan
bercakap kosong dan kata-katamu hanyalah untuk mengejar kedudukan dan ingin
diangkat menjadi kepala dan pemimpin bagi kaummu.Jika engkau merasa bahwa
engkau sihat badan dan sihat fikiran dan mengaku bahwa engkau tidak mempunyai
arah dan tujuan yang terselubung dalam dakwahmu itu maka hentikanlah usahamu
menyiarkan agama barumu dengan mencerca persembahan kami dan nenek moyangmu
sendiri.Kami tidak akan mengikuti jalanmu dan meninggalkan jalan yang telah
ditempuh oleh orang-orang tua kami lebih dahulu.
Nabi Saleh
menjawab: " Aku telah berulang-ulang mengatakan kepadamu bahwa aku tidak
mengharapkan sesuatu apapun drpmu sebagai imbalan atas usahaku memberi
tuntunandan penerangan kepada kamu. Aku tidak mengharapkan upah atau
mendambakan pangkat dan kedudukan bagi usahaku ini yang aku lakukan semata-mata
atas perintah Allah dan drp-Nya kelak aku harapkan balasan dan ganjaran untuk
itu. Dan bagaimana aku dapat mengikutimu dan menterlantarkan tugas dan amanat
Tuhan kepadaku, padahal aku talah memperoleh bukti-bukti yang nyata atas
kebenaran dakwahku.Jgnlah sesekali kamu harapkan bahawa aku akan melanggar
perintah Tuhanku dan melalaikan kewajibanku kepada-Nya hanya semata-mata untuk
melanjutkan persembahan nenek moyang kami yang bathil itu. Siapakah yang akan
melindungiku dari murka dan azab Tuhan jika aku berbuat demikian? Sesungguhnya
kamu hanya akan merugikan dan membinasakan aku dengan seruanmu itu."
Setelah
gagal dan berhasil menghentikan usaha dakwah Nabi Saleh dan dilihatnya ia
bahkan makin giat menarik orang-orang mengikutinya dan berpihak kepadanya para
pemimpin dan pemuka kaum Tsamud berusaha hendak membendung arus dakwahnya yang
makin lama makin mendpt perhatian terutama dari kalangan bawahan menengah dalam
masyarakat. Mrk menentang Nabi Saleh dan untuk membuktikan kebenaran
kenabiannya dengan suatu bukti mukjizat dalam bentuk benda atau kejadian luar
biasa yang berada di luar kekuasaan manusia.
Allah
Memberi Mukjizat Kepada Nabi Saleh A.S.
Nabi Saleh
sedar bahawa tentangan kaumnya yang menuntut bukti drpnya berupa mukjizat itu
adalah bertujuan hendak menghilangkan pengaruhnya dan mengikis habis
kewibawaannya di mata kaumnya terutama para pengikutnya bila ia gagal memenuhi
tentangan dan tuntutan mrk. Nabi Saleh membalas tentangan mrk dengan menuntut
janji dengan mrk bila ia berhasil mendatangkan mukjizat yang mrk minta bahwa
mrk akan meninggalkan agama dan persembahan mrk dan akan mengikuti Nabi Saleh
dan beriman kepadanya.
Sesuai
dengan permintaan dan petunjuk pemuka-pemuka kaum Tsamud berdoalah Nabi Saleh
memohon kepada Allah agar memberinya suatu mukjizat untuk membuktikan kebenaran
risalahnya dan sekaligus mematahkan perlawanan dan tentangan kaumnya yang masih
berkeras kepala itu. Ia memohon dari Allah dengan kekuasaan-Nya menciptakan
seekor unta betina dikeluarkannya dari perut sebuah batu karang besar yang
terdpt di sisi sebuah bukit yang mereka tunjuk.
Maka sejurus
kemudian dengan izin Allah Yang Maha Kuasa lagi Maha Pencipta terbelahlah batu
karang yang ditunjuk itu dan keluar dari perutnya seekor unta betina.
Dengan
menunjuk kepada binatang yang baru keluar dari perut batu besar itu berkatalah
Nabi Saleh kepada mrk:" Inilah dia unta Allah, janganlah kamu ganggu dan
biarkanlah ia mencari makanannya sendiri di atas bumi Allah ia mempunyai
giliran untuk mendptkan air minum dan kamu mempunyai giliran untuk mendptkan
minum bagimu dan bagi ternakanmu juga dan ketahuilah bahwa Allah akan
menurunkan azab-Nya bila kamu sampai mengganggu binatang ini."
Kemudian
berkeliaranlah unta di ladang-ladang memakan rumput sesuka hatinya tanpa mendpt
gangguan. Dan ketika giliran minumnya tiba pergilah unta itu ke sebuah perigi
yyang diberi nama perigi unta dan minumlah sepuas hatinya. Dan pada hari-hari
giliran unta Nabi Saleh itu datang minum tiada seekor binatang lain berani
menghampirinya, hal mana menimbulkan rasa tidak senang pada pemilik-pemilik
binatang itu yang makin hari makin merasakan bahwa adanya unta Nabi Saleh di
tengah-tengah mereka itu merupakan gangguan laksana duri yang melintang di
dalam kerongkong.
Dengan
berhasilnya Nabi Saleh mendtgkan mukjizat yang mrk tuntut gagallah para pemuka
kaum Tsamud dalam usahanya untuk menjatuhkan kehormatan dan menghilangkan
pegaruh Nabi Saleh bahkan sebaliknya telah menambah tebal kepercayaan para
pengikutnya dan menghilang banyak keraguan dari kaumnya. Maka dihasutlah oleh
mrk pemilik-pemilik ternakan yang merasa jengkel dan tidak senang dengan adanya
unta Nabi Saleh yang merajalela di ladang dan kebun-kebun mrk serta ditakuti
oleh binatang-binatang peliharaannya.
Unta Nabi
Saleh Dibunuh
Persekongkolan
diadakan oleh orang-orang dari kaum Tsamud untuk mengatur rancangan pembunuhan
unta Nabi Saleh. Dan selagi orang masih dibayangi oleh rasa takut dari azab
yang diancam oleh Nabi Saleh bila untanya diganggu di samping adanya dorongan
keinginan yang kuat untuk melenyapkan binatang itu dari atas bumi mrk,
muncullah tiba-tiba seorang janda bangsawan yang kaya raya menawarkan akan
menyerah dirinya kepada siapa yang dpt membunuh unta Saleh. Di samping janda
itu ada seorang wanita lain yang mempunyai beberapa puteri cantik-cantik
menawarkan akan menghadiahkan salah seorang dari puteri-puterinya kepada orang
yang berhasil membunuh unta itu.
Dua macam
hadiah yyang menggiurkan dari kedua wanita itu di samping hasutan para pemuka
Tsamud mengundang dua orang lelaki bernama Mushadda' bin Muharrij dan Gudar bin
Salif berkemas-kemas akan melakukan pembunuhan bagi meraih hadiah yang
dijanjikan di samping sanjungan dan pujian yang akan diterimanya dari para
kafir suku Tsamud bila unta Nabi Saleh telah mati dibunuh.
Dengan
bantuan tujuh orang lelaki lagi bersembunyilah kumpulan itu di suatu tempat di
mana biasanya di lalui oleh unta dalam perjalanannya ke perigi tempat ianya
minum. Dan begitu unta-unta yang tidak berdosa itu lalu segeralah dipanah
betisnya oleh Musadda' yang disusul oleh Gudar dengan menikamkan pedangnya di
perutnya.
Dengan
perasaan megah dan bangga pergilah para pembunuh unta itu ke ibu kota
menyampaikan berita matinya unta Nabi Saleh yang mendpt sambutan sorak-sorai
dan teriakan gembira dari pihak musyrikin seakan-akan mrk kembali dari medan
perang dengan membawa kemenangan yang gilang gemilang.
Berkata
mrk kepada Nabi Saleh:" Wahai Saleh! Untamu telah amti dibunuh, cubalah
datangkan akan apa yang engkau katakan dulu akan ancamannya bila unta itu
diganggu, jika engkau betul-betul termasuk orang-orang yang terlalu benar dalam
kata-katanya."
Nabi Saleh
menjawab:" Aku telah peringatkan kamu, bahwa Allah akan menurunkan
azab-Nya atas kamu jika kamu mengganggu unta itu. Maka dengan terbunuhnya unta
itu maka tunggulah engkau akan tibanya masa azab yang Allah talah janjikan dan
telah aku sampaikan kepada kamu.Kamu telah menentang Allah dan terimalah kelak
akibat tentanganmu kepada-Nya.Janji Allah tidak akan meleset .Kamu boleh
bersuka ria dan bersenang-senang selama tiga hari ini kemudian terimalah
ganjaranmu yang setimpal pada hari keempat. Demikianlah kehendak Allah dan
taqdir-Nya yang tidak dpt ditunda atau dihalang."
Ada
kemungkinan menurut sementara ahli tafsir bahwa Allah melalui rasul-Nya Nabi
Saleh memberi waktu tiga hari itu untuk memberi kesempatan, kalau-kalau mrk sedar
akan dosanya dan bertaubat minta ampun serta beriman kepada Nabi Saleh kepada
risalahnya.
Akan
tetapi dalam kenyataannya tempoh tiga hari itu bahkan menjadi bahan ejekan
kepada Nabi Saleh yang ditentangnya untuk mempercepat datangnya azab itu dan
tidak usah ditangguhkan tiga hari lagi.
Turunnya
Azab Allah Yang Dijanjikan
Nabi Saleh
memberitahu kaumnya bahwa azab Allah yang akan menimpa di atas mrk akan
didahului dengan tanda-tanda, iaitu pada hari pertama bila mrk terbangun dari
tidurnya akan menemui wajah mrk menjadi kuning dan berubah menjadi merah pada
hari kedua dan hitam pada hari ketiga dan pada hari keempat turunlah azab Allah
yang pedih.
Mendengar
ancaman azab yang diberitahukan oleh Nabi Saleh kepada kaumnya kelompok
sembilan orang ialah kelompok pembunuh unta merancang pembunuhan atas diri Nabu
Saleh mendahului tibanya azab yang diancamkan itu.Mrk mengadakan pertemuan
rahsia dan bersumpah bersama akan melaksanakan rancangan pembunuhan itu di
waktu malam, di saat orang masih tidur nyenyak untuk menghindari tuntutan balas
darah oleh keluarga Nabi Saleh, jika diketahui identiti mrk sebagai
pembunuhnya. Rancangan mrk ini dirahsiakan sehingga tidak diketahui dan
didengar oleh siapa pun kecuali kesembilan orang itu sendiri.
Ketika mrk
datang ke tempat Nabi Saleh bagi melaksanakan rancangan jahatnya di malam yang
gelap-gulita dan sunyi-senyap berjatuhanlah di atas kepala mereka batu-batu
besar yang tidak diketahui dari arah mana datangnya dan yang seketika
merebahkan mrk di atas tanah dalam keadaan tidak bernyawa lagi. Demikianlah
Allah telah melindingi rasul-Nya dari perbuatan jahat hamba-hamba-Nya yang
kafir.
Satu hari
sebelum hari turunnya azab yang telah ditentukan itu, dengan izin Allah
berangkatlah Nabi Saleh bersama para mukminin pengikutnya menuju Ramlah, sebuah
tempat di Palestin, meninggalkan Hijir dan penghuninya, kaum Tsamud habis
binasa, ditimpa halilintar yang dahsyat beriringan dengan gempa bumi yang
mengerikan.
Kisah Nabi
Saleh Dalam Al-Quran
Kisah Nabi
Saleh diceritakan oleh 72 ayat dalam 11 surah di antaranya surah Al-A'raaf,
ayat 73 hingga 79, surah " Hud " ayat 61 sehingga ayat 68 dan surah
" Al-Qamar " ayat 23 sehingga ayat 32.
Pelajaran
Dari Kisah Nabi Saleh A.S.
Pengajaran
yang menonjol yang dpt dipetik dari kisah Nabi Saleh ini ialah bahwa dosa dan
perbuatan mungkar yang dilakukan oleh sekelompok kecil warga masyarakat dpt
berakibat negatif yang membinasakan masyarakat itu seluruhnya.
Lihatlah
betapa kaum Tsamud menjadi binasa, hancur dan bahkan tersapu bersih dari atas
bumi karena dosa dan pelanggaran perintah Allah yang dilakukan oleh beberapa
gelintir orang pembunuh unta Nabi Saleh A.S.
Di sinilah
letaknya hikmah perintah Allah agar kita melakukan amar makruf nahi mungkar.
Karena dengan melakukan tugas amar makruf nahi mungkar yang menjadi fardu
kifayah itu, setidak-tidaknya kalau tidak berhasil mencegah kemungkaran yang
terjadi di dalam masyarakat dan lindungan kita ,kita telah membebaskan diri
dari dosa menyetujui atau merestui perbuatan mungkar itu
Bersikap
pasif acuh tak acuh terhadap maksiat dan kemungkaran yang berlaku di depan mata
dapat diertikan sebagai persetujuan dan penyekutuan terhadap perbuatan mungkar
itu..
6. Nabi
Ibrahim
Nabi
Ibrahim bin Azar bin Nahur dari keturunan Sam bin Nuh. Baginda dfianggarkan
hidup pada tahun 1997-1822 SM dan diangkat menjadi nabi pada tahun 1900 SM.
Baginda tinggal di Kaldaniyyun, Ur, negeri yang disebut kini sebagai Iraq. Nama
Baginda disebutkan sebanyak 69 kali
dalam Al-Quran dan wafat di Alkhalil, Hebron, Palestin.
Nabi
Ibrahim adalah putera Aaazar (Tarih) bin Tahur bin Saruj bin Rau' bin Falij bin
Aaabir bin Syalih bin Arfakhsyad bin Saam bin Nuh A.S. Ia dilahirkan di sebuah
tempat bernama "Faddam A'ram" dalam kerajaan "Babylon" yang
pd waktu itu diperintah oleh seorang raja bernama "Namrud bin
Kan'aan."
Kerajaan
Babylon pd masa itu termasuk kerajaan yang makmur rakyat hidup senang,
sejahtera dalam keadaan serba cukup sandang mahupun pandangan serta
saranan-saranan yang menjadi keperluan pertumbuhan jasmani mrk.Akan tetapi
tingkatan hidup rohani mrk masih berada di tingkat jahiliyah. Mrk tidak
mengenal Tuhan Pencipta mereka yang telah memberi karunia mereka dengan segala
kenikmatan dan kebahagiaan duniawi. Persembahan mrk adalah patung-patung yang
mereka pahat sendiri dari batu-batu atau terbuat dari lumpur dan tanah.
Raja
mereka Namrud bin Kan'aan menjalankan tampuk pemerintahnya dengan tangan besi
dan kekuasaan mutlak.Semua kehendaknya harus terlaksana dan segala perintahnya
merupakan undang-undang yang tidak dpt dilanggar atau di tawar. Kekuasaan yang
besar yang berada di tangannya itu dan kemewahan hidup yang
berlebuh-lebihanyang ia nikmati lama-kelamaan menjadikan ia tidak puas dengan
kedudukannya sebagai raja. Ia merasakan dirinya patut disembah oleh rakyatnya
sebagai tuhan. Ia berfikir jika rakyatnya mahu dan rela menyembah patung-patung
yang terbina dari batu yang tidal dpt memberi manfaat dan mendtgkan kebahagiaan
bagi mrk, mengapa bukan dialah yang disembah sebagai tuhan.Dia yang dpt
berbicara, dapat mendengar, dpt berfikir, dpt memimpin mrk, membawa kemakmuran
bagi mrk dan melepaskan dari kesengsaraan dan kesusahan. Dia yang dpt mengubah
orang miskin menjadi kaya dan orang yang hina-dina diangkatnya menjadi orang
mulia. di samping itu semuanya, ia adalah raja yang berkuasa dan memiliki
negara yang besar dan luas.
Di
tengah-tengah masyarakat yang sedemikian buruknya lahir dan dibesarkanlah Nabi
Ibrahim dari seorang ayah yang bekerja sebagai pemahat dan pedagang patung. Ia
sebagai calun Rasul dan pesuruh Allah yang akan membawa pelita kebenaran kepada
kaumnya,jauh-jauh telah diilhami akal sihat dan fikiran tajam serta kesedaran
bahwa apa yang telah diperbuat oleh kaumnya termasuk ayahnya sendiri adalah
perbuat yang sesat yang menandakan kebodohan dan kecetekan fikiran dan bahwa
persembahan kaumnya kepada patung-patung itu adalah perbuatan mungkar yang
harus dibanteras dan diperangi agar mrk kembali kepada persembahan yang benar
ialah persembahan kepada Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan pencipta alam semesta ini.
Semasa
remajanya Nabi Ibrahim sering disuruh ayahnya keliling kota menjajakan
patung-patung buatannya namun karena iman dan tauhid yang telah diilhamkan oleh
Tuhan kepadanya ia tidak bersemangat untuk menjajakan barang-barang itu bahkan
secara mengejek ia menawarkan patung -patung ayahnya kepada calon pembeli
dengan kata-kata:" Siapakah yang akan membeli patung-patung yang tidak
berguna ini? "
Nabi
Ibrahim Ingin Melihat Bagaimana Makhluk Yang Sudah Mati Dihidupkan Kembali Oleh
Allah
Nabi
Ibrahim yang sudah berketetapan hati hendak memerangi syirik dan persembahan
berhala yang berlaku dalam masyarakat kaumnya ingin lebih dahulu mempertebalkan
iman dan keyakinannya, menenteramkan
hatinya
serta membersihkannya dari keragu-raguan yang mungkin esekali mangganggu
fikirannya dengan memohon kepada Allah agar diperlihatkan kepadanya bagaimana
Dia menghidupkan kembali makhluk-makhluk yang sudah mati.Berserulah ia kepada
Allah: " Ya Tuhanku! Tunjukkanlah kepadaku bagaimana engkau menghidupkan
makhluk-makhluk yang sudah mati."Allah menjawab seruannya dengan
berfirman:Tidakkah engkau beriman dan percaya kepada kekuasaan-Ku? "Nabi
Ibrahim menjawab:" Betul, wahai Tuhanku, aku telah beriman dan percaya
kepada-Mu dan kepada kekuasaan-Mu, namun aku ingin sekali melihat itu dengan
mata kepala ku sendiri, agar aku mendapat ketenteraman dan ketenangan dan
hatiku dan agar makin menjadi tebal dan kukuh keyakinanku kepada-Mu dan kepada
kekuasaan-Mu."
Allah
memperkenankan permohonan Nabi Ibrahim lalu diperintahkanlah ia menangkap empat
ekor burung lalu setelah memperhatikan dan meneliti bahagian tubuh-tubuh burung
itu, memotongnya menjadi berkeping-keping mencampur-baurkan kemudian tubuh
burung yang sudak hancur-luluh dan bercampur-baur itu diletakkan di atas puncak
setiap bukit dari empat bukit yang letaknya berjauhan satu dari yang lain.
Setelah
dikerjakan apa yang telah diisyaratkan oleh Allah itu, diperintahnyalah Nabi
Ibrahim memanggil burung-burung yang sudah terkoyak-koyak tubuhnya dan terpisah
jauh tiap-tiap bahagian tubuh burung dari bahagian yang lain.
Dengan
izin Allah dan kuasa-Nya datanglah berterbangan enpat ekor burung itu dalam
keadaan utuh bernyawa seperti sedia kala begitu mendengar seruan dan panggilan
Nabi Ibrahim kepadanya lalu hinggaplah empat burung yang hidup kembali itu di
depannya, dilihat dengan mata kepalanya sendiri bagaimana Allah YAng Maha
Berkuasa dpt menghidupkan kembali makhluk-Nya yang sudah mati sebagaimana Dia
menciptakannya dari sesuatu yang tidak ada. Dan dengan demikian tercapailah apa
yang diinginkan oleh Nabi Ibrahim untuk mententeramkan hatinya dan
menghilangkan kemungkinan ada keraguan di dalam iman dan keyakinannya, bahwa
kekuasaan dan kehendak Allah tidak ada sesuatu pun di langit atau di bumi yang
dpt menghalangi atau menentangnya dan hanya kata "Kun" yang
difirmankan Oleh-Nya maka terjadilah akan apa yang dikenhendaki "
Fayakun".
Nabi
Ibrahim Berdakwah Kepada Ayah Kandungnya
Aazar,
ayah Nabi Ibrahim tidak terkecuali sebagaimana kaumnya yang lain, bertuhan dan
menyembah berhala bah ia adalah pedagang dari patung-patung yang dibuat dan
dipahatnya sendiri dan drpnya orang membeli patung-patung yang dijadikan
persembahan.
Nabi
Ibrahim merasa bahwa kewajiban pertama yang harus ia lakukan sebelum berdakwah
kepada orang lain ialah menyedarkan ayah kandungnya dulu orang yang terdekat
kepadanya bahwa kepercayaan dan persembahannya kepada berhala-berhala itu
adalah perbuatan yang sesat dan bodoh.Beliau merasakan bahawa kebaktian kepada
ayahnya mewajibkannya memberi penerangan kepadanya agar melepaskan kepercayaan
yang sesat itu dan mengikutinya beriman kepada Allah Yang Maha Kuasa.
Dengan
sikap yang sopan dan adab yang patut ditunjukkan oleh seorang anak terhadap
orang tuanya dan dengan kata-kata yang halus ia dtg kepada ayahnya menyampaikan
bahwa ia diutuskan oleh Allah sebagai nabi dan rasul dan bahawa ia telah
diilhamkan dengan pengetahuan dan ilmu yang tidak dimiliki oleh ayahnya. Ia
bertanya kepada ayahnya dengan lemah lembut gerangan apakah yang mendorongnya
untuk menyembah berhala seperti lain-lain kaumnya padahal ia mengetahui bahwa
berhala-berhala itu tidak berguna sedikit pun tidak dpt mendtgkan keuntungan
bagi penyembahnya atau mencegah kerugian atau musibah. Diterangkan pula kepada
ayahnya bahwa penyembahan kepada berhala-berhala itu adalah semata-mata ajaran
syaitan yang memang menjadi musuh kepada manusia sejak Adam diturunkan ke bumi
lagi. Ia berseru kepada ayahnya agar merenungkan dan memikirkan nasihat dan
ajakannya berpaling dari berhala-berhala dan kembali menyembah kepada Allah
yang menciptakan manusia dan semua makhluk yang dihidupkan memberi mrk rezeki
dan kenikmatan hidup serta menguasakan bumi dengan segala isinya kepada
manusia.
Aazar
menjadi merah mukanya dan melotot matanya mendengar kata-kata seruan puteranya
Nabi Ibrahim yyang ditanggapinya sebagai dosa dan hal yang kurang patut bahwa
puteranya telah berani mengecam dan menghina kepercayaan ayahnya bahkan
mengajakkannya untuk meninggalkan kepercayaan itu dan menganut kepercayaan dan
agama yang ia bawa. Ia tidak menyembunyikan murka dan marahnya tetapi
dinyatakannya dalam kata-kata yang kasar dan dalam maki hamun seakan-akan tidak
ada hunbungan diantara mereka. IA berkata kepada Nabi Ibrahim dengan nada
gusar: " Hai Ibrahim! Berpalingkah engkau dari kepercayaan dan
persembahanku ? Dan kepercayaan apakah yang engkau berikan kepadaku yang
menganjurkan agar aku mengikutinya? Janganlah engkau membangkitkan amarahku dan
cuba mendurhakaiku.Jika engkau tidak menghentikan penyelewenganmu dari agama
ayahmu tidak engkau hentikan usahamu mengecam dan memburuk-burukkan
persembahanku, maka keluarlah engkau dari rumahku ini. Aku tidak sudi bercampur
denganmu didalam suatu rumah di bawah suatu atap. Pergilah engkau dari mukaku sebelum
aku menimpamu dengan batu dan mencelakakan engkau."
Nabi
Ibrahim menerima kemarahan ayahnya, pengusirannya dan kata-kata kasarnya dengan
sikap tenang, normal selaku anak terhadap ayah seray berkaat: " Oh ayahku!
Semoga engkau selamat, aku akan tetap memohonkan ampun bagimu dari Allah dan
akan tinggalkan kamu dengan persembahan selain kepada Allah. Mudah-mudahan aku
tidak menjadi orang yang celaka dan malang dengan doaku utkmu." Lalu
keluarlah Nabi Ibrahim meninggalkan rumah ayahnya dalam keadaan sedih dan
prihati karena tidak berhasil mengangkatkan ayahnya dari lembah syirik dan
kufur.
Nabi
Ibrahim Menghancurkan Berhala-berhala
Kegagalan
Nabi Ibrahim dalam usahanya menyedarkan ayahnya yang tersesat itu sangat
menusuk hatinya karena ia sebagai putera yang baik ingin sekali melihat ayahnya
berada dalam jalan yang benar terangkat dari lembah kesesatan dan syirik namun
ia sedar bahwa hidayah itu adalah di tangan Allah dan bagaimana pun ia ingin
dengan sepenuh hatinya agar ayahnya mendpt hidayah ,bila belum dikehendaki oleh
Allah maka sia-sialah keinginan dan usahanya.
Penolakan
ayahnya terhadap dakwahnya dengan cara yang kasar dan kejam itu tidak sedikit
pun mempengaruhi ketetapan hatinya dan melemahkan semangatnya untuk berjalan
terus memberi penerangan kepada kaumnya untuk menyapu bersih
persembahan-persembahan yang bathil dan kepercayaan-kepercayaan yang
bertentangan dengan tauhid dan iman kepada Allah dan Rasul-Nya
Nabi
Ibrahim tidak henti-henti dalam setiap kesempatan mengajak kaumnya berdialog
dan bermujadalah tentang kepercayaan yang mrk anut dan ajaran yang ia bawa. Dan
ternyata bahwa bila mrk sudah tidak berdaya menilak dan menyanggah
alasan-alasan dan dalil-dalil yang dikemukakan oleh Nabi Ibrahim tentang
kebenaran ajarannya dan kebathilan kepercayaan mrk maka dalil dan alasan yang
usanglah yang mrk kemukakan iaitu bahwa mrk hanya meneruskan apa yang oleh
bapa-bapa dan nenek moyang mrk dilakukan dan sesekali mrk tidak akan melepaskan
kepercayaan dan agama yang telah mrk warisi.
Nabi
Ibrahim pada akhirnya merasa tidak bermanfaat lagi berdebat dan bermujadalah
dengan kaumnya yang berkepala batu dan yang tidak mahu menerima keterangan dan
bukti-bukti nyata yang dikemukakan oleh beliau dan selalu berpegang pada
satu-satunya alasan bahwa mrk tidak akan menyimpang dari cara persembahan nenek
moyang mrk, walaupun oleh Nabi Ibrahim dinyatakan berkali-kali bahwa mrk dan
bapa-bapa mrk keliru dan tersesat mengikuti jejak syaitan dan iblis.
Nabi
Ibrahim kemudian merancang akan membuktikan kepada kaumnya dengan perbuatan
yang nyata yang dapat mrk lihat dengan mata kepala mrk sendiri bahwa
berhala-berhala dan patung-patung mrk betul-betul tidak berguna bagi mrk dan
bahkan tidak dapat menyelamatkan dirinya sendiri.
Adalah
sudah menjadi tradisi dan kebiasaan penduduk kerajaan Babylon bahwa setiap
tahun mrk keluar kota beramai-ramai pd suatu hari raya yang mrk anggap sebagai
keramat. Berhari-hari mrk tinggal di luar kota di suatu padang terbuka,
berkhemah dengan membawa bekalan makanan dan minuman yang cukup. Mrk bersuka
ria dan bersenang-senang sambil meninggalkan kota-kota mrk kosong dan sunyi.
Mrk berseru dan mengajak semua penduduk agar keluar meninggalkan rumah dan
turut beramai -ramai menghormati hari-hari suci itu. Nabi Ibrahim yang juga
turut diajak turut serta berlagak berpura-pura sakit dan diizinkanlah ia tinggal
di rumah apalagi mrk merasa khuatir bahwa penyakit Nabi Ibrahim yang
dibuat-buat itu akan menular dan menjalar di kalangan mrk bila ia turut serta.
"
Inilah dia kesempatan yang ku nantikan," kata hati Nabi Ibrahim tatkala
melihat kota sudah kosong dari penduduknya, sunyi senyap tidak terdengar
kecuali suara burung-burung yang berkicau, suara daun-daun pohon yang gemerisik
ditiup angin kencang. Dengan membawa sebuah kapak ditangannya ia pergi menuju
tempat beribadatan kaumnya yang sudah ditinggalkan tanpa penjaga, tanpa juru
kunci dan hanya deretan patung-patung yang terlihat diserambi tempat
peribadatan itu. Sambil menunjuk kepada semahan bunga-bunga dan makanan yang
berada di setiap kaki patung berkata Nabi Ibrahim, mengejek:" Mengapa kamu
tidak makan makanan yang lazat yang disaljikan bagi kamu ini? Jawablah aku dan
berkata-katalah kamu."Kemudian disepak, ditamparlah patung-patung itu dan
dihancurkannya berpotong-potong dengan kapak yang berada di tangannya. Patung
yang besar ditinggalkannya utuh, tidak diganggu yang pada lehernya
dikalungkanlah kapak Nabi Ibrahim itu.
Terperanjat
dan terkejutlah para penduduk, tatkala pulang dari berpesta ria di luar kota
dan melihat keadaan patung-patung, tuhan-tuhan mrk hancur berantakan dan
menjadi potongan-potongan terserak-serak di atas lantai. Bertanyalah satu
kepada yang lain dengan nada hairan dan takjub: "Gerangan siapakah yang
telah berani melakukan perbuatan yang jahat dan keji ini terhadap tuhan-tuhan
persembahan mrk ini?" Berkata salah seorang diantara mrk:" Ada
kemungkinan bahwa orang yang selalu mengolok-olok dan mengejek persembahan kami
yang bernama Ibrahim itulah yang melakukan perbuatan yang berani ini."
Seorang yang lain menambah keterangan dengan berkata:" Bahkan dialah yang
pasti berbuat, karena ia adalah satu-satunya orang yang tinggal di kota sewaktu
kami semua berada di luar merayakan hari suci dan keramat itu." Selidik
punya selidik, akhirnya terdpt kepastian yyang tidak diragukan lagi bahwa
Ibrahimlah yang merusakkan dan memusnahkan patung-patung itu. Rakyat kota
beramai-ramai membicarakan kejadian yang dianggap suatu kejadian atau
penghinaan yang tidak dpt diampuni terhadap kepercayaan dan persembahan mrk.
Suara marah, jengkel dan kutukan terdengar dari segala penjuru, yang menuntut
agar si pelaku diminta bertanggungjawab dalam suatu pengadilan terbuka, di mana
seluruh rakyat penduduk kota dapat turut serta menyaksikannya.
Dan memang
itulah yang diharapkan oleh Nabi Ibrahim agar pengadilannya dilakukan secara
terbuka di mana semua warga masyarakat dapat turut menyaksikannya. Karena
dengan cara demikian beliau dapat secara terselubung berdakwah menyerang
kepercayaan mrk yang bathil dan sesat itu, seraya menerangkan kebenaran agama
dan kepercayaan yang ia bawa, kalau diantara yang hadir ada yang masih boleh
diharapkan terbuka hatinya bagi iman dari tauhid yang ia ajarkan dan dakwahkan.
Hari
pengadilan ditentukan dan datang rakyat dari segala pelosok berduyung-duyung
mengujungi padang terbuka yang disediakan bagi sidang pengadilan itu.
Ketika
Nabi Ibrahim datang menghadap para hakim yang akan mengadili ia disambut oleh
para hadirin dengan teriakan kutukan dan cercaan, menandakan sangat gusarnya
para penyembah berhala terhadap beliau yang telah berani menghancurkan
persembahan mrk.
Ditanyalah
Nabi Ibrahim oleh para hakim:" Apakah engkau yang melakukan penghancuran
dan merusakkan tuhan-tuhan kami?" Dengan tenang dan sikap dingin, Nabi
Ibrahim menjawab:
"
Patung besar yang berkalungkan kapak di lehernya itulah yang melakukannya. Cuba
tanya saja kepada patung-patung itu siapakah yang menghancurkannya."
Para hakim
penanya terdiam sejenak seraya melihat yang satu kepada yang lain dan
berbisik-bisik, seakan-akan Ibrahim yang mengandungi ejekan itu. Kemudian
berkata si hakim:" Engkaukan tahu bahwa patung-patung itu tidak dapat
bercakap dan berkata mengapa engkau minta kami bertanya kepadanya?"
Tibalah waktunya yang memang dinantikan oleh Nabi Ibrahim, maka sebagai jawapan
atas pertanyaan yang terakhir itu beliau berpidato membentangkan kebathilan
persembahan mrk,yang mrk pertahankan mati-matian, semata-mata hanya karena adat
itu adalah warisan nenek-moyang. Berkata Nabi Ibrahim kepada para hakim
itu:" Jika demikian halnya, mengapa kamu sembah patung-patung itu, yang
tidak dapat berkata, tidak dapat melihat dan tidak dapat mendengar, tidak dapat
membawa manfaat atau menolak mudharat, bahkan tidak dapat menolong dirinya dari
kehancuran dan kebinasaan? Alangkah bodohnya kamu dengan kepercayaan dan
persembahan kamu itu! Tidakkah dapat kamu berfikir dengan akal yang sihat bahwa
persembahan kamu adalah perbuatan yang keliru yang hanya difahami oleh syaitan.
Mengapa kamu tidak menyembah Tuhan yang menciptakan kamu, menciptakan alam
sekeliling kamu dan menguasakan kamu di atas bumi dengan segala isi dan
kekayaan. Alangkah hina dinanya kamu dengan persembahan kamu itu."
Setelah
selesai Nabi Ibrahim menguraikan pidatonya iut, para hakim mencetuskan
keputusan bahawa Nabi Ibrahim harus dibakar hidup-hidup sebagai ganjaran atas
perbuatannya menghina dan menghancurkan tuhan-tuhan mrk, maka berserulah para
hakim kepada rakyat yang hadir menyaksikan pengadilan itu:" Bakarlah ia
dan belalah tuhan-tuhanmu , jika kamu benar-benar setia kepadanya."
Nabi
Ibrahim Dibakar Hidup-hidup
Keputusan
mahkamah telah dijatuhakan.Nabi Ibrahim harus dihukum dengan membakar
hidup-hidup dalam api yang besar sebesar dosa yang telah dilakukan. Persiapan
bagi upacara pembakaran yang akan disaksikan oleh seluruh rakyat sedang
diaturkan. Tanah lapang bagi tempat pembakaran disediakan dan diadakan
pengumpulan kayu bakar dengan banyaknya dimana tiap penduduk secara
gotong-royong harus mengambil bahagian membawa kayu bakar sebanyak yang ia
dapat sebagai tanda bakti kepada tuhan-tuhan persembahan mrk yang telah
dihancurkan oleh Nabi Ibrahim.
Berduyun-duyunlah
para penduduk dari segala penjuru kota membawa kayu bakar sebagai sumbangan dan
tanda bakti kepada tuhan mrk. Di antara terdapat para wanita yang hamil dan
orang yang sakit yang membawa sumbangan kayu bakarnya dengan harapan
memperolehi barakah dari tuhan-tuhan mereka dengan menyembuhkan penyakit mereka
atau melindungi yang hamil di kala ia bersalin.
Setelah
terkumpul kayu bakar di lanpangan yang disediakan untuk upacara pembakaran dan
tertumpuk serta tersusun laksan sebuah bukit, berduyun-duyunlah orang datang
untuk menyaksikan pelaksanaan hukuman atas diri Nabi Ibrahim. Kayu lalu dibakar
dan terbentuklah gunung berapi yang dahsyat yang sedang berterbangan di atasnya
berjatuhan terbakar oleh panasnya wap yang ditimbulkan oleh api yang menggunung
itu. Kemudian dalam keadaan terbelenggu, Nabi Ibrahim didtgkan dan dari atas
sebuah gedung yang tinggi dilemparkanlah ia kedalam tumpukan kayu yang
menyala-nyala itu dengan iringan firman Allah:" Hai api, menjadilah engkau
dingin dan keselamatan bagi Ibrahim."
Sejak
keputusan hukuman dijatuhkan sampai saat ia dilemparkan ke dalam bukit api yang
menyala-nyala itu, Nabi Ibrahim tetap menunjukkan sikap tenang dan tawakkal
karena iman dan keyakinannya bahwa Allah tidak akan rela melepaskan hamba
pesuruhnya menjadi makanan api dan kurban keganasan orang-orang kafir musuh
Allah. Dan memang demikianlah apa yang terjadi tatkala ia berada dalam perut
bukit api yang dahsyat itu ia merasa dingin sesuai dengan seruan Allah Pelindungnya
dan hanya tali temali dan rantai yang mengikat tangan dan kakinya yang terbakar
hangus, sedang tubuh dan pakaian yang terlekat pada tubuhnya tetap utuh, tidak
sedikit pun tersentuh oleh api, hal mana merupakan suatu mukjizat yang
diberikan oleh Allah kepada hamba pilihannya, Nabi Ibrahim, agar dapat
melanjutkan penyampaian risalah yang ditugaskan kepadanya kepada hamba-hamba
Allah yang tersesat itu.
Para
penonton upacara pembakaran hairan tercenggang tatkala melihat Nabi Ibrahim
keluar dari bukit api yang sudah padam dan menjadi abu itu dalam keadaan
selamat, utuh dengan pakaiannya yang tetap berda seperti biasa, tidak ada
tanda-tanda sentuhan api sedikit jua pun. Mereka bersurai meninggalkan lapangan
dalam keadaan hairan seraya bertanya-tanya pada diri sendiri dan di antara satu
sama lain bagaimana hal yang ajaib itu berlaku, padahal menurut anggapan mereka
dosa Nabi Ibrahim sudah nyata mendurhakai tuhan-tuhan yang mereka puja dan
sembah.Ada sebahagian drp mrk yang dalam hati kecilnya mulai meragui kebenaran
agama mrk namun tidak berani melahirkan rasa ragu-ragunya itu kepada orang
lain, sedang para pemuka dan para pemimpin mrk merasa kecewa dan malu, karena
hukuman yang mrk jatuhkan ke atas diri Nabi Ibrahim dan kesibukan rakyat
mengumpulkan kayu bakar selama berminggu-minggu telah berakhir dengan
kegagalan, sehingga mrk merasa malu kepada Nabi Ibrahim dan para pengikutnya.
Mukjizat
yang diberikan oleh Allah s.w.t. kepada Nabi Ibrahim sebagai bukti nyata akan
kebenaran dakwahnya, telah menimbulkan kegoncangan dalam kepercayaan sebahagian
penduduk terhadap persembahan dan patung-patung mrk dan membuka mata hati
banyak drp mrk untuk memikirkan kembali ajakan Nabi Ibrahim dan dakwahnya,
bahkan tidak kurang drp mrk yang ingin menyatakan imannya kepada Nabi Ibrahim,
namun khuatir akan mendapat kesukaran dalam penghidupannya akibat kemarahan dan
balas dendam para pemuka dan para pembesarnya yang mungkin akan menjadi hilang
akal bila merasakan bahwa pengaruhnya telah bealih ke pihak Nabi Ibrahim.
7. Nabi Luth
Nabi Luth
bin Haran bin Azar bin Nahur dari keturunan Sam bin Nuh. Dianggarkan
Baginda hidup pada tahun 1950-1870 SM
dan diangkat menjadi nabi pada tahun 1900 SM. Baginda ditugaskan berdakwah kepada Kaum Luth yang
tinggal di negeri Sadum, Syam, Palestin. Nama Baginda disebutkan sebanyak 27 kali dalam Al-Quran. Baginda
mempunyai 2 anak perempuan dan Baginda
meninggal di Desa Shafrah di Syam, Palestin.
Nabi Luth
adalah anak saudara dari Nabi Ibrahim. Ayahnya yang bernama Hasan bin Tareh
adalah saudara sekandung dari Nabi Ibrahim. Ia beriman kepada bapa saudaranya
Nabi Ibrahim mendampinginya dalam semua perjalanan dan sewaktu mereka berada di
Mesir berusaha bersama dalam bidang perternakan yang berhasil dengan baik
binatang ternaknya berkembang biak sehingga dalam waktu yang singkat jumlah
yang sudah berlipat ganda itu tidak dapat ditampung dalam tempat yang
disediakan . Akhirnya perkongsian Ibrahim-Luth dipecah dan binatang ternakan
serta harta milik perusahaan mereka di bahagi dan berpisahlah Luth dengan
Ibrahim pindah ke Yordania dan bermukim di sebuah tempat bernama Sadum.
Nabi Luth
Diutuskan Oleh Allah Kepada Rakyat Sadum
Masyarakat
Sadum adalah masyarakat yang rendah tingkat moralnya,rusak mentalnya, tidak
mempunyai pegangan agama atau nilai kemanusiaan yang beradab. Kemaksiatan dan
kemungkaran bermaharajalela dalam pergaulan hidup mrk. Pencurian dan perampasan
harta milik menrupakan kejadian hari-hari di mana yang kuat menjadi kuasa
sedang yang lemah menjadi korban penindasan dan perlakuan sewenang-wenang.
Maksiat yang paling menonjol yang menjadi ciri khas hidup mereka adalah
perbuatan homoseks {liwat} di kalangan lelakinya dan lesbian di kalangan
wanitanya. Kedua-dua jenis kemungkaran ini begitu bermaharajalela di dalam
masyarakat sehinggakan ianya merupakan suatu kebudayaan bagi kaum Sadum.
Seorang
pendatang yang masuk ke Sadum tidak akan selamat dari diganggu oelh mrk. Jika
ia membawa barang-barang yang berharga maka dirampaslah barang-barangnya, jika
ia melawan atau menolak menyerahkannya maka nyawanya tidak akan selamat. Akan
tetapi jika pendatang itu seorang lelaki yang bermuka tampan dan berparas elok
maka ia akan menjadi rebutan di antara mereka dan akan menjadi korban perbuatan
keji lelakinya dan sebaliknya jika si pendatang itu seorang perempuan muda maka
ia menjadi mangsa bagi pihak wanitanya pula.
Kepada
masyarakat yang sudah sedemikian rupa keruntuhan moralnya dan sedemikian paras
penyakit sosialnya diutuslah nabi Luth sebagai pesuruh dan Rasul-Nya untuk
mengangkat mereka dari lembah kenistaan ,kejahilan dan kesesatan serta membawa
mereka alam yang bersih ,bermoral dan berakhlak mulia. Nabi Luth mengajak
mereka beriman dan beribadah kepada Allah meninggalkan kebiasaan mungkar
menjauhkan diri dari perbuatan maksiat dan kejahatan yang diilhamkan oleh iblis
dan syaitan. Ia memberi penerang kepada mereka bahwa Allah telah mencipta
mereka dan alam sekitar mrk tidak meredhai amal perbuatan mrk yang mendekati
sifat dan tabiat kebinatangan dan tidak sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan
dan bahwa Allah akan memberi ganjaran setimpal dengan amal kebajikan mereka.
Yang berbuat baik dan beramal soleh akan diganjar dengan syurga di akhirat
sedang yang melakukan perbuatan mungkar akan di balaskannya dengan
memasukkannya ke dalam neraka Jahanam.
Nabi Luth
berseru kepada mrk agar meninggalkan adat kebiasaan iaitu melakukan perbuatan
homoseks dan lesbian karena perbuatan itu bertentangan dengan fitrah dan hati
nurani manusia serta menyalahi hikmah yang terkandung didalam penciptaan
manusia menjadi dua jenis iaitu lelaki dan wanita. Juga kepada mereka di beri
nasihat dan dianjurkan supaya menghormati hak dan milik masing-masing dengan
meninggalkan perbuatan perampasan, perompakan serta pencurian yang selalu mrk
lakukan di antara sesama mrk dan terutama kepada pengunjung yang datang ke
Sadum. Diterangkan bahwa perbuatan-perbuatan itu akan merugikan mrk sendiri,
karena akan menimbulkan kekacauan dan ketidak amanan di dalam negeri sehingga
masing-masing dari mereka tidak merasa aman dan tenteram dalam hidupnya.
Demikianlah
Nabi Luth melaksanakan dakwahnya sesuai dengan tugas risalahnya.Ia tidak
henti-henti menggunakan setiap kesempatan dan dalam tiap pertemuan dengan
kaumnya secara berkelompok atau secara berseorangan mengajak agak mrk beriman
dan percaya kepada Allah menyembah-Nya melakukan amal soleh dan meninggalkan
perbuatan maksiat dan mungkar. Akan tetapi keruntuhan moral dan kerusakan
akhlak sudah berakar sgt di dalam pergaulan hidup mereka dan pengaruh hawa
nafsu dan penyesatan syaitan sudah begitu kuat menguasai tindak-tanduk mereka,
maka dakwah dan ajakkan Nabi Luth yyang dilaksanakan dengan kesabaran dan
ketekunan tidak mendapat tanah yang subur di dalam hati dan fikiran mereka dan
berlalu laksana suasana teriakan di tengah-tengah padang pasir .Telinga-telinga
mereka sudah menjadi pekak bagi ajaran-ajaran Nabi Luth sedang hati dan fikiran
mereka sudah tersumbat rapat dengan ajaran -ajaran syaitan dan iblis.
Akhirnya
kaum Luth merasa dan kesal hati mendengar dakwah dan nasihat-nasihat Nabi Luth
yang tidak putus-putus itu dan minta agar ia menghentikan aksi dakwahnya atau
menghadapi pengusir dirinya dari sadum bersama semua keluarganya. dari pihak
Nabi Luth pun sudah tidak ada harapan lagi masyarakat Sadum dapat terangkat
dari lembah kesesatan dan keruntuhan moral mereka dan bahawa meneruskan dakwah
kepada mereka yang sudah buta-tuli hati dan fikiran serta mensia-siakan masa.
Ubat satu-satunya, menurut fikiran Nabi Luth untuk mencegah penyakit akhlak itu
yang sudah parah itu menular kepada tetangga-tetangga dekatnya, ialah dengan
membasmikan mereka dari atas bumi sebagai pembalasan ke atas terhadap kekerasan
kepala mrk juga untuk menjadi ibrah dan pengajaran umat-umat disekelilingnya.
beliau memohon kepada Allah agar kepada kaumnya masyarakat Sadum diberi
pengajaran berupa azab di dunia sebelum azab yang menanti mereka di akhirat
kelak.
Para
Malaikat Tamunya Nabi Ibrahim Bertamu Kepada Nabi Luth.
Permohonan
Nabi Luth dan doanya diperkenankan dan dikabulkan oleh Allah s.w.t.
Dikirimkanlah kepadanya tiga orang malaikat menyamar sebagai manusia biasa. Mrk
adalah malaikat yang bertamu kepada Nabi Ibrahim dengan membawa berita gembira
atas kelahiran Nabi Ishaq, dan memberitahu kepada mrk bahwa dia adalah utusan
Allah dengan tugas menurunkan azab kepada kaum Luth penduduk kota Sadum. Dalam
kesempatan pertemuan mana Nabi Ibrahim telah mohon agar penurunan azab keatas
kaum Sadum ditunda ,kalau-kalau mereka kembali sedar mendebgarkan dan mengikuti
ajakan Luth serta bertaubat dari segala maksiat dan perbuatan mungkar. Juga
dalam pertemuan itu Nabi Ibrahim mohon agar anaksaudaranya, Luth diselamatkan
dari azab yang akan diturunkan keatas kaum Saum permintaan mana oleh para
malaikat itu diterima dan dijamin bahwa Luth dan keluarganya tidak akan terkena
azab.
Para
malaikat itu sampai di Sadum dengan menyamar sebagai lelaki remaja yang
berparas tampan dan bertubuh yang elok dan bagus. Dalam perjalanan mrk hendak memasuki
kota, mrk berselisih dengan seorang gadis yang cantik dan ayu sedang mengambil
dari sebuah perigi. Para malaikat atau lelaki remaja itu bertanya kepada si
gadis kalau-kalau mrk diterima ke rumah sebagai tetamu. Si gadis tidak berani
memberi keputusan sebelum ia beruding terlebih dahulu dengan keluarganya. Maka
ditngglkanlah para lelaki remaja itu oleh si gadis seraya ia pulang ke rumah
cepat-cepat untuk memberitahu ayahnya.
Si ayah
iaitu Nabi Luth sendiri mendengar lapuran puterinya menjadi binggung jawapan
apa yang harus ia berikan kepada para pendatang yang ingin bertamu ke rumahnya
untuk beberapa waktu, namun menerima tamu-tamu remaja yang berparas tampan dan
kacak akan mengundang risiko gangguan kepadanya dan kepada tamu-tamunya dari
kaumnya yang tergila-gila oleh remaja-remaja yang mempunyai tubuh bagus dan
wajah elok. Sedang kalau hal yang demikian itu terjadi ia sebagai tuan rumah
harus bertanggungjawab terhadap keselamatan tamunya, padahal ia merasa bahwa ia
tidak akan berdaya menghadapi kaumnya yang bengis-bengis dan haus maksiat itu.
Timbang
punya timbang dan fikir punya fikir akhirnya diputuskan oleh Nabi Luth bahwa ia
akan menerima mrk sebagai tamu di rumahnya apa pun yang akan terjadi sebagai
akibat keputusannya ia pasrahkan kepada Allah yang akan melindunginya. Lalu
pergilah ia sendiri menjemput tamu-tamu yang sedang menanti di pinggir kota dan
diajaklah mrk bersama-sama ke rumah pada saat kota Sadum sudah diliputi
kegelapan dan manusianya sudah nyenyak tidur di rumah masing-masing.
Nabi Luth
berusah dab berpesan kepada isterinya dan kedua puterinya agar merahsiakan
kedatangan tamu-tamu, jangan sampai terdengar dan diketahui oleh kaumnya. Akan
tetapi isteri Nabi Luth yang memang sehaluan dan sependirian dengan penduduk
Sadum telah membocorkan berita kedatangan para tamu dan terdengarlah oleh
pemuka-pemuka mereka bahwa Luth ada tetamu terdiri daripada remaja-remaja yang
tampan parasnya dan memiliki tubuh yang sangat menarik bagi para penggemar
homoseks.
Terjadilah
apa yang dikhuatirkan oleh Nabi Luth. Begitu tersiar dari mulut ke mulut berita
kedatangan tamu-tamu remaja di rumah Luth, berdatanglah mereka ke rumahnya
untuk melihat para tamunya dan memuaskan nafsunya. Nabi Luth tidak membuka
pintu bagi mrk dan berseru agar mrk kembali ke rumah masing-masing dan jgn
menggunggu tamu-tamu yang datangnya dari jauh yang sepatutnya dihormati dan
dimuliakan .Mrk diberi nasihat agar meninggalkan adat kebiasaan yang keji itu
yang bertentangan dengan fitrah manusia dan kudrat alam di mana Tuhan telah menciptkan
manusia berpasangan antara lelaki dengan perempuan untuk menjaga kelangsungan
perkembangan umat manusia sebagai makhluk yang termulia di atas bumi. nabi Luth
berseru agar mereka kembali kepada isteri-isteri mrk dan meninggalkan perbuatan
maksiat dan mungkar yang tidak senonoh, sebelum mrk dilanda azab dan seksaan
Allah.
Seruan dan
nasihat-nasihat Nabi Luth dihiraukan dan dipedulikan ,mrk bahkan mendesak akan
menolak pintu rumahnya dengan paksa dan kekerasan kalau pintu tidak di buka
dengan sukarela. Merasa bahwa dirinya sudah tidak berdaya untuk menahan arus
orang-orang penyerbu dari kaumnya itu yang akan memaksakan kehendaknya dengan
kekerasan berkatalah Nabi Luth secara terus terang kepada para tamunya:"
Sesungguhnya aku tidak berdaya lagi menahan orang-orang itu menyerbu ke dalam
.Aku tidak memiliki senjata dan kekuatan fizikal yang dapat menolak kekerasan
mereka , tidak pula mempunyai keluarga atau sanak saudara yang disegani mrk
yang dapat aku mintai pertolongannya, maka aku merasa sangat kecewa, bahwa
sebagai tuan rumah aku tidak dapat menghalaukan gangguan terhadap tamu-tamuku
dirumahku sendiri.
Begitu
Nabi Luth selesai mengucapkan keluh-kesahnya para tamu segera mengenalkan diri
kepadanya dan memberi identitinya, bahawa mereka adalah malaikat-malaikat yang
menyamar sebagai manusia yang bertamu kepadanya dan bahwa mereka datang ke
Sadum untuk melaksanakan tugas menurunkan azab dan seksa atas rakyatnya yang
membangkang dan enggan membersihkan masyarakatnya dari segala kemungkaran dan
kemaksiat yang keji dan kotor.
Kepad Nabi
Luth para malaikat itu menyarankan agar pintu rumahnya dibuka lebar-lebar untuk
memberi kesempatan bagi orang -orang yang haus homoseks itu masuk. Namun
malangnya apabila pintu dibuka dan para penyerbu menindakkan kaki untuk masuk,
tiba-tiba gelaplah pandangan mrk dan tidak dapat melihat sesuatu. mrk
mengusap-usap mata, tetapi ternyata sudah menjadi buta.
Sementara
para penyerbu rumah Nabi Luth berada dalam keadaan kacau bilau berbentur antara
satu dengan lain berteriak-teriak menanya-nanya gerangan apa yang menjadikan
mereka buta dengan mendadak para berseru kepada Nabi Luth agar meninggalkan
segera perkampungan itu bersam keluarganya, karena masanya telah tiba bagi azab
Allah yang akan ditimpakan. Para malaikat berpesan kepada Nabi Luth dan
keluarganya agar perjalanan ke luar kota jangan seorang pun dari mereka menoleh
ke belakang.
Nabi Luth
keluar dari rumahnya sehabis tengah malam, bersama keluarganya terdiri dari
seorang isteri dan dua puterinya berjalan cepat menuju keluar kota, tidak
menoleh ke kanan mahupun kekiri sesuai dengan petunjuk para malaikat yang
menjadi tamunya.Akan tetapi si isteri yang menjadi musuh dalam selimut bagi
Nabi Luth tidak tergamak meninggalkan kaumnya. Ia berada dibelakang rombongan
Nabi Luth berjalan perlahan-lahan tidak secepat langkah suaminya dan tidak
henti-henti menoleh ke belakang karena ingin mengetahui apa yang akan menimpa
atas kaumnya, seakan-akan menragukan kebenaran ancaman para malaikat yang telah
didengarnya sendiri. Dan begitu langkah Nabi Luth berserta kedua puterinya
melewati batas kota Sadum, sewaktu fajar menyingsing, bergetarlah bumi dengan
dahsyatnya di bawah kaki rakyat Sadum, tidak terkecuali isteri Nabi Luth yang
munafiq itu. Getaran itu mendahului suatu gempa bumi yang kuat dan hebat
disertai angin yang kencang dan hujan batu sijjil yang menghancurkan dengan
serta-merta kota Sadum berserta semua pemghuninya .Demikianlah mukjizat dan
ayat Allah yang diturunkan untuk menjadi pengajaran dan ibrah bagi
hamba-hamba-Nya yang mendatang.
Kisah Nabi
Luth Di Dalam Al-Quran
Kisah Nabi
Luth dalam Al-Quran terdapat pada 85 ayat dalam 12 surah diantaranya surah
"Al-Anbiyaa" ayat 74 dan 75 , surah "Asy-Syu'ara" ayat 160
sehingga ayat 175 , surah "Hud" ayat 77 sehingga ayat 83 , surah
"Al-Qamar" ayat 33 sehingga 39 dan surah "At-Tahrim" ayat
10..
8. Nabi
Ismail
Nabi
Ismail bin Ibrahim Azar bin Nahur dari keturunan Sam bin Nuh. Dianggarkan
Baginda hidup pada tahun 1911-1774 SM
dan dianggar menjadi nabi pada tahun 1850 SM. Baginda tinggal di Amaliq dan qabilah Yaman, Makkah.
Nama Baginda disebutkan sebanyak 12 kali dalam Al-Quran dan mempunyai 12 anak. Baginda meninggal tahun 1779 SM di
Makkah.
Sampai
Nabi Ibrahim yang berhijrah meninggalkan Mesir bersama Sarah, isterinya dan
Hajar, dayangnya di tempat tujuannya di Palestin. Ia telah membawa pindah juga
semua binatang ternaknya dan harta miliknya yang telah diperolehinya sebagai
hasil usaha niaganya di Mesir.
Al-Bukhari
meriwayatkan daripada Ibnu Abbas r.a.berkata:
Pertama-tama
yang menggunakan setagi (setagen) ialah Hajar ibu Nabi Ismail tujuan untuk
menyembunyikan kandungannya dari Siti Sarah yang telah lama berkumpul dengan
Nabi Ibrahim a.s. tetapi belum juga hamil. tetapi walaubagaimana pun juga
akhirnya terbukalah rahsia yang disembunyikan itu dengan lahirnya Nabi Ismail
a.s. Dan sebagai lazimnya seorang isteri sebagai Siti Sarah merasa telah
dikalahkan oleh Siti Hajar sebagai seorang dayangnya yang diberikan kepada Nabi
Ibrahim a.s. Dan sejak itulah Siti Sarah merasakan bahawa Nabi Ibrahim a.s.
lebih banyak mendekati Hajar karena merasa sgt gembira dengan puteranya yang
tunggal dan pertama itu, hal ini yang menyebabkan permulaan ada keratakan dalam
rumahtangga Nabi Ibrahim a.s. sehingga Siti Sarah merasa tidak tahan hati jika
melihat Siti Hajar dan minta pada Nabi Ibrahim a.s. supaya menjauhkannya dari
matanya dan menempatkannya di lain tempat.
Untuk
suatu hikmah yang belum diketahui dan disadari oleh Nabi Ibrahim Allah s.w.t.
mewahyukan kepadanya agar keinginan dan permintaan Sarah isterinya dipenuhi dan
dijauhkanlah Ismail bersama Hajar ibunya dan Sarah ke suatu tempat di mana yang
ia akan tuju dan di mana Ismail puteranya bersama ibunya akan di tempatkan dan
kepada siapa akan ditinggalkan.
Maka
dengan tawakkal kepada Allah berangkatlah Nabi Ibrahim meninggalkan rumah
membawa Hajar dan Ismail yang diboncengkan di atas untanya tanpa tempat tujuan
yang tertentu. Ia hanya berserah diri kepada Allah yang akan memberi arah
kepada binatang tunggangannya. Dan berjalanlah unta Nabi Ibrahim dengan tiga
hamba Allah yang berada di atas punggungnya keluar kota masuk ke lautan pasir
dan padang terbuka di mana terik matahari dengan pedihnya menyengat tubuh dan
angin yang kencang menghembur-hamburkan debu-debu pasir.
Ismail dan
Ibunya Hajar Ditingalkan di Makkah
Setelah
berminggu-minggu berada dalam perjalanan jauh yang memenatkan tibalah pada
akhirnya Nabi Ibrahim bersama Ismail dan ibunya di Makkah kota suci dimana
Kaabah didirikan dan menjadi pujaan manusia dari seluruh dunia. di tempat di
mana Masjidil Haram sekarang berada, berhentilah unta Nabi Ibrahim mengakhiri
perjalanannya dan disitulah ia meninggalkan Hajar bersama puteranya dengan
hanya dibekali dengan serantang bekal makanan dan minuman sedangkan keadaan
sekitarnya tiada tumbuh-tumbuhan, tiada air mengalir, yang terlihat hanyalah
batu dan pasir kering . Alangkah sedih dan cemasnya Hajar ketika akan
ditinggalkan oleh Ibrahim seorang diri bersama dengan anaknya yang masih kecil
di tempat yang sunyi senyap dari segala-galanya kecuali batu gunung dan pasir.
Ia seraya merintih dan menangis, memegang kuat-kuat baju Nabi Ibrahim memohon
belas kasihnya, janganlah ia ditinggalkan seorang diri di tempat yang kosong
itu, tiada seorang manusia, tiada seekor binatang, tiada pohon dan tidak
terlihat pula air mengalir, sedangkan ia masih menanggung beban mengasuh anak
yang kecil yang masih menyusu. Nabi Ibrahim mendengar keluh kesah Hajar merasa
tidak tergamak meninggalkannya seorang diri di tempat itu bersama puteranya
yang sangat disayangi akan tetapi ia sedar bahwa apa yang dilakukan nya itu
adalah kehendak Allah s.w.t. yang tentu mengandungi hikmat yang masih
terselubung baginya dan ia sedar pula bahawa Allah akan melindungi Ismail dan
ibunya dalam tempat pengasingan itu dan segala kesukaran dan penderitaan. Ia
berkata kepada Hajar :
"Bertawakkallah
kepada Allah yang telah menentukan kehendak-Nya, percayalah kepada
kekuasaan-Nya dan rahmat-Nya. Dialah yang memerintah aku membawa kamu ke sini
dan Dialah yang akan melindungi mu dan menyertaimu di tempat yang sunyi ini.
Sesungguh kalau bukan perintah dan wahyunya, tidak sesekali aku tergamak
meninggalkan kamu di sini seorang diri bersama puteraku yang sangat ku cintai
ini. Percayalah wahai Hajar bahwa Allah Yang Maha Kuasa tidak akan melantarkan
kamu berdua tanpa perlindungan-Nya. Rahmat dan barakah-Nya akan tetap turun di
atas kamu untuk selamanya, insya-Allah."
Mendengar
kata-kata Ibrahim itu segeralah Hajar melepaskan genggamannya pada baju Ibrahim
dan dilepaskannyalah beliau menunggang untanya kembali ke Palestin dengan
iringan air mata yang bercurahan membasahi tubuh Ismail yang sedang menetak.
Sedang Nabi Ibrahim pun tidak dapat menahan air matanya keetika ia turun dari
dataran tinggi meninggalkan Makkah menuju kembali ke Palestin di mana isterinya
Sarah dengan puteranya yang kedua Ishak sedang menanti. Ia tidak henti-henti
selama dalam perjalanan kembali memohon kepada Allah perlindungan, rahmat dan
barakah serta kurniaan rezeki bagi putera dan ibunya yang ditinggalkan di tempat
terasing itu. Ia berkata dalam doanya:" Wahai Tuhanku! Aku telah tempatkan
puteraku dan anak-anak keturunannya di dekat rumah-Mu { Baitullahil Haram } di
lembah yang sunyi dari tanaman dan manusia agar mrk mendirikan solat dan
beribadat kepada-Mu. Jadikanlah hati sebahagian manusia cenderung kepada mrk
dan berilah mrk rezeki dari buah-buahan yang lazat, mudah-mudahan mrk bersyukur
kepada-Mu."
Mata Air
Zamzam
Sepeninggal
Nabi Ibrahim tinggallah Hajar dan puteranya di tempat yang terpencil dan sunyi
itu. Ia harus menerima nasib yang telah ditakdirkan oleh Allah atas dirinya
dengan kesabaran dan keyakinan penuh akan perlindungan-Nya. Bekalan makanan dan
minuman yang dibawanya dalam perjalanan pada akhirnya habis dimakan selama
beberapa hari sepeninggalan Nabi Ibrahim. Maka mulailah terasa oleh Hajar
beratnya beban hidup yang harus ditanggungnya sendiri tanpa bantuan suaminya.
Ia masih harus meneteki anaknya, namun air teteknya makin lama makin mengering
disebabkan kekurangan makan .Anak yang tidak dapat minuman yang memuaskan dari
tetek ibunya mulai menjadi cerewet dan tidak henti-hentinya menangis. Ibunya
menjadi panik, bingung dan cemas mendengar tangisan anaknya yang sgt menyayat
hati itu. Ia menoleh ke kanan dan ke kiri serta lari ke sana ke sini mencari sesuap
makanan atau seteguk air yang dpt meringankan kelaparannya dan meredakan
tangisan anaknya, namun sia-sialah usahanya. Ia pergi berlari harwalah menuju
bukit Shafa kalau-kalau ia boleh mendapatkan sesuatu yang dapat menolongnya
tetapi hanya batu dan pasir yang didapatnya disitu, kemudian dari bukit Shafa
ia melihat bayangan air yang mengalir di atas bukit Marwah dan larilah ia
berharwahlah ke tempat itu namun ternyata bahawa yang disangkanya air adalha
fatamorangana {bayangan} belaka dan kembalilah ke bukit Shafa karena mendengar
seakan-akan ada suara yang memanggilnya tetapi gagal dan melesetlah dugaannya.
Demikianlah maka karena dorongan hajat hidupnya dan hidup anaknya yang sangat
disayangi, Hajar mundar-mundir berlari sampai tujuh kali antara bukit Shafa dan
Marwah yang pada akhirnya ia duduk termenung merasa penat dan hampir berputus
asa.
Diriwayatkan
bahawa selagi Hajar berada dalam keadaan tidak berdaya dan hampir berputus asa
kecuali dari rahmat Allah dan pertolongan-Nya datanglah kepadanya malaikat
Jibril bertanya:" Siapakah sebenarnya engkau ini?" " Aku adalah
hamba sahaya Ibrahim". Jawab Hajar." Kepada siapa engkau dititipkan
di sini?"tanya Jibril." Hanya kepad Allah",jawab Hajar.Lalu
berkata Jibril:" Jika demikian, maka engkau telah dititipkan kepada Dzat
Yang Maha Pemurah Lagi Maha Pengasih, yang akan melindungimu, mencukupi
keperluan hidupmu dan tidak akan mensia-siakan kepercayaan ayah puteramu
kepada-Nya."
Kemudian
diajaklah Hajar mengikuti-nya pergi ke suatu tempat di mana Jibril menginjakkan
telapak kakinya kuat-kuat di atas tanah dan segeralah memancur dari bekas
telapak kaki itu air yang jernih dengan kuasa Allah .Itulah dia mata air Zamzam
yang sehingga kini dianggap keramat oleh jemaah haji, berdesakan sekelilingnya
bagi mendapatkan setitik atau seteguk air daripadanya dan kerana sejarahnya
mata air itu disebut orang " Injakan Jibril ".
Alngkah
gembiranya dan lega dada Hajar melihat air yang mancur itu. Segera ia membasahi
bibir puteranya dengan air keramat itu dan segera pula terlihat wajah puteranya
segar kembali, demikian pula wajah si ibu yang merasa sgt bahagia dengan
datangnya mukjizat dari sisi Tuhan yang mengembalikan kesegaran hidup kepadanya
dan kepada puteranya sesudah dibayang-bayangi oleh bayangan mati kelaparan yang
mencekam dada.
Mancurnya
air Zamzam telah menarik burung-burung berterbangan mengelilingi daerah itu
menarik pula perhatian sekelompok bangsa Arab dari suku Jurhum yang merantau
dan sedang berkhemah di sekitar Makkah. Mereka mengetahui dari pengalaman bahwa
di mana ada terlihat burung di udara, nescaya dibawanya terdapat air, maka
diutuslah oleh mrk beberapa orang untuk memeriksa kebenaran teori ini. Para
pemeriksa itu pergi mengunjungi daerah di mana Hajar berada, kemudian kembali
membawa berita gembira kepada kaumnya tentang mata air Zamzam dan keadaan Hajar
bersama puteranya. Segera sekelompok suku Jurhum itu memindahkan perkhemahannya
ke tempat sekitar Zamzam ,dimana kedatangan mrk disambut dengan gembira oleh
Hajar karena adanya sekelompok suku Jurhum di sekitarnya, ia memperolehi
jiran-jiran yang akan menghilangkan kesunyian dan kesepian yang selama ini
dirasakan di dalam hidupnya berduaan dengan puteranya saja.
Hajar
bersyukur kepada Allah yang dengan rahmatnya telah membuka hati orang-orang itu
cenderung datang meramaikan dan memecahkan kesunyian lembah di mana ia
ditinggalkan sendirian oleh Ibrahim.
Nabi
Ismail Sebagai Qurban
Nabi
Ibrahim dari masa ke semasa pergi ke Makkah untuk mengunjungi dan menjenguk
Ismail di tempat pengasingannya bagi menghilangkan rasa rindu hatinya kepada
puteranya yang ia sayangi serta menenangkan hatinya yang selalu rungsing bila
mengenangkan keadaan puteranya bersama ibunya yang ditinggalkan di tempat yang
tandus, jauh dari masyarakat kota dan pengaulan umum.
Sewaktu
Nabi Ismail mencapai usia remajanya Nabi Ibrahim a.s. mendapat mimpi bahwa ia
harus menyembelih Ismail puteranya. Dan mimpi seorang nabi adalah salah satu
dari cara-cara turunnya wahyu Allah , maka perintah yang diterimanya dalam
mimpi itu harus dilaksanakan oleh Nabi Ibrahim. Ia duduk sejurus termenung
memikirkan ujian yang maha berat yang ia hadapi. Sebagai seorang ayah yang
dikurniai seorang putera yang sejak puluhan tahun diharap-harapkan dan
didambakan ,seorang putera yang telah mencapai usia di mana jasa-jasanya sudah
dapat dimanfaatkan oleh si ayah , seorang putera yang diharapkan menjadi
pewarisnya dan penyampung kelangsungan keturunannya, tiba-tiba harus dijadikan
qurban dan harus direnggut nyawa oelh tangan si ayah sendiri.
Namun ia
sebagai seorang Nabi, pesuruh Allah dan pembawa agama yang seharusnya menjadi
contoh dan teladan bagi para pengikutnya dalam bertaat kepada Allah ,menjalankan
segala perintah-Nya dan menempatkan cintanya kepada Allah di atas cintanya
kepada anak, isteri, harta benda dan lain-lain. Ia harus melaksanakan perintah
Allah yang diwahyukan melalui mimpinya, apa pun yang akan terjadi sebagai
akibat pelaksanaan perintah itu.
Sungguh
amat berat ujian yang dihadapi oleh Nabi Ibrahim, namun sesuai dengan firman
Allah yang bermaksud:" Allah lebih mengetahui di mana dan kepada siapa Dia
mengamanatkan risalahnya." Nabi Ibrahim tidak membuang masa lagi, berazam
{niat} tetap akan menyembelih Nabi Ismail puteranya sebagai qurban sesuai
dengan perintah Allah yang telah diterimanya.Dan berangkatlah serta merta Nabi
Ibrahim menuju ke Makkah untuk menemui dan menyampaikan kepada puteranya apa
yang Allah perintahkan.
Nabi Ismail
sebagai anak yang soleh yang sgt taat kepada Allah dan bakti kepada orang
tuanya, ketika diberitahu oleh ayahnya maksud kedatangannya kali ini tanpa
ragu-ragu dan berfikir panjang berkata kepada ayahnya:" Wahai ayahku!
Laksanakanlah apa yang telah diperintahkan oleh Allah kepadamu. Engkau akan
menemuiku insya-Allah sebagai seorang yang sabar dan patuh kepada perintah. Aku
hanya meminta dalam melaksanakan perintah Allah itu , agar ayah mengikatku
kuat-kuat supaya aku tidak banyak bergerak sehingga menyusahkan ayah, kedua
agar menanggalkan pakaianku supaya tidak terkena darah yang akan menyebabkan
berkurangnya pahalaku dan terharunya ibuku bila melihatnya, ketiga tajamkanlah
parangmu dan percepatkanlah perlaksanaan penyembelihan agar menringankan
penderitaan dan rasa pedihku, keempat dan yang terakhir sampaikanlah salamku
kepada ibuku berikanlah kepadanya pakaian ku ini untuk menjadi penghiburnya
dalam kesedihan dan tanda mata serta kenang-kenangan baginya dari putera
tunggalnya."Kemudian dipeluknyalah Ismail dan dicium pipinya oleh Nabi
Ibrahim seraya berkata:" Bahagialah aku mempunyai seorang putera yang taat
kepada Allah, bakti kepada orang tua yang dengan ikhlas hati menyerahkan
dirinya untuk melaksanakan perintah Allah."
Saat
penyembelihan yang mengerikan telah tiba. Diikatlah kedua tangan dan kaki
Ismail, dibaringkanlah ia di atas lantai, lalu diambillah parang tajam yang
sudah tersedia dan sambil memegang parang di tangannya, kedua mata nabi Ibrahim
yang tergenang air berpindah memandang dari wajah puteranya ke parang yang
mengilap di tangannya, seakan-akan pada masa itu hati beliau menjadi tempat
pertarungan antara perasaan seorang ayah di satu pihak dan kewajiban seorang
rasul di satu pihak yang lain. Pada akhirnya dengan memejamkan matanya, parang
diletakkan pada leher Nabi Ismail dan penyembelihan di lakukan . Akan tetapi
apa daya, parang yang sudah demikian tajamnya itu ternyata menjadi tumpul
dileher Nabi Ismail dan tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya dan
sebagaimana diharapkan.
Kejadian tersebut
merupakan suatu mukjizat dari Allah yang menegaskan bahwa perintah pergorbanan
Ismail itu hanya suatu ujian bagi Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail sampai sejauh
mana cinta dan taat mereka kepada Allah. Ternyata keduanya telah lulus dalam
ujian yang sangat berat itu. Nabi Ibrahim telah menunjukkan kesetiaan yang
tulus dengan pergorbanan puteranya. untuk berbakti melaksanakan perintah Allah
sedangkan Nabi Ismail tidak sedikit pun ragu atau bimbang dalam memperagakan
kebaktiannya kepada Allah dan kepada orang tuanya dengan menyerahkan jiwa
raganya untuk dikorbankan, sampai-sampai terjadi seketika merasa bahwa parang
itu tidak lut memotong lehernya, berkatalah ia kepada ayahnya:" Wahai
ayahku! Rupa-rupanya engkau tidak sampai hati memotong leherku karena melihat
wajahku, cubalah telangkupkan aku dan laksanakanlah tugasmu tanpa melihat
wajahku."Akan tetapi parang itu tetap tidak berdaya mengeluarkan setitik
darah pun dari daging Ismail walau ia telah ditelangkupkan dan dicuba memotong
lehernya dari belakang.
Dalam
keadaan bingung dan sedih hati, karena gagal dalam usahanya menyembelih
puteranya, datanglah kepada Nabi Ibrahim wahyu Allah dengan firmannya:"
Wahai Ibrahim! Engkau telah berhasil melaksanakan mimpimu, demikianlah Kami
akan membalas orang-orang yang berbuat kebajikkan ."Kemudian sebagai
tebusan ganti nyawa Ismail telah diselamatkan itu, Allah memerintahkan Nabi
Ibrahim menyembelih seekor kambing yang telah tersedia di sampingnya dan segera
dipotong leher kambing itu oleh beliau dengan parang yang tumpul di leher
puteranya Ismail itu. Dan inilah asal permulaan sunnah berqurban yang dilakukan
oleh umat Islam pada tiap hari raya Idul Adha di seluruh pelosok dunia.
9. Nabi
Ishaq
Nabi Ishaq
bin Ibrahim Azar bin Nahur dari keturunan Sam bin Nuh. Dianggarkan Baginda hidup pada tahun 1897-1717 SM dan diangkat
menjadi nabi pada tahun 1800 SM. Baginda ditugaskan berdakwah kepada
Kan’anniyun di wilayah Al-Khalil Palestina. Nama Baginda disebutkan sebanyak 17
kali di dalam Al-Quran. di dalam Al-Quran mempunyai 2 anak dan meninggal di Alkhalil Hebron,
Palestina.
Nabi Ishaq
adalah putera nabi Ibrahim dari isterinya Sarah, sedang Nabi Ismail adalah
puteranya dari Hajr, dayang yang diterimanya sebagai hadiah dari Raja Namrud.
Tentang
Nabi Ishaq ini tidak dikisahkan dalan Al-Quran kecuali dalam beberapa ayat di
antaranya adalah ayat 69 sehingga 74 dari surah Hud, seperti berikut:
" Dan
sesungguhnya utusan-utusan Kami {malaikat-malaikat} telah datang kepada Ibrahim
membawa khabar gembira mereka mengucapkan "selamat".Ibrahim menjawab:
"Selamatlah" maka tidak lama kemudian Ibrahim menjamukan daging anak
sapi yang dipanggang. 70. Mak tatkala dilihatnya tangan mereka tidak
menjamahnya, Ibrahim memandang aneh perbuatan mereka, dan merasa takut kepada
mereka. malaikat itu berkata " Janagan kamu takut sesungguhnya kami adalah
{malaikat-malaikat} yang diuts untuk kaum Luth." 71. dan isterinya berdiri
di sampingnya lalu di tersenyum. Maka Kami sampaikan kepadanya berita gembira
akan {kelahiran} Ishaq dan sesudah Ishaq {lahir pula} Ya'qup. 72. Isterinya
berkata " sungguh menghairankan apakah aku akan melahirkan anak padahal
aku adalah seorang perempuan tua dan suamiku pun dalam keadaan yang sudah tua
juga? Sesungguhnya ini benar-benar sesuatu yang aneh. 73. Para malaikat itu berkata
" Apakah kamu merasa hairan tentang ketetapan Allah? { itu adalah} rahmat
Allah dan keberkatan-Nya dicurahkan atas kamu hai ahlulbait! sesungguhnya Allah
Maha Terpuji lagi Maha Pemurah. 74. Mak tatkala rasa takut hilang dari Ibrahim
dan berita gembira telah datang kepadanya dia pun bersoal jawab dengan
{malaikat-malaikat} Kami tentang kaum Luth." { Hud : 69 ~ 74 }
Selain
ayat-ayat yang tersebut di atas yang membawa berita akan lahirnya Nabi Ishaq
drp kedua orang tuanya yang sudah lanjut usia yang menurut sementara riwayat
bahwa usianya pada waktu itu sudah mencapai sembilan puluh tahun, terdapat
beberapa ayat yang menetapkan kenabiannya di antaranya ialah ayat 49 surah
"Maryam" sebagai berikut:
"
Maka ketika Ibrahim sudah menjauhkan diri dari mereka dan dari apa yang meerka
sembah selain Allah Kami anugerahkan kepadanya Ishaq dan Ya'qup. Dan
masing-masingnya Kami angkat menjadi nabi."
Dan ayat
112 dan 113 surah "Ash-Shaffaat" sebagai berikut :
"
112. Dan Kami dia khabar gembira dengan {kelahiran} Ishaq seorang nabi yang
termasuk orang-orang yang soleh. 113. Kami limpahkan keberkatan atasnya dan
atas Ishaq. Dan di antara anak cucunya ada yang berbuat baik dan ada {pula}
yang zalim terhadap dirinya dengan nyata."
Catatan
Tambahan
Diriwayatkan
bahwa Nabi Ibrahim wafat pada usia 175 tahun. Nabi Ismail pada usia 137 tahun
dan Nabi Ishaq pada usia 180 tahun.
10. Nabi
Ya’qub
Nabi
Ya’qub bin Ishaq bin Ibrahim. Dianggarkan Baginda hidup pada tahun 1837-1690 SM dan diangkat
menjadi nabi pada tahun 1750 SM. Baginda
ditugaskan berdakwah kepada Bani Israil di Syam. Nama Baginda disebutkan
sebanyak 16 kali di dalam Al-Quran dan mempunyai 12 anak. Baginda wafat di Alkhalil Hebron, Palestina.
Nabi
Ya'qub adalah putera dari Nabi Ishaq bin Ibrahim sedang ibunya adalah anak
saudara dari Nabi Ibrahim, bernama Rifqah binti A'zar. Ia adalah saudara kembar
dari putera Ishaq yang kedua bernama Ishu.
Antara
kedua saudara kembar ini tidak terdapat suasana rukun dan damai serta tidak ada
menaruh kasih-sayang satu terhadap yang lain bahkan Ishu mendendam dengki dan
iri hati terhadap Ya'qub saudara kembarnya yang memang dimanjakan dan lebih
disayangi serta dicintai oleh ibunya. Hubungan mereka yang renggang dan tidak
akrab itu makin buruk dan tegang setelah diketahui oleh Ishu bahwa Ya'qublah
yang diajukan oleh ibunya ketika ayahnya minta kedatangan anak-anaknya untuk
diberkahi dan didoakan, sedangkan dia tidak diberitahu dan karenanya tidak
mendapat kesempatan seperti Ya'qub memperoleh berkah dan doa ayahnya, Nabi
Ishaq.
Melihat
sikap saudaranya yang bersikap kaku dan dingin dan mendengar kata-kata
sindirannya yang timbul dari rasa dengki dan irihati, bahkan ia selalu diancam
maka datanglah Ya'qub kepada ayahnya mengadukan sikap permusuhan itu. Ia
berkata mengeluh : " Wahai ayahku! Tolonglah berikan fikiran kepadaku,
bagaimana harus aku menghadapi saudaraku Ishu yang membenciku mendendam dengki
kepadaku dan selalu menyindirku dengan kata-kata yang menyakitkan hatiku,
sehinggakan menjadihubungan persaudaraan kami ber dua renggang dan tegang tidak
ada saling cinta mencintai saling sayang-menyayangi. Dia marah karena ayah
memberkahi dan mendoakan aku agar aku memperolehi keturunan soleh, rezeki yang
mudah dan kehidupan yang makmur serta kemewahan . Dia menyombongkan diri dengan
kedua orang isterinya dari suku Kan'aan dan mengancam bahwa anak-anaknya dari
kedua isteri itu akan menjadi saingan berat bagi anak-anakku kelak didalam
pencarian dan penghidupan dan macam-macam ancaman lain yang mencemas dan
menyesakkan hatiku. Tolonglah ayah berikan aku fikiran bagaimana aku dapat
mengatasi masalah ini serta mengatasinya dengan cara kekeluargaan.
Berkata si
ayah, Nabi Ishaq yang memang sudah merasa kesal hati melihat hubungan kedua
puteranya yang makin hari makin meruncing:" Wahai anakku, karena usiaku
yang sudah lanjut aku tidak dapat menengahi kamu berdua ubanku sudah menutupi
seluruh kepalaku, badanku sudah membongkok raut mukaku sudah kisut berkerut dan
aku sudak berada di ambang pintu perpisahan dari kamu dan meninggalkan dunia
yang fana ini. Aku khuatir bila aku sudah menutup usia, gangguan saudaramu Ishu
kepadamu akan makin meningkat dan ia secara terbuka akan memusuhimu, berusaha
mencari kecelakaan mu dan kebinasaanmu. Ia dalam usahanya memusuhimu akan
mendapat sokongan dan pertolongan dan saudara-saudara iparnya yang berpengaruh
dan berwibawa di negeri ini. Maka jalan yang terbaik bagimu, menurut fikiranku,
engkau harus pergi meninggalkan negeri ini dan berhijrah engkau ke Fadan A'raam
di daerah Irak, di mana bermukin bapa saudaramu saudara ibumu Laban bin
Batu;il. Engkau dapat mengharap dikahwinkan kepada salah seorang puterinya dan
dengan demikian menjadi kuatlah kedudukan sosialmu disegani dan dihormati orang
karena karena kedudukan mertuamu yang menonjol di mata masyarkat. Pergilah
engkau ke sana dengan iringan doa drpku semoga Allah memberkahi perjalananmu,
memberi rezeki murah dan mudah serta kehidupan yang tenang dan tenteram.
Nasihat
dan anjuran si ayah mendapat tempat dalam hati si anak. Ya'qub melihat dalam
anjuran ayahnya jalan keluar yang dikehendaki dari krisis hubungan persaudaraan
antaranya dan Ishu, apalagi dengan mengikuti saranan itu ia akan dapat bertemu
dengan bapa saudaranya dan anggota-anggota keluarganya dari pihak ibunya .Ia
segera berkemas-kemas membungkus barang-barang yang diperlukan dalam perjalanan
dan dengan hati yang terharu serta air mata yang tergenang di matanya ia meminta
kepada ayahnya dan ibunya ketika akan meninggalkan rumah.
Nabi
Ya'qub Tiba di Irak
Dengan
melalui jalan pasir dan Sahara yang luas dengan panas mataharinya yang terik
dan angi samumnya {panas} yang membakar kulit, Ya'qub meneruskan perjalanan
seorang diri, menuju ke Fadan A'ram dimana bapa saudaranya Laban tinggal. Dalam
perjalanan yang jauh itu , ia sesekali berhenti beristirehat bila merasa letih
dan lesu .Dan dalam salah satu tempat perhentiannya ia berhenti karena sudah
sgt letihnya tertidur dibawah teduhan sebuah batu karang yang besar .Dalam
tidurnya yang nyenyak, ia mendapat mimpi bahwa ia dikurniakan rezeki luas,
penghidupan yang aman damai, keluarga dan anak cucuc yang soleh dan bakti serta
kerajaan yang besar dan makmur. Terbangunlah Ya'qub dari tidurnya, mengusapkan
matanya menoleh ke kanan dan ke kiri dan sedarlah ia bahawa apa yang dilihatnya
hanyalah sebuah mimpi namun ia percaya bahwa mimpinya itu akan menjadi
kenyataan di kemudian hari sesuia dengan doa ayahnya yang masih tetap
mendengung di telinganya. Dengan diperoleh mimpi itu ,ia merasa segala letih
yang ditimbulkan oleh perjalanannya menjadi hilang seolah-olah ia memperolehi
tanaga baru dan bertambahlah semangatnya untuk secepat mungkin tiba di tempat
yang di tuju dan menemui sanak-saudaranya dari pihak ibunya.
Tiba pada
akhirnya Ya'qub di depan pintu gerbang kota Fadan A'ram setelah berhari-hari
siang dan malam menempuh perjalanan yang membosankan tiada yang dilihat selain
dari langit di atas dan pasir di bawah. Alangkah lega hatinya ketika ia mulai
melihat binatang-binatang peliharaan berkeliaran di atas ladang-ladang rumput
,burung-burung berterbangan di udara yang cerah dan para penduduk kota berhilir
mundir mencari nafkah dan keperluan hidup masing-masing.
Sesampainya
disalah satu persimpangan jalan ia berhenti sebentar bertanya salah seorang
penduduk di mana letaknya rumah saudara ibunya Laban barada. Laban seorang
kaya-raya yang kenamaan pemilik dari suatu perusahaan perternakan yang terbesar
di kota itu tidak sukar bagi seseorang untuk menemukan alamatnya. Penduduk yang
ditanyanya itu segera menunjuk ke arah seorang gadis cantik yang sedang
menggembala kambing seraya berkata kepada Ya'qub:"Kebetulan sekali, itulah
dia puterinya Laban yang akan dapat membawamu ke rumah ayahnya, ia bernama
Rahil.
Dengan
ahti yang berdebar, pergilah Ya'qub menghampiri yang ayu itu dan cantik itu,
lalu dengan suara yang terputus-putus seakan-akan ada sesuatu yang mengikat
lidahnya ,ia mengenalkan diri, bahwa ia adalah saudara sepupunya sendiri.
Ibunya yang bernama Rifqah adalah saudara kandung dair ayah si gadis itu.
Selanjutnya ia menerangkan kepada gadis itu bahwa ia datang ke Fadam A'raam
dari Kan'aan dengan tujuan hendak menemui Laban ,ayahnya untuk menyampaikan
pesanan Ishaq, ayah Ya'qub kepada gadis itu. Maka dengan senang hati sikap yang
ramah muka yang manis disilakan ya'qub mengikutinya berjalan menuju rumah Laban
bapa saudaranya.
berpeluk-pelukanlah
dengan mesranya si bapa saudara dengan anak saudara, menandakan kegembiraan
masing-masing dengan pertemuan yang tidak disangka-sangka itu dan mengalirlah
pada pipi masing-masing air mata yang dicucurkan oleh rasa terharu dan sukcita.
Maka disapkanlah oleh Laban bin Batu'il tempat dan bilik khas untuk anak
saudaranya Ya'qub yang tidak berbeda dengan tempat-tempat anak kandungnya
sendiri di mana ia dapat tinggal sesuka hatinya seperti di rumahnya sendiri.
Setelah
selang beberapa waktu tinggal di rumah Laban ,bapa saudaranya sebagai anggota
keluarga disampaikan oleh Ya'qub kdp bapa saudranya pesanan Ishaq ayahnya, agar
mereka berdua berbesan dengan mengahwinkannya kepada salah seorang dari
puteri-puterinya. Pesanan tersebut di terima oleh Laban dan setuju akan
mengahwinkan Laban dengan salah seorang puterinya, dengan syarat sebagai
maskahwin, ia harus memberikan tenaga kerjanya di dalam perusahaan penternakan
bakal mentuanya selama tujuh tahun. Ya'qub menyetujuinya syarat-syarat yang
dikemukakan oleh bapa saudaranya dan bekerjalah ia sebagai seorang pengurus
perusahaan penternakan terbesar di kota Fadan A'raam itu.
Setelah
mas tujuh tahun dilampaui oleh Ya'qub sebagai pekerja dalam perusahaan
penternakan Laban ,ia menagih janji bapa saudaranya yang akan mengambilnya
sebagai anak menantunya. Laban menawarkan kepada ya'qub agar menyunting
puterinya yang bernama Laiya sebagai isteri, namun anak saudaranya menghendaki
Rahil adik dari Laiya, kerana lebih cantik dan lebih ayu dari Laiya yang
ditawarkannya itu.Keinginan mana diutarakannya secara terus terang oleh Ya'qub
kepada bapa saudaranya, yang juga dari pihak bapa saudaranya memahami dan
mengerti isi hati anak saudaranya itu. Akan tetapi adat istiadat yang berlaku
pada waktu itu tidak mengizinkan seorang adik melangkahi kakaknya kahwin lebih
dahulu. karenanya sebagi jalan tengah agak tidak mengecewakan Ya'qub dan tidak
pula melanggar peraturan yang berlaku, Laban menyarankan agar anak saudaranya
Ya'qub menerima Laiya sebagai isteri pertama dan Rahil sebagai isteri kedua
yang akan di sunting kelak setelah ia menjalani mas kerja tujuh tahun di dalam
perusahaan penternakannya.
Ya'qub
yang sangat hormat kepada bapa saudaranya dan merasa berhutang budi kepadanya
yang telah menerimanya di rumah sebagai keluarga, melayannya dengan baik dan
tidakdibeda-bedakan seolah-olah anak kandungnya sendiri, tidak dapat berbuat apa-apa
selain menerima cadangan bapa saudaranya itu . Perkahwinan dilaksanakan dan
kontrak untuk masa tujuh tahun kedua ditanda-tangani.
Begitu
masa tujuh tahun kedua berakhir dikahwinkanlah Ya'qub dengan Rahil gadis yang
sangat dicintainya dan selalu dikenang sejak pertemuan pertamanya tatkala ia
masuk kota Fadan A'raam. Dengan demikian Nabi Ya'qub beristerikan dua wanita
bersaudara, kakak dan adik, hal mana menurut syariat dan peraturan yang berlaku
pada waktu tidak terlarang akan tetapi oleh syariat Muhammad s.a.w. hal semacam
itu diharamkan.
Laban
memberi hadiah kepada kedua puterinya iaitu kedua isteri ya'qub seorang hamba
sahaya untuk menjadi pembantu rumahtangga mereka. Dan dari kedua isterinya
serta kedua hamba sahayanya itu Ya'qub dikurniai dua belas anak, di antaraya
Yusuf dan Binyamin dari ibu Rahil sedang yang lain dari Laiya.
Kisah Nabi
Ya'qub Di Dalam Al-Quran
Kisah Nabi
Ya'qub tidak terdapat dalam Al-Quran secara tersendiri, namun disebut-sebut
nama Ya'qub dalam hubungannya dengan Ibrahim, Yusuf dan lain-lain nabi. Bahn
kisah ini adalah bersumberkan dari kitab-kitab tafsir dan buku-buku sejarah.
11. Nabi
Yusuf
Nabi Yusuf
bin Ya’qub bin Ishaq bin Ibrahim. Dianggarkan Baginda hidup pada tahun 1745-1635 SM dan diangkat
menjadi nabi pada tahun 1715 SM. Baginda ditugaskan berdakwah kepada Bani
Israil dan Hyksos di Mesir. Nama Baginda disebutkan sebanyak 27 kali di dalam Al-Quran.
Mempunyai 2 anak lelaki dan 1 anak
perempuan. Baginda wafat di Nablus
Palestina.
Nabi Yusuf
adalah putera ke tujuh daripada dua belas putera-puteri Nabi Ya'qub. Ia dengan
adiknya yang bernama Benyamin adalah beribukan Rahil, saudara sepupu Nabi
Ya'qub. Ia dikurniakan Allah rupa yang bagus, paras tampan dan tubuh yang tegap
yang menjadikan idaman setiap wanita dan kenangan gadis-gadis remaja. Ia adalah
anak yang dimanjakan oleh ayahnya, lebih disayang dan dicintai dibandingkan
dengan saudara-saudaranya yang lain, terutamanya setelah ditinggalkan iaitu
wafatnya ibu kandungnya Rahil semasa ia masih berusia dua belas tahun.
Perlakuan
yang diskriminatif dari Nabi Ya'qub terhadap anak-anaknya telah menimbulkan
rasa iri-hati dan dengki di antara saudara-saudara Yusuf yang lain, yang
merasakan bahawa mereka dianak-tirikan oleh ayahnya yang tidak adil sesama
anak, memanjakan Yusuf lebih daripada yang lain.
Rasa
jengkel mereka terhadap kepada ayahnya dan iri-hati terhadap Yusuf
membangkitkan rasa setia kawan antara saudara-saudara Yusuf, persatuan dan rasa
persaudaraan yang akrab di antara mereka.
Saudara-saudara
Yusuf mengadakan pertemuan
Dalam
pertemuan rahsia yang mrk adakan untuk merundingkan nasib yang mrk alami dan
mengatur aksi yang harus mrk lakukan bagi menyedarkan ayahnya, menuntut
perlakuan yang adil dan saksama, berkata salah seorang drp mrk:" Tidakkah
kamu merasakan bahawa perlakuan terhadap kita sebagai anak-anaknya tidak adil
dan berat sebelah? Ia memanjakan Yusuf dan menyintai serta menyayangi lebih
daripada kita, seolah-olah Yusuf dan Benyamin sahajalah anak-anak kandungnya
dan kita anak-anak tirinya , padahal kita adalah lebih tua dan lebih cekap
daripada mereka berdua serta kitalah yang selalu mendampingi ayah,mengurus
segala keperluannya dan keperluan rumahtanggannya. Kita merasa hairan mengapa
hanya Yusuf dan Benyamin sahaja yang menjadi keistimewaan disisi ayah. Apakah
ibunya lebih dekat kepada hati ayah berbanding dengan ibu kita? Jika memang itu
alasannya ,maka apakah salah kita? Bahwa kita lahir daripada ibu yang mendapat
tempat kedua di hati ayah ataukah paras Yusuf yang lebih tampan dan lebih cekap
drp paras dan wajah kita yang memang sudah demikian diciptakan oleh Tuhan dan
sesekali bukan kehendak atau hasil usaha kita? Kita amat sesalkan atas
perlakuan dan tindakan ayah yang sesal dan keliru ini serta harus melakukan
sesuatu untuk mengakhiri keadaan yang pincang serta menjengkelkan hati kami
semua."
Seorang
saudara lain berkata menyambung:" Soal cinta atau benci simpati atau
antipati adalah soal hati yang tumbuh laksana jari-jari kita, tidak dapat
ditanyakan mengapa yang satu lebih rebdah dari yang lain dan mengapa ibu jari
lebih besar dari jari kelingking. Yang kita sesalkan ialah bahwa ayah kita
tidak dpt mengawal rasa cintanya yang berlebih-lebihan kepada Yusuf dan
Benyamin sehingga menyebabkannya berlaku tidak adil terhadap kami semua selaku
sesama anak kandungnya. Keadaan yang pincang dalam hubungan kita dengan ayah
tidak akan hilang, jika penyebab utamanya tidak kita hilangkan. Dan sebagaimana
kamu ketahui bahwa penyebab utamanya dari keadaan yang menjengkel hati ini
ialah adanya Yusuf di tengah-tengah kita. Dia adalah penghalang bagi kita untuk
dpt menerobos ke dalam lubuk hati ayah kita dan dia merupakan dinding tebal yang
memisahkan kita dari ayah kita yang sangat kita cintai. Maka jalan satu-satunya
untuk mengakhiri kerisauan kita ini ialah dengan melenyapkannya dari
tengah-tengah kita dan melemparkannya jauh-jauh dari pergaulan ayah dan
keluarga kita. Kita harus membunuh dengan tangan kita sendiri atau
mengasingkannya di suatu tempat di mana terdpt binatang-binatang buas yang akan
melahapnya sebagai mangsa yang empuk dan lazat. Dan kita tidak perlu meragukan
lagi bahwa bila Yusuf sudah lenyap dari mata dan pergaulan ayah , ia akan
kembali menyintai dan menyayangi kita sebagai anak-anaknya yang patut mendapat
perlakuan adil dan saksama dari ayah dan suasana rumahtangga akan kembali
menjadi rukun, tenang dan damai, tiada sesuatu yang merisaukan hati dan
menyesakkan dada."
Berkata
Yahudza, putera keempat dari Nabi Ya'qub dan yang paling cekap dan bijaksana di
antara sesama saudaranya:" Kita semuanya adalah putera-putera Ya'qub
pesuruh Allah dan anak dari Nabi Ibrahim, pesuruh dan kekasih Allah. Kami semua
adalah orang-orang yang beragama dan berakal waras. Membunuh adalah sesuatu
perbuatan yang dilarang oleh agama dan tidak diterima oleh akal yang sihat, apa
lagi yang kami bunuh itu atau serahkan jiwanya kepada binatang buas itu adalah
saudara kita sendiri , sekandung, sedarah , sedaging yang tidak berdosa dan
tidak pula pernah melakukan hal-hal yang menyakitkan hati atau menyentuh
perasaan. Dan bahwa ia lebih dicntai dan disayangi oleh ayah, itu adalah suatu
yang berada di luar kekuasaannya dan sesekali tidak dpt ditimpakan dosanya
kepadanya. Maka menurut fikiran saya kata Yahudza melanjutkan bahasnya ialah
dengan jalan yang terbaik untuk melenyapkan Yusuf ialah melemparkannya ke dalam
sebuah perigi yang kering yang terletak di sebuah persimpangan jalan tempat
kafilah-kafilah dan para musafir berhenti beristirehat memberi makan dan minum
kepada binatang-binatang kenderaannya. Dengan cara demikian terdpt kemungkinan
bahwa salah seorang daripada musafir itu menemukan Yusuf, mengangkatnya dari
dalam perigi dan membawanya jauh-jauh sebagai anak pungut atau sebagai hamba
sahaya yang akan diperjual-belikan .Dengan cara aku kemukakan ini ,kami telah
dapat mencapai tujuan kami tanpa melakukan pembunuhan dan merenggut nyawa adik
kami yang tidak berdosa."
Fikiran
dan cadangan yang dikemuka oleh Yahudza itu mendapat sambutan baik dan
disetujui bulat oleh saudara-saudaranya yang lain dan akan melaksanakannya pada
waktu dan kesempatan yang tepat. Pertemuan secara rahsia itu bersurai dengan
janji dari masing-masing saudara hadir, akan menutup mulut dan merahsiakan
rancangan jahat ini seketat-ketatnya agar tidak bocor dan tidak didengar oleh
ayah mereka sebelum pelaksanaannya.
Nabi Yusuf
bermimpi
Pada malam
di mana para saudaranya mengadakan pertemuan sulit yang mana untuk merancangkan
muslihat dan rancangan jahat terhadap diri adiknya yang ketika itu Nabi Yusuf
sedang tidur nyenyak , mengawang di alam mimpi yang sedap dan mengasyikkan
,tidak mengetahui apa yang oleh takdir di rencanakan atas dirinya dan tidak
terbayang olehnya bahwa penderitaan yang akan dialaminya adalah akibat dari
perbuatan saudara-saudara kandungnya sendiri, yang diilhamkan oleh sifat-sifat
cemburu, iri hati dan dengki.
Pd mlm
yang nahas itu Nabi Yusuf melihat dalam mimpinya seakan-akan sebelas bintang,
matahari dan bulan yang berada di langit turun dan sujud di depannya.
Terburu-buru setelah bangun dari tidurnya, ia datang menghampiri ayahnya ,
menceritakan kepadanya apa yang ia lihat dan alami dalam mimpi.
Tanda
gembira segera tampak pada wajah Ya'qub yang berseri-seri ketika mendengar
cerita mimpi Yusuf, puteranya. Ia berkata kepada puteranya:" Wahai anakku!
Mimpimu adalah mimpi yang berisi dan bukan mimpi yang kosong. Mimpimu
memberikan tanda yang membenarkan firasatku pada dirimu, bahwa engkau
dikurniakan oleh Allah kemuliaan ,ilmu dan kenikmatan hidup yang mewah.Mimpimu
adalah suatu berita gembira dari Allah kepadamu bahwa hari depanmu adalah hari
depan yang cerah penuh kebahagiaan, kebesaran dan kenikmatan yang
berlimpah-limpah.Akan tetapi engkau harus berhati-hati, wahai anakku ,janganlah
engkau ceritakan mimpimu itu kepada saudaramu yang aku tahu mereka tidak
menaruh cinta kasih kepadamu, bahkan mereka mengiri kepadamu karena kedudukkan
yang aku berikan kepadamu dan kepada adikmu Benyamin. Mrk selalu berbisik-bisik
jika membicarakan halmu dan selalu menyindir-nyindir dalam percakapan mrk
tentang kamu berdua. Aku khuatir, kalau engkau ceritakan kepada mrk kisah
mimpimu akan makin meluaplah rasa dengki dan iri-hati mereka terhadapmu dan
bahkan tidak mungkin bahwa mereka akan merancang perbuatan jahat terhadapmu
yang akan membinasakan engkau. Dan dalam keadaan demikian syaitan tidak akan
tinggal diam, tetapi akan makin mambakar semangat jahat mereka dan mengorbankan
rasa dengki dan iri hati yang bersemayam dalam dada mrk. Maka berhati-hatilah,
hai anakku, jangan sampai cerita mimpimu ini bocor dan didengar oleh
mereka."
Isi cerita
tersebut di atas terdapat dalam Al_Quran ,dalam surah "Yusuf" ayat 4
sehingga ayat 10 yang berbunyi sebagai berikut:
Maksudnya:"
{Ingatlah} ketika Yusuf berkata kepada ayahnya : "Wahai ayahku,
sesungguhnya aku bermimpi melihat sebelas buah bintang, matahari dan bulan,
kulihat semuanya sujud kepadaku". 5. Ayahnya berkata: "Hai anakku
,jgnlah kamu ceritakan mimpimu itu kepada saudar-saudaramu, maka mrk membuat
muslihat {utk membinasakanmu} .Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata
bagi manusia." 6. Dan demikianlah Tuhanmu memilih kamu {utk menjadi Nabi}
dan diajarkannya kepada kamu sebahagian dari takdir mimpi-mimpi dan
disempurnakannya nikmat-Nya kepadamu dan kepada keluarga Ya'qub sebagaimana Dia
telah menyempurnakan nikmatnya kepada dua orang bapamu sebelum itu, {iaitu}
Ibrahim dan Ishaq. Sesungguhnya Tuhanmu Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. 7.
Sesungguhnya ada beberapa tanda-tanda kekuasaan Allah pada {kisah} Yusuf dan
saudara-saudaranya bagi orang yang bertanya. 8. {Iaitu} ketika mereka berkata:
"Sesungguhnya Yusuf dan saudara kandungnya {Benyamin} lebih dicintai oleh
ayah kita daripada kita sendiri, padahal kita {ini} adalah satu golongan {yang
kuat} .Sesungguhnya ayah kita adalah dalam kekeliruan yang nyata." 9.
Bunuhlah Yusuf atau buanglah dia ke suatu daerah {yang tidak dikenal} supaya
perhatian ayahmu tertumpah kepadamu saja dan sesudah itu hendaklah kamu menjadi
orang-orang yang baik." 10. Seorang daripada mrk berkata: "Janganlah
kamu bunuh Yusuf, tetapi masukkanlah ia ke dalam perigi, supaya dia dipungut
oleh beberapa orang musafir jika kamu hendak berbuat." { Yusuf :4 ~ 10 }
Yusuf
dimasukan kedalam perigi
Pada esok
harinya setelah semalam suntuk saudara kandung Yusuf bertemu berundingkan
siasat dan merancangkan penyingkiran adiknya yang merupakan saingan yang berat
dalam merebut hati si ayah, datanglah mereka menghadapi Nabi Ya'qub ayahnya
meminta izin membawa Yusuf berekreasi bersama mereka di luar kota. Berkata juru
cakap mrk kepada si ayah: " Wahai ayah yang kami cintai! Kami berhajat
berekreasi dan berkelah di luar kota beramai-ramai dan ingin sekali bahawa adik
kami Yusuf turut serta dan tidak ketinggalan , menikmati udara yang cerah di
bawah langit biru yang bersih. Kami akan bawa bekal makanan dan minuman yang
cukup untuk santapan kami selama sehari berada di luar kota untuk bersuka ria
dan bersenang-senang ,menghibur hati yang lara dan melapangkan dada yang sesak,
seraya mempertebal rasa persaudaraan dan semangat kerukunan di antara sesama
saudara."
Berkata
Ya'qub kepada putera-puteranya: " Sesungguhnya akan sangat merungsingkan
fikiranku bila Yusuf berada jauh dari jangkauan mataku ,apalagi akan turut
serta bersamamu keluar kota ,di lapangan terbuka, yang menurut pendengaranku
banyak binatang buas seperti serigala yang banyak berkeliaran di sana .Aku
khuatir bahwa kamu akan lengah menjaganya ,karena kesibukan kamu bermain-main
sendiri sehinggakan menjadikannya mangsa bagi binatang-binatang buas itu.
Alangkah sedihnya aku bila hal itu terjadi. Kamu mengetahui betapa sayangnya
aku kepada Yusuf yang telah ditingglkan oleh ibunya."
Putera-puteranya
menjawab:" Wahai ayah kami! Maskan masuk di akal, bahwa Yusuf akan
diterkam oleh serigala atau lain binatang buas di depan mata kami sekumpulan
ini? Padahal tidak ada di antara kami yang bertubuh lemah atau berhati penakut.
Kami sanggup menolak segala gangguan atau serangan dari mana pun datangnya,
apakah itu binatang buas atau makhluk lain. Kami cukup kuat serta berani dan
kami menjaga Yusuf sebaik-baiknya, tidak akan melepaskannya dari pandangan kami
walau sekejap pun. Kami akan mempertaruhkan jiwa raga kami semua untuk
keselamatannya dan di manakah kami akan menaruh wajah kami bila hal-hal yang
mengecewakan ayah mengenai diri Yusuf."
Akhirnya
Nabi yusuf tidak ada alasan untuk menolak permintaan anak-anaknya membawa Yusuf
berekreasi melepaskan Yusuf di tangan saudara-saudaranya yang diketahui mrk
tidak menyukainya dan tidak menaruh kasih sayang kepadanya. Ia berkat kepada
anak anaknya:" Baiklah jika kamu memang sanggup bertanggungjawab atas
keamanan dan keselamtannya sesuai dengan kata-kata kamu ucapkan itu, maka aku
izinkan Yusuf menyertaimu, semoga Allah melindunginya bersama kamu
sekalian."
Pada esok
harinya berangkatlah rombongan putera-putera Ya'qub kecuali Benyamin, menuju ke
tempat rekreasi atau yang sebenarnya menuju tempat di mana menurut rancangan,
Yusuf akan ditinggalkan. Setiba mrk disekitar telaga yang menjadi tujuan ,
Yusuf segera ditanggalkan pakaiannya dan dicampakkannya di dalam telaga itu
tanpa menghiraukan jeritan tangisnya yang sedikit pun tidak mengubah hati
abang-abangnya yang sudah kehilangan rasa cinta kepada adik yang tidak berdosa
itu. Hati mereka menjadi lega dan dada mrk menjadi lapang karena rancangan
busuknya telah berhasil dilaksanakan dan dengan demikian akan terbukalah Hati
Ya'qub seluas-luasnya bagi mrk, dan kalaupun tindakan mrk itu akan menyedihkan
ayahnya ,maka lama-kelamaan akan hilanglah kesedihan itu bila mrk pandai
menghiburnya untuk melupakan dan melenyapkan bayangan Ysuf dari ingatan
ayahnya.
Pada
petang hari pulanglah mrk kembali ke rumah tanpa Yusuf yang di tinggalkan
seorang diri di dasar tegala yang gelap itu, dengan membawa serta pakaiannya
setelah disirami darah seorang kelinci yang sengaja dipotong untuk keperluan
itu , mrk mengadap Nabi Ya'qub seraya menangis mencucurkan airmata dan
bersandiwara seakan-akan dan susah hati berkatalah mrk kepada ayahnya:"
Wahai ayah! Alangkah sial dan nahasnya hari ini bagi kami ,bahwa kekhuatiran
yang ayah kemukakan kepada kami tentang Yusuf kepada kami telah pun terjadi dan
menjadi kenyataan bahwa firasat ayah yang tajam itu tidak meleset. Yusuf telah
diterkam oleh seekor serigala dikala kami bermain lumba lari dan meninggalkan
Yusuf seorang diri menjaga pakaian. Kami cukup hati-hati menjaga adik kami
sesuai dengan pesanan ayah, namun karena menurut pengamatan kami pada saat itu,
tidak ada tanda-tanda atau jejak binatang-binatang buas disekitar tempat kami
bermain, kami sesekali tidak melihat adanya bahaya dengan meninggalkan Yusuf
sendirian menjaga pakaian kami yang tidak dari tempat kami bermain bahkan masih
terjangkau oleh pandangan mata kami. Akan tetapi serigala yang rupanya sudah
mengintai adik kami Yusuf itu, bertindak begitu cepat menggunakan kesempatan
lengahnya kami, waktu bermain sehingga tidak keburu kami menolong menyelamatkan
jiwa adik kami yang sangat kami sayangi dan cintai itu. Oh ayah! Kami sangat
sesalkan diri kami yang telah gagal menempati janji dan kesanggupan kami kepada
ayah ketika kami minta izin mambawa Yusuf, namun apa yang hendak dikatakan bila
takdir memang menghendaki yang demikian. Inilah pakaian Yusuf yang berlumuran
dengan darah sebagai bukti kebenaran kami ini, walau pun kami merasakan bahawa
ayah tidak akan mempercayai kami sekalipun kami berkata yang benar."
Nabi
Ya'qub yang sudah memperolehi firasat tentang apa yang akan terjadi keatas diri
Yusuf putera kesayangannya dan mengetahui bagaimana sikap abang-abangnya
terhadap Yusuf adiknya, tidak dapat berbuat apa-apa selain berpasrah kepada
takdir Illahi dan seraya menekan rasa sedih, cemas dan marah yang sedang
bergelora di dalam dadanya, berkatalah beliau kepada putera-puteranya:"
Kamu telah memperturutkan hawa nafsumu dan mengikut apa yang dirancangkan oleh
syaitan kepadamu. Kamu telah melakukan suatu perbuatan yang akan kamu akan rasa
sendiri akibatnya kelak jika sudah terbuka tabir asapnya yang patut dimintai
pertolong-Nya dalam segala hal dan peristiwa.
Isi cerita
ini telah dapat dibacakan didalam Al-Quran pada surah "Yusuf" ayat 11
sehingga 18 sebagai berikut:
" 11.
Mereka berkata : "Wahai ayah kami! apa sebabnya kamu tidak mempercayai
kami terhadap Yusuf ,padahal sesungguhnya kami adalah orang-orang yang
mengingini kebaikan baginya." 12. Biarkan lah ia pergi bersama kami besok,
agak dia {dapat} bersenang-senang dan {dapat} bermain-main dan sesungguhnya
kami pasti menjaganya." 13. Berkata Ya'qub:" Sesungguhnya kepergian
kamu bersama Yusuf amat menyedihkan dan aku khuatir kalau-kalau dia dimakan
serigala sedang kamu lengah daripadanya." 14. Mereka berkata: " Jika
ia benar-benar dimakan serigala, sedang kami adalah golongan {yang kuat}
,sesungguhnya kami kalau demikian adalah orang-orang yang rugi." 15. Maka
tatkala mereka membawanya dan sepakat memasukkannya ke dalam telaga {lalu
mereka masukkan dia} dan {di waktu dia sudah dalam telaga }Kami wahyukan kepada
{Yusuf}:" Sesungguhnya kamu akan menceritakan kepada mereka perbuatan
mereka ini, sedang mereka tidak ingat lagi. 16. Kemudian mereka datang kepada
ayah mereka di petang hari sambil menangis. 17. Mereka berkata: "Wahai
ayah kami! Sesungguhnya kami pergi berlumba-lumba dan kami tinggalkan Yusuf
dekat barang-barang kami, lalu dia dimakan serigala dan kamu sesekali tidak
akan percaya kepada kami, sekalipun kami adalah orang-orang yang benar."
18. Mereka datang membawa baju kemejanya {yang berlumuran} dengan darah palsu.
Ya'qub berkata:" Sebenarnya diri kamu sendirilah yang memandang baik perbuatan
{yang buruk} itu maka kesabaran yang baik itulah {kesabaran}. Dan Allah sajalah
yang dimohon perlindungannya terhadap apa yang kamu ceritakan."
Yusuf
dijual sebagai budak
Yusuf
sedang berada di dalam sumur itu seorang diri, diliputi oleh kegelapan dan
kesunyian yang mencekam. Ia melihat ke atas dan ke bawah ke kanan dan ke kiri
memikirkan bagaimana ia dapat mengangkatkan dirinya dari perigi itu , namun ia
tidap melihat sesuatu yang dpt menolongnya. IA hanya dapat melihat bayangan
tubuhnya dalam air yang cetek di bawah kakinya. Sungguh suatu ujian yang amat
berat bagi seorang semuda Yusuf yang masih belum banyak pengalaman nya dalam
penghidupan, bah baru pertama kali ia berpisah dari ayahnya yang sangat
menyayangi dan memanjakannya. Lebih-lebih terasa beratnya uijian itu ialah
karena yang melemparkannya ke dasar telaga itu adalah abang-abangnya sendiri,
putera-putera ayahnya.
Yusuf di
samping memikirkan nasibnya yang sedang dialami, serta bagaimana ia
menyelamatkan dirinya dari bahaya kelaparan sekiranya ia lama tidak tertolong,
ia selalu mengenangkan ayahnya ketika melihat abang-abangnya kembali pulang ke
rumah tanpa dirinya bersama mrk.
Tiga hari
berselang, sejak Yusuf dilemparkan ke dalam perigi, dan belum nampak
tanda-tanda yang memberi harapan baginya dapat keluar dari kurungannya,
sedangkan bahaya kelaparan sudah mulai membayangi dan sudah nyaris berputus asa
ketika sekonyong-konyong terdengar olehnya suara sayup-sayup, suara aneh yang
belum pernah didengarnya sejak ia dilemparkan ke dalam telaga itu. Makin lama
makin jelaslah suara-suara itu yang akhirnya terdengar seakan anjing
menggonggong suara orang-orang bercakap dan tertawa terbahak-bahak dan suara
jejak kaki manusia dan binatang sekitar telaga itu.
Ternyata
apa yang terdengar oleh Yusuf, ialah suara-suara yang timbul oleh sebuah
kafilah yang sedang berhenti di sekitar perigi, di mana ia terkurung untuk
beristirehat sambil mencari air untuk diminum bagi mrk dan binatang-binatang
mrk. alangkah genbiranya Yusuf ketika keetika ia sedang memasang telinganya dan
menengar suara ketua kafilah memerintahkan orangnya melepaskan gayung mengambil
air dari telaga itu. Sejurus kemudian dilihat oleh Yusuf Sebuah gayung turun ke
bawah dan begitu terjangkau oleh tangannya dipeganglah kuat-kuat gayung itu
yang kemudian ditarik ke atas oleh sang musafir seraya berteriak mengeluh
karena beratnya gayung yang ditarik itu.
Para
musafir yang berada di kafilah itu terperanjat dan takjub ketika melihat bahawa
yang memberatkan gayung itu bukannya air, tetapi manusia hidup berparas tampan,
bertubuh tegak dan berkulit putih bersih. Mereka berunding apa yang akan
diperbuat dengan hamba Allah yang telah diketemukan di dalam dasar perigi itu,
dilepaskannya di tempat yang sunyi itu atau dikembalikan kepada keluarganya.
Akhirnya bersepakatlah mrk untuk dibawa ke Mesir dan dijual di sana sebagai
hamba sahaya dengan harga, yang menurut tafsiran mrk akan mencapai harga yang
tinggi, karena tubuhnya yang baik dan parasnya yang tampan.
Setibanya
kafilah itu di Mesir, dibawalah Yusuf di sebuah pasar khusus , di mana manusia
diperdagangkan dan diperjual-belikan sebagai barang dagangan atau sebagai
binatang-binatang ternakan. Yusuf lalu ditawarkan di depan umum dilelongkan.
Dan karena para musafir yang membawanya itu khuatir akan terbuka pertemuan Yusuf
maka mereka enggan memepertahankan sampai mencapai harga yang tinggi, tetapi
melepaskannya pada tawaran pertama dengan harga yang rendah dan tidak memadai.
Padahal seorang seperti nabi Yusuf tidak dapat dinilai dengan wang bahkan
dengan emas seisi bumi pun tidak seimbang sebagai manusia yang besar dan
makhluk Allah yang agung seperti Nabi Yusuf yang oleh Allah telah digariskan
dalam takdirnya bahawa ia akan melaksanakan missi yang suci dan menjalankan
peranan yang menentukan dalam pengaulan hidup umat manusia.
Nabi Yusuf
dalam pelelongan itu dibeli oleh keeetua polis Mesir bernama Fathifar sebagai
penawar pertama , yang merasa berbahagia memperoleh sorang hamba yang berparas
bagus, bertubuh kuat dan air muka yang memberi kesan bahawa dalam manusia yang
dibelikan itu terkandung jiwa yang besar, hati suci bersih dan bahawa ia
bukanlah dari kualiti manusia yang harus diperjual-belikan.
Kata
Fathifar kepada isterinya ketika mengenalkan Yusuf kepadanya:" Inilah
hamba yang aku baru beli dari pelelongan. Berilah ia perlakuan dan layanan yang
baik kalau-kalau kelak kami akan memperolehi manfaat drpnya dan memungutnya
sebagai anak kandung kita. Aku dapat firasat dari paras mukanya dan
gerak-gerinya bahawa ia bukanlah dari golongan yang harus diperjual-belikan,
bahkan mungkin sekali bahawa ia adalah dari keturunan keluarga yang
berkedudukan tinggi dan orang-orang yang beradab.
Nyonya
Fathifar, isteri Ketua Polis Mesir menerima Yusuf di rumahnya, sesuai dengan
pesanan suaminya. dilayan sebagai salah seorang daripada anggota keluarganya
dan sesekali tidak diperlakukannya sebagai hamba belian. Yusuf pun dapat
menyesuaikan diri dengan keadaan rumahtangga Futhifar. Ia melakukan tugas
sehari-harinya di rumah dengan penuh semangat dan dengan kejujuran serta
disiplin yang tinggi. Segala kewajiban dan tugas yang diperintahkan kepadanya,
diurus dengan senang hati seolah-olah dari perintah oleh orang tuanya sendiri.
Demikianlah, maka makin lama makin disayanglah akan Yusuf di rumah Ketua Polis
Mesir itu sehingga merasa seakan-akan berada di rumah keluarga dan orang tuanya
sendiri.
Tentang
isi cerita di atas, dapat dibaca dalam surah "Yusuf" ayat 19 sehingga
ayat 21 sebagai berikut: ~
"19.
Kemudian datanglah kelompok orang-orang musafir, lalu mrk menyuruh seorang
mengambil air mereka, maka dia menurunkan timbanya, dia berkata: " Oh!
Khabar gembira, ini seorang anak muda!" Kemudian mrk menyembunyikan dia
sebagai barang dagangan. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang mrk kerjakan. 20.
Dan mrk menjual Yusuf dengan harga yang murah, iaitu beberapa dirham shj, dan
mrk merasa tidak tertarik hatinya kepada Yusuf 21. Dan orang Mesir yang
membelinya berkata kepada isterinya: " Berikanlah kepadanya tempat {dan
layanan} yang baik, boleh jadi dia bermanfaat kepada kita atau kita pungut dia
sebagai anak." Dan demekian pulalah Kami memberikan kedudukan yang baik
kepada Yusuf di muka bumi {Mesir} dan agar kami ajarkan kepadanya takdir mimpi.
Dan Allah berkuasa terhadap urusan-Nya, tetapi kebanyakan manusia tidak
mengetahuinya." {Surah Yusuf : 19 ~ 21}
Yusuf dalam
godaan nyonya Futhifar
Yusuf
hidup tenang dan tenteram di rumah Futhifar, Ketua Polisi Mesir, sejak ia
menginjakkan kakinya di rumah itu. Ia mendpt kepercayaan penuh dari kedua
majikannya, suami-isteri, mengurus rumah-tangga mereka dan melaksanakan perintah
dan segala keperluan mrk dengan sesungguh hati, ikhlas dan kejujuran, tiada
menuntut upah dan balasan atas segala tenaga dan jerih payah yang dicurahkan
untuk kepentingan keluarga. Ia menganggap dirinya di rumah itu bukan sebagai
hamba bayaran, tetapi sebagai seorang drp anggota keluarga. demikian pula
anggapan majikannya, suami-isteri terhadap dirinya.
Ketenangan
hidup dan kepuasan hati yang didapat oleh Yusuf selama ia tinggal di rumah
Futhifar, telah mempengaruhi kesihatan dan pertumbuhan tubuhnya. Ia yang telah
dikurnai oleh Tuhan kesempurnaan jasmani dengan kehidupan yang senang dan empuk
di rumah Futhifar, makin terlihat tambah segar wajahnya, tambah elok parasnya
dan tambah tegak tubuhnya, sehingga ia merupakan seorang pemuda remaja yang gagah
perkasa yang menggiurkan hati setiap wanita yang melihatnya, tidak terkecuali
isteri Futhifar, majikannya sendiri, bahkan bukan tidak mungkin bahwa ia akan
menjadi rebutan lelaki, andai kata ia hidup di kota Sadum di tengah-tangah kaum
Nabi Luth ketika itu.
Pengaulan
hari-hari di bawah satu atap rumah antara Yusuf pemuda remaja yang gagah
perkasa dan Nyonya Futhifar, seorang wanita muda cantik dan ayu, tidak akan
terhindar dari risiko terjadinya perbuatan maksiat, bila tidak ada kekuatan
iman dan takwa yang menyekat hawa nafsu yang ammarah bissu. Demikian lah akan
apa yang terjadi terhadap Yusuf dan isteri Ketua Polis Mesir.
Pada
hari-hari pertama Yusuf berada di tengah-tengah keluarga , Nyonya Futhifar
tidak menganggapnya dan memperlakukannya lebih dari sebagai pembantu rumah yang
cekap, tangkas, giat dan jujur, berakhlak dan berbudi pekerti yang baik. Ia
hanya mengagumi sifat-sifat luhurnya itu serta kecekapan dan ketangkasan
kerjanya dalam menyelesaikan urusan dan tugas yang pasrahkan kepadanya. Akan tetapi
memang rasa cinta itu selalu didahului oleh rasa simpati.
Simpati
dan kekaguman Nyonya Futhifar terhadap cara kerja Yusuf, lama-kelamaan berubah
menjadi simpati dan kekaguman terhadap bentuk banda dan paras mukanya.
Gerak-geri dan tingkah laku Yusuf diperhatika dari jauh dan diliriknya dengan
penuh hati-hati. Bunga api cinta yang masih kecil di dalam hati Nyonya Futhifar
terhadap Yusuf makin hari makin membesar dan membara tiap kali ia melihat Yusuf
berada dekatnya atau mendengar suaranya dan suara langkah kakinya. Walaupun ia
berusaha memandamkan api yang membara di dadanya itu dan hedak menyekat nafsu
berahi yang sedang bergelora dalam hatinya, untuk menjaga maruahnya sebagai
majikan dan mepertahankan sebagai isteri Ketua Polis, namun ia tidak berupaya
menguasai perasaan hati dan hawa nasfunya dengan kekuatan akalnya. Bila ia
duduk seorang diri, maka terbayanglah di depan matanya akan paras Yusuf yang
elok dan tubuhnya yang bagus dan tetaplah melekat bayangan itu di depan mata
dan hatinya, sekalipun ia berusaha untuk menghilangkannya dengan mengalihkan
perhatiannya kepada urusan dan kesibukan rumahtangga. Dan akhirnya menyerahlah
Nyonya Futhifar kepada kehendak dan panggilan hati dan nafsunya yang mnedpt
dukungan syaitan dan iblis dan diketepikanlahnya semua pertimbangan maruah,
kedudukan dan martabat serta kehormatan diri sesuai dengan tuntutan dengan akal
yang sihat.
Nyonya
Futhifar menggunakan taktik, mamancing-mancing Yusuf agar ia lebih dahulu
mendekatinya dan bukannya dia dulu yang mendekati Yusuf demi menjaga kehormatan
dirinya sebagai isteri Ketua Polis. Ia selalu berdandan dan berhias rapi, bila
Yusuf berada di rumah, merangsangnya dengan wangi-wangian dan dengan
memperagakan gerak-geri dan tingkah laku sambil menampakkan, seakan-akan dengan
tidak sengaja bahagian tubuhnya yang biasanya menggiurkan hati orang lelaki.
Yusuf yang
tidak sedar bahwa Zulaikha, isteri Futhifar, mencintai dan mengandungi nafsu
syahwat kepadanya, menganggap perlakuan manis dan pendekatan Zulaikha kepadanya
adalah hal biasa sesuai dengan pesanan Futhifar kepada isterinya ketika dibawa
pulang dari tempat perlelongan. Ia berlaku biasa sopan santun dan bersikap
hormat dan tidak sedikit pun terlihat dari haknya sesuatu gerak atau tindakan
yang menandakan bahwa ia terpikat oleh gaya dan aksi Zulaikha yang ingin
menarik perhatiannya dan mengiurkan hatinya. Yusuf sebagai calon Nabi telah
dibekali oleh Allah dengan iman yang mantap, akhlak yang luhur dan budi pekerti
yang tinggi. Ia tidak akan terjerumus melakukan sesuatu maksiat yang sekaligus
merupakan perbuatan atau suatu tindakan khianat terhadap orang yang telah
mempercayainya memperlakukannya sebagai anak dan memberinya tempat di
tengah-tengah keluarganya.
Sikap
dingin dan acuh tak acuh dari Yusuf terhadap rayuan dan tingkah laku Zulaikha
yang bertujuan membangkitkan nafsu syahwatnya menjadikan Zulaikha bahkan tambah
panas hati dan bertekad dkan berusaha terus sampai maksudnya tercapai. Jika
aksi samar-samar yang ia lakukan tetap tidak dimengertikan oleh Yusuf Yang
dianggapkannya yang berdarah dingin itu, maka akan dilakukannya secara berterus
terang dan kalau perlu dengan cara paksaan sekalipun.
Zulaikha ,
tidak tahan lebih lama menunggu reaksi dari Yusuf yang tetap bersikap dingin ,
acuh tak acuh terhadap rayuan dan ajakan yang samar-samar daripadanya. Maka
kesempatan ketika si suami tidak ada di rumah, masuklah Zulaikha ke bilik
tidurnya seraya berseru kepada Yusuf agar mengikutinya. Yusuf segera
mengikutinya dan masuk ke bilik di belakang Zulaikha, sebagaimana ia sering melakukannya
bila di mintai pertolongannya melakukan sesuatu di dalam bilik. Sekali-kali
tidak terlintas dalm fikirannya bahwa perintah Zulaikha kali itu kepadanya
untuk masuk ke biliknya bukanlah perintah biasa untuk melekukan sesuatu yang
biasa diperintahkan kepadanya. Ia baru sedar ketika ia berad di dalam bilik,
pintu dikunci oleh Zulaikha, tabir disisihkan seraya berbaring berkatalah ia
kepada Yusuf: " Ayuh, hai Yusuf! Inilah aku sudah siap bagimu, aku tidak
tahan menyimpan lebih lama lagi rasa rinduku kepada sentuhan tubuhmu. Inilah
tubuhku kuserahkan kepadamu, berbuatlah sekehendak hatimu dan sepuas
nafsumu."
Seraya
memalingkan wajahnya ke arah lain, berkatalah Yusuf:" Semoga Allah
melindungiku dari godaan syaitan. Tidak mungkin wahai tuan puteriku aku akan
melakukan maksiat dan memenuhi kehendakmu. Jika aku melakukan apa yang tuan
puteri kehendaki, maka aku telah mengkhianati tuanku, suami tuan puteri, yang
telah melimpahkan kebaikannya dan kasih sayangnya kepadaku. Kepercayaan yang
telah dilimpahkannya kepadaku, adalah suatu amanat yang tidak patut aku
cederai. Sesekali tidak akanku balas budi baik tuanku dengan perkhianatan dan
penodaan nama baiknya. Selain itu Allah pun akan murka kepadaku dan akan
mengutukku bila bila aku lakukan apa yang tuan puteri mintakan daripadaku.
Allah Maha Mengetahui segala apa yang diperbuat oleh hambanya.
Segera
mata Zulaikha melotot dan wajahnya menjadi merah, tanda marah yang meluap-luap,
akibat penolakan Yusuf tehadap ajaknya. Ia merasakan dirinya dihina dan
diremehkan oleh Yusuf dengan penolakannya, yang dianggapnya suatu perbuatan
kurang ajar dari seorang pelayan terhadap majikannya yang sudah merendahkan
diri, mengajaknya tidur bersama, tetapi ditolak mentah-mentah. Padhal tidak
sedikit pembesar pemerintah dan orang-orang berkedudukan telah lama merayunya
dan ingin sekali menyentuh tubuhnya yang elok itu, tetapi tidak dihiraukan oleh
Zulaikha.
Yusuf
melihat mata Zulaikha yang melotot dan wajahnya yang menjadi merah, menjadi
takut akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, dan segera lari menuju pintu
yang tertutup, namun Zulaikha cepat-cepat bangun dari ranjangnya mengejar Yusuf
yang sedang berusaha membuka pintu, ditariknyalah kuat-kuat oleh Zulaikha
bahagian belakang kemejanya sehingga terkoyak. Tepat pada masa mereka berada di
belakang pintu sambil tarik menarik, datanglah Futhifar mendapati mrk dalam
keadaan yang mencurigakan itu.
Dengan
tiada memberi kesempatan Yusuf membuka mulut, berkatalah Zulaikha cepat-cepat
kepada suaminya yang masih berdiri tercengang memandang kepada kedua orang
kepercayaan itu:" Inilah dia Yusuf , hamba yang engkau puja dan puji itu
telah berani secara kurang ajar masuk ke bilikku dan memaksaku memenuhi nafsu
syahwatnya. Berilah ia ganjaran yang setimpal dengan perbuatan biadabnya. Orang
yang tidak mengenal budi baik kami ini harus dipenjarakan dan diberika seksaan
yang pedih."
Yusuf
mendengar laporan dan tuduhan palsu Zulaikha kepada suaminya, tidak dpt berbuat
apa-apa selain memberi keterangan apa yang terjadi sebenarnya. Berkatalah ia
kepada majikannya, Futhifar:" Sesungguhnya dialah yang menggodaku,
memanggilkan aku ke biliknya, lalu memaksaku memenuhi nafsu syahwatnya. Aku
menolak tawarannya itu dan lari menyingkirinya, namun ia mengejarku dan menarik
kemejaku dari belakang sehingga terkoyak."
Futhifar
dalam keadaan bingung. Sipakah diantara kedua orang yang benar? Yusufkah yang
memang selama hidup bersama dirumahnya belum pernah berkata dusta, atau
Zulaikhakah yang dalam fikirannya tidak mungkin akan mengkhianatinya? Dalam
keadaan demikian itu tibalah sekonyong-konyong seorang dari keluarga Zulaikha,
iaitu saudaranya sendiri yang dikenal bijaksana, pandai dan selalu memberi
pertimbangan yang tepat bila dimintai fikiran dan nasihatnya. Atas permintaan
Futhifar untuk memberinya pertimbangan dalam masalah yang membingungkan itu,
berkatalah saudaranya:" Lihatlah, bila kemeja Yusuf terkoyak bahgian belakangnya,
maka ialah yang benar dan isterimu yang dusta. Sebaliknya bila koyak kemejanya
di bahagian hadapan maka dialah yang berdusta dan isterimu yang berkata
benar."
Berkatalah
Futhifar kepada isterinya setelah persoalannya menjadi jelas dan tabir
rahsianya terungkap:" Beristighfarlah engkau hai Zulaikha dan mohonlah
ampun atas dosamu. Engkau telah berbuat salah dan dusta pula untuk menutupi
kesalahanmu. Memang yang demikian itu adalah sifat-sifat dan tipu daya kaum
wanita yang sudah kami kenal." Kemudian berpalinglah dia mengadap Yusuf
dan berkata kepadanya:" Tutuplah rapat-rapat mulutmu wahai Yusuf, dan
ikatlah lidahmu, agar masalah ini akan tetap menjadi rahsia yang tersimpan
sekeliling dinding rumah ini dan jangan sesekali sampai keluar dan menjadi rahsia
umum dan buah mulut masyarakat. Anggap saja persoalan ini sudah selesai sampai
disini."
Ada sebuah
peribahasa yang berbunyi:" Tiap rahsia yang diketahui oleh dua orang pasti
tersiar dan diketahui oleh orang ramai." Demikianlah juga peristiwa
Zulaikha dengan Yusuf yang dengan ketat ingin ditutupi oleh keluarga Futhifar
tidak perlu menunggu lama untuk menjadi rahsia umum. pada mulanya orang
berbisik-bisik dari mulut ke mulut, menceritakan kejadian itu, tetapi makin
hari makin meluas dan makin menyebar ke tiap-tiap pertemuan dan menjadi bahan
pembicaraan di kalangan wanita-wanita dari golongan atas dan menengah.
Kecaman-kecaman yang bersifat sindiran mahupun yang terang-terangan mulai
dilontarkan orang terhadap Zulaikha, isteri Ketua Polis Negara, yang telah dikatakan
bercumbu-cumbuan dengan pelayannya sendiri, seorang hamba belian dan yang
sangat memalukan kata mrk bahwa pelayan bahkan menolak ajakan majikannya dan
tatkala melarikan diri drpnya dikejarkannya sampai bahagian belakang kemejanya
terkoyak.
Kecaman-kecaman
sindiran-sindiran dan ejekan-ejekan orang terhadap dirinya akhirnya sampailah
di telinga Zulaikha. Ia menjadi masyangul dan sedih hati bahwa peristiwanya
dengan Yusuf sudah menjadi buah mulut orang yang dengan sendirinya membawa nama
baik keluarga dan nama baik suaminya sebagai Ketua Polis Negara yang sgt
disegani dan dihormati. Zulaikha yang sangat marah dan jengkel terhadap
wanita-wanita sekelasnya, isteri-isteri pembesar yang tidak henti-hentinya
dalam pertemuan mrk menyinggung namanya dengan ejekan dan kecaman sehubungan
dengan peristiwanya dengan Yusuf.
Utk
mengakhiri desas-desus dan kasak-kusuk kaum wanita para isteri pembesar itu,
Zulaikha mengundang mrk ke suatu jamuan makan di rumahnya, dengan maksud
membuat kejutan memperlihatkan kepada mrk Yusuf yang telah menawankan hatinya
sehingga menjadikan lupa akan maruah dan kedudukan sebagai isteri Ketua Polis
Negara.
Dalam
pesta itu para undangan diberikan tempat duduk yang empuk dan masing-masing
diberikan sebilah pisau yang tajam untuk memotong daging dan buah-buahan yang
tersedia dan sudah dihidangkan.
Setelah
masing-masing tamu menduduki tempatnya dan disilakannya menikmati hidangan yang
sudah tersedia di depannya, maka tepat pada masa mrk sibuk mengupas buah yang
ada ditangan masing-masing, dikeluarkannyalah Yusuf oleh Zulaikha berjalan
sebagai peragawan di hadapan wanita-wanita yang sedang sibuk memotong
buah-buahan itu. Tanpa disadari para tamu wanita yang sedang memegang pisau dan
buah-buahan di tangannya seraya ternganga mengagumi keindahan wajah dan tubuh
Yusuf mrk melukai jari-jari tangannya sendir dan sambil menggeleng-geleng
kepala kehairanan, maka berkatalah mrk:" Maha Sempurnalah Allah. Ini
bukanlah manusia. Ini adalah seorang malaikat yang mulia."
Zulaikha
bertepuk tangan tanda genbira melihat usah kejutannya brhasil dan sambil
menujuk ke jari-jari wanita yang terhiris dan mencucurkan darah itu berkatalah
ia:" Inilah dia Yusuf, yang menyebabkan aku menjadi bual-bualan ejekanmu
dan sasaran kecaman-kecaman orang Tidakkah kami setelah melihat Yusuf dengan
mata kepala memberi uzur kepadaku, bila ia menawan hatiku dan membangkitkan
hawa nafsu syahwatku sebagai seorang wanita muda yang tidak pernah melihat
orang yang setampan parasnya, seindah tubuhnya dan seluhur akhlak Yusuf?
Salahkah aku jika aku tergila-gila olehnya, sampai lupa akan kedududkanku dan
kedudukan suamiku? Kamu yang hanya melihat Yusuf sepintas lalu sudah kehilangan
kesedaran sehingga bukan buah-buahan yang kamu kupas tetapi jari-jari tanganmu
yang terhiris. Maka hairankah kalau aku yang berkumpul dengan Yusuf di bawah
satu bumbung, melihat wajah dan tubuhnya serta mendengar suaranyapada setiap
saat dan setiap detik sampai kehilangan akal sehingga tidak dapat mengawal
nafsu syahwatku menghadapinya? Aku harus mengaku didepan kamu bahawa memang
akulah yang menggodanya dan merayunya dan dengan segala daya upaya ingin
memikat hatinya dan mengundangnya untuk menyambut cintaku dan melayani nafsu
syahwatku. Akan tetapi dia bertahan diri, tidak menghiraukan ajakanku dan
bersikap dingin terhadap rayuan dan godaanku. Ia makin menjauhkan diri, bila
aku mencuba mendekatinya dan memalingkan pandangan matanya dari pandanganku
bila mataku menentang matanya. Aku telah merendahkan diriku sebagai isteri
Ketua Polis Negara kepada Yusuf yang hanya seorang hamba sahaya dan pembantu
rumah, namaku sudah terlanjur ternoda dan menjadi ejekan orang karenanya, maka
bila tetap membangkang dan tidak mahu memperturutkan kehendakku, aku tidak akan
ragu-ragu akan memasukkannya ke dalam penjara sepanjang waktu sebagai
pengajaran baginya dan imbalan bagi kecemaran namaku karenanya."
Mendengar
kata-kata ancaman Zulaikha terhadap diri Yusuf menggugah hati para wanita yang
menaruh simpati dan rasa kasihan kepada diri Yusuf. Mrk menyayangkan bahwa
tubuh yang indah dan wajah yang tampan serta manusia yang berbudi pekerti dan
berakhlak luhur itu tidak patut dipenjarakan dan dimasukkan ke tempat
orang-orang yang melakukan jenayah dan penjahat.
Berkata
salah seorang yang menghampirinya:" Wahai Yusuf! Mengapa engkau berkeras
kepala menghadapi Zulaikha yang menyayangimu dan mencintaimu? Mengapa engkau
menolak ajakan dan seruannya terhadapmu? Suatu keuntungan besar bagimu, bahwa
seorang wanita cantik seperti Zulaikha yang bersuamikan seorang pembesar negara
tertarik kepadamu dan menginginkan pendekatanmu. Ataukah mungkin engkau adalah
seorang lelaki yang lemah syahwat dan karena itu tidak tertarik oleh kecantikan
serta keelokan seorang wanita muda seperti Zulaikha."
Berkata
seorang tamu wanita lain:" Jika sekiranya kamu tidak tertarik kepada
Zulaikha karena kecantikannya, maka berbuatlah untuk kekayaannya dan kedudukan
suaminya. sebab jika engkau dapat menyesuaikan dirimu kepada kehendak Zulaikha
dan mengikuti segala perintahnya nescay engkau akan dianugerahi harta yang banyak
dan mungkin pangkatmu pun akan dinaikkan."
Berucap
seorang tamu lain memberi nasihat:" Wahai Yusuf! fikirkanlah baik-baik dan
camkanlah nasihatku ini: Zulaikha sudah berketetapan hati harus mencapai
tujuannya dan memperoleh akan apa yang dikehendakinya drpmu. Ia sudah terlanjur
diejek dan dikecam orang dan sudah terlanjur namanya menjadi bualan di dalam
masyarakat karena engkau maka dia mengancam bila engkau tetap berkeras kepala
dan tidak melunakkan sikapmu terhadap tuntutannya, pasti ia akan memasukkan
engkau ke dalam penjara sebagai penjahat dan penjenayah. Engkau mengetahui
bahawa suami Zulaikha adlah Ketua Polis Negara yang berkuasa memenjarakan
seseorang ke dalam tahanan dan engkau mengetahui pula bahwa Zulaikha sgt
berpengaruh kepada suaminya. Sayangilah wahai Yusuf dirimu yang masih muda
remaja dan tampan ini dan ikutilah perintah Zulaikha agar engkau selamat dan
terhindar dari akibat yang kami tidak menginginkan ke atas dirimu."
Kata-kata
nasihat dan bujukan para wanita ,Tamu Zulaikha itu didengar oleh Yusuf dengan
telinga kanan dan keluar ke telinga kirinya. Tidak suatu pun daripadanya yang
dapat turun ke lubuk hatinya atau menjadi bahan penimbangannya. Akan tetapi
walaupun ia percaya kepada dirinya, tidak akan terpengaruh oleh bujukan dan
nasihat-nasihat itu, ia merasa khuatir, bahwa jika masih tinggal lama di
tengah-tengah pergaulan itu akhirnya mungkin ia akan terjebak dan masuk ke
dalam perangkap tipu daya dan tipu muslihat Zulaikha dan kawan-kawan wanitanya.
Berdoalah
Nabi Yusuf memohon kepada Allah agar memberi ketetapan iman dan keteguhan tekad
kepadanya spy tidak tersesat oleh godaan syaitan dan tipu muslihat kaum wanita
yang akan menjerumuskannya ke dalam lembah kemaksiatan dan perbuatan mungkar.
Berucaplah ia di dalam doanya:" Ya Tuhanku! sesungguhnya aku lebih suka
dipenjarakan berbanding aku berada di luar tetapi harus memperturutkan hawa
nafsu para wanita itu. Lindungilah aku wahai Tuhanku dari pergaulan orang-orang
yang hendak membawaku ke jalan yang sesat dan memaksaku melakukan perbuatan
yang Engkau tidak redhai. Bila aku dipenjarakan akan ku bulatkan fikiranku
serta ibadahku kepadamu wahai Tuhanku. Jauhkanlah daripadaku rayuan dan tipu
daya wanita-wanita itu, supaya aku tidak termasuk dari orang-orang yang bodoh
dan sesat."
Futhifar,
Ketua Polis Negara, Suami Zulaikha mengetahui dengan pasti bahwa Yusuf bersih
dari tuduhan yang dilemparkan kepadanya. Ianya pula sedar bahwa isterinyalah
yang menjadi biang keladi dalam peristiwa yang sampai mencemarkan nama baik
keluarganya. Akan tetapi ia tidak dapat berbuat selain mengikuti nasihat
isterinya yang menganjurkan agar Yusuf dipenjarakan. Karena dengan memasukkan
Yusuf ke dalam tahanan, pendapat umum akan berubah dan berbalik akan menuduh
serta menganggap Yusuflah yang bersalah dalam peristiwa itu dan bukannya
Zulaikha. Dengan demikian mrk berharap nama baiknya akan pulih kembali dan
desas-desus serta kasak-kasuk masyarakat tentang rumahtanggannya akan berakhir.
Demikianlah, maka perintah dikeluarkan oleh Futhifar dan masuklah Yusuf ke dalam
penjara sesuai dengan doanya.
Isi cerita
di atas dapat dibaca dalam Al-Quran surah Yusuf ayat 22 sehingga ayat 35 :
"22.
Dan tatkala ia cukup dewasa, Kami berikan kepadanya hikmah dan ilmu.
Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. 23. Dan
wanita {Zulaikha} yang Yusuf tinggal di rumahnya menggoda Yusuf untuk
menundukkan dirinya {kepadanya} dan dia menutup pintu-pintu seraya berkata:
" Marilah kesini ". Yusuf berkata: "Aku berlindung kepada Allah,
sungguh tuanku telah memperlakukan aku dengan baik." Sesungguh orang-orang
yang zalim tidak akan beruntung. 24. Sesungguhnya wanita itu telah bermaksud
{melakukan perbuatan itu} dengan Yusuf dan Yusuf pun bermaksud {melakukan pula}
dengan wanita itu andaikata dia tidak melihat tanda {dari} Tuhannya. Demikian
agar Kami memalingkan daripadanya kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf
itu termasuk hamba-hamba Kami yang terpilih. 25. Dan kedua-duanya
berlumba-lumba menuju pintu dan wanita itu menarik baju kemeja Yusuf dari
belakang hingga koyak dan kedua-duanya mendapati suami wanita itu di muka
pintu. Wanita itu berkata:" Apakah pembalasan terhadap orang yang
bermaksud berbuat serong dengan isterimu, selain dipenjarakan atau dihukum
dengan azab yang pedih?" 26. Yusuf berkata:" Dia menggodaku untuk
menundukkan diriku {kepadanya}." Dan seorang saksi dari keluarga wanita
itu memberi kesaksiannya:" Jika bajunya koyak dihadapan, maka wanita itu
benar, dan Yusuf termasuk orang-orang yang dusta. 27. Dan jika bajunya koyak
dibelakang, mka wanita itulah yang dusta dan Yusuf termasuk orang-orang yang
benar". 28. Maka tatkala suami wanita itu melihat baju kemeja Yusuf koyak
dari belakang berkatalah dia:" Sesungguhnya kejadian itu adalah diantara
tipu daya kamu, sesungguhnya tipu daya kamu besar". 29. Hai Yusuf:"
Berpalinglah dari ini dan kamu {hai isteriku} mohon ampunlah atas doamu itu
karena kamu sesungguhnya termasuk orang-orang yang berbuat salah". 30. Dan
wanita-wanita di kota itu berkata:" Isteri Al-Aziz menggoda bujangnya
untuk menundukkan dirinya kepadanya, sesungguhnya cintanya kepada bujangan itu
adalah sgt mendalam. Sesungguhnya kami memandangnya dalam kesesatan
nyata." 31. Maka tatkala wanita itu {Zulaikha} mendengar cercaan mereka,
diundangnyalah wanita-wanita itu dan disediakannya bagi mereka tempat duduk dan
diberikannya kepada masing-masing mereka sebilah pisau {utk memotong jamuan}
kemudian dia berkata {kepada Yusuf}:" Keluarlah {nampakkanlah dirimu}
kepada mrk". Maka tatakala wanita-wanita itu melihatnya, mrk kagum kepada
{keindahan rupa} nya dan mrk melukai {jari} tangannya dan berkata:" Maha
sempurna Allah, ini bukanlah manusia. Sesungguhnya ini tidak lain hanyalah
malaikat yang mulia". 32. Wanita itu {Zulaikha} berkata:" Itulah dia
orang yang kamu cela aku karena {tertarik} kepadanya dan sesungguhnya aku telah
menggoda dia untuk menundukkan dirinya {kepadaku} akan tetapi dia menolak. Dan
sesungguhnya jika dia tidak mentaati apa yang aku perintahkan kepadanya nescaya
dia akan dipenjarakan dan dia akan termasuk orang-orang yang hina". 33.
Yusuf berkata:" Wahai Tuhanku penjara lebih aku sukai daripada memenuhi
ajakan mereka kepadaku. Dan jika tidak Engkau hindarkan drpku tipu daya mrk
tentu akan aku cenderung untuk {memenuhi keinginan mrk} dan tentulah aku
termasuk orang-orang yang bodoh". 34. Maka Tuhannya memperkenankan doa
Yusuf dan Dia menghindarkan Yusuf dari tipu daya mereka. Sesungguhnya Dialah Yang
Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. 35. Kemudian ambil fikiran kepada mrk
setelah melihat tanda-tanda {kebenaran Yusuf} bahwa mrk harus memenjarakannya
sampai sesuatu waktu". { Yusuf : 25 ~ 35 }
Yusuf
dalam penjara
Yusuf di
masukkan ke dalam penjara bukannya karena ia telah melakukan kesalahan atau
kejahatan, tetapi karena sewenang-wenangnya penguasa yang memenjarakannya untuk
menutupi dosanya sendiri dengan menempelkan dosa itu kepada orang yang
dipenjarakan. Akan tetapi bagi Nabi Yusuf, penjara adalah tempat yang aman
untuk menghindari segala godaan dan tipu daya yang akan menjerumuskannya ke
dalam kemaksiatan dan perbuatan mungkar. Bagi Yusuf hidup di dalam sebuah
penjara yang gelap dan sempit, dimana gerak bandanya dan pandangan matanya
dibatasi, adalah lebih baik dan lebih disukai drp hidup di alam bebas di mana
jiwanya tertekan dan hatinya tidak merasa aman dan tenteram. Di dalam penjara
Yusuf dpt membulatkan fikirannya dan jiwanya beribadah dan menyembah kepada
Allah.
Disamping
itu ia dpt melakukan dakwah di dalam penjara, memberi bimbingan dan nasihat
kepada pesalah, agar mrk yang telah berdosa melakukan kejahatan, bertaubat dan
kembali menjadi orang-orang yang baik, sedang kepada tahanan yang tidak berdosa
yang menjadi korban perbuatan penguasa yang sewenang-wenang dihiburkna agar mrk
bersabar dan bertakwa, bertawakkal serta beriman memohon kepada Allah
mengakhiri penderitaan dan kesengsaraan mrk.
Bersama
dengan Yusuf, dipenjarakan pula dua orang pegawai istana Raja dengan tujuan
hendak meracunkan Raja atas perintah dan dengan kerjasama dengan pihak musuh
istana. Dua pemuda pegawai yang dipenjara itu, seorang penjaga gudang mknan dan
seorang sebagai pelayan meja istana.
Pada suatu
hari pagi datanglah kedua pemuda tahanan itu ke tempat Nabi Yusuf mengisahkan
bahwa mrk telah mendpt mimpin. Si pelayan melihat ia seakan-akan berada di
tengah sebuah kebun anggur memegang gelas, seperti gelas yang sering diguna
minumkan oleh Raja, majikannya lalu diisinya gelas itu dengan perahan buah
anggur. Sedang pemuda penjaga gudang melihat dalam mimpinnya seolah-olah
mendukung di atas kepalanya sebuah keranjang yang berisi roti, roti mana
disambar oleh sekelompok burung dan di bawanya terbang. Kedua pemuda tahanan
itu mengharapkan dari Nabi Yusuf agar memberi tafsiran bagi mimpi mrk itu.
Nabi Yusuf
yang telah dikurniai kenabian dan ditugaskan oleh Allah menyampaikan
risalah-Nya kepada hamba-hamba-Nya memulai dakwahnya kepada kedua pemuda yang
datang menanyakan tafsiran mimpinnya, mengajak mrk beriman kepada Allah Yangg
Maha Esa, meninggalkan persembahan kepada berhala-berhala yang mrk ada-adakan
sendiri dengan memberi nama-nama kepada berhala-berhala itu sesuka hati mrk.
untuk membuktikan kepada kedua pemuda itu bahwa ia adalah seorang Nabi dan
pesuruh Allah, berkata Nabi Yusuf:" Aku tahu dan dapat menerangkan kepada
kamu, makanan apa yang akan kamu terima, apa jenisnya dan berapa banyaknya
demikian pula jenisnya dan macam mana minuman yang akan kamu terima.
Demikian
pula dapat aku memberi tafsiran bagi mimpi seorang termasuk kedua mimpimu. Itu
semua adalah ilmu yang dikurniakan oleh Allah kepadaku. Aku telah meninggalkan
agama orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan mengingkari adanya hari
kiamat kelak. Aku telah mengikuti agama bapa-bapaku, Ibrahim, Ishaq dan Ya'qub.
Tidaklah sepatutnya kami menyekutukan sesuatu bagi Allah yang telah
mengurniakan rahmat dan nikmat-Nya atas kami dan atas manusia seluruhnya tetapi
kebanyakkan manusia tidak menghargai nikmat Allah itu dan tidak mensyukuri-Nya.
Cubalah fikirkan wahai teman-temanku dalam penjara mana yang lebih baik dan
lebih masuk akal, penyembahan kepada beberapa tuhan yang berbeda-beda atau
penyembahan kepada Tuhan Yang Maha Esa dan Maha Perkasa? Tuhan telah
memerintahkan janganlah kamu menyembahkan selain drp Dia. Itulah agama yang
benar dan lurus, tetapi banyak orang tidak mengetahui dan tidak mahu
mengerti."
"
Adapun mengenai mimpimu", Nabi Yusuf melanjutkan ceritanya," Maka
takbirnya bahwa engkau, wahai pemuda pelayan, segera akan dikeluarkan dari
penjara dan akan dipekerjakan kembali seperit sedia kala, sedangkan engkau
wahai pemuda penjaga gudang akan dihukum mati dengan disalib dan kepalamu akan
menjadi makan burung-burung yang mematuknya. Demikianlah takbir mimpimu yang
telah menjadi hukum Allah bagi kamu berdua."
Berkata
Nabi Yusuf selanjutnya kepada pemuda yang diramalkan akan keluar dari
penjara:" Wahai temanku, pesanku kepadamu, bila engkau telah keluar dan
kembali bekerja di istana sebutlah namaku dihadapan Raja, majikanmu. Katalah
kepadanya bahwa aku dipenjarakan sewenang-wenangnya, tidak berdosa dan tidak
bersalah. Aku hanya dipenjara untuk kepentingan menyelamatkan nama keluarga
Ketua Polis Negara dan atas anjuran isterinya belaka. Jangalah engkau lupakan
pesananku ini, wahai temanku yang baik."
Kemudian,
maka sesuai dengan takbir Nabi Yusuf, selang tidak lama keluarlah surat
pengampunan Raja bagi pemuda pelayan dan hukuman salib bagi pemuda penjaga
gudang dilaksanakan. Akan tetapi pesanan Nabi Yusuf kepada pemuda pelayan,
tidak disampaikan kepada Raja setelah ia diterima kembali bekerja di istana.
Syaitan telah menjadikannya lupa setelah ia menikmati kebebasan dari penjara
dan dengan demikian tetaplah Nabi Yusuf berada di penjara beberapa tahun
lamanya, penghibur para tahanan yang tidak berdosa dan mendidik serta berdakwah
kepada tahanan yang telah bersalah melakukan kejahatan dan perbuatan -perbuatan
yang buruk, agar mrk menjadi orang-orang yang baik dan bermanfaat bagi sesama
manusia dan menjadi hamba-hamba Allah yang beriman dan bertauhid.
Isi cerita
ini ada tersebut di dalam Al-Quran pada surah "Yusuf" ayat 36
sehingga ayat 42 :~
"36.~
Dan bersama dengan dia masuk pula ke dalam penjara dua orang pemuda. Berkatalah
salah seorang di antara keduanya:" Sesungguhnya aku bermimpi, bahwa aku
memerah anggur." Dan yang lain berkata:" Sesungguhnya aku bermimpi
bahwa aku membawa roti di atas kepalaku dan sebahagiannya dimakan burung."
Beritakan kepada kami takbirnya, sesungguhnya kami memandang kamu termasuk
orang-orang yang pandai {menakbir mimpi}. 37.~ Yusuf berkata:" Sebelum
sampai kepada kamu berdua makanan yang akan diberikan kepadamu melainkan aku
telah dpt menerangkan jenis makanan itu sebelum makanan itu sampai kepadamu.
Yang demikian itu adalah sebahagian dari apa yang diajarkan oleh Tuhanku kepadaku.
Sesungguhnya aku telah meninggalkan agama orang-orang yang tidak beriman kepada
Allah, sedang mrk ingkar kepada hari kemudian. 38.~ Dan aku mengikuti agama
bapa-bapaku, iaitu Ibrahim, Ishaq dan Ya'qub. Tiadalah patut bagi kami {para
nabi} mempersekutukan sesuatu apa pun dengan Allah. Yang demikian itu adalah
dari kurniaan Allah kepada kami dan kepada manusia seluruhnya, tetapi
kebanyakkan manusia itu tidak mensyukurinya. 39.~ Hai kedua temanku dalam
penjara, manakah yang baik, tuhan-tuha yang bermacam-macam itu ataukah allah
Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa? 40.~ Kamu tidak menyembah yang selain Allah
melainkan hanya {menyembah nama-nama yang kamu dan nenek moyang kamu
membuat-buatnya, Allah tidak menurunkan suatu keterangan pun tentang nama-nama
itu. Keputusan itu hanyalah kepunyaan Allah. Dia telah memerintahkan agar kamu
tidak menyembah selain Dia. Itulah agama yang lurus tetapi kebanyakkan manusia
tidak mengetahui. 41.~ Hai kedua temanku dalam penjara adapun salah seorang
diantara kamu berdua akan memberi minum tuannya dengan arak adapun yang seorang
lagi maka ia akan disalib lalu burung memakan sebahagian dari kepalanya. Telah
diputuskan perkarayang kamu berdua menanyakannya {kepadaku}". 42.~ Dan
Yusuf berkata kepada orang yang diketahuinya akan selamat di antara mereka
berdua:" Terangkanlah keadaanku kepada tuanmu". Maka syaitan
menjadikan dia lupa menerangkan {keadaan Yusuf} kepada tuannya. Karena itu
tetaplah dia {Yusuf} dalam penjara beberapa tahun lamanya." {Yusuf : 36 ~
42}
Yusuf
dibebaskan dari penjara
Pada suatu
hari berkumpullah di istana raja Mesir, para pembesar, penasihat dan para arif
bijaksana yang sengaja diundang oelh untuk memberi takbir mimpi yang telah
merunsingkan dan menakutkan hatinya. Ia bermimpi seakan-akan melihat tujuh ekor
sapi betina lain yang kurus-kurus. Disamping itu ia melihat pula dalam mimpinya
tujuh butir gandum hijau disamping tujuh butir yang lain kering.
Tidak
seorang drp. pembesar-pembesar yang didatangkan itu yang dapat memberi tafsiran
takbir bagi mimpi Raja bahkan sebahagian drp mrk menganggapkannya sebagai mimpi
kosong yang tiada bererti dan menganjurkan kepada Raja melupakan saja mimpi itu
dan menghilangkannya dari fikirannya.
Pelayan
Raja, pemuda teman Yusuf dalam penjara, pada masa pertemuan Raja dengan para
tetamunya, lalu teringat olehnya pesan Nabi Yusuf kepadanya sewaktu ia akan
dikeluarkan dari penjara dan bahwa takbir yang diberikan oleh Nabi Yusuf bagi
mimpinya adalah tepat, telah terjadi sebagaimana telah ditakdirkan. Ia lalu
memberanikan diri menghampiri Raja dan berkata:" Wahai Paduka Tuanku!
Hamba mempunyai seorang teman kenalan di dalam penjara yang pandai menakbirkan
mimpi. Ia adalah seorang yang cekap, ramah dan berbudi pekerti luhur. Ia tidak
berdosa dan tidak melakukan kesalahan apa pun. Ia dipenjara hanya atas fitnahan
dan tuduhan palsu belaka. Ia telah memberi takbir bagi mimpiku sewaktu hamba
berada dalam tahanan bersamanya dan ternyata takbirnya tepat dan benar sesuai
dengan apa yang hamba alami. Jika Paduka Tuan berkenan, hamba akan pergi
mengunjunginya di penjara untuk menanyakan dia tentang takbir mimpi Paduka
Tuan."
Dengan
izin Raja, pergilah pelayan mengunjungi Nabi Yusuf dalam penjara. Ia
menyampaikan kepada Nabi Yusuf kisah mimpinya Raja yang tidak seorang pun drp
anggota kakitangannya dan para penasihatnya dpt memberikan takbir yang
memuaskan dan melegakan hati majikannya. Ia mengatakan kepada Nabi Yusuf bahwa
jika Raja dpt dipuaskan dengan pemberian bagi takbir mimpinya, mungkin sekali
ia akan dikeluarkan dari penjara dan dengan demikian akan berakhirlah
penderitaan yang akan dialami bertahun-tahun dalam kurungan.
Berucaplah
Nabi Yusuf menguraikan takbirnya bagi mimpi Raja:" Negara akan menghadapi
masa makmur, subur selama tujuh tahun, di mana tumbuh-tumbuhan dan semua
tanaman gandum, padi dan sayur mayur akan mengalami masa menuai yang baik yang
membawa hasil makanan berlimpah-ruah, kemudian menyusuk musim kemarau selama
tujuh tahun berikutnya dimana sungai Nil tidak memberi air yang cukup bagi
ladang-ladang yang kering, tumbuh-tumbuhan dan tanaman rusak dimakan hama
ssedang persediaan bahan makanan, hasil tuaian tahun-tahun subur itu sudah
habis dimakan. Akan tetapi, Nabi Yusuf melanjutkan keterangannya, setelah
mengalami kedua musim tujuh tahun itu akan tibalah tahun basah di mana hujan
akan turun dengan lebatnya menyirami tanah-tanah yang kering dan kembali
menghijau menghasilkan bahan makanan dan buah-buahan yang lazat yang dpt
diperah untuk diminum."
"
Maka jika takbirku ini menjadi kenyataan ," Nabi Yusuf berkata lebih
lanjut," seharusnya kamu menyimpan baik-baik apa yang telah dihasilkan
dalam tahun-tahun subur, serta berjimat dalam pemakaiannya untuk persiapan
menghadapi masa kering, agar supaya terhindarlah rakyat dari bencana kelaparan
dan kesengsaraan."
Raja
setelah mendengar dari pelayannya apa yang diceritakan oleh Nabi Yusuf tentang
mimpinya merasakan bahwa takbir yang didengarkan itu sgt masuk akal dan dpt
dipercayai bahwa apa yang telah diramalkan oleh Yusuf akan menjadi kenyataan.
Ia memperoleh kesan bahwa Yusuf yang telah memberi takbir yang tepat itu adalah
seorang yang pandai dan bijaksana dan akan sgt berguna bagi negara jikaia
didudukkan di istana menjadi penasihat dan pembantu kerajaan. Maka
disuruhnyalah kembali si pelayan ke penjara untuk membawa Yusuf menghadap
kepadanya di istana.
Nabi Yusuf
yang sudah cukup derita hidup sebagai orang tahanan yang tidak berdosa, dan
ingin segera keluar dari kurungan yang mencekam hatinya itu, namun ia enggan
keluar dari penjara sebelum peristiwanya dengan isteri Ketua Polis Negara
dijernihkan lebih dahulu dan sebelum tuduhan serta fitnahan yang ditimpakan ke
atas dirinya diterangkan kepalsuannya. Nabi Yusuf ingin keluar dari penjara
sebagai orang yang suci bersih dan bahwa dosa yang diletakkan kepada dirinya
adalah fitnahan dan tipu-daya yang bertujuan menutupi dosa isteri Ketua Polis
Negara sendiri.
Raja Mesir
yang sudah banyak mendengar tentang Nabi Yusuf dan terkesan oleh takbir yang
diberikan bagi mimpinya secara terperinci dan menyeluruh makin merasa hormat
kepadanya, mendengar tuntutannya agar diselesaikan lebih dahulu soal tuduhan
dan fitnahan yang dilemparkan atas dirinya sebelum ia dikeluarkan dari penjara.
Hal mana menurut fikiran Raja menandakan kejujurannya, kesucian hatinya dan
kebesaran jiwanya bahwa ia tidak ingin dibebaskan atas dasar pengampunan tetapi
ingin dibebaskan karena ia bersih dan tidak bersalah serta tidak berdosa.
Tuntutan
Nabi Yusuf diterima oleh Raja Mesir dan segera dikeluarkan perintah
mengumpulkan para wanita yang telah menghadiri jamuan makan Zulaikha dan
terhiris hujung jari tangan masing-masing ketika melihat wajahnya. Di hadapan
Raja mereka menceritakan tentang apa yang mrk lihat dan alami dalam jamuan mkn
itu serta percakapan dan soal jawab yang mrk lakukan dengan Nabi Yusuf. Mrk
menyatakan pesan mrk tentang diri Nabi Yusuf bahwa ia seorang yang jujur,
soleh, bersih dan bukan dialah yang salah dalam peristiwanya dengan Zulaikha.
Zulaikha pun dalam pertemuan itu, mengakui bahwa memang dialah yang berdosa
dalam peristiwanya dengan Yusuf dan dialah yang menganjurkan kepada suaminya
agar memenjarakan Yusuf untuk memberikan gambaran palsu kepada masyarakat bahwa
dialah yang salah dan bahwa dialah yang memperkosa kehormatannya.
Hasil
pertemuan Raja dengan para wanita itu di umumkan agar diketahui oleh seluruh
lapisan masyarakat dan dengan demikian terungkaplah tabir yang meliputi
peristiwa Yusuf dan Zulaikha. Maka atas, perintah Raja, dikeluarkanlah Nabi
Yusuf dari penjara secara hormat, bersih dari segala tuduhan. Ia pergi langsung
ke istana Raja memenuhi undangannya.
Bacalah
isi cerita ini dalam Al-Quran surah "Yusuf" ayat 43 sehingga ayat 53
:~
"43.~
Raja berkata {kepada orang-orang terkemuka dari kaumnya}: "Sesungguhnya
aku bermimpi melihat tujuh ekor sapi betina yang kurus-kurus dan tujuh butir
{gandum} yang hijau dan tujuh butir lainnya yang kering. Hai orang-orang yang
terkemuka, terangkanlah kepadaku tentang takbir mimpiku itu, jika kamu dapat
menakbirkan mimpi." 44.~ Mrk menjawab: "{Itu} adalah mimpi-mimpi yang
kosong dan kami sesekali tidak tahu menakbirkan mimpi". 45.~ Dan
berkatalah orang yang selamat di antara mrk berdua dan teringat {kepada Yusuf}
sesudah beberapa waktu lamanya; "Aku akan memberitakan kepadamu tentang
{orang yang pandai} menakbirkan mimpi itu, maka utuslah aku {kepadanya} ".
46.~ {Setelah pelayan itu berjumpa dengan Yusuf ia berseru}: " Yusuf, hai
orang yang sgt dpt dipercaya, terangkanlah kepada kami tentang tujuh ekor sapi
yang gemuk-gemuk yang dimakan oleh tujuh ekor sapi betina yang kurus-kurus dan
tujuh butir {gandum} yang hijau dan {tujuh} lainnya yang kering agar aku
kembali kepada orang-orang itu, agar mrk mengetahuinya". 47.~ Yusuf
berkata: "Supaya kamu bertanam tujuh tahun {lamanya} sebagaimana biasa
maka apa yang kamu tuai hendaklah kamu biarkan di butirnya kecuali sedikit
untuk kamu makan. 48.~ Kemudian sesudah itu akan datang tujuh tahun yang amat
sulit, yang menghabiskan apa yang kamu simpan untuk menghadapinya {tahun sulit}
kecuali sedikit dari {benih gandum} yang kamu simpan. 49.~ Kemudian setelah itu
akan datang tahun yang padanya manusia diberi hujan {dengan cukup} dan di masa
mrk memeras anggur". 50.~ Raja berkata: "Bawalah dia kepadaku".
Maka tatakala utusan itu datang kepada Yusuf, berkatalah Yusuf:
"Kembalilah kepada tuanmu dan tanyakanlah kepadanya bagimana halnya
wanita-wanita yang telah melukai tangannya. Sesungguhnya Tuhanku, Maha
Mengetahui tipu daya mrk". 51.~ Raja berkata: "{kepada wanita-wanita
itu}, Bagaimana keadaan kamu ketika kamu menggoda Yusuf untuk menundukkan
dirinya {kepadamu}?" Mrk berkata: "Maha sempurnalah Allah, kami tidak
mengetahui sesuatu keburukkan drpnya". Berkata {Zulaikha} isteri Al-Aziz:
"Sekarang jelaslah kebenaran itu, akulah yang menggodanya untuk
menundukkan dirinya {kepadaku} dan sesungguhnya dia termasuk orang-orang yang
benar". 52.~ Yusuf berkata: "Yang demikian itu agar dia {Al-Aziz}
mengetahui bahwa sesungguhnya aku tidak berkhianat kepadanya di belakangnya,
dan bahwasanya Allah tidak meredhai tipu daya orang-orang yang berkhianat. 53.~
dan aku tidak membebaskan diriku {dari kesalahan}, karena sesungguhnya nafsu
itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh
Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang". {Yusuf
: 43~53}
Yusuf
diangkat sebagai wakil raja Mesir
Raja Mesir
yang telah banyak mendengar tentang Nabi Yusuf dari pelayannya, teman Nabi
Yusuf dalam penjara, dari kesaksian wanita-wanita, tamu Zulaikha dalam jamuan
makan dan dari Zulaikha sendiri, makin bertambah rasa hormatnya dan kagumnya
terhadap Nabi Yusuf setelah berhadapan muka dan bercakap-cakap dengan beliau
sekeluarnya dari penjara.
Kecerdasan
otak Nabi Yusuf, pengetahuannya yang luas, kesabaran , kejujurannya,
keramah-tamahannya dna akhlak serta budi pekerti luhurnya, menurut fikiran Raja
akan sangat bermanfaat bagi kerajaannya bila Nabi Yusuf diserahi pimpinan
negara dan rakyat. Maka kepada Nabi Yusuf dalam pertemuan pertamanya dengan
Raja ditawarkan agar ia tinggal di istana mewakili Raja menyelenggarakan
pemerintahan serta pengurusan negara serta memimpin rakyat Mesir yang
diramalkan akan menghadapi masa-masa sukar dan sulit.
Nabi Yusuf
tidak menolak tawaran Raja Mesir itu. Ia menerimanya asal saja kepadanya diberi
kekuasaan penuh dalam bidang kewangan dan bidang pengedaran bhn makanan, karena
menurut pertimbangan Nabi Yusuf, kedua bidang yang berkaitan antara satu sama
lain itu merupakan kunci dari kesejahteraan rakyat dan kestabilan negara. Raja
yang sudah mempunyai kepercayaan penuh terhadap diri Nabi Yusuf, terhadap
kecerdasan otaknya, kejujuran serta kecekapannya menyetujui fikiran beliau dan
memutuskan untuk menyerahkan kekuasaannya kepada Nabi Yusuf dalam suatu upacara
penobatan yang menurut lazimnya dan kebiasaan yang berlaku.
Pada hari
penobatan yang telah ditentukan, yang dihadiri oleh para pembesarnegeri dan
pemuka-pemuka masyarakat, Nabi Yusuf dikukuhkan sebagai wakil Raja, dengan
mengenakan pakaian kerajaan dan di lehernya dikalung dengan kalung emas,
kemudian raja di hadapan para hadiri melepaskan cincin dari jari tangannya lalu
dipasangkannya ke jari tangan Nabi Yusuf, sebagai tanda penyerahan kekuasaan
kerajaan.
Setelah
selesai penobatan dan serah terima jabatan Nabi Yusuf A.S. maka Raja Mesir
berkenan untuk mengahwinkan Yusuf dengan Zulaikha {Ra'il} janda majikannya yang
telah mati ketika Nabi Yusuf A.S. masih dalam penjara.
Kemudian
setelah Nabi Yusuf bergaul dengan isterinya ia berkata:" Tidakkah ini
lebih baik drp apa yang anda kehendaki dahulu itu." Jawab Zulaikha
{Raa'il}: "Wahai orang yang jujur baik, jangan mencelaku. Anda mengetahui
bahwa aku dahulu sedemikian muda dan cantik, dalam keadaan serba mewah, sedang
suamiku lemah, tidak dpt memuaskan isteri dan dijadikan oleh Allah sedemikian
tampannya, maka aku kalah dengan hawa nafsuku". Demikianlah keadaannya,
karena itu Nabi Yusuf A.S. masih bertemu dengan Zulaikha dalam keadaan gadis,
dan mendpt dua orang putera drpnya, Ifratsim dan Minsya bin Yusuf.
Demikianlah
rahmat dan kurniaan Tuhan yang telah memberi kedudukan tinggi dan kerajaan
besar kepada hamba-Nya Nabi Yusuf setelah mengalami beberapa penderitaan dan
ujian yang berat, yang dimulai dengan pelemparannya ke dalam sebuah perigi oleh
saudara-saudaranya sendiri, kemudian dijual-belikannya sebagai hamba dalam
suatu penawaran umum dan pada akhirnya setelah ia mulai merasa ketenangan hidup
di rumah Ketua Polis Mesir datanglah godaan dan fitnahan yang berat bagi
dirinya di mana nama baiknya dikaitkan dengan suatu perbuatan maksiat yang
menyebabkan ia meringkok dalam penjara selama bertahun-tahun.
Sebagai
penguasa yang bijaksana, Nabi Yusuf memulakan tugasnya dengan mengadakan
lawatan ke daerah-daerah yang termasuk dalam kekuasaannya untuk berkenalan
dengan rakyat jelata serta daerah yang diperintahnya dari dekat, sehingga
segala rancangan dan peraturan yang akan diadakan dpt memenuhi keperluan dan
sesuia dengan iklim dan keadaan daerah.
Dalam masa
tujuh tahun pertama Nabi Yusuf menjalankan pemerintahan di Mesir, rakyat
merasakan hidup tenteram , aman dan sejahtera. Barang-barang keperluan cukup
terbahagi merata dijangkau oleh semua lapisan masyrakat tanpa terkecuali. Dalam
pada itu Nabi Yusuf tidak lupa akan peringatan yang terkandung dalam mimpi Raja
Mesir, bahwa akan dtg masa tujuh tahun yang sukar dan sulit. Maka untuk
menghadapi masa itu, Nabi Yusuf mempersiapkan gudang dan kepuk-kepuk bagi
penyimpanan bhn mknan untuk musim kemarau yang akan dtg.
Berkat
pengurusan yang bijaksana dari Nabi Yusuf, maka setelah masa hijau dan subur
berlalu dan masa kemarau kering tiba, rakyat Mesir tidak sampai mengalami krisi
makanan atau derita kelaparan. Persediaan bhn mknan yang dihimpun di waktu masa
hijau dan subur dpt mencukupi keperluan rakyat selama masa kering, bahkan masa
dapat menolong masyarakat Mesir yang sudah kekurangan bhn makanan dan
menghadapi bahaya kelaparan.
Kisah
pengangkatan Nabi Yusuf sebagai penguasa Mesir diceritakan dalam Al-Quran dalam
surah "Yusuf" ayat 54 sehingga ayat 57 yang berbunyi sebagai
berikut:~
"54.~
Dan Raja berkata: "Bawalah Yusuf kepadaku, agar aku memilih dia sebagai
orang yang rapat kepadaku". Maka tatkala raja telah bercakap-cakap dengan
dia, dia berkata: "Sesungguhnya kamu {mulai hari ini menjadi seorang yang
berkedudukkan tinggi lagi dipercayai pd sisi kami}". 55.~ Berkata Yusuf:
"Jadikanlah aku bendaharawan negara {Mesir} sesungguhnya aku adalah orang
yang pandai menjaga lagi berpengetahuan". 56.~ Dan demikianlah Kami
memberi kedudukan kepada Yusuf di negeri Mesir {dia berkuasa penuh} pergi
menuju ke mana saja ia kehendaki di bumi Mesir itu. Kami melimpahkan rahmat
Kami kepada sesiapa yang Kami kehendaki dan Kami tidak mensia-siakan pahala orang-orang
yang berbuat baik. 57.~ Dan sesungguhnya pahala di akhirat itu lebih baik bagi
orang-orang beriman dan selalu bertakwa." {Yusuf : 54 ~ 57 }
Pertemuan
Yusuf A.S dengan saudara-saudaranya
Kemudian
dtglah orang berduyun-duyun dari kota dan desa-desa pinggiran Mesir, bahkan
dari negara-negara yang berhampiran Mesir yang sudah kekurangan bhn makanan
bagi rakyatnya. Mrk dtg bagi mengharapkan pertolongan Nabi Yusuf untuk memberi
kesempatan membeli gandum serta lain-lain bhn mknan yang masih tersedia dalam
gudang-gudang pemerintah.
Di antara
para pendatang yang ingin berbelanja di Mesir terdapat rombongan orang-orang
Palestin, termasuk di antara mrk ialah saudara-saudara Nabi Yusuf sendiri,
ialah penyebab utama bagi penderitaan yang telah di alaminya. Nabi Yusuf segera
mengenal mereka tetapi sebaliknya mrk tidak mengenal akan Nabi Yusuf yang
pernah dilemparkan ke dalam telaga. Bahkan tidak terlintas dalam fikiran mrk
bahwa Yusuf masih hidup, apa lagi menjadi orang besar memimpin negara Mesir
sebagai wakil Raja yang berkuasa mutlak.
Atas
pertanyaan Nabi Yusuf berkatalah jurucakap rombongan putera-putera Ya'qub:
"Wahai Paduka Tuan, kami adalah putere-putera Ya'qub yang kesemuanya
adalah dua belas orang Yang termuda di antara kami putera ayah yang bongsu kami
tinggalkan rumah untuk menjaga ayah kami yang talah lamjut usia dan buta pula.
Seorang saudara lain telah lama meninggalkan rumah dan hingga kami tidak
mengetahui di mana dia berada. Kami datang kemari atas perintah ayah kami, agar
memohon pertolongan dna bantuan Paduka Tuan yang budiman, kiranya dpt memberi
kesempatan memperkenankan kami membeli gandum dari pesediaan pemerintahan tuan,
bagi memenuhi keperluan kami yang sgt mendesak, sehubungan dengan krisis bhn
makanan yang menimpa daerah kami."
Berkata Nabi
Yusuf menjawab keterangan-keterangan saudaranya itu: "Sesungguhnya kami
meragukan identiti kamu dan menyangsikan keteranganmu ini. Kami tidak dpt
mengabaikan adanya kemungkinan bahwa kamu adalah mata-mata yang dikirim oleh
musuh-musuh kami untuk mengadakan kekecohan dan kekacauan di negeri kami
karenanya kami menghendaki memberi bukti-bukti yang kuat atas kebenaran
kata-katamu atau membawa saksi-saksi yang kami percaya bahwa kamu adalah
beul-betul putera-putera Ya'qub."
"Paduka
Tuan Yang bijaksana", menyambut jurucakap itu, "Kami adalah
orang-orang musafir gharib di negeri tuan, tidak seorang pun di sini mengenal
kami atau kami kenal, maka sukar sekali bagi kami pada masa ini memberi bukti
atau membawa saksi sebagaimana Paduka Tuan serukan. Maka kami hanya berpasrah
kepada Paduka Tuan untuk memberi jalan kepada kami dengan cara bagaimana kami
dpt memenuhi seruan paduka itu."
"Baiklah",
Nabi Yusuf berkata, "Kali ini kami memberi kesempatan kepada kamu untuk
membeli gandum dari gudang kami secukupnya keperluaan kamu sekeluarga dengan
syarat bahwa kamu harus kembali kesini secepat mungkin membawa saudara bongsumu
yang kamu tinggalkan dirumah. Jiak syarat ini tidak dipenuhi, maka kami tidak
akan melayani keperluan kamu akan gandum untuk masa selanjutnya." Berkata
abang kepada Yusuf yang tidak mengenalkannya itu: "Paduka Tuan kami
mengira bahwa ayah kami tidak akan mengizinkan kami membawa adik bongsu kami ke
sini, karena ia adalah kesayangan ayah kami yang sangat dicintai dan dia adalah
penghibur ayah yang menggantikan kedudukan saudara kami Yusuf, sejak ia keluar
dari rumah menghilangkan tanpa meninggalkan bekas. Akan tetapi bagaimana pun
untuk kepentingan kami sekeluarga, akan kami usahakan sedapat mungkin memujuk
ayah agar memngizinkan kami membawa adik kami Benyamin ke mari dalam kesempatan
yang akan datang."
Sejak awal
Nabi Yusuf melihat wajah-wajah saudaranya yang dtg memerlukan gandum, tidak ada
niat sedikit pun dalam hatinya hendak mempersukarkan missi mrk sebagai balas
dendam atas perbuatan yang mrk telah lakukan terhadap dirinya. Soal jawab yang
dilakukan dengan mrk hanya sekadar ingin mengetahui keadaan ayah dan adik
bongsunya, Benyamin yang sudah bertahun-tahun ditinggalkan dan hanya sekadar
taktik untuk mempertemukan kembali dengan ayah dan saudara-saudaranya yang
sudah lama terpisah.
Kemudian
Nabi Yusuf memerintahkan pegawai-pegawainya mengisi karung-karung saudaranya
dengan gandum dan bhn makanan yang mrk perlu. Sedang brg-brg emas dan perak
yang mrk bawa untuk harga gandum dan bhn makn itu, diisikan kembali ke dalam
karung-karung mrk secara diam-diam tanpa mrk ketahui.
Setibanya
kembali di Palestin berceritalah mrk kepada ayahnya Ya'qub tentang perjalanan
mrk dan bagaimana Yusuf menerima mrk, yang dipujinya sebagai penguasa yang
bijaksana, adil, sabar, rendah hati dan sangat ramah-tamah. Tanpa sedikit
kesukaran pun mrk telah diberikan hajat mrk dari gandum yang diisikan sekali
oleh pegawai-pegawai Yusuf ke dalam karung mrk.Disampaikan pula oleh mrk kepada
ayahnya, bahwa mrk diharuskan oleh Yusuf membawa adik bongsu mrk ke Mesir, bila
mrk dtg lagi untuk membeli gandum dan bhn mknan. Tanpa membawa adik termaksud,
mrk tidak akan dilayani dan diperkenankan membeli gandum yang mrk perlukan.
Karenanya mrk dari jauh-jauh mohon agar mrk diperkenankan membawa adik mrk
Benyamin bila mrk harus kembali ke Mesir untuk membeli gandum.
Berkata
Nabi Ya'qub serta merta setelah mendengar cerita
putera-puteranya:"Tidak,sesekali tidak akanku berikan izinkan kepadamu
untuk membawa Benyamin jauh drpku. Aku tidak akan mempercayakan Benyamin
kepadamu setelah apa yang terjadi dengan diri Yusuf adikmu.Kamu telah berjanji
akan menjaganya baik-baik, bahkan sanggup mengorbankan jiwa-ragamu untuk
keselamatannya.
Akan
tetapi apa yang telah terjadi adalah sebaliknya. Kamu pulang ke rumah dalam
keadaan selamat, sedang adikmu Yusuf, kamu lepaskan menjadi mangsa serigala.
Cukuplah apa yang telahku alami mengenai diri Yusuf dan janganlah terulang lagi
kali ini mengenai diri Benyamin".
Ketika
karung-karung yang dibawa kembali dari Mesir dibongkar, ternyata didalamnya
terdpt barang-barang emas dan perak yang telah mrk bayarkan untuk harga gandum
yang dibeli. Maka seraya tercengang bercampur gembira, berlari-larilah mrk
menyampaikan kehairanan mrk kepada ayahnya. Mereka berkata: "Wahai ayah!
KAmi tidak berdusta dalam cerita kami tentang itu penguasa Mesir orang baik
hati. Lihatlah brg-brg emas dan perak yang telah kami bayarkan untuk ganti
gandum yang kami terima, dipulangkan kembali ke dalam karung-karung kami tanpa
kami mengetahui. Jadi apa yang kami bawa ini adalah pemberian percuma dari
penguasa Mesir yang sgt murah hati itu."
Dengan
diperolehnya gandum, bantuan percuma dari putera yang tidak mrk kenali,
keluarga Ya'qub menjadi tenang dan merasa buat beberapa waktu, bahwa api
didapur rumah akan tetap menyala. akan tetapi persediaan yang terbatas itu
tidak bertahan lama jika tidak disusul dengan pengisian stok baru selama musim
kemarau belum berakhir. Demikianlah maka Nabi Ya'qub yang melihat persediaan
gandumnya makin hari makin berkurangan sedangkan tanda-tanda krisis makanan
belum nampak, terpaksalah ia mengutus putera-puteranya kembali ke mesir untuk
memperoleh bekalan untuk kedua kalinya dari Yusuf wakil Raja negeri itu. Dan
karena putera-putera Ya'qub tidak akan berangkat ke Mesir tanpa Benyamin,
sesuai janji mrk kepada Yusuf, maka terpaksa pulalah Ya'qub mengikut sertakan
putera bongsunya Benyamin dalam rombongan abg-abgnya.
Dengan
iringan doa serta nasihat si ayah, berangkatlah kafilah putera-putera Ya'qub
yang terdiri dari sebelas orang Setiba mrk diperbatasan kota berpisahlah
menjadi beberapa kelompok memasuki kota dari arah yang berlainan sesuai dengan
pesan ayah mrk untuk menghindari timbulnya iri hati penduduk serta prasangka
dan tuduhan bahwa mrk adalah mata-mata musuh.
Setibanya
di istana kerajaan mrk diterima oleh adik mereka sendiri Yusuf yang belum mrk
kenal kembali, dengan penuh ramah-tamah dan dihormati dengan jamuan makan. Bagi
mrk disediakan tempat penginapan untuk setiap dua orang sebuah rumah, sedang
adik bongsu Yusuf, Benyamin diajak bersamanya menginap didalam istana.
Sewaktu
berada berduaan dengan Yusuf, Benyamin mencucurkan airmata seraya berkata
kepada abangnya yang belum dikenal kembali: "Andaikan abgku Yusuf masih
hidup, nescaya engkau akan menempatkan aku bersamanya di sebuah rumah
tersendiri sebagaimana saudara-saudaraku yang lain." Yusuf lalu
menghiburkan hati adiknya dengan kata-kata: "Sukakah engkau bila aku
menjadi abgmu menggantikan abgmu yang hilang itu?" Benyamin menjawab:
"Tentu namun sayang sekali bahwa engkau tidak dilahirkan oleh ayahku
Ya'qub dan ibuku Rahil."
Mendengar kata-kata
si adik yang merawankan hati itu, bercucurlah air mata Yusuf, lalu memeluk
adiknya sambil mengaku bahwa dia adalah Yusuf, abgnya yang hilang itu. Ia
menceritakan kepada adiknya penderitaan -penderitaan yang telah dialami sejak
ia dicampakkan ke dalam perigi , diperjual-belikan sebagai hamba sahaya,
ditahannya dalam penjara selama bertahun-tahun tanpa dosa dan akhirnya berkat
rahmat dan kurniaan Tuhan diangkatlah ia sebagai wakil raja yang berkuasa
mutlak. Yusuf mengakhiri beritanya dengan berpesan kepada adiknya, agar
merahsiakan apa yang telah ia dengarkan dan jangan sampai diketahui oleh
saudara-saudaranya yang lain.
Alangkah
gembiranya Benyamin mendengar cerita abgnya yang selalu dikenangnya sejak ia
hilang meninggalkan rumah bersama-sama saudara-saudaranya berkelah beberapa
tahun yang lalu. Ia segera memeluk abangnya kembali seraya berkata: "Aku
tidak dapat bayangkan betapa gembiranya ayah bila ia mendengar bahwa engkau
masih hidup dalam keadaan segar bugar, sihat afiat, menguasai suatu kerajaan
besar, tinggal didalam istana yang diliputi oleh segala kemewahan dan
kemegahan. Sebab sejak engkau menghilang ayah kami tidak pernah terlihat
gembira. Ia selalu diliputi oleh rasa sedih dan duka, tidak pernah sedikit pun
bayanganmu terlepas dari ingatannya. Demikianlah keadaan ayah kami hai Yusuf
sejal engkau menghilangkan rumah dan menghilang, sampai-sampai menjadi putih
matanya karena kesedihan dan tangisnya yang tidak ada hentinya."
Kisah
pertemuan Yusuf dengan saudaranya dikisahkan dalam Al-Quran pada surah
"Yusuf" ayat 58 sehingga 69 yang bermaksud :~
"58.~
Dan saudara-saudara Yusuf dtg {ke Mesir} lalu mrk masuk ke {tempat}nya. Maka
Yusuf mengenal mrk, sedang mrk tidak kenal {lagi} kepadanya.59.~ Dan tatkala
Yusuf menyiapkan bhn mknannya, ia berkata: "Bawalah kepadaku saudaramu
yang seayah dengan kamu {Benyamin}, tidaklah kamu melihat bahwa aku
menyempurnakan sukatan dan aku adalah sebaik-baik penerima tamu? 60.~ Jika kamu
tidak membawanya kepadaku, maka kamu tidak akan mendapat sukatan lagi drpku dan
jgn kamu mendekatiku".61.~ Mrk berkata: "Kami akan memujuk ayah kami
untuk membawanya {ke mari} dan sesungguhnya kami benar-benar akan
melaksanakannya".62.~ Yusuf berkata kepada bujang-bujangnya: "
Masukkanlah brg-brg {penukar kepunyaan} mrk ke dalam karung-karung mrk, spy mrk
mengetahui apabila mrk telah kembali kepada keluarganya, mudah-mudahan mrk
kembali lagi".63.~ Maka tatkala mrk telah kembali kepada ayah mrk
{Ya'qub}, mrk berkata: " Wahai ayah kami, kami tidak mendpt sukatan
{gandum} lagi, {jika todak membawa saudara kami}, sebab itu biarkanlah saudara
kami {Benyamin} pergi bersama kami supaya kami mendpt sukatan dan sesungguhnya
kami akan benar-benar menjaganya".64.~ Berkata Ya'qub: "Bagaimana aku
akan mempercayakannya {Benyamin} kepadamu, kecuali seperti aku telah
mempercayakan saudaranya {Yusuf} kepada kamu dahulu?" Maka Allah adalah
sebaik-baik penjaga dan Dia adalah Mahga Penyayang di antara para
penyayang.65.~ Tatkala mrk membuka brg-brgnya, mrk menemukan kembali brg-brg
{penukaran} mrk dikembalikan kepada mrk. Mrk berkata: "Wahai ayah kami,
apa lagi yang kami inginkan. Ini brg-brg kami dikembalikan kepada kami dan kami
akan dpt memberi makan keluarga kami dan kami akan dpt memelihara ksaudra kami
dan kami akan mendapat tambahan sukatan {gandum} seberat seekor unta. Itu
adalah sukatan yang mudah {bagi Raja Mesir}".66.~ Ya'qub berkata :
"Aku sesekali tidak akan melepaskannya {pergi} bersama-sama kamu sebelum
kamu memberikan janji yang teguh atas nama Allah bahwa kamu akan pasti membawanya
kepadaku kembali, Kecuali jika kamu dikepung musuh ". Tatkala mrk memberi
janji mrk, maka Ya'qub berkata: "Allah adalah saksi terhadap yang kami
ucapkan {ini}".67.~ Dan Ya'qub berkata: " Hai anak-anakku, janganlah
kamu masuk bersama-sama dari satu pintu gerbang dan masuklah dari pintu gerbang
yang berlainan namun demikian aku tidak dpt melepaskan kamu brg sedikit pun
daripada {takdir} Allah. Keputusan menetapkan {sesuatu} hanyalah hak Allah;
kepada-Nya aku bertawakkal dan hendaklah kepada-Nya saja orang-orang yang bertawakkal
berserah diri".68.~ Dan tatkala mrk masuk menurut yang diperintahkan ayah
mrk ,maka {cara yang mrk lakukan itu} tiadalah melepaskan mrk sedikit pun
daripada {takdir} Allah, akan tetapi itu hanya suatu keinginan pada diri Ya'qub
yang telah ditetapkannya. Dan sesungguhnya dia mempunyai pengetahuan , karena
Kami telah mengajarkan kepadanya. Akan tetapi kebanyakkan manusia tidak
mengetahui.69.~ Dan tatkala mrk masuk ke {tempat} Yusuf, Yusuf membawa
saudaranya {Benyamin} ke tempatnya. Yusuf berkata: "Sesungguhnya aku {ini}
adalah saudaramu,maka janganlah kamu berdukacita terhadap apa yang mrk telah
lakukan."
Yusuf
menahan Benyamin sebagai tahanan
Yusuf
menerima saudara-saudaranya sebagai tamu selama tiga hari tiga malam. Setelah
selesai masa bertamu bersiap-siaplah mrk untuk pulang kembali ke negerinya,
sesudah karung-karung mrk diisi dengan penuh {gandum} dam bhn-bhn makanan lain
yang mrk perlukan.
Setelah
berjabat tangan, meminta diri dari Yusuf, bergeraklah kafilah mrk menuju pintu
gerbang ke luar kota. Tetapi sebelum kafilah sempat melewati batas kota,
tiba-tiba beberapa pengawal istana yang berkuda mengejar mrk dan memerintah
agar berhenti dan dilarang meneruskan perjalanan, sebelum diadakan pemeriksaan
terhadap brg-brg mrk bawa. Para pengawal mengatakan bahwa sebuah piala gelas
minum raja telah hilang dan mungkin salah seorang drp mrk yang mencurinya.
Kafilah
berhenti di tempat dan dengan hairan berkatalah jurucakap mrk: "Demi Allah
kami dtg kemari bukannya untuk mengacau dan sgt tidak mungkin bahwa salah
seorang drp kami akan mencuri piala itu. Kami adalah putera-putera Ya'qub
pesuruh Allah. Kami sudah merasa berhutang budi kepada raja dan banyak
berterimakasih atas bantuan yang telah diberikan kepada kami. Masakan kami akan
membalas kebaikan hati raja dengan mencuri brg-brgnya? Namun untuk membenarkan
kata-kata kami, kami tidak berkeberatan karung-karung dan brg-brg kami
dibongkar dan digeledah sepuas-puasnya. Dan bila ternyata ada salah seorang drp
kami yang kedapatan piala itu di dalam kumpulan brg-brgnya, kami rela
menyerahkannya kepada raja untuk diberi ganjaran yang setimpal."
Penggeledahan
dilakukan oleh para pengawal, brg-brg serta karung-karung diturunkan dari atas
punggung unta, dibongkar dan diperiksa. Sejurus kemudian berteriaklah salah
seorang pengawal dengan memegang piala di tangannya seraya berkata:
"Inilah dia piala yang hilang."
Para
anggota rombongan terkejut, mengangakan mulut, sambil memandang satu dengan
yang lain kehairan-hairanan, seakan-akan masing-masing bertanya di dalam diri
sendiri, gerangan musibah apakah yang menimpa mrk ini? sgt berat bahkan tidak
mungkin, mrk akanpercaya bahwa salah seorang dari rombongan bersaudara itu
melakukan perbuatan yang akan mencemarkan nama baik mrk. Namun yang mrk
saksikan dengan mata kepalanya masing-masing tidak dpt dimungkiri dan ditolak
kebenarannya.
Bertanya
pemimpin rombongan kepada pengawal, dari mana mrk dptkan piala itu. Mereka
menujukan kepada salah satu bagasi, yang ternyata bahwa bagasi itu adalah
kepunyaan adik bongsu mrk Benyamin. MAka sesuai dengan persetujuan yang telah
disepakati, ditahanlah Benyamin dan tidak diizinkan menyertai rombongan itu
pulang.
Pada masa
itu terbayanglah dihadapan mrk wajah Ya'qub ayah mrk, yang sedang buta dan
mengidap penyakit karena tidak henti-hentinya mengenangkan dan mengingati
Yusuf. Ayah yang dengan susah payah dan dengan rasa berat melepaskan Benyamin
menyertai mrk ke Mesir karena khuatir berulangnya kembali tragedi Yusuf akan
dialami oleh adik bongsunya Benyamin. Bagaimana harus mrk hadapi ayah mrk yang
telah diberikan janji yang teguh atas nama Allah akan membawa Benyamin kembali?
Dan apakah akan percaya ayah mrk bial diberitahu bahwa Benyamin telah ditahan
di Mesir karena mencuri piala raja? Tidakkah berita itu kelak akan menjadikan
penyakit ayah mrk makin parah, bahkan mungkin akan membinasakannya dan
mengakhiri hayatnya?
Selagi
pertanya-pertanya itu berputar di dalam fikiran abg-abgnya, Benyamin termenung
seorang diri, tidak berkata sepakat kata pun. Ia ternganga kehairanan,
bagaimana piala itu boleh didpti di dalam bagasinya. PAdahal ia sesekali tidak
merasa menyentuhnya. Ia ingin menolak tuduhan dan menyangkal dakwaan terhadap
dirinya, namun akan merasa sia-sia belaka, bahkan akan menambah menjengkelkan
para pengawak yang telah mengeluarkan piala dari bagasinya sebagai bukti yang
nyata yang tidak dpt dibantah. Ia hanya berpasrah kepada Allah Yang Mengetahui
bahwa ia bersih dari tuduhan mencuri.
Anggota
rombongan ramai-ramai mendatangi Yusuf, memohon kebijaksanaannya agar menerima
salah seorang drp mrk untuk menggantikan Benyamin sebagai tahanan. Berkata mrk:
"Wahai Paduka Tuan! kami sedar bahwa adik bongsu kami bersalah dan kami
tidak dpt memungkiri kenyataan yang telah kami saksikan dengan mata kepala kami
ketika piala diketemukan di dalam bagasinya. Akan tetapi memohon kebijaksanaan
dan belas kasihan Tuan agar adik kami Benyamin meninggalkan Mesir dan sebagai
gantinya Paduka Tuan dpt menuju salah seorang drp kami sebagai tahanan. Sebab
bila rombongan kami tiba di tempat tanpa Benyamin, hal itu akan sgt menyedihkan
ayah kami, bahkan mungkin dpt membinasakan jiwanya. Ayah kami yang sudah lanjut
usia, hampir mencapai satu abad, berada dalam keadaan sakit, sejak kehinagan
putera kesayangannya Yusuf. Adalah adik kami Benyamin ini yang menjadi
penghibur hatinya yang dirundung duka dan sedih sepanjang hayatnya. Ia bahkan
tidak mengizinkan kami membawanya kemari kalau tidak karena terpaksa telah
berkurangnya persediaan gandum di rumah. Maka sangat kami harapkan belas
kasihan Paduka Tuan kepada ayah kami dengan melepaskan Benyamin dan menahan
salah seorang daripada kami sebagai gantinya."
Yusuf
menolong permohonan abg-abgnya dan berpegang teguh pada persepakatan yang telah
sama dipersetujui, bahwa brg siapa kedapatan piala di dalam bagasinya akan
ditahan, apa lagi menurut syariat Nabi Ya'qub bahwa brg siapa yang mencuri maka
hukumannya ialah si pencuri dijadikan hamba satu tahun lamanya.
Dalam
permusyawaratan yang telah dilakukan oleh abg-abg Yusuf telah gagal memperoleh
persetujuannya melepaskan Benyamin dari tahanan, berkatalah Yahudza, saudara
tertua di antara mrk: "Aku tidak mempunyai muka untuk mengadap ayah tanpa
Benyamin. Kami telah mendurhakai ayah dengan melemparkan Yusuf ke dalam perigi
sehinggakan menjadi ayah menderita sepanjang hayat dan kini akan menambahkan
lagi penderitaan ayah dengan meninggalkan Benyamin seorang diri disini tanpa
kami mengetahui nasib apa yang akan dialaminya sedang kami talah berjanji dan
bersumpah akan membawanya kembali jika apa pun yang akan kami hadapi untuk
menjaga keselamatannya. Karenanya aku akan tinggal disini buat sementara dan
tidak akan pulang ke rumah sebelum ayah memanggilku dan mengizinkanku kembali.
Pergilah kamu segera pulang kembali dan ceritakanlah kepada ayah apa yang telah
terjadi dengan sebenarnya dan bila ayah tidak mempercayaimu, disebabkan
pengalamannya dengan Yusuf, maka biarlah ia menanya kepada kafilah-kafilah dan
orang -orang yang telah menyaksikan peristiwa penggeledahan dengan mata kepala
mrk sendiri di tempat kami ditahan.
Berangkatlah
kafilah Ya'qub kembali ke tanah airnya dengan hanya terdiri dari sembilan
orang, meninggalkan di belakang mrk abg sulungnya Yahudza dan adik bongsunya
Benyamin. Setiba mrk di rumah hanya dengan sembilan orang dan menghadap ayahnya
menceritakan apa yang telah terjadi pada diri Benyamin dan Yahudza. Nabi Ya'qub
berkata seraya berpaling drp mereka dan mengusap dada: "Oh alangkah
sedihnya hatiku karena hilangnya Yusuf yang masih terbayang wajahnya di depan
mataku. Kini kamu tambah lagi penderitaanku dengan meninggalkan Benyamin di
negeri orang untuk kedua kalinya kamu melanggar janjimu dan sumpahmu sendiri
dan untuk kedua kalinya aku kehilangan putera yang sgt aku sayangi dan hanya
dirimu sendirilah yang memandang baik perbuatan itu. Semoga Allah memberi
kesabaran kepadaku dan mempertemukan ku kembali dengan anak-anakku
semuanya."
Berkata
putera-puteranya menjawab: "Wahai ayah! Demi Allah engkau akan mengidap
penyakit yang berat dan akan binasalah engkau bila engkau terus menerus
mengenangkan Yusuf dan tidak berusaha menghilangkan bayangannya dari
fikiranmu."
Menjawab
teguran putera-puteranya itu berucaplah Ya'qub: "Sesungguhnya hanya kepada
Allah aku mengadukan nasibku, kesusahan dan kesedihanku. Aku mengetahui dari
Allah apa yang kamu tidak mengetahuinya."
Kemudian ,
mengenai diri Benyamin yang ditahan oleh pengawal-pengawal kerajaan, maka sepeninggalan
abg-abgnya, oleh Yusuf diberitahu bahwa piala raja yang terdapat di dalam
bagasinya, adalah perbuatan pengawal-pengawalnya yang memang sengaja diperintah
oleh beliau untuk diisikan ke dalam bagasi Benyamin itu dengan maksud
menahannya tinggal bersamanya di dalam istana. Ia membesarkan hati adiknya
dengan meramalkan bahwa akan tiba kelak suatu saat di mana ia dengan adiknya
dan seluruh keluarga akan bertemu dan berkumpul kembali.
Bacalah
tentang isi cerita di atas ayat 70 sehingga 86 dari surah "Yusuf"
yang bermaksud :~
"70.~
Maka tatkala telah disiapkan untuk mrk bhn makanan mrk, Yusuf memasukkan piala
tempat minum ke dalam karung saudaranya. kemudian berteriaklah seseorang yang
menyerukan: "Hai kafilah, sesungguhnya kamu adalah orang-orang yang mencuri".71.~
Mrk menjawab sambil menghadap kepada penyeru-penyeru itu: "Brg apakah yang
hilang drp kamu?"72.~ Penyeru-penyeru itu berkata: "Kami kehilangan
piala raja, dan siapa yang dpt mengembalikannya akan memperoleh bhn makanan {seberat}
beban unta, dan aku menjamin terhadapnya."73.~ Saudara-saudara Yusuf
menjawab: "Demi Allah sesungguhnya kamu mengetahui bahwa kami dtg bukan
untuk membuat kerusakkan di negeri {ini} dan kami bukanlah orang-orang
mencuri".74.~ Mrk berkata: "Tetapi apakah balasan jikalau kamu
betul-betul pendusta?"75.~ Mrk menjawab: "Balasannya ialah pada siapa
ditemukan {brg yang hilang} dalam karungnya, maka dia sendirilah
balasannya". Demikianlah kami memberi pembalasan kepada orang-orang yang
zalim.76.~ Maka mulailah Yusuf memeriksa karung-karung mrk sebelum {memeriksa}
karung saudaranya sendiri, kemudian dia mengeluarkan piala raja itu dari karung
saudaranya. Demikianlah Kami atur untuk {mencapai} maksud Yusuf. Tiadalah patut
Yusuf mneghukum saudaranya menurut undang-undang raja, kecuali Allah
menghendakinya. Kami tinggikan darjat orang yang Kami kehendaki, dan diatas
tiap-tiap orang yang berpengetahuan itu ada lagi Yang Maha Mengetahui.77.~ Mrk
berkata: "Jika ia mencuri maka sesungguhnya telah pernah mencuri pula
saudaranya sebelum itu". Maka Yusuf menyembunyikan kejengkelan itu pada
dirinya dan tidak menampakkannya kepada mrk. Dia berkata: "{Dalam hatinya}
kamu lebih buruk kedudukanmu {sifat-sifatmu} dan Allah Maha Mengetahui apa yang
kamu terangkan itu".78.~ Mrk berkata: "Wahai Al-Aziz! Sesungguhnya ia
mempunyai ayah yang sudah lanjut usianya, lantaran itu ambil salah seorang drp
kami sebagai gantinya. Sesungguhnya kami melihat kamu termasuk orang-orang yang
berbuat baik".79.~ Berkata Yusuf: "Aku mohon perlindungan Allah drp
menahan seorang kecuali orang yang kami ketemukan harta benda kami padanya,
jika kami berbuat demikian, maka benar-benarlah kami, orang-orang yang
zalim".80.~ Maka tatkala mrk berputus asa drp {keputusan} Yusuf, mrk
menyendiri sambil berunding dengan berbisik-bisik. Berkatalah yang tertua di
antara mrk: "Tidakkah kamu mengetahui bahwa sesungguhnya ayahmu telah
mengambil janji drp kami dengan nama Allah dan sebelum itu kamu telah
mensia-siakan Yusuf. Sebab itu aku tidak akan meninggalkan negeri Mesir, sampai
ayahku mengizinkan kepadaku. Dan Dia adalah hakim sebaik-baiknya".81.~
" Kembalilah kepada ayahmu dan berkatalah: " Wahai ayah kami!
Sesungguhnya anak kamu telah mencuri dan kami hanya menyatakan apa yang kami
ketahui dan sesekali tidak dapat menjaga {mengetahui} barang yang ghaib.82~ Dan
tanyalah penduduk negeri yang kami berada di situ dan kafilah yang kami datang
bersamanya dan sesungguhnya kami adalah orang-orang yang benar".83.~
Ya'qub berkata: "Hanya dirimu sendirilah yang memandang baik perbuatan
{yang buruk itu}. Maka kesabaran yang baik itulah {kesabaranku}. Mudah-mudahan
Allah mendatangkan mrk semua kepadaku sesungguhnya Dialah Yang Maha Mengetahui
lagi Maha Bijaksana'.84.~ Dan Ya'qub berpaling dari mrk {anak-anaknya} seraya
berkata: "Aduhai dukacitaku terhadap Yusuf. Dan kedua matanya menjadi
putih karena kesedihan dan dia adalah seorang yang menahan amarahnya {terhadap
anak-anaknya}.85.~ Mrk berkata: "Demi Allah, senantiasa kamu mengingati
Yusuf, sehingga kamu mengidap penyakit yang berat atau termasuk orang-orang
yang binasa".86.~ Ya'qub menjawab: "Sesungguhnya hanyalah kepada
Allah aku mengadu kesusahan dan kesedihan hatiku, dan aku mengetahui dari Allah
apa yang kamu tidak mengetahuinya".
Pertemuan
kembali keluarga Ya'ub
Sejak
kembalinya kafilah putera-puteranya dari Mesir tanpa Benyamin dan Yahudza, maka
duka nestapa dan kesedihan Ya'qub makin mendalam dan menyayat hati. Ia tidak
merasakan tidur bermalam-malam, mengenangkan ketiga puteranya yang tidak
berketentuan tenpat dan nasibnya. Ia hanya terasa terhibur bial ia sedang
menghadap kepada Allah, bersolat, bersujud seraya memohon kepada Allah agar
mengurniainya kesabaran dan keteguhan iman menghadapi ujian dan percubaan yang
sedang ia alami.
Ia
kadangkala berkhalwat seorang diri melepaskan air matanya bercucuran
sebebas-bebasnya untuk melegakan dadanya yang sesak.
Fizikal
Nabi Ya'qub makin hari makin menjadi lemah, tubuhnya makin kurus hungga tunggal
kulit melekat pada tulang, ditambah pula dengan kebutaan matanya yang menjadi
putih. Hal mana menjadikan putera-puteranya khuatir terhadap kelangsungan
hidupnya. Mrk menegurnya dengan mengatakan: "Wahai ayah! Ayah adalah
seorang Nabi dan pesuruh Allah yang drp-Nya wahyu diturunkan dan drpnya kami
mendpt tuntutan dan ajaran beriman. Sampai bilakah ayah bersedih hati dan
mencucurkan air mata mengenangkan Yusuf dan Benyamin. Tidak cukupkah sudah
bahwa banda ayah hanya tinggal kulit di atas tulang dan mata ayah menjadi buta?
Kami sgt khuatir bahwa ayah akan menjadi binasa bila tidak menyedarkan diri dan
berhenti mengenangkan Yusuf dan Benyamin".
Ya'qub
menjawab teguran putera-puteranya itu mengatakan: "Kata-kata teguranmu
bahkan menambahkan kesedihan hatiku dan bahkan membangkitkan kembali
kenangan-kenanganku pada masa yang lalu, di mana semua anak-anak ku berkumpul
di depan mataku. Aku berkeyakinan bahwa Yusuf masih hidup dan suara hatiku
membisikkan kepadaku bahwa ia masih berkeliaran di atas bumi Allah ini, namun
di mana ia berada dan nasib apa yang ia alami, hanya Allahlah yang
mengetahuinya. Bila kamu benar-benar sayang kepadaku dan ingin melegakan hatiku
serta menghilangkan rasa sedih dan dukacitaku, pergilah kamu merantau mencari
jejak Yusuf dan berusahalah sampai menemuinya dan setidak-tidaknya mendapat
keterangan di mana ia berada sekarang dan jangan sesekali berputus asa karena
hanya orang-orang kafirlah yang berputus asa dari rahmat Allah".
Seruan
Ya'qub dipertimbangkan oleh putera-puteranya dan diterimanyalah saranannya,
setidak-tidaknya ia sekadar membesarkan hati si ayah dan meredakan rasa
penderitaannya yang berlarut-larutan. Dan sekali pun mrk merasa tidak mungkin
mendapat Yusuf dalam keadaan hidup, namun bila mrk berhasil memujuk penguasa
Mesir mengembalikan Benyamin, maka hal itu sudah cukup merupakan penghibur bagi
ayah mrk serta ubat yang dpt meringankan rasa sakit hatinya.
Racangan
perjalanan dirundingkan dan terpilihlah Mesir sebagai tujuan pertama dari
perjalanan mrk mencari jejak Yusuf sesuai dengan seruan Ya'qub dengan maksud
sampingan ialah membeli gandum untuk mengisi persediaan yang sudah berkurang.
Tibalah
kafilah putera-putera Ya'qub di Mesir untuk ketiga kalinya dan dalam pertemuan
mrk dengan Yusuf, wakil raja Mesir yang berkuasa, berkatalah jurucakap mrk:
"Wahai Paduka Tuan! Keadaan hidup yang sukar dan melarat di negeri kami
yang disebabkan oleh krisis bhn makanan yang belum teratasi memaksa kami dtg
kembali untuk ketiga kalinya mengharapkan bantuan dan murah hati paduka tuan,
kedatangan kami kali ini juga untuk mengulang permohonan kami kepada paduka
tuan dptlah kiranya adik bongsu kami Benyamin dilepaskan untuk kami bawa
kembali kepada ayahnya yang sudah buta kurus kering dan sakit0sakit sejak
Yusuf, abang Benyamin hilang. Kami sgt mengharapkan kebijaksanaan paduka tuan
agar melepaskan permohonan kami ini, kalau-kalau dengan kembalinya Benyamin
kepada pangkuan ayahnya dpt meringankan penderitaan batinnya serta memulihkan
kembali kesihatan badannya yang hanya tinggal kulit melekat pada
tulangnya."
Kata-kata
yang diucapkan oleh abg-abgnya menimbulkan rasa haru pd diri Yusuf dan tepat
mengenai sasaran di lubuk hatinya, menjadikan ia merasakan bahwa masanya telah
tiba untuk mengenalkan dirinya kepada saudara-saudaranya dan dengan demikian
akan dapat mengakhiri penderitaan ayahnya yang malang itu. Berucaplah Yusuf
kepada saudara-saudaranya secara mengejek: "Masih ingatkah kamu apa yang
telah kamu lakukan terhadap adikmu Yusuf, tatkala kamu memperturutkan hawa
nafsu melemparkannya ke dalam perigi di suatu tempat yang terpencil? Dan masih
teringatkah olehmu tatkala seorang drpmu memegang Yusuf dengan tangannya yang
kuat, menanggalkan pakaiannya daritubuhnya lalu dalam keadaan telanjang bulat
ditinggalkannyalah ia seorang diri di dalam perigi yang gelap dan kering itu,
lalu tanpa menghiraukan ratap tangisnya, kamu kembali pulang ke rumah dengan
rasa puas seakan-akan kamu telah membuang sebuah benda atau seekor binatang
yang tidak patut dikasihani dan dihiraukan nasibnya?"
Mendengar
kata-kata yang diucapkan oleh wakil raja Mesir itu, tercenganglah para saudara
Yusuf, bertanya-tanya kepada diri sendiri masing-masing, seraya mamandang
antara satu dengan yang lain, bagaimana peristiwa itu sampai diketahuinya
secara terperinci, padahal tidak seorang pun drp mereka pernah membocorkan
berita peristiwa itu kepada orang lain, juga kepada Benyamin pun yang sedang
berada di dalam istana raja. Kemudian masing-masing dari mereka menyorotkan
matanya, mulutmya dan seluruh tubuhnya dari kepala sampailah ke kaki. Dicarinya
ciri-ciri khas yang mrk ketahui berada pada tubuh Yusuf semasa kecilnya. Lalu
berbisik-bisiklah mrk dan sejurus kemudian keluarlah dari mulut mereka secara
serentak suara teriakan : "Engkaulah Yusuf".
"Benar",Yusuf
menjawab, "Akulah Yusuf dan ini adalah adikku setunggal ayah dan ibu,
Benyamin. Allah dengan rahmat-Nya telah mengakhiri segala penderitaanku dan
segala ujian berat yang telah aku alami dan dengan rahmat-Nya pula kami telah
dikurniai nikmat rezeki yang melimpah ruah dan penghidupan yang sejahtera. Demikianlah
barangsiapa yang bersabar, bertaqwa serta bertawakkal tidaklah akan luput dari
pahala dan ganjarannya."
Setelah
mendengar pengakuan Yusuf, berubahlah wajah mereka menjadi pucat. Terbayang di
depan mata mrk apa yang mrk perbuat terhadap diri adik mrk Yusuf yang berada di
depan mereka sebagai wakil raja Mesir yang berkuaa penuh. Mereka gelisah tidak
dpt membayangkan pembalasan apa yang akan mrk terima dari Yusuf atas dosa
mereka itu.
Berkatalah
saudara-saudara Yusuf dengan nada yang rendah: "Sesungguhnya kami telah
berdosa terhadap dirimu dan bertindak kejam ketika kami melemparkan kamu ke
dasar telaga. Kami lakukan perbuatan kejam itu, terdorong oleh hawa nafsu dan
bisikan syaitan yang terkutuk. Kami sgt sesalkan peristiwa yang terjadi itu
yang berakibat penderitaan bagimu dan bagi ayah kami.Akan tetapi kini nampak
kepada kami kelebihanmu di atas diri kami dan bagaiman Allah telah mengurniakan
nikmat-Nya kepadamu sebagai ganti penderitaan yang disebabkan oleh perbuatan
kami yang durhaka terhadap dirimu. Maka terserah kepadamu untuk tindakan
pembalasan apakah yang akan engkau timpakan di atas diri kami yang telah
berdosa dan mendurhakaimu".
Berucaplah
Yusuf menenteramkan hati saudara-saudaranya yang sedang ketakutan: "Tidak
ada manfaatnya menyesalkan apa yang telah terjadi dan menggugat
kejadian-kejadian yang telah lalu. Cukuplah sudah bila itu semua menjadi
pengajaran bahwa mengikuti hawa nafsu dan suara syaitan selalu akan membawa
penderitaan dan mengakibatkan kebinasaan di dunia dan di akhirat. Mudah-mudahan
Allah mengampuni segala dosamu, karena Dialah Yang Maha Penyayang serta Maha
Pengampun. Pergilah kamu sekarang juga kembali kepada ayah dengan membawa baju
kemejaku ini. Usapkanlak ia pada kedua belah matanya yang insya-Allh akan
menjadi terang kembali, kemudian bawalah ia bersama semua keluarga ke sini
secepat mungkin."
Maka
bertolaklah kafilah putera-putera Ya'qub dengan diliputi rasa haru bercampur
gembira, kembali menuju ke Palestin membawa berita gembira bagi ayah mereka
yang sedang menanti hasil usaha pencarian Yusuf yang disarankannya. Dan selagi
kafilah sudah mendekati akhir perjalanannya dan hampir memasuki Palestin ayah
mereka Nabi Ya'qub memperoleh firasat bahwa pertemuan dengan Yusuf, putera
kesayangannya sudah berada di ambang pintu. Firasat itu diperolehnya sewaktu ia
berkhalwat seorang diri di mihrab tempat ibadahnya bermunajat kepada Allah,
berzikir dan bersujud seraya melepaskan air matanya bercucuran dan suara
tangisnya menggema di seluruh sudut rumah, sekonyong-konyong suara tangisnya
berbalik menjadi gelak ketawa, air matanya berhenti bercucuran dan keluarlah ia
dari mihrabnya berteriak: "Aku telah mencium bau tubuh Yusuf dan aku yakin
bahwa aku akan menemuinya dalam waktu dekat. Ini bukan khayalan dan bukannya
pula bawaan kelemahan ingatan yang selalu kamu tuduhkan kepadaku."
Sejurus
kemudian berhentilah kafilah di depan pintu rumah turunlah putera-putera Ya'qub
dari atas unta masing-masing, beramai-ramai masuk ke dalam rumah dan
berpeluknyalah ayah sambil mengusapkan baju kemeja Yusuf pada kedua belah
matanya. Seketika itu pula terbuka lebarlah kedua belah mata Ya'qub, bersinar
kembali memandang wajah putera-puteranya dan mendengar kisah perjalanan
putera-puteranya dan bagaimana mrk telah menemukan Yusuf bersama adiknya Benyamin.
Disampaikan pula kepada ayah seruan dan undangan Yusuf agar semua sekeluarga
berhijrah ke Mesir dan bergabung menjadi satu di dalam istananya. Dan segera
berkemas-kemaslah Ya'qub sekeluarga menyiapkan diri untuk berhijrah ke Mesir.
Dirangkulnyalah
si ayah oleh Yusuf seraya mencucurkan air mata setiba Ya'qub di halaman istana
bersama seluruh keluarga. Demikian pula ayah tidak ketinggalan mencucurkan air
mata, namun kali ini adalah air mata suka dan gembira. Semuanya pada merebahkan
diri bersujud sebagai tanda syukur kepada Allah serta penghormatan bagi Yusuf,
kemudian dinaikkannyalah ayah dan ibu tirinya yang juga saudara ibunya ke atas
sigahsana seraya berkata: "Wahai ayahku! Inilah dia takbir mimpiku yang
dahulu itu, menjadi kenyataan. Dan tidak kurang-kurang rahmat dan kurniaan
Allah kepadaku yang telah mengangkatku dari dalam perigi, mengeluarkan aku dari
penjara dan mempertemukan kami semua setelah syaitan telah merusakkan
perhubungan persaudaraan antaraku dan saudara-saudaraku. Sesungguhnya Allah Maha
Lembut terhadap apa yang Dia kehendaki dan sesungguhnya Dialah Yang Maha
Mengetahui lagi Maha Bijaksana".Kemudian Yusuf mengangkat kedua tangannya
berdoa: "Ya Tuhanku! Engkau telah menganugerahkan kepadaku sebahagian
kerajaan dan mengajarkan kepadaku pengentahuan serta kepandaian mentakbir
mimpi. Ya Tuhanku Pencipta langit dan bumi! Engkaulah pelindungku di dunia dan
di akhirat, wafatkanlah aku dalam keadaan Islam, beriman dan bertakwa dan
gabungkanlah aku dengan orang-orang yang soleh."
Bacalah
ayat 87 sehingga 101 dari surah "Yusuf", tentang isi cerita di atas
sebagai berikut :~
"87.~
Berkatalah Ya'qub: " Hai anak-anakku, pergilah kamu maka carilah berita
tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah.
Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kamu
kafir."88.~ Maka ketika mereka masuk ke {Tempat} Yusuf, mereka berkata :
"Hai Al-Aziz, kami dan keluarga kami telah ditimpa kesengsaraan dan kami
datang membawa barang-barang yang tidak berharga, maka sempurnakanlah sukatan
untuk kami dan bersedekahlah kepada kami, sesungguhnya Allah memberi balasan
kepada orang-orang yang bersedekah."89.~ Yusuf berkata: "Apakah kamu
mengetahui {keburukan} apa yang kamu lakukan terhadap Yusuf dan saudaranya
ketika kamu tidak mengetahui {akibat} perbuatanmu itu?"90.~ Mereka
berkata: "Apakah kamu ini benar-benar Yusuf?" Yusuf menjawab:
"Akulah Yusuf dan ini saudaraku. Sesungguhnya Allah telah melimpahkan
kurnia-Nya kepada kami". Sesungguhnya barangsiapa yang bertakwa dan
bersabar, maka sesungguhnya Allah tidak mensia-siakan pahala orang-orang yang
berbuat baik".91.~ Mereka berkata: "Demi Allah, sesungguhnya Allah
telah melebihkankamu atas kami dan sesungguhnya kami adalah orang-orang yang
bersalah {berdosa}".92.~ Dia {Yusuf} berkata: "Pada hari ini tidak
ada cercaan terhadap kamu, mudah-mudahan Allah mengampuni {kamu} dan Dia adalah
Maha Penyayang di antara para penyayang".93.~ Pergilah kamu dengan membawa
baju kemejaku ini, lalu lekatkanlah ia ke wajah ayahku, nanti ia akan melihat
kembali, dan bawalah keluargamu semuanya kepadaku".94.~ Tatkala kafilah
itu telah keluar {dari negeri Mesir} berkata ayah mereka: " Sesungguhnya
aku mencium bau Yusuf sekiranya kamu tidak menuduhku lemah akal {tentu kamu
membenarkan aku}".95.~ Keluarganya berkata: "Demi Allah kamu
sesungguhnya masih dalam kekeliruanmu yang dahulu".96.~ Tatkala telah tiba
pembawa berita gembira itu, maka diletakkannya baju itu ke wajah Ya'qub, lalu
kembalilah dia dapat melihat. Berkata Ya'qub: "Tidakkah aku katakan
kepadamu, bahwa aku mengetahui dari Allah apa yang kamu tidak
mengetahuinya".97.~ Mereka berkata: "Wahai ayah kami! Mohonkanlah
ampun bagi kami terhadap dosa-dosa kami, sesungguhnya kami adalah orang-orang
yang bersalah {berdosa}".98.~ Ya'qub berkata: "Kelak aku akan
memohonkan ampun bagimu kepada Tuhanku. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang".99.~ Maka tatkala mereka masuk ke {tempat } Yusuf,
Yusuf merangkul ibu bapanya dan dia berkata: "Masuklah kamu di negeri
Mesir, insya-Allah dalam keadaan aman".100.~ Dan ia menaikkan kedua ibu
bapanya ke atas singahsana. Dan mereka {semuanya} merebahkan diri seraya sujud
kepada Yusuf. Dan berkata Yusuf: "Wahai ayahku! Inilah takbir mimpiku yang
dahulu itu, sesungguhnya Tuhanku telah menjadikannya suatu kenyataan. Dan
sesungguhnya Tuhanku telah berbuat baik kepadaku, ketika Dia membebaskan aku
dari penjara dan ketika membawa kamu dari dusun padang pasir, setelah syaitan
merusakkan {hubungan} antaraku dan saudara-saudaraku. Sesungguhnya Tuhanku Maha
Lembut terhadap apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dialah Yang Maha
Mengetahui lagi Maha Bijaksana".101.~ Ya Tuhanku, sesungguhnya Engkau
telah menganugerahkan kepadaku sebahagian kerajaan dan telah mengajarkan
kepadaku sebahagian takbir mimpi {ya Tuhanku} Pencipta langit dan bumi.
Engkaulah Pelindungku di dunia dan di akhirat, wafatkanlah aku dalam keadaan
Islam dan gabungkanlah aku dengan orang-orang yang soleh." { Yusuf : 87 ~
101 }
Pelajaran
yang didapat dari kisah Nabi Yusuf A.S.
Banyak
ajaran dan ibrah yang dapat dipetik dari Kisah Nabi Yusuf yang penuh dengan
pengalaman hidup yang kontriversi itu. Di antaranya ialah :~
Bahwasanya
penderitaan seseorang yang nampaknya merupakan suatu musibah dan bencana, pd
hakikatnya dalam banyak hal bahkan merupakan rahmat dan barakah yang masih
terselubung bagi penderitaannya.Karena selalunya bahwa penderitaan yang di
anggapkan itu suatu musibah adalah menjadi permulaan dari kebahagiaan dan
menjadi kesejahteraan yang tidak diduga semula. Demikianlah apa yang telah
dialami oleh Nabi Yusuf dengan pelemparan dirinya ke dalam sebuah perigi oleh
saudara-saudaranya sendiri, disusuli dengan pemenjaraannya oleh para penguasa
Mesir. Semuanya itu merupakan jalan yang harus ditempuh oleh beliau untuk
mencapai puncak kebesaran dan kemuliaan sebagai nabi serta tngkat hidup yang
mewah dan sejahtera sebagai seorang penguasa dalam sebuah kearajaan yang besar
yang dengan kekuasaannya sebagai wakil raja, dapat menghimpunkan kembali
seluruh anggota keluarganya setelah sekian lama berpisah dan bercerai-berai.
Maka
seseorang mukmin yang percaya kepada takdir, tidak sepatutnya merasa kecewa dan
berkecil hati bila tertimpa sesuatu musibah dalam harta kekayaannya, kesihatan
jasmaninya atau keadaan keluarganya. Ia harus menerima percubaan Allah itu dengan
penuh kesabaran dan tawakkal seraya memohon kepada Yang Maha Kuasa agar
melindunginya dan mengampuni segala dosanya, kalau-kalau musibah yang
ditimpakan kepadanya itu merupakan peringatan dari Allah kepadanya untuk
bertaubat.
Dan
sebaliknya bila seseorang mukmin memperoleh nikmat dan kurinia Allah berupa
perluasan rezeki, kesempurnaan kesihatan dan kesejahteraan keluarga, ia tidak
sepatutnya memperlihatkan sukacita dan kegembiraan yang berlebih-lebihan. Ia
bahkan harus bersyukur kepada Allah dengan melipat gandakan amal solehnya
sambil menyedarkan diri bahwa apa yang diperolehnya itu kadang-kadang boleh
tercabut kembali bila Allah menghendakinya. Lihatlah sebagaimana teladan Nabi
Yusuf yang telah kehilangan iman dan tawakkalnya kepada Allah sewaktu berada
seorang diri di dalam perigi mahupun sewaktu merengkok di dalam penjara,
demikian pula sewaktu dia berada dalam suasana kebesarannya sebagai Penguasa
Kerajaan Mesir, ia tidak disilaukan oleh kenikmatan duniawinya dan kekuasaan
besar yang berada di tangannya. Dalam kedua keadaan itu ia tidak melupakan
harapan, syukru dan pujaan kepada Allah dan sedar bahwa dirinya sebagai makhluk
yang lemah tidak berkuasa mempertahankan segala kenikmatan yang diperolehnya
atau menghindarkan diri dari musibah dan penderitaan yang Allah limpahkan
kepadanya. Ia mengembalikan semuanya itu kepada takdir dan kehendak Allah Yang
Maha Kuasa.
Nabi Yusuf
telah memberi contoh dan teladan bagi kemurnian jiwanya dan keteguhan hatinya
tatkala menghadapi godaan Zulaikha, isteri ketua Polis Mesir, majikannya. Ia
diajak berbuat maksiat oleh Zulaikha seorang isteri yang masih muda belia,
cantik dan berpengaruh, sedang ia sendiri berada dalam puncak kemudaannya, di
mana biasanya nafsu berahi seseorang masih berada di tingkat puncaknya. Akan
tetapi ia dapat menguasai dirinya dan dapat mengawal nafsu kemudaannya, menolak
ajak isteri yang menjadi majikannya itu, karena ia takut kepada Allah dan tidak
mahu mengkhianati majikannya yang telah berbuat budi kepadanya dirinya dan
memperlakukannya seolah-olah anggota keluarganya sendiri. Sebagai akibat
penolakannnya itu ia rela dipenjarakan demi mempertahankan keluhuran budinya,
keteguhan imannya dan kemurnian jiwanya.
Nabi Yusuf
memberi contoh tentang sifat seorang kesatria yang enggan dikeluarkan dari
penjara sebelum persoalannya dengan Zulaikha dijernihkan. Ia tidak mahu
dikeluarkan dari penjara kerana memperoleh pengampunan dari Raja, tetapi ia
ingin dikeluarkan sebagai orang yang bersih, suci dan tidak berdosa. Karenanya
ia sebelum menerima undangan raja kepadanya untuk datang ke istana, ia menuntut
agar diselidik lebih dahulu tuduhan-tuduhan palsu dan fitnahan-fitnahan yang
dilekatkan orang kepada dirinya dan dijadikannya alasan untuk memenjarakannya.
Terpaksalah raja Mesir yang memerlukan Yusuf sebagai penasihatnya,
memerintahkan pengusutan kembali peristiwa Yusuf dengan Zulaikha yang akhirnya
dengan terungkapnya kejadian yang sebenar, di mana mereka bersalah dan
memfitnah mengakui bahawa Yusuf adalah seorang yang bersih suci dan tidak
berdosa dan bahwa apa yang dituduhkan kepadanya itu adalah palsu belaka.
Suatu
sifat utama pembawaan jiwa besar Nabi Yusuf menonjol tatkala ia menerima
saudara-saudaranya yang datang ke Mesir untuk memperolehi hak pembelian gandum
dari gudang pemerintah karajaan Mesir. Nabi Yusuf pada masa itu, kalau ia mahu
ia dapat melakukan pembalasan terhadap saudara-saudaranya yang telah melemparkannya
ke dalam sebuah perigi dan memisahkannya dari ayahnya yang sangat dicintai.
Namun sebaliknya ia bahkan menerima mereka dengan ramah-tamah dan melayani
keperluan mereka dengan penuh kasih sayang, seolah-olah tidak pernah terjadi
apa yang telah dialami akibat tindakan saudara-saudaranya yang kejam dan tidak
berperikemanusiaan. Demikianlah Nabi Yusuf dengan jiwa besarnya telah melupakan
semua penderitaan pahit yang telah dialaminya akibat tindakan
saudara-saudaranya itu dengan memberi pengampunan kepada mereka, padahal ia
berada dalam keadaan yang memungkinkannya melakukan pembalasan yang setimpal.
Dan pengampunan yang demikian itulah yang akan berkesan kepada orang yang
diampuni dan yang telah dianjurkan oleh Allah dan Rasul-Nya dalam beberapa ayat
Al-Quran dan beberapa hadis nabawi.