- Spesifisitas: Sistem imun mampu mengenali dan merespons antigen yang spesifik, dengan menghasilkan antibodi atau sel T yang sesuai dengan epitop yang terdapat pada antigen.
- Diferensiasi sel imun: Sel imun, seperti sel B dan sel T, memiliki kemampuan untuk berdiferensiasi menjadi sel-sel yang memiliki fungsi dan karakteristik yang berbeda.
- Sifat memori: Sistem imun mampu "mengingat" antigen yang pernah dihadapi sebelumnya, sehingga dapat merespons dengan lebih cepat dan efisien jika antigen tersebut muncul kembali di masa depan.
- Self-tolerance: Sistem imun memiliki kemampuan untuk mengenali dan tidak merespons komponen tubuh yang sehat (self), sehingga tidak menyerang atau merusak sel dan jaringan tubuh sendiri.
- Regulasi: Sistem imun juga memiliki mekanisme untuk mengatur dan mengontrol aktivitas sel-sel imun, sehingga tidak terjadi reaksi berlebihan atau kelebihan aktivitas yang dapat merusak sel dan jaringan tubuh.
- Konsep pembelajaran yang berhubungan dengan sistem kekebalan tubuh atau sistem imun adalah tentang cara tubuh kita melawan infeksi dan penyakit. Ada beberapa konsep yang terkait dengan pembelajaran tentang sistem imun, di antaranya:
- Fungsi sistem imun: Pembelajaran tentang fungsi sistem kekebalan tubuh adalah hal penting dalam memahami bagaimana tubuh kita melindungi diri dari infeksi. Konsep ini meliputi proses pengenalan patogen, respons imun, dan pembentukan imunitas jangka panjang.
- Kebutuhan gizi dan aktivitas fisik: Kebutuhan gizi dan aktivitas fisik yang cukup sangat penting dalam menjaga kesehatan sistem imun. Konsep ini dapat dijelaskan melalui pembelajaran tentang makanan dan nutrisi yang mendukung sistem kekebalan tubuh serta pentingnya olahraga untuk menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan.
- Vaksinasi: Vaksinasi adalah salah satu cara terbaik untuk melindungi tubuh dari penyakit infeksi. Konsep ini mencakup pembelajaran tentang jenis-jenis vaksin, bagaimana vaksin bekerja dalam tubuh, dan pentingnya vaksinasi dalam mencegah penyebaran penyakit.
- Antibiotik: Antibiotik adalah obat yang digunakan untuk melawan infeksi bakteri. Pembelajaran tentang antibiotik dapat mencakup penjelasan tentang bagaimana antibiotik bekerja, kapan dan bagaimana cara penggunaannya yang tepat, serta bahaya dari penggunaan antibiotik yang tidak tepat.
- Penyakit autoimun: Penyakit autoimun terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan tubuh sendiri. Pembelajaran tentang penyakit autoimun dapat mencakup penjelasan tentang jenis-jenis penyakit ini, gejala-gejalanya, dan pengobatan yang tersedia.
- Dalam rangka memahami sistem kekebalan tubuh dan cara melindungi tubuh dari penyakit, penting bagi kita untuk mempelajari dan memahami konsep-konsep tersebut.
Pertahanan apa saja yang diperlukan dalam menjaga immun kita ?
- Untuk menjaga sistem kekebalan tubuh atau sistem imun kita tetap sehat, ada beberapa hal yang perlu dilakukan. Beberapa pertahanan yang diperlukan dalam menjaga sistem kekebalan tubuh kita antara lain:
- Makan makanan yang sehat dan seimbang: Nutrisi yang tepat sangat penting untuk menjaga sistem kekebalan tubuh kita tetap sehat. Makan makanan yang sehat dan seimbang seperti buah-buahan, sayuran, biji-bijian, protein sehat, dan lemak sehat dapat membantu memperkuat sistem kekebalan tubuh kita.
- Olahraga secara teratur: Olahraga secara teratur dapat membantu meningkatkan sirkulasi darah, memperkuat otot dan tulang, serta membantu sistem kekebalan tubuh kita melawan infeksi.
- Tidur yang cukup: Tidur yang cukup sangat penting untuk memperbaiki dan memperbaharui sel-sel tubuh kita. Kurang tidur dapat memengaruhi sistem kekebalan tubuh dan membuat kita lebih rentan terhadap infeksi.
- Hindari stres yang berlebihan: Stres yang berlebihan dapat memengaruhi sistem kekebalan tubuh dan membuat kita lebih rentan terhadap infeksi. Hindari stres dengan melakukan relaksasi atau meditasi, atau mencari bantuan dari profesional kesehatan jika perlu.
- Vaksinasi: Vaksinasi adalah cara yang efektif untuk melindungi diri kita dari penyakit infeksi dan menjaga sistem kekebalan tubuh tetap sehat.
- Hindari merokok dan konsumsi alkohol yang berlebihan: Merokok dan konsumsi alkohol yang berlebihan dapat merusak sistem kekebalan tubuh dan membuat kita lebih rentan terhadap infeksi.
- Dengan menjaga kesehatan secara keseluruhan, kita dapat membantu meningkatkan dan mempertahankan sistem kekebalan tubuh kita untuk melawan infeksi dan menjaga kesehatan kita secara umum.System immun ada 2 pertahanan yaitu non specific atau innate dan pertahanan specific bagaimana itu ?
Sistem kekebalan tubuh atau sistem imun kita terdiri dari dua jenis pertahanan utama yaitu pertahanan non-spesifik (innate) dan pertahanan spesifik (adaptive) Bagaimana menjelaskannya .
- Pertahanan non-spesifik (innate): Pertahanan non-spesifik merupakan pertahanan pertama tubuh terhadap invasi patogen atau benda asing. Pertahanan ini terdiri dari beberapa mekanisme, seperti kulit dan selaput lendir, asam lambung, dan enzim yang terdapat pada air mata, air liur, dan lendir hidung. Selain itu, sel-sel imun non-spesifik seperti neutrofil, makrofag, dan sel NK (Natural Killer) juga terlibat dalam pertahanan non-spesifik. Pertahanan ini bekerja dengan cara mengenali dan menyerang semua jenis patogen yang masuk ke dalam tubuh, tanpa membedakan jenis patogen tersebut.
- Pertahanan spesifik (adaptive): Pertahanan spesifik adalah pertahanan yang lebih kompleks dan terjadi pada saat pertahanan non-spesifik tidak cukup efektif untuk mengatasi patogen. Pertahanan spesifik bekerja dengan cara mengenali dan menyerang patogen secara spesifik dengan menghasilkan respons imun yang diarahkan pada patogen tertentu. Pertahanan spesifik melibatkan sel-sel imun yang disebut sel B dan sel T, yang memproduksi antibodi dan sel memori yang memungkinkan sistem kekebalan tubuh untuk mengenali patogen yang sama di masa depan.
- Dalam rangka menjaga kesehatan dan kekebalan tubuh yang optimal, baik pertahanan non-spesifik maupun spesifik harus berfungsi dengan baik. Keduanya saling bekerja sama dan saling melengkapi dalam menjaga tubuh kita dari infeksi dan penyakit.
- Pertahanan non-spesifik atau innate terdiri dari dua jenis yaitu pertahanan non-spesifik eksternal dan pertahanan non-spesifik internal.
- Pertahanan non-spesifik eksternal: Pertahanan non-spesifik eksternal adalah pertahanan yang terletak di luar tubuh kita, seperti kulit dan selaput lendir. Kulit adalah penghalang fisik pertama yang melindungi tubuh dari invasi patogen, sementara selaput lendir melindungi rongga-rongga tubuh seperti hidung, mulut, dan usus. Selain itu, beberapa substansi kimia seperti asam lambung di perut dan enzim pada air mata dan lendir hidung juga membantu dalam pertahanan non-spesifik eksternal.
- Pertahanan non-spesifik internal: Pertahanan non-spesifik internal adalah pertahanan yang terletak di dalam tubuh kita, seperti sel-sel imun non-spesifik seperti neutrofil, makrofag, dan sel NK (Natural Killer). Sel-sel ini berfungsi untuk mengenali dan menyerang patogen yang masuk ke dalam tubuh, termasuk virus, bakteri, dan jamur. Selain itu, sistem komplemen, yang terdiri dari sejumlah protein dalam darah, juga membantu dalam pertahanan non-spesifik internal dengan cara menyerang patogen dan merangsang respon imun.
- Keduanya, baik pertahanan non-spesifik eksternal maupun internal, berfungsi untuk melindungi tubuh kita dari invasi patogen dan menjaga kesehatan kita secara keseluruhan.
- Neutrofil, makrofag, sel NK (Natural Killer), sel dendritik, basofil, dan eosinofil adalah jenis sel imun yang terdapat di dalam tubuh kita. Mereka dapat ditemukan di berbagai bagian tubuh, termasuk dalam cairan limfe, cairan ekstraselular, dan jaringan tubuh.
- Cairan limfe adalah cairan yang berada di dalam sistem limfatik, yang merupakan jaringan pembuluh limfe dan organ limfatik seperti kelenjar getah bening, tonsil, dan limpa.
- Cairan limfe mengandung berbagai jenis sel imun, termasuk sel-sel imun yang disebut limfosit, serta sel-sel imun non-spesifik seperti neutrofil, makrofag, dan sel dendritik.
- Cairan ekstraselular adalah cairan yang berada di antara sel-sel tubuh, dan membentuk sekitar 15% hingga 20% dari total berat tubuh kita.
- Cairan ekstraselular mengandung berbagai jenis sel imun, termasuk sel-sel imun non-spesifik seperti neutrofil, makrofag, sel dendritik, basofil, dan eosinofil. Sel-sel imun ini berperan dalam mengenali dan menyerang patogen yang masuk ke dalam tubuh.
- Jadi, neutrofil, makrofag, sel NK, basofil, eosinofil, dan sel dendritik dapat ditemukan baik dalam cairan limfe maupun dalam cairan ekstraselular.
- Mereka berenang dan berpindah-pindah dalam kedua cairan tersebut untuk melakukan fungsinya dalam sistem kekebalan tubuh.
Sel Immun apa yang terus berpatroli diantara kulit dan pembuluh darah kita ?
- Ya, sel-sel kekebalan seperti neutrofil, makrofag, sel dendritik, dan sel NK dapat berpatroli di antara kulit dan pembuluh darah.
- Sel-sel kekebalan tersebut dapat berpindah-pindah di dalam cairan ekstraselular, yang meliputi ruang di antara sel-sel kulit dan pembuluh darah. Selain itu, beberapa sel imun dapat bergerak masuk ke dalam jaringan kulit untuk melindungi tubuh dari patogen yang menyerang melalui kulit, seperti bakteri dan virus.
- Sel-sel kekebalan dapat mendeteksi dan mengenali patogen yang masuk ke dalam tubuh, dan kemudian mengirimkan sinyal-sinyal ke sel-sel kekebalan lain untuk melawan patogen tersebut. Selain itu, sel-sel kekebalan juga dapat menyerang sel-sel tubuh yang terinfeksi virus atau sel-sel kanker yang abnormal.
- Jadi, sel-sel kekebalan dapat berpatroli di antara kulit dan pembuluh darah untuk melindungi tubuh dari ancaman patogen dan menjaga kesehatan kita secara keseluruhan.
Sel Immun dalam berkolaborasi berkomunikasi menggunakan sinyal berupa interleukin. Interferon bagaimana menjelaskan sinyal sinyal itu dijelaskan ?
- Ya, interleukin dan interferon adalah contoh sinyal atau protein yang dihasilkan oleh sel-sel kekebalan dalam cairan ekstraselular.
- Interleukin adalah protein yang dihasilkan oleh berbagai jenis sel kekebalan, termasuk sel T dan sel B, serta sel dendritik, makrofag, dan neutrofil.
- Interleukin berperan dalam memicu dan mengatur respons kekebalan tubuh, termasuk memperkuat aktivitas sel-sel kekebalan lain dan membantu menghancurkan patogen yang masuk ke dalam tubuh.
- Sementara itu, interferon adalah jenis protein kekebalan tubuh yang dihasilkan oleh sel-sel tubuh ketika terjadi infeksi virus.
- Interferon berperan dalam melindungi sel-sel tubuh yang belum terinfeksi virus dari serangan virus, dengan cara menghambat replikasi virus dan meningkatkan aktivitas sel-sel kekebalan untuk memerangi virus tersebut.
- Kedua jenis protein ini dapat ditemukan di dalam cairan ekstraselular, termasuk di antara kulit dan pembuluh darah, dan merupakan bagian dari sistem kekebalan non-spesifik yang membantu melindungi tubuh dari serangan patogen dan menjaga kesehatan kita secara keseluruhan.
Adakah sinyal lain yang dikeluarkan ke cairan ini seperti heparin histamin dari basophil bagaimana sinyal itu bekerja dan direspon ?
Ya, selain interleukin dan interferon, ada berbagai sinyal kimia atau protein yang dihasilkan oleh sel-sel kekebalan dalam cairan ekstraselular untuk membantu melawan patogen dan menjaga kesehatan tubuh. Beberapa contoh lainnya antara lain:
- Histamin: dihasilkan oleh sel mast dan sel basofil, histamin dapat merangsang pembuluh darah untuk melebar (vasodilatasi) dan menghasilkan respon inflamasi yang mengarah pada bengkak dan kemerahan pada area yang terinfeksi.
- Heparin: juga dihasilkan oleh sel mast dan sel basofil, heparin berfungsi sebagai antikoagulan yang dapat menghambat pembekuan darah, sehingga membantu mencegah pembekuan darah yang tidak diinginkan selama respon inflamasi.
- Sitokin: protein yang dihasilkan oleh sel-sel kekebalan, sitokin berperan dalam memicu dan mengatur respons kekebalan tubuh, termasuk memperkuat aktivitas sel-sel kekebalan lain dan membantu menghancurkan patogen yang masuk ke dalam tubuh.
- Komplement: serangkaian protein yang berfungsi untuk melengkapi dan memperkuat respon kekebalan tubuh, termasuk membantu menghancurkan patogen dan meningkatkan kemampuan sel-sel kekebalan untuk menyerang patogen.
- Sinyal-sinyal kimia atau protein yang dihasilkan oleh sel-sel kekebalan dalam cairan ekstraselular ini bekerja bersama-sama untuk membantu melindungi tubuh dari serangan patogen dan menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan.
Apakah antibody berupa immunoglobulin yang diproduksi oleh Lymposit B bekerja dan berada ?
- Ya, antibody atau imunoglobulin (Ig) juga dapat ditemukan dalam cairan ekstraselular. Imunoglobulin adalah jenis protein kekebalan yang dihasilkan oleh sel-sel B dan berfungsi untuk mengenali dan menyerang patogen yang masuk ke dalam tubuh.
- Setelah terpapar patogen, sel-sel B akan menghasilkan Ig yang spesifik untuk mengenali dan menetralkan patogen tersebut. Imunoglobulin yang dihasilkan kemudian dapat ditemukan dalam cairan ekstraselular, termasuk di antara kulit dan pembuluh darah, serta dalam darah, air mata, dan air susu ibu.
- Imunoglobulin dalam cairan ekstraselular berfungsi sebagai bagian dari sistem kekebalan spesifik, yang menargetkan patogen yang spesifik. Dalam beberapa kasus, Ig juga dapat terikat pada sel-sel target dan memicu respon imun tertentu, seperti reaksi alergi.
- Secara umum, sinyal kimia dan protein yang dihasilkan oleh sel-sel kekebalan, termasuk imunoglobulin, bekerja bersama-sama untuk melindungi tubuh dari serangan patogen dan menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan.
- Ya, pertempuran antara sel-sel kekebalan dan patogen dalam cairan ekstraselular dapat dilaporkan ke dalam sistem kekebalan tubuh yang lebih luas, termasuk ke dalam pembuluh darah dan sistem limfatik.
- Selama respon kekebalan, sel-sel kekebalan dapat mengambil sampel dari lingkungan sekitarnya dan mengirim informasi tentang patogen yang terdeteksi ke sel-sel kekebalan lain di seluruh tubuh. Ini dapat dilakukan melalui berbagai mekanisme, termasuk pengiriman sinyal kimia melalui cairan ekstraselular, serta pengiriman sel-sel kekebalan ke lokasi patogen untuk memerangi infeksi.
- Sel-sel kekebalan yang terinfeksi dapat menelan patogen, menghancurkannya dan mempresentasikan fragmen patogen yang terdegradasi (antigen) pada permukaan sel. Sel-sel yang dipresentasikan kemudian dapat diakses oleh sel-sel kekebalan lainnya, seperti sel T dan sel B, yang akan merespons dan menghasilkan respon kekebalan yang lebih terfokus dan lebih kuat.
- Pembuluh darah dan sistem limfatik berperan penting dalam membantu sel-sel kekebalan menyebar ke seluruh tubuh dan mengirimkan informasi tentang patogen yang terdeteksi. Melalui proses ini, sistem kekebalan tubuh dapat merespons infeksi dengan cepat dan efektif, membantu melindungi tubuh dari penyakit dan menjaga kesehatan secara keseluruhan.
- Sel-sel makrofag dan sel dendritik yang aktif dalam menyerang patogen dan menginisiasi respon imun juga dapat memberikan laporan atau sinyal kimia tentang infeksi atau keberadaan patogen.
- Setelah menelan dan mencerna patogen, sel makrofag akan mempresentasikan fragmen patogen pada permukaannya, yang dapat dikenali oleh sel-sel kekebalan lainnya.
- Sel-sel makrofag juga dapat memproduksi berbagai sinyal kimia, seperti interleukin dan sitokin, yang dapat memicu respon kekebalan dan membantu menarik sel-sel kekebalan lainnya ke lokasi infeksi.
- Sel dendritik, seperti sel makrofag, juga dapat menelan dan mencerna patogen, dan kemudian mempresentasikan fragmen patogen pada permukaannya.
- Sel dendritik juga dapat memproduksi sinyal kimia yang memicu respon kekebalan dan membantu mengarahkan sel-sel kekebalan ke lokasi infeksi.
- Selain itu, sel-sel T dan sel B juga dapat memberikan laporan tentang patogen yang terdeteksi. Setelah diaktifkan oleh antigen yang dipresentasikan oleh sel-sel makrofag atau sel dendritik, sel-sel T dan sel B akan merespons dan menghasilkan sinyal kimia, termasuk sitokin dan interleukin, yang memicu respon kekebalan yang lebih spesifik dan lebih terfokus.
- Sinyal histamin yang dikeluarkan oleh sel basofil dapat menyebabkan vasodilatasi, yaitu pelebaran pembuluh darah, dan meningkatkan permeabilitas pembuluh darah. Hal ini dapat menyebabkan aliran darah yang lebih besar ke daerah yang terinfeksi atau terluka, serta memungkinkan sel-sel kekebalan untuk menyebar ke daerah tersebut dan melawan patogen.
- Namun, perlu diingat bahwa sinyal histamin ini hanya akan memicu respons awal dari sistem kekebalan tubuh, yang tergolong dalam pertahanan non-spesifik atau non-specific immunity. Respons ini sering disebut sebagai respon inflamasi, dan bertujuan untuk memulai proses penyembuhan dan perbaikan jaringan yang terluka atau terinfeksi.
- Setelah respon inflamasi ini terjadi, sel-sel kekebalan spesifik, seperti sel T dan sel B, akan mulai memproduksi antibodi dan merespons dengan cara yang lebih terfokus dan lebih spesifik terhadap patogen yang terdeteksi. Ini disebut sebagai respon kekebalan adaptif atau pertahanan spesifik.
- Jadi, sinyal histamin dari sel basofil dapat memicu respons awal dari sistem kekebalan dan menyebabkan inflamasi, tetapi respon ini hanya bersifat sementara dan bertujuan untuk memulai proses penyembuhan. Untuk melawan patogen secara efektif, diperlukan respon kekebalan yang lebih spesifik dan terfokus dari sel-sel kekebalan spesifik, seperti sel T dan sel B.
- Pelebaran pembuluh darah atau vasodilatasi dapat meningkatkan aliran darah ke daerah yang terinfeksi, sehingga pasokan oksigen dan nutrisi dapat meningkat. Selain itu, pelebaran pembuluh darah juga memungkinkan sel-sel kekebalan untuk bergerak lebih bebas dan mengakses daerah yang terinfeksi.
- Namun, perlu diingat bahwa pelebaran pembuluh darah juga dapat menyebabkan peningkatan aliran cairan ke daerah yang terinfeksi, yang menyebabkan pembengkakan dan rasa sakit. Selain itu, pelebaran pembuluh darah tidak selalu terjadi di lokasi infeksi, dan dapat terjadi di area yang lebih luas sebagai bagian dari respons inflamasi.
- Dalam situasi infeksi, sementara pelebaran pembuluh darah dapat membantu memperbaiki aliran darah dan pasokan nutrisi ke daerah yang terinfeksi, namun hal ini mungkin tidak cukup untuk sepenuhnya memenuhi kebutuhan energi dan oksigen yang dibutuhkan oleh sel-sel yang terinfeksi. Oleh karena itu, selain respons inflamasi dan pertahanan non-spesifik, sistem kekebalan juga perlu mengaktifkan respon kekebalan adaptif atau spesifik untuk melawan patogen secara efektif dan mempercepat proses penyembuhan.
Karena aliran cepat oksidasi besar apakah bisa memacu suhu tubuh sekitar inflamasi jadi tinggi?
- Ya, respons inflamasi pada umumnya dapat meningkatkan suhu tubuh karena pelepasan zat-zat inflamasi seperti prostaglandin dan sitokin, yang dapat memicu peningkatan suhu tubuh. Peningkatan suhu tubuh ini disebut sebagai demam atau pireksi.
- Prostaglandin dan sitokin dilepaskan oleh sel-sel sistem kekebalan dan mengaktifkan kelenjar di hipotalamus di otak untuk melepaskan hormon yang disebut prostaglandin E2 (PGE2). PGE2 kemudian memicu peningkatan suhu tubuh melalui mekanisme yang disebut sebagai termoregulasi.
- Pelepasan zat-zat inflamasi ini dapat terjadi dalam situasi infeksi atau respons inflamasi lainnya, dan merupakan bagian dari respons non-spesifik tubuh terhadap patogen atau cedera.
- Peningkatan suhu tubuh ini memiliki tujuan untuk meningkatkan aktivitas sistem kekebalan dan membantu melawan patogen atau mempercepat proses penyembuhan. Namun, demam yang terlalu tinggi dapat menyebabkan masalah kesehatan dan memerlukan intervensi medis.
Apakah suhu meningkat akinat regulasi hypothalamus bisa membuat enzim patogen yang tersusun dari protein, proteinnys mengalami denaturasi?
- Peningkatan suhu tubuh yang terjadi selama demam dapat mempengaruhi kinerja enzim pada patogen yang menyerang tubuh. Kenaikan suhu tubuh yang diatur oleh hipotalamus dapat memicu denaturasi atau kerusakan pada enzim patogen, terutama pada enzim yang terbuat dari protein dan sensitif terhadap suhu tinggi.
- Namun, selain mempengaruhi enzim patogen, peningkatan suhu tubuh juga dapat mempercepat respons imun tubuh terhadap infeksi atau cedera.
- Sel-sel kekebalan tubuh seperti makrofag dan limfosit dapat lebih aktif dan efektif dalam melawan patogen pada suhu tubuh yang lebih tinggi. Oleh karena itu, demam pada umumnya dianggap sebagai mekanisme perlindungan tubuh terhadap infeksi atau cedera, meskipun dalam kasus yang parah dapat menyebabkan masalah kesehatan yang lebih serius.
Berarti jika seorang yang demam tinggi kemudian bisa suhunya semakin normal itu pertempuran dengan patogen maksimal sehingga jika suhunya turun udah lewat fase kritisnya apakah benar demikian?
- Tinggi atau turunnya suhu tubuh pada saat demam merupakan mekanisme tubuh untuk membantu melawan infeksi atau cedera. Pada kondisi demam, suhu tubuh bisa naik hingga di atas 38 derajat Celsius. Saat suhu tubuh tinggi, sistem kekebalan tubuh bekerja lebih efektif dan dapat mempercepat proses pemusnahan patogen.
- Namun, tidak selalu benar bahwa suhu tubuh yang turun menandakan bahwa pertempuran dengan patogen sudah berakhir atau sudah melewati fase kritisnya. Peningkatan suhu tubuh dan demam merupakan respons tubuh terhadap infeksi atau cedera yang berkelanjutan, dan dapat berlangsung selama beberapa hari atau bahkan minggu.
- Ketika suhu tubuh turun, ini bisa menunjukkan bahwa infeksi atau cedera sudah mulai berkurang atau teratasi, tetapi bisa juga karena intervensi medis seperti pemberian obat penurun panas. Suhu tubuh yang normal bukanlah tanda pasti bahwa infeksi sudah sembuh atau bahwa pertempuran dengan patogen sudah selesai. Penting untuk memperhatikan gejala dan kondisi kesehatan secara menyeluruh dan berkonsultasi dengan dokter jika ada gejala yang memburuk atau tidak kunjung sembuh.
- Ya, hal tersebut benar. Neutrofil adalah sel darah putih yang terlibat dalam pertahanan non spesifik atau non specific defense, yang bekerja untuk melindungi tubuh dari infeksi. Salah satu cara di mana neutrofil melawan patogen adalah dengan menelan dan menghancurkannya melalui proses fagositosis.
- Setelah menelan patogen, neutrofil dapat mati dan melepaskan isi selnya, termasuk enzim lisosomal dan sitokin. Enzim lisosomal ini dapat merusak patogen dan jaringan yang terinfeksi, sementara sitokin dapat mengaktifkan respons imun yang lebih luas di dalam tubuh. Kematian dan pelepasan isi sel dari neutrofil dapat membentuk nanah, yang terdiri dari sel-sel mati dan sisa-sisa jaringan yang terinfeksi.
- Nanah dapat terbentuk di bawah permukaan kulit ketika sel neutrofil memigrasi ke daerah yang terinfeksi, membentuk fokus infeksi, dan melakukan fagositosis. Setelah fokus infeksi dibersihkan, sisa-sisa sel neutrofil dan patogen yang telah dimusnahkan kemudian dikeluarkan keluar melalui luka atau infeksi kulit, dan terkadang membentuk nanah di permukaan kulit.
Komplement protein itu di pertempuran internal di cairan ekstra sel berperan apa ?
- Komplemen protein adalah sekumpulan protein dalam darah dan cairan ekstraselular yang berperan dalam sistem pertahanan tubuh melawan infeksi dan penyakit. Komplemen protein terutama terlibat dalam pertahanan non-spesifik atau non-specific defense.
- Komplemen protein dapat diaktifkan melalui jalur klasik, jalur alternatif, dan jalur lektin. Setelah diaktifkan, komplemen protein akan melepaskan peptida sitotoksik dan membentuk pori pada membran sel bakteri atau virus, sehingga menyebabkan kerusakan seluler dan membunuh patogen.
- Komplemen protein juga dapat menarik sel fagositik seperti makrofag dan neutrofil ke lokasi infeksi untuk membantu membersihkan patogen. Selain itu, komplemen protein juga dapat mengikat dan menghilangkan kompleks antigen-antibodi dari sirkulasi darah.
- Dalam pertempuran internal, komplemen protein terutama berada di cairan ekstraselular, seperti plasma darah dan cairan interstisial, tempat mereka dapat dengan mudah diaktifkan dan berinteraksi dengan patogen. Oleh karena itu, komplemen protein berperan penting dalam pertahanan tubuh terhadap infeksi dan penyakit.
Siapa yang mengaktifkan sehingga mekanisme protein komplement menjadi aktif?
- Proses aktivasi komplemen dapat dimulai melalui tiga jalur yang berbeda, yaitu jalur klasik, jalur alternatif, dan jalur lektin. Setiap jalur memiliki komplemen protein spesifik yang terlibat dalam aktivasi dan mekanisme pertahanan tubuh yang berbeda.
- Jalur Klasik: Jalur ini diaktifkan ketika antibodi yang disebut imunoglobulin G (IgG) atau imunoglobulin M (IgM) terikat pada patogen. Antibodi ini akan mengaktifkan komplemen protein C1q, yang kemudian mengaktifkan komplemen protein lainnya, seperti C2 dan C4. Aktivasi lanjutan dari komplemen protein ini akan membentuk kompleks seringgi-C3b, yang berperan dalam fagositosis.
- Jalur Alternatif: Jalur ini diaktifkan ketika patogen langsung berinteraksi dengan komplemen protein dalam darah, seperti C3. Aktivasi komplemen protein ini akan membentuk kompleks C3bBb, yang kemudian akan menarik protein komplemen lainnya dan membentuk C5 convertase. C5 convertase akan memotong C5 dan membentuk kompleks MAC (Membrane Attack Complex), yang merusak dinding sel patogen.
- Jalur Lektin: Jalur ini diaktifkan ketika protein lektin mengikat patogen dan berinteraksi dengan komplemen protein, seperti C2 dan C4. Aktivasi komplemen protein ini akan membentuk kompleks seringgi-C3b, yang berperan dalam fagositosis.
- Dalam ketiga jalur tersebut, aktivasi komplemen protein terjadi secara berurutan dan menghasilkan kompleks protein komplemen yang dapat menghancurkan patogen. Proses aktivasi komplemen ini dapat dilakukan oleh berbagai macam sel, seperti sel-sel imun seperti makrofag dan sel dendritik, serta otein khusus dalam darah.
- Jika patogen berhasil melewati pertahanan non-specific dan memasuki pembuluh darah, maka sel B dan sel T akan mulai berperan sebagai pertahanan spesifik atau adaptif.
- Sel B akan mengenali patogen melalui protein permukaan yang disebut sebagai antigen, dan kemudian memproduksi antibodi yang akan melawan patogen tersebut. Antibodi akan berikatan dengan antigen pada permukaan patogen dan membantu memfasilitasi penghancuran patogen oleh sel-sel lain dalam sistem kekebalan tubuh.
- Sel T juga akan mengenali patogen dan memperkuat respons imun dengan berinteraksi dengan sel-sel yang terinfeksi oleh patogen. Sel T akan membantu merangsang sel-sel yang terinfeksi untuk menghancurkan patogen dan memproduksi sitokin, suatu sinyal kimia yang membantu koordinasi respon imun.
- Dalam pertahanan spesifik, sistem kekebalan tubuh secara selektif merespon antigen tertentu yang dihadapi dan menghasilkan respons yang lebih spesifik dan kuat dalam melawan patogen tersebut. Hal ini berbeda dengan pertahanan non-spesifik yang tidak membedakan antara patogen yang berbeda dan memberikan respons yang sama untuk setiap patogen.
Pertanyaannya setelah terjadi ikatan paratope dan epitope antigen siapa yang memakan patogen itu?
- Setelah terjadi ikatan antara paratope pada antibodi dan epitope pada antigen, sel-sel efektor dalam sistem kekebalan tubuh akan diaktifkan untuk menghancurkan patogen tersebut.
- Sel-sel efektor yang terlibat dalam respons imun spesifik meliputi sel-sel NK (Natural Killer) dan sel-sel sitotoksik seperti sel-sel T CD8+. Sel-sel efektor ini memiliki kemampuan untuk membunuh sel-sel yang terinfeksi oleh patogen dan merusak patogen tersebut.
- Selain itu, sel-sel fagosit seperti makrofag dan sel dendritik juga dapat berperan dalam mengambil dan mencerna patogen yang diikat oleh antibodi. Mereka akan menelan dan mencerna patogen yang telah diikat oleh antibodi, sehingga mempercepat penghapusan patogen dari tubuh.
- Dalam beberapa kasus, patogen yang diikat oleh antibodi juga dapat dilekatkan oleh komponen lain dari sistem kekebalan tubuh, seperti protein komplemen atau sel mast. Hal ini dapat meningkatkan kemampuan sistem kekebalan tubuh dalam menghancurkan patogen dan membersihkan infeksi.
Dari kerja antibody kan ada yang menggumpalkan( Aglutinasi) , mengendapkan (Presipitasi) , lisis dan menetralisasi racun apakah demikian?
- Ya, benar. Antibodi dapat bekerja dengan berbagai cara untuk membantu melawan patogen, tergantung pada tipe patogen dan sifatnya. Berikut adalah beberapa cara kerja antibodi:
- Aglutinasi: Antibodi dapat menggumpalkan atau mengendapkan patogen agar mudah dikenali dan dieliminasi oleh sel pertahanan tubuh, seperti makrofag atau neutrofil.
- Lisis: Antibodi dapat merusak membran patogen sehingga patogen pecah dan mati.
- Netralisasi: Antibodi dapat menetralisir toksin yang diproduksi oleh patogen, sehingga toksin tidak lagi berbahaya bagi tubuh.
- Opsonisasi: Antibodi dapat menempel pada patogen dan membantu sel pertahanan tubuh seperti makrofag dan neutrofil mengenali patogen dan memakan atau mengeliminasi patogen dengan lebih efektif.
- Aktivasi sistem komplemen: Antibodi dapat mengaktifkan sistem komplemen, yang merupakan serangkaian protein dalam darah yang membantu menghancurkan patogen.
- Semua cara kerja ini bertujuan untuk membantu tubuh melawan patogen dan menjaga kesehatan tubuh.
- Setelah terjadinya penyembuhan, imunoglobulin tetap berada di plasma darah dalam jumlah tertentu.
- Ada beberapa jenis imunoglobulin yang dapat ditemukan dalam plasma darah, termasuk IgG, IgM, dan IgA.
- IgG merupakan jenis imunoglobulin yang paling banyak ditemukan dalam plasma darah manusia, dan memiliki masa paruh yang panjang, sehingga dapat bertahan dalam plasma darah selama beberapa minggu hingga beberapa bulan.
- Sedangkan IgM memiliki masa paruh yang lebih pendek, dan biasanya hanya terdeteksi dalam plasma darah selama beberapa minggu setelah penyembuhan.
- IgA juga memiliki masa paruh yang pendek, dan biasanya terdeteksi dalam plasma darah dalam jumlah yang lebih kecil dibandingkan dengan IgG dan IgM.
- Meskipun kadar imunoglobulin dalam plasma darah akan menurun seiring waktu setelah penyembuhan, tetapi beberapa sel B akan tetap bertahan dan siap untuk memproduksi lebih banyak imunoglobulin jika diperlukan untuk melawan infeksi yang sama di masa depan.
Ada lima macam Ig bagaimana specifikasinya ?
- Ig adalah singkatan dari immunoglobulin, yang merupakan jenis protein dalam darah yang berfungsi sebagai antibody. Terdapat lima kelas immunoglobulin yang berbeda, yaitu:
- IgG (Immunoglobulin G): merupakan immunoglobulin paling melimpah di dalam darah dan terdapat dalam plasma darah. IgG bertanggung jawab untuk melindungi tubuh dari infeksi bakteri, virus, dan jamur. IgG juga melintasi plasenta dari ibu ke janin dalam kandungan, memberikan perlindungan awal kepada bayi yang belum lahir.
- IgM (Immunoglobulin M): merupakan immunoglobulin pertama yang diproduksi ketika terjadi infeksi baru. IgM membantu melawan infeksi bakteri dan virus, terutama ketika infeksi masih dalam tahap awal.
- IgA (Immunoglobulin A): ditemukan dalam air liur, air mata, getah bening, susu, dan cairan lain yang terhubung dengan luar tubuh. IgA bertanggung jawab untuk melindungi saluran pernapasan, saluran pencernaan, dan saluran urogenital dari infeksi.
- IgE (Immunoglobulin E): terutama terlibat dalam respons alergi dan membantu melindungi tubuh dari parasit. IgE juga dapat berkontribusi pada asma, rinitis alergi, dan dermatitis atopik.
- IgD (Immunoglobulin D): berperan dalam regulasi respons imun, tetapi fungsi spesifik dari IgD masih belum sepenuhnya dipahami. IgD terutama ditemukan pada permukaan sel-sel B yang belum matang.
- Setiap kelas immunoglobulin memiliki struktur dan fungsi yang berbeda, sehingga memungkinkan sistem kekebalan tubuh untuk melawan berbagai jenis patogen.
Ketika antibody yang dibuat sel B plasma semakin banyak dan mengalahkan patogen apakah bisa antibody tadi diambil kemudian dibebaskan fiftinogennya untuk dibuat plasma convalensen atau serum?
- Ya, hal tersebut memungkinkan dilakukan. Plasma konvalesen adalah plasma darah yang diperoleh dari seseorang yang telah pulih dari infeksi virus atau penyakit tertentu, dan mengandung antibodi yang spesifik terhadap patogen penyebab penyakit tersebut. \
- Dalam pengobatan plasma konvalesen, plasma yang mengandung antibodi yang spesifik tersebut disuntikkan ke pasien yang sedang terinfeksi, dengan tujuan membantu melawan infeksi tersebut.
- Untuk memperoleh plasma konvalesen, donor yang telah pulih dari infeksi virus atau penyakit tertentu diambil sampel darahnya.
- Kemudian, plasma darah yang mengandung antibodi spesifik terhadap patogen penyebab infeksi tersebut diisolasi dan disimpan untuk digunakan dalam pengobatan plasma konvalesen.
- Sebelum plasma darah tersebut dapat digunakan, biasanya dilakukan beberapa tahap pemurnian dan pengujian untuk memastikan bahwa plasma tersebut aman dan efektif dalam membantu melawan infeksi.
- Autoimunitas terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel atau jaringan tubuh sendiri karena salah mengenali mereka sebagai ancaman asing. Penyebab pasti autoimunitas belum sepenuhnya diketahui, namun diduga dipengaruhi oleh kombinasi faktor genetik dan lingkungan.
- Beberapa faktor yang dapat memicu atau memperburuk kondisi autoimunitas antara lain:
- Genetika: Beberapa jenis autoimunitas memiliki faktor risiko genetik, artinya orang yang memiliki riwayat keluarga yang menderita autoimunitas memiliki kemungkinan yang lebih tinggi untuk juga mengalami autoimunitas.
- Infeksi: Beberapa infeksi virus dan bakteri telah dikaitkan dengan perkembangan autoimunitas, seperti virus Epstein-Barr, virus hepatitis C, bakteri Streptococcus dan lain-lain.
- Paparan zat kimia: Paparan bahan kimia tertentu dalam makanan, udara, atau lingkungan kerja dapat memicu autoimunitas.
- Obesitas: Obesitas telah dikaitkan dengan peningkatan risiko autoimunitas tertentu, seperti lupus dan rheumatoid arthritis.
- Stres: Stres kronis dapat mempengaruhi sistem kekebalan tubuh dan memperburuk kondisi autoimunitas.
- Namun, penting untuk diingat bahwa tidak semua orang yang memiliki faktor risiko tersebut akan mengembangkan autoimunitas. Ada juga banyak faktor lain yang dapat mempengaruhi risiko dan perkembangan autoimunitas, sehingga perlu penanganan medis yang tepat untuk mengatasi kondisi tersebut.
Jenis autoimmune syndrome itu di tubuh apa saja ?
Ada banyak jenis sindrom autoimun yang dapat terjadi di tubuh, dan beberapa di antaranya termasuk:
- Sistemik lupus eritematosus (SLE): SLE adalah penyakit autoimun yang mempengaruhi berbagai bagian tubuh, termasuk kulit, sendi, organ dalam, dan sistem saraf.
- Sklerosis sistemik: Sklerosis sistemik adalah penyakit autoimun yang menyebabkan pengerasan dan keruskan jaringan ikat pada kulit, pembuluh darah, dan organ internal.
- Rheumatoid arthritis (RA): RA adalah penyakit autoimun yang mempengaruhi sendi dan menyebabkan peradangan dan kerusakan pada tulang dan jaringan di sekitar sendi.
- Sjogren's syndrome: Sjogren's syndrome adalah penyakit autoimun yang menyebabkan kering pada mata dan mulut karena produksi air mata dan air liur yang tidak cukup.
- Multiple sclerosis (MS): MS adalah penyakit autoimun yang mempengaruhi sistem saraf dan menyebabkan kerusakan pada selaput mielin yang melapisi serat saraf di otak dan sumsum tulang belakang.
- Diabetes tipe 1: Diabetes tipe 1 adalah penyakit autoimun di mana sistem kekebalan tubuh menyerang dan merusak sel-sel pankreas yang menghasilkan insulin.
- Graves' disease: Graves' disease adalah penyakit autoimun yang mempengaruhi kelenjar tiroid dan menyebabkan produksi hormon tiroid yang berlebihan.
- Ini hanya beberapa contoh sindrom autoimun yang dapat terjadi di tubuh. Ada banyak jenis penyakit autoimun lainnya yang dapat terjadi pada sistem saraf, kulit, usus, dan organ lain dalam tubuh.
Beberapa jenis penyakit autoimun lainnya yang dapat terjadi di tubuh antara lain:
- Addison's disease: Addison's disease adalah penyakit autoimun di mana sistem kekebalan tubuh menyerang kelenjar adrenal, yang menghasilkan hormon penting seperti kortisol dan aldosteron.
- Hashimoto's thyroiditis: Hashimoto's thyroiditis adalah penyakit autoimun di mana sistem kekebalan tubuh menyerang kelenjar tiroid, yang menghasilkan hormon tiroid.
- Celiac disease: Celiac disease adalah penyakit autoimun di mana sistem kekebalan tubuh menyerang lapisan usus kecil saat terpapar gluten, protein yang ditemukan dalam gandum, jelai, dan gandum hitam.
- Myasthenia gravis: Myasthenia gravis adalah penyakit autoimun yang mempengaruhi fungsi neuromuskular dan menyebabkan kelemahan otot, terutama pada wajah, leher, dan anggota tubuh.
- Psoriasis: Psoriasis adalah penyakit autoimun yang menyebabkan kulit menjadi merah, gatal, dan bersisik, dan dapat terjadi pada bagian tubuh mana saja.
- Vitiligo: Vitiligo adalah penyakit autoimun di mana sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel melanin di kulit, menyebabkan perubahan warna putih pada kulit.
- Inflammatory bowel disease (IBD): IBD adalah kelompok penyakit autoimun yang mempengaruhi usus dan menyebabkan peradangan kronis dan luka pada dinding usus, termasuk penyakit Crohn dan kolitis ulseratif.
- Ingatlah bahwa ini hanya sebagian kecil dari penyakit autoimun yang ada, dan setiap jenis penyakit autoimun dapat mempengaruhi tubuh secara berbeda-beda. Oleh karena itu, sangat penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat jika Anda mengalami gejala-gejala yang mencurigakan.
Bisakah autoimmune sebagai penyakit ditubuh cukup berbahaya bisa disembuhkan minimal dicegah ?
- Sebagai penyakit, penyakit autoimun dapat menjadi sangat berbahaya jika tidak diobati atau tidak dikelola dengan baik. Beberapa penyakit autoimun dapat menyebabkan kerusakan permanen pada organ atau jaringan tubuh jika tidak diobati, dan dapat menyebabkan kecacatan atau kematian.
- Namun, banyak jenis penyakit autoimun dapat dikelola dengan baik dengan pengobatan dan perawatan yang tepat. Ada berbagai jenis obat dan terapi yang dapat digunakan untuk mengobati gejala penyakit autoimun, termasuk obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID), kortikosteroid, dan obat penekan sistem kekebalan tubuh seperti imunomodulator dan agen biologis.
- Selain itu, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk mencegah perkembangan atau memperburuk penyakit autoimun, seperti menjaga pola makan sehat dan seimbang, menghindari paparan terhadap bahan kimia dan zat-zat tertentu yang dapat memicu reaksi autoimun, dan mengurangi stres.
- Namun, tidak semua penyakit autoimun dapat disembuhkan. Beberapa jenis penyakit autoimun, seperti lupus dan sklerosis sistemik, bersifat kronis dan memerlukan perawatan jangka panjang. Oleh karena itu, sangat penting untuk berkonsultasi dengan dokter dan mengikuti pengobatan dan perawatan yang tepat untuk mengelola penyakit autoimun dengan baik dan mencegah komplikasi yang lebih serius.
Bagaimana kerja system limphaticus di tubuh dalam membantu system immune
- Sistem limfatik atau limfatis merupakan bagian penting dari sistem kekebalan tubuh manusia. Sistem ini terdiri dari jaringan limfoid, kelenjar getah bening, pembuluh limfatik, dan organ limfatik seperti limpa, timus, dan sumsum tulang.
- Sistem limfatik berfungsi untuk membantu mempertahankan keseimbangan cairan dalam tubuh, serta membantu memerangi infeksi dan penyakit. Fungsi utama sistem limfatik dalam sistem kekebalan adalah:
- Membawa sel-sel imun dari tempat asalnya di sumsum tulang ke jaringan tubuh yang membutuhkan perlindungan kekebalan.
- Mengumpulkan dan mengangkut cairan tubuh, termasuk sel-sel imun, dari jaringan tubuh ke dalam pembuluh limfatik untuk dibawa kembali ke sistem sirkulasi darah.
- Menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh.
- Membantu menghilangkan toksin, sel-sel mati, dan limbah lainnya dari jaringan tubuh.
- Meningkatkan respons kekebalan tubuh terhadap infeksi dengan mempercepat pergerakan sel-sel imun ke tempat yang dibutuhkan.
- Pada saat terjadi infeksi atau penyakit, sel-sel imun seperti limfosit dan makrofag diproduksi di sumsum tulang dan dilepaskan ke dalam sirkulasi darah. Sel-sel ini kemudian masuk ke dalam jaringan tubuh yang terinfeksi atau terkena penyakit, dan membantu memerangi infeksi dengan cara merusak atau menghilangkan agen penyebab infeksi. Setelah selesai bekerja, sel-sel imun ini akan dikumpulkan oleh sistem limfatik dan dibawa kembali ke sirkulasi darah untuk dikeluarkan dari tubuh.
- Dengan demikian, sistem limfatik bekerja sama dengan sistem kekebalan tubuh lainnya untuk membantu memerangi infeksi dan penyakit, serta menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh.
Kelenjar lympatic ditubuh meliputi apa saja ?
Kelenjar getah bening atau kelenjar limfatik adalah bagian penting dari sistem limfatik dan sistem kekebalan tubuh manusia. Kelenjar getah bening tersebar di seluruh tubuh dan terletak di sepanjang jalur pembuluh limfatik. Kelenjar getah bening yang terbesar terletak di leher, ketiak, dan panggul, tetapi ada juga kelenjar getah bening di daerah lain seperti perut, dada, dan selangkangan.
Berikut adalah beberapa kelenjar getah bening utama yang ada di tubuh manusia:
- Kelenjar getah bening serviks: terletak di leher dan berfungsi untuk memerangi infeksi di kepala, wajah, dan leher.
- Kelenjar getah bening aksila: terletak di ketiak dan berfungsi untuk memerangi infeksi pada lengan dan dada atas.
- Kelenjar getah bening inguinal: terletak di selangkangan dan berfungsi untuk memerangi infeksi pada kaki dan panggul.
- Kelenjar getah bening toraks: terletak di dada dan berfungsi untuk memerangi infeksi pada paru-paru dan organ-organ dada lainnya.
- Kelenjar getah bening abdomen: terletak di perut dan berfungsi untuk memerangi infeksi pada organ-organ perut dan panggul.
- Kelenjar getah bening memproduksi dan menyimpan sel-sel imun, seperti limfosit, yang membantu memerangi infeksi dan penyakit dalam tubuh. Saat terjadi infeksi, kelenjar getah bening dapat membengkak dan terasa nyeri karena produksi sel-sel imun meningkat. Namun, pembengkakan kelenjar getah bening yang terus-menerus atau tidak normal dapat menjadi tanda adanya masalah kesehatan lainnya dan harus segera diperiksa oleh dokter.
Apa peran nodus lympaticus. Kok skelihatannya sangat penting dan apa saluran ? lympaticus itu
- Nodus limfatikus atau yang lebih dikenal dengan kelenjar getah bening adalah bagian penting dari sistem limfatik dan sistem kekebalan tubuh manusia. Nodus limfatikus berfungsi untuk memerangi infeksi dan penyakit dalam tubuh dengan memproduksi dan menyimpan sel-sel imun, seperti limfosit, yang membantu memerangi penyakit.
- Kelenjar getah bening atau nodus limfatikus berada di sepanjang saluran limfatikus, yang merupakan jaringan pembuluh limfatik yang mengalirkan cairan limfatik dari seluruh tubuh. Cairan limfatik yang mengalir melalui saluran limfatikus mengandung sel-sel imun dan zat-zat lain yang membantu melawan infeksi dan penyakit.
- Saluran limfatikus sangat penting dalam menjaga keseimbangan cairan tubuh dan membantu menghilangkan sisa metabolisme dari jaringan tubuh. Saluran limfatikus juga berfungsi untuk mengangkut nutrisi dari usus halus ke dalam sirkulasi darah.
- Ketika terjadi infeksi atau penyakit dalam tubuh, kelenjar getah bening dapat membengkak dan terasa nyeri karena produksi sel-sel imun meningkat. Pembengkakan kelenjar getah bening ini menunjukkan bahwa sistem kekebalan tubuh sedang aktif melawan infeksi atau penyakit dalam tubuh. Namun, pembengkakan kelenjar getah bening yang terus-menerus atau tidak normal dapat menjadi tanda adanya masalah kesehatan lainnya dan harus segera diperiksa oleh dokter.
Jelaskan peran masing masing sel darah putih mulai dari lymposit, monosit, basophyl, Eosinofil, Neutrofil, sel NK, sel dendritik, Mast cell dan Sel T memory, sel T sitotoksik, Sel T helper , Sel B plasma ?
Berikut adalah penjelasan tentang peran masing-masing jenis sel darah putih dalam sistem kekebalan tubuh:
- Limfosit: Sel-sel ini memproduksi antibodi yang membantu melawan infeksi dan penyakit. Ada dua jenis limfosit yaitu sel B dan sel T. Sel B memproduksi antibodi, sedangkan sel T membantu mengatur dan memperkuat respon kekebalan tubuh.
- Monosit: Sel-sel ini berfungsi sebagai fagosit, yaitu sel yang menyerap dan mencerna benda asing seperti bakteri dan virus.
- Basofil: Sel-sel ini menghasilkan zat-zat kimia seperti histamin yang membantu dalam respon alergi dan inflamasi.
- Eosinofil: Sel-sel ini juga berperan dalam respon alergi dan inflamasi. Eosinofil menghasilkan zat-zat kimia yang membantu melawan parasit dan infeksi.
- Neutrofil: Sel-sel ini merupakan fagosit yang sangat penting dalam respons kekebalan tubuh terhadap infeksi bakteri.
- Sel NK (Natural Killer): Sel-sel ini mengenali dan membunuh sel-sel yang telah terinfeksi oleh virus atau sel kanker.
- Sel dendritik: Sel-sel ini berfungsi sebagai penghubung antara sel-sel kekebalan tubuh dan sel-sel lainnya dalam sistem kekebalan tubuh.
- Mast cell: Sel-sel ini menghasilkan zat-zat kimia seperti histamin dan prostaglandin yang membantu dalam respon alergi dan inflamasi.
- Sel T memory: Sel-sel ini mempertahankan ingatan terhadap infeksi sebelumnya dan membantu sistem kekebalan tubuh dalam merespons kembali jika terjadi infeksi yang sama di masa depan.
- Sel T sitotoksik: Sel-sel ini membunuh sel-sel yang terinfeksi oleh virus atau sel kanker.
- Sel T helper: Sel-sel ini membantu mengaktifkan sel-sel kekebalan tubuh lainnya dan meningkatkan respon kekebalan tubuh.
- Sel B plasma: Sel-sel ini memproduksi antibodi yang membantu melawan infeksi dan penyakit.
- Setiap jenis sel darah putih memiliki peran yang unik dalam menjaga sistem kekebalan tubuh dan melawan infeksi dan penyakit. Semua jenis sel darah putih bekerja bersama-sama dalam respons kekebalan tubuh untuk melindungi tubuh dari penyakit dan menjaga kesehatan tubuh.
Masih adalah sel lainnya yang membantu dalam system immune ini ?
Selain jenis sel darah putih yang sudah dijelaskan sebelumnya, ada beberapa jenis sel lain yang juga berperan penting dalam sistem kekebalan tubuh, di antaranya:
- Sel epitel: Sel-sel ini membentuk lapisan pelindung pada permukaan tubuh dan merupakan bagian pertama yang terpapar oleh benda asing. Sel epitel juga menghasilkan zat-zat kimia yang membantu dalam respon kekebalan tubuh.
- Sel jaringan ikat: Sel-sel ini membantu dalam merespons infeksi dan memperbaiki jaringan yang rusak akibat infeksi atau inflamasi.
- Sel endotel: Sel-sel ini membentuk lapisan pada dinding pembuluh darah dan berperan dalam respon inflamasi dan respons kekebalan tubuh.
- Makrofag: Sel-sel ini merupakan fagosit yang lebih besar dan kuat dari monosit. Makrofag memiliki peran penting dalam menghilangkan sel-sel mati, memperbaiki jaringan yang rusak, dan memperkuat respons kekebalan tubuh.
- Sel pembunuh alami (natural killer cells): Sel-sel ini mengenali dan membunuh sel-sel yang telah terinfeksi oleh virus atau sel kanker.
- Sel plasma: Sel-sel ini memproduksi dan melepaskan antibodi yang berperan dalam melawan infeksi.
- Sel regulator: Sel-sel ini membantu mengatur respons kekebalan tubuh dan meminimalkan respon kekebalan tubuh yang berlebihan yang dapat menyebabkan kerusakan jaringan.
- Semua jenis sel yang terlibat dalam sistem kekebalan tubuh saling berinteraksi dan bekerja sama untuk mempertahankan kesehatan tubuh. Setiap jenis sel memiliki peran yang penting dan unik dalam respons kekebalan tubuh dan perlindungan terhadap infeksi dan penyakit.
Leucocyt atau sel darah putih yang penting untuk immunitas mengapa bisa jumlahnya berlebihan sehingga menjadi Leukemia bagaimana mekanisme ini bisa terjadi ?
- Leukemia adalah jenis kanker darah yang terjadi ketika produksi sel-sel darah putih menjadi tidak terkontrol dan abnormal. Dalam keadaan normal, sel-sel darah putih dihasilkan dalam jumlah yang tepat untuk melindungi tubuh dari infeksi dan penyakit. Namun, pada penderita leukemia, sel-sel darah putih yang abnormal dan tidak sehat diproduksi dalam jumlah yang berlebihan, dan dapat mengganggu fungsi normal sistem kekebalan tubuh.
- Mekanisme terjadinya leukemia masih belum sepenuhnya dipahami, namun beberapa faktor yang dapat mempengaruhinya antara lain:
- Kerusakan pada DNA sel-sel darah putih, yang dapat terjadi secara spontan atau akibat paparan bahan kimia atau radiasi.
- Mutasi pada gen tertentu, yang dapat menyebabkan sel-sel darah putih menjadi tidak terkendali dan abnormal.
- Gangguan pada sistem kekebalan tubuh, yang dapat menyebabkan sel-sel darah putih yang abnormal tidak dihancurkan dan tetap berkembang biak.
- Beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami leukemia antara lain paparan bahan kimia atau radiasi, riwayat keluarga dengan leukemia, dan infeksi virus tertentu seperti virus HTLV-1 atau virus Epstein-Barr.
- Gejala leukemia meliputi lelah yang berlebihan, demam dan berkeringat di malam hari, infeksi berulang, pembengkakan kelenjar getah bening, dan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan. Pemeriksaan darah dan tes lainnya dapat membantu menegakkan diagnosis leukemia.
- Pengobatan leukemia meliputi kemoterapi, radioterapi, transplantasi sumsum tulang, dan terapi obat-obatan yang ditujukan untuk membunuh sel-sel kanker. Pengobatan leukemia dapat membutuhkan waktu lama dan memerlukan perawatan intensif. Seiring dengan kemajuan dalam pengobatan kanker, banyak penderita leukemia yang dapat hidup lama dan sehat setelah menjalani pengobatan yang tepat
Namun Leukositosis juga banyak jumlahnya namun kenapa ini pertambahannya dianggap normal ?
- Leukositosis adalah kondisi ketika jumlah sel darah putih dalam darah melebihi batas normal, yaitu lebih dari 11.000 sel/mm3 pada orang dewasa. Leukositosis dapat terjadi sebagai respons normal tubuh terhadap infeksi, inflamasi, atau kondisi stres seperti setelah operasi atau cedera.
- Ketika tubuh terkena infeksi atau inflamasi, sel darah putih diproduksi dalam jumlah yang lebih banyak untuk membantu melawan infeksi dan memperbaiki jaringan yang rusak. Oleh karena itu, pada kondisi ini, peningkatan jumlah sel darah putih dalam darah dapat dianggap normal.
- Namun, terdapat beberapa kondisi patologis yang juga dapat menyebabkan leukositosis, seperti leukemia, sindrom mieloproliferatif, dan beberapa jenis kanker lainnya. Pada kondisi ini, peningkatan jumlah sel darah putih terjadi secara tidak normal dan dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius.
- Oleh karena itu, penting untuk melakukan pemeriksaan dan tes tambahan jika seseorang memiliki leukositosis, terutama jika gejala atau tanda-tanda penyakit yang terkait juga ada. Hal ini bertujuan untuk mengetahui penyebab pasti leukositosis dan menentukan tindakan medis yang tepat untuk mengobati kondisi yang mendasarinya.
Dan mengapa juga bisa terjadi Leukopenia kurang darah putihnya ?
- Leukopenia adalah kondisi di mana jumlah sel darah putih dalam darah lebih rendah dari batas normal, yaitu kurang dari 4.500 sel/mm3 pada orang dewasa. Kondisi ini dapat terjadi karena berbagai faktor, termasuk:
- Efek samping obat: Beberapa jenis obat, seperti kemoterapi, obat antipsikotik, dan antibiotik tertentu, dapat menyebabkan penurunan jumlah sel darah putih dalam darah.
- Infeksi: Beberapa infeksi virus, seperti HIV, hepatitis C, dan infeksi oleh virus Epstein-Barr, dapat menyebabkan penurunan jumlah sel darah putih dalam darah.
- Kondisi autoimun: Beberapa kondisi autoimun, seperti lupus, rheumatoid arthritis, dan sindrom Sjogren, dapat menyebabkan penurunan jumlah sel darah putih dalam darah.
- Kanker: Beberapa jenis kanker, seperti leukemia, limfoma, dan mieloma, dapat menyebabkan penurunan jumlah sel darah putih dalam darah.
- Kekurangan gizi: Kekurangan nutrisi tertentu, seperti vitamin B12 dan folat, dapat menyebabkan penurunan jumlah sel darah putih dalam darah.
- Ketika jumlah sel darah putih dalam darah sangat rendah, maka kemampuan tubuh untuk melawan infeksi dan penyakit menjadi terganggu. Oleh karena itu, perlu dilakukan pemeriksaan dan tes tambahan untuk mengetahui penyebab pasti leukopenia dan menentukan tindakan medis yang tepat untuk mengobati kondisi yang mendasarinya.
Bagaimana kerja lizosim di airmata bisa mematikan patogen ?
- Lizosim adalah enzim yang ditemukan dalam air mata, saliva, dan lendir, serta di berbagai organisme hidup, termasuk manusia dan hewan. Enzim ini bekerja dengan memecah dinding sel bakteri (peptidoglikan), sehingga menyebabkan kematian bakteri.
- Ketika ada patogen atau mikroorganisme lainnya yang masuk ke mata, lizosim akan dilepaskan oleh kelenjar air mata. Lizosim kemudian akan menempel pada dinding sel bakteri dan memecah peptidoglikan, yang merupakan komponen utama dinding sel bakteri. Hal ini akan membuat bakteri kehilangan kekuatannya dan akhirnya mati.
- Selain itu, lizosim juga dapat membantu mencegah infeksi pada area mata dan membantu mempercepat penyembuhan luka. Enzim ini memiliki sifat antimikroba dan anti-inflamasi yang dapat membantu mengurangi peradangan pada mata yang terinfeksi.
- Namun, perlu diingat bahwa lizosim tidak dapat membunuh semua jenis patogen. Beberapa bakteri, virus, dan jamur dapat bertahan hidup dan berkembang biak meskipun terpapar lizosim. Oleh karena itu, lizosim hanya dapat membantu melindungi mata dari beberapa jenis patogen dan bukan merupakan satu-satunya pertahanan tubuh terhadap infeksi mata.
Vaksin adalah pencegahan suatu penyakit dengan memasukkan patogen yang dilemahkan bagaimana kerja vaksin itu ?
- Vaksin bekerja dengan merangsang sistem kekebalan tubuh untuk memproduksi antibodi dan sel-sel kekebalan lainnya sebagai respons terhadap patogen yang ada dalam vaksin. Patogen dalam vaksin biasanya telah dilemahkan atau dimatikan sehingga tidak dapat menyebabkan penyakit yang serius, namun masih cukup aktif untuk merangsang sistem kekebalan tubuh.
- Setelah mendapatkan vaksin, sistem kekebalan tubuh akan mengenali patogen dalam vaksin sebagai benda asing dan mulai memproduksi antibodi khusus yang dapat mengenali dan melawan patogen tersebut. Antibodi ini dapat bertahan dalam tubuh untuk jangka waktu yang lama, sehingga apabila tubuh terpapar patogen yang sebenarnya di kemudian hari, sistem kekebalan tubuh akan dapat mengenali patogen tersebut dengan cepat dan memproduksi antibodi yang dapat melawannya sebelum patogen menyebabkan infeksi dan penyakit yang serius.
- Dengan demikian, vaksin dapat membantu melindungi individu dari penyakit yang disebabkan oleh patogen tertentu dengan cara memperkuat sistem kekebalan tubuh. Selain melindungi individu yang divaksinasi, vaksinasi juga dapat membantu melindungi masyarakat secara keseluruhan dengan menciptakan kekebalan kelompok atau herd immunity, di mana sebagian besar populasi telah divaksinasi sehingga sulit bagi patogen untuk menyebar dan menyebabkan wabah atau pandemi.
Vaksin yang sudah ada di Indonesia yang divaksinasikan apa saja
Di Indonesia, terdapat beberapa jenis vaksin yang sudah tersedia dan digunakan dalam program vaksinasi nasional. Beberapa jenis vaksin yang saat ini digunakan di Indonesia antara lain:
- Vaksin Sinovac COVID-19
- Vaksin AstraZeneca COVID-19
- Vaksin Moderna COVID-19
- Vaksin Pfizer-BioNTech COVID-19
- Vaksin Janssen COVID-19
- Vaksin Influenza
- Vaksin Pneumonia
- Vaksin Hepatitis A dan B
- Vaksin Meningitis
- Vaksin HPV (Human Papillomavirus)
- Setiap jenis vaksin memiliki indikasi dan jadwal vaksinasi yang berbeda-beda tergantung pada tujuannya dan sasaran populasi. Dalam program vaksinasi COVID-19 di Indonesia, vaksin Sinovac dan AstraZeneca adalah dua jenis vaksin utama yang digunakan. Namun, jenis vaksin yang digunakan dalam program vaksinasi bisa berbeda-beda tergantung pada ketersediaan stok dan kondisi epidemiologis di wilayah tertentu. Jadi, tergantung pada wilayah tempat Anda tinggal, jenis vaksin yang digunakan dalam program vaksinasi bisa berbeda-beda.
Bagaimana cara membuat vaksin secara bioteknologi ?
- Vaksin adalah produk bioteknologi yang dibuat dengan menggunakan teknik-teknik rekayasa genetika dan bioproses untuk menghasilkan antigen yang dapat memicu respon imun dalam tubuh. Berikut adalah langkah-langkah umum dalam pembuatan vaksin secara bioteknologi:
- Identifikasi patogen penyebab penyakit: Pertama-tama, penyebab penyakit harus diidentifikasi dengan melakukan analisis sampel yang diambil dari pasien yang terinfeksi atau yang membawa patogen.
- Produksi antigen: Setelah patogen diidentifikasi, antigen yang dapat memicu respons imun harus diproduksi. Ada beberapa cara untuk membuat antigen, seperti mengisolasi dan memurnikan antigen dari patogen atau menggunakan teknik rekayasa genetika untuk membuat protein antigen dalam sel bakteri atau sel kultur hewan.
- Pemrosesan antigen: Setelah antigen diproduksi, antigen harus diproses untuk meningkatkan keamanan dan efektivitasnya. Misalnya, antigen dapat diinaktivasi dengan pemanasan atau perlakuan kimia untuk memastikan bahwa patogen tidak aktif saat diinjeksikan ke dalam tubuh.
- Formulasi vaksin: Antigen yang sudah diproses kemudian harus diformulasikan ke dalam vaksin yang sesuai. Ada beberapa jenis vaksin yang berbeda, seperti vaksin inaktif, vaksin hidup lemah, atau vaksin subunit.
- Pengujian dan evaluasi vaksin: Setelah vaksin diformulasikan, vaksin harus diuji dan dievaluasi secara ketat untuk memastikan keamanan dan efektivitasnya. Vaksin ini harus diuji pada hewan dan manusia untuk memastikan bahwa vaksin aman dan efektif sebelum diizinkan untuk digunakan dalam program vaksinasi.
- Produksi vaksin: Setelah vaksin terbukti aman dan efektif, vaksin diproduksi secara massal menggunakan teknologi bioproses. Bioproses melibatkan penggunaan sel mikroorganisme atau kultur sel untuk menghasilkan vaksin dalam jumlah besar.
- Distribusi dan vaksinasi: Setelah vaksin diproduksi, vaksin didistribusikan dan digunakan dalam program vaksinasi untuk melindungi populasi terhadap penyakit yang diinginkan.
- Proses pembuatan vaksin secara bioteknologi sangat kompleks dan memerlukan waktu yang cukup lama untuk menyelesaikan seluruh tahapannya. Namun, teknologi ini telah membantu dalam melindungi populasi terhadap penyakit infeksius dan telah membantu dalam mengurangi beban penyakit secara global.
- Pada tes antigen COVID-19, jika hasilnya positif, artinya terdeteksi adanya virus SARS-CoV-2 dalam sampel yang diuji. Namun, tes antigen memiliki tingkat keakuratan yang lebih rendah dibandingkan dengan tes PCR (Polymerase Chain Reaction), yang dianggap sebagai tes emas untuk diagnosis COVID-19.
- Oleh karena itu, jika hasil tes antigen positif, disarankan untuk melakukan konfirmasi dengan tes PCR untuk memastikan kebenaran hasilnya. Tes PCR menggunakan teknologi amplifikasi genetik untuk mendeteksi material genetik virus dalam sampel, sehingga lebih akurat dalam mendeteksi virus SARS-CoV-2.
- Dalam kasus COVID-19, mengkonfirmasi hasil tes antigen dengan tes PCR sangat penting untuk menghindari hasil palsu negatif atau positif, sehingga dapat membantu dalam penanganan dan pengendalian penyebaran virus.
Setelah kena covid kenapa dengan Pengobatan kemudian olahraga minum multi vitamin makan bergizi kok sembuh kenapa ?
- Olahraga, pola makan bergizi, dan konsumsi multivitamin tidak secara langsung menyembuhkan seseorang dari COVID-19, tetapi dapat membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan meningkatkan daya tahan tubuh dalam melawan infeksi.
- Olahraga secara teratur dapat meningkatkan sirkulasi darah dan oksigenasi jaringan, yang dapat membantu meningkatkan fungsi sistem kekebalan tubuh.
- Makanan yang bergizi, seperti buah-buahan dan sayuran, mengandung vitamin dan mineral yang penting untuk kesehatan tubuh dan fungsi sistem kekebalan tubuh.
- Konsumsi multivitamin juga dapat membantu meningkatkan asupan nutrisi yang diperlukan tubuh untuk melawan infeksi.
- Namun, penting untuk diingat bahwa pengobatan COVID-19 harus dilakukan di bawah pengawasan tenaga medis yang terampil dan berkualitas. Jika Anda merasa memiliki gejala COVID-19, Anda harus segera mencari perawatan medis dan mengikuti instruksi dari petugas kesehatan.
Respon immun itu meningkat ketika kita berada di tempat yang heterogen dan respon immun lemah karena berada di tempat yang homogen steril karena nggak pernah latihan bertempur dg patogen bemarkah itu ?
- Tidak selalu demikian. Respon imun tidak hanya dipengaruhi oleh paparan patogen, tetapi juga oleh faktor-faktor lain seperti nutrisi, gaya hidup, dan faktor genetik.
- Beberapa studi telah menunjukkan bahwa tinggal di lingkungan yang terlalu bersih dan steril dapat meningkatkan risiko terkena penyakit autoimun dan alergi, karena sistem imun tidak terlatih untuk melawan patogen. Namun, hal ini bukan berarti bahwa tinggal di lingkungan yang bersih dan steril selalu berdampak buruk pada sistem imun.
- Sebaliknya, mengalami paparan patogen yang berlebihan atau berada di lingkungan yang terlalu kotor dapat mengakibatkan respon imun yang tidak terkendali, sehingga dapat mengakibatkan penyakit autoimun dan inflamasi kronis. Oleh karena itu, penting untuk menjaga keseimbangan dalam lingkungan tempat tinggal dan menjaga gaya hidup sehat untuk mendukung kesehatan sistem imun.
Apakah covid itu sebagai pandemik terakhir di bumi?
- Tidak ada jaminan bahwa COVID-19 akan menjadi pandemi terakhir di Bumi. Virus dan penyakit baru selalu muncul, dan ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi kemampuan manusia untuk mencegah dan merespons penyebaran penyakit, seperti mobilitas manusia, perubahan lingkungan, dan kemajuan teknologi. Oleh karena itu, penting untuk terus meningkatkan kesiapan dan respons terhadap penyakit baru dan keadaan darurat kesehatan global secara umum.
Apa Jenis Patogen kira kira yang bakal muncul setelah covid ini?
- Tidak dapat dipastikan secara pasti apa yang akan muncul setelah pandemi COVID-19 ini berakhir. Namun, berdasarkan pengalaman dari pandemi sebelumnya seperti pandemi flu Spanyol pada tahun 1918, dapat diasumsikan bahwa munculnya penyakit baru dapat terjadi lagi di masa depan. Hal ini terkait dengan perubahan lingkungan, perubahan iklim, perubahan gaya hidup manusia, dan faktor-faktor lain yang dapat memengaruhi penyebaran penyakit.
- Selain itu, kemajuan teknologi juga dapat memengaruhi kemunculan penyakit baru. Peningkatan mobilitas manusia dan globalisasi juga dapat memudahkan penyebaran penyakit dari satu negara ke negara lainnya.
- Oleh karena itu, penting untuk selalu meningkatkan kewaspadaan dan kesiapan dalam menghadapi kemungkinan munculnya penyakit baru di masa depan. Hal ini dapat dilakukan dengan meningkatkan sistem kesehatan dan penelitian, serta meningkatkan edukasi dan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya menjaga kesehatan dan mencegah penyebaran penyakit.
1.
Garis pertahanan pertama pada system pertahanan
tubuh nonspesifik adalah…
A.
kulit dan membrane mukosa
B.
kulit dan sel fagosit
C.
protein anti mikroba dan membrane mukosa
D.
limfosit dan antibody
E.
kulit dan antibody
2.
Sistem kekebalan tubuh nonspesifik internal
sangat tergantung pada…
A. sel
limfosit B
B. limfosit
T
C. antibody
D. lisozim
E. sel
fagosi
3.
Sekelompok antimikroba yang terdiri atas 21
protein serum dan termasuk ke dalam pertahnan nonspesifik dikenal dengan nama…
A. system
kekebalan
B. system
komplemen
C. interferon
D. antigen
E. Antibody
4.
Molekul asing yang mendatangkan suatu respon
spesifik dari sitem kekebalan tubuh disebut….
A. Pyrogen
B. limfosit
T penolong
C. limfosit
B
D. antigen
E. antibody
5.
Perkembangan limfosit T terjadi di sumsum
tulang, sedangkan pematangannya terjadi di…
A. sumsum
tulang
B. pembuluh
darah
C. kelenjar
timus
D. sel
induk
E. jaringan
limfa
6.
Jenis limfosit T yang berfungsi menghancurkan
sel yang telah terinfeksi adalah…
A. Limfosit
T plasma
B. Limfosit
T sitotoksik
C. Limfosit
T supresor
D. Limfosit
T memori
E. Limfosit
T helper
7.
Respon kekebalan yang bukan termasuk mekanisme
pembuangan antigen oleh antibody…
A. kekebalan
seluler
B. kekebaln
humoral
C. kekebalan
buatan
D. kekebalan
pasif
E. kekebalan
nonspesifik
8.
Masing-masing limfosit yang berinteraksi dengan
antigen akan berdiferensiasi menjadi…
A. sel
efektor dan sel fagosit
B. sel
efektor dan sel memori
C. sel
B dan sel T
D. sel
momori dan sel fagosit
E. sel
efektor dan sel B
9.
Pemberian vaksin merupakan upaya membentuk kekebalan…
A. aktif
alami
B. pasif
alami
C. aktif
buatan
D. pasif
buatan
E. Seluler
10.
Respon berlebihan terhadapa suatu antigen yang
masuk ke dalam tubuh disebut…
A. alergi
B. autoimunitas
C. hipersensitif
D. myasthenia
gravis
E. Addison’s
disease
11.
Autoimunitas yang ditandai dengan diserangnya
kelenjar adrenalin oleh antibody adalah…
A. myasthenia
gravis
B. Addison’s
disease
C. Alergi
D. diabetes
mellitus
E. AIDS
12.
Antibodi monoclonal adalah anti bodi yang…
A. dihasilkan
oleh klon sel-sel hybridoma
B. dihasilkan
dari darah hewan yang diimunisasi
C. dapat
mengenali semua jenis antigen
D. memberi
kekebalan terhadap virus influenza
E. dapat
langsung mematikan sel-sel kanker
13.
Produksi antibody monoclonal yang merupakan
hasil pemanfaatan salah satu cabangbio teknologi, yaitu….
A. teknologi
enzim
B. teknologi
hibridoma
C. teknologi
DNA rekombinan
D. teknologi
reproduksi
E. kultur
jaringan
Ya, tentu saja ada banyak sumber yang bisa Anda gunakan untuk mempelajari sistem kekebalan tubuh. Berikut adalah beberapa buku yang dapat membantu Anda memahami sistem kekebalan tubuh dengan lebih baik:
- Immunobiology: The Immune System in Health and Disease (Janeway's Immunobiology) by Kenneth M. Murphy, Paul Travers, and Mark Walport
- Basic Immunology: Functions and Disorders of the Immune System by Abul K. Abbas, Andrew H. Lichtman, and Shiv Pillai
- The Immune System, 4th Edition by Peter Parham
- Medical Immunology: Fifth Edition (Lange Basic Science) by Gabriel Virella
- How the Immune System Works, 5th Edition by Lauren M. Sompayrac
- Selain buku, ada banyak sumber pembelajaran online gratis yang dapat membantu Anda mempelajari sistem kekebalan tubuh, seperti kelas dan video tutorial di Khan Academy, Coursera, dan edX. Anda juga dapat mencari sumber-sumber lainnya di perpustakaan atau dengan berkonsultasi dengan dokter atau ahli imunologi.