Mekanisme Pertahanan Tubuh Spesifik
Jika pertahanan lapis pertama dan kedua tidak dapat membendung serangan bakteri atau mikroba patogen, maka kehadiran patogen tersebut akan memicu pertahanan lapis ketiga untuk aktif. Pertahanan itu melibatkan respons spesifik oleh sistem imun terhadap infeksi khusus sehingga memperoleh kekebalan (imunitas).
Imunitas spesifik yang diperoleh seseorang biasanya dapat bertahan lama, bahkan seumur hidup. Imunitas spesifik melibatkan dua jenis limfosit. Kedua limfosit dibentuk di sumsum tulang dan setelah dilepaskan di aliran darah limfosit lebih lanjut diproses untuk membuat dua jenis sel yang secara fungsional berbeda. Sebagian limfosit yang telah dewasa di dalam sumsum tulang berubah menjadi limfosti B atau disebut sel B. Sebagian limfosit yang belum mencapai tahap dewasa akan meninggalkan sumsum tulang menuju kalenjar timus dan berubah menjadi limfosit T atau sel T.
Sel-sel yang berperan dalam imunitas spesifik, yaitu :
Limfosit B ( sel B )
Limfosit B tidak, tidak seperti limfosit T, yang bebas beredar ditubuh, terbatas berada dijaringan limfoid (misal : limpa dan nodis limfe). Sekitar 20-40% limfosit darah adalah sel B. dalam perkembangannya sel B akan berubah menjadi sel plasma yang akan menghasilkan antibodi bila terangsang karena invasi antigen.
Sel B memiliki immunoglobulin pada permukaannya. Immunoglobulin adalah protein yang dapat mengidentifikasi antigen. Terdapat jutaan antigen yang setiap kali harus direspons tubuh. Walaupun sel B dapat mengenal antigen memiliki jumlah yang terbatas untuk menahan serangan besar dari bakteri.
Limfosit B memproduksi dua jenis sel fungsional yang berbeda, yaitu :
1. Sel plasma
2. Sel B memori
Sel B plasma
- Sel ini menyekresikan antibodi kedarah. Antibodi dibawa oleh jaringan, sementara sel B sendiri tetap berada dijaringan limfoid.
- Hidup sel B plasma tidak lama dari 1 hari dan menghasilkan hanya satu jenis antibodi yang bekerja untuk antigen tertentu saja yang awalnya berikatan dengan limfosit B.
- Antibodi bekerja dengan antigen, menamakan antigen sebagai target untuk sel pertahanan (seperti limfosit T sitotoksik dan makrofag), berikatan dengan toksin bakteri, menetralkannya,dan mengaktifkan komplemen.
Terdapat lima jenis antibodi, yaitu : (GAMED)
IgG
Merupakan jenis antibodi yang paling banyak dan paling besar. Antibodi ini menyerang banyak patogen dan menembus plasenta untuk melindungi janin. Fungsinya mengaktifkan protein komplemen dan makrofag.
IgA
Ditemukan pada sekret tubuh seperti ASI dan saliva, serta mencegah antigen menembus membrane epithelium serta menyerang jaringan yang paling dalam.
IgM
Dihasilkan dalam jumlah besar saat respons primer dan merupakan aktivator komplemen yang kuat. Fungsinya sebagai aglutinasi (dalam pembuluh darah) serta merangsang fagositosis mikrob oleh makrofag. Igm ini pertama kalai diproduksi untuk segera menuju ke tempat infeksi
IgE
Ditemukan pada membran sel (misal : basofil dan sel mast) dan jika berikatan dengan antigen akan mengaktifkan respons imun. Antibodi ini sering ditemukan saat alergi. Fungsinya proteksi terhadap serangan parasit.
IgD
Dibuat oleh sel B dan ditampilkan pada permukaannya dan fungsinya mengakitfkan sel B.
Sel B memori
Sel B memori berada dalam tubuh untuk waktu lama setelah episode awal saat pertama kali terpapar antigen dan dengan cepat berespons terhadap pemaparan antigen yang sama berikutnya dengan stimulasi produksi sel plasma penyekresi antibodi.
Limfosit T ( sel T )
Sel T yang telah diaktifkan didalam kalenjar timus dilepaskan kesirkulasi darah. Sel T normal sebanyak 70% dari limfosit darah. Saat sel T terpapar antigennya untuk pertama kali, sel T menjadi tersensitasi. Jika antigen berasal dari luar tubuh, antigen perlu ditampilkan pada permukaan sel penampil antigen yaitu makrofag yang merupakan bagian pertahanan non-spesifik karena makrofag menelan dan mencerna antigen tanpa membeda-bedakan, namun juga berpartisipasi dalam respons imun. Setelah makrofag mencerna antigen, makrofag membawa sebagian sisa antigen dimembran selnya. Sel T jumlahnya terbatas dan sel T tidak membentuk antibodi. Ada empat jenis limfosit T dengan fungsi yang berbeda-beda, yaitu :
Mengenal Sel T Sang Pertahanan Akhir Tubuh (dan kenapa ini penting)
Sel T atau T-cells merupakan salah satu tipe dari darah putih yang berperan sebagai antibodi pada tubuh.
Sel T bekerjasama dengan makrofag untuk menyerang virus atau bakteri. Tidak seperti makrofag yang menyerang benda -benda asing secara umum, sel T menyerang virus secara spesifik.
Mengapa sel T disebut sebagai sel pertahanan akhir tubuh?
Jawabannya ialah karena sel T tersebut melindungi tubuh secara langsung atau mengaktifkan sistem imun. Sel T juga menyerang zat karsinogenik dan virus berbahaya secara spesifik.
Contoh dari virus yang menargetkan sel T ini ialah virus HIV.
Seperti halnya darah putih dan darah merah, sel T terbentuk di sumsum tulang belakang. Tubuh kita memiliki 25 juta sel T yang berbeda. Setiap sel memiliki reseptor antigen yang spesifik.
Anatomi Sel T
Sel T memiliki reseptor pada seluruh permukaannya dimana reseptor tersebut dapat mengikat antigen virus.
Letak Sel T Dalam Tubuh
Sel T dan sel darah putih lainnya memiliki dua jalur dalam tubuh yaitu melalui sistem limpa dan pembuluh darah. Sel darah putih terkumpul dalam sistem limpa.
Saat virus menyerang, sel darah putih masuk ke dalam pembuluh darah sehingga dapat menyerang virus secara cepat.
Jenis dan Fungsi Spesifik Sel T
1. Sel T Sitotoksik (sel CD8 + T)
2. Sel T Pembantu atau T Helper ( sel CD4 + T)
3. Sel T Regulatory atau sel T Penekan
4. Natural Killer T (NKT)
5. Sel T memory
1. Sel T Sitotoksik (sel CD8 + T)
Sel T sitotoksik mengandung butiran (kantung yang berisi enzim pencernaan atau zat kimia lainnya) sehingga mereka memanfaatkan menyebabkan sel target untuk pecah dalam proses yang disebut apoptosis.
2. Sel T Pembantu atau T Helper ( sel CD4 + T)
Fungsi: mengendapkan produksi antibodi oleh sel B dan juga memproduksi zat yang mengaktifkan sel T sitotoksik dan sel darah putih yang dikenal sebagai makrofag.
3. Sel T Regulatory atau sel T Penekan
Fungsi : menekan respon sel B dan sel T lainnya terhadap antigen. Penekanan ini diperlukan agar respon imun tidak berlanjut begitu tidak lagi dibutuhkan. Cacat pada sel T regulator dapat menyebabkan perkembangan penyakit autoimun.
4. Natural Killer T (NKT)
Memiliki nama yang sama dengan jenis limfosit yang berbeda yang disebut sel pembunuh alami. Sel NKT adalah sel T dan bukan sel pembunuh alami.
Fungsi : membedakan sel yang terinfeksi atau kanker dari sel tubuh normal dan sel serangan yang tidak mengandung penanda molekuler yang mengidentifikasi mereka sebagai sel tubuh. Salah satu jenis sel NKT yang dikenal sebagai sel pembunuh alami T (iNKT) invarian, melindungi tubuh terhadap obesitas dengan mengatur peradangan pada jaringan adiposa.
5. Sel T memory
Fungsi : membantu sistem kekebalan tubuh mengenali antigen yang sebelumnya ditemukan dan meresponsnya dengan lebih cepat dan untuk jangka waktu yang lebih lama.