Thursday, December 31, 2009

DNA-BASA NITROGEN- IKATATAN HIDROGEN




Semua struktur gambar diatas bisa dipahami setelah membaca ini OK

  • DNA adalah asam nukleat yang mengandung materi genetik dan berfungsi untuk mengatur perkembangan biologis seluruh bentuk kehidupan secara seluler. 
  • DNA terdapat pada nukleus, mitokondria dan kloroplas. 
  • Perbedaan di antara ketiganya adalah: DNA nukleus berbentuk linear dan berasosiasi sangat erat dengan protein histon, 
  • Sedangkan DNA mitokondria dan kloroplas berbentuk sirkular dan tidak berasosiasi dengan protein histon. Selain itu, 
  • DNA mitokondria dan kloroplas memiliki ciri khas, yaitu hanya mewariskan sifat-sifat yang berasal dari garis ibu. 
  • Hal ini sangat berbeda dengan DNA nukleus yang memiliki pola pewarisan sifat dari kedua orangtua. 
  • Dilihat dari organismenya, struktur DNA prokariot berbeda dengan struktur DNA eukariot. 
  • DNA prokariot tidak memiliki protein histon dan berbentuk sirkular, sedangkan DNA eukariot berbentuk linear dan memiliki protein histon (Klug & Cummings 1994: 315–316; Raven & Johnson 2002: 94).


DNA memiliki struktur pilinan utas ganda yang antiparalel dengan komponen-komponennya, yaitu gula pentosa (deoksiribosa), gugus fosfat, dan pasangan basa. 
  • Pasangan basa pada DNA terdiri atas dua macam, yaitu basa purin dan pirimidin. ‘
  • Basa purin terdiri atas adenin (A) dan guanin (G) yang memiliki struktur cincin-ganda, sedangkan basa pirimidin terdiri atas sitosin (C) dan timin (T) yang memiliki struktur cincin-tunggal. 
  • Ketika Guanin berikatan dengan Sitosin, maka akan terbentuk tiga ikatan hidrogen, sedangkan ketika Adenin berikatan dengan Timin maka hanya akan terbentuk dua ikatan hidrogen. 
  • Satu komponen pembangun (building block) DNA terdiri atas satu gula pentosa, satu gugus fosfat dan satu pasang basa yang disebut nukleotida (Lewis 2003: 176–178).


  • Sebuah sel memiliki DNA yang merupakan materi genetik dan bersifat herediter pada seluruh sistem kehidupan. 
  • Genom adalah set lengkap materi genetik (DNA) yang dimiliki suatu organisme dan terorganisasi menjadi kromosom. (Human Genome Project 2005: 1)


Isolasi DNA

  • DNA juga dapat diisolasi, baik pada manusia maupun pada tumbuhan. DNA manusia dapat diisolasi melalui darah. 
  • Darah manusia terdiri atas plasma darah, globulus lemak, substansi kimia (karbohidrat, protein dan hormon), dan gas (oksigen, nitrogen dan karbon dioksida). 
  • Plasma darah terdiri atas eritrosit (sel darah merah), leukosit (sel darah putih) dan trombosit (platelet). 
  • Komponen darah yang diisolasi yaitu sel darah putih. 
  • Sel darah putih dijadikan pilihan karena memiliki nukleus, di mana terdapat DNA di dalamnya. 
  • DNA pada tumbuhan juga dapat diisolasi, contohnya pada tumbuhan bawang merah (Allium cepa) dan pada pisang (Musa sp.) (Kimball 2005: 8; Kent & Carr 2001: 317).


Isolasi DNA memiliki beberapa tahapan, yaitu:
  1. Isolasi jaringan
  2. Dinding dan membran sel dilisiskan
  3. Diekstraksi dalam larutan
  4. Dipurifikasi
  5. Dipresipitasi


Prinsip-prinsip dalam melakukan isolasi DNA ada 2, yaitu 
  1. Sentrifugasi 
  2. Presipitasi. 
  • Prinsip utama sentrifugasi adalah memisahkan substansi berdasarkan berat jenis molekul dengan cara memberikan gaya sentrifugal sehingga substansi yang lebih berat akan berada di dasar, sedangkan substansi yang lebih ringan akan terletak di atas. 
  • Teknik sentrifugasi tersebut dilakukan di dalam sebuah mesin yang bernama mesin sentrifugasi dengan kecepatan yang bervariasi, contohnya 2500 rpm (rotation per minute) atau 3000 rpm (Kimball 2005: 4; Lewiston 2002:1–3; LPCH 2005: 2).


Ada 5 tahap untuk melakukan isolasi DNA, yaitu: 
  1. isolasi jaringan
  2. pelisisan dinding dan membran sel, 
  3. pengekstraksian dalam larutan
  4. purifikasi
  5. presipitasi.

  • Tahap pertama yang dilakukan yaitu mengisolasi jaringan yang ingin digunakan, yaitu darah.
  • Tahap selanjutnya yaitu melisiskan dinding dan membran sel dengan larutan pelisis sel darah merah. Setelah dilakukan inkubasi, darah yang telah bercampur dengan pelisis sel darah merah tersebut lalu disentrifugasi selama 10 menit dengan kecepatan 2500 rpm. 
  • Selanjutnya supernatan yang terbentuk dibuang dan kemudian dilakukan ekstraksi di dalam larutan. Hal tersebut bertujuan agar didapat ekstrak nukleus sel darah putih.
  • Tahap berikutnya adalah purifikasi. Tahap ini bertujuan untuk membersihkan sel darah putih dari zat-zat lainnya, dan tahap terakhir, yaitu presipitasi bertujuan untuk mengendapkan protein histon, sehingga untai-untai DNA tidak lagi menggulung (coiling) dan berikatan dengan protein histon, yang menyebabkan DNA menjadi terlihat (Kimball 2005: 4; Lewiston 2002:1–3; LPCH 2005: 2).
  • Tahap isolasi jaringan; untuk mengisolasi jaringan sel darah putih, maka darah yang masih memiliki komponen-komponen lengkap perlu dipisahkan satu dengan lainnya sehingga yang tersisa hanya sel darah putih. Karena itu ke dalam tabung yang berisi darah diberikan larutan pelisis sel darah merah yang merupakan larutan hipotonis. Karena larutan tersebut hipotonis, maka akan terjadi hemolisis. Larutan pelisis sel darah merah terdiri atas EDTA (ethylenediamine tetraacetic acid) yang akan membentuk kompleks (chelate) dengan ion logam, seperti Mg2+ yang merupakan kofaktor DNAse. Selanjutnya tabung dibolak-balik denan gerakan memutar yang membentuk angka 8 agar larutan dapat menyatu dengan sempurna selama 10 menit. Darah yang telah bercampur dengan pelisis sel darah merah tersebut lalu disentrifugasi selama 10 menit dengan kecepatan 2500 rpm. Selanjutnya supernatan yang terbentuk dibuang. Untuk melisiskan membran sel dan membran nukleus sel darah putih yang terisolasi tadi, diberikan larutan pelisis sel darah putih yang terdiri atas EDTA dan SDS (Sodium Dodecyl Sulfate) yang berfungsi untuk merusak lipid pada membran sel sehingga leukosit hancur (Rybicki & Purves 2005: 1; Harley 2005: 410).
  • Tahap selanjutnya yaitu purifikasi. Purifikasi bertujuan untuk membersihkan sel darah putih dari zat-zat lainnya; Ke dalam larutan tadi kemudian diberikan RNAse dan diinkubasi selama 15 menit pada suhu 37°C. Hal tersebut bertujuan untuk mengoptimalkan kerja enzim yang sangat dipengaruhi oleh temperatur. Tahap berikutnya yaitu presipitasi; Tahap presipitasi dilakukan dengan cara meneteskan larutan presipitasi protein dan kemudian divortex yang bertujuan untuk menghomogenkan larutan. Larutan presipitasi protein terdiri atas amonium asetat yang jika berikatan dengan protein mengakibatkan terbentuknya senyawa baru yang memiliki kelarutan yang lebih rendah, sehingga menyebabkan protein mengendap. Larutan tersebut kemudian disentrifugasi kembali selama 15 menit dengan kecepatan 3000 rpm. Supernatan yang berisi DNA kemudian dituangkan ke dalam tabung berisi isopropanol dingin dan tabung dibolak-balik kembali dengan gerakan angka 8. Pemberian isopropanol bertujuan untuk visualisasi DNA. Selanjutnya tabung disentrifugasi kembali selama 5 menit dengan kecepatan 3000 rpm. Hasil dari sentrifugasi adalah terdapatnya pelet DNA pada dasar tabung yang kemudian ditambahkan etanol 70% dan dibolak-balik kembali. Pemberian etanol bertujuan untuk membersihkan DNA dari pengotor-pengotornya. Setelah tercampur, tabung kemudian disentrifugasi kembali selama 5 menit dengan kecepatan 3000 rpm. Hasil akhirnya adalah DNA yang berada pada tepi dasar tabung. Langkah akhirnya adalah dengan pemberian Tris-EDTA yang bertujuan untuk melarutkan kembali DNA untuk dipreservasi (Harley 2005: 409–410; Lewiston 2002: 1–2).



  • Isolasi DNA genom buah pisang memiliki prinsip yang sama dengan isolasi DNA sel darah putih. Langkah pertama adalah dengan memasukkan buah pisang ke dalam blender dan blender selama 5 menit. Hasil blender kemudian ditambahkan air dengan perbandingan 1:1 dan garam lalu diaduk selama 15 menit. Garam memiliki fungsi yang sama dengan SDS pada isolasi DNA genom sel darah putih, yaitu untuk memberikan kondisi ionik, sehingga reaksi berjalan lebih stabil. Campuran tersebut kemudian disaring dengan corong dan ditambahkan isopropanol yang berfungsi untuk memvisualisasikan DNA dan menetralkan (desalted) sebab isopropanol tidak memiliki muatan, sedangkan DNA bermuatan negatif (-). Kemudian tabung dibolak-balik untuk mendapatkan DNA. Akan tetapi, setelah diberikan Tris-EDTA, yang didapat oleh praktikan hanyalah pengotor yang tidak larut di dalamnya. Hal ini dapat terjadi karena kurang teliti dalam mengerjakan proses isolasi tersebut (Harley 2005: 410).


Wednesday, December 30, 2009

PERSALINAN-KELAHIRAN

Proses kelahiran bayi yang berlangsung normal dibagi dalam tiga tahap atau kala. Penting sekali bagi Anda untuk mengetahui proses tersebut agar Anda bisa menyikapinya secara tepat.

Tahap pertama (pembukaan)

  • Tahap ini merupakan yang paling lama, dimulai dari kontraksi sampai saluran rahim terbuka penuh oleh kepala bayi. Pada persalinan pertama, prosesnya bisa lebih dari 18 jam, sementara pada persalinan kedua dan seterusnya antara 2-3 jam.
  • Kontraksi yang lemah namun teratur dimulai dari bagian atas rahim ke bawah sampai vagina, biasanya diawali dengan nyeri di punggung terus menjalar menjadi seperti kram di perut bawah.
  • Sedikit demi sedikit kontraksi akan semakin seringdan kencang untuk mengeluarkan mendesak kepala bayi ke mulut rahim. Setiap kontraksi berlangsung 30 sampai 60 detik. Jarak antar kontraksi adalah 10-20 menit. Rasa sakit menghilang setiap kali rahim mengendor.
  • Mulut rahim menjadi lunak, tipis dan melebar sehingga memudahkan bayi keluar dari rahim.
  • Sedikit cairan dan darah biasanya ikut menyertai proses persalinan, sebelum akhirnya pecah air ketuban.

Tahap kedua (mengedan)

  • Tahap dari pembukaan penuh sampai bayi lahir. Dalam tahap ini bayi lahir melalui mulut rahim ke vagina, lalu dikeluarkan. Tahap ini biasanya berlangsung kurang dari satu jam untuk persalinan pertama. Pada persalinan kedua, hanya sekitar 20 menit.
  • Ibu akan merasakan keinginan untuk mengedan (menekan otot perut) dan merasakan sensasi seperti orang yang ingin buang air besar. Semakin lama, dorongan mengedan itu akan semakin kuat dan sering. Bayi lalu akan keluar melalui mulut rahim.
  • Pada posisi normal di mana kepala keluar terlebih dahulu, kepala bayi berfungsi sebagai pembuka jalan. Dengan demikian, bayi dapat bernafas bahkan sebelum seluruh badan keluar dari rahim.

Tahap ketiga (plasenta)

  • Pada tahap ini plasenta (jawa: ari-ari) akan terlepas dari dinding rahim. Prosesnya biasanya terjadi 15-20 menit setelah kelahiran bayi.
  • Kontraksi rahim yang keras terus berlanjut setelah kelahiran bayi dan akan menekan pembuluh darah, mengurangi perdarahan dan menyebabkan plasenta lepas dari dinding rahim.
BERIKUT agar jelas kami berikan gambar Imaginasinya agar kelak bisa jadi Ginekolog

Pralahir: Turunnya kepala bayi ke arah panggul disebut “pembukaan”. Pembukaan terjadi antara beberapa hari sampai beberapa minggu sebelum kelahiran, tergantung sudah berapa kali melahirkan.

Awal kelahiran: Pada tahap ini, uterus mengalami kontraksi yang tak teratur dengan intensitas sedang sampai keras. Selama kontraksi, kantung ketuban sewaktu-waktu bisa pecah.

Fase transisi: Ketika persalinan berlanjut, leher rahim berdilatasi (bertambah lebar), memudahkan bayi memasuki saluran lahir.

Fase Turun: Pada kelahiran yang normal, kepala keluar lebih dulu. Sebuah episiotomi mungkin diperlukan untuk melebarkan liang vagina.

Kelahiran: Setelah kepala keluar, bayi diputar untuk menuntaskan persalinan.

Tali pusar dipotong untuk memisahkan bayi dari plasenta (sesudah lahir).

Uterus berkontraksi kuat beberapa kali untuk mendorong plasenta keluar. Dokter atau perawat mungkin memijat perut anda untuk mempercepat lepasnya plasenta.

Plasenta keluar dengan tali pusar masih melekat. Dokter atau perawat akan memeriksa apakah plasenta sudah keluar semua.

Dan Juga Foto embryo di dalam kandungan sehingga menjadi reliable

foto embrio manusia yang sedang berkembang karya Lennart Nilsson

fulan1.jpg

Embrio berusia 5 minggu. Diperkirakan panjangnya 9 mm. Tahap pembentukan wajah, dengan mulut yang terbuka, lubang hidung dan mata

Dalam Basic Human Embryology oleh Williams P rujukan yang biasa dipakai dalam bidang embriologi dikatakan, “”Kehidupan dalam rahim memiliki tiga tahapan

1. pre-embrionik dua setengah minggu pertama, 2. embrionik; sampai akhir minggu ke delapan, 3. janin; dari minggu ke delapan sampai kelahiran.”

fulan2.jpg

Berusia 8 minggu, embrio yang berkembang pesat dilindungi dengan baik oleh kantung amnion

Teknologi maju memungkinkan gambar embrio yang sedang berkembang diambil dengan hasil yang lebih jelas dan lebih besar. Gambar bisa diambil dengan menggunakan kamera konvensional yang dilengkapi lensa mikro. Atau bisa juga menggunakan alat endoskopi. Teknologi pemindaian mikroskop elektron memungkinkan Nilsson mengambil ratusan atau bahkan ribuan gambar embrio yang mengagumkan.

fulan3.jpg

Janin berusia 10 minggu. Kelopak matanya semi tertutup, yang akan tertutup total dalam beberapa hari kemudian

Gambar-gambar karya Nilsson dikumpulkan dalam sebuah

buku yang diberi judul “A Child is Born”.

fulan4.jpg

Usia 16 minggu, janin akan menggunakan kedua tangannya untuk mengenali seluruh tubuh dan lingkungan sekitarnya

fulan5.jpg

Janin sekarang bisa menggenggam, meraih, dan menarik tali pusar yang panjang. Tulangnya masih lentur. Jaringan pembuluh darah yang sudah terbentuk bisa dilihat melalui kulit tipis yang masih tembus pandang

fulan6.jpg

Usia 18 minggu. Si Fulan sekarang panjangnya kira-kira 14 cm dan sudah bisa mendengar suara-suara di luar "dunia gelap"nya

fulan7.jpg

Usia 20 minggu. panjangnya 20 cm. Rambut yang dikenal dengan istilah lanugo, mulai tumbuh memenuhi seluruh kepalanya

Gambar janin yang sedang tersenyum manis dan meringis di dalam rahim ibunya.

janin-tersenyum.jpg

Usia 23 minggu janin bisa tersenyum manis


Support web ini

BEST ARTIKEL