Friday, January 1, 2010

PEMBELAJARAN SISTEM REPRODUKSI PRIA

Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan dan/atau penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada salingtemas.

Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses yang meliputi pem-bentukan sel kelamin, ovulasi, menstruasi, fertilisasi, dan pemberian ASI, serta kelainan penyakit yang dapat terjadi pada sistem reproduksi manusia.

YANG HARUS DIKETAHUI MUTLAK

  • Mengidentifikasi struktur dan fungsi alat reproduksi pada laki-laki dan perempuan.
  • Menjelaskan proses pembentukan sperma dan sel telur.
  • Mengurutkan tahapan spermatogenesis dan oogenesis.
  • Membuat charta/model spermatogenesis dan oogenesis.
  • Menguraikan proses ovulasi dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
  • Menjelaskan proses menstruasi.
  • Pemahaman diri akan peristiwa menstruasi.
  • Mendeskripsikan alat kontrasepsi pada pria dan wanita

Dengan memahami maka diharapkan

  • Memberikan dasar dan landasan yg kuat kepada anak sedini mungkin untuk mencegah terjadi penyimpangan seksualitas, seks bebas, kehamilan di usia muda/kehamilan tidak dikehendaki dan atau aborsi.
  • Menjelaskan peran hormon dalam menjaga siklus menstruasi manusia.
  • Menghubungkan peran hormon seks dengan perubahan-perubahan yang tejadi di dalam ovarium dan uterus. mengaitkan perubahan perubahan yang terjadi dalam dirinya dengan perubahan kadar hormon gonadotropin.
  • Mampu menghitung periode menstruasinya sendiri., menentukan masa subur
  • Mampu menguraikan perubahan-perubahan yang terjadi dalam dirinya selama masa menstruasi.,dapat memahami sistem kesehatan repro
  • Memberikan dasar dan landasan yang kuat kepada anak sedini mungkin untuk mencegah terjadi penyimpangan seksualitas, seks bebas, kehamilan di usia muda/kehamilan tidak dikehendaki dan atau aborsi.

REPRODUKSI PRIA

Sistem reproduksi pria meliputi
  1. Organ-organ reproduksi
  2. Spermatogenesis dan
  3. Hormon pada pria.

Organ Reproduksi

Organ reproduksi pria terdiri atas
  1. Organ reproduksi dalam
  2. Organ reproduksi luar.

Organ Reproduksi Dalam




Organ reproduksi dalam pria terdiri atas
  1. Testis
  2. Saluran pengeluaran dan
  3. Kelenjar asesoris.

Testis
  • Testis (gonad jantan) berbentuk oval dan terletak didalam kantung pelir (skrotum).
  • Testis berjumlah sepasang (testes = jamak).
  • Testis terdapat di bagian tubuh sebelah kiri dan kanan.
  • Testis kiri dan kanan dibatasi oleh suatu sekat yang terdiri dari serat jaringan ikat dan otot polos.
FUNGSI
  1. Fungsi testis secara umum merupakan alat untuk memproduksi sperma
  2. alat untuk memproduksi hormon kelamin jantan yang disebut testoteron.

Saluran Pengeluaran

Saluran pengeluaran pada organ reproduksi dalam pria terdiri dari
  1. Epididimis
  2. Vas deferens
  3. Saluran ejakulasi dan
  4. Uretra.

Epididimis
  • Epididimis merupakan saluran berkelok-kelok di dalam skrotum yang keluar dari testis.
  • Epididimis berjumlah sepasang di sebelah kanan dan kiri.
  • Epididimis berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara sperma sampai sperma menjadi matang dan bergerak menuju vas deferens.
Vas deferens
  • Vas deferens atau saluran sperma (duktus deferens) merupakan saluran lurus yang mengarah ke atas dan merupakan lanjutan dari epididimis.
  • Vas deferens tidak menempel pada testis dan ujung salurannya terdapat di dalam kelenjar prostat.
  • Vas deferens berfungsi sebagai saluran tempat jalannya sperma dari epididimis menuju kantung semen atau kantung mani (vesikula seminalis).
Saluran ejakulasi
  • Saluran ejakulasi merupakan saluran pendek yang menghubungkan kantung semen dengan uretra.
  • Saluran ini berfungsi untuk mengeluarkan sperma agar masuk ke dalam uretra.
Uretra
  • Uretra merupakan saluran akhir reproduksi yang terdapat di dalam penis.
  • Uretra berfungsi sebagai saluran kelamin yang berasal dari kantung semen dan saluran untuk membuang urin dari kantung kemih.
Kelenjar Asesoris
  • Selama sperma melalui saluran pengeluaran, terjadi penambahan berbagai getah kelamin yang dihasilkan oleh kelenjar asesoris.
  • Getah-getah ini berfungsi untuk mempertahankan kelangsungan hidup dan pergerakakan sperma.
Kelenjar asesoris merupakan kelenjar kelamin yang terdiri dari
  1. Vesikula seminalis
  2. Kelenjar prostat dan
  3. Kelenjar Cowper.
Vesikula seminalis
  • Vesikula seminalis atau kantung semen (kantung mani) merupakan kelenjar berlekuk-lekuk
  • Vesikula seminalis terletak di belakang kantung kemih.
  • Dinding vesikula seminalis menghasilkan zat makanan yang merupakan sumber makanan bagi sperma.
Kelenjar prostat
  • Kelenjar prostat melingkari bagian atas uretra dan terletak di bagian bawah kantung kemih.
  • Kelenjar prostat menghasilkan getah yang mengandung kolesterol, garam dan fosfolipid yang berperan untuk kelangsungan hidup sperma.
Kelenjar Cowper
  • Kelenjar Cowper (kelenjar bulbouretra) merupakan kelenjar yang salurannya langsung menuju uretra.
  • Kelenjar Cowper menghasilkan getah yang bersifat alkali (basa).

Organ Reproduksi Luar


Organ reproduksi luar pria terdiri dari
  1. Penis
  2. Skrotum.
Penis
  • Penis terdiri dari tiga rongga yang berisi jaringan spons.
  • Dua rongga yang terletak di bagian atas berupa jaringan spons korpus kavernosa.
  • Satu rongga lagi berada di bagian bawah yang berupa jaringan spons korpus spongiosum yang membungkus uretra.
  • Uretra pada penis dikelilingi oleh jaringan erektil yang rongga-rongganya banyak mengandung pembuluh darah dan ujung-ujung saraf perasa.
  • Bila ada suatu rangsangan, rongga tersebut akan terisi penuh oleh darah sehingga penis menjadi tegang dan mengembang (ereksi).
Skrotum
  • Skrotum (kantung pelir) merupakan kantung yang di dalamnya berisi testis.
  • Skrotum berjumlah sepasang, yaitu skrotum kanan dan skrotum kiri.
  • Di antara skrotum kanan dan skrotum kiri dibatasi oleh sekat yang berupa jaringan ikat dan otot polos (otot dartos).
  • Otot dartos berfungsi untuk menggerakan skrotum sehingga dapat mengerut dan mengendur.
  • Di dalam skrotum juga tedapat serat-serat otot yang berasal dari penerusan otot lurik dinding perut yang disebut otot kremaster.
  • Otot ini bertindak sebagai pengatur suhu lingkungan testis agar kondisinya stabil.
  • Proses pembentukan sperma (spermatogenesis) membutuhkan suhu yang stabil, yaitu beberapa derajat lebih rendah daripada suhu tubuh.
Spermatogenesis
  • Spermatogenesis terjadi di dalam di dalam testis, tepatnya pada tubulus seminiferus.
  • Spermatogenesis mencakup pematangan sel epitel germinal dengan melalui proses pembelahan dan diferensiasi sel, yang mana bertujuan untuk membentu sperma fungsional.
  • Pembuatan sel sperma terjadi di tubulus seminiferus yang kemudian disimpan agar matang di epididimis.
  • Dinding tubulus seminiferus tersusun dari jaringan ikat dan jaringan epitelium germinal (jaringan epitelium benih) yang berfungsi pada saat spermatogenesis.
  • Pintalan-pintalan tubulus seminiferus terdapat di dalam ruang-ruang testis (lobulus testis). Satu testis umumnya mengandung sekitar 250 lobulus testis.
  • Tubulus seminiferus terdiri dari sejumlah besar sel epitel germinal (sel epitel benih) yang disebut spermatogonia (spermatogonium = tunggal).
  • Spermatogonia terletak di dua sampai tiga lapisan luar sel-sel epitel tubulus seminiferus.
  • Spermatogonia terus-menerus membelah untuk memperbanyak diri, sebagian dari spermatogonia berdiferensiasi melalui tahap-tahap perkembangan tertentu untuk membentuk sperma.
PROSES SPERMATOGENESIS
  • Pada tahap pertama spermatogenesis, spermatogonia yang bersifat diploid (2n atau mengandung 23 kromosom berpasangan), berkumpul di tepi membran epitel germinal yang disebut spermatogonia tipe A.
  • Spermatogenia tipe A membelah secara mitosis menjadi spermatogonia tipe B.
  • Kemudian, setelah beberapa kali membelah, sel-sel ini akhirnya menjadi spermatosit primer yang masih bersifat diploid.
  • Setelah melewati beberapa minggu, setiap spermatosit primer membelah secara meiosis membentuk dua buah spermatosit sekunder yang bersifat haploid.
  • Spermatosit sekunder kemudian membelah lagi secara meiosis membentuk empat buah spermatid.
  • Spermatid merupakan calon sperma yang belum memiliki ekor dan bersifat haploid (n atau mengandung 23 kromosom yang tidak berpasangan).
  • Setiap spermatid akan berdiferensiasi menjadi spermatozoa (sperma). Proses perubahan spermatid menjadi sperma disebut spermiasi.
  • Ketika spermatid dibentuk pertama kali, spermatid memiliki bentuk seperti sel-sel epitel.
  • Namun, setelah spermatid mulai memanjang menjadi sperma, akan terlihat bentuk yang terdiri dari kepala dan ekor.
  • Kepala sperma terdiri dari sel berinti tebal dengan hanya sedikit sitoplasma.
  • Pada bagian membran permukaan di ujung kepala sperma terdapat selubung tebal yang disebut akrosom. Akrosom mengandung enzim hialuronidase dan proteinase yang berfungsi untuk menembus lapisan pelindung ovum.
  • Pada ekor sperma terdapat badan sperma yang terletak di bagian tengah sperma.
  • Badan sperma banyak mengandung mitokondria yang berfungsi sebagai penghasil energi untuk pergerakan sperma.
Semua tahap spermatogenesis terjadi karena adanya pengaruh sel-sel sertoli yang memiliki fungsi khusus untuk menyediakan makanan dan mengatur proses spermatogenesis.

Hormon pada Pria
  • Proses spermatogenesis distimulasi oleh sejumlah hormon, yaitu
  1. Testoteron
  2. LH (Luteinizing Hormone)
  3. FSH (Follicle Stimulating Hormone)
  4. Estrogen dan
  5. Hormon pertumbuhan.
Testoteron
  • Testoteron disekresi oleh sel-sel Leydig yang terdapat di antara tubulus seminiferus.
  • Hormon ini penting bagi tahap pembelahan sel-sel germinal untuk membentuk sperma, terutama pembelahan meiosis untuk membentuk spermatosit sekunder.
LH (Luteinizing Hormone)
  • LH disekresi oleh kelenjar hipofisis anterior. LH berfungsi menstimulasi sel-sel Leydig untuk mensekresi testoteron
FSH (Follicle Stimulating Hormone)
  • FSH juga disekresi oleh sel-sel kelenjar hipofisis anterior dan berfungsi menstimulasi sel-sel sertoli. Tanpa stimulasi ini, pengubahan spermatid menjadi sperma (spermiasi) tidak akan terjadi.
Estrogen
  • Estrogen dibentuk oleh sel-sel sertoli ketika distimulasi oleh FSH.
  • Sel-sel sertoli juga mensekresi suatu protein pengikat androgen yang mengikat testoteron dan estrogen serta membawa keduanya ke dalam cairan pada tubulus seminiferus.
  • Kedua hormon ini tersedia untuk pematangan sperma.
Hormon Pertumbuhan
  • Hormon pertumbuhan diperlukan untuk mengatur fungsi metabolisme testis.
  • Hormon pertumbuhan secara khusus meningkatkan pembelahan awal pada spermatogenesis.

Gangguan pada Sistem Reproduksi Pria
  1. Hipogonadisme
  2. Kriptorkidisme
  3. Uretritis
  4. Epididimitis
  5. Orkitis
Hipogonadisme
  • Hipogonadisme adalah penurunan fungsi testis yang disebabkan oleh gangguan interaksi hormon, seperti hormon androgen dan testoteron.
  • Gangguan ini menyebabkan infertilitas, impotensi dan tidak adanya tanda-tanda kepriaan.
  • Penanganan dapat dilakukan dengan terapi hormon.
Kriptorkidisme
  • Kriptorkidisme adalah kegagalan dari satu atau kedua testis untuk turun dari rongga abdomen ke dalam skrotum pada waktu bayi.
  • Hal tersebut dapat ditangani dengan pemberian hormon human chorionic gonadotropin untuk merangsang terstoteron.
  • Jika belum turun juga, dilakukan pembedahan.
Uretritis
  • Uretritis adalah peradangan uretra dengan gejala rasa gatal pada penis dan sering buang air kecil.
  • Organisme yang paling sering menyebabkan uretritis adalah Chlamydia trachomatis, Ureplasma urealyticum atau virus herpes.
Prostatitis
  • Prostatitis adalah peradangan prostat.
  • Penyebabnya dapat berupa bakteri, seperti Escherichia coli maupun bukan bakteri.
Epididimitis
  • Epididimitis adalah infeksi yang sering terjadi pada saluran reproduksi pria. Organisme penyebab epididimitis adalah E. coli dan Chlamydia.
Orkitis
  • Orkitis adalah peradangan pada testis yang disebabkan oleh virus parotitis.
  • Jika terjadi pada pria dewasa dapat menyebabkan infertilitas.

Sekelebat Menstruasi

Siklus menstruasi tidak sama pada setiap wanita. Meskipun rata-rata sekitar 28 hari, namun tapi ada juga yang 24 hari, 30 hari, bahkan 35 hari. Siklus yang nggak teratur itu biasa kok terjadi pada wanita yang baru saja mengalami menstruasi. Tubuh kita butuh waktu untuk melakukan penyesuaian pada kebiasaan baru. Jadi, bisa aja tuh siklus menstruasi kita adalah 28 hari selama 3 bulan, tapi tiba-tiba berubah pada bulan berikutnya, atau malah nggak menstruasi selama sebulan. Setelah beberapa tahun, siklus ini akan semakin teratur.

Siklus menstruasi seorang wanita dihitung mulai dari hari pertama menstruasi atau datang bulan, sampai hari pertama menstruasi di bulan berikutnya. Jadi, kalau seorang wanita mengalami menstruasi pada tanggal 2 Mei, lalu yang berikutnya jatuh pada tanggal 31 Mei, maka siklus menstruasinya berlangsung selama 31 dikurangi 2, yaitu 29 hari. Jadi, biasakan untuk menandai kalender pada tiap hari pertama menstruasi, per bulannya.

Selama menstruasi, darah dan lapisan yang terbentuk pada dinding rahim mengalir keluar lewat vagina, ternasuk juga sel telur yang mati karena nggak dibuahi oleh sperma. Lama berlangsungnya menstruasi berbeda-beda pada tiap wanita. Ada yang hanya 2 atau 3 hari, atau ada yang sampai 8 hari. Selama masih di bawah 15 hari, masih normal kok. Banyaknya cairan yang terbuang juga berbeda dari satu cewek ke cewek lain. Meskipun kita suka shock melihat banyaknya darah yang keluar, tapi sebenarnya itu wajar dan nggak bakal bikin kita jadi anemia (kekurangan darah).

Tepat pada hari terakhir menstruasi, tubuh mulai melepaskan hormon yang memerintahkan rahim untuk menerima sel telur baru dari ovarium. Rahim pun menyiapkan diri dengan kembali menebalkan dindingnya dengan darah dan berbagai nutrisi yang diperlukan oleh sel telur agar bisa berkembang. Proses ini berlangsung sampai dengan hari ke-14 (ingat, hari ke-1 adalah hari pertama menstruasi kita).

Tepat pada pertengahan siklus (kalau siklus kita 30 hari, berarti pada hari ke-15), dimulailah ovulasi. Ovulasi adalah pelepasan sel telur dari ovarium ke rahim melalui saluran yang namanya tuba fallopi. Selama beberapa hari (biasanya sampai hari ke-21), sel telur akan melakukan perjalanan menuju rahim, sambil menanti dibuahi oleh sperma. Saat inilah yang dikenal sebagai masa subur.

ORGAN KELAMIN PRIA

Gambar diatas adalah tanaman Jipang yang ingin eksis dengan ekspresi buah nya yang berpesan kepada anak anak yang belajar biologi khususnya si puteri , kau nggak usah melihatnya langsung jenis kelamin primer lawan jenismu karena belum  waktunya , Puaskanlah melihat produk ku ini bahwa organ kelamin pria yang sesuai jenis postingan ini adalah sepertiku ini

Organ kelamin pria adalah Organ yang mampu memproduksi sel kelamin , sel kelamin yang dihasilkan adalah sperma , produknya jumlahnya banyak jutaan dan diproduksi oleh Gonade yang disebut testes , produknya berjalan menerus tak henti henti setelah Puber 
Awal produknya dipengaruhi oleh situai hormonal yang ada di tubuhnya , Untuk detailnya akan dibahas postingan ini 

GONADE ( KELENJAR KELAMIN)
  • Proses spermatogenesis distimulasi oleh sejumlah hormon, yaitu  
  1. LH (Luteinizing Hormone)
  2. FSH (Follicle Stimulating Hormone)
  3. Estrogen  
  4. Testoteron
  5. Hormon pertumbuhan.

LH (Luteinizing Hormone)

  • LH disekresi oleh kelenjar hipofisis anterior
  • LH berfungsi menstimulasi sel-sel Leydig untuk mensekresi testoteron
FSH (Follicle Stimulating Hormone)
  • FSH juga disekresi oleh sel-sel kelenjar hipofisis anterior dan berfungsi menstimulasi sel-sel sertoli. 
  • Tanpa stimulasi ini, pengubahan spermatid menjadi sperma (spermiasi) tidak akan terjadi.
Estrogen
  • Estrogen dibentuk oleh sel-sel sertoli ketika distimulasi oleh FSH. 
  • Sel-sel sertoli juga mensekresi suatu protein pengikat androgen yang mengikat testoteron dan estrogen serta membawa keduanya ke dalam cairan pada tubulus seminiferus.
  • Kedua hormon ini tersedia untuk pematangan sperma
Testoteron
  • Testoteron disekresi oleh sel-sel Leydig yang terdapat di antara tubulus seminiferus. 
  • Hormon ini penting bagi tahap pembelahan sel-sel germinal untuk membentuk sperma, terutama pembelahan meiosis untuk membentuk spermatosit sekunder.
Hormon Pertumbuhan
  • Hormon pertumbuhan diperlukan untuk mengatur fungsi metabolisme testis. 
  • Hormon pertumbuhan secara khusus meningkatkan pembelahan awal pada spermatogenesis.
ORGAN REPRODUKSI

Struktur luar dari sistem reproduksi pria terdiri dari

  1. Penis
  2. Skrotum (kantung zakar)
Struktur dalamnya tersusun atas

  1. Testis (buah zakar).
  2. Epididimis
  3. Vas Defferens
  4. Vesicula seminalis
  5. Uretra

  • Ketika melakukan hubungan seksual, sperma yang terdapat di dalam cairan yang disebut semen 
  • Semen dikeluarkan melalui vas deferens dan penis yang mengalami ereksi.

STRUKTUR

PENIS


Penis terdiri dari:
  1. Akar (menempel pada di dinding perut)
  2. Badan (merupakan bagian tengah dari penis)
  3. Glans penis (ujung penis yang berbentuk seperti kerucut).
  4. Lubang uretra (saluran tempat keluarnya semen dan air kemih) terdapat di ujung glans penis.
  5. Dasar glans penis disebut korona.
  • Pada pria yang tidak disunat (sirkumsisi), kulit depan (preputium) membentang mulai dari korona menutupi glans penis.

Badan penis terdiri dari 3 rongga silindris (sinus) jaringan erektil:


  • 2 rongga yang berukuran lebih besar disebut korpus kavernosus, terletak ber sebelahan
  • Rongga yang ketiga disebut korpus spongiosum, mengelilingi uretra.
  • Jika rongga tersebut terisi darah, maka penis menjadi lebih besar, kaku dan tegak (mengalami ereksi).

SKROTUM


  • Skrotum (kantung pelir) merupakan kantung yang di dalamnya berisi testis. 
  • Skrotum berjumlah sepasang, yaitu skrotum kanan dan skrotum kiri.
  • Di antara skrotum kanan dan skrotum kiri dibatasi oleh sekat yang berupa jaringan ikat dan otot polos (otot dartos).
  • Otot dartos berfungsi untuk menggerakan skrotum sehingga dapat mengerut dan mengendur.
  • Di dalam skrotum juga tedapat serat-serat otot yang berasal dari penerusan otot lurik dinding perut yang disebut otot kremaster.
  • Otot ini bertindak sebagai pengatur suhu lingkungan testis agar kondisinya stabil. Proses pembentukan sperma (spermatogenesis) membutuhkan suhu yang stabil, yaitu beberapa derajat lebih rendah daripada suhu tubuh.
  • Sebagai sistem pengontrol suhu untuk testis, skrotum diharapkan terjadi perlindungan sperma terbentuk secara normal karena testis harus memiliki suhu yang sedikit lebih rendah dibandingkan dengan suhu tubuh.
  • Otot kremaster pada dinding skrotum akan mengendur atau mengencang sehinnga testis menggantung lebih jauh dari tubuh (dan suhunya menjadi lebih dingin) atau lebih dekat ke tubuh (dan suhunya menjadi lebih hangat).OK
TESTES

  • Testis berbentuk lonjong dengan ukuran sebesar buah zaitun dan terletak di dalam skrotum.
  • Biasanya testis kiri agak lebih rendah dari testis kanan.
  • Testis memiliki 2 fungsi, yaitu menghasilkan sperma dan membuat testosteron (hormon seks pria yang utama).
  • Spermatogenesis (pembentukan sperma ) di Tubulus seminiferus pada testes
  • Pembentukan hormon testosteron oleh Sel leydig di Testes
  • Pemberi makan sperma sel sertoli di testes
  • Pematangan sperma di Epididymis
  • Pembentukan ( semen = sperma yang siap membuahi) di Vesikula seminalis dibantu oleh 3 kelenjar kelamin yang mengeluarkan getah penguat sperma sehingga membentuk semen yaitu Kelenjar Prostata , Cowper dan Bulbo Uretra


EPIDIDIMIS

  • Epididimis terletak di atas testis dan merupakan saluran sepanjang 6 meter.
  • Epididimis mengumpulkan sperma dari testis dan menyediakan ruang serta lingkungan untuk proses pematangan sperma.
VAS DEFERRENS

  • Vas deferens merupakan saluran yang membawa sperma dari epididimis.
  • Saluran ini berjalan ke bagian belakang prostat lalu masuk ke dalam uretra dan membentuk duktus ejakulatorius.
  • Struktur lainnya (misalnya pembuluh darah dan saraf) berjalan bersama-sama vas deferens dan membentuk korda spermatika.




Vesikula seminalis
  • Vesikula seminalis atau kantung semen (kantung mani) merupakan kelenjar berlekuk-lekuk yang terletak di belakang kantung kemih.
  • Dinding vesikula seminalis menghasilkan zat makanan yang merupakan sumber makanan bagi sperma.
URETHRA
  • Uretra berfungsi 2 fungsi: Bagian dari sistem kemih yang mengalirkan air kemih dari kandung kemih
  • Bagian dari sistem reproduksi yang mengalirkan semen.
KELENJAR KELAMIN LAKI LAKI

KELENJAR PROSTATA
  • Kelenjar prostat terletak di bawah kandung kemih di dalam pinggul
  • Kelenjar prostat melingkari bagian atas uretra
  • Kelenjar prostat menghasilkan getah yang mengandung kolesterol, garam dan fosfolipid yang berperan untuk kelangsungan hidup sperma.
  • Prostat dan vesikula seminalis menghasilkan cairan yang merupakan sumber makanan bagi sperma.
  • Cairan ini merupakan bagian terbesar dari semen.
  • Biasanya ukurannya sebesar biji kacang dan akan membesar sejalan dengan pertambahan usia
Kelenjar Cowper
  • Kelenjar Cowper (kelenjar bulbouretra) merupakan kelenjar yang salurannya langsung menuju uretra.
  • Kelenjar Cowper menghasilkan getah yang bersifat alkali (basa)
Vesikula seminalis
  • Vesikula seminalis atau kantung semen (kantung mani) merupakan kelenjar berlekuk-lekuk yang terletak di belakang kantung kemih.
  • Dinding vesikula seminalis menghasilkan zat makanan yang merupakan sumber makanan bagi sperma.
FUNGSI PENIS

  • Selama melakukan hubungan seksual, penis menjadi kaku dan tegak sehingga memungkinkan terjadinya penetrasi (masuknya penis ke dalam vagina)
  • Ereksi terjadi akibat interaksi sitem saraf, pembuluh darah, hormon dan psikis.
  • Rangsang yang menyenangkan menyebabkan suatu reaksi di otak, yang kemudian mengirimkan sinyalnya melalui korda spinalis ke penis.
  • Arteri yang membawa darah ke korpus kavernosus dan korpus spongiosum memberikan respon, yaitu berdilatasi (melebar).
  • Arteri yang melebar menyebabkan peningkatan aliran darah ke daerah erektil ini, sehingga daerah erektil terisi darah dan melebar.
  • Otot-otot di sekitar vena yang dalam keadaan normal mengalirkan darah dari penis, akan memperlambat aliran darahnya.
  • Tekanan darah yang meningkat di dalam penis menyebabkan panjang dan diameter penis bertambah.
EJAKULASI
Proses keluarnya semen ( sperma mature) dari vesikula seminalis menuju urethra dan muncrat keluar penis
  • Ejakulasi terjadi pada saat mencapai klimaks, yaitu ketika gesekan pada glans penis dan rangsangan lainnya mengirimkan sinyal ke otak dan korda spinalis.
  • Saraf merangsang kontraksi otot di sepanjang saluran epididimis dan vas deferens, vesikula seminalis dan prostat.
  • Kontraksi ini mendorong semen ke dalam uretra.
  • Selanjutnya kontraksi otot di sekeliling urretra akan mendorong semen keluar dari penis.
  • Leher kandung kemih juga berkonstriksi agar semen tidak mengalir kembali ke dalam kandung kemih.
  • Setelah terjadi ejakulasi (atau setelah rangsangan berhenti), arteri mengencang dan vena mengendur.
  • Akibatnya aliran darah yang masuk ke arteri berkurang dan aliran darah yang keluar dari vena bertambah, sehingga penis menjadi lunak.
  • Tanpa terjadi ereksi yang dilanjutkan dengan ejakulasi maka proses fertilisasi tidak akan terjadi
  • Dalam ejakulasi sperma yang keluar minimal dalam 1 cc kurang lebih mengandung 20 juta sperma


Gangguan pada Sistem Reproduksi Pria
Hipogonadisme
  • Hipogonadisme adalah penurunan fungsi testis yang disebabkan oleh gangguan interaksi hormon, seperti hormon androgen dan testoteron. 
  • Gangguan ini menyebabkan infertilitas, impotensi dan tidak adanya tanda-tanda kepriaan. 
  • Penanganan dapat dilakukan dengan terapi hormon.
Kriptorkidisme
  • Kriptorkidisme adalah kegagalan dari satu atau kedua testis untuk turun dari rongga abdomen ke dalam skrotum pada waktu bayi. 
  • Hal tersebut dapat ditangani dengan pemberian hormon human chorionic gonadotropin untuk merangsang terstoteron. 
  • Jika belum turun juga, dilakukan pembedahan.
Uretritis
  • Uretritis adalah peradangan uretra dengan gejala rasa gatal pada penis dan sering buang air kecil. 
  • Organisme yang paling sering menyebabkan uretritis adalah Chlamydia trachomatis, Ureplasma urealyticum atau virus herpes.
Prostatitis
  • Prostatitis adalah peradangan prostat. 
  • Penyebabnya dapat berupa bakteri, seperti Escherichia coli maupun bukan bakteri.
Epididimitis
  • Epididimitis adalah infeksi yang sering terjadi pada saluran reproduksi pria. 
  • Organisme penyebab epididimitis adalah E. coli dan Chlamydia.
Orkitis
  • Orkitis adalah peradangan pada testis yang disebabkan oleh virus parotitis. 
  • Jika terjadi pada pria dewasa dapat menyebabkan infertilitas.

Patung terbaik Penis


IMPOTENSI

Impotensi (Disfungsi Ereksi) adalah ketidakmampuan untuk memulai dan mempertahankan ereksi.

Impotensi biasanya merupakan akibat dari:

Kelainan pembuluh darah
Kelainan persarafan
Obat-obatan
Kelainan pada penis
Masalah psikis yang mempengaruhi gairah seksual.


Penyebab yang bersifat fisik lebih banyak ditemukan pada pria lanjut usia; sedangkan masalah psikis lebih sering terjadi pada pria yang lebih muda.
Semakin bertambah umur seorang pria, maka impotensi semakin sering terjadi, meskipun impotensi bukan merupakan bagian dari proses penuaan tetapi merupakan akibat dari penyakit yang sering ditemukan pada usia lanjut.
Sekitar 50% pria berusia 65 tahun dan 75% pria berusia 80 tahun mengalami impotensi.
Agar bisa tegak, penis memerlukan aliran darah yang cukup. Karena itu penyakit pembuluh darah (misalnya aterosklerosis) bisa menyebabkan impotensi.
Impotensi juga bisa terjadi akibat adanya bekuan darah atau akibat pembedahan pembuluh darah yang menyebabkan terganggunya aliran darah arteri ke penis.

Kerusakan saraf yang menuju dan meninggalkan penis juga bisa menyebabkan impotensi.
Kerusakan saraf ini bisa terjadi akibat: Cedera
Diabetes melitus
Sklerosis multipel
Stroke
Obat-obatan
Alkohol
Penyakit tulang belakang bagian bawah
Pembedahan rektum atau prostat.

Sekitar 25% kasus impotensi disebabkan oleh obat-obatan (terutama pada pria usia lanjut yang banyak mengkonsumsi obat-obatan).
Obat-obat yang bisa menyebabkan impotensi adalah:
- Anti-hipertensi
- Anti-psikosa
- Anti-depresi
- Obat penenang
- Simetidin
- Litium.

Kadang impotensi terjadi akibat rendahnya kadar hormon testosteron.
Tetapi penurunan kadar hormon pria (yang cenderung terjadi akibat proses penuaan), biasanya lebih sering menyebabkan penurunan gairah seksual (libido).

Beberapa faktor psikis yang bisa menyebabkan impotensi: Depresi Kecemasan Perasaan bersalah
Perasaan takut akan keintiman Kebimbangan tentang jenis kelamin.

Penderita tidak mampu memulai dan mempertahankan ereksi

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejalanya.
Pemeriksaan fisik dilakukan untuk mencari adanya perubahan ciri seksual pria, misalnya payudara, testis dan ukuran penis, serta perubahan pada rambut, suara maupun kulit.

Untuk mengetahui adanya kelainan pada arteri di panggul dan selangkangan (yang memasok darah ke penis), dilakukan pengukuran tekanan darah di tungkai. Pemeriksaan lainnya yang mungkin perlu dilakukan: Pemeriksaan darah lengkap
Pemeriksaan gula darah untuk diabetes
Pemeriksaan kadar TSH
USG penis.


Impotensi itu prinsip dasarnya Sederhana ,perhatikan uraian ini

Berdasarkan hasil penelitian pakar medis tersimpul pola timbulnya penyakit impoten, bahwa di dalam penis itu terdapat dua buah bangunan yang disebut Corpus Cavernosum. Dalam kondisi penis tidak tegang, Corpus Cavernosum hanya terisi darah sedikit. Dengan berbagai cara rangsangan, volume darah di dalam Corpus Cavernosum akan berlipat ganda delapan kali, maka penis membesar dan tegang.

Dengan demikian, di sini tidak hanya pembuluh darah ke CC harus berfungsi baik, tapi juga otot-otot CC serta pembuluh darah balik yang mengalirkan darah ke CC. Mekanisme ini dipengaruhi saraf dan hormon, jika terjadi gangguan atau terjadinya kerusakan, maka penis tidak dapat ereksi. Pola timbulnya impotensi inilah yang disebut kelainan organik.

Impotensi pada seseorang karena ada dua faktor.

Pertama, disebabkan problema seksual, psikis, rasa takut, sedih dan stress seperti takut tidak dapat melakukan hubungan seksual secara normal atau fear of failure.

Kedua, orang itu impoten karena memang adanya kelainan organik. Penyebab kelainan impotensi organik bisa disebabkan pengapuran pembuluh darah, sehingga khususnya pembuluh darah yang mengarah ke penis menebal dan keras. Aliran darah untuk mencapai ereksi pun tidak mencukupinya atau disebabkan kelainan pada CC itu sendiri. Hal ini diduga karena terlalu banyak mengkonsumsi obat-obatan hipertensi dan adanya kelainan dalam kadar hormon.

Sementara itu, kelainan pada pembuluh balik dapat menjadi sebagai faktor pencetus impotensi. Sebab aliran darah balik dari penis saat ereksi tidak cukup terbendung yang mengakibatkan darah tidak daapt terkumpul di penis.

Kemungkinan lain, yaitu akibat saraf seperti karena trauma atau kecelakaan, patah tulang panggul atau bekas operasi di panggul kecil. Selain itu, pria impoten bisa disebabkan karena ia menderita diabetes. Kasus ini memang banyak terjadi, karena diabetes biang keladi timbulnya gangguan apda pembuluh darah, saraf dan bahkan psikis. Di samping perlu mewaspadai terhadap penyakit lain seperti liver, gagal ginjal dan kelenjar gondok.

Bahkan, akhir-akhir ini para pakar medis telah menemukan hubungan antara gagal ereksi dengan kebiasaan merokok dan minuman yang mengandung kadar alkohol . OK


PENGOBATAN

Impotensi biasanya bisa diobati tanpa pembedahan.
Jenis pengobatan tergantung kepada penyebabnya.

Latihan khusus dilakukan oleh penderita impotensi akibat masalah psikis, yaitu yang disebut Teknik pemusatan sensasi 3 tahap.
Teknik ini mendorong hubungan intim dan kehangatan emosional, yang lebih menitikberatkan kepada membangun sebuah hubungan:

  1. Tahap I : bercumbu, pasangan berkonsentrasi untuk menyenangkan satu sama lain tanpa menyentuh daerah kemaluan.
  2. Tahap II : pasangan mulai menyentuh daerah kemaluan atau daerah erotis lainnya, tetapi belum melakukan hubungan badan.
  3. Tahap III : melakukan hubungan badan.

Masing-masing mencapai kenyamanan pada setiap tahap keintiman sebelum berlanjut ke tahap selanjutnya.
Jika teknik tersebut tidak berhasil, mungkin penderita perlu menjalani psikoterapi atau terapi perilaku seksual.
Jika penderita mengalami depresi, bisa diberikan obat anti depresi.

Sildenafil adalah obat yang bisa meningkatkanaliran darah ke penis.
Obat ini diminum 30-60 menit sebelum melakukan hubungan seksual, hanya efektif jika disertai dengan gairah seksual.
Tidak boleh diminum bersamaan dengan nitrat karena bisa menimbulkan efek samping yang serius.

Jika impotensi atau hilangnya gairah seksual terjadi akibat kadar testosteron yang rendah, penderita sebaiknya menjalani terapi sulih hormon.
Testosteron disuntikkan setiap minggu atau diberikan dalam bentuk plester.
Efek sampingnya adalah pembesaran prostat dan kelebihan sel darah merah yang bisa menyebabkan stroke. Alat pengikat atau penghisap seringkali digunakan untuk mencapai dan mempertahankan ereksi, tetapi alat ini tidak boleh digunakan oleh penderita gangguan perdarahan atau penderita yang mengkonsumsi obat antikoagulan.
Alat pengikat (berupa tali atau cincin yang terbuat dari logam, karet atau kulit) dipasang di dasar penis untuk memperlambat aliran darah dari penis.
Alat penghisap (berupa kotak berongga dan pompa) dipasang pada penis.

Tekanan hampa udara membantu pengaliran darah ke dalam arteri penis. Ketika penis ereksi, sebuah alat pengikat


TESTES-PABRIK SPERMA

Membahas tentang reproduksi setidaknya membuat kita mengingat asal usul kita , asal usul kita yang sebenarnya sangat unik , dari setetes atau beberapa tetes sperma yang diproduk di bawah gambar ini bertemu dengan ovum di organ reproduksi wanita kemudian terjadi fertilisasi - implantasi jadilah kita . maka sebaiknya kita perlu tahu bagaimana sih sperma itu dibuat tersimpan berkemampuan dan lainnya hehehe 

Struktur reproduksi pria terdiri dari penis, testis dalam kantong skrotum, sistem duktus yang terdiri dari epididimis, vas deferens, duktus ejakulatorius, dan urethra; dan glandula asesoria yang terdiri dari vesikula seminalis kelenjar prostat dan kelenjar bulbouretralis
  • Testis adalah organ genitalia pria yang terletak di skrotum (Kantung testes)
  • Ukuran testis pada orang dewasa adalah 4 x 3 x 2,5 cm, dengan volume 15 – 25 ml, berbentuk uvoid.
  • Testes – juga dikenal sebagai testikal (biji kemaluan) atau gonada pria
  • merupakan sepasang organ dengan bentuk seperti kantung pada kemaluan. Kata "testes" (bentuk jamak dari testis) berasal dari bahasa Latin yang berarti "saksi" atau "memberikan kesaksian".
  • Pada zaman dahulu kala, merupakan hal yang lumrah bagi pria untuk meletakkan salah satu tangan pada alat kelaminnya ketika diambil sumpahnya di pengadilan.
  • Pada pria dewasa, rata-rata ukuran testis berkisar antara 4 sampai 6 sentimeter panjangnya dengan berat 10 sampai 15 gram.
  • Testis sebelah kiri biasanya agak lebih besar dan tergantung sedikit lebih rendah daripada testis sebelah kanan
  • Fungsi testes ini untuk menghasilkan sperma dan berbagai hormon, seperti hormon testosteron dan inhibin.
  • Testes telah terbentuk selama janin berusia tujuh sampai sembilan bulan dlm kandungan
  • Pada masa tersebut, letak testes mengalami perubahan, mulai dari rongga perut bagian panggul turun hingga ke selangkang pada kantung kemaluan (scrotum).
  • Setiap testikel dibungkus dengan kuat oleh tunica albuginea, yaitu suatu serat kapsul berwarna putih
  • Sebuah testikel mengandung sekitar 250 testicular lobules dan di dalam setiap testicular lobule terdapat 1 sampai 3 seminiferous tubules yang tergulung dengan erat.
  • Jika dibentangkan, maka setiap seminiferous tube dapat mencapai 2 sampai 3 kaki panjangnya
  • Seminiferous tubules merupakan tempat dimana sperma diproduksi dan disebut juga dengan spermatogenesis
  • Produksi sperma dimulai sekitar masa pubertas dan berlanjut hingga masa hidup seseorang tersebut berakhir
  • Tingkat produksi sperma biasanya menurun seiring dengan berjalannya usia
  • Seorang pria dewasa yang sehat rata-rata mampu memproduksi beberapa ribu sel sperma setiap detiknya
  • Volume normal air mani yang dikeluarkan pada saat ejakulasi berlangsung adalah 3 mililiter sampai 5 mililiter, setiap 1 mililiter air mani biasanya mengandung 50 sampai 100 juta sperma
  • Meskipun sepertinya jumlah diatas merupakan angka yang besar, tetapi sel sperma memiliki ukuran yang sangat kecil sehingga jumlah tersebut hanyalah berkisar 5%-10% dari keseluruhan volume air mani yang dikeluarkan pada saat ejakulasi
  • Produksi sperma merupakan suatu proses yang sensitif terhadap pengaruh suhu.
  • Agar testes dapat memproduksi sperma sebagaimana mestinya, maka suhu yang dibutuhkan haruslah beberapa derajat dibawah suhu inti tubuh.
  • Suatu otot rangka yang dikenal dengan otot cremaster berfungsi untuk menarik testes lebih dekat lagi ke tubuh pada lingkungan yang dingin dan melepaskan kembali tarikannya ketika temperatur mulai meningkat.
  • Telah terbukti bahwa pria yang terbiasa mengenakan celana dalam yang ketat dapat mengalami penurunan produksi dan kualitas sperma karena testes tertarik kuat ke tubuh sementara temperatur disekitarnya meningkat sehingga dapat mengganggu produksi sperma secara normal.
  • Seminiferous tubules juga diikat dengan sel berbentuk piramid yang dikenal dengan nama Sertoli.
  • Sel sertoli membantu dan melindungi pematangan sel sperma.
  • Disamping itu, sel sertoli menyimpan hormon inhibin yang berfungsi untuk mengatur jumlah produksi sel sperma baru dalam tubuh.
  • Sperma yang dihasilkan pada seminferous tubules akan dipindahkan ke epididymis untuk menyelesaikan proses pematangan sperma.
  • Setiap epididymis memiliki panjang sekitar 4 sentimeter dan terletak di permukaan bagian belakang dari testis.
  • Terletak diantara seminiferous tubules terdapat sel interstitial yang juga disebut dengan sel Leydig, sel ini berfungsi untuk memproduksi testosteron, yaitu hormon dasar steroid.
  • Hormon ini penting untuk menjaga karakteristik seks sekunder pria (seperti bulu-bulu diwajah dan tekanan suara yang rendah) dan bertanggung jawab untuk merangsang timbulnya gairah seks.
  • Produksi testosteron secara dramatik dapat meningkat selama masa pubertas dan peningkatan ini berlanjut terus dalam masa hidup seseorang. 95% testosteron pria diproduksi oleh testes – 5% sisanya diproduksi oleh sel-sel yang terdapat pada kelenjar adrenal yang terletak diatas ginjal dimana hal ini tidak berhubungan dengan sistem reproduksi.
Gambar Anatomi Testis (Pandangan Sagital)
clip_image002[4]
  • Jadi kedua buah testis terbungkus oleh jaringan tunika albuginea yang melekat pada testis.
  • Di luar tunika albuginea terdapat tunika vaginalis yang terdiri atas lapisan viseralis dan parietalis, serta tunika dartos.
  • Otot kremaster yang berada di sekitar testis memungkinkan testis dapat digerakkan mendekati rongga abdomen untuk mempertahankan temperatur testis agar tetap stabil.
  • Testis bagian dalam terbagi atas lobulus yang berjumlah + 250 lobuli.
  • Tiap lobulus terdiri dari tubulus seminiferus, sel-sel sertoli dan sel-sel leydig.
  • Produksi sperma atau spermatogenesis terjadi pada tubulus seminiferus.
  • Di dalam tubulus seminiferus terdapat sel-sel spermatogonia dan sel-sel sertoli, sedang diantara tubuli seminiferi terdapat sel-sel Leydig.
  • Sel-sel spermatogonium pada prosis spermatogenesis menjadi sel spermatozoa.
  • Sel-sel ertoli berfungsi memberi makan pada bakal sperma, sedangkan sel-sel Leydig atau disebut sel-sel interstitial testis berfungsi dalam menghasilkan hormon testosteron.
  • Gambar Anatomi Testes (Potongan Sagital)
clip_image002[6]
  • Pada bagian posterior tiap-tiap testis, terdapat duktus melingkar yang disebut epididimis.
  • Sel-sel spermatozoa yang diproduksi di tubuli seminiferi testis disimpan dan mengalami pematangan atau maturasi di epididimis.
  • Setelah matur (dewasa) sel-sel spermatozoa bersama-sama dengan getah dari epididimis dan vas deferens disalurkan menuju ampula vas deferens.
  • Sel-sel itu setelah bercampur dengan cairan-cairan epididimis, vas deferens, vesikula seminalis, serta cairan prostat membentuk cairan semen atau mani.
  • Vas deferens adalah duktus ekskretorius testis yang membentang hingga ke duktus vesikula seminalis, kemudian bergabung membentuk duktus ejakulatorius.
  • Duktus ejakulatorius selanjutnya bergabung dengan uretra yang merupakan saluran keluar bersama baik untuk sperma maupun kemih.
Testis mendapatkan pasokan darah dari 3 cabang arteri, yaitu
  1. Arteri spermatika interna yang merupakan cabang dari aorta
  2. Arteri deferensialis cabang dari arteri vesikalis inferior
  3. Arteri kremastika yang merupakan cabang dari arteri epigastrika.
  • Pembuluh vena yang meninggalkan testis berkumpul membentuk pleksus pampiniformis.
  • Pleksus ini pada beberapa orang mengalami dilatasi dan dikenal sebagai varikokel.
Detail perbedaan proses pembentukan sel kelamin antara testes dan ovarium dalam Gametogenesis

Spermatogenesis

Sel sperma yang bersifat haploid (n) dibentuk di dalam testis melewati sebuah proses kompleks yang disebut dengan spermatogenesis. Secara simultan proses ini memproduksi sperma matang di dalam tubulus seminiferus lewat langkah-langkah berikut ini:
  1. Ketika seorang anak laki-laki mencapai pubertas pada usia 11 sampai 14 tahun, sel kelamin jantan primitif yang belum terspesialisasi dan disebut dengan spermatogonium menjadi diaktifkan oleh sekresi hormon testosteron.
  2. Masing-masing spermatogonium membelah secara mitosis untuk menghasilkan dua sel anak yang masing-masing berisi 46 kromosom lengkap.
  3. Dua sel anak yang dihasilkan tersebut masing-masing disebut spermatogonium yang kembali melakukan pembelahan mitosis untuk menghasilkan sel anak, dan satunya lagi disebut spermatosit primer yang berukuran lebih besar dan bergerak ke dalam lumen tubulus seminiferus.
  4. Spermatosit primer melakukan meiosis untuk menhasilkan dua spermatosit sekunder yang berukuran lebih kecil dari spermatosit primer. Spermatosit sekunder ini masing-masing memiliki 23 kromosom yang terdiri atas 22 kromosom tubuh dan satu kromosom kelamin (Y atau X).
  5. Kedua spermatosit sekunder tersebut melakukan mitosis untuk menghasilkan empat sel lagi yang disebut spermatid yang tetap memiliki 23 kromosom.
  6. Spermatid kemudian berubah menjadi spermatozoa matang tanpa mengalami pembelahan dan bersifat haploid (n) 23 kromosom. Keseluruhan proses spermatogenesis ini menghabiskan waktu sekitar 64 hari.

Oogenesis

Oogenesis merupakan proses pematangan ovum di dalam ovarium. Tidak seperti spermatogenesis yang dapat menghasilkan jutaan spermatozoa dalam waktu yang bersamaan, oogenesis hanya mampu menghasilkan satu ovum matang sekali waktu. Mari kita simak prosesnya lebih lanjut:
  1. Oogonium yang merupakan prekursor dari ovum tertutup dalam folikel di ovarium.
  2. Oogonium berubah menjadi oosit primer, yang memiliki 46 kromosom. Oosit primer melakukan meiosis , yang menghasilkan dua sel anak yang ukurannya tidak sama.
  3. Sel anak yang lebih besar adalah oosit sekunder yang bersifat haploid. Ukurannya dapat mencapai ribuan kali lebih besar dari yang lain karena berisi lebih banyak sitoplasma dari oosit primer.
  4. Sel anak yang lebih kecil disebut badan polar pertama yang kemudian membelah lagi.
  5. Oosit sekunder meninggalkan folikel ovarium menuju tuba Fallopi. Apabila oosit sekunder difertilisasi, maka akan mengalami pembelahan meiosis yang kedua . begitu pula dengan badan polar pertama membelah menjadi dua badan polar kedua yang akhirnya mengalami degenerasi. Namun apabila tidak terjadi fertilisasi, menstruasi dengan cepat akan terjadi dan siklus oogenesis diulang kembali.
  6. Selama pemebelahan meiosis kedua, oosit sekunder menjadi bersifat haploid dengan 23 kromosom dan selanjutnya disebut dengan ootid. Ketika inti nukleus sperma dan ovum siap melebur menjadi satu, saat itu juga ootid kemudian mencapai perkembangan finalnya menjadi ovum yang matang.
  7. Kedua sel haploid (sperma dan ovum) bersatu membentuk sel zygot yang bersifat dipoid (2n).

Support web ini

BEST ARTIKEL