Friday, October 29, 2010

MERAPI NJEBLUK



Mbledosnya Merapi Mountain ini terjadi hari Selasa , 26 Oktober 2010 yang menelan beberapa korban salah satunya ya juru kunci Mbah Maridjan yang mati karena hawa panas dan debu volkanik mengenai tubuhnya


Seperti ayahnya ia adalah kuncen Merapi
Marijan mengabdi sebagai kawulo Mataram
perintah raja mesti dipatuhi
kalau ia tak tinggalkan saat erupsi Merapi
bukan karena pemberani,
jangan kau katakan bodoh, bukan
karena Marijan adalah kawulo sejati
saat erupsi Merapi menghampirinya
saat ia hujamkan sujud kepada Illahi
Marijan, telah tunjukkan pengabdian paling tinggi
terhadap gusti rajanya
terhadap gusti Tuhannya


  • Mbah Marijan Salah Satu korban Gunung Merapi Yogyakarta.
  • Konon Mbah Marijan ditemukan meninggal dalam rumahnya di Dusun Kinahrejo dalam posisi bersujud.
  • Mbah Marijan telah memberikan contoh terbaik kepada kita tentang bagaimana memegang komitmen dan tanggungjawab dalam menjalankan tugas yang diembannya sebagai penjaga Merapi.
  • Ia meninggal di usianya yang ke 83 , meninggal di tempatnya bertugas di Gunung Merapi dengan kesetiaan yang tidak diragukan
Mbah Marijan
  • Mbah Marijan sebagai juru kunci Merapi begitu mencintai tugasnya dengan tetap memilih ‘menjaga’ Merapi dari dekat sekalipun pemerintah telah menghimbaunya untuk segera mengungsi.
  • Bahkan seorang Gus Dur dan Gusti Joyo (Adik Sri Sultan HB X) juga tidak berhasil ‘merayu’-nya turun.
  • Banyak orang menyayangkan sikap Mbah Marijan ini, tetapi tampaknya ia lebih menyayangi Merapi daripada harus ikut mengungsi.
  • Setidaknya ada empat hal yang bisa kita catat dari sikap Mbah Marijan tersebut.
  • Mbah Marijan memberikan contoh kepada kita tentang bagaimana sebuah tanggung jawab yang dipegang teguh selama menjalankan tugas dan pekerjaannya.
  • Seperti petugas pemadam kebakaran yang mempertaruhkan nyawa untuk memadamkan api, begitu pula Mbah Marijan yang rela menantang maut demi menjalankan tugasnya sebagai juru kunci Merapi.
  • Satu sikap yang belakangan tidak mudah ditemukan dalam diri pejabat publik kita.
  • Saat ini banyak orang yang sudah tidak menjalankan tugas dan tanggung jawab yang diembannya secara amanah.
  • Anggota DPR yang tidur saat sidang atau bahkan tidak pernah menghadiri sidang, sipir penjara yang berkolusi membebaskan narapidana, polisi yang tidak menjaga letusan senjatanya, jaksa yang menjual tuntutan demi meraih ratusan juta bahkan miliaran rupiah, hakim yang tidak menjalankan tugas undang-undang untuk menghadirkan saksi penting, dan banyak lagi contoh drama pengingkaran tanggung jawab yang dimainkan oleh pejabat publik di negeri ini.
  • Mbah Marijan juga memberikan motivasi kepada kita bagaimana sebuah keberanian diperlukan untuk ‘melawan’ kekuatan (baca:tekanan) yang tidak sesuai dengan kebenaran yang diyakininya.
  • Mungkin sebagian orang akan memberi label sebagai orang yang ‘mbalelo, keras kepala, ngeyel, dsb’.
  • Semua label tersebut salah besar bila dilekatkan kepada sosok Mbah Marijan. Baginya mengungsi bukanlah jalan terbaik untuk terhindar dari bencana.
  • Bila sebagian orang melihatnya sebagai bentuk irrasionalitas, justru sikap ‘bertahan’ Mbah Marijan adalah yang paling rasional.
  • Saat itu, sebagian besar masyarakat lereng Merapi enggan mengungsi karena khawatir akan kehilangan sumber penghidupan.
  • Padi yang sedang mulai menguning, jagung yang mulai tampak ranum dan hewan ternak yang mulai beranak pinak adalah aset penyangga hidup mereka selama ini.
  • Siapa yang akan menjamin aset tersebut tidak akan hilang atau dicuri orang apabila harus ditinggal mengungsi? Ini bukan soal mbalelo, keras kepala, atau ngeyel.
  • Ini adalah soal bagaimana masyarakat Merapi harus bertahan hidup, tidak hanya dari bahaya letusan Merapi tetapi dari bahaya paceklik dan kemiskinan setelah Merapi meletus. Satu sikap yang sangat rasional bukan?
  • Selain itu Mbah Marijan telah menjadi inspirasi kepada kita untuk bisa membedakan penggunaan kekuasaan pada tempatnya.
  • Ketika itu, Ia hanya akan mau turun kalau diperintahkan oleh Raja Yogya yang memberinya tugas sebagai juru kunci.
  • Sekalipun yang menyuruh Sri Sultan HB X, tetapi Mbah Marijan meyakini bahwa saat itu kapasitasnya sebagai Gubernur DI Yogyakarta, sehingga ia tidak akan mengikuti himbauan tersebut karena mandatnya sebagai penjaga Merapi diperoleh dari Raja, bukan Gubernur.
  • Dalam majalah National Geographic januari 2008 Living with Volcanoes Basgaimana Marijan menganggap HB X membiarkan para pengusaha mencopoti jutaan meter kubik batuan dan pasir dari tubuh merapi sehingga gaya eksogen menjadi melemah dihadapan endogennya yang akan mengakibatkan perubahan energi , Juga Ia tidak mengikuti upacara nyadran ke Kiai Sapujagat ketika makanan kembang kain dan potongan rambut serta kuku raja dipersembahkan untuk melestarikan hubungan dengan merapi .
  • Sehingga dalam hal ini Mbah Marijan sama sekali tidak merasa membangkang.
  • Baginya ketetapan untuk tidak mengungsi dan bertahan di lereng Merapi adalah untuk membantu tugas pemerintah menyelamatkan warga.
  • Anggapan modern dan kalkulasi yang ada di benak sebagian besar orang bahwa merapi adalah mati tak ada dewa merapi tak ada misteri dan magis disana , Padahal ketika marijan mati terlihat ia sedang bersujud kepada tuhan yang sama dengan kita . Yang sebenarnya ia mengajari kita bahwa merapi sebenarnya hidup , misteri dan magis yang seharuisnya tidak diambili batunya , tidak terkurangi masanya . dan tidak terjadi letupan eksogen yang berarti seharusnya , Maka Jelaslah Marijan bukan Animisme bukan Menduakan Tuhannya Hanya menunjukkan ke kita berbaiklah dengan lingkungan sehingga Lingkungan akan baik terhadap kita .
  • Selamat jalan Mbah Marijan, engkau telah memberikan contoh terbaik kepada kami tentang komitmen, konsistensi dan keteguhan hati dan tentu sangat Ekofriend

 
Merapi 1.jpg

Merapi 2.jpg

Merapi 3.jpg


Merapi 4.jpg

Merapi 5.jpg

VIRUS TUNGRO PADI

Penyakit Tungro adalah penyakit pada tanaman padi (Oryza sativa ) yang disebabkan oleh virus yang biasanya terjadi pada fase pertumbuhan vegetatif dan menyebabkan tanaman padi tumbuh kerdil dan berkurangnya jumlah anakan.

  • Penyakit tungro pada tanaman padi ini disebabkan oleh asosiasi dari dua jenis virus.
  • Kedua bentuk partikel virus yang berasosiasi yaitu RTBV (Rice Tungro Baciliform Virus) dengan ukuran 140 x 35 mm dan RTSV (Rice Tungro Spherical Virus) dengan diameter antara 30 – 33 nm.
  • RTBV merupakan anggota dari group”Badnavirus = Banana dna virus” dan hanya dapat ditularkan oleh wereng daun (leafhopper) secara semi persisten dengan hadirnya RTSV.
  • RTSV masuk dalam group “Waika Viruses Sesquivividae” dan dapat ditularkan oleh wereng daun serta berfungsi sebagai “helper virus” untuk RTBV
  • Kedua partikel virus tersebut dapat berada di dalam suatu sel secara bersama-sama tanpa mengakibatkan terjadinya proteksi silang antara satu dengan yang lain

Pelepah dan helaian daun memendek dan daun yang terserang berwarna kuning sampai kuning-oranye.
  • Daun muda sering berlurik atau strip berwarna hijau pucat sampai putih dengan panjang berbeda sejajar dengan tulang daun.
  • Gejala mulai dari ujung daun yang lebih tua.
  • Daun menguning berkurang bila daun yang lebih tua terinfeksi.
  • Dua spesies wereng hijau Nephotettix malayanus dan N.virescens adalah serangga yang menyebarkan (vektor) virus tungro.
  • Infeksi tungro pada tanaman padi khususnya varietas peka akan menimbulkan gejala kerdil, jumlah anakan berkurang.
  • Daun menguning, menggulung keluar dan agak sedikit terpuntir. Tanaman yang kerdil pada ruas daun kedua memendek.
  • Karena adanya perpanjangan pelepah daun baru maka daun yang membuka kadang-kadang pelepahnya terjepit.
  • Akar tanaman berkurang dan gabah yag dihasilkan kecil dan sering tidak sempurna
  • Gejala penyakit tungro pada tanaman yang terinfeksi virus mulai dapat dilihat pada umur 7 – 10 hari sesudah diinokulasi.
  • Penelitian telah menunjukkan bahwa N. virescens dapat menularkan kedua macam virus tersebut secara bersamaan atau masing-masing sendiri-sendiri dari tanaman yang terinfeksi oleh kedua virus tersebut.
  • Tanaman yang terinfeksi oleh kedua virus tersebut menunjukkan gejala yang serius, yang terinfeksi oleh RTSV saja tidak menunjukkan gejala yang jelas,
  • Konsentrasi RTBV yang tinggi dalam jaringan tanaman akan menyebabkan gejala berwarna orange pada daun
  • Tungro tidak dapat ditularkan melalui biji ataupun secara mekanik, tetapi harus ada serangga penular (vektor) yaitu wereng hijau (Nephotettix spp.) atau wereng loreng ((Recilia dorsalis).
  • Sifat penularan virus oleh vektornya bersifat semi persisten artinya periode akuisisi minimum 5-30 menit dan periode inokulasi minimum 7-30 menit.
  • Masa inkubasi virus pada tanaman 6-10 hari, virus dapat ditularkan melalui semua stadia serangga, yaitu nimfa dan imagonya, jantan dan betina, tapi tidak melalui telur.
  • sekali lagi Virus tidak menular melalui tanah, air atau biji padi OK

Mengapa tungro harus dikendalikan?

  • Tungro adalah satu dari penyakit padi yang paling merusak di Asia Tenggara dan Asia Selatan.
  • Epidemik penyakit ini telah terjadi sejak pertengahan tahun 1960an.
  • Malai yang terserang jarang menghasilkan gabah, menjadi pendek dan steril atau hanya sebagian yang berisi dengan gabah yang berubah warna.
  • Pembungaan tanaman sakit tertunda dan pembentukan malai sering tidak sempurna.
Penyakit tungro tidak akan menyebar jika tidak ada tanaman sakit yang menjadi sumber inokulum, demikian juga jika tidak ada wereng hijau sebagai vektornya.
Selain adanya kedua faktor di atas , kondisi lapangan juga menunjang perkembangan seperti:
  • kepekaan varietas yang ditanam
  • tersedianya tanaman padi yang terus menerus
  • faktor iklim seperti curah hujan
  • kecepatan angin akan mempercepat penyebaran peyakit tungro

Bagaimana Mengendalikan Tungro?

  • Varietas tahan. Penggunaan varietas tahan seperti Tukad Unda, Tukad Balian, Tukad Petanu, Bondoyudo, dan Kalimas merupakan cara terbaik untuk mengendalikan tungro.
  • Rotasi varietas penting untuk mengurangi gangguan ketahanan.
  • Pembajakan di bawah sisa tunggul yang terinfeksi.
  • Hal ini dilakukan untuk mengurangi sumber penyakit dan menghancurkan telur dan tempat penetasan wereng hijau.
  • Bajak segera setelah panen bila tanaman sebelumnya terkena penyakit.
  • Cabut dan bakar tanaman yang sakit. Ini perlu dilakukan kecuali bila serangan tungro sudah menyeluruh.
  • Bila serangan sudah tinggi maka mungkin ada tanaman yang terinfeksi tungro tapi kelihatan sehat.
  • Mencabut tanaman yang terinfeksi dapat mengganggu wereng hijau sehingga makin menyebarluaskan infeksi tungro.
  • Tanam benih langsung (Tabela): Infeksi tungro biasanya lebih rendah pada tabela karena lebih tingginya populasi tanaman (bila dibandingkan tanam pindah).
  • Dengan demikian wereng cenderung mencari dan makan serta menyerang tanaman yang lebih rendah populasinya.
  • Waktu Tanam: Tanam padi saat populasi wereng hijau dan tungro rendah.
  • Tanam serempak: Upayakan petani tanam serempak. Ini mengurangi penyebaran tungro dari satu lahan ke lahan lainnya karena stadium tumbuh yang relatif seragam.
  • Bera atau rotasi. Pertanaman padi terus-menerus akan meningkatkan populasi wereng hijau sehingga sulit mencegah infeksi tungro.
  • Adanya periode bera atau tanaman lain selain padi dapat mengurangi populasi wereng hijau dan ketersediaan inang untuk virus tungro.
  • Hindari penanaman varietas rentan di daerah endemik tungro.
  • Setelah panen, segera benamkan jerami dan sisa-sisa tanaman dari yang terinfesi tungro dengan bajak dan garu.
  • Pengendalian juga perlu dilakukan untuk wereng hijau dengan menggunakan insektisida yang berbahan aktif BPMC, buprofezin, etofenproks , imidakloprid

Support web ini

BEST ARTIKEL