Tuesday, September 6, 2011

THEORI BEHAVIORISTIK DAN KONTRUKSIVISTIK

  • Dua aliran psikologi yang sangat besar mempengaruhi arah pengembangan teori dan praktik pembelajaran dewasa ini adalah aliran behavioristik dan kognitif.
  • Aliran behavioristik menekankan pada terbentuknya perilaku yang nampak sebagai hasil belajar, sedangkan aliran kognitif lebih menekankan pada pembentukan perilaku internal yang sangat mempengaruhi perilaku yang nampak tersebut.
  • Teori behavioristik dengan model hubungan Stimulus-Responnya, mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang pasif.
  • Respon (perilaku) tertentu dapat dibentuk karena dikondisi dengan cara tertentu dengan menggunakan metode drill (pembiasaan) semata.
  • Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan reinforcement, dan akan menghilang bila dikenai hukuman.
  • Hubungan S-R, individu pasif, perilaku yang nampak, pembentukan perilaku dengan penataan kondisi secara ketat, reinforcement, dan hukuman merupakan unsur-unsur yang sangat penting dalam teori behavioristik.
  • Teori ini hingga sekarang sedang merajai praktek pembelajaran.
  • Buktinya nampak jelas pada penyelenggaraan pembelajaran dari tingkat yang paling dini, seperti kelompok bermain,
  • Taman kanak-kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah, sampai dengan Perguruan Tinggi, yaitu pembentukan perilaku dengan cara drill (pembiasaan) yang disertai dengan reinforcement atau hukuman.
  • Aliran kognitif berupaya mendeskripsikan apa yang terjadi dalam diri seseorang ketika ia belajar. Teori ini lebih menaruh perhatian pada peristiwa-peristiwa internal. Belajar adalah proses pemaknaan informasi baru dengan jalan mengaitkannya dengan struktur informasi yang telah dimiliki. Belajar terjadi lebih banyak ditentukan karena adanya karsa individu. Penataan kondisi bukan sebagai penyebab terjadinya belajar, tetapi sekedar memudahkan belajar. Keaktifan mahasiswa menjadi unsur yang sangat penting dalam menentukan kesuksesan belajar. Kini teori ini diakui memiliki kekuatan yang dapat melengkapi kelemahan dari teori behavioristik bila diterapkan dalam pembelajaran. Munculnya Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA), keterampilan proses, dan penekanan pada berpikir produktif merupakan bukti bahwa teori kognitif telah merambah praktek pembelajaran. Namun operasionalisasi dari teori ini nampak tertinggal jauh jika dibandingkan dengan teori bahavioristik.
  • Bahasan singkat ini berupaya mendeskripsikan bagaimana pemanfaatan teori-teori ini dalam mengembangkan strategi pembelajaran di Perguruan Tinggi, terutama dalam menata lingkungan belajar agar muncul prakarsa belajar dalam diri mahasiswa. Juga tentang unsur apa yang terpenting yang perlu ada dalam lingkungan belajar mahasiswa. Semuanya diarahkan agar mahasiswa dapat belajar dengan caranya yang terbaik sehingga mereka dapat bertumbuh dan berkembang sesuai dengan potensinya.

Pembelajaran Behavioristik vs. Konstruktivistik

  • Pemecahan masalah-masalah belajar dan pembelajaran dewasa ini nampak sekali bertumpu pada paradigma keteraturan sebagai lawan dari paradigma kesemrawutan. Belajar dan pembelajaran, di Perguruan Tinggi, nampak sekali didesain dengan menggunakan pendekatan keteraturan. Suatu pendekatan yang hingga kini diyakini sangat sahih oleh dosen. Kajian ini mencoba melakukan pembedahan landasan konseptual dan teoretik paradigma keteraturan sekaligus dibandingkan dengan paradigma alternatifnya, yaitu kesemrawutan. Ini sangat urgen dilakukan dalam upaya untuk mencari pendekatan pemecahan masalah belajar dan pembelajaran yang lebih cocok di era yang telah berubah. Persoalan-persoalan, dan preskripsi pemecahannya juga dicoba untuk dideskripsikan meskipun masih terbatas pada tataran konsep, prosedur, dan prinsip. Artinya, belum menyentuh tataran operasional.
  • Bagian awal dari kajian akan mencoba membuat perbandingan teori dan konsep yang melandasi paradigma keteraturan dan kesemrawutan untuk memecahkan masalah-masalah belajar dan pembelajaran. Paradigma keteraturan dilandasi oleh teori dan konsep behavioristik, sedangkan paradigma kesemrawutan dilandasi oleh teori dan konsep konstruktivistik (Brooks dan Brooks, 1993; Marzano, Pickering, dan McTighe, 1993). Kajian ini mencoba mengungkap perbedaan pandangan kedua teori ini mengenai belajar, pembelajaran, penataan latar belajar, tujuan dan strategi pembelajaran, serta evaluasi pembelajaran.

Analisis Komparatif Pandangan Behavioristik & Konstruktivistik

Belajar dan pembelajaran Pandangan teori behavioristik dibandingkan dengan konstruktivistik tentang belajar dan pembelajaran

Catatan dalam ACARA PLPG juli 2011 di jakarta

ELECTRONIC AND INTERNET LEARNING


E- LEARNING
  • E- Learning / Penerapan E-Learning Dalam Pembelajaran bahwa E-Learning merupakan suatu pengalaman belajar yang disampaikan melalui teknologi elektronika.
  • Secara utuh E-Learning (pembelajaran elektronik) dapat didefenisikan sebagai upaya menghubungkan pebelajar (peserta didik) dengan sumber belajarnya (database, pakar/instruktur, perpustakaan) yang secara fisik terpisah atau bahkan berjauhan namun dapat saling berkomunikasi, berinteraksi atau berkolaborasi secara langsung/synchronous dan secara tidak langsung/asynchronous.
  • E-Learning merupakan bentuk pembelajaran/pelatihan jarak jauh yang memanfaatkan teknologi telekomunikasi dan informasi , misalnya internet, video/audio broadcasting, video/audio conferencing, CD-ROOM (secara langsung dan tidak langsung).
  • E-Learning sebagai sembarang pengajaran dan pembelajaran yang menggunakan rangkaian elektronik (LAN, WAN, atau internet) untuk menyampaikan isi pembelajaran, interaksi, atau bimbingan.
  • E-Learning merujuk pada penggunaan teknologi internet untuk mengirimkan serangkaian solusi yang dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan.
  • Istilah “E” atau singkatan dari elektronik dalam E-Learning digunakan sebagai istilah untuk segala teknologi yang digunakan untuk mendukung usaha-usaha pengajaran lewat teknologi elektronik internet
Tiga kriteria dasar yang ada dalam E-Learning, yaitu:
  1. E-Learning bersifat jaringan, yang membuatnya mampu memperbaiki secara cepat, menyimpan atau memunculkan kembali, mendistribusikan, dan sharing pembelajaran dan informasi. Persyaratan ini sangatlah penting dalam E-Learning, sehingga Rosenberg menyebutnya sebagai persyaratan absolut.
  2. E-Learning dikirimkan kepada pengguna melalui komputer dengan menggunakan standar teknologi internet. CD-ROOM, Web TV, Web Cell Phones, pagers, dan alat bantu digital personal lainnya walaupun bisa menyiapkan pesan pembelajaran tetapi tidak bisa digolongkan sebagai E-Learning.
  3. E-Learning terfokus pada pandangan pembelajaran yang paling luas, solusi pembelajaran yang mengungguli paradigma tradisional dalam pelatihan (Suyanto : 2005).
Saat ini E-Learning telah berkembang dalam berbagai model pembelajaran yang berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi seperti:

  1. CBT (Computer Based Training),
  2. CBI (Computer Based Instruction),
  3. DLDE( Distance Learning, Distance Education)
  4. CLE (Cybernetic Learning Environment),
  5. Desktop Videoconferencing,
  6. ILS (Integrated Learning Syatem),
  7. LCC (Learner-Cemterted Classroom), Teleconferencing,
  8. WBT (Web-Based Training).
  • E-Learning merupakan metode pembelajaran yang berfungsi sebagai pelengkap metode pembelajaran konvensional dan memberikan lebih banyak pengalaman afektif bagi pelajar.
  • Singkatnya, E-Learning menggunakan teknologi untuk mendukung proses belajar. Inti dari E-Learning ialah metode dimana peserta didik diposisikan sebagai prioritas utama dengan meletakan semua sumber bahan ajar di genggamannya.
  • Peserta didik akan dapat mengatur durasi mata kuliah dalam mempelajarinya dan akan mampu menyerap serta mengembangkan pengetahuan dan keahlian dalam sebuah lingkungan yang telah dibentuk khusus bagi dirinya.
Perbedaan Pembelajaran konvensional dengan E-Learning yaitu pada pembelajaran konvensioanal guru dianggap sebagai orang yang serba tahu dan ditugaskan untuk menyalurkan ilmu pengetahuan kepada pelajarnya.
  • Sedangkan di dalam E-Learning fokus utamanya adalah pelajar.
  • Pelajar mandiri pada waktu tertentu dan bertanggung jawab untuk pembelajarannya.
  • Suasana pembelajaran E-Learning akan memaksa pelajar memainkan peranan yang lebih aktif dalam pembelajarannya.
  • Pelajar membuat perancangan dan mencari materi dengan usaha, dan inisiatif sendiri.
Perbedaan pembelajaran E-Learning dengan metode pengajaran konvensional adalah sebagai berikut :


  • Dalam pendidikan konvensional fungsi E-Learning bukan untuk mengganti, melainkan memperkuat model pembelajaran konvensional.
Filosofis E-Learning meliputi:
  1. E-Learning merupakan penyampian informasi, komunikasi, pendidikan, pelatihan secara online.
  2. E-Learning menyediakan seperangkat alat yang dapat memperkaya nilai belajar secara konvensional (model belajar konvensional, kajian terhadap buku teks, CD-ROOM, dan pelatihan berbasis komputer) sehingga dapat menjawab tantangan perkembangan globalisasi
  3. E-Learning tidak berarti menggantikan model belajar konvensional di dalam kelas, tetapi memperkuat model belajar tersebut melalui pengayaan content dan pengembangan teknologi pendidikan.
  4. Kapasitas siswa sangat bervariasi tergantung pada bentuk isi dan cara penyampaiannya. Makin baik keselarasan antar content dan alat penyampai dengan gaya belajar, maka akan lebih baik kapasitas siswa yang pada gilirannya akan memberi hasil yang lebih baik
  • E-Learning bukan hanya sekedar kursus online, akan tetapi juga membantu memperluas wawasan.
  • Metode ini memberikan akses kepada informasi online, juga tersedia jaringan dimana para individu dapat saling memecahkan masalah, disana terdapat para pengajar yang hadir untuk menyediakan bimbingan dan nasihat.
  • E-Learning menawarkan kesempatan akademis yang unik untuk memperluas pengetahuan peserta didik.
Dalam dunia pembelajaran elektonik, ada keuntungan langsung yang diperoleh melalui E-Learning seperti :
  1. Membantu munculnya pertanyaan yang lebih interaktif dan berlingkup luas.
  2. Mendukung dan memfasilitasi kolaborasi tim dan juga memperluas kemudahan untuk mengakses pendidikan melampaui batasan institusi, geografis dan budaya.
  3. Catatan kelas dan materi langsung tersedia di Internet dimana para pelajar dapat mengakses situs tersebut dari belahan dunia manapun. Ini berbeda dengan pembelajaran jarak jauh (distance learning) dimana peserta didik diberikan materi kelas dan mempelajarinya sendiri sampai dengan waktu ujian
  4. E-Learning sangat interaktif, software yang tesedia memungkinkan peserta didik untuk berkomunikasi, tidak hanya dengan pengajar tetapi juga dengan sesama peserta didik.
  5. E-Learning memiliki kemampuan untuk berkomunikasi secara konsisten pada peserta didik dengan menyediakan informasi dan konsep yang sama, berbeda dengan pembelajaran di kelas dimana instruktur yang berbeda mungkin tidak akan mengikuti kurikulum yang sama atau bahkan mengajarkan hal yang berbeda di dalam kurikulum.
  6. E-Learning merupakan solusi murah dalam hal jumlah peserta didik tiap instruktur. Sebagai tambahan, ini juga mengurangi waktu belajar di kelas dan sangat berguna bagi peserta didik yang memiliki pekerjaan tetap.
  7. Peserta didik, instruktur dan penilai dapat mengawasi hasil belajar dengan mudah.
Ada tiga fungsi E-Learning terhadap kegiatan pembelajaran di dalam kelas (classroom instruction)
  1. Suplemen (tambahan). Dikatakan berfungsi sebagai suplemen apabila peserta didik mempunyai kebebasan memilih, apakah akan memanfaatkan materi pembelajaran elektronik atau tidak. Dalam hal ini tidak ada keharusan bagi peserta didik untuk mengakses materi. Sekalipun sifatnya opsional, peserta didik yang memanfaatkannya tentu akan memiliki tambahan pengetahuan atau wawasan.
  2. Komplemen (pelengkap). Dikatakan berfungsi sebagai komplemen apabila materi pembelajaran elektronik diprogramkan untuk melengkapi materi pembelajaran yang diterima peserta didik di dalam kelas. Sebagai komplemen berarti materi pembelajaran elektronik diprogramkan untuk melengkapi materi pengayaan atau remedial. Dikatakan sebagai pengayaan (enrichment), apabila kepada peserta didik yang dapat dengan cepat menguasai/ memahami materi pelajaran yang disampaikan pada saat tatap muka diberi kesempatan untuk mengakses materi pembelajaran elektronik yang memang secara khusus dikembangkan untuk mereka. Tujuannya agar semakin memantapkan tingkat penguasaan terhadap materi pelajaran yang telah diterima di kelas. Dikatakan sebagai program remedial, apabila peserta didik yang mengalami kesulitan memahami materi pelajaran pada saat tatap muka diberikan kesempatan untuk memanfaatkan materi pembelajaran elektronik yang memang secara khusus dirancang untuk mereka. Tujuannya agar peserta didik semakin mudah memahami materi pelajaran yang disajikan di kelas.
  3. Substitusi (pengganti). Dikatakan sebagai substitusi apabila E-Learning dilakukan sebagai pengganti kegiatan belajar, misalnya dengan menggunakan model-model kegiatan pembelajaran. Ada tiga model yang dapat dipilih, yakni :
  • sepenuhnya secara tatap muka (konvensional),
  • sebagian secara tatap muka dan sebagian lagi melalui internet, atau
  • sepenuhnya melalui internet.
INTERNET LEARNING
  • Menurut Kamarga, Internet adalah jaringan yang terdiri atas ribuan bahkan jutaan komputer, termasuk di dalamnya jaringan lokal, yang terhubungkan melalui saluran (satelit, telepon, kabel) dan jangkauannya mencakup seluruh dunia
  • Internet pertama kali muncul di Amerika pada tahun 1970 yakni dengan diawali munculnya TCP/IP (Transmissiaon Control Protocol / Internet protocol oleh sebuah penelitian di Stanford University Of Utah.
  • Sebelum munculnya TCP/IP, Amerika telah menggunakan jaringan komputer yang pertama untuk menghubungkan empat situs, yaitu Stanford Reseach University Institude, University of California at Los Angeles, University of California at Santa Barbara dan University of Utah. Jaringan komputer ini disebut dengan ARPAnet. Jadi, dari sejarah kemunculannya dapat dilihat bahwa internet pertama kali digunakan untuk akses informasi pendidikan.
  • Pemanfatan teknologi internet untuk pendidikan di Indonesia secara resmi dimulai sejak dibentuknya telematika tahun 1996. Masih ditahun yang sama dibentuk Asian Internet Interconnections Initiatives (www.ai3.itb.ac.id/indonesia). Jaringan yang dikoordinir oleh ITB ini bertujuan untuk pengenalan dan pengembangan teknologi internet untuk pendidikan dan riset, pengembangan backbone internet pendidikan dan riset di kawasan Asia Pasific bersama-sama perguruan tinggi di kawasan ASEAN dan Jepang, serta pengembangan informasi internet yang meliputi aspek ilmu pengetahuan, teknologi, budaya, sosial, dan ekonomi.
Ada tiga karakteristik atau potensi internet yang dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari yaitu sebagai
  1. alat komunikasi
  2. alat mengakses informasi
  3. dan alat pendidikan/pembelajaran.
Internet sebgai alat komunikasi
  • Internet sebagai alat komunikasi yang bekerja sangat cepat.
  • Dengan memanfaatkan teknologi internet, maka komunikasi dari seorang kepada banyak orang (one-to-many communication) dapat dilakukan secara simultan/bersamaan, yaitu misalnya melalui fasilitas e-mail, mailing list, atau chatting dalam waktu yang bersamaan dan dapat diakses secara cepat oleh user.
Internet alat mengakses informasi
  • Internet sebagai alat mengakses informasi.
  • Melalui internet, informasi yang disajikan oleh berbagai surat kabar atau majalah dapat kita akses tanpa harus berlangganan.
  • Demikian juga dengan berbagai informasi lainnya, mulai dari yang paling sederhana, seperti prakiraan cuaca, kurs valuta asing sampai pada hal-hal yang berkaitan dengan perkembangan sosial, ekonomi, budaya, politik, ilmu pengetahuan, dan teknologi.
  • Seseorang dapat mengakses berbagai referensi, baik yang berupa hasil penelitian, maupun artikel hasil kajian dalam berbagai bidang.
  • Tidak lagi harus secara fisik pergi ke perpustakaan untuk mencari berbagai referensi sebab internet merupakan perpustakaan yang terbesar dari perpustakaan yang ada di mana pun
  • Seseorang cukup hanya duduk saja di depan komputer (tentunya menggunakan komputer yang dilengkapi fasilitas koneksi ke internet) dan menggunakannya.
  • Informasi yang tersedia dan dapat diakses melalui internet tidak hanya yang ada atau terjadi di suatu negara saja tetapi juga yang terjadi di seluruh penjuru dunia (global world).
  • Artinya, perkembangan yang terjadi di berbagai negara dapat dengan cepat diketahui oleh banyak orang.
  • Demikian juga halnya dengan informasi yang menyangkut bidang pendidikan/ pembelajar an.
  • Seseorang tidak perlu lagi harus hadir di ruang kelas/kuliah untuk mengikuti kegiatan pembelajaran/perkuliahan.
  • Cukup dari tempat masing-masing yang dilengkapi dengan komputer dan fasilitas sambungan internet.
  • Dengan dukungan fasilitas yang demikian ini, kegiatan pembelajaran dapat dilaksanakan.
  • Artinya, peserta didik dapat berinteraksi dengan sumber belajar, baik yang berupa materi pembelajaran itu sendiri maupun dengan instruktur/guru yang membina materi pembelajaran.
Internet alat pendidikan/pembelajaran.
  • Internet sebagai alat pendidikan/pembelajaran.
  • Perkembangan dan kemajuan teknologi internet yang sangat pesat dan merambah ke seluruh penjuru dunia telah dimanfaatkan oleh berbagai negara, institusi, dan ahli untuk berbagai kepentingan termasuk di dalamnya untuk pendidikan/pembelajaran.
  • Perangkat lunak yang telah dihasilkan akan memungkinkan para pengembang pembelajaran (instructional developers) bekerjasama dengan ahli materi (content specialists) mengemas materi pembelajaran elektronik (online learning material).
Pembelajaran melalui internet dapat diberikan dalam beberapa format di antaranya adalah:
  1. Electronic mail (delivery of course materials, sending in assignments, getting and giving feedback, electronic discussion group),
  2. Bulletin boards/newsgroups for discussion of special group,
  3. Downloading of course materials or tutorials,
  4. Interactive tutorials on the Web
  5. Real time, interactive conferencing using MOO (Multiuser Object Oriented) systems or Internet Relay Chat.
  • Pemanfaatan internet dalam proses pembelajaran akan membantu dunia pendidikan dalam meningkatkan kuantitas dan kualitas peserta didiknya.
  • Akan banyak peserta didik yang dapat di jangkau dengan internet
Ada tiga hal dampak positif penggunaan internet dalam pendidikan yaitu:
  1. Peserta didik dapat dengan mudah mengambil mata kuliah dimanapun di seluruh dunia tanpa batas institusi atau batas negara.
  2. Peserta didik dapat dengan mudah berguru pada para ahli di bidang yang diminatinya.
  3. Kuliah atau belajar dapat dengan mudah diambil di berbagai penjuru dunia tanpa bergantung pada universitas atau sekolah tempat si peserta didik belajar. Di samping itu kini hadir perpustakaan internet yang lebih dinamis dan bisa digunakan di seluruh jagat raya.
Aplikasi standar internet yang dapat digunakan untuk keperluan pendidikan, yaitu :
  1. Electronic mail (e-mail), mulai diperkenalkan tahun 1971 (http://www.livinginternet.com). Fasilitas ini sering disebut sebagai surat elektronik, merupakan fasilitas yang paling sederhana dan mudah digunakan. Dalam survei yang dilakukan sebuah lembaga riset Amerika Serikat (Graphics, Visualization and Usability Center) diketahui bahwa 84% responden memilih e-mail sebagai aplikasi terpenting internet, lebih penting daripada web (http://www.gvu.gatech..edu/user_surveis/).
  2. Mailing List, mulai diperkenalkan setelah e-mail yaitu sejak tahun 1972 (http://www.livinginternet.com). Ini merupakan salah satu fasilitas yang dapat digunakan untuk membuat kelompok diskusi atau penyebaran informasi. Cara kerja mailing list adalah pemilik e-mail dapat bergabung dalam sebuah kelompok diskusi, atau bertukar informasi yang tidak dapat diintervensi oleh orang di luar kelompoknya. Komunikasi melalui fasilitas ini sama seperti e-mail bersifat tidak langsung (asynchronous)
  3. News group, adalah fasilitas internet yang dapat dilakukan untuk komunikasi antar dua orang atau lebih secara serentak atau bersifat langsung (synchronous). Bentuk pertemuan ini sering disebut sebagai konferensi, dengan fasilitas video conferencing, atau text saja, atau bisa audio dengan menggunakan fasilitas chat (IRC).
  4. Melalui fasilitas File Transfer Protocol (FTP) ini seseorang dapat menstransfer data atau file dari satu komputer ke internet (up-load) sehingga bisa diakses oleh pengguna internet di seluruh pelosok dunia. Di samping itu fasilitas ini dapat mengambil file dari situs internet ke dalam komputer pengguna (down-koad).
  5. World Wide Web atau sering disebut Web mulai diperkenalkan tahun 1990-an (http://www.livinginternet.com). Fasilitas ini merupakan kumpulan dokumentasi terbesar yang tersimpan dalam berbagai server yang terhubung menjadi suatu jaringan (internet). Dokumen ini dikembangkan dalam format Hypertext Markup Language (HTML). Melalui format ini dimungkinkan terjadinya link dari satu dokumen ke dokumen lain dan fasilitas ini bersifat multimedia, yang terdiri dari kombinasi teks, foto, grafik, audio, animasi, dan video.
  • Teknologi internet mengemuka sebagai media yang multirupa.
  • Komunikasi melaui internet bisa dilakukan secara interpersonal (misalnya e-mail dan chatting) atau secara masal, yang dikenal dengan one to many communication (Misalnya mailing list).
  • Internet juga mampu hadir secara real time audio visual seperti pada metode konvensional dengan adanya aplikasi teleconference.
  • Berdasarkan hal tersebut maka internet sebagai media pengajaran mampu menghadapkan karakteristik yang khas, yaitu sebagai media interpersonal dan massa, bersifat interaktif, memungkinkan komunikasi secara sinkron dan asinkron (tunda).
  • Karakteristik ini memungkinkan peserta didik melakukan komunikasi dengan sumber ilmu secara lebih luas bila dibandingkan dengan hanya menggunakan media konvensional
Ini merupakan catatan penting yang saya dapatkan ketika mengikuti seminar I.T dan workshop di Universitasd Indonesia juni 2011

LAP TOP MODEL KEKINIAN


Support web ini

BEST ARTIKEL