Engkau yang sedang marah, … sudahlah …
Janganlah kau teruskan memarahinya,
yang sesungguhnya sudah tahu bahwa dia salah.
Bukankah penyesalannya sudah cukup menyiksanya?
Apakah engkau menjadi lebih mulia
dengan membuatnya merasa semakin rendah
dan terluka dalam penyesalannya?
Apakah dunia ini menjadi lebih baik
denganmu yang marah tanpa arah,
dan dia yang meminta maaf kepadamu
yang tanpa rasa kasihan?
Sudahlah …
Lembutkanlah hatimu, dan lihatlah dia dengan kasih sayang.
Ingatlah,
suatu ketika nanti engkau akan juga berada
dalam keadaan yang sama.
Dan engkau akan tahu rasa dari penyesalan
dan permintaan maaf yang ditepis seperti lalat yang kotor.
Sudahlah …
Berkasih sayanglah. Damaikanlah hatimu dengan memaafkannya.
Dan dalam tangis yang bersulam tawa kecil,
dan dalam senyum haru yang berlelehkan air mata,
lupakanlah masa lalu,
hiduplah sepenuhnya hari ini,
dan jadilah pribadi yang sehat, damai,
dan bernafas lapang
menyambut semua kemungkinan baik masa depan -
yang disediakan bagi jiwa
yang meneruskan kehidupan dengan damai,
walau keadaan dan kejadian
seperti memberimu hak untuk marah
dan merusak dirimu sendiri.
Berhentilah marah.
Memaafkan menjadikan jiwamu berpendar indah.
Memaafkan menjadikanmu sesuai bagi keindahan hidup yang kau rindukan.
Tersenyumlah, dan bernafaslah dalam selapang-lapangnya dada.
- The angry people are those people who are most afraid