Faktor Internal pertumbuhan selain ditentukan oleh gen ternyata juga ditentukan oleh sekret berupa getah yaitu hormon tumbuh (fitohormon) yang memacu pertumbuhan tumbuhan dan proses proses fisiologis yang terjadi pada pertumbuhan tanaman
Zat pengantur
tumbuh adalah senyawa organic bukan nutrisi tanaman yang aktif dalam jumlah
kecil yang disintensiskan pada bagian tertentu tanaman dan pada umumnya diangkut
ke bagian lain
tanaman dimana Zat
tersebut menimbulkan
tanggapan secara biokimia,fisiologis dan morfologis. Zat
pengantur tumbuh yang umumdigunakan dalam
kultur in vitro
adalah golongan auksin
dan sitokinin
Zat pengatur tumbuh (ZPT) memainkan peranan yang
penting melalui pengaruhnya pada pembelahan sel dan diferensiasi sel selama
terjadinya perkembangan dari zigot sampai perkecambahan biji, pertumbuhan
vegetatif dan reproduktif. ZPT alami dan senyawa buatan adalah zat yang dapat
mengubah pertumbuhan dan perkembangan tanaman, nama senyawa tersebut dapat juga
pada kegiatan fisiologisnya, misal : Zat tumbuh daun, akar, dsb.
Bagaimana membedakan Zat pengatur tumbuh dan Fitohormon atau Hormon tanaman
More (1989) membedakan antara hormon tanaman dan ZPT sebagai berikut
Bagaimana membedakan Zat pengatur tumbuh dan Fitohormon atau Hormon tanaman
More (1989) membedakan antara hormon tanaman dan ZPT sebagai berikut
- Hormon tanaman adalah senyawa organik bukan nutrisi yang aktif dalam jumlah kecil kurang lebih 1 mili mikron , Hormon diproduksi oleh tanaman pada bagian organ tertentu , umunya ditranslokasikan ke bagian organ lain tanaman , kebanyakan hormon yang diproduksi dan kemudian ditransportasikan itu menghasilkan sustu respon secara biokimia , fidiologis dan kenampakan morfologis tanaman yang dipengaruhinya
- Zat pengatur tumbuh (ZPT) adalah senyawa organik bukan nutrisi yang dalam konsentrasi rendah kurang dari 1 mili mikron mampu mendorong , atau menghambat atau secara kualitatif mengubah pertumbuhan dan perkembangan tanaman
Agar hormon
tumbuhan yang terdapat dalam jumlah yang relatif sangat kecil bersifat aktif
dan khas, dapat di pastikan harus ada tiga syarat utama dalam sistem respon.
Yang pertama, hormon harus ada dalam jumlah yang cukup dalam sel yang tepat.
Kedua, hormon harus dikenali dan diikat erat oleh setiap kelompok sel yang
tanggap terhadap hormon (sel sasaran yang peka). Dan untuk ini diperlukan
protein penerima yaitu suatu protein yang memiliki struktur komplek yang dapat
mengenali dan memilih diantara molekul yang jauh lebih kecil. Ketiga, protein
penerima tersebut (konfigurasinya diduga berubah saat menerima hormon) harus
dapat menyebabkan perubahan metabolik lain yang mengarah pada penguatan isyarat
atau kurir hormon
Hormon tumbuhan
adalah senyawa organik yang disintesis oleh salah satu bagian tanaman dan
dipindahkan ke bagian tanaman yang lain. Pada konsentrasi yang sangat rendah
hormon mampu menimbulkan suatu respon fisiologis, dan juga menyatakan bahwa
hormon yang sudah dikenal sampai sekarang hanya ada 5 kelompok walaupun masih
banyak lagi yang dipastikan di temukan. Kelima kelompok yang sudah di kenal itu
meliputi 4 macam auksin, berbagai macam giberellin (tercatat 86 macam),
beberapa sitokinin, asam absisat dan etilen.
Titik-titik
dalam proses ekspresi gen yang menunjukkan bagaimana aktivitas atau peran
hormon pada prinsipnya dapat dikelompokkan atas peran hormon pada membran,
substrat dan pada enzim.
- Hormon mempengaruhi permeabilitas membran. Pengaruhnya dapat meningkatkan atau menurunkan. Bila permeabilitasnya meningkat maka akan mengakibatkan kemampuan selektivitas menurun, sehingga memacu masuknya ion-ion atau senyawa-senyawa ke dalam sel. Sedangkan bila permeabilitasnya menurun maka akan mengakibatkan selektifitas meningkat sehingga akan mengurangi masuknya ion-ion atau senyawa tertentu ke dalam sel. Kemampuan selektivitas memungkinkan masuknya ion tertentu dan menghambat ion yang lain, sehingga konsentrasi ion tertentu di dalam sel akan meningkat dibandingkan dengan di luar sel. Artinya bahwa substrat di luar sel tidak sama dengan substrat di dalam sel.
- Hormon mampu menghambat atau mempercepat terbentuknya kompleks enzim-substrat, artinya dengan posisi demikian hormon mempunyai peran dapat mendorong percepatan reaksi enzimatik atau menghambat. Pada reaksi enzimatik agar terbentuk produk, terlebih dahulu substrat harus berikatan dengan enzim membentuk kompleks-enzim-substrat.
- Hormon dapat mempercepat penyediaan atau pembentukan : atp. Koenzim, kofaktor, dan vitamin pada reaksi enzimatik, karena efektifitas kerja enzim sangat memerlukan hal-hal di atas.
- Hormon sendiri berfungsi sebagai koenzim, sehingga enzim yang sebelumnya tidak aktif menjadi aktif berfungsi. Untuk dapat aktif enzim memerlukan koenzim, atau dapat pula hormon itu hanya berfungsi sebagai pengaktif saja.
- Hormon berfungsi sebagai pengaktif, jika pada enzim terdapat inhibitornya. Seperti diketahui bahwa enzim dapat menjadi tidak aktif bila terdapat hambatan (inhibitor). Bila yang terjadi adalah inhibitor kompetitif hormon dapat membantu dengan cara meningkatkan konsentrasi substrat atau enzimnya. Sedangkan bila yang terjadi adalah inhibitor non kompetitif maka hormon bertindak sebagai penangkap atau pengikat inhibitor nin kompetitifnya hingga hambatan menurun dan reaksi berjalan.
- Hormon dapat berperan sebagai pengaktif prekrusor enzim, dalam hal ini hormon berperan sebagai scond massenger pada sistesis protein sehingga percepatan reaksi dapat terjadi.
- Hormon sebagai pengatur efek allosterik (sebagai efektor),
- Hormon dapat mempengaruhi langsung dalam aktifitas sintesis protein.
- Hormon (dari bahasa Yunani, όρμή: horman – “yang menggerakkan”) adalah pembawa pesan kimiawi antarsel atau antarkelompok sel.
- Semua organisme multiselular, termasuk tumbuhan (lihat artikel hormon tumbuhan/fitohormon diatas ), memproduksi hormon.
- Hormon berfungsi untuk memberikan sinyal ke sel target yang selanjutnya akan melakukan suatu tindakan atau aktivitas tertentu.
Tindakan yang dilakukan karena pesan
hormon sangat bervariasi, termasuk di antaranya adalah perangsangan atau
penghambatan pertumbuhan serta apoptosis (kematian sel terprogram), pengaktifan
atau penonaktifan sistem kekebalan, pengaturan metabolisme dan persiapan
aktivitas baru (misalnya terbang, kawin, dan perawatan anak), atau fase kehidupan
(misalnya pubertas dan menopause).
- Pada banyak kasus, satu hormon dapat mengatur produksi dan pelepasan hormon lainnya.
- Hormon juga mengatur siklus reproduksi pada hampir semua organisme multiselular.
- Walaupun demikian, hormon dihasilkan oleh hampir semua sistem organ dan jenis jaringan pada tubuh hewan.
- Molekul hormon dilepaskan langsung ke aliran darah, walaupun ada juga jenis hormon – yang disebut ektohormon (ectohormone) – yang tidak langsung dialirkan ke aliran darah, melainkan melalui sirkulasi atau difusi ke sel target.
Pada
prinsipnya pengaturan produksi hormon dilakukan oleh hipotalamus (bagian dari
otak). Hipotalamus mengontrol sekresi banyak kelenjar yang lain, terutama
melalui kelenjar pituitari, yang juga mengontrol kelenjar-kelenjar lain.
Hipotalamus akan memerintahkan kelenjar pituitari untu mensekresikan hormonnya
dengan mengirim faktor regulasi ke lobus anteriornya dan mengirim impuls saraf
ke posteriornya dan mengirim impuls saraf ke lobus posteriornya.
Pada
tumbuhan, hormon dihasilkan terutama pada bagian tumbuhan yang sel-selnya masih
aktif membelah diri (pucuk batang/cabang atau ujung akar) atau dalam tahap
perkembangan pesat (buah yang sedang dalam proses pemasakan). Transfer hormon
dari satu bagian ke bagian lain dilakukan melalui sistem pembuluh (xilem dan
floem) atau transfer antarsel. Tumbuhan tidak memiliki kelenjar tertentu yang
menghasilkan hormon.
Faktor
Regulasi
Faktor
regulasi adalah senyawa kimia yang mengontrol produksi sejumlah hormon yang
memiliki fungsi penting bagi tubuh. Senyawa tersebut dikirim ke lobus anterior
kelenjar pituitari oleh hipotalamus. Terdapat 2 faktor regulasi, yaitu faktor
pelepas (releasing factor) yang menyebabkan kelenjar pituitari mensekresikan
hormon tertentu dan faktor penghambat (inhibiting factor) yang dapat
menghentikan sekresi hormon tersebut. Sebagai contoh adalah FSHRF (faktor
pelepas FSH) dan LHRF (faktor pelepas LH) yang menyebabkan dilepaskannya hormon
FSH dan LH.
Hormon
Antagonistik
Hormon antagonistik merupakan hormon yang menyebabkan
efek yang berlawanan, contohnya glukagon dan insulin. Saat kadar gula darah
sangat turun, pankreas akan memproduksi glukagon untuk meningkatkannya lagi.
Kadar glukosa yang tinggi menyebabkan pankreas memproduksi insulin untuk
menurunkan kadar glukosa tersebut