Showing posts with label DARAH PUTIH TENTARA TUBUH. Show all posts
Showing posts with label DARAH PUTIH TENTARA TUBUH. Show all posts

Saturday, December 7, 2013

DARAH PUTIH TENTARA TUBUH


Sel darah putih sering disebut dengan Leucocyt yaitu tentara tubuh kita, jumlahnya lebih sedikit dibandingkan darah merah, sel-sel dalam tubuh manusia, setiap mikroliter darah mengandung 5.000-10.000 sel darah putih.
Jumlah sel darah putih akan meningkat dari normal (leukocytosis) ketika tubuh melawan infeksi. Sehingga sel darah putih jumlahnya sesuai dengan kondisi homeostasis tubuh artinya stabil dalam sistem kekebalan tubuh mendeteksi adanya penyusup asing.
Ketika sistem kekebalan tubuh diaktifkan, bahan kimia yang disebut limfokin merangsang produksi sel darah putih OK
Sel darah putih berfungsi dalam pertahanan tubuh melawan invasi dan merupakan komponen kunci dari sistem kekebalan tubuh . Mereka biasanya tidak beredar di pembuluh darah, dan malah ditemukan dalam cairan interstitial dan nodus getah bening . Kelenjar getah bening yang terdiri dari jaringan limfatik dan terletak di tempat-tempat strategis di dalam tubuh disana akan ditemukan tentara darah putih kita.
Filter darah melalui kelenjar getah bening, dan sel darah putih hadir dalam serangan node dan menghancurkan penyerbu asing. OK

Tubuh manusia mengandung lima jenis sel darah putih (LyMBEN)
1.    Lymposit
2.    Monosit
3.    Basofil
4.    Eosinofil
5.    Neutrofil,
Setiap jenis sel darah putih memainkan peran tertentu dalam sistem pertahanan kekebalan tubuh.
Di bawah mikroskop Basofil, Eosinofil dan Neutrofil pada selnya terdapat butiran butiran (granule) maka ketiga jenis sel darah putih itu disebut leukosit granular.
Granule atau butiran itu merupakan bahan kimia tertentu dilepaskan oleh sel-sel darah putih ini selama respon imun.
Dua jenis lain  sel darah putih, monosit dan limfosit, Dua leucocyt ini mempunyai ciri intinya besar ia tidak memiliki granula di sitoplasmanya artinya sitoplasmanya tidak mengandung butiran. sehingga kemudian keduanya dikenal sebagai leukosit agranular.
Berikut akan diurai komposisi jumlah masing darah putih dengan specifikasinya OK

MONOSIT
Monosit, yang terdiri dari 3-8% dari seluruh sel darah putih bersifat fagosit yang artinya menelan dan mencerna sel, termasuk mikroorganisme asing seperti bakteri.
Monosit berdiferensiasi menjadi sel yang disebut makrofag.
Makrofag dapat diperbaiki di satu tempat, seperti otak  dan kelenjar getah bening, atau bisa "berkelana" ke daerah-daerah di mana mereka dibutuhkan, seperti tempat yang terkena infeksi infeksi. OK
NEUTROFIL
Neutrofil terdiri dari 60-70% Neutrofil, yang terdiri dari 60-70% memiliki properti defensif tambahan: mereka melepaskan butiran lisozim, enzymethat menghancurkan sel-sel.

BASOFIL
Basofil terdiri 0,5-1% dari total komposisi dari sel darah putih dan fungsi dalam respon inflamasi tubuh. Alergi disebabkan oleh respon inflamasi terhadap zat yang relatif tidak berbahaya, seperti serbuk sari atau debu, pada individu yang sensitif. Ketika diaktifkan
respon inflamasi, basofil melepaskan berbagai
bahan kimia yang menyebabkan gejala khas alergi. Antihistamin, misalnya, menyebabkan hidung meler dan mata berair terkait dengan reaksi alergi, heparin merupakan antikoagulan yang memperlambat pembekuan darah dan  mendorong aliran darah ke situs peradangan, merangsang pembengkakan.
EOSINOFIL                                                     
Eosinofil, yang terdiri dari 2-4% dari total komposisi sel darah putih, yang diyakini untuk melawan efek histamineand bahan kimia inflamasi lainnya. Mereka juga memfagositosis bakteri ditandai oleh antibodi.

LIMPOSIT
Limfosit, yang terdiri dari 20-25% dari total komposisi sel darah putih
Limposit  yang dibagi menjadi dua jenis: limfosit B dan limfosit T.
Nama-nama limfosit ini berasal dari asal mereka.
Namanya Limfosit T itu karena dimatangkan di kelenjar Thimus, yaitu kelenjar endokrin yang ada di daerah dada bagian atas di mana sel-sel ini matang
Namanya Limposit B limfosit diberi nama untuk Bursa Fabricius (salah satu organ limfoid primer)
Limposit T memainkan peran kunci dalam respon imun.
Satu jenis limfosit T, limfosit T helper, mengaktifkan respon imun ketika bertemu makrofag
yang telah menelan mikroorganisme asing.
Jenis lain T limfosit, yang disebut limfosit T sitotoksik, membunuh
sel yang terinfeksi oleh mikroorganisme asing.
Limfosit B, ketika diaktifkan oleh limfosit T helper, menjadi plasma sel, yang pada gilirannya mengeluarkan sejumlah besar antibodi.

Semua sel darah putih muncul di sumsum tulang merah.
namun, sel limfosit pertama dibedakan menjadi sel induk limfoid dalam merah sumsum tulang, dari sumsum tulang merah kemudian sel darah putih limposit itu mengalami pengembangan lebih lanjut dan pematangan dalam limpa, tonsil, timus, kelenjar gondok, dan kelenjar getah bening OK

PENYAKIT LEUKOSIT NONKLONAL

GANGGUAN  FUNGSI LEUKOSIT

Netrofil kemotaksis adalah Kemampuan netrofil tertarik ketempat infeksi dan peradangan, tempat sel-sel ini paling diperlukan untuk melawan infeksi dan membersikan debris. Kurangnya  jumlah netrofil di tempat ini paling sering berkaitan dengan neutropenia.

Gangguan fagositosis dan pemusnahan bakteri

 Fagositosis dapat di nilai dengan memanjakan sel fagositik ke bakteri,fungus, partikel lakteks, dan partikel yang dilapisi oleh antibody atau komplemen, kemudian dihitung jumlah bakteri yang dimakan.

Gangguan fungsi limfosit,monist dan makrofagus

 Apabila jumlah atau fungsi limfosit berkurang, pasien menderita imonodefisiensi. Keadaan ini dapat merupakan kelainan herediter atau didapat.Keadaan defisiensi didapatsekarang  semakin sering di jumpai.Sindrom imunodefisiensi didapat(AIDS) adalah suatu keadaan deisiensi imun didapat yang terjadi akibat infeksi virus imunodefisiensi manusia (HIV). Virus ini secara kusus menyerang limfosit T penolong sehingga jumlah sel ini jauh berkurang.

Gangguan kuantitatif non-neoplastik

Hitung sel darah putih total dan deferensial bermanfaat, tetapi non-spesifik,sebagai tanda diagnostic pada banyak keadaan fisiologik dan patologik selain neutropenia dan sindrom imunodefesiensi yang telah di bahas di atas. Perubahan jumlah mungkin munjukan bahwa terdapat suatu keadaan abnormal dan tubu melakukan respon ; namun perubahan kadar sel darah putih juga mungkin mencerminkan keadaan-keadaan yang secara langsung memengaruhi organ pembentuk darah.

Neutropenia

       Neutropenia adalah penurunan  dalam hitung neutrofil absolud dibawah 2000/µL. Neutropenia dapat diklarifikasikan  sebagai ringan( hitung neutrofil antara 1000 dan 2000/µL),sedang (hitung neutrofil antara 500 sampai 1000/µL), atau parah  atau agranulositosis( hitung neutrofing yang kurang dari 500/µL). Predisi ini  bermanfaat  karena dapat mempredeksi kemungkinan terjadinya infeksi. Orang dangan deplesi neutrofil yang parah rentan terhadap infeksi bakteri, terutama organism klebsiella,escherchia,pseudomonas, dan staphylococcus. Evaluasi  terhadap penurunan  absolud jumlah neutofil dimulai dengan pemeriksaan hapusan darah tepi. Hitung jenis / diferensial bermaafaat untuk meniai derajad gangguan kuantitatif serta persentase sel imatur yang ada.

Agrunulositosis

Agrunulositosis adalah neutripenia akut berat  yang di tandai dengan  menghiangnya prekursol neutrofil di sumsum tulang dan penurunan hebat hitung granulosit di darah perifer. Hitung jenis leukosit memperlihatkan tidak adanya neutrofil atau jumlah neutrofil atau sel granulositik kerang dari 500/µL. Hal ini dapat terjadi secara mendadak  pada orang yang tampaknya normal, dan trauma yang terjadi sebagai suatu reaksi obat idiosinkratik. Keadaan ini dapat juga terjadi berkaitan penyakit autoimun dan infeksi-infeksi tertentu.

Reaksi leukemoid

Reaksi leukemoid  adalah leukositosis reaktif yang berlebihan, dengan sel darah putih matur dan imatur membanjiri sirkulasi. Infeksi virus seperti pneumoni atipik primer, hepatitis influenza memberikan gambaran lekopeni dengan lnfositosis relative denan linfosit atipik seperti pada mononukleusis infeksiosa. Infeksi bakerill seperti typhus abdominalis, paratyphus, brucellosis, malaria menyebabkan gambaran leukopeni dan linfositosis relative.

GANGGUAN LEUKOSIT KLONAL

LEUKIMIA


      Leukimia adalah  kanker dari salah satu jenis sel darah putih di sumsum tulang, yang menyebabkan proliferasi salah satu jenis sel darah putih dengan menyingkirkan  jenis sel darah lain. Leukemia tampak merupakan  penyakit klonal  yang berarti satu sel kanker yang abnormal berpoliferasi tanpa terkendali, manghasilkal sekelompok sel anak yang abnormal. Sel-sel ini menghambat semua sel sel lain di sumsum tulang untuk berkembang secara normal, sehingga mereka tertimbun di sum sum tulang. Karena factor- factor ini, leukemia disebut gangguan akumolasi sekaligus gangguan klonal. Pada akhirnya, sel-sel leukemik mengambil alih sumsum tulang. Sehingga menurunkan kadar sel-sel non leukemik didalam darah yang merupakan penyebab gejala umum leukemia.

LATIHAN SOAL


1.  Berikut ini yang termasuk pertahanan pada permukaan tubuh adalah ....
a.  Kulit dan membran mukosa
b.  Air mata dan air liur
c.  Bakteri flora normal tubuh
d.  Urine
e.  Semua jawaban benar

2.  Bakteri yang masuk ke dalam tubuh dihancurkan oleh ....
a.  IgA
b.  Sel T pembantu
c.  Antibiotik
d.  Fagosit
e.  Histamin

3.  Sel B dan sel T adalah ....
a.  Limfosit
b.  Sel pembunuh
c.  Fagosit
d.  Makrofag
e.  Sel darah merah

4.  Dalam reaksi alergi, IgE ....
a.  Melekat pada sel patogen dan menandainya untuk kemudian dilumpuhkan
b.  Membuat lubang pada membran sel patogen
c.  Berikatan pada permukaan mastosit, dan menginduksinya untuk menghasilkan histamin
d.  Memicu limfosit untuk menghasilkan antigen
e.  Memicu sekresi antibodi ke dalam saluran pencernaan dan saluran pernapasan

5.  Sebagian besar imunoglobulin yang dihasilkan tubuh termasuk dalam kelas ....
a.  IgM dan IgB
b.  IgA dan IgG
c.  IgM dan IgG
d.  IgD dan IgA
e.  IgM dan IgD

6.  Sel limfosit B dimatangkan di ....
a.  Kelenjar thymus
b.  Sumsum tulang
c.  Otak
d.  Nodus limfa
e.  Darah

7.  Ketika antigen dicampurkan pada serum yang mengandung antibodi yang terjadi adalah ....
a.  Tidak terjadi apa-apa
b.  Antibodi menolak antigen
c.  Antibodi berikatan dengan antigen
d.  Antigen tidak bercampur dengan serum
e.  Antibodi terpisah dari serum

8.  Penyuntikan antibodi yang dihasilkan oleh organisme lain ke dalam tubuh pasien, adalah bentuk kekebalan ....
a.  Aktif
b.  Pasif
c.  Tubuh
d.  Sel
e.  Intrasel

9.  Makrofag berasal dari sel darah putih jenis ....
a.  Limfosit
b.  Basofil
c.  Neutrofil
d.  Monosit
e.  Eosinofit

10.Molekul yang dikenali limfosit sebagai zat asing dan memicu sistem kekebalan tubuh disebut ....
a.  Interleukin
b.  Antibodi
c.  Immunoglobulin
d.  Antigen
e.  Histamin

11.Sistem kekebalan tubuh humoral bekerja menghancurkan ....
a.  Patogen di dalam sel tubuh
b.  Patogen di luar sel tubuh
c.  Antigen di luar sel tubuh
d.  Jawaban b dan c benar
e.  Jawaban a, b, dan c benar

12.Sel limfosit terbentuk dari ....
a.  Mastosit (mast cell)
b.  Sel darah putih
c.  Sel darah merah
d.  Sel monosit
e.  Sel neutrofit

13.Naiknya suhu tubuh saat demam bertujuan ....
a.  Mempercepat perkembangbiakan bakteri
b.  Mempercepat metabolisme
c.  Mempercepat kerja sel fagosit
d.  Jawaban b dan c benar
e.  Jawaban a, b, dan c benar

14.Demam yang terlalu tinggi membahayakan tubuh karena ....
a.  Metabolisme terlalu cepat
b.  Melemahkan virus dan bakteri
c.  Melemahkan sel fagosit
d.  Merusak jaringan saraf
e.  Merusak sel otot

15.Kekebalan tubuh yang didapatkan dari penyuntikan bakteri yang dilemahkan disebut ....
a.  Kekebalan tubuh aktif alami
b.  Kekebalan tubuh aktif buatan
c.  Kekebalan tubuh dasar
d.  Kekebalan tubuh pasif
e.  Semua jawaban benar

16.Imunisasi terhadap campak atau polio termasuk ....
a.  Kekebalan tubuh aktif alami
b.  Kekebalan tubuh aktif buatan
c.  Kekebalan tubuh pasif
d.  Pertahanan tubuh eksternal
e.  Pertahanan tubuh internal

17.Pada autoimunitas ....
a.  Sel limfosit diserang oleh virus
b.  Sistem kekebalan tubuh tidak dapat membedakan sel tubuh dan patogen
c.  Sel limfosit menyerang mikroba patogen
d.  Sistem kekebalan tubuh terbentuk setelah terjadi infeksi
e.  Sistem kekebalan tidak dapat mengenali mikroba patogen

18.Pada AIDS, sel yang diserang oleh virus HIV adalah ....
a.  Saraf
b.  Otot
c.  Epitel
d.  Limfosit
e.  Darah merah

19.Autoimunitas berbahaya karena ....
a.  Sel limfosit tidak bereaksi terhadap antigen
b.  Sel fagosit menyerang sel-sel tubuh
c.  Sel limfosit rusak oleh virus atau bakteri
d.  Sel limfosit tidak dapat menghasilkan antibodi
e.  Sel limfosit menyerang sel-sel tubuh

20.HIV sangat berbahaya dan dapat menyebabkan kematian karena ....
a.  Dapat merusak jaringan tubuh
b.  Menyerang sel-sel limfosit
c.  Dapat ditularkan melalui kontak cairan tubuh
d.  Menurunkan kekebalan tubuh sehingga memudahkan infeksi penyakit lain
e.  Merusak antibodi tubuh

KUNCI JAWABAN
1. E  , 2.       D  3.     A  4.  C  5.   C  6. B 7.   C   8.   B   9.  D  10.   E 

11. D . 12. C  ,  13. D , 14.  B , 15. B , 16.   B  , 17.   B  , 18. C , 19.   E , 20.   D 

Klasifikasi Imunoglobulin Klasifikasi imunoglobulin berdasarkan kelas rantai H. Tiap kelas mempunyai berat molekul, masa paruh, dan aktivitas biologik yang berbeda. Perbedaan antar subkelas lebih sedikit dari pada perbedaan antar kelas.

Imunoglobulin G (Ig G) disebut juga rantai – γ (gamma)
  • Imunoglobulin G adalah divalen antigen. 
  • Antibodi ini adalah imunoglobulin yang paling sering/banyak ditemukan dalam sumsum tulang belakang, darah, lymfe dan cairan peritoneal. Ia mempunyai waktu paroh biologik selama 23 hari dan merupakan imunitas yang baik (sebagai serum transfer). 
  • Ia dapat mengaglutinasi antigen yang tidak larut. IgG adalah satu-satunya imunoglobulin yang dapat melewati plasenta.
  • IgG mempunyai struktur dasar imunoglobulin yang terdiri dari 2 rantai berat H dan 2 rantai ringan L. 
  • IgG manusia mempunyai koefisien sedimentasi 7 S dengan berat molekul sekitar 150.000. Pada orang normal IgG merupakan 75% dari seluruh jumlah imunoglobulin.
  • Imunoglobulin G terdiri dari 4 subkelas, masing-masing mempunyai perbedaan yang tidak banyak, dengan perbandingan jumlahnya sebagai berikut: 
  1. IgG1 40-70%, 
  2. IgG2 4-20%, 
  3. IgG3 4-8%, 
  4. IgG4 2-6%. 
  • Masa paruh IgG adalah 3 minggu, kecuali subkelas IgG3 yang hanya mempunyai masa paruh l minggu. 
  • Kemampuan mengikat komplemen setiap subkelas IgG juga tidak sama, seperti IgG3 > IgGl > IgG2 > IgG4. 
  • Sedangkan IgG4 tidak dapat mengikat komplemen dari jalur klasik (ikatan C1q) tetapi melalui jalur alternatif. 
  • Lokasi ikatan C1q pada molekul IgG adalah pada domain CH2.
  • Sel makrofag mempunyai reseptor untuk IgG1 dan IgG3 pada fragmen Fc. 
  • Ikatan antibodi dan makrofag secara pasif akan memungkinkan makrofag memfagosit antigen yang telah dibungkus antibodi (opsonisasi). 
  • Ikatan ini terjadi pada subkelas IgG1 dan IgG3 pada lokasi domain CH3.
  • Bagian Fc dari IgG mempunyai bermacam proses biologik dimulai dengan kompleks imun yang hasil akhirnya pemusnahan antigen asing. 
  • Kompleks imun yang terdiri dari ikatan sel dan antibodi dengan reseptor Fc pada sel killer memulai respons sitolitik (antibody dependent cell-mediated cytotoxicity = ADCC) yang ditujukan pada antibodi yang diliputi sel. 
  • Kompleks imun yang berinteraksi dengan sel limfosit pada reseptor Fc pada trombosit akan menyebabkan reaksi dan agregasi trombosit. 
  • Reseptor Fc memegang peranan pada transport IgG melalui sel plasenta dari ibu ke sirkulasi janin.

Imunoglobulin M disebut juga rantai –µ (mu)
Imunoglobulin M ditemukan pada permukaan sel B yang matang. IgM mempunyai waktu paroh biologi 5 hari, mempunyai bentuk pentamer dengan lima valensi. Imunoglobulin ini hanya dibentuk oleh faetus. Peningkatan jumlah IgM mencerminkan adanya infeksi baru atai adanya antigen (imunisasi/vaksinasi). IgM adalah merupakan aglutinin yang efisien dan merupakan isohem- aglutinin alamiah. IgM sngat efisien dalam mengaktifkan komplemen. IgM dibentuk setelah terbentuk T-independen antigen, dan setelah imunisasi dengan T-dependent antigen.
Imunoglobulin M merupakan 10% dari seluruh jumlah imunoglobulin, dengan koefisien sedimen 19 S dan berat molekul 850.000-l.000.000. Molekul ini mempunyai 12% dari beratnya adalah karbohidrat. Antibodi IgM adalah antibodi yang pertama kali timbul pada respon imun terhadap antigen dan antibodi yang utama pada golongan darah secara alami. Gabungan antigen dengan satu molekul IgM cukup untuk memulai reaksi kaskade komplemen.
IgM terdiri dari pentamer unit monomerik dengan rantai μ dan CH. Molekul monomer dihubungkan satu dengan lainnya dengan ikatan disulfida pada domain CH4 menyerupai gelang dan tiap monomer dihubungkan satu dengan lain pada ujung permulaan dan akhirnya oleh protein J yang berfungsi sebagai kunci.
Imunoglobulin A (IgA) disebut juga rantai –α (alpha).
Imunoglobulin A adalah antibodi sekretori, ditemukan dalam saliva, keringat, air mata, cairan mukosa, susu, cairan lambung dan sebgainya. Yang aktiv adalah bentuk dimer (yy), sedangkan yang monomer (y) tidak aktif. Jaringan yang mensekresi bentuk bentuk dimer ini ialah sel epithel yang bertindak sebagai reseptor IgA, yang kemudian sel tersebut bersama IgA masuk kedalam lumen.
Imunoglobulin ini melindungi selaput mukosa dari serangan bakteri dan virus. Ditemukan pula sinergisme antara IgA dengan lisozim dan komplemen untuk mematikan kuman koliform. Juga kemampuan IgA melekat pada sel polimorf dan kemudian melancarkan reaksi komplemen melalui jalan metabolisme alternatif.
Tiap molekul IgA sekretorik berbobot molekul 400.000 terdiri atas dua unit polipeptida dan satu molekul rantai-J serta komponen sekretorik. Sekurang-kurangnya dalam serum terdapat dua subkelas IgA1 dan IgA2. Terdapat dalam serum terutama sebagai monomer 7S tetapi cenderung membentuk polimer dengan perantaraan polipeptida yang disintesis oleh sel epitel untuk memungkinkan IgA melewati permukaan epitel, disebut rantai-J. Pada sekresi ini IgA ditemukan dalam bentuk dimer yang tahan terhadap proteolisis berkat kombinasi dengan suatu protein khusus, disebut Secretory Component yang disintesa oleh sel epitel lokal dan juga diproduksi secara lokal oleh sel plasma.
Imunoglobulin D (Ig D) disebut juga rantai –δ (delta)
Imunoglobulin D ini berjumlah sedikit dalam serum. IgD adalah penenda permukaan pada sel B yang matang. IgD dibentuk bersama dengan IgM oleh sel B normal. Sel B membentuk IgD dan IgM karena untuk membedakan unit dari RNA.
Konsentrasi IgD dalam serum sangat sedikit (0,03 mg/ml), sangat labil terhadap pemanasan dan sensitif terhadap proteolisis. Berat molekulnya adalah 180.000. Rantai δ mempunyai berat molekul 60.000 – 70.000 dan l2% terdiri dari karbohidrat. Fungsi utama IgD belum diketahui tetapi merupakan imunoglobulin permukaan sel limfosit B bersama IgM dan diduga berperan dalam diferensiasi sel ini.
ImunoglobulinE (IgE) disebut juga rantai –ε (epsilon)
Imunoglobulin E ditemukan sedikit dalam serum, terutama kalau berikatan dengan mast sel dan basophil secara efektif, tetapi kurang efektif dengan eosinpphil. IgE berikatan pada reseptor Fc pada sel-sel tersebut. Dengan adanya antigen yang spesifik untuk IgE, imunoglobulin ini menjadi bereaksi silang untuk memacu degranulasi dan membebaskan histamin dan komponen lainnya sehingga menyebabkan reaksi anaphylaksis. IgE sangat berguna untuk melawan parasit
Didalam serum ditemukan dalam konsentrasi sangat rendah. IgE apabila disuntikkan ke dalam kulit akan terikat pada Mast Cells dan Basofil. Kontak dengan antigen akan menyebabkan degranulasi dari Mast Cells dengan pengeluaran zat amin yang vasoaktif. IgE yang terikat ini berlaku sebagai reseptor yang merangsang produksinya dan kompleks antigen-antibodi yang dihasilkan memicu respon alergi Anafilaktik melalui pelepasan zat perantara.
Pada orang dengan hipersensitivitas alergi berperantara antibodi, konsentrasi IgE akan meningkat dan dapat muncul pada sekresi luar.
Dihasilkan pada saat respon alergi seperti asma dan biduran. Peranan IgE belum terlalu jelas.IgEberukuran sedikit lebih besar dibandingkan dengan molekul IgG dan hanya mewakili sebagian kecil dari total antibodi dalam darah. Daerah ekor berikatan dengan reseptor pada sel mast dan basofil dan, ketika dipicu oleh antigen, menyebabkan sel-sel itu membebaskan histamine dan zat kimia lain yang menyebabkan reaksi alergi.

Regio Fc dari IgE terikat pada reseptor pada permukaan sel mast dan basofil. IgE yang terikat ini bertindak sebagai reseptor antigen yang menstimulasi produksinya sehingga terbentuk kompleks antigen-antibodi yang memicu terjadinya respon alergi tipe cepat (anafilaksis) melalui pelepasan mediator. Pada orang dengan hipersensivitas alergi yang diperantarai antibodi tersebut, IgE meningkat dengan cepat dan IgE dapat terdapat pada sekresi eksternal. IgE serum juga meningkat secara tipikal selama infeksi cacing.

Support web ini

BEST ARTIKEL