Sel darah putih sering disebut dengan Leucocyt yaitu
tentara tubuh kita, jumlahnya lebih sedikit dibandingkan darah merah, sel-sel
dalam tubuh manusia, setiap mikroliter darah mengandung 5.000-10.000 sel darah
putih.
Jumlah sel darah putih akan meningkat dari normal
(leukocytosis) ketika tubuh melawan infeksi. Sehingga sel darah putih jumlahnya
sesuai dengan kondisi homeostasis tubuh artinya stabil dalam sistem kekebalan
tubuh mendeteksi adanya penyusup asing.
Ketika sistem kekebalan tubuh diaktifkan, bahan kimia yang
disebut limfokin merangsang produksi sel darah putih OK
Sel darah putih berfungsi dalam pertahanan tubuh melawan
invasi dan merupakan komponen kunci dari sistem kekebalan tubuh . Mereka
biasanya tidak beredar di pembuluh darah, dan malah ditemukan dalam cairan
interstitial dan nodus getah bening . Kelenjar getah bening yang terdiri dari
jaringan limfatik dan terletak di tempat-tempat strategis di dalam tubuh disana
akan ditemukan tentara darah putih kita.
Filter darah melalui kelenjar getah bening, dan sel darah
putih hadir dalam serangan node dan menghancurkan penyerbu asing. OK
Tubuh manusia mengandung lima jenis sel darah putih
(LyMBEN)
1. Lymposit
2. Monosit
3. Basofil
4. Eosinofil
5. Neutrofil,
Setiap jenis sel darah putih memainkan peran tertentu
dalam sistem pertahanan kekebalan tubuh.
Di bawah mikroskop Basofil, Eosinofil dan Neutrofil pada
selnya terdapat butiran butiran (granule) maka ketiga jenis sel darah putih itu
disebut leukosit granular.
Granule atau butiran itu merupakan bahan kimia tertentu
dilepaskan oleh sel-sel darah putih ini selama respon imun.
Dua jenis lain sel darah putih, monosit dan limfosit, Dua leucocyt ini mempunyai ciri intinya besar ia tidak memiliki granula di sitoplasmanya artinya sitoplasmanya tidak mengandung butiran. sehingga kemudian keduanya dikenal sebagai leukosit agranular.
Berikut akan diurai komposisi jumlah masing darah putih dengan specifikasinya OK
Dua jenis lain sel darah putih, monosit dan limfosit, Dua leucocyt ini mempunyai ciri intinya besar ia tidak memiliki granula di sitoplasmanya artinya sitoplasmanya tidak mengandung butiran. sehingga kemudian keduanya dikenal sebagai leukosit agranular.
Berikut akan diurai komposisi jumlah masing darah putih dengan specifikasinya OK
MONOSIT
Monosit, yang terdiri dari 3-8% dari seluruh sel darah
putih bersifat fagosit yang artinya menelan dan mencerna sel, termasuk
mikroorganisme asing seperti bakteri.
Monosit berdiferensiasi menjadi sel yang disebut
makrofag.
Makrofag dapat diperbaiki di satu tempat, seperti
otak dan kelenjar getah bening, atau
bisa "berkelana" ke daerah-daerah di mana mereka dibutuhkan, seperti
tempat yang terkena infeksi infeksi. OK
NEUTROFIL
Neutrofil terdiri dari 60-70% Neutrofil, yang terdiri
dari 60-70% memiliki properti defensif tambahan: mereka melepaskan butiran
lisozim, enzymethat menghancurkan sel-sel.
BASOFIL
Basofil terdiri 0,5-1% dari total komposisi dari sel
darah putih dan fungsi dalam respon inflamasi tubuh. Alergi disebabkan oleh
respon inflamasi terhadap zat yang relatif tidak berbahaya, seperti serbuk sari
atau debu, pada individu yang sensitif. Ketika diaktifkan
respon inflamasi, basofil melepaskan berbagai
bahan kimia yang menyebabkan gejala khas alergi.
Antihistamin, misalnya, menyebabkan hidung meler dan mata berair terkait dengan
reaksi alergi, heparin merupakan antikoagulan yang memperlambat pembekuan darah
dan mendorong aliran darah ke situs
peradangan, merangsang pembengkakan.
EOSINOFIL
Eosinofil, yang terdiri dari 2-4% dari total komposisi
sel darah putih, yang diyakini untuk melawan efek histamineand bahan kimia
inflamasi lainnya. Mereka juga memfagositosis bakteri ditandai oleh antibodi.
LIMPOSIT
Limfosit, yang terdiri dari 20-25% dari total komposisi
sel darah putih
Limposit yang
dibagi menjadi dua jenis: limfosit B dan limfosit T.
Nama-nama limfosit ini berasal dari asal mereka.
Namanya Limfosit T itu karena dimatangkan di kelenjar
Thimus, yaitu kelenjar endokrin yang ada di daerah dada bagian atas di mana
sel-sel ini matang
Namanya Limposit B limfosit diberi nama untuk Bursa
Fabricius (salah satu organ limfoid primer)
Limposit T memainkan peran kunci dalam respon imun.
Satu jenis limfosit T, limfosit T helper, mengaktifkan
respon imun ketika bertemu makrofag
yang telah menelan mikroorganisme asing.
Jenis lain T limfosit, yang disebut limfosit T
sitotoksik, membunuh
sel yang terinfeksi oleh mikroorganisme asing.
Limfosit B, ketika diaktifkan oleh limfosit T helper,
menjadi plasma sel, yang pada gilirannya mengeluarkan sejumlah besar antibodi.
Semua sel darah putih muncul di sumsum tulang merah.
namun, sel limfosit pertama dibedakan menjadi sel induk
limfoid dalam merah sumsum tulang, dari sumsum tulang merah kemudian sel darah
putih limposit itu mengalami pengembangan lebih lanjut dan pematangan dalam
limpa, tonsil, timus, kelenjar gondok, dan kelenjar getah bening OK
PENYAKIT LEUKOSIT NONKLONAL
GANGGUAN FUNGSI LEUKOSIT
Netrofil kemotaksis adalah Kemampuan
netrofil tertarik ketempat infeksi dan peradangan, tempat sel-sel ini paling
diperlukan untuk melawan infeksi dan membersikan debris. Kurangnya jumlah netrofil di tempat ini paling sering
berkaitan dengan neutropenia.
Gangguan
fagositosis dan pemusnahan bakteri
Fagositosis dapat
di nilai dengan memanjakan sel fagositik ke bakteri,fungus, partikel lakteks,
dan partikel yang dilapisi oleh antibody atau komplemen, kemudian dihitung
jumlah bakteri yang dimakan.
Gangguan fungsi
limfosit,monist dan makrofagus
Apabila jumlah
atau fungsi limfosit berkurang, pasien menderita imonodefisiensi. Keadaan ini
dapat merupakan kelainan herediter atau didapat.Keadaan defisiensi
didapatsekarang semakin sering di jumpai.Sindrom
imunodefisiensi didapat(AIDS) adalah suatu keadaan deisiensi imun didapat yang
terjadi akibat infeksi virus imunodefisiensi manusia (HIV). Virus ini secara
kusus menyerang limfosit T penolong sehingga jumlah sel ini jauh berkurang.
Gangguan kuantitatif
non-neoplastik
Hitung sel darah putih total dan deferensial bermanfaat,
tetapi non-spesifik,sebagai tanda diagnostic pada banyak keadaan fisiologik dan
patologik selain neutropenia dan sindrom imunodefesiensi yang telah di bahas di
atas. Perubahan jumlah mungkin munjukan bahwa terdapat suatu keadaan abnormal
dan tubu melakukan respon ; namun perubahan kadar sel darah putih juga mungkin
mencerminkan keadaan-keadaan yang secara langsung memengaruhi organ pembentuk
darah.
Neutropenia
Neutropenia adalah penurunan dalam hitung neutrofil absolud dibawah
2000/µL. Neutropenia dapat diklarifikasikan
sebagai ringan( hitung neutrofil antara 1000 dan 2000/µL),sedang (hitung
neutrofil antara 500 sampai 1000/µL), atau parah atau agranulositosis( hitung neutrofing yang
kurang dari 500/µL). Predisi ini
bermanfaat karena dapat
mempredeksi kemungkinan terjadinya infeksi. Orang dangan deplesi neutrofil yang
parah rentan terhadap infeksi bakteri, terutama organism
klebsiella,escherchia,pseudomonas, dan staphylococcus. Evaluasi terhadap penurunan absolud jumlah neutofil dimulai dengan
pemeriksaan hapusan darah tepi. Hitung jenis / diferensial bermaafaat untuk
meniai derajad gangguan kuantitatif serta persentase sel imatur yang ada.
Agrunulositosis
Agrunulositosis adalah neutripenia akut berat yang di tandai dengan menghiangnya prekursol neutrofil di sumsum
tulang dan penurunan hebat hitung granulosit di darah perifer. Hitung jenis
leukosit memperlihatkan tidak adanya neutrofil atau jumlah neutrofil atau sel
granulositik kerang dari 500/µL. Hal ini dapat terjadi secara mendadak pada orang yang tampaknya normal, dan trauma
yang terjadi sebagai suatu reaksi obat idiosinkratik. Keadaan ini dapat juga terjadi
berkaitan penyakit autoimun dan infeksi-infeksi tertentu.
Reaksi leukemoid
Reaksi leukemoid
adalah leukositosis reaktif yang berlebihan, dengan sel darah putih
matur dan imatur membanjiri sirkulasi. Infeksi virus seperti pneumoni atipik
primer, hepatitis influenza memberikan gambaran lekopeni dengan lnfositosis
relative denan linfosit atipik seperti pada mononukleusis infeksiosa. Infeksi
bakerill seperti typhus abdominalis, paratyphus, brucellosis, malaria
menyebabkan gambaran leukopeni dan linfositosis relative.
GANGGUAN
LEUKOSIT KLONAL
LEUKIMIA
Leukimia
adalah kanker dari salah satu jenis sel
darah putih di sumsum tulang, yang menyebabkan proliferasi salah satu jenis sel
darah putih dengan menyingkirkan jenis
sel darah lain. Leukemia tampak merupakan
penyakit klonal yang berarti satu
sel kanker yang abnormal berpoliferasi tanpa terkendali, manghasilkal
sekelompok sel anak yang abnormal. Sel-sel ini menghambat semua sel sel lain di
sumsum tulang untuk berkembang secara normal, sehingga mereka tertimbun di sum
sum tulang. Karena factor- factor ini, leukemia disebut gangguan akumolasi
sekaligus gangguan klonal. Pada akhirnya, sel-sel leukemik mengambil alih
sumsum tulang. Sehingga menurunkan kadar sel-sel non leukemik didalam darah
yang merupakan penyebab gejala umum leukemia.
LATIHAN SOAL
1. Berikut ini
yang termasuk pertahanan pada permukaan tubuh adalah ....
a. Kulit dan
membran mukosa
b. Air mata
dan air liur
c. Bakteri
flora normal tubuh
d. Urine
e. Semua
jawaban benar
2. Bakteri yang
masuk ke dalam tubuh dihancurkan oleh ....
a. IgA
b. Sel T
pembantu
c. Antibiotik
d. Fagosit
e. Histamin
3. Sel B dan sel
T adalah ....
a. Limfosit
b. Sel
pembunuh
c. Fagosit
d. Makrofag
e. Sel darah
merah
4. Dalam reaksi
alergi, IgE ....
a. Melekat
pada sel patogen dan menandainya untuk kemudian dilumpuhkan
b. Membuat
lubang pada membran sel patogen
c. Berikatan
pada permukaan mastosit, dan menginduksinya untuk menghasilkan histamin
d. Memicu
limfosit untuk menghasilkan antigen
e. Memicu
sekresi antibodi ke dalam saluran pencernaan dan saluran pernapasan
5. Sebagian
besar imunoglobulin yang dihasilkan tubuh termasuk dalam kelas ....
a. IgM dan IgB
b. IgA dan IgG
c. IgM dan
IgG
d. IgD dan IgA
e. IgM dan IgD
6. Sel limfosit
B dimatangkan di ....
a. Kelenjar
thymus
b. Sumsum
tulang
c. Otak
d. Nodus limfa
e. Darah
7. Ketika
antigen dicampurkan pada serum yang mengandung antibodi yang terjadi adalah
....
a. Tidak
terjadi apa-apa
b. Antibodi
menolak antigen
c. Antibodi
berikatan dengan antigen
d. Antigen
tidak bercampur dengan serum
e. Antibodi
terpisah dari serum
8. Penyuntikan
antibodi yang dihasilkan oleh organisme lain ke dalam tubuh pasien, adalah
bentuk kekebalan ....
a. Aktif
b. Pasif
c. Tubuh
d. Sel
e. Intrasel
9. Makrofag
berasal dari sel darah putih jenis ....
a. Limfosit
b. Basofil
c. Neutrofil
d. Monosit
e. Eosinofit
10.Molekul yang
dikenali limfosit sebagai zat asing dan memicu sistem kekebalan tubuh disebut
....
a. Interleukin
b. Antibodi
c. Immunoglobulin
d. Antigen
e. Histamin
11.Sistem
kekebalan tubuh humoral bekerja menghancurkan ....
a. Patogen di
dalam sel tubuh
b. Patogen di
luar sel tubuh
c. Antigen di
luar sel tubuh
d. Jawaban b
dan c benar
e. Jawaban a,
b, dan c benar
12.Sel limfosit
terbentuk dari ....
a. Mastosit
(mast cell)
b. Sel darah
putih
c. Sel darah
merah
d. Sel monosit
e. Sel neutrofit
13.Naiknya suhu
tubuh saat demam bertujuan ....
a. Mempercepat
perkembangbiakan bakteri
b. Mempercepat
metabolisme
c. Mempercepat kerja sel fagosit
d. Jawaban b
dan c benar
e. Jawaban a,
b, dan c benar
14.Demam yang
terlalu tinggi membahayakan tubuh karena ....
a. Metabolisme
terlalu cepat
b. Melemahkan
virus dan bakteri
c. Melemahkan
sel fagosit
d. Merusak
jaringan saraf
e. Merusak sel
otot
15.Kekebalan
tubuh yang didapatkan dari penyuntikan bakteri yang dilemahkan disebut ....
a. Kekebalan
tubuh aktif alami
b. Kekebalan
tubuh aktif buatan
c. Kekebalan
tubuh dasar
d. Kekebalan
tubuh pasif
e. Semua
jawaban benar
16.Imunisasi
terhadap campak atau polio termasuk ....
a. Kekebalan
tubuh aktif alami
b. Kekebalan
tubuh aktif buatan
c. Kekebalan
tubuh pasif
d. Pertahanan
tubuh eksternal
e. Pertahanan
tubuh internal
17.Pada
autoimunitas ....
a. Sel
limfosit diserang oleh virus
b. Sistem
kekebalan tubuh tidak dapat membedakan sel tubuh dan patogen
c. Sel
limfosit menyerang mikroba patogen
d. Sistem
kekebalan tubuh terbentuk setelah terjadi infeksi
e. Sistem
kekebalan tidak dapat mengenali mikroba patogen
18.Pada AIDS,
sel yang diserang oleh virus HIV adalah ....
a. Saraf
b. Otot
c. Epitel
d. Limfosit
e. Darah merah
19.Autoimunitas
berbahaya karena ....
a. Sel
limfosit tidak bereaksi terhadap antigen
b. Sel fagosit
menyerang sel-sel tubuh
c. Sel
limfosit rusak oleh virus atau bakteri
d. Sel
limfosit tidak dapat menghasilkan antibodi
e. Sel
limfosit menyerang sel-sel tubuh
20.HIV sangat
berbahaya dan dapat menyebabkan kematian karena ....
a. Dapat
merusak jaringan tubuh
b. Menyerang
sel-sel limfosit
c. Dapat
ditularkan melalui kontak cairan tubuh
d. Menurunkan
kekebalan tubuh sehingga memudahkan infeksi penyakit lain
e. Merusak
antibodi tubuh
KUNCI JAWABAN
1. E , 2. D
3. A 4. C 5. C 6. B
7. C
8. B 9. D 10.
E
11. D . 12. C , 13. D
, 14. B , 15. B , 16. B , 17. B , 18.
C , 19. E , 20. D
Klasifikasi
Imunoglobulin Klasifikasi
imunoglobulin berdasarkan kelas rantai H. Tiap kelas mempunyai berat molekul,
masa paruh, dan aktivitas biologik yang berbeda. Perbedaan antar subkelas lebih
sedikit dari pada perbedaan antar kelas.
Imunoglobulin
G (Ig G) disebut juga rantai – γ (gamma)
- Imunoglobulin G adalah divalen antigen.
- Antibodi ini adalah imunoglobulin yang paling sering/banyak ditemukan dalam sumsum tulang belakang, darah, lymfe dan cairan peritoneal. Ia mempunyai waktu paroh biologik selama 23 hari dan merupakan imunitas yang baik (sebagai serum transfer).
- Ia dapat mengaglutinasi antigen yang tidak larut. IgG adalah satu-satunya imunoglobulin yang dapat melewati plasenta.
- IgG mempunyai struktur dasar imunoglobulin yang terdiri dari 2 rantai berat H dan 2 rantai ringan L.
- IgG manusia mempunyai koefisien sedimentasi 7 S dengan berat molekul sekitar 150.000. Pada orang normal IgG merupakan 75% dari seluruh jumlah imunoglobulin.
- Imunoglobulin G terdiri dari 4 subkelas, masing-masing mempunyai perbedaan yang tidak banyak, dengan perbandingan jumlahnya sebagai berikut:
- IgG1 40-70%,
- IgG2 4-20%,
- IgG3 4-8%,
- IgG4 2-6%.
- Masa paruh IgG adalah 3 minggu, kecuali subkelas IgG3 yang hanya mempunyai masa paruh l minggu.
- Kemampuan mengikat komplemen setiap subkelas IgG juga tidak sama, seperti IgG3 > IgGl > IgG2 > IgG4.
- Sedangkan IgG4 tidak dapat mengikat komplemen dari jalur klasik (ikatan C1q) tetapi melalui jalur alternatif.
- Lokasi ikatan C1q pada molekul IgG adalah pada domain CH2.
- Sel makrofag mempunyai reseptor untuk IgG1 dan IgG3 pada fragmen Fc.
- Ikatan antibodi dan makrofag secara pasif akan memungkinkan makrofag memfagosit antigen yang telah dibungkus antibodi (opsonisasi).
- Ikatan ini terjadi pada subkelas IgG1 dan IgG3 pada lokasi domain CH3.
- Bagian Fc dari IgG mempunyai bermacam proses biologik dimulai dengan kompleks imun yang hasil akhirnya pemusnahan antigen asing.
- Kompleks imun yang terdiri dari ikatan sel dan antibodi dengan reseptor Fc pada sel killer memulai respons sitolitik (antibody dependent cell-mediated cytotoxicity = ADCC) yang ditujukan pada antibodi yang diliputi sel.
- Kompleks imun yang berinteraksi dengan sel limfosit pada reseptor Fc pada trombosit akan menyebabkan reaksi dan agregasi trombosit.
- Reseptor Fc memegang peranan pada transport IgG melalui sel plasenta dari ibu ke sirkulasi janin.
Imunoglobulin
M disebut juga rantai –µ (mu)
Imunoglobulin M ditemukan pada permukaan sel B yang matang. IgM mempunyai
waktu paroh biologi 5 hari, mempunyai bentuk pentamer dengan lima valensi.
Imunoglobulin ini hanya dibentuk oleh faetus. Peningkatan jumlah IgM
mencerminkan adanya infeksi baru atai adanya antigen (imunisasi/vaksinasi). IgM
adalah merupakan aglutinin yang efisien dan merupakan isohem- aglutinin
alamiah. IgM sngat efisien dalam mengaktifkan komplemen. IgM dibentuk setelah
terbentuk T-independen antigen, dan setelah imunisasi dengan T-dependent
antigen.
Imunoglobulin M merupakan 10% dari seluruh jumlah imunoglobulin, dengan
koefisien sedimen 19 S dan berat molekul 850.000-l.000.000. Molekul ini
mempunyai 12% dari beratnya adalah karbohidrat. Antibodi IgM adalah antibodi
yang pertama kali timbul pada respon imun terhadap antigen dan antibodi yang
utama pada golongan darah secara alami. Gabungan antigen dengan satu molekul
IgM cukup untuk memulai reaksi kaskade komplemen.
IgM terdiri dari pentamer unit monomerik dengan rantai μ dan CH. Molekul
monomer dihubungkan satu dengan lainnya dengan ikatan disulfida pada domain CH4
menyerupai gelang dan tiap monomer dihubungkan satu dengan lain pada ujung
permulaan dan akhirnya oleh protein J yang berfungsi sebagai kunci.
Imunoglobulin
A (IgA) disebut juga rantai –α (alpha).
Imunoglobulin A adalah antibodi sekretori, ditemukan dalam saliva,
keringat, air mata, cairan mukosa, susu, cairan lambung dan sebgainya. Yang
aktiv adalah bentuk dimer (yy), sedangkan yang monomer (y) tidak aktif.
Jaringan yang mensekresi bentuk bentuk dimer ini ialah sel epithel yang
bertindak sebagai reseptor IgA, yang kemudian sel tersebut bersama IgA masuk
kedalam lumen.
Imunoglobulin ini melindungi selaput mukosa dari serangan bakteri dan
virus. Ditemukan pula sinergisme antara IgA dengan lisozim dan komplemen untuk
mematikan kuman koliform. Juga kemampuan IgA melekat pada sel polimorf dan
kemudian melancarkan reaksi komplemen melalui jalan metabolisme alternatif.
Tiap molekul IgA sekretorik berbobot molekul 400.000 terdiri atas dua unit
polipeptida dan satu molekul rantai-J serta komponen sekretorik. Sekurang-kurangnya
dalam serum terdapat dua subkelas IgA1 dan IgA2. Terdapat dalam serum terutama
sebagai monomer 7S tetapi cenderung membentuk polimer dengan perantaraan
polipeptida yang disintesis oleh sel epitel untuk memungkinkan IgA melewati
permukaan epitel, disebut rantai-J. Pada sekresi ini IgA ditemukan dalam bentuk
dimer yang tahan terhadap proteolisis berkat kombinasi dengan suatu protein
khusus, disebut Secretory Component yang disintesa oleh sel epitel lokal dan
juga diproduksi secara lokal oleh sel plasma.
Imunoglobulin
D (Ig D) disebut juga rantai –δ (delta)
Imunoglobulin D ini berjumlah sedikit dalam serum. IgD
adalah penenda permukaan pada sel B yang matang. IgD dibentuk bersama dengan
IgM oleh sel B normal. Sel B membentuk IgD dan IgM karena untuk membedakan unit
dari RNA.
Konsentrasi IgD dalam serum sangat sedikit (0,03 mg/ml), sangat labil
terhadap pemanasan dan sensitif terhadap proteolisis. Berat molekulnya adalah
180.000. Rantai δ mempunyai berat molekul 60.000 – 70.000 dan l2% terdiri dari karbohidrat.
Fungsi utama IgD belum diketahui tetapi merupakan imunoglobulin permukaan sel
limfosit B bersama IgM dan diduga berperan dalam diferensiasi sel ini.
ImunoglobulinE
(IgE) disebut juga rantai –ε (epsilon)
Imunoglobulin E ditemukan sedikit dalam serum, terutama kalau berikatan
dengan mast sel dan basophil secara efektif, tetapi kurang efektif dengan
eosinpphil. IgE berikatan pada reseptor Fc pada sel-sel tersebut. Dengan adanya
antigen yang spesifik untuk IgE, imunoglobulin ini menjadi bereaksi silang
untuk memacu degranulasi dan membebaskan histamin dan komponen lainnya sehingga
menyebabkan reaksi anaphylaksis. IgE sangat berguna untuk melawan parasit
Didalam serum ditemukan dalam konsentrasi sangat rendah. IgE apabila
disuntikkan ke dalam kulit akan terikat pada Mast Cells dan Basofil. Kontak
dengan antigen akan menyebabkan degranulasi dari Mast Cells dengan pengeluaran
zat amin yang vasoaktif. IgE yang terikat ini berlaku sebagai reseptor yang
merangsang produksinya dan kompleks antigen-antibodi yang dihasilkan memicu
respon alergi Anafilaktik melalui pelepasan zat perantara.
Pada orang dengan hipersensitivitas alergi berperantara antibodi,
konsentrasi IgE akan meningkat dan dapat muncul pada sekresi luar.
Dihasilkan pada saat respon alergi seperti asma dan biduran. Peranan IgE
belum terlalu jelas.IgEberukuran sedikit lebih besar
dibandingkan dengan molekul IgG dan hanya mewakili sebagian kecil dari total
antibodi dalam darah. Daerah ekor berikatan dengan reseptor pada sel mast dan
basofil dan, ketika dipicu oleh antigen, menyebabkan sel-sel itu membebaskan
histamine dan zat kimia lain yang menyebabkan reaksi alergi.
Regio Fc dari IgE terikat pada reseptor pada permukaan sel mast dan
basofil. IgE yang terikat ini bertindak sebagai reseptor antigen yang
menstimulasi produksinya sehingga terbentuk kompleks antigen-antibodi yang
memicu terjadinya respon alergi tipe cepat (anafilaksis) melalui pelepasan
mediator. Pada orang dengan hipersensivitas alergi yang diperantarai antibodi
tersebut, IgE meningkat dengan cepat dan IgE dapat terdapat pada sekresi eksternal.
IgE serum juga meningkat secara tipikal selama infeksi cacing.