Pernahkah kamu makan jeruk yang rasanya masam?
Bagaimanakah kamu dapat mengidentifikasi sifat asam dan basa? Nah, simak
penjelasan berikut!
SIFAT ASAM, BASA, DAN GARAM
I n d i k a t o r
• Peserta didik mampu mengidentifikasi sifat asam, basa,
dan garam dengan menggunakan indikator yang sesuai.
1. Asam
Buah-buahan yang masih muda pada umumnya berasa masam.
Sebenarnya rasa masam dalam buah-buahan tersebut disebabkan karena zat kimia
yang terkandung di dalamnya yang biasa disebut asam. Secara kimia, asam adalah
zat yang dalam air dapat menghasilkan ion hidrogen (H+). Asam akan terionisasi
menjadi ion hidrogen dan ion sisa asam yang bermuatan negatif. Beberapa asam
yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, seperti ditunjukkan dalam tabel 2.1
berikut ini.
2. Basa
Basa adalah zat yang dalam air dapat menghasilkan ion
hidroksida (OH–). Ion hidroksida terbentuk karena senyawa hidroksida dapat
mengikat satu elektron pada saat dimasukkan ke dalam air. Basa dapat
menetralisir asam (H+) sehingga dihasilkan air (H2O). Sabun merupakan salah
satu zat yang bersifat basa.
Perhatikan tabel 2.2 berikut ini!
Sifat asam berbeda dengan sifat basa suatu zat. Perbedaan
sifat asam dan basa dapat kamu lihat pada tabel 2.3 berikut ini.
3. Garam
Garam adalah senyawa yang terbentuk dari reaksi asam dan
basa. Terdapat beberapa contoh garam, antara lain: NaCl, CaCl2, ZnSO4, NaNO2,
dan lain-lain. Dalam kehidupan sehari–hari tentu kamu tidak asing dengan garam.
Contoh garam adalah garam dapur (NaCl) yang biasa digunakan untuk keperluan
memasak. Tahukah kamu dari mana garam dapur tersebut diperoleh? Garam dapur
dapat diperoleh dari air laut. Petani garam membuatnya dengan cara penguapan
dan kristalisasi. Garam yang diperoleh kemudian diproses iodisasi (garam
kalium, KI) sehingga diperoleh garam beriodium. Garam dapur juga dapat
diperoleh dengan cara mencampur zat asam dan basa. Mengapa demikian? Asam
bereaksi dengan basa membentuk zat netral dan tidak bersifat asam maupun basa.
Reaksi antara asam dan basa dinamakan reaksi netralisasi. Sebagai contoh asam
klorida bereaksi dengan natrium hidroksida (soda api) akan membentuk garam
dapur dan air. Jika dengan menggunakan proses penguapan, maka air akan menguap
dan tersisa endapan garam dapur saja.
HCl + NaOH → NaCl + H2O
Asam Basa Garam dapur Air
Reaksi kimia yang dapat menghasilkan garam, antara lain:
• Asam + basa menghasilkan garam + air
• Basa + oksida asam menghasilkan garam + air
• Asam + oksida basa menghasilkan garam + air
• Oksida asam + oksida basa menghasilkan garam
• Logam + asam menghasilkan garam + H2
Reaksi penetralan berguna bagi manusia, antara lain
produksi asam lambung (HCl) yang berlebihan dapat dinetralkan dengan menggunakan
senyawa basa Mg(OH)2. Para petani menggunakan reaksi penetralan agar tanah yang
terlalu asam dan tidak baik bagi tanaman dapat menjadi netral dengan
menambahkan senyawa basa Ca(OH)2 atau air kapur. Pasta gigi mengandung basa
berfungsi untuk menetralkan mulut kita dari asam, yang dapat merusak gigi dan
menimbulkan bau mulut.
B IDENTIFIKASI ASAM, BASA, DAN GARAM INDIKATOR
• Peserta didik mampu mengelompokkan bahan-bahan di
lingkungan sekitar berdasarkan konsep asam, basa, dan garam serta mempresentasikannya.
Berdasarkan sifat asam dan basa, larutan dibedakan
menjadi tiga golongan yaitu : bersifat asam, basa, dan netral. Sifat larutan
tersebut dapat ditunjukkan dengan menggunakan indikator asam-basa, yaitu
zat-zat warna yang menghasilkan warna berbeda dalam larutan asam dan basa. Cara
menentukan senyawa bersifat asam, basa atau netral dapat menggunakan kertas
lakmus, larutan indikator atau larutan alami. Misal, lakmus merah dan biru.
Berikut pengelompokkan jenis indikator asam–basa dalam larutan yang bersifat
asam, basa dan netral. Lihat tabel 2.5 di bawah ini.
Lakmus digunakan sebagai indikator asam-basa, sebab
lakmus memiliki beberapa keuntungan, yaitu:
1. Lakmus dapat berubah warna dengan cepat saat bereaksi
dengan asam ataupun basa.
2. Lakmus sukar bereaksi dengan oksigen dalam udara
sehingga dapat tahan lama.
3. Lakmus mudah diserap oleh kertas, sehingga digunakan
dalam bentuk lakmus kertas. Lakmus adalah sejenis zat yang diperoleh dari jenis
lumut kerak.
Selain menggunakan indikator buatan, dipakai pula
indikator alami untuk mengelompokkan bahan-bahan di lingkungan berdasarkan
konsep asam, basa, dan garam. Indikator alami, seperti : bunga sepatu, kunyit,
kulit manggis, kubis ungu atau jenis bunga-bungaan yang berwarna. Ekstrak
bahan-bahan tersebut dapat memberikan warna yang berbeda dalam larutan asam dan
basa.
Perhatikan tabel 2.6 warna ekstrak kubis ungu dalam
larutan asam, basa, dan netral.
Sifat asam ditunjukkan oleh perubahan warna indikator
buatan dan indikator alami menjadi warna kemerahan, sedangkan sifat basa
ditunjukkan oleh perubahan warna indikator buatan dan indikator alami menjadi
warna kebiruan atau kehijauan.
C PENENTUAN SKALA KEASAMAN DAN KEBASAAN
I n d i k a t o r
· Peserta didik mampu menentukan derajat keasaman dan
kebasaan suatu larutan dengan menggunakan alat sederhana.
Pada umumnya semua asam dan basa mempunyai sifat
tertentu. Misal, terdapat beberapa asam yang aman digunakan untuk obat tetes
mata atau diminum, tetapi terdapat juga asam yang dapat merusak jaringan kulit
dan logam. Semua basa juga memiliki sifat tertentu, misal kita menggunakan
pasta gigi untuk membersihkan gigi dan menghilangkan bau mulut, sebaliknya
natrium hidroksida digunakan untuk pembersih saluran dan berbahaya jika terkena
kulitmu. Jumlah ion H+ dalam air digunakan untuk menentukan sifat derajat
keasaman atau kebasaan suatu zat. Semakin zat tersebut memiliki keasaman
tinggi, semakin banyak ion H+ di dalam air. Sedangkan semakin tinggi kebasaan
zat tersebut, semakin banyak ion OH– dalam air. Untuk menentukan harga pH dan
pOH biasa digunakan indikator universal yang dapat memperlihatkan warna
bermacam-macam untuk tiap pH. Indikator universal dilengkapi dengan cakram
warna, sehingga warna dan hasil reaksi dapat ditentukan pHnya dengan
mencocokkan warna tersebut. Selain itu, pH meter juga dapat dipergunakan untuk
menentukan tingkat keasaman atau kebasaan suatu zat.
Indikator universal merupakan campuran dari
bermacam-macam indikator asam dan basa yang dapat berubah warna setiap satuan
pH. Terdapat dua macam indikator universal yang digunakan, yaitu berupa larutan
dan kertas. Jenis indikator universal larutan, jika dimasukkan dalam larutan
yang bersifat asam, basa atau garam yang memiliki pH berbeda-beda akan
memberikan warna-warna yang berbeda pula. Perhatikan tabel 2.7 di bawah ini!
Sedangkan jika menggunakan indikator universal bentuk
kertas untuk mengetahui sifat asam, basa atau garam adalah dengan cara
mencelupkan kertas tersebut ke dalam larutan yang hendak kita ketahui pHnya.
Kemudian warna yang muncul dicocokkan dengan cakram warna standar yang terdapat
pada kemasan indikator tersebut. Larutan bersifat netral jika pH = 7, larutan
bersifat asam jika pH < 7, dan larutan bersifat basa jika pH > 7.