Dipembelajaran biologi kelas XI tentang Sistem Pencernaan Hormon ini disinggung sekilas tidak jelas dan terlihat tidak dipentingkan , namun ketika di ujian justru hormon ini sering ditanyakan atau lebih mudahnya keluar dalam ujian baik Test harian maupun test perguruan tinggi maka alangkah baiknya kalau diketahui lebih jelas hal hal yang disinggung di buku yang sekilas itu OK
Koleosistokinin merupakan hormon yang menyebabkan kontraksi kandung empedu sering disingat CCK.
Koleosistokinin merupakan hormon yang menyebabkan kontraksi kandung empedu sering disingat CCK.
Akibat terjadi kontraksi pada otot Vesica fellea ini isi kantong berupa cairan emepedu yang mengandung bilirubin dan biliverdin ini keluar ke usus 12 jari atau Duodenum melalui saluran pancreas untuk membantu pencernaan lemak dengan cara mengemulsikannya
Selain itu Koleosistokinin adalah hormon yang mendorong hormon Sekretin untuk ikut membantu pencernaan yaitu meningkatkan sekresi getah pankreas berupa enzim Tripsin , Lipase dan Amilase untuk disekresikan ke Duodenum .
Koleosistokinin juga menguatkan kerja sekretin, menghambat pengosongan lambung,
menimbulkan efek tropik (pertumbuhan mukosa) pada pankreas, meningkatkan
sekresi enterokinase
Koleosistokinin dapat juga meningkatkan gerakan usus halus Dan kolon.
Koleosistokinin disekresi oleh sel-sel endokrin antara lain
- Sel-sel di Usus bagian atas
- Saraf Ileum distales
- Sel di jejunum
- Sel sel endokrin di Usus 12 Jari terutama CCK8 Dan CCK12
Adanya empedu dan getah pankreas yang
memasuki usus 12 jari yang tersekresi dan mencernakan lemak dengan mengemulsikannya dan lebih lanjut enzim TLA (Tripsin , Lipase dan Amilase ) menguraikan masing masing substratnya maka seterusnya merangsang hormon Koleosistokinin untuk Umpan balik mengakhiri sekresinya sehingga jumlahnya menjadi berkurang dengan hasil-hasil
pencernaan bergerak ke bagian distales saluran cerna Yeynum OK
Jadi Saluran Pencernaan Mukosa usus halus menghasilkan hormon Sekretin untuk mengaktifkan Pancreas mengeluarkan getahnya dan Kolesistokinin mengaktifkan Kantong empedu mensekresikan isinya
Hormon sekretin disintesis dan disekresikan
oleh mukosa usus halus (terutama jejunum) ke dalam sirkulasi darah ketika
makanan yang sangat bersifat asam memasuki usus halus. Hormon sekretin apabila
disuntikkan secara intravena akan meningkatkan sekresi bikarbonat oleh pankreas
dan saluran empedu.
Hormon kolesistokinin disintesis dan disekresikan oleh
mukosa usus halus bagian depan (terutama duodenum) memiliki peran merangsang
motilitas kantung empedu.
Kolesistokinin dibebaskan ketika makanan yang
mengandung lemak memasuki duodenum. Kolesistokinin berperan merangsang sel
asinar pankreas untuk mengeluarkan enzim-enzim pencernaan dan kontraksi kantung
empedu untuk mengeluarkan getah empedu ke lumen usus halus.
Peran Koleosistokinin dalam pencernaan
Ketika makanan mulai dicerna di dalam traktus
gastrointestinal bagian atas, kandung empedu mulai dikosongkan, terutama
sewaktu makanan berlemak masuk ke duodenum sekitar 30 menit setelah makan.
Dasar yang menyebabkan pengosongan adalah kontraksi ritmik dinding kandung
empedu, tetapi efektivitas pengosongan juga membutuhkan relaksasi yang
bersamaan dari sfingter Oddi yang menjaga pintu keluar duktus biliaris komunis
ke dalam duodenum.
Sejauh ini rangsangan yang paling poten dalam menyebabkan
kontraksi kandung empedu adalah hormone kolesistokinin. Hormone ini adalah
hormone yang sama yang menyebabkan peningkatan sekresi enzim oleh sel-sel
asinar pancreas. Rangsangan untuk melepaskan kolesistokinin ke dalam darah dari
mukosa duodenum terutama adalah makanan berlemak yang masuk ke duodenum.
Selain kolesistokinin, kandung empedu juga dirangsang
secara kurang kuat oleh serat-serat saraf yang menyekresi asetilkolin dari
system syaraf fagus dan enteric. Keduanya adalah saraf yang sama yang
meningkatkan motilitas dan sekresi dalam bagian lain traktus gastrointestinal
bagian atas.
Bahkan dengan kontraksi kandung empedu yang relative
kuat, pengosongan dapat berlangsung suli karena sfingter Oddi normalnya tetap
berkontraksi secara tonik. Oleh karena itu, sebelum terjadi pengosongan kandung
empedu, sfingter Oddi, juga harus direlaksasi. Paling sedikit ada tiga factor
yang membantu hal ini : Pertama, kolesistokinin, bukannya merangsang sfingter
Oddi, malah memiliki efek relaksasi. Tetapi efek ini saja biasanya tidak cukup
untuk memungkinkan pengosongan yang bermakna. Kedua, kontraksi ritmik kandung
empedu menghantarkan gelombang peristaltic melalui duktus biliaris biliaris
komunis menuju sfingter Oddi, menyebabkan suatu gelombang awal relaksasi yang
sebagian menghambat sfingter mendahului gelombang peristaltic. Tetapi ini,
juga, biasanya tidak cukup untuk menghasilkan pengosongan dalam jumlah besar.
Ketiga, ketika gelombang peristaltic usus berjalan pada dinding duodenum, fase
relaksasi dari setiap gelombang dengan kuat merelaksasi otot dinding usus.
Sejauh ini hal tersebut kelihatannya merupakan efek yang paling kuat dari semua
relaksan pada sfingter Oddi. Akibatnya empedu biasanya masuk ke duodenum dalam
bentuk pancaran yang sinkron dengan fase relaksasi gelombang peristaltic
duodenum.
Sebagai ringkasan, kandung empedu mengosongkan simpanan
empedu pekatnya ke dalam duodenum terutama sebagai respon terhadap perangsangan
kolesistokinin. Saat lemak tidak terdapat dalam makanan, pengosongan kandung
empedu berlangsung buruk. Tetapi apabila terdapat jumlah lemak yang banyak
dalam makanan, normalnya kandung empedu akan kosong secara menyeluruh dalam
waktu sekitar 1 jam.