Bola Mata terdiri dari 3 Lapisan yakni
Lapisan itu adalah
2. Koroid : adalah lapisan pembuluh darah pada mata, yang terletak di antara Retina dan Sklera. Koroid berfungsi mengalirkan oksigen dan nutrisi ke retina.
Dari arah Depan
Struktur koroid secara umum dapat dibagi menjadi empat lapisan:
Kerusakan Atau Gangguan Dari Salah Satu Di Atas, Kita Tidak Dapat Melihat
Terdapat Pula Bintik Kuning (Fovea Nasalis = Makula Lutea = Fovea Sentralis = Fovea Medialis) À Tempat Peneri-Ma Benda Yg Dilihat Oleh Mata Karena Di Tempat Ini Tdpt Sel Kerucut (Dlm Fovea) &Amp; Sel Batang (Tersebar Di Retina) Sebagai Organ Yg Peka Terhadap Cahaya
Selain Bintik Kuning Terdapat Bintik Buta (Blind Spot), Karena Daerah Ini Tdk Peka Terhadap Cahaya Krn Tdk Ada Sel Batang &Amp; Sel Kerucut
Sel Batang Untuk Melihat Cahaya Redup (Remang-Remang), Sdgkan Sel Kerucut Untuk Siang Hari &Amp; Warna
Pada Retina Terkenal Teori Duplisitas À Skotop À Mekanis Me Pengaturan Penglihatan Senja &Amp; Malam Hari Serta Photop Mekanisme Yg Mengatur Penglihatan Siang Hari &Amp; Warna
Sel Batang &Amp; Sel Kerucut Dipersyarafi Oleh Syaraf Optik Secara Bipolar À Merupakan Syaraf Penglihatan Serta Syaraf Kranial Yang Ke Ii
Selain Syaraf Optik (Ii), Ada Syaraf Kranial Lain Yang Membantu Dlm Pengoperasian &Amp; Gerakan Bola Mata, Yaitu Syaraf Okulumotor (Iii), Troklearis (Iv), Abdusens (Vi) &Amp; Trigeminal (V) À Selain Mempersyarafi Daerah Mata Sampai Ke Kepala Juga Mempersyarafi Daerah Rahang Atas &Amp; Rahang Bawah
Bola Mata Dipegang Oleh 2 (Dua) Macam Otot Yaitu Otot Rectus (4 Otot) &Amp; Otot Oblique (2 Otot)
Otot Rectus À Superior, Inferior, Lateralis, Medialis
Otot Oblique À Superior &Amp; Inferior
Untuk Dpt Melihat Benda Stimulus Berupa Cahaya Harus Jth Di Reseptor (Penerima) Yg Selanjutnya Di Teruskan Ke Pusat Penglihatan (Fovea Sentralis) &Amp; Diperlukan Ketajaman (Visus) Penglihatan
Visus Sangat Dipengaruhi Sifat Fisis Mata (Aberasi Mata = Kegagalan Sinar Utk Berkonvergensi/Bertemu Id Titik Identik), Besarnya Pupil, Komposisi Cahaya, Mekanisme Akomodasi, Elastisitas Otot, Faktor Stimulus (Warna Yg Kontras, Besar Kecilnya Stimulus, Durasi, Intensitas Ca-Haya, Serta Faktor Retina (Semakin Kecil &Amp; Rapat Sel Kerucut), Maka Semakin Kecil Minimum Separabel (Separable Minimum)
Rumus Visus: Dengan Menggunakan Optotype Snellen
D D = Jarak Antara Alat Dgn Subyek Yang Diperiksa
V = ------- V = Visus (Ketajaman Penglihatan)
D D = Jarak Skala Huruf Yang Masih Dapat Dibaca Oleh
Mata Normal
Penglihatan Normal = Emetropi
Bila Benda Yg Dilihat Jatuh Di Depan Fovea Sentralis À Disebut Rabun Jauh (Myopi) Dan Dpt Diatasi Dgn Lensa Cekung (Negatif)
Bila Benda Yg Dilihat Jatuh Di Belakang Fovea Sentralis À Disebut Rabun Dekat (Hypermetropi), Dpt Diatasi Dgn Lensa Cembung (Positif)
Bila Seseorang Mengalami Rabun Jauh &Amp; Jg Rabun Dekat Secara Bersamaan À Astigmatisma Maka Dpt Diperbaiki Dengan Kacamata Jenis Silendris Yang Berfungsi Utk Mengatasi Ke2 Rabun Tersebut
Tetapi Bila Elastisitas Lensa Kristalina Menurun Karena Usia &Amp; Pengapuran À Presbyopia À Pengapuran Ini Dapat Terjadi Buramnya/Kaburnya Penglihatan Yang Disebut Sebagai Katarak
Bila Kita Melihat Satu Benda Dgn Kedua Belah Mata Maka Benda Tsb Dpt Terlihat Dgn Baik Karena Jatuh Di Titik Identik, Tetapi Bila Salah Satu Bola Mata Diganggu Maka Akan Terlihat Benda Rangkap (Diplopia) Karena Tdk Jth Di Titik Identik
Kelainan Genetik Yg Bs Terjadi Adalah Blind Color (Buta Warna)
Buta Warna Permanent (Total) À Tdk Dpt Melihat Warna Dsr À Merah, Hijau, Biru Krn Ketiga Warna Ini Terlihat Hitam Sementara Warna Kuning Terlihat Spt Warna Terang
Buta Warna Temporer À Seseorang Tdk Dpt Membedakan Warna Merah Tua, Merah Darah, Merah Bit, Merah Tomat, Merah Cabe, Merah Muda Karena Mereka Hanya Dapat Menyebutkan Warna Dasar Saja Yaitu Merah
Secara Grs Bsr Bbrp Variasi Butawarna Sejak Lahir:
1. Akromatisme = Akromatopsia À Butawarna Total À Semua Warna Yg Di Lihat Abu-2 Atau Hitam
2. Diakromatisme À Butawarna Tidak Sempurna À
Deutrinophia À Kehilangan Sel Kerucut Hijau À Tdk Dpt Melihatwarna Hijau
Protanophia À Kehilangan Sel Kerucut Merah À Tdk Dpt Melihat Warna Merah
Tritanophia À Kehilangan Sel Kerucut Biru/Kuning À Tdk Dptmelihat Warna Biru/Kuning Yg Tdk Peka Thd Daerah Spektrum Visual
Menurut Hering Ada 3 Macam Fotokhemis Yg Memiliki 6 Macam Kualitas Yg Memberikan 6 Sensasi À Substansi Putih-Hitam, Substansi Merah-Hijau &Amp; Substansi Biru-Ku-Ning
Bila Terlihat Warna Putih, Berarti Semua Gelombang Sinar Dipantulkan, Sedangkan Bila Melihat Warna Hitam Semua Gelombang Diseraputk Membuktikan Seseorang Butawarna/Tidak Ada 2 Uji:
Uji Holmgren À Kemampuan Membedakan Warna Sekumpulan Benang Wol Yg Dicampur, Kemudian Dapat Menyamakan Benang Satuan &Amp; Memisahkan Dari Campuran Benang Wol Serta Dpt Mengurutkan Dari Warna Muda Ke Warna Tua Atau Sebaliknya
Uji Stiling (Jerman) Isihara (Jepang) À Merupakan Gambaran Angka-2 Atau Huruf Dengan Titik-2 Yg Tdd Berbagai Macam Warna (1 Warna, 2 Warna, 3 Warna, Lbh Dari 3 Warna) Pd Uji Stiling Isihara Terdapat Kartu Distorsi = Kartu Pengacau Yang Berfungsi Untuk Istirahat Mata Mata Manusia Dpt Mendeteksi Hampir Semua Gradasi Warna Bila Cahaya Monokromatik Merah, Hijau &Amp; Biru Dicampur Secara Tepat Dalam Berbagai Kombinasi, Tergantung Persentase Campuran Warna-2 Dasar Tsb
Young &Amp; Helmholtz À Sel Kerucut Dpt Menerima Warna Hijau, Merah &Amp; Biru.
Ke 3 Macam Sel Kerucut Mengandung Fotokhemis Yg Dpt Diurai Oleh Sinar Matahari, Bila Ke 3 Macam Sel Kerucut Itu Mendapat Stimulus Yg Bersamaan Maka Akan Terlihat Warna Putih. Warna-2 Lain Merupakan Kombinasi Dari Ke 3 Macam Warna Dasar
Penglihatan 3 Dimensi (Paralaksis Binokuler) Merupakan Persepsi Ke Dalaman Pada Alat Visual Yang Dpt Berfungsi Untuk Menentukan Jarak Dgn Memerlukan Penglihatan Binokuler (Penglihatan Optimal Bila Bisa Diterima Oleh Ke 2 Fovea Sentralis) À Dikirim Ke Ssp Utk Diolah Menjadi Sensasi Berupa Bayangan Yg Tunggal
- Lapisan Haller - Bagian terluar dari koroid, memiliki diameter pembuluh darah yang paling besar.
- Lapisan Sattler - Lapisan dengan pembuluh darah menengah.
- Koriokapilaris - Lapisan kapiler.
- Membran bruch - Bagian terdalam dari lapisan koroid.
Kerusakan Atau Gangguan Dari Salah Satu Di Atas, Kita Tidak Dapat Melihat
Terdapat Pula Bintik Kuning (Fovea Nasalis = Makula Lutea = Fovea Sentralis = Fovea Medialis) À Tempat Peneri-Ma Benda Yg Dilihat Oleh Mata Karena Di Tempat Ini Tdpt Sel Kerucut (Dlm Fovea) &Amp; Sel Batang (Tersebar Di Retina) Sebagai Organ Yg Peka Terhadap Cahaya
Selain Bintik Kuning Terdapat Bintik Buta (Blind Spot), Karena Daerah Ini Tdk Peka Terhadap Cahaya Krn Tdk Ada Sel Batang &Amp; Sel Kerucut
Sel Batang Untuk Melihat Cahaya Redup (Remang-Remang), Sdgkan Sel Kerucut Untuk Siang Hari &Amp; Warna
Pada Retina Terkenal Teori Duplisitas À Skotop À Mekanis Me Pengaturan Penglihatan Senja &Amp; Malam Hari Serta Photop Mekanisme Yg Mengatur Penglihatan Siang Hari &Amp; Warna
Sel Batang &Amp; Sel Kerucut Dipersyarafi Oleh Syaraf Optik Secara Bipolar À Merupakan Syaraf Penglihatan Serta Syaraf Kranial Yang Ke Ii
Selain Syaraf Optik (Ii), Ada Syaraf Kranial Lain Yang Membantu Dlm Pengoperasian &Amp; Gerakan Bola Mata, Yaitu Syaraf Okulumotor (Iii), Troklearis (Iv), Abdusens (Vi) &Amp; Trigeminal (V) À Selain Mempersyarafi Daerah Mata Sampai Ke Kepala Juga Mempersyarafi Daerah Rahang Atas &Amp; Rahang Bawah
Bola Mata Dipegang Oleh 2 (Dua) Macam Otot Yaitu Otot Rectus (4 Otot) &Amp; Otot Oblique (2 Otot)
Otot Rectus À Superior, Inferior, Lateralis, Medialis
Otot Oblique À Superior &Amp; Inferior
Untuk Dpt Melihat Benda Stimulus Berupa Cahaya Harus Jth Di Reseptor (Penerima) Yg Selanjutnya Di Teruskan Ke Pusat Penglihatan (Fovea Sentralis) &Amp; Diperlukan Ketajaman (Visus) Penglihatan
Visus Sangat Dipengaruhi Sifat Fisis Mata (Aberasi Mata = Kegagalan Sinar Utk Berkonvergensi/Bertemu Id Titik Identik), Besarnya Pupil, Komposisi Cahaya, Mekanisme Akomodasi, Elastisitas Otot, Faktor Stimulus (Warna Yg Kontras, Besar Kecilnya Stimulus, Durasi, Intensitas Ca-Haya, Serta Faktor Retina (Semakin Kecil &Amp; Rapat Sel Kerucut), Maka Semakin Kecil Minimum Separabel (Separable Minimum)
Rumus Visus: Dengan Menggunakan Optotype Snellen
D D = Jarak Antara Alat Dgn Subyek Yang Diperiksa
V = ------- V = Visus (Ketajaman Penglihatan)
D D = Jarak Skala Huruf Yang Masih Dapat Dibaca Oleh
Mata Normal
Penglihatan Normal = Emetropi
Bila Benda Yg Dilihat Jatuh Di Depan Fovea Sentralis À Disebut Rabun Jauh (Myopi) Dan Dpt Diatasi Dgn Lensa Cekung (Negatif)
Bila Benda Yg Dilihat Jatuh Di Belakang Fovea Sentralis À Disebut Rabun Dekat (Hypermetropi), Dpt Diatasi Dgn Lensa Cembung (Positif)
Bila Seseorang Mengalami Rabun Jauh &Amp; Jg Rabun Dekat Secara Bersamaan À Astigmatisma Maka Dpt Diperbaiki Dengan Kacamata Jenis Silendris Yang Berfungsi Utk Mengatasi Ke2 Rabun Tersebut
Tetapi Bila Elastisitas Lensa Kristalina Menurun Karena Usia &Amp; Pengapuran À Presbyopia À Pengapuran Ini Dapat Terjadi Buramnya/Kaburnya Penglihatan Yang Disebut Sebagai Katarak
Bila Kita Melihat Satu Benda Dgn Kedua Belah Mata Maka Benda Tsb Dpt Terlihat Dgn Baik Karena Jatuh Di Titik Identik, Tetapi Bila Salah Satu Bola Mata Diganggu Maka Akan Terlihat Benda Rangkap (Diplopia) Karena Tdk Jth Di Titik Identik
Kelainan Genetik Yg Bs Terjadi Adalah Blind Color (Buta Warna)
Buta Warna Permanent (Total) À Tdk Dpt Melihat Warna Dsr À Merah, Hijau, Biru Krn Ketiga Warna Ini Terlihat Hitam Sementara Warna Kuning Terlihat Spt Warna Terang
Buta Warna Temporer À Seseorang Tdk Dpt Membedakan Warna Merah Tua, Merah Darah, Merah Bit, Merah Tomat, Merah Cabe, Merah Muda Karena Mereka Hanya Dapat Menyebutkan Warna Dasar Saja Yaitu Merah
Secara Grs Bsr Bbrp Variasi Butawarna Sejak Lahir:
1. Akromatisme = Akromatopsia À Butawarna Total À Semua Warna Yg Di Lihat Abu-2 Atau Hitam
2. Diakromatisme À Butawarna Tidak Sempurna À
Deutrinophia À Kehilangan Sel Kerucut Hijau À Tdk Dpt Melihatwarna Hijau
Protanophia À Kehilangan Sel Kerucut Merah À Tdk Dpt Melihat Warna Merah
Tritanophia À Kehilangan Sel Kerucut Biru/Kuning À Tdk Dptmelihat Warna Biru/Kuning Yg Tdk Peka Thd Daerah Spektrum Visual
Menurut Hering Ada 3 Macam Fotokhemis Yg Memiliki 6 Macam Kualitas Yg Memberikan 6 Sensasi À Substansi Putih-Hitam, Substansi Merah-Hijau &Amp; Substansi Biru-Ku-Ning
Bila Terlihat Warna Putih, Berarti Semua Gelombang Sinar Dipantulkan, Sedangkan Bila Melihat Warna Hitam Semua Gelombang Diseraputk Membuktikan Seseorang Butawarna/Tidak Ada 2 Uji:
Uji Holmgren À Kemampuan Membedakan Warna Sekumpulan Benang Wol Yg Dicampur, Kemudian Dapat Menyamakan Benang Satuan &Amp; Memisahkan Dari Campuran Benang Wol Serta Dpt Mengurutkan Dari Warna Muda Ke Warna Tua Atau Sebaliknya
Uji Stiling (Jerman) Isihara (Jepang) À Merupakan Gambaran Angka-2 Atau Huruf Dengan Titik-2 Yg Tdd Berbagai Macam Warna (1 Warna, 2 Warna, 3 Warna, Lbh Dari 3 Warna) Pd Uji Stiling Isihara Terdapat Kartu Distorsi = Kartu Pengacau Yang Berfungsi Untuk Istirahat Mata Mata Manusia Dpt Mendeteksi Hampir Semua Gradasi Warna Bila Cahaya Monokromatik Merah, Hijau &Amp; Biru Dicampur Secara Tepat Dalam Berbagai Kombinasi, Tergantung Persentase Campuran Warna-2 Dasar Tsb
Young &Amp; Helmholtz À Sel Kerucut Dpt Menerima Warna Hijau, Merah &Amp; Biru.
Ke 3 Macam Sel Kerucut Mengandung Fotokhemis Yg Dpt Diurai Oleh Sinar Matahari, Bila Ke 3 Macam Sel Kerucut Itu Mendapat Stimulus Yg Bersamaan Maka Akan Terlihat Warna Putih. Warna-2 Lain Merupakan Kombinasi Dari Ke 3 Macam Warna Dasar
Penglihatan 3 Dimensi (Paralaksis Binokuler) Merupakan Persepsi Ke Dalaman Pada Alat Visual Yang Dpt Berfungsi Untuk Menentukan Jarak Dgn Memerlukan Penglihatan Binokuler (Penglihatan Optimal Bila Bisa Diterima Oleh Ke 2 Fovea Sentralis) À Dikirim Ke Ssp Utk Diolah Menjadi Sensasi Berupa Bayangan Yg Tunggal