Suatu hari Raja iseng-iseng uji nyali staf di kerajaannya.
Di halaman depan kerajaan ada pohon jambu yang sedang berbuah. Raja mengikat seekor orang utan yang besar dan galak di pohon itu, lalu Raja mengumumkan; barang siapa
bisa mengambil sebutir saja jambu dari pohon itu akan diberi hadiah seribu dinar. Orang banyak berusaha untuk mengambilnya, tetapi tidak ada seorangpun yang bisa,
karena setiapkali mendekat pohon, orang utan yang galak itu segera menyongsongnya.
Abu Nawas yang kala itu sedang bertamu ditawari ikut. Abu Nawaspun bersedia dan dengan santai ia mengambil beberapa batu kecil. Dengan cermat Abu Nawas melempari
orang utan itu dengan batu-batu kecil. Sudah barang tentu orang utan yang galak itupun marah, tetapi ia tidak bisa menjangkau Abu Nawas karena kakinya terikat rantai ke pohon.
Puncak kemarahan orang utan itu terjadi, ia petik jambu didekatnya dan dibalas melemparnya ke Abu Nawas. Nah Abu Nawas tinggal menangkap jambu itu, dan Abu Nawas memenangkan hadiah Raja sebesar seribu dinar. Abu Nawas jenaka bukan hanya kepada sesama manusia, kepada Tuhan pun ia suka bercanda.
Salah satu candanya terekam dalam teks doa yang hingga kini banyak dihafal orang. Kata Abu Nawas Ya Tuhanku, rasanya hamba tak pantas masuk surgamu.
Tetapi untuk masuk neraka, waduh sorry,hamba tak kuaaaat. Oleh karena itu ya Tuhan,mudahkanlah hamba untuk bertaubat dan ampunuilah dosa kami. Bukankah Engkau Maha Pengampun bahkan terhadap dosa-dosa besar ?