1. Sel
darah yang berbentuk bulat pipih dengan
bagian tengah berbentuk cekung dan tidak berinti adalah….
DETAIL
A. sel
darah merah
B. monosit
C. limfosit
D. eosinofil
2. Proses
penggumpalan darah disebut dengan….
A. aglutinasi
B. antibody
C. anti
gen
D. antigen
3. Jika
eritrosit seseorang mengandung aglutinogen A, sedangkan plasma darahnya
mengandung agglutinin b maka orang tersebut bergolongan darah….
A. A
B. B
C. AB
D. O
4. Golongan
darah yang dapat memberikan darahnya kepada semua golongan darahnya disebut
dengan….
A. donor
universal
B. resipien
universal
C. akseptor
universal
D. supresor
universal
5. Katup
yang terdapat antara serambi kanan dan bilik kanan adalah….
A. mistral
B. trikuspidalis
C. bikuspidalis
D. semilunaris
6. Seseorang
mempunyai tekanan darah 110/80 mmHg. Ini artinya….
A. 110
dan 80 adalah tekanan sistol
B. 110
dan 80 adalah tekanan diastol
C. 110
tekanan diatol dan 80 tekanan sistol
D. 110
tekanan sistol dan 80 tekanan diastol
7. Pembuluh
nadi tajuk jantung yang memberi makan otot jantung disebut….
A. arteri coronaria
B. arteri
carotis
C. arteri
pulmonalis
D. vena
pulmonalis
8. Fungsi
system peredaran darah manusia adalah sebagai berikut, kecuali….
A. mengangkut
sari makanan ke dalam sel-sel tubuh
B. mengangkut
sisa pembakaran ke alat pembuangan
C. mengatur
suhu tubuh
D. menetralkan
racun
9. Enzim yang berperan
dalam proses pembekuan darah adalah….
A. fibrinogen
B. kalsium
C. trombin
D. trombokinase
10. Perhatikan skema jantung berikut ini!
Bilik kiri
dan serambi kanan ditunjukan oleh nomor….
A.
1 dan 2
B.
3 dan 4
C.
1 dan 3
D.
2 dan 4
11. Dalam system peredaran darah, darah dari bilik kanan
jantung akan mengalir ke….
A. paru-paru
B. serambi
kanan
C. serambi kiri
D. aorta
12. Diantara pembuluh darah berikut yang darahnya kaya
oksigen adalah….
A. vena
hati
B. vena
dari ginjal
C. vena
paru-paru
D. vena
dari usus
13. Golongan darah A hanya dapat didonorkan kepada orang
yang mempunyai aglutinogen …
A. A, AB, dan O
B. A,
AB dan B
C. A
dan AB
D. A
dan O
A. plasma
darah
B. sel
darah putih
C. sel
darah merah
D. trombosit
15. Bahan- bahan berikut yang berperan dalam proses
pembekuan darah, kecuali….
A. keping
darah
B. fibrinogen
C. ion
Ca
D. ion
Na
16. Kelainan
menurun yang menyebabkan pendarahan pada seseorang tidak dapat membeku disebut
dengan….
A. leukemia
B. talasemia
C. hemophilia
D. anemia
17. Pembuluh darah yang sangat halus dan terdapat pada
jaringan tubuh adalah….
A. vena
B. arteri
C. kapiler
D. balik
18. Pembuluh yang mengedarkan darah dari tubuh bagian
atas menuju jantung adalah….
A. arteri
pulmonalis
B. vena
cava inferior
C. vena
pulmonalis
D. vena
cava superior
19. Peredaran darah manusia melalui lintasan…
A. bilik kiri → tubuh → serambi kanan
B. serambi
kanan → tubuh → bilik kiri
C. bilik kiri → paru-paru → bilik kiri
D. serambi
kanan → paru-paru → bilik kiri
20. Perhatikan kriteria-kriteria berikut:
- mengandung haemoglobin
- memiliki nucleus
- dibentuk didalam sumsum merah tulang
- dapat menghancurkan kuman
A. 1 dan 2
B. 1 dan 3
C. 2 dan 3
D. 2
dan 4
Isilah titik-titik di bawah ini dengan benar!
- Sel darah atau butiran darah terdiri dari eritrosit ,………………….. dan ……………….
- …………………..adalah berfungsi untuk mengangkut oksigen dan ………….. untuk membekukan darah
- Fungsi dari ……………… adalah untuk membunuh kuman yang masuk ke dalam tubuh
- Dalam proses pembekuan darah enzim trombokinase akan mengubah protrombin menjadi……………. Karena pengaruh ion kalsium dalam darah.
- Berusia kira-kira 120 hari adalah umur dari sel……………..dan yang berumur kira-kra 12 hari adalah sel……………….
- Pembuluh ………terletak agak ke dalam dari permukaan tubuh sedangkan pembuluh ……….terletak lebih dekat dengan permukaan tubuh.
Gangguan pada sistem sirkulasi
- Hemofili : darah sukar membeku akibat faktor keturunan (genetis).
- Anemia : penyakit kurang darah, akibat kandungan Hb rendah, kurangnya eritrosit atau menurunnya volume darah dari normal.
- Polistemia : kelebihan eritrosit akibat meningkatnya viskositas (kekentalan) darah.
- Leukimia : kanker darah, akibat bertambahnya leukosit yang tidak terkendali.
- Leukopenia : menurunnya jumlah leukosit karena infeksi kuman tifus sehingga eritrosit dapat menurun hingga 3000 per mm3.
- Thalasemia : rendahnya daya ikat eritrosit terhadap O2 karena kegagalan pembentukan haemoglobin (eritrosit pecah). Penyakit ini genetis.
- Sklerosis : pengerasan pembuluh nadi akibnat endapan senyawa lemak atau zat kapur.
- Aterosklerosis, bila endapannya lemak.
- Arteriosklerosis, bila endapannya zat kapur.
- Trombus & embolus : penyakit jantung yang disebabkan oleh penggumpalan di dalam arteri koroner.
- Koronarialis : penyempitan arteri koroner pada jantung.
- Varises : pelebaran pembuluh vena dan umumnya di bentis, sedang yang di anus disebut ameien (hemoroit).
- Hipertensi : tekanan darah tinggi.
- Hipotensi : tekanan darah rendah.
- Eritroblastosis fetalis : penyakit kuning bayi, karena kerusakan darah bayi yang baru lahir akibat kemasukan aglutinin dari luar.
- Blue baby : bayi warna biru waktu lahir akibat kelainan jantung (foramen ovale tidak menutup).
DETAIL
Peredaran Darah pada Manusia
Sistem peredaran darah pada manusia termasuk sistem
peredaran darah tertutup, artinya darah mengalir melalui pembuluh darah. Sistem
peredaran darah pada manusia juga disebut sistem peredaran darah rangkap.
Artinya, dalam satu kali edar, darah ,melewati jantung sebanyak dua kali. Saat
darah beredar menuju paru-paru dan saat darah beredar menuju ke seluruh tubuh.
Peredaran darah dari jantung menuju paru-paru dan kembali ke jantung disebut
peredaran darah kecil. Sementara itu, saat darah beredar dari jantung ke
seluruh tubuh dan kembali ke jantung disebut peredaran darah besar.
Sistem peredaran darah mempunyai fungsi sebagai
berikut.
1. Mengangkut zat makanan dan zat sisa hasil
metabolisme.
2. Mengangkut zat buangan dan substansi beracun menuju
hati untuk dinetralkan.
3. Mengangkut zat buangan dan substansi beracun menuju
ginjal untuk dibuang.
4. Mendistribusikan hormon dari kelenjar dan organ
yang memproduksinya ke sel-sel tubuh yang membutuhkan.
5. Mengatur suhu tubuh melalui aliran darah.
6. Mencegah hilangnya darah melalui mekanisme
pembekuan darah.
7. Melindungi tubuh dari bakteri dan virus dengan
mensirkulasikan antibodi dan sel darah putih.
Sistem peredaran darah memiliki tiga komponen utama
sebagai berikut.
1. Darah, berfungsi sebagai medium pengangkut zat
makanan, udara, dan zat buangan.
2. Jantung, berfungsi memompa darah sehingga dapat
beredar ke seluruh tubuh.
3. Pembuluh darah, sebagai saluran tempat darah
beredar ke seluruh tubuh.
1. Darah
Manusia rata-rata mempunyai enam liter darah atau
sekitar 8% dari total berat badan manusia. Apabila contoh darah diambil
kemudian dimasukkan kedalam tabung reaksi lalu disentrifugasi maka tampak darah
tersusun atas 55% plasma darah dan 45% sel-sel darah.
a. Plasma Darah
Plasma darah terdiri atas 90% air dan 10% sisanya
zat-zat yang terlarut di dalamnya.
b. Sel-Sel Darah
Di dalam darah terdapat tiga macam sel darah yaitu sel
darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan keping darah (trombosit).
1) Sel Darah Merah (Eritrosit)
Karakteristik sel darah merah sebagai berikut.
a) Eritrosit merupakan komponen utama sel darah yaitu
sekitar 99%
b) Setiap mm3 darah pada seorang
laki-laki mengandung ± 5 juta sel darah merah dan pada seorang perempuan ±4
juta sel darah merah.
c) Berbentuk bikonkaf, sehingga memiliki permukaan
yang lebar.
d) Tidak berinti, sehingga tidak dapat hidup lama
e) Berwarna merah karena mengandung hemoglobin.
Hemoglobin yaitu molekul kompleks dari protein dan molekul besi hemin.
Hemoglobin berperan mengikat oksigen dari paru-paru untuk diedarkan ke seluruh
sel tubuh. Jadi, di paru-paru terjadi reaksi antara hemoglobin dengan oksigen.
2Hb2 + 4O2 →4HbO2 (oksihemoglobin)
Setelah sampai di sel-sel tubuh terjadi reaksi
pelepasan oksigen oleh Hb.
4HbO2 → 2Hb+ 4O2
f) Saat dalam rahim ibu, eritrosit dibentuk dalam hati
dan limpa. Setelah dilahirkan, eritrosit dibentuk di sumsum tulang. Misalnya di
tulang dada, tulang lengan atas, tulang kaki atas, dan tulang pinggul.
g) Umur eritrosit sekitar 120 hari. Setelah mati akan
dirombak dalam hati menjadi bilirubin dan biliverdin (zat warna empedu). Zat
besi hasil perombakan tersebut kemudian dikirim ke hati dan limpa untuk
digunakan membentuk eritrosit baru.
2) Sel Darah Putih (Leukosit)
Karakteristik sel darah putih sebagai berikut.
a) Leukosit memiliki inti sel, sehingga dapat bertahan
hidup berbulan-bulan.
b) Tidak mengandung hemoglobin sehingga tidak berwarna
merah.
c) Ukurannya lebih besar daripada eritrosit.
d) Leukosit dibentuk di dalam sumsum merah, limpa, dan
kelenjar getah bening atau kelenjar limfe.
Sel darah putih berdasarkan karakteristik
sitoplasmanya dapat dibagi menjadi dua yaitu granulosit dan agranulosit.
a) Granulosit merupakan sel darah putih yang sitoplasmanya
bergranula. Granulosit terdiri atas neutrofil, eosinofil, dan basofil.
1) Neutrofil merupakan sel darah putih yang granulanya
menyerap zat warna yang bersifat netral. Neutrofil ini merupakan komponen
terbesar dalam sel darah putih. Neutrofil berfungsi memakan kuman penyakit,
contohnya bakteria. Jika terjadi infeksi karena bakteri, jumlah neutrofil akan
meningkat keadaan ini disebut leukosit tosis.
2) Eosinofil merupakan sel darah putih yang granulanya
menyerap zat warna yang bersifat asam. Jumlah eosinofil dalam sel darah putih
sekitar 2%. Fungsi sel ini untuk mengatasi jenis-jenis penyakit karena alergi.
3) Basofil merupakan sel darah putih yang granulanya
menyerap zat warna yang bersifat basa. Basofil ini menghasilkan heparin yang
berfungsi dalam proses pembekuan darah.
b) Agranulosit merupakan kelompok sel darah putih yang
sitoplasmanya tidak bergranula. Kelompok sel ini meliputi limfosit dan monosit.
Limfosit tidak dapat bergerak dan berfungsi untuk membentuk antibodi yang
berperan dalam menjaga kekebalan tubuh. Sementara itu, monosit merupakan sel
darah putih yang dapat bergerak seperti Ameoba dan bersifat fagosit. Monosit
ini diproduksi oleh jaringan limfe.
Secara umum leukosit mempunyai fungsi sebagai berikut.
a) Menghancurkan kuman penyakit dan zat asing secara
fagositosis.
b) Mengangkat lemak dan menghasilkan histamin.
Histamin merupakan zat yang berperan dalam timbulnya alergi.
c) Melumpuhkan kuman penyakit yang berada di luar
darah. Caranya dengan menembus keluar dinding pembuluh kapiler dan masuk ke
dalam jaringan yang menyimpan zat asing tersebut. Kemampuan leukosit seperti
ini disebut diapedesis.
Di dalam tubuh, jumlah leukosit sekitar 7.000 sel per
milimeter darah. Jumlah tersebut dapat meningkat dan menurun. Pada penderita
kanker darah, leukositnya akan meningkat sampai 50.000 sel setiap milimeternya.
Keadaan ini dapat membahayakan tubuh karena dalam jumlah sangat besar leukosit
akan memakan eritrosit.
Jumlah leukosit dapat menurun karena terinfeksi kuman,
misalnya tifus atau terkena radiasi yang kuat. Keadaan tersebut dapat menganggu
pembuatan leukosit. Jumlah leukosit yang menurun juga dapat menurunkan tingkat
kekebalan tubuh sehingga tubuh dapat dengan mudah terserang bibit penyakit.
3) Keping Darah (Trombosit)
Keping darah (trombosit) merupakan fragmen-fragmen
besar sel yang disebut megakariosit. Karakteristik keping darah sebagai berikut.
a) Keping darah berukuran kecil, bentuknya tidak
beraturan.
b) Keping darah tidak berinti sehingga berumur pendek.
c) Masa hidup keping darah ±10 - 12 hari.
d) Dalam setiap milimeter darah terdapat keping darah
sekitar 200.000-400.000 butir.
Keping darah ini berperan dalam proses penggumpalan
darah. Mekanisme penggumpalan darah sebagai berikut.
Apabila pembuluh darah rusak, terluka, atau terpotong
maka darah akan mengalir keluar dari pembuluh darah. Akan tetapi, darah
tersebut akan berhenti mengalir keluar karena terjadi proses penggumpalan
darah. Bagaimana mekanisme penggumpalan darah tersebut? Di dalam plasma darah
terdapat trombosit yang akan pecah jika menyentuh permukaan yang kasar. Jika
trombosit pecah, enzim tromboplastin yang dikandungnya akan bercampur dengan
plasma darah. Selain trombosit, dalam plasma darah terdapat
protombin menjadi trombin dipicu oleh ion kalsium (Ca2+). Protombin
adalah suatu protein plasma yang pembentukannya memerlukan vitamin K.
Trombin berfungsi sebagai enzim yang dapat mengubah
fibrinogen menjadi fibrin. Fibrinogen adalah suatu protein yang terdapat dalam
plasma. Adapun fibrin adalah protein berupa benang-benang yang tidak larut
dalam plasma. Benang-benang fibrin yang terbentuk akan saling bertautan
sehingga sel-sel darah merah beserta plasma akan terjaring membentuk gumpalan.
Jaringan baru akan terbentuk menggantikan gumpalan tersebut dan luka akan
menutup.
c. Golongan Darah
Seseorang dikatakan mengalami kekurangan darah ketika
volume darahnya kurang dari normal. Kekurangan darah dapat disebabkan oleh
penyakit atau karena luka. Agar fungsi transportasi tidak terganggu diperlukan
transfusi darah.
Meskipun semua jenis darah tampaknya sama, tetapi
kandungan proteinnya sangat beragam. Apabila protein asing yang tidak sesuai
masuk ke dalam tubuh maka tubuh akan berusaha untuk membunuhnya dengan cara
penggumpalan (aglutinasi). Protein asing tersebut dinamakan antigen atau
aglutinogen. Adapu penyebab timbulnya zat penolak dinamakan antibodi atau
aglutinin. Aglutinin terdapat di dalam eritrosit, sedangkan aglutinin terdapat
dalam plasma darah.
Pada tahun 1990 karl Landsteiner seorang ahli
imunologi menemukan perbedaan aglutinogen dan aglutinin yang terkandung dalam
darah manusia. Atas dasar inilah Landsteiner memperkenalkan sistem ABO yang
membedakan darah ke dalam empat golongan sebagai berikut.
1) Golongan darah A
Apabila eritrosit seseorang mengandung aglutinogen A,
sedangkan plasma darahnya mengandung aglutinin β (anti -B) maka orang tersebut
bergolongan darah A.
2) Golongan darah B
Apabila eritrosit seseorang mengandung aglutinogen B,
sedangkan plasma darahnya mengandung aglutinin maka orang tersebut bergolongan
darah AB.
3) Golongan darah AB
Apabila eritrosit seseorang mengandung aglutinogen A
dan aglutinogen B, sedangkan plasma darahnya tidak mengandung aglutinin maka
orang tersebut bergolongan darah AB.
4) Golongan darah O
Apabila eritrosit seseorang tidak mengandung
aglutinogen, sedangkan plasma darah mengandung aglutinin α dan aglutinin β maka
orang tersebut bergolongan darah O.
Penggolongan darah ABO berperan dalam transfusi darah.
Transfusi darah adalah proses pemindahan darah dari tubuh seseorang ke dalam
tubuh orang lain. Orang yang menerima darah disebut penerima (resipien). Adapun
orang yang memberikan darahnya disebut pemberi atau donor.
Hal yang harus diperhatikan dalam transfusi darah
adalah jenis aglutinogen donor dan aglutinin resipien.aglutinin memiliki
kemampuan untuk menggumpalkan eritrosit. Jadi, apabila darah donor tidak sesuai
dengan resipien maka aglutinogen donor akan bercampur dengan
aglutinin resipien, darah resipien akan menggumpal. Darah donor yang bercampur
dalam tubuh akan dianggap sebagai antigen oleh tubuh.
Seseorang dengan golongan darah O disebut donor
universal karena dapat ditransfusikan kepada semua golongan darah (sistem ABO).
Adapun darah AB disebut sebagai resipien universal karena dapat menerima semua
golongan darah (sistem ABO). Akan tetapi pada prakteknya, hal
tersebut jarang dilakukan karena kemungkinan adanya ketidakcocokan darah di
luar sistem ABO.
Pada tahun 1940, Dr. Landsteiner menemukan bahwa
golongan darah A juga dapat diberikan kepada kera Macaca rhesus.
Akan tetapi, 15% dari jumlah sampel yang mengalami penggumpalan tersebut tidak
memiliki faktor Rh dalam darahnya. Darah yang demikian disebut dengan rhesus
negatif (rh-). Adapun jika mengandung aglutinogen rhesus maka
termasuk bergolongan darah rhesus positif (rh+).
Sistem rhesus ini sangat penting diperhatikan oleh ibu
hamil. Jika darah ibu tersebut rh-, sedangkan bayi yang dikandungnya
rh+, dikhawatirkan ada antigen rh+ bayi yang masuk
ke dalam darah ibu. Akibatnya, akan dibentuk aglutinin rh dalam tubuh ibu.
Kondisi ini akan membahayakan anak yang dikandungnya. Pada kehamilan pertama,
kemungkinan besar anak yang dilahirkan akan selamat karena belum banyak
terbentuk anti-rh dalam tubuh ibu. Pada kehamilan kedua dan seterusnya, resiko
terjadi penggumpalan pada darah bayi semakin besar karena anti-rh yang
terbentuk dalam tubuh si ibu semakin banyak. Keadaan tersebut dinamakan eritroblastosis
fetalis.
d. Penyakit dan Gangguan yang Berhubungan dengan Darah
1) Anemia
Anemia merupakan penyakit kekurangan darah hemoglobin,
Fe, dan eritrosit di dalam tubuh. Gejalanya muka pucat, lesu, sakit kepala, dan
gangguan menstruasi.
2) Leukimia
Leukimia merupakan kondisi produksi sel darah putih
melebihi batas normal. Leukimia dapat terjadi karena adanya jaringan penghasil
sel-sel darah tumbuh secara abnormal. Leukimia juga disebabkan oleh infeksi
virus, terkena sinar radioaktif, terkena zat-zat kimia, serta faktor keturunan
(genetis). Gejala penyakit ini yaitu pucat, lesu, demam, dan pendarahan.
3) Thalasemia
Thalasemia merupakan penyakit yang disebabkan oleh
adanya gangguan produksi hemoglobin dan eritrosit. Thalasemia merupakan
penyakit keturunan/genetik. Gejalanya antara lain anemia, pembesaran limfa,
bentuk tulang abnormal, dan gangguan pertumbuhan.
4) Sickle Cell
Sickle cell merupakan suatu penyakit yang ditandai
dengan bentuk sel darah merah menyerupai bulan sabit. Sel darah merah yang
berbentuk bulan sabit tersebut mudah saling tindih pada pembuluh darah.
Akibatnya, sel darah tersebut menyumbat pembuluh darah dan terjadi hemotisis
(pecah). Selain itu, sel darah merah dengan bentuk bulan sabit memiliki daya
ikat yang lemah terhadap oksigen.
2. Jantung
a. Struktur Jantung
Jantung merupakan organ yang sangat penting pada
proses peredaran darah. Jantung manusia terdiri atas empat ruang, yaitu atrium
kanan dan kiri serta ventrikel kanan dan kiri. Secara struktur, dinding atrium
lebih tipis daripada dinding ventrikel. Adapun dinding ventrikel kiri lebih
tebal daripada ventrikel kanan. Hal ini karena ventrikel kiri memerlukan
kekuatan yang lebih besar untuk memompa darah ke seluruh tubuh.
Atrium kiri dan kanan dipisahkan oleh sekat yaitu
septum atrioreum. Sementara itu, ventrikel kiri dan kanan dipisahkan oleh sekat
yaitu septum interventrikularis. Saat embrio sekat atrium belum tertutup,
sehingga pada sekat ini terdapat lubang. Lubang tersebut dinamakan foramen
ovale. Adapun sekat pemisah antara atrium dan ventrikel dinamakan septum
atrioventrikularis.
Selain sekat, jantung juga memiliki katup yang disebut
valvula. Katup jantung yang berada di antara atrium kanan dan ventrikel kanan
disebut valvula trikuspidalis. Katup antara atrium kiri dan ventrikel kiri
dinamakan valvula bikuspidalis. Katup-katup tersebut berfungsi untuk menjaga
agar darah dalam jantung tidak kembali ke tempat semula. Selain pada jantung,
di aorta juga terdapat katup yang disebut valvula semilunaris.
Otot jantung (miokardium) memiliki struktur seperti
otot lurik tetapi bercabang-cabang. Otot jantung ini disarafi oleh saraf tidak
sadar. Saraf tersebut menempel di jantung bagian tengah, di antara dua bilik
sabagai berkas yang menyebar. Berkas saraf ini disebut berkas His.
Saat melakukan fungsinya, jantung berdenyut dengan
siklus konstraksi-relaksasi. Periode relaksasi yaitu atrium menguncup dan
ventrikel mengembang (relaksasi). Kondisi ini disebut diastol. Adapun periode
konstraksi disebut sistol, terjadi saat otot ventrikel berkonstraksi (ventrikel
menguncup) dan darah terdorong keluar. Pada umumnya, orang dewasa yang normal
memiliki tekanan sistol kurang lebih 120 mmHg dan tekanan diastol kurang lebih
80 mmHg. Tekanan darah ini dapat diketahui menggunakan alat tensimeter atau
spigmomanometer.
b. Penyakit dan Gangguan pada Jantung
1) Jantung Koroner
Penyakit ini disebabkan adanya penyumbatan pada arteri
kecil di dinding jantung yang terjadi karena penebalan dinding jantung sebelah
dalam. Akibatnya aliran darah menjadi kurang lancar. Apabila tidak segera
diatasi, penyumbatan ini dapat menyebabkan sel-sel otot jantung mengalami
kematian sehingga terjadi gangguan dalam konstraksi otot jantung.
Gangguan konstraksi jantung dapat menghambat pemompaan
darah. Orang-orang yang rentan terhadap penyakit jantung koroner yaitu perokok,
orang yang mengonsumsi lemak berlebihan, dan orang-orang lanjut usia.
2) Gagal Jantung
Gagal jantung atau Heart Failure merupakan penyakit
jantung yang paling menakutkan. Biasanya jantung penderita berdetak tidak
normal atau tidak berdetak sebagaimana mestinya.
3) Pericarditis
Pericarditis adalah penyakit radang yang mengintari
lapisan jantung yang disebabkan oleh infeksi. Namun ini jarang terjadi.
4) Irama Jantung Abnormal
Jantung secara normal berdetak 60-100 kali per menit
(sekitar 100 ribu/hari). Jantung yang berdetak tidak normal disebut arryhytmia
atau dysrhythamia. Jantung yang berdetak lambat (di bawah 60 kali/menit)
disebut bradyarrhythmia, sedangkan yang cepat (berdetak di atas 100
kali/menit) disebut tachyaarrhytmia.
5) Heart Valve Disease
Penyakit ini merupakan gangguan jantung akibat
rusaknya katup jantung. Katup jantung ini berfungsi sebagai pengatur aliran
darah yang masuk searah menuju jantung.
6) Cardiomyopathies
Gangguan otot jantung yang ditandai dengan adanya
pembesaran atau pengecilan jantung secara tidak normal, sehingga jantung
menjadi kaku. Akibatnya jantung bisa melemah sehingga jantung memompa secara
tidak normal. Tanpa penanganan lebih lanjut bisa berakibat gagal jantung atau
jantung bisa berdetak tidak normal.
Penyakit jantung biasanya terjadi akibat gaya hidup,
pola makan, dan aktivitas sehari-hari yang tidak sesuai dengan kesehatan.
3. Pembuluh Darah
Pembuluh darah pada manusia dibedakan menjadi dua
macam, yaitu arteri dan vena.
a. Pembuluh Nadi (Arteri)
Istilah arteri biasa digunakan untuk pembuluh darah
yang aliran darahnya mengalir meninggalkan jantung. Arteri berfungsi membawa
darah dari jantung. Dinding arteri terdiri atas tiga lapisan yaitu lapisan
terdalam yang berupa sel-sel epitel yang disebut endotelium. Lapisan tengah
terdiri atas otot polos. Lapisan tengah ini berfungsi mengatur aliran darah dan
tekanan darah. Sementara itu, lapisan terluar berupa jaringan ikat yang kuat
dan elastis.
Elastisitas arteri ini turut membantu mempertahankan
tekanan darah. Arteri yang lebih kecil (arteriola) memiliki dinding berotot
polos. Otot polos ini untuk menyesuaikan diameter pembuluh darah, yaitu dengan
meningkatkan atau menurunkan aliran darah. Jadi, terkadang pembuluh darah
tersebut membesar, kadang mengecil.
Arteri ada dua macam, yaitu arteri pulmonalis dan
aorta. Arteri pulmonalis berfungsi membawa darah kaya O2 dari
jantung menuju paru-paru. Aorta berfungsi membawa darah kaya O2 dari
jantung ke seluruh tubuh.
Arteri bercabang-cabang hingga membentuk pembuluh yang
diameternya lebih kecil. Pembuluh ini disebut arteriola. Arteriola
bercabang-cabang lagi hingga membentuk saluran halus yang berhubungan langsung
dengan jaringan. Saluran halus ini disebut kapiler.
b. Pembuluh Balik (Vena)
Istilah vena digunakan untuk pembuluh darah yang
aliran darahnya mengalir kembali menuju jantung. Jadi, fungsi vena ini membawa
darah menuju jantung. Vena terdapat tiga macam yaitu vena cava superior, yang
berfungsi membawa darah yang kaya CO2 dari tubuh bagian atas,
vena cava inferior, membawa darah yang kaya CO2 dari paru-paru.
Vena lebih mudah dilihat mata, karena vena berada di
lapisan atas dekat dengan permukaan kulit dan berwarna kebiruan. Pembuluh ini
dimulai dari pembuluh darah kapiler. Dari kapiler, darah memasuki venula.
Pembuluh-pembuluh venula akan bergabung menuju pembuluh vena. Jadi, berdasarkan
aliran darahnya, pembuluh darah ada dua macam yaitu:
1) Pembuluh darah yang meninggalkan jantung terdiri
atas arteri, arteriola, dan kapiler,
2) Pembuluh darah yang masuk ke jantung terdiri atas
vena dan venula.
Penyakit dan gangguan pada Pembuluh Darah
a. Hipertensi
Hipertensi disebabkan oleh tekanan darah yang tinggi
di dalam arteri. Hipertensi atau tekanan darah tinggi terjadi bila nilai ambang
tekanan sistolik antara 140-200 mmHg atau lebih, dan nilai ambang tekanan
diastolik antara 90-110 mmHg atau lebih. Gejala hipertensi adalah sakit kepala,
napas pendek, dan penglihatan kabur. Penyebab penyakit ini berkaitan dengan
umur, kegemukan, dan keturunan. Kondisi hipertensi memang tidak bisa
disembuhkan, tetapi dapat dikontrol melalui pola hidup yang sehat,
seperti:tidak merokok, tidak minum minuman beralkohol, diet rendah garam dan
rendah lemak, olahraga secara teratur, serta istirahat bila lelah atau tegang.
b. Varises
Varises merupakan pelebaran pembuluh darah balik
(vena). Varises biasanya terjadi di kaki.
c. Sklerosis
Arteri mempunyai sifat elastis. Oleh karena itu,
ketika tekanan darah dalam keadaan maksimum, arteri mengembang untuk
mengimbangi tekanan darah. Namun seiring dengan pertambahan usia, dinding
arteri kehilangan elastisitasnya karena adanya penimbunan zat kapur. Keadaan
ini disebut arteriosklerosis . hilangnya elastisitas juga terjadi karena adanya
penumpukan kolesterol. Keadaan ini disebut atherosklerosis.
Artheriosklerosis dan artherosklerosis akan
mempengaruhi volume darah yang mengalir dan jumlah oksigen yang disebarkan .
arteriosklerosis dan atherosklerosis dapat mengakibatkan hal-hal berikut.
1) Kekurangan oksigen pada organ-organ tertentu. Jika
kekurangan oksigen terjadi pada jantung maka sebagian otot jantung akan mati
dan mempengaruhi kerja jantung.
2) Meningkatkan tekanan darah secara keseluruhan. Jika
mencapai tingkatan tertentu, tekanan darah yang tinggi dapat menyebabkan
pecahnya kapiler darah. Jika kapiler darah yang pecah tersebut terjadi di otak,
sebagian otak akan mengalami gangguan akibat pasokan udara dan glukosa yang
terhambat. Selanjutnya dapat terjadi stroke.
3) Penumpukan lemak di arteri koroner dapat menghambat
sel-sel darah. Akibatnya akan memicu pembekuan darah. Pembekuan darah di arteri
koroner disebut jantung koroner.
Mekanisme Peredaran Darah
Saat jantung berkonstraksi, atrium dan ventrikel
mengembang serta mengucup secara bergantian. Apabila atrium mengembang, jantung
menghisap darah dari seluruh tubuh melalui pembuluh balik (vena kava superior
dan vena kava inferior). Darah yang diisap ini masuk ke atrium kanan dan darah
dari vena pumonalis yang kaya oksigen masuk ke atrium kiri.
Bila atrium menguncup maka ventrikel mengembang dan
darah mengalir dari atrium ke ventrikel. Ventrikel merupakan bagian jantung
yang berfungsi memompa darah meninggalkan jantung.
Saat ventrikel menguncup dari ventrikel kiri, darah
yang kaya oksigen dipompa ke seluruh tubuh melalui aorta, sedangkan darah yang
kaya CO2 dipompa dari ventrikel kanan ke paru-paru melalui
arteri pulmonalis. Setelah darah terpompa keluar, otot ventrikel mengendur dan
mengalami relaksasi.
B. Peredaran Darah pada Hewan
Semua hewan mempunyai sistem peredaran yang berfungsi
membawa cairan ke seluruh tubuh. Cairan yang diedarkan ada dua macam, yaitu
darah dan hemolimfa. Darah selalu mengalir dalam pembuluh darah dan hemolimfa
mengalir ke dalam rongga tubuh yang disebut hemocoel. Hemolimfa merupakan
campuran darah dan cairan interstitii.
Berdasarkan tempat mengalirnya, sistem peredaran darah
pada hewan dibedakan menjadi dua, yaitu sistem peredaran darah terbuka dan
sistem peredaran darah tertutup.
1. Sistem Peredaran Darah Terbuka
Pada sistem ini darah dan cairan lainnya tidak selalu
diedarkan melalui pembuluh darah. Namun, pada saat tertentu darah meninggalkan
pembuluh darah,langsung beredar di dalam pembuluh. Berikut beberapa hewan yang
mempunyai sistem peredaran darah terbuka.
a. Udang
Mula-mula darah dipompa dari jantung melalui pembuluh
darah menuju bagian bawah tubuh, seperti bagian kaki. Darah dari bagian kaki
mengalir menuju insang bagian kiri dan kanan tanpa melalui pembuluh. Di insang,
darah mengikat O2 dan kemudian kembali ke jantung.
b. Mollusca
Alat sirkulasi darah siput terdiri atas jantung dan
pembuluh darah yang masih sederhana. Jantung siput terdiri atas atrium dan
ventrikel, terletak di dalam rongga perikardi. Sirkulasi darah pada siput
diawali dengan darah dipompa dari jaringan jantung mengalir melalui sinus
menuju jaringan tubuh. Dari jaringan tubuh, darah kembali lagi ke jantung.
c. Serangga
Sistem peredaran darah serangga hanya terdiri atas
sebuah pembuluh yang memanjang dan terletak membujur di atas saluran makanan.
Sistem peredaran serangga tidak mengangkut O2 dan CO2 karena
darah belalang tidak mengandung hemoglobin tetapi mengandung hemosianin.
Oksigen diedarkan ke sel-sel tubuh dengan bantuan saluran udara (trakea).
Bagian belakang pembuluh terdiri atas beberapa
gelembung yang disebut jantung pembuluh. Jantung pembuluh yang paling belakang
tertutup. Bagian depan pembuluh merupakan aorta yang ujungnya terbuka. Jantung
pembuluh mempunyai pori-pori (ostium) yang halus dan berdenyut. Darah dari
jaringan tubuh dapat kembali ke jantung pembuluh melalui pori-pori (ostium).
Jantung pembuluh dapat berdenyut sehingga darah terpompa mengalir menuju ke
depan melalui aorta. Selanjutnya, darah dikeluarkan dari aorta kemudian masuk
ke dalam jaringan-jaringan tubuh. Darah langsung beredar ke seluruh tubuh
karena belalang tidak mempunyai pembuluh kapiler. Darah serangga berfungsi
untuk mengangkut sari-sari makanan serta mengambil hasil buangan metabolisme.
1. Sistem Peredaran Darah Tertutup
Pada sistem peredaran tertutup, darah mengalir ke
seluruh bagian tubuh melalui pembuluh. Berikut beberapa hewan yang mempunyai
sistem peredaran darah tertutup.
a. Cacing Tanah
Cacing tanah memiliki sistem peredaran darah tertutup
yang sederhana karena darah tidak pernah keluar dari pembuluh darah. Darah
cacing tanah mengandung hemoglobin yang terlarut dalam plasma darah. Hemoglobin
berfungsi mengangkat O2.
Terdapat tiga pembuluh darah pada cacing tanah, yaitu
pembuluh darah punggung, pembuluh darah perut, dan pembuluh darah samping
dengan lima pasang lengkung aorta yang berfungsi sebagai jantung.
Dinding kulit cacing tanah sangat tipis sehingga mampu
mengabsorpsi oksigen masuk ke dalam pembuluh darah. Selanjutnya, darah yang
mengandung O2 tersebut akan menuju pembuluh-pembuluh kapiler
sampai ke pembuluh darah punggung. Darah di dalam pembuluh darah punggung akan
mengalir ke belakang menuju arah kepala dan mengalir menuju pembuluh darah
perut melalui lengkung aorta yang letaknya di dalam. Di dalam pembuluh darah
perut, darah mengalir dari depan menuju ke belakang karena adanya denyut dari
lima pasang lengkung aorta.
b. Ikan
Ikan memiliki jantung yang terbagi menjadi dua ruangan
yaitu atrium dan ventrikel. Serambi berdinding tipis, sedangkan bilik bedinding
tebal. Di antara serambidan bilik terdapat sebuah katup. Dari jantung, darah
akan keluar melalui aorta ventral kemudian mengalir ke insang. Di dalam insang,
aorta bercabang-cabang menjadi pembuluh-pembuluh yang lebih kecil lagi dan
akhirnya menjadi pembuluh-pembuluh kapiler. Pembuluh kapiler akan melepaskan CO2 ke
dalam air dan mengambil O2 dari dalam air. Dari pembuluh kapiler
pada insang, darah akan mengalir menuju aorta. Melalui cabang-cabang aorta,
darah mengalir menuju pembuluh-pembuluh kapiler di seluruh tubuh. Selanjutnya,
darah mengikat CO2 jaringan kemudian kembali menuju jantung
melalui vena. Dalam satu kali peredaran, darah hanya satu kali beredar melalui
jantung sehingga sistem peredaran darah pada ikan disebut sistem peredaran
darah tunggal.
c. Katak
Jantung katak terdiri atas dua buah serambi yang
berdinding tipis dan sebuah bilik. Darah yang kaya O2 dari
paru-paru masuk ke serambi kiri, sedangkan darah yang kaya CO2 dari
jaringan tubuh akan masuk melalui serambi kanan. Dari serambi, darah masuk ke
bilik sehingga terjadi percampuran antara darah yang mengandung O2 dan
darah yang mengandung CO2. Dari bilik darah akan dipompa keluar
menuju aorta. Aorta yang keluar dari bilik bercabang menjadi dua lengkung
aorta, yaitu lengkung aorta kanan dan lengkung aorta kiri.
Masing-masing lengkung aorta bercabang menjadi tiga,
yaitu cabang yang menuju kepala, cabang yang membentuk arteri utama dan
bercabang-cabang lagi menuju organ tubuh, serta cabang yang menuju ke paru-paru
dan kulit. Di paru-paru dan kulit darah melepaskan CO2 dan
mengambil O2 yang akhirnya akan dikirim kembali menuju serambi
kiri melalui pembuluh balik paru-paru.
d. Reptil
Reptil mempunyai jantung yang terdiri atas empat
ruangan. Antara bilik kanan dan kiri dibatasi oleh sekat yang belum sempurna
sehingga dapat terjadi percampuran darah. Khusus pada jantung buaya, pada sekat
antara ventrikel terdapat lubang kecil yang disebut foramen panizzae yang
berfungsi sebagai berikut.
1) Memungkinkan distribusi oksigen yang cukup ke alat
pencernaan.
2) Memelihara keseimbangan tekanan cairan di dalam
jantung pada waktu menyelam.
Sistem peredaran pada reptil terdiri atas aorta dan
pembuluh nadi paru-paru. Pada kadal terdapat dua aorta, yaitu aorta kanan dan
aorta kiri. Aorta kanan keluar dari bilik kiri karena membawa darah yang
mengandung O2 menuju ke seluruh tubuh. Aorta kiri berasal dari
suatu tempat antara bilik kanan dan bilik kiri karena membawa darah yang
mengandung O2 dan CO2 menuju ke seluruh tubuh
bagian belakang. Kedua aorta bersatu membentuk arteri utama yang
bercabang-cabang ke seluruh tubuh. Darah yang berasal dari seluruh tubuh akan
kembali ke jantung melalui serambi kanan. Pembuluh nadi paru-paru keluar dari
bilik kanan yang mengangkut darah yang kaya CO2. Di paru-paru, darah
melepaskan CO2 dan mengambil O2. Darah dari
paru-paru yang kaya O2 akan menuju jantung melalui serambi
kiri. Jadi sistem peredaran darah pada reptil merupakan peredaran darah ganda.
e. Aves
Aves memiliki sistem peredaran darah ganda, contohnya
burung. Jantung burung terdiri atas empat ruang yaitu dua serambi dan dua
bilik. Sekat antara ventrikel kanan dan kiri sudah sempurna sehingga tidak
terjadi percampuran darah.
Pada mulanya darah beredar masuk ke jantung melalui
vena menuju serambi kanan dan mengalir ke bilik. Selanjutnya, bilik akan
memompa darah keluar jantung menuju paru-paru. Darah akan melepas CO2 melalui
kapiler dan menyerap O2, selanjutnya, darah melalui vena pulmonalis
menuju atrium kiri dan diteruskan ke bilik. Setelah itu, darah akan diedarkan
ke seluruh tubuh.