Evolusi pada umumnya dapat disebabkan oleh dua faktor penyebab, yaitu antara lain :
Faktor Dalam / Faktor Gen / Faktor GenetikaPada setiap makhluk hidup pasti memiliki substansi gen pada kromosom. Perubahan pada gen atau genetika pada makhluk tersebut akan berakibat pada terjadinya perubahan sifat organisme tersebut. Perubahan pada gen kromosom dapat terjadi akibat :
Mutasi Gen/ Point Mutasi adalah perubahan pada struktur kimia gen yang bersifat turun-temurun yang terjadi bisa secara spontan atau tidak spontan oleh zat kimia, radiasi sinar radioaktif, terinfeksi virus, dan lain sebagainya.
Rekombinasi Gen Pengertian dan arti definisi rekombinasi gen adalah penggabungan beberapa gen induk jantan dan betina ketika pembuahan ovum oleh sperma yang menyebabkan adanya susunan pasangan gen yang berbeda dari induknya. Akibatnya adalah lahirnya varian spesies baru.
2. Faktor Lingkungan Luar
Makhluk hidup dalam kesehariannya pasti berada di lingkungan habitat tempat tinggalnya sesuai dengan kondusi fisik maupun kondisi karakteristiknya. Organisme makhluk hidup dituntut untuk dapat menyesuaikan atau adaptasi dengan kondisi lingkungan sekitarnya. Mahluk hidup yang melakukan perubahan fisik dan karakter secara terus-menerus untuk dapat selalu beradaptasi dengan lingkungannya menyebabkan munculnya varian spesies baru yang bermacam-macam dan beraneka ragam.
Evolusi pada makhluk hidup adalah sudah terbukti tidak benar. Apabila anda masih menemukan pelajaran atau media yang mengulas evolusi, itu dinamakan propaganda atau doktrin dari para atheis untuk mengaburkan agama anda. Evolusi adalah teori yang gagal.
Evolusi (dalam kajian biologi) berarti perubahan pada sifat-sifat terwariskan suatu populasiorganisme dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Perubahan-perubahan ini disebabkan oleh kombinasi tiga proses utama: variasi, reproduksi, dan seleksi.
Sifat-sifat yang menjadi dasar evolusi ini dibawa oleh gen yang diwariskan kepada keturunan suatu makhluk hidup dan menjadi bervariasi dalam suatu populasi.
Ketika organisme bereproduksi, keturunannya akan mempunyai sifat-sifat yang baru.
Sifat baru dapat diperoleh dari perubahan gen akibat mutasi ataupun transfer gen antar populasi dan antar spesies.
Evolusi terjadi ketika perbedaan-perbedaan terwariskan ini menjadi lebih umum atau langka dalam suatu populasi.
Terdapat dua mekanisme utama yang mendorong evolusi:
seleksi alam yang merupakan sebuah proses yang menyebabkan sifat terwaris yang berguna untuk keberlangsungan hidup dan reproduksi organisme menjadi lebih umum dalam suatu populasi - dan sebaliknya, sifat yang merugikan menjadi lebih berkurang. Hal ini terjadi karena individu dengan sifat-sifat yang menguntungkan lebih berpeluang besar bereproduksi, sehingga lebih banyak individu pada generasi selanjutnya yang mewarisi sifat-sifat yang menguntungkan ini. Setelah beberapa generasi, adaptasi terjadi melalui kombinasi perubahan kecil sifat yang terjadi secara terus menerus dan acak ini dengan seleksi alam.
hanyutan genetik (Bahasa Inggris: Genetic Drift) yang merupakan sebuah proses bebas yang menghasilkan perubahan acak pada frekuensi sifat suatu populasi. Hanyutan genetik dihasilkan oleh probabilitas apakah suatu sifat akan diwariskan ketika suatu individu bertahan hidup dan bereproduksi.
Walaupun perubahan yang dihasilkan oleh hanyutan dan seleksi alam kecil, perubahan ini akan berakumulasi dan menyebabkan perubahan yang substansial pada organisme.
Dan sebenarnya, kemiripan antara organisme yang satu dengan organisme yang lain mensugestikan bahwa semua spesies yang kita kenal berasal dari nenek moyang yang sama melalui proses divergen yang terjadi secara perlahan ini.
Dokumentasi fakta-fakta terjadinya evolusi dilakukan oleh cabang biologi yang dinamakan biologi evolusioner.
Cabang ini juga mengembangkan dan menguji teori-teori yang menjelaskan penyebab evolusi.
Kajian catatan fosil dan keanekaragaman hayati organisme-organisme hidup telah meyakinkan para ilmuwan pada pertengahan abad ke-19 bahwa spesies berubah dari waktu ke waktu.
Namun, mekanisme yang mendorong perubahan ini tetap tidaklah jelas sampai pada publikasi tahun 1859 oleh Charles Darwin, On the Origin of Species yang menjelaskan dengan detail teori evolusi melalui seleksi alam. Karya Darwin dengan segera diikuti oleh penerimaan teori evolusi dalam komunitas ilmiah.
Pada tahun 1930, teori seleksi alam Darwin digabungkan dengan teori pewarisanMendel, membentuk sintesis evolusi modern, yang menghubungkan satuan evolusi (gen) dengan mekanisme evolusi (seleksi alam).
Kekuatan penjelasan dan prediksi teori ini mendorong riset yang secara terus menerus menimbulkan pertanyaan baru, di mana hal ini telah menjadi prinsip pusat biologi modern yang memberikan penjelasan secara lebih menyeluruh tentang keanekaragaman hayati di bumi.
Namun demikian, Darwin adalah ilmuwan pertama yang mencetuskan teori evolusi yang telah banyak terbukti mapan menghadapi pengujian ilmiah.
Sampai saat ini, teori Darwin mengenai evolusi yang terjadi karena seleksi alam dianggap oleh mayoritas komunitas sains sebagai teori terbaik dalam menjelaskan peristiwa evolusi.
Usaha-usaha yang Tidak Pernah Meng¬hasilkan Kesimpulan pada Abad Ke-20Ahli evolusi pertama yang menggeluti masalah asal-usul kehidupan pada abad ke-20 adalah ahli biologi Rusia terkenal, Alexan¬der Oparin. Dengan berbagai tesisnya yang ia ajukan pada tahun 1930-an, ia berusaha membuktikan bahwa sel dari sebuah makhluk hidup dapat terjadi secara kebetulan. Namun, penelitian ini ternyata mengalami kegagalan, dan Oparin harus membuat pengakuan seba¬gai berikut:Sayang, asal-usul sel tetap menjadi tanda tanya, yang sesungguhnya merupakan titik paling gelap dari seluruh teori evolusi.
Usaha-usaha yang Tidak Pernah Menghasilkan Kesimpulan pada Abad Ke-20
Ahli evolusi pertama yang menggeluti masalah asal-usul kehidupan pada abad ke-20 adalah ahli biologi Rusia terkenal, Alexan¬der Oparin.
Dengan berbagai tesisnya yang ia ajukan pada tahun 1930-an, ia berusaha membuktikan bahwa sel dari sebuah makhluk hidup dapat terjadi secara kebetulan.
Namun, penelitian ini ternyata mengalami kegagalan, dan Oparin harus membuat pengakuan seba¬gai berikut:Sayang, asal-usul sel tetap menjadi tanda tanya, yang sesungguhnya merupakan titik paling gelap dari seluruh teori evolusi.
Para penganut teori evolusi Oparin berusa¬ha untuk meneruskan eksperimen untuk meme¬cahkan masalah asal-usul kehidupan.
Yang paling terkenal di antara eksperimen-eksperimen ini dilakukan oleh ahli kimia Amerika, Stanley Miller pada tahun 1953.
Dalam permulaan eksperimennya, ia me¬nyata¬kan bahwa gabungan gas telah ada pada atmosfer bumi pada zaman kuno, dan dengan menambahkan energi pada campurannya, Miller mensitesakan beberapa molekul orga¬nik (asam amino) yang ada dalam struktur protein.
Beberapa tahun berlalu, eksperimen terse¬but tidak berhasil mengungkapkan apa pun, yang pada saat itu dilakukan sebagai langkah penting atas nama evolusi, terbukti tidak valid, sedangkan atmosfer yang digunakan dalam eksperimen tersebut sangat berbeda dengan kondisi bumi yang sesungguhnya.
Setelah diam dalam jangka waktu yang lama, Miller mengakui bahwa medium atmosfer yang ia gunakan tidaklah realistik.
Semua usaha ahli evolusi yang dilakukan pada abad ke-20 untuk menjelaskan asal-usul kehidupan berakhir dengan kegagalan.
Ahli geokimia Jeffrey Bada dari San Diego Scripps Institute, mengakui kenyataan ini dalam sebuah artikel yang dipublikasikan dalam majalah Earth pada tahun 1998:
Dewasa ini, ketika kita meninggalkan abad kedua puluh, kita masih menghadapi perso¬alan sangat besar yang belum terpecahkan yang harus kita hadapi ketika kita memasuki abad kedua puluh:
Bagaimanakah asal-usul kehidupan di Bumi ini?
Struktur Kehidupan yang Kompleks
Alasan utama mengapa teori evolusi berakhir dalam kebuntuan besar tentang asal-usul kehidupan adalah bahwa organisme hidup yang dianggap sangat sederhana ter¬nyata memiliki struktur yang sangat kompleks. Sel dari makhluk hidup lebih kompleks dibandingkan dengan semua produk teknologi yang dihasilkan oleh manusia.
Dewasa ini, bahkan dalam laboratorium yang paling maju di seluruh dunia sekalipun, sebuah sel hidup tidak dapat dihasilkan dari materi inorganik. Persyaratan yang diperlukan bagi terbentuk¬nya sebuah sel terlalu besar kuantitasnya untuk diabaikan dengan berpegang pada landasan bahwa terbentuknya sel tersebut terjadi secara kebetulan.
Probabilitas tentang protein, perkembangan blok dalam sel, disentesakan secara kebetulan adalah 1 dalam 10950 untuk rata-rata protein yang terdiri dari 500 asam amino.
Dalam matematika, suatu probabilitas yang lebih kecil dari 1 dibanding 1050 dengan sendirinya dianggap tidak mung¬kin. Molekul DNA yang terletak di inti sel dan yang menyimpan informasi genetik merupa¬kan bank data yang luar biasa.
Jika informasi yang ada dalam DNA ditulis, maka ia akan merupakan perpustakaan raksasa yang terdiri dari 900 jilid ensiklopedi yang masing-masing terdiri dari 500 halaman.
Dalam masalah ini muncul dilema yang sangat menarik: DNA hanya dapat direplikasi dengan bantuan protein-protein khusus (enzim).
Namun, sintesa dari enzim-enzim ini hanya dapat diwujudkan melalui informasi yang tercatat dalam DNA. Karena keduanya saling tergantung, mereka harus ada pada waktu yang bersamaan untuk replikasi.
Hal ini menunjukkan bahwa pernyataan yang menyatakan bahwa kehidupan itu berasal dari dirinya sendiri mengalami kebuntuan. Prof. Leslie Orgel, seorang ahli evolusi ternama dari Universitas San Diego, California, mengakui fakta ini di majalah Scientific American yang diterbitkan pada September 1994:
Sangat mustahil bahwa protein dan asam, yang keduanya sama-sama memiliki struktur yang kompleks, muncul dengan sendirinya pada waktu dan tempat yang sama. Namun juga mustahil jika yang satu ada tanpa adanya yang lain.
Demikian pula, secara sekilas orang dapat menyimpulkan bahwa sesungguhnya kehidupan tidak mungkin berasal dari sarana kimiawi.
Mekanisme Evolusi Imajiner
Mekanisme Evolusi ImajinerPersoalan penting kedua yang menafikan teori Darwin adalah bahwa kedua konsep yang dikemukakan oleh teori tersebut sebagai “mekanisme evolusi oner” pada dasarnya tidak memiliki kekuatan evolusioner.
Darwin mendasarkan pernyataan evolusi¬nya sepenuhnya pada mekanisme “seleksi alam”.
Pernyataan yang ia tekankan tentang mekanisme ini dapat dilihat dalam bukunya: The Origin of Species, By Means of Natural Selection…
Seleksi alam berpendirian bahwa makhluk-makhluk hidup yang lebih kuat dan lebih cocok bagi kondisi alam pada habitat mereka akan dapat bertahan dalam bergulat untuk mempertahankan kehidupan.
Sebagai contoh, pada kawanan rusa yang menghadapi ancaman serangan binatang buas, maka rusa-rusa yang berlarinya lebih cepat dapat mempertahankan kehidupannya.
Dengan demikian, kawanan rusa itu terdiri dari individu-indivi¬du yang lebih cepat dan lebih kuat.
Namun tak dapat disangkal bahwa mekanisme ini tidak menyebabkan rusa tersebut muncul dan berubah menjadi spesies hidup yang lain, misalnya menjadi kuda.
Dengan demikian, mekanisme seleksi alam tidak memiliki kekuatan evolusioner.
Darwin juga menyadari fakta ini sehingga ia harus menyatakan dalam bukunya The Origin of Species:Seleksi alam tidak dapat berbuat apa pun hingga terjadi peluang variasi yang sesuai.
2. Bagaian jantung yang memiliki dinding paling tebal adalah....
a. ventrikel dekster
b. ventrikel sinister
c. atrium dekster
d. atrium sinister
e. septim interatrium
Alasan.....................................
3. Selaput pelindung yang membungkus jantung dinamakan...
a. periostium
b. perikardium
c. ventrikel
d. limfa
e. pleura
Alasan......................................
4. Sistem peredaran darah yang ditandai dengan darah tetap berada
dalam pembuluh darah dinamakan.................................
a. sistem peredaran darah tertutup
b. sistem peredaran darah terbuka
c. sistem peredaran darah internal
d. sistem peredaran darah eksternal
e. sistem peredaran darah seluler
Alasan...................................
5. penyakit darah Rh dapat terjadi apabila ibu dengan Rh
negatif..............
a. mengalami eritroblastosis
b. gagal membentuk antibodi
c. harus mengganti darahnya
d. memiliki bayi Rh negatif
e. memiliki bayi Rh positif
Alasan...................................
B. Isilah titik-titik dibwah ini agar menjadi kalimat yang lengkap!
1. Katup........mencegah darah berbalik arah dari bilik kiri ke serambi
kiri.
2. Tekanan sistole disebabkan oleh kontraksi...............jantung.
3. Fungsi utam hemoglobin dalam darah adalah mengangkut..........
4. Antigen menunjukkan jenis golongan darah terdapat pada selsel.........
5. Pembekuan darah dalam pembuluh dapat meghambat aliran
darah. Jika hal itu terjadi di otak akan mati sehingga
menyebabkan..............
C. Jawablah dengan singkat:
1. Jelaskan dan gambarkan skema peredaran darah besar!
2. Apakah yang dimaksud dengan aglutinogen dan aglutinin?
3. Tuliskan empat golongan darahyang anad ketahui dan apa yang
menyebabkan perbedaan tersebut!
4. Tuliskan perbedaan dan persamaan antara sistem limfatik dan sistem
peredaran darah dalam hal struktur dan fungsi!
5. Mengapa kekurangan vitamin K dapat mengalami proses pembekuan
darah jika terjadi luka?
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Mata Pelajaran: Biologi
Kelas / Semester: XI (Sebelas)/ 2
Pertemuan : 1, 2, dan 3
Alokasi Waktu: 5 jam pelajaran
Standar Kompetensi: 3. Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan/penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada Salingtemas
Kompetensi Dasar: 3.3Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses serta kelainan penyakit yang dapat terjadi pada sistem pencernaan makanan pada manusia dan hewan (misalnya ruminansia)
Tujuan:Siswa dapat mendeskripsikan struktur, fungsi, dan proses serta kelainan/penyakit yang terjadi pada sistem pencernaan
I. Indikator
Menentukan kandungan gizi yang terdapat dalam bahan makanan dengan menggunakan uji makanan sederhana
Mengidentifikasi zat-zat yang terdapat dalam bahan makanan dan fungsinya bagi tubuh.
Menghubungkanstruktur danfungsi organ-organ dalam sistem pencernaan makanan manusia
Menjelaskan proses pencernaan makanan yang terjadi pada organ-organ sistem pencernaan makanan manusia.
Menjelaskan proses pencernaan makanan pada hewan ruminansia dengan menggunakan gambar
Membandingkan struktur dan fungsi sistem pencernaan pada hewan vertebrata
Mengumpulkan informasi dari berbagai sumber tentang gangguan/penyakit yang terdapat dalam sistem pencernaan makanan
II. Materi Ajar
Zat gizi dan fungsinya bagi manusia
Cara menguji kandungan zat gizi yang terdapat dalam bahan makanan
Organ-organ pada sistem pencernaan makanan manusia meliputi:
1. Saluran pencernaan: mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar
2. Kelenjar pencernaan: lambung, hati, pankreas, kelenjar usus
Proses pencernaan yang terjadi dalam sistem pencernaan makanan manusia
Sistem pencernaan pada hewan vertebrata terutama sistem pencernaan hewan ruminansia (memamah biak)
Berbagai gangguan atau penyakit yang terjadi dalam sistem pencernaan makanan manusia
III. Metode Pembelajaran
Diskusi-Pengamatan-Penugasan
IV.Langkah-Langkah Pembelajaran
Pertemuan 1 (2 jam pelajaran)
A.Kegiatan awal (10 menit)
Guru meminta siswa mengidentifikasi zat-zat (gizi) yang terdapat dalam bahan makanan yang biasa dimakan siswa.
Siswa mengidentifikasi beberapa zat (gizi) yang terdapat dalam bahan makanan.
Guru menjelaskan bahwa bahan makanan dapat diuji kandungan zat gizinya dengan Kegiatan 6.1. Tes bahan makanan.
Guru meminta siswa menyiapkan alat dan bahan untuk pengujian bahan makanan.
B.Kegiatan inti (70 menit)
Guru mendemonstrasikan pengujian dengan benedict, iod, dan biuret untuk reaksi positif yang dihasilkan.
Siswa melakukan tes terhadap beberapa bahan makanan yang tersedia dengan tes benedict, iod, dan biuret.
Siswa mencatat hasil pengujian, kemudian menyimpulkan kadungan zat gizi yang terdapat dalam bahan makanan tersebut.
Siswa mengembalikan alat dan bahan yang digunakan dan membersihkan meja kerja.
Siswa menjawab pertanyaan diskusi dilanjutkan mengidentifikasi zat-zat gizi lain dan fungsinya bagi tubuh.
C.Kegiatan akhir (10 menit)
Siswa bersama guru menyimpulkan prinsip pengujian makanan.
Siswa mengumpulkan laporan hasil praktek.
Pertemuan 2 (2 jam pelajaran)
A.Kegiatan awal (10 menit)
Guru meminta siswa mempersiapkan praktek Kegiatan 6.3.
Siswa mengambil alat dan bahan praktikum.
B.Kegiatan inti (70 menit)
Siswa melaksanakan Kegiatan 6.3 dan mengamati hasilnya.
Siswa bersama guru mendiskusikan hasil pengamatan dan kesimpulan dengan menjawab pertanyaan untuk diskusi.
Dengan diberikan gambar sistem pencernaan manusia siswa diminta mengidentifikasi organ-organ pada sistem pencernaan makanan manusia dan proses pencernaan yang terjadi.
C.Kegiatan akhir (10 menit)
Siswa bersama guru menyimpulkan proses pecernaan yang terjadi dalam sistem pencernaan makanan manusia.
Siswa mengumpulkan laporan hasil pengamatan.
Pertemuan 3 (1 jam pelajaran)
A.Kegiatan awal (5 menit)
Guru meminta siswa membaca buku teks dan mengumpulkan informasi tentang sistem pencernaan makanan pada hewan vertebrata dan menyusunnya menjadi tabel perbandingan.
B.Kegiatan inti (35 menit)
Siswa membaca buku teks, kemudian menyusun tabel perbandingan sistem pencernaan pada hewan vertebrata.
Siswa bersama guru mendiskusikan hasil perbandingan sistem pencernaan makanan pada hewan vertebrata.
Dengan diberikan gambar sistem pencernaan hewan ruminansia, siswa diminta mendeskripsikan proses pencernaan pada hewan ruminansia.
Siswa bersama guru mendiskusikan berbagai gangguan atau penyakit pada sistem pencernaan manusia.
C.Kegiatan akhir (5 menit)
Siswa bersama guru menyimpulkan perbandingan sistem pencernaan makanan pada hewan vertebrata dan proses pencernaan pada hewan ruminansia.
Siswa bersama guru menyimpulkan berbagai gangguan pada sistem pencernaan makanan manusia.
IV.Alat/Bahan/Sumber
Buku Kerja Biologi 2A, Ign. Khristiyono Ps , Esis
Buku Biologi jilid XI, Dyah Aryulina dkk, Esis, Bab VI
Beberapa bahan makanan
Tabung reaksi
Rak tabung reaksi
Pembakar spiritus
Regen biuret, iod, dan benedict
V.Penilaian
·Laporan hasil praktik uji makanan
·Laporan hasil praktik enzim dan kerja enzim
·Uji kompetensi tertulis
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Mata Pelajaran: Biologi
Kelas / Semester: XI (Sebelas)/ 2
Pertemuan : 4, 5, dan 6
Alokasi Waktu: 5 jam pelajaran
Standar Kompetensi: 3. Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusiadan hewan tertentu, kelainan/penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada Salingtemas
Kompetensi Dasar:3.4 Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi,dan proses serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem pernapasan pada manusia dan hewan (misalnya burung)
Tujuan:Siswa dapat mendeskripsikan struktur, fungsi, dan proses serta kalainan/penyakit yang terjadi pada sistem pernapasan
Indikator
Mengidentifikasi struktur dan fungsi sistem pernapasan manusia
Menjelaskan prosespernapasan yang terjadi padamanusia
Membandingkan volume dan kapasitas paru-paru
Menjelaskan proses pertukaran gas
Mengumpulkan informasi dari berbagai sumber tentang gangguan/penyakit yang terdapat dalam sistem pernapasan manusia
Mengamati sistem pernapasan padahewan vertebrata
Menghubungkan antara struktur dan fungsi sistem pernapasan pada hewan vertebrata.
Materi Ajar
Organ-organ dan fungsinyapada sistem pernapasan manusia meliputi:
1. Hidung
2.Saluran pernapasan
3.Paru-paru
Mekanismepernapasan yang terjadi dalam sistem pernapasanmanusia
Volume-volume udara yang dipernapaskan
Mekanisme pertukaran gas pada sistem pernapasan manusia
Sistem pernapasanpada hewan vertebrata
Berbagai gangguan atau penyakit yang terjadi dalam sistem pernapasanmanusia.
Metode Pembelajaran
Studi membaca - Pengamatan -Diskusi - Penugasan
Langkah -Langkah Pembelajaran
Pertemuan 4 (2 jam pelajaran)
A.Kegiatan awal (10 menit)
Guru meminta seorang siswa memperagakan kegiatan bernapas kemudian mendeskripsikan pengertian bernapas.
B.Kegiatan inti (70 menit)
Dengan memberikan gambar sistem pernapasan manusia, siswa diminta mengidentifikasi organ-organ pada sistem pernapasan manusia dan fungsinya.
Guru meminta siswa memperagakan pernapasan dengan menggunakan dada, kemudian mendeskripsikan mekanisme pernapasan dada.
Guru meminta siswa lain memperagakan pernafasan perut kemudian mendeskripsikan mekanisme pernapasan perut.
Guru meminta siswa mengenali berbagai volume pernapasan dan kapasitas paru-paru, kemudian memintanya memperagakannya.
Guru memperagakanmengukur kapasitas paru-paru dengan Kegiatan 7.1.
Siswa bersama guru mendiskusikan pertanyaan untuk diskusi.
C.Kegiatan akhir (10 menit)
Siswa menyimpulkan struktur dan fungsi sistem pernapasan manusia, mekanisme pernapasan dada dan perut, dan volume/kapasitas paru-paru.
Pertemuan5 (2 jam pelajaran)
A.Kegiatan awal (10 menit)
Guru menanyakan kembali proses pernapasan kepada siswa
Guru menanyakan penyebab dihasilkannnya CO2 padahal yang masuk O2
B.Kegiatan inti (70 menit)
Guru meminta siswa mempelajari mekanisme pertukaran oksigen dan karbon dioksida dari baku.
Guru meminta beberapa siswa untuk menjelaskan proses pertukaran gas.
Siswa bersama guru mendiskusikan berbagai penyakit/gangguan pada sistem pernapasan manusia.
C.Kegiatan akhir
Siswa bersama guru mendiskusikan kesimpulan mekanisme pertukaran oksigen dan karbon dioksida dan beberapa gangguan/penyakit pada sistem pernapasan manusia.
Pertemuan 6 (1 jam pelajaran)
A.Kegiatan awal (5 menit)
Guru meminta siswa untuk mempersiapkan Kegiatan 7.4.
Siswa mempersiapkan alat dan bahan praktikum.
B.Kegiatan inti (35 menit)
Siswa membedah ikan untuk mendapatkan insangnya.
Siswa melakukan pengamatan insang, kemudian menggambarnya.
Siswa melakukan pembedahan kecoa untuk mendapatkan trakea kemudian menggambarnya.
Siswa membuat laporan hasil pengamatan dan menjawab pertanyaan untuk diskusi.
Guru meminta siswa membuat tabel perbandingan sistem pernapasan pada hewan.
C.Kegiatan akhir (5 menit)
Siswa bersama guru menyimpulkan sistem pernapasan pada hewan.
Siswa mengumpulkan laporan hasil pengamatan.
Alat /Bahan/Sumber
Buku Kerja Biologi 2B, Ign. Khristiyono, Esis
Buku Biologi , jilid XI, Dyah Aryulina, Esis, Bab VII
Ikan dan kecoa
Penilaian
·Laporan hasil pengamatan sistem perapasan hewan
·Uji kompetensi tertulis
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Mata Pelajaran: Biologi
Kelas / Semester: XI (Sepuluh)/ II
Pertemuan : 7, 8, dan 9
Alokasi Waktu: 6 jam pelajaran
Standar Kompetensi: 3. Memahami hakekat Biologi sebagai ilmu Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu , kelainan/penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada Salingtemas
Kompetensi Dasar:3.5 Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem ekskresi pada manusia dan hewan (misalnya pada ikan dan serangga)
Tujuan:Siswa dapat mendeskripsikan struktur, fungsi, dan proses serta kelainan/penyakit yang terjadi pada sistem ekskresi
Indikator
Membedakan pengertian ekskresi, sekresi, dan defekasi
Menggambar struktur ginjal dan menjelaskan proses pembentukan urine
Mengidentifikasi penyakit/gangguan pada alat ekskresi manusia
Mendeskripsikan struktur dan fungsi hati sebagai alat ekskresi
Mendeskripsikan struktur dan fungsi paru-paru sebagai alat ekskresi
Mendeskripsikan struktur dan fungsi kulit sebagai alat ekskresi
Menyimpulkan pengaturan fungsi osmoregulasi dalam tubuh manusia
Mengidentifikasi alat ekskresi pada hewan
Mengidentifikasi alat ekskresi serangga berdasarkan hasil pengamatan
Materi Ajar
Pengertian ekskresi, sekresi dan defekasi
Organ-organ ekskresi pada manusia dan fungsinya antara lain:
Ginjal3.Kulit
Paru-paru4.Hati
Proses pembentukan urine
Kelainan dan penyakit yang terjadi pada sistem ekskresi manusia
Sistem ekskresi hewan
Metode Pembelajaran
Diskusi- Penugasan- Pengamatan
Langkah-Langkah Pembelajaran
Pertemuan 7 (2 jam pelajaran)
Kegiatan awal (20 menit)
·Guru memberikan pertanyaan tentang pengertian ekskresi dan alat ekskresi pada manusiakepada siswa untuk di cari jawabannya di dalam buku teks.
·Siswa membaca buku teks, mencari jawaban, dan menuliskan jawabannya dalam buku catatan.
Kegiatan inti (60 menit)
Siswa bersama siswa mendiskusikan pengertian sistem ekskresi dan membandingkan dengan sistem pengeluaran yang lain, misalnya sekresi dan defekasi.
Siswa bersama guru mendiskusikan alat-alat ekskresi yang terdapat dalam tubuh manusia dan fungsinya.
Guru meminta siswa mendeskripsikan sifat urine yang biasa dikeluarkan oleh siswa.
Siswa bersama guru mendiskusikan struktur ginjal dan proses pembentukan urine yang terjadi di dalamya.
Siswa bersama guru mendiskusikan faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan urine.
Kegiatan akhir (10 menit)
·Guru meminta siswa mengidentikasi berbagai penyakit yang terjadi pada ginjal.
·Guru menugaskan siswa untuk mengumpulkan informasi tentang cuci darah dengan menggunakan Kegiatan 8.1 dan mengumpulkannya pada pertemuan berikutnya.
Pertemuan 8 (2 jam pelajaran)
Kegiatan awal (10 menit)
Guru mengecek dan mengumpulkan Tugas 8.1 dari siswa.
Siswa bersama guru menyimpulkan pengertian, fungsi, dan proses cuci darah berdasarkan informasi yang sudah dikumpulkan.
Kegiatan inti (70 menit)
Siswa bersama guru mendiskusikan struktur dan fungsi paru-paru sebagai alat ekskresi.
Siswa bersama guru mendiskusikan struktur dan fungsi hati sebagai alat ekskresi.
Siswa bersama guru mendiskusikan struktur dan fungsi kulit sebagai alat ekskresi.
Guru menjelaskan pengaturan fungsi osmoregulasi pada tubuh manusia.
Kegiatan akhir (10 menit)
Guru mengecek pemahaman siswa tentang sistem ekskresi manusia dengan memberikan pertanyaan umpan balik secara lisan kepada siswa.
Guru membentuk kelompok dan menugaskan setiap kelompok membawa belalang dan mempelajari Kegiatan 8.3.
Pertemuan 9 (2 jam pelajaran)
Kegiatan awal (10 menit)
Siswa menyiapkan alat dan bahan sesuai dengan Kegiatan 8.3.
Kegiatan inti (70 menit)
Siswa melakukan pembedahan belalang.
Siswa mengamati dan menggambar pembuluh malpighi pada belalang.
Siswa menyusun laporan hasil pengamatan.
Kegiatan akhir (10 menit)
Siswa mengumpulkan laporan hasil praktikum.
Guru mengecek pemahaman tentang alat ekskresi pada serangga dan hewan pada umumnya dengan memberikan pertanyaan umpan balik.
Alat/Bahan/Sumber
Buku Kerja Biologi 2B, Ign. Khristiyono, Esis
Buku Biologi SMA Jilid II, Dyah Aryulina , Esis, Bab VIII
Berbagai informasi tentang cuci darah dari berbagai sumber
Belalang
Alat bedah
Penilaian
Makalah tentang cuci darah
Laporan hasil pengamatan alat ekskresi serangga
Uji kompetensi tertulis
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Mata Pelajaran: Biologi
Kelas / Semester: XI (Sepuluh)/ II
Pertemuan : 10, 11, 12, 13, 14
Alokasi Waktu: 10 jam pelajaran
Standar Kompetensi: 3. Memahami hakekat Biologi sebagai ilmu Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan/penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada Salingtemas
Kompetensi Dasar:3.6 Menjelaskan keterkaitan struktur, fungsi, dan proses serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem regulasi manusia (saraf, endokrin, dan penginderaan)
Tujuan: Siswa dapat mendeskripsikan struktur, fungsi, dan proses serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem regulasi manusia
Indikator
Mengidentifikasi stuktur dan fungsi neuron
Mengidentifikasi struktur, fungsi, dan proses pada sistem saraf manusia
Mengkaitkan sturktur, fungsi, dan proses sistem saraf manusia
Mengidentifikasi sistem saraf pada hewan
Mengidentifikasi stuktur, fungsi, dan proses pada sistem indra manusia
Mengkaitkan struktur, fungsi, dan proses sistem indera manusia
Mengidentifikasi stuktur, fungsi, dan proses sistem hormon manusia
Mengkaitkan struktur, fungsi, dan proses sistem hormon manusia
Menjelaskan mekanisme umpan balik dalam pengaturan homeostasis manusia
Menyimpulkan gejala, penyebab, dan pencegahan/pengobatan pada kelainan atau penyakit yang terjadi pada sistem koordinasi manusia
Materi Ajar
Sistem saraf
1. Sel-sel saraf(neuron)
2. Struktur otak
3. Sistem saraf sadar dan tak adar
Sistem indra
1. Penglihatan
2. Pendengaran
3. Pembau
4. Pengecap
5. Peraba
Sistem hormon
1. Kelenjar hipofisis
2. Kelenjar tiroid
3. Kelenjar paratiroid
4. Kelenjar suprarenalis
5. Kelenjar pankreas
6. Ovarium
7. Testis
Mekanisme pengaturan homeostasis tubuh
Metode Pembelajaran
Diskusi- Penugasan- Pengamatan
Langkah-Langkah Pembelajaran
Pertemuan 10 (2 jam pelajaran)
Kegiatan awal (20 menit)
Guru menanyakan pengertian sistem koordinasi dan komponen penyusunnya pada manusia.
Siswa bersama guru mendiskusikan hubungan antara sistem saraf dan Indra bekerja untuk menerima dan menanggapi rangsang.
Kegiatan inti (60 menit)
Dengan menunjukkan gambar struktur sel saraf (neuron) guru meminta siswa mengidentifikasi nama bagian-bagian neuron dan fungsinya.
Siswa bersama guru mendiskusikan berbagai jenis neuron berdasarkan struktur atau fungsinya.
Siswa bersama guru mendiskusikan hubungan antarsel saraf (sinaps) dan impuls saraf.
Dengan menunjukkan gambar sayatan membujur saraf pusat (sumsum dan tulang belakang), guru memintasiswa mengidentifikasi struktur selaput otak, bagian-bagiansaraf pusat manusia dan fungsinya.
Dengan menunjukkan Gambar sistem saraf tepi, siswa diminta mengidentifikasi bagian-bagian dan fungsinya.
Siswa bersama guru mendiskusikan perbedaan saraf simpatik dan parasimpatik.
Siswa bersama guru mendiskusikan pengaruh obat-obatan terhadap sistem saraf.
Kegiatan akhir (10 menit)
Guru bersama siswa menyimpulkan sistem saraf pada manusia
Guru menugaskan kepada siswa untuk mengerjakan Kegiatan 9.2 dan 9.3, di rumah dan mengumpulkannya pada pertemuan berikutnya.
Pertemuan 11 (2 jam pelajaran)
A.Kegiatan awal (10 menit)
Guru meminta beberapa siswa mendemonstrasikan Kegiatan 9.1 di depan kelas.
Siswa mengamati hasil demontrasi.
Kegiatan inti (70 menit)
Siswa bersama guru mendiskuikan jawaban pertanyaan dari Kegiatan 9.1.
Siswa bersama guru mendiskusikan perbedaan gerak refleks dan gerak yang disadari.
Siswa bersama guru mendiskusikanmekanisme kerja sistem saraf.
C.Kegiatan akhir (10 menit)
Guru menyimpulkan mekanisme kerja sistem saraf
Pertemuan 12 (2 jam pelajaran)
Kegiatan awal (10 menit)
Guru menanyakan fungsi sistem indera.
Guru menanyakan macam-macam indera pada manusia.
Guru menyiapkanuntuk mendemonstrasikan Kegiatan 9.4 Indera pembau.
Kegiatan inti (70 menit)
Guru meminta siswa melakukan demonstrasi kegiatan 9.4 indera pembau.
Siswa yang lain mencatat hasil pengamatan.
Siswa menyimpulkan hasil kegiatan.
Dengan memberikan gambar struktur indera pembau siswa diminta mengidentifikasi bagian-bagian indera pembau dan menjelaskan proses penginderaan bau.
Dengan diberikan gambar struktur lidah, siswa diminta mengidentifikasi bagian-bagian lidah dan fungsinya dan proses penginderaan kecap.
Kegiatan akhir (10 menit)
Siswa bersama guru menyimpulkan struktur dan proses penginderaan bau dan kecap (rasa).
Pertemuan 13 (2 jam pelajaran)
Kegiatan awal (10 menit)
Guru menanyakan kepada siswa tentang syarat manusia dapat melihat.
Kegiatan inti (70 menit)
Dengan memberikan gambar struktur mata guru meminta siswa untuk menyebutkan struktur dan fungsi bagian-bagian mata.
Siswa bersama guru mendiskusikan proses melihat pada mata manusia.
Guru meminta siswa untuk mendemonstrasikan Kegiatan 9.5 bintik buta.
Siswa bersama guru mendiskusikan kesimpulan tentang bintik buta.
Siswa bersama guru mendiskusikan beberapa gangguan/kelainan/penyakit yang terjadi pada mata.
Guru memberikan gambar struktur telinga kemudian meminta siswa mengidentifikasi bagian-bagian telinga dan fungsinya.
Siswa bersama guru mendiskusikan proses pendengaran pada telinga manusia.
Siswa bersama guru mendiskusikan berbagai gangguan/kelainan pada indra pendengaran manusia.
Guru meminta siswa mendemonstrasikan Kegiatan 9.6 saraf sensorik.
Siswa bersama guru menarik kesimpulan saraf sensorik di kulit dengan menjawab pertanyaan diskusi.
Guru memberikan gambar struktur kulit dan meminta siswa untuk menentukan proses perabaan di kulit.
Kegiatan akhir (10 menit)
Guru menyimpulkan proses penginderaan penglihatan, pendengaran dan perabaan.
Pertemuan 14 (2 jam pelajaran)
Kegiatan awal (10 menit)
Guru menanyakan kembali kepada siswa hubungan antara sistem saraf dan sistem indera dalam proses koordinasi.
Guru menanyakan adanya sistem koordinasi ketiga selain sistem saraf dan sistem indera.
Kegiatan inti (70 menit)
Siswa bersama guru mendiskusikan hubungan sistem saraf dan hormon.
Guru memberikan gambar sistem hormon/endokrin dalam tubuh manusia kemudian, meminta siswa mengidentifikasi bagian-bagiannya.
Guru menugaskan siswa untuk membaca tentang sistem hormon (termasuk mekanisme penyatuan homeostatis tubuh) dari buku teks, kemudian membuat rangkuman tentang kelenjar dan hormon yang dihasilkan dan fungsinya.
Kegiatan akhir (10 menit)
Siswa bersama guru menyimpulkan kelenjar pada sistem endokrin, hormon yang dihasilkan dan fungsinya.
Diskusikan tentang gejala, penyebab, dan pencegahan/pengobatan pada kelainan/ penyakit yang terjadi pada sistem koordinasi manusia.
Alat/Bahan/Sumber
Buku Kerja Biologi 2B, Ign, Khristiyono, Esis
Buku Biologi XI, Dyah Aryulina,Esis, Bab IX
Gambarsistem saraf, alat indera dan sistem hormon
Penilaian
Poster tentang narkoba
Laporan hasil kegiatan/pengamatan
Uji kompetensi tertulis
Rangkuman sistem kurva
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Mata Pelajaran: Biologi
Kelas / Semester: XI (Sepuluh)/ II
Pertemuan : 15 dan 16
Alokasi Waktu: 4 jam pelajaran
Standar Kompetensi: 3. Memahami hakekat Biologi sebagai ilmu Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu , kelainan/penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada Salingtemas
Kompetensi Dasar:3.7 Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses yang meliputi pembentukan sel kelamin, ovulasi, menstruasi, fertilisasi, kehamilan, dan pemberian ASI serta kelianan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem reproduksi manusia
Tujuan:Siswa dapat mendeskripsikan struktur, fungsi, dan proses serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem reproduksi
I.Indikator
Mengidentifikasi struktur, fungsi, dan proses yang terjadi pada organ reproduksi pria
Mengidentifikasi struktur, fungsi, dan proses yang terjadi pada organ reproduksi wanita
Mendeskripsikan proses fertilisasi dan kehamilan
Menghubungkan alat kontrasepsi dan proses pencegahan kehamilan pada keluarga berencana
Mengidentifikasi kelainan yang terjadi pada sistem reproduksi manusia
Mengidentifikasi sistem reproduksi hewan
II.Materi Ajar
Struktur organ reproduksi pria
Struktur organ reproduksi wanita
Proses oogensis dan ovulasi
Siklus menstruasi
Proses spermatogenesis
Fertilisasi dan kehamilan
Teknologi Keluaraga Berencana
Kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem reproduksi manusia
III.Metode Pembelajaran
Diskusi- Penugasan- Pengamatan
IV.Langkah-Langkah Pembelajaran
Pertemuan 15 (2 jam pelajaran)
Kegiatan awal (20 menit)
Guru menanyakan pengertian, cara dan hasil dari proses reproduksi.
Kegiatan inti (60 menit)
Dengan memberikan gambar alat reproduksi pria, siswa diminta mengidentifikasi bagian-bagain dan fungsinya.
Siswa bersama guru mendiskusikan proses pembentukan sperma (spermatogenesis) dan hormon yang berperan dalam proses tersebut.
Guru memberikan gambar organ reproduksi wanita, kemudian meminta siswa untuk mengidentifikasi bagian-bagian dan fungsinya.
Siswa bersama guru mendiskusikan proses pembentukan sperma dan telur .
Siswa bersama guru mendiskusikan Kegiatan 10.1 siklus menstruasi.
Berdasarkan Kegiatan 10.1 siswa bersama guru mendiskusikan siklus menstruasi dan hormon yang mempengaruhi proses tersebut.
Dengan memperhatikan struktur organ reproduksi dalam wanita, siswa diminta mendeskripsikan proses fertilisasi dan proses kehamilan pada wanita.
Kegiatan akhir (10 menit)
Siswa bersama guru menyimpulkan menyimpulkan sistem reproduksi pria dan wanita, proses spermatogenesis dan oogenesis, siklus menstruasi, fertilisasi, dan kehamilan.
Pertemuan 16 (2 jam pelajaran)
Kegiatan awal (10 menit)
Guru menanyakan kembali proses terjadinya fertilisasi.
Kegiatan inti (70 menit)
Dengan diberikan gambar organ reproduksi wanita dan pria siswa diminta mendiskusikan macam-macam KB dan prinsip kerjanya sehingga dapat mencegah kehamilan.
Siswa bersama guru mendiskusikan beberapa gangguan pada sistem reproduksi.
Guru meminta siswa membaca sistem reprosuksi pada hewan dari buku teks, kemudian menyusun rangkuman.
Kegiatan akhir (10 menit)
Siswa bersama guru menyimpulkan berbagai cara dalam KB dan gangguan pada sistem reproduksi manusia.
Guru mengumpulkan hasil rangkuman siswa.
Guru memberi tugas pada siswa untuk melakukan studi lapangan tentang budidaya ikan hiasdengan mengunakan menggunakan Kegiatan 10.3.
V.Alat /Bahan/Sumber
Buku Kerja Biologi 2B, Ign. Khristiyono, Esis
Buku Biologi XI, Dyah Aryulina,Esis, Bab X
Berbagai gambar alat reproduksi manusia
Sentra usaha budidaya ikan hias
VI.Penilaian
Rangkuman sistem reproduksi hewan
Uji kompetensi tertulis
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Mata Pelajaran: Biologi
Kelas / Semester: XI (Sepuluh)/ II
Pertemuan : 17, 18
Alokasi Waktu: 4 jam pelajaran
Standar Kompetensi: 3. Memahami hakekat Biologi sebagai ilmu Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan/penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada Salingtemas
Kompetensi Dasar:3.8 Menjelaskan mekanisme pertahanan tubuh terhadap benda asing berupa antigen dan bibit penyakit
Tujuan:Siswa dapat mendeskripsikan mekanisme pertahanan tubuh terhadap benda asing berupaantigen dan bibit penyakit
I.Indikator
Menjelaskan fungsi sistem imun tubuh
Mengidentifikasi sistem pertahanan tubuh secara alami
Membedakan respon imun non spesifik dan spesifik pada sistem imun tubuh.
Mendeskripsikan berbagai upaya untuk pencegahan penyakit
II.Materi Ajar
Sistem kekebalan tubuh, meliputi:
Kekebalan yang tidak spesifik
Kekebalan spesifik
Vaksin
Antibiotik
Gangguan kekebalan tubuh
III.Metode Pembelajaran
Diskusi- Penugasan
IV.Langkah-Langkah Pembelajaran
Pertemuan 17 (2 jam pelajaran)
Kegiatan awal (10 menit)
Dengan memberikan gejala bahwa di sekitar manusia banyak bibit penyakit tetapi tidak setiap saat manusia menderita sakit, siswa diminta mendeskripsikan penyebabnya.
Kegiatan inti (60 menit)
Siswa mendiskusikan arti penting sistem dan peranan sistem imun.
Dengan diberikan gambar sistem pertahanan tubuh siswa bersama guru berdiskusi mendeskripsikan berbagai sistem proses pertahanan tubuh secara alami.
Siswa bersama guru mendiskusikan perbedaan respon imun non spesifik dan spesifik.
Kegiatan Akhir (10 menit)
Siswa bersama guru menyimpulkan fungsi sistem imun, sistem pertahanan tubuh secara alami dan respon imun.
Guru menugaskan mengumpulkan informasi tentang HIV dan AIDS untuk mendiskusikan Salingtemas.
Pertemuan 18 (2 jam pelajaran)
Kegiatan awal (10 menit)
Dengan memberikan contoh gejala sakit akibat infeksi, siswa diminta menghubungkan antara sistem imun dan penyakit yang diderita manusia.
Kegiatan inti (70 menit)
Siswa bersama guru mendiskusikan upaya manusia untuk meningkatkan imunitas tubuhnya.
Siswa menndiskusikan Salingtemas AIDS dengan menggunakan berbagai informasi tentang HIV dan AIDS yang sudah dikumpulkan.
Kegiatan Akhir (10 menit)
Siswa bersama guru mendiskusikan hubungan antara HIV dan AIDS.
Siswa mengumpulkan hasil diskusi.
V.Alat /Bahan/Sumber
Buku Biologi SMA XI, Dyah aryulina,Esis, Bab XI
Berbagai informasi HIV dan AIDS dari berbagai sumber