Monday, January 4, 2010

KELENJAR ADRENAL


Disebut juga sebagai kelenjar suprarenalis karena letaknya di atas ginjal. Dan kadang juga disebut sebagai kelenjar anak ginjal karena menempel pada ginjal.


  • Di dalam tubuh terdapat dua kelenjar adrenal, masing-masing mempunyai berat ± 4 gram.
  •  Kelanjar ini terletak di kutub superior ginjal.
  •  Secara anatomis kelanjar adrenal dibedakan atas: Adrenal korteks yang tersusun atas: Zona glomerolusa , Zona fasikulata , Zona retikularis serta Adrenal medulla yang menghasilkan: Epinefrin dan Nor-epinefrin



-->
Perhatikan gambar Kelenjar adrenal , kelenjar ini terdiri dari dua lapis yaitu
  1. bagian medulla
  2. bagian korteks


Adrenal medulla adalah kelenjar adrenal bagian dalam yang menempati 20% dari kelenjar adrenal.
Prosentase hormon yang dihasilkan adalah: Epinefrin (80%) dan Nor-epinefrin (20%)
  • Nor-epinefrin yang ada dalam sirkulasi darah menyebabkan konstriksi seluruh pembuluh darah tubuh. 
  • Hal ini menyebabkan peningkatan aktivitas jantung, penghambatan saluran gastrointestinal, dan pelebaran pupil mata
  • Maka Hormon-hormon yang dikeluarkan dari Medulla memiliki efek yang sama pada organ sebagai efek sistem saraf simpatik  
  • Epinefrin menimbulkan efek yang kurang lebih sama dengan nor-epinefrin. 
  • Perbedaan yang bisa dicatat adalah:  Epinefrin mempunyai efek metabolik 5 – 10 kali lebih besar daripada nor-epinefrin. 
  • Akibatnya, perangsangan terhadap jantung juga menjadi lebih besar. Efek epinefrin dalam mengkontriksikan pembuluh darah dalam otot lebih lemah dibanding nor-epinefrin. OK
Adrenal Korteks yang tersusun atas Zona glomerolusa , Zona fasikulata , Zona retikularis terinci sebagai berikut
Zona Glomerolusa
  • Zona ini secara eksklusif memproduksi mineralokortikoid, terutama aldosteron.
  •  Efek aldosteron adalah meningkatkan jumlah natrium dan menurunkan jumlah kalium dalam cairan ekstraseluler, selama proses pembentukan urine.
 Efek berlebihnya kadar aldosteron:
  •  Menyebabkan hipokalemia, yaitu keadaan menurunnya konsentrasi kalium dalam plasma darah sampai di bawah nilai normal.
  •  Penderita mengalami kelemahan otot yang berat.
 Efek rendahnya kadar aldosteron:
  • Konsentrasi ion kalium dalam cairan ekstraseluler meningkat sampai jauh di atas nilai normal.
  • Peningkatan 60 – 100% dari nilai normal menyebabkan keracunan jantung.  
  • Peningkatan di atas itu, menyebabkan gagal jantung.


Zona Fasikulata
  • Zona ini mensintesis glukokortikoid, terutama kortisol.
  • Peran kortisol:
  1. Mengontrol metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak.
  2. Membantu menolak efek destruktif dari stres mental dan fisik.
Kortisol yang berlebih 
  • menyebabkan timbulnya sindrom Cushin
Sindrom Cushin yang ditandai oleh: 


  1. Meningkatkan kadar glukosa darah (hiperglikemia)
  2. Menurunnya protein
  3. Meningkatnya timbunan lemak.
  4. Glukosa tercampur dalam urine (glukosuria),  mirip dengan DM sehingga disebut  ‘Diabetes Adrenal’.
  5. Sebagian glukosa diendapkan sebagai lemak tubuh di atas bahu dan wajah, sehingga disebut ‘punuk kerbau’ (buffalo hump) dan ‘muka bulan’ (moon face). 


Zona Retikularis
  • Zona ini menghasilkan hormon seks adrenal (androgen dan estrogen) yang identik dengan yang dihasilkan gonad. 
  • Namun androgen dan estrogen adrenal ini tidak cukup kuat untuk menimbulkan efek maskulinitas dan feminitas.
Beberapa kelainan terkait dengan meningkatnya androgen adrenal.
  • Maskulinitas pada wanita dewasa, tanda-tanda:
  1. Hirsutisme yaitu mengalami pola pertumbuhan rambut tubuh pria.
  2.  Suara berat 
  3.  Otot lengan dan tungkai berkembang 
  4.  Payudara mengecil 
  5.  Menstruasi mungkin terhenti
 
  • Pseudo hermafroditisme pada bayi perempuan yang ditandai dengan
  1. Pertumbuhan genetalia eksternal pria.
  2. Pubertas prekoks pada anak laki-laki pra-pubertas.
  3. Sekresi androgen adrenal tidak disertai dengan pembentukan sperma atau aktivitas gonad karena testis masih berada dalam status pra-pubertas non-fungsional.
Gejala pubertas prekoks, antara lain:
  1. Suara menjadi berat
  2. Tumbuh jenggot
  3. Penis membesar
Jadi Hormon yang dihasilkan kelenjar adrenal  itu
  • Glukokortikoid mempengaruhi metabolisme dan membantu meningkatkan kadar gula darah
  • Mineralo corticoids mempengaruhi metabolisme mineral. 
  • Aldosteron adalah steroid yang menargetkan tubulus distal ginjal dan merangsang serapan kembali natrium dan kalium.
  • Androgen seperti testosteron disekresi oleh korteks adrenal. produksi androgen adrenal yang berlebihan dapat menyebabkan pubertas dini pada anak-anak muda dan pola rambut tubuh maskulin pada perempuan.
  • Hormon Kortisol dan Glukokortikoid ini disekresi oleh anak ginjal karena provokasi dari hormon Adrenocorticotropic hormon yang disekresi oleh hipofisis anterior artinya hormon  Kortisol dan Glukokortikoid tidak akan disekresi oleh adrenal jika ACTH mengalami gangguan
  •  Hormon Adrenokortikotrop ini bekerjanya dikendalikan dan diatur oleh hormon hipotalamus corticotrophin-releasing peptide.
MATERI  INI SAYA PIKIR CUKUP UNTUK SMA ... INGIN LEBIH DALAM KLIK INI 







ANTI DIURETIKA HORMON (ADH)


  • Hormon antidiuretik ((ADH) adiuretin, vasopresin) 
  • ADH dibentuk di nucleus supraoptikus dan paraventrikular hipotalamus, dan ditransport ke lobus posterior kelenjar hipofisis melalui akson neuron penghasil hormon. 
  • ADH melalui reseptor V2 dan cAMP menyebabkan penggabungan kanal air ke dalam membran lumen sehingga meningkatkan reabsorsi air pada tubulus distal dan duktus koligentes ginjal. 
  • ADH juga merangsang absorsi Na+ dan urea di tubulus. 
  • Konsentrasi ADH yang tinggi juga menyebabkan vasokonstriksi (melalui reseptor V1 dan IP3).
  • Rangsangan untuk pelepasan ADH adalah hiperosmolaritas ekstrasel (atau penyusutan sel) dan penurunan pengisian di kedua atrium, serta muntah, nyeri, stress, dan gairah (seksual). 
  • Sekresi ADH selanjutnya dirangsang oleh angiotensin II, dopamine, dan beberapa obat atau toksin (misal nikotin, morfin, barbiturat). 
  • Peningkatan perenggangan atrium serta asam aminobutirat-γ (GABA), alkohol, dan pajanan terhadap dingin menimbulkan efek penghambatan.

EFEK PADA TUBUH

Kelebihan ADH

  • Sering kali terjadi akibat penigkatan pembentukan ADH di hipotalamus, missal, karena stress. 
  • Selain itu, ADH dapat dibentuk secara ektopik pada tumor (terutama small cell carsinoma bronchus) atau penyakit paru. 
  • Hal ini menyebabkan penurunan eksresi air (oligouria). 
  • Konsentrasi komponen urin yang sukar larut dalam jumlah yang bermakna dapat menyebabkan pembentukan batu urin (urolitiasis). 
  • Pada waktu yang bersamaan terjadi penurunan osmolaritas ekstrasel (hiperhidrasi hipotonik) sehingga terjadi pembengkakan sel. 
  • Hal ini terutama berbahaya jika menyebabkan edema serebri.

Defisiensi ADH

  • Terjadi jika pelepasan ADH berkurang, seperti pada diabetes insipidus sentralis yang diturunkan secara genetic, pada kerusakan neuron, missal oleh penyakit autoimun, atau trauma kelenjar hipofisis lainnya. 
  • Penyebab eksogen lainnya termasuk alkohol atau pajanan terhadap dingin. 
  • Di sisi lain, ADH mungkin gagal mempengaruhi ginjal, bahkan jika jumlah yang dieksresikan normal, misal pada kerusakan kanal air, atau jika kemampuan pemekatan ginjla terganggu, seperti pada defisiensi K+, kelebihan Ca2+, atau inflamasi medilla ginjal. 
  • Penurunan pelepasan ADH atau efek yang timbul akibat pengeluaran urin yang kurang pekat dalam jumlah besar dan dehidrasi hipertonik menyebabkan penyusutan sel. 
  • Pasien akan dipaksa mengkompensasi kehilangan air melalui ginjal dengan meminum banyak air (polidipsia). 
  • Jika osmoreseptor dihipotalamus rusak, defisiensi ADH akan disertai dengan hipodipsia dan dehidrasi hipertonik akan menjadi sangat nyata.




Support web ini

BEST ARTIKEL