Tuesday, June 22, 2010

KEPOMPONG-ENTHUNG

Kupu - Kupu

  • Seseorang menemukan kepompong seekor kupu-kupu.
  • Dia duduk dan mengamati selama beberapa jam kupu-kupu dalam kepompong itu ketika dia berjuang memaksa dirinya melewati lubang kecil itu.
  • Kemudian sang kupu-kupu berhenti membuat kemajuan.
  • Kelihatannya dia telah berusaha semampunya dan dia tidak bisa lebih jauh lagi.

  • Akhirnya orang tersebut memutuskan untuk membantunya.
  • Dia ambil sebuah gunting dan memotong sisa kekangan dari kepompong itu. K
  • Kupu-kupu tersebut keluar dengan mudahnya. Namun, dia mempunyai tubuh yang gembung dan kecil, serta sayap-sayap yang mengerut.
  • Orang tersebut terus mengamatinya, karena dia berharap bahwa pada suatu saat, sayap itu akan mekar dan melebar sehingga mampu menopang tubuhnya.
  • Sayang, semuanya tak pernah terjadi.
  • Kenyataannya, kupu-kupu itu menghabiskan sisa hidupnya merangkak di sekitarnya dengan tubuh gembung dan sayap-sayap mengerut.
  • Dia tidak pernah bisa terbang.
  • Yang tidak dimengerti dari kebaikan dan ketergesaan orang tersebut adalah bahwa kepompong yang menghambat dan perjuangan yang dibutuhkan kupu-kupu untuk melewati lubang kecil tersebut adalah cara Tuhan untuk memaksa cairan dari tubuh kupu-kupu itu ke dalam sayap-sayapnya. Sedemikian sehingga dia akan siap terbang begitu dia memperoleh kebebasan dari kepompong tersebut.
  • Kadang, perjuangan adalah yang kita perlukan dalam hidup kita.
  • Jika Tuhan membiarkan kita hidup tanpa hambatan, itu mungkin malah melumpuhkan kita.
  • Kita mungkin tidak sekuat yang semestinya kita mampu.
  • Kita mungkin tidak pernah dapat terbang.
  • Saya memohon kekuatan, dan Tuhan memberi saya kesulitan-kesulitan untuk membuat saya kuat.
  • Saya memohon kebijakan, dan Tuhan memberi saya persoalan untuk diselesaikan.
  • Saya memohon kemakmuran, dan Tuhan memberi saya otak dan tenaga untuk bekerja.
  • Saya memohon keteguhan hati, dan Tuhan memberi saya bahaya untuk diatasi.
  • Saya memohon cinta, dan Tuhan memberi saya orang-orang bermasalah untuk ditolong.
  • Saya memohon kemurahan/kebaikan hati, dan Tuhan memberi saya kesempatan-kesempatan.
  • Saya tidak memperoleh yang saya inginkan, saya mendapatkan segala yang saya butuhkan.
Ternyata terjadi perubahan ..............hehehe sabar

BUKAN SEGALANYA


Seperti biasa Andrew, Kepala Cabang di sebuah perusahaan swasta terkemuka di Jakarta , tiba di rumahnya pada pukul 9 malam.

Tidak seperti biasanya, Sarah, putri pertamanya yang baru duduk di kelas tiga SD membukakan pintu untuknya.

Nampaknya ia sudah menunggu cukup lama. "Kok, belum tidur ?" sapa Andrew sambil mencium anaknya.

Biasanya Sarah memang sudah lelap ketika ia pulang dan baru terjaga ketika ia akan berangkat ke kantor pagi hari.

Sambil membuntuti sang Papa menuju ruang keluarga, Sarah menjawab, "Aku nunggu Papa pulang. Sebab aku mau tanya berapa sih gaji Papa ?"

"Lho tumben, kok nanya gaji Papa ? Mau minta uang lagi, ya ?"

"Ah, enggak. Pengen tahu aja" ucap Sarah singkat.

"Oke. Kamu boleh hitung sendiri. Setiap hari Papa bekerja sekitar 10 jam dan dibayar Rp. 400.000,- setiap jamnya .

Setiap bulan rata-rata dihitung 22 hari kerja. Sabtu dan Minggu libur, kadang Sabtu Papa masih lembur. Jadi, gaji

Papa dalam satu bulan berapa, hayo ?"

Sarah berlari mengambil kertas dan pensilnya dari meja belajar sementara Papanya melepas sepatu dan menyalakan televisi. Ketika Andrew beranjak menuju kamar untuk berganti pakaian, Sarah berlari mengikutinya. "Kalo satu hari Papa dibayar Rp. 400.000,- untuk 10 jam, berarti satu jam Papa digaji Rp.40.000,- dong" katanya. "Wah, pinter kamu. Sudah, sekarang cuci kaki, tidur" perintah Andrew Tetapi Sarah tidak beranjak. Sambil menyaksikan Papanya berganti pakaian,

Sarah kembali bertanya, "Papa, aku boleh pinjam uang Rp. 5.000,- enggak ?"

"Sudah, nggak usah macam-macam lagi. Buat apa minta uang malam-malam begini? Papa capek. Dan mau mandi dulu. Tidurlah". "Tapi Papa..."

Kesabaran Andrew pun habis. "Papa bilang tidur !" hardiknya mengejutkan Sarah. Anak kecil itu pun berbalik menuju kamarnya.

Usai mandi, Andrew nampak menyesali hardiknya. Ia pun menengok Sarah di kamar tidurnya. Anak kesayangannya itu belum tidur. Sarah didapati sedang

terisak-isak pelan sambil memegang uang Rp. 15.000,- di tangannya.

Sambil berbaring dan mengelus kepala bocah kecil itu, Andrew berkata, "Maafkan Papa, Nak, Papa sayang sama Sarah. Tapi buat apa sih minta uang malam-malam begini ? Kalau mau beli mainan, besok kan bisa. Jangankan Rp. 5.000,- lebih dari itu pun Papa kasih" jawab Andrew

"Papa, aku enggak minta uang. Aku hanya pinjam. Nanti aku kembalikan kalau

sudah menabung lagi dari uang jajan selama minggu ini". "lya, iya, tapi buat apa ?" tanya Andrew lembut.

"Aku menunggu Papa dari jam 8. Aku mau ajak Papa main ular tangga. Tiga puluh menit aja. Mama sering bilang kalo waktu Papa itu sangat berharga.

Jadi, aku mau ganti waktu Papa. Aku buka tabunganku, hanya ada Rp. 15.000,-

tapi karena Papa bilang satu jam Papa dibayar Rp. 40.000,- maka setengah jam aku harus ganti Rp. 20.000,-. Tapi duit tabunganku kurang Rp. 5.000,- makanya aku mau pinjam dari Papa" kata Sarah polos.

Andrew pun terdiam. Ia kehilangan kata-kata.

Dipeluknya bocah kecil itu erat-erat dengan perasaan haru. Dia baru menyadari, ternyata limpahan harta yang dia berikan selama ini, tidak cukup untuk "membeli" kebahagiaan anaknya


Penutup

Ketika malam tak lagi berembulan
dan ketika siang tak lagi bermentari...
semua menjadi pertanyaan kita.???
sudahkah kita mempekerjakan hati kita dengan rasa
sudahkah kita mempekerjakan pikiran kita dengan logika...
......atau kita hanya nyawa yang sekedar dibalut daging
dan dialiri darah ???
ketika tujuan diracuni dengan keinginan....
sebenarnya saat itu kita sudah mati....
karena makna Illahi sudah kita pungkiri....



Support web ini

BEST ARTIKEL