Saturday, December 14, 2013

ALIRAN - DARAH - DI PEMBULUH

Aliran darah adalah jumlah volume darah yang mengalir melalui sebuah pembuluh, organ, atau seluruh sirkulasi dalam satuan waktu (ml/menit). Aliran darah ini Relatif konstan dalam kondisi istirahat namun, bervariasi pada setiap organ tergantung kebutuhan.

Tekanan darah adalah daya per unit area yang dikeluarkan pada dinding pembuluh oleh darah di dalamnya. Dinyatakan dalam mmHg. Secara umum tekanan darah berarti tekanan sistemik arterial di arteri terbesar yang paling dekat dengan jantung. Gradien tekanan yang memungkinkan terjadinya aliran darah sering disebut tekanan sistole.

Resistance (hambatan/tahanan) adalah daya yang melawan aliran (flow) dan merupakan ukuran dari jumlah gesekan yang dijumpai darah saat melewati pembuluh. Resistance yang sering dibicarakan adalah peripheral resistance. Terdapat tiga sumber resistance yaitu:

  • Viskositas darah: Berhubungan dengan kekentalan dari cairan. Semakin besar viskositas, semakin sulit molekul untuk bergerak. Viskositas darah cenderung konstan.
  • Panjang pembuluh darah total: Hubungan antara panjang total pembuluh darah dan panjang pembuluh berbanding lurus.
  • Diameter pembuluh darah: cairan yang dekat dengan dinding dari kanal akan terhambat oleh friksi saat bergerak bersebelahan dengan dinding. Cairan yang berada di tengah kanal akan bergerak dengan lebih bebas dari hambatan. Semakin kecil kanal, semakin besar friksi, dan pergerakan akan semakin tertahan. Saat darah berhadapan dengan perubahan ukuran kanal dengan mendadak atau dinding yang kasar, maka akan muncul turbulent flow.

Tekanan darah sistemik:

  • Tekanan darah arteri merefleksikan dua faktor yitu besarnya keregangan dari arteri elastis yang berada di dekat jantung dan volume darah yang dipacu melewati mereka. 
  • Apabila jumlah darah yang masuk dan keluar arteri elastik ini pada waktu tertentu sama, maka tekanan darah arteri akan konstan. 
  • Akan tetapi, tekanan darah naik dan turun secara teratur di arteri elastik dekat jantung.
  • Sebagaimana ventrikel kiri berkontraksi dan mengeluarkan darah menuju aorta, energi kinetik akan tersebar menuju darah, yang kemudian akan meregangkan aorta elastik saat tekanan aorta mencapai puncaknya. 
  • Puncak tekanan ini disebut tekanan systole, dengan rata-rata 120 mmHg pada orang dewasa yang sehat. 
  • Darah bergerak maju menuju Aorta - arteri karena tekanan di aorta lebih tinggi dibandingkan tekanan di pembuluh distal. 
  • Saat diastole, katup aorta tertutup, mencegah darah kembali menuju jantung, dan dinding aorta (dan arteri elastik lainnya) kembail ke bentuk asal, menjaga tekanan yang cukup untuk menjaga darah bergerak maju menuju pembuluh darah yang lebih kecil. 
  • Saat waktu ini, tekanan darah aorta turun menuju titik terendahnya (kira-kira 70-80 mmHg pada orang dewasa sehat), disebut tekanan diastolic.
  • Perbedaan antara tekanan sistol dan diastole disebut sebagai pulse pressure
  • Pulse pressure dirasakan sebagai pulsasi berdenyut di arteri ketika sistol, saat arteri elastik terekspansi oleh darah. 
  • Peningkatan SV (Stroke Volume) dan pempompaan darah dari jantung yang lebih cepat (sebagai hasil kontraktilitas) mengakibatkan peningkatan pulse pressure. 
  • Karena tekanan aorta berfluktuasi naik dan turun pada setiap denyut jantung, nilai tekanan penting untuk dipertimbangkan adalah Mean Arterial pressure (MAP)
  • Mean Arterial Pressure merupakan tekanan yang mendorong darah menuju jaringan. 
MAP


  • MAP merupakan tekanan darah yang dimonitor dan diregulasi oleh tubuh, bukan tekanan sitolik/diastolic arteri, tekanan nadi, atau tekanan lain pada pembuluh darah. 
  • Tekanan darah yang rutin diperiksa adalah tekanan darah arteri, yang dapat digunakan sebagai dasar pengukurang MAP. 
  • MAP harus diatur sedemikian rupa agar cukup tinggi untuk menciptakan tekanan yang cukup agar aliran darah bisa mencapai seluruh jaringan dan tidak terlalu tingi agar tidak menciptakan beban berlebih bagi jantung dan meningkatkan risiko terjadinya kerusakan arteri kecil. 
  • Dua hal yang menentukan tekanan darah yaitu curah jantung dan tahanan perifer total.
Saat pembuluh darah mencapai kapiler, tekanan darah turun hingga kira-kira 35 mmHg 

  • Ketika mencapai pembuluh darah kapiler, tekanan darah mencapai 15 mmHg. 
  • Hal yang demikian harus terjadi karena kapiler itu ringkih dan tekanan darah yang tinggi akan mengakibatkan kerusakan
  • Kapiler sangatlah permeable sehingga tekanan darah yang rendah bisa mendorong larutan keluar dari pembuluh darah. 

  • Tidak seperti tekanan arteri, tekanan vena stabil dan hanya berubah sedikit selama siklus jantung. 
  • Gradien tekanan di dalam vena, dari venula hingga ujung vena cava, hanya sekitar 15 mmHg. 
  • Tekanan yang rendah menunjukkan efek kumulatif tahanan perifer, yang menghabiskan sebagian besar energi dari tekanan darah, menjadi panas, setiap putarannya. OK

Sekalipun modifikasi structural (lumen yang besar dan katup), tekanan vena biasanya terlalu rendah untuk memungkinkan terjadinya aliran balik. 

  • Sehingga, terjadi tiga adaptasi fungsional yang penting untuk memungkinkan aliran balik terjadi. Yang pertama adalah pompa respirasi. 
  • Perubahan terjadi di rongga tubuh bagian ventral ketika bernafas menciptakan pompa respirasi yang menggerakkan darah meunju jantung. 
  • Saat kita bernafas, tekanan abdomen meningkat, menekan vena-vena lokal dan mendorong darah menuju jantung. 
  • Pada saat yang bersamaan, tekanan di dinding dada menurun, memungkinkan vena thorasikus untuk mengalami ekspansi dan mempercepat masuknya darah menuju atrium kanan. 
Pompa Otot
  • Adaptasi yang kedua adalah pompa otot. 
  • Aktivitas otot skelet atau Otot Lurik atau yang disebut dengan pompa otot, 
  • Pompa Otot merupakan mekanisme yang lebih penting. 
  • Saat otot skelet di sekitar vena-vena dalam berkontraksi dan relaksasi, mereka mendorong darah menuju jantung, dan ketika darah melewati sebuah katup vena, darah tidak bisa mengalir balik. 
  • Adaptasi yang ketiga dalah lapisan otot polos yang berkonstriksi di bawah kontral simpatik, meningkatkan aliran balik vena. 
  • Ini merupakan cara lain saraf-saraf simpatik meningkatkan curah jantung.
Kontrol Tekanan Darah
Regulasi lokal
Myogenic theory of autoregulation

  • Saat tekanan darah meningkat, pembuluh akan mengalami distensi dan otot polos vaskuler di sekitarnya akan berkontraksi. 
  • Metabolic theory of autoregulation: akumulasi metabolit ini akan mengakibatkan vasodilatasi/vasokonstriksi pembuluh darah seperti: Efek Metabolit 
  • Vasodilatasi terjadi akibat penurunan tekanan O2 dan penurunan pH
  • Peningkatan tekanan CO2 dan osmolalitas, peningkatan K+, Histamine, dan Vasokonstriksi Serotonin (dilepas oleh platelet pada pembuluh yang terluka)
Mekanisme jangka pendek neural

  • Dimediasi oleh sistem saraf dan zat kimia terlarut darah mempunyai peran dalam menyeimbangkan fluktuasi tekanan darah dalam dengan mengatur tekanan perifer (dan curah jantung atau cardiac output (CO)).
Tujuan utama Mediasi Sistem Saraf :

  1. Mengusahakan tercapainya mean arterial pressure (MAP) yang cukup melalui pengaturan diameter pemb. darah.
  2. Mengubah distribusi darah sesuai dengan kebutuhan organ.
Peranan Vasomotor Center

  • Vasomotor center terletak di medulla. 
  • Bersama dengan cardiovascular center mengatur tekanan darah dengan mengubah diameter pembuluh darah.
  • Serabut eferennya disebut vasomotor fibers yang keluar dari T1 – L2 medulla spinalis dan menginervasi pembuluh darah terutama arteriole. 
  • Arteriole selalu dalam keadaan terkonstriksi sedang, disebut vasomotor tone. 
  • Peningkatan aktivitas saraf simpatik akan menghasilkan vasokonstriksi secara umum dan meningkatkan tekanan darah. 
  • Sebagian vasomotor fibers mengeluarkan norepinephrine. 
  • Akan tetapi di otot rangka, neurotransmitter yang dikeluarkan adalah acetylcholine dan mengakibatkan vasodilatas. 
  • Fungsi vasodilatasi ini tidak terlalu penting dalam pengaturan tekanan darah sistemik.
Aktivitas vasomotor dipengaruhi oleh:

  1. Kemoreseptor
  2. Higher brain centers.
Khemoreseptor


  • Sering disebut Chemoreceptor initiated reflex
  • Saat kadar oksiten atau pH darah menurun drastis, maka kemoreseptor akan bekerja dan mengirimkan sinyal menuju pusat cardio-acceperatory, yang akan meningkatkatkan CO dan memerintahkan vasomotor center untuk mengakibatkan reflex vasokonstriksi.
  • Peningkatan TD akan mempercepat kecepatan aliran balik menuju jantung dan paru. 
  • Keadaan ini terjadi saat hipoksia terjadi.
  • Kemoreseptor terpenting adalah karotis dan aortic bodies yang berada dekat dengan baroreseptor. 
  • Akan tetapi, sebagai metabolit lokal, peningkatan tekanan CO2 dan osmolalitas atau penurunan tekanan O2 dan pH akan mengakibatkan vasodilatasi. 
Higher Brain Center

  • Korteks serebri dan hipotalamus dapat memodifikasi tekanan darah melalui pusat-pusat pengaturan tekanan darah di medulla oblongata. 
  • Hipotalamus juga memediasi distribusi aliran darah dan respons kardiovaskular lainnya yang terjadi saat olah raga dan perubahan suhu tubuh.
Mekanisme jangka pendek
Mekanisme ini bisa dibantu hormonal

ADH

  • Hormon medulla adrenal: Ketika periode stress kelenjar adrenal melepaskan norepinephrine dan epinephrine yang akan mengakibatkan vasokonstriksi umum dan peningkatan CO.
  • Atrial natriuretic peptide (ANP): ANP berfungsi dalam penurunan tekanan darah dan volume darah. ANP bekerja antagonis dengan aldosteron dan mengakibatkan vasodilatasi umum.
  • ADH (Anti Diuretica Hormon / Vasopresin) juga bisa berpengaruh pada sistem ini 
  • Hormon ADH bekerja dengan menstimulasi ginjal untuk menyimpan air. 
  • Tidak terlalu penting dalam pengaturan jangka pendek, namun fungsinya akan meningkat saat tekanan darah turun hingga level yang sangat rendah dan berbahaya.
Renin - Angiotensin II

  • Saat perfusi ginjal tidak adekuat, maka ginjal akan mengeluarkan hormon rennin yang mengaktivasi angiotensin II yang akan menstimulasi vasokonstriksi. 
  • Angiotensin II juga menstimulasi pengeluaran aldosterone dan ADH.
Mekanisme jangka panjang

Mekanisme renal

  • Pengaturan terjadi karena adanya pengaturan volume darah. 
  • Penting untuk diingat, sekalipun baroreseptor bisa mengatur tekanan darah dalam jangka pendek, perubahan yang berkepanjangan akan mengakibatkan adaptasi baroreseptor. 
  • Saat adaptasi ini terjadi maka tugas ginjallah mengembalikan tekanan darah ke dalam rentang normal atau keadaan homeostasis.
  • Mekanisme renal bekerja langsung maupun tidak. 
  • Mekanisme langsung berlangsung tanpa bantuan hormon. 
  • Peningkatan TD menyebabkan filtrasi meningkat sehingga pengeluaran urin meningkat. 
  • Mekanisme tidak langsung bekerja dengan bantuan hormon. yaitu dengan rennin-angiotensi mechanism. 
Aliran Darah Melalui Kapiler dan Dinamika Kapiler

  • Pertukaran gas dan nutrien di kapiler Oksigen, karbondioksida, dan sebagian besar nutrien serta sisa metabolit bergerak dari darah menuju cairan interstitial melalui difusi.
  • Terdapat empat rute yang berbeda untuk molekul yang berbeda. 
  • Molekul larut lemak mengalami difusi melalui lipid bilayer dari membran plasma endothel. 
  • Zat terlarut air yang kecil seperti asam amino dan gula melewati fenestra. 
  • Molekul yang lebih besar seperti protein ditransport melalui proses pinositosi atau melalui caveolae.
Pergerakan cairan: Bulk flow

  • Cairan didorong keluar dari kapiler melalui celah di ujung kapiler, akan tetapi sebagian besar akan kembali menuju pembuluh darah di ujung bavian vena. 
  • Sekalipun tidak terlalu penting dalam proses pertukaran di kapiler, bulk flow merupakan faktor penting dalam menentukan volume cairan relatif di aliran darah dan rongga ekstrase. 
  • Arah dan jumlah cairan yang bergerak melalui dinding kapiler dipengaruhi oleh dua gaya yaitu tekanan hidrostatik dan osmotik.
  • Tekanan hidrostatik, merupakan daya yang dikeluarkan oleh cairan yang ditekan terhadap dinding. 
  • Di kapiler, tekanan hidrostatik sama dengan tekanan darah kapiler. 
  • Tekanan hidrostatik kapiler (HPc) cenderung mendorong cairan keluar dinding kapiler. 
  • Tekanan hidrostatik lebih tinggi di ujung kapiler arteri dibandingkan diujung vena kapiler. 
  • Tekanan hidrostatik insterstitial tidak ditemukan karena cairan interstitial secara terus menerus dikeringkan oleh pembuluh limfe. 
  • Sehingga tekanan hidrostatik net yang ditemukan adalah sama dengan tekanan darah kapiler.
Tekanan Osmotik Koloid. 

  • Merupakan tekanan yang tercipta karena adanya cairan molekul yang tidak bisa berdifusi berukuran besar seperti protein plasma. 
  • Protein plasma akan membentuk tekanan osmotic kapiler (OPc), disebut juga tekanan onkotik, dengan tekanan kira-kira 26 mmHg. 
  • Interstitium juga mengandung protein dalam jumlah kecil, sehingga tekanan yang timbul memiliki rentang antara 0.1 – 5 mmHg yang berlawanan dengan tekanan onkotik kapiler. 
  • Tekanan onkotik tidak banyak bervariasi antara ujung-ujung kapiler. 
  • Dalam contoh yang ada di diagram, tekanan onkotik interstitial adalah 1 mmHg, sehingga tekanan osmotic net adalah 25 mmHg
Interaksi tekanan hidrostatik-osmotik

  • Cairan akan meninggalkan kapiler apabila tekanan hidrostatik lebih besar dibandingkan tekanan osmotic, dan sebaliknya.
  • Sering kali lebih banyak cairan yang terfiltrasi menuju interstitium. Kebocoran ini, dapat dikompensai oleh pembuluh limfe dan ditranspor kembali menuju pembuluh dara

LATIHAN SOAL PEREDARAN DARAH



1. Pengangkutan  oksigen  dari  paru-paru dilakukan oleh darah. Bagian darah yang mengikat oksigen tersebut yaitu . . . .
a. leukosit
b. hemoglobin
c. plasma darah
d. sel-sel darah
e. eritrosit

2. Katup-katup dalam arteri berfungsi . . . .
a. memperlambat aliran
b. agar darah tidak balik
c. mengurangi tekanan darah
d. mempercepat aliran
e. menghentikan aliran darah untuk sementara

3. Komponen darah yang membantu mengabsorpsi sejumlahO2 yaitu . . . .
a. garam organik
b. protein plasma
c. keping darah
d. sel darah merah
e. sel darah putih

4. Limfosit adalah leukosit yang berfungsi untuk . . . .
a. pengangkutanO2
b. mengangkut CO2
c. mengangkut enzim
d. membentuk hormon
e. pertahanan tubuh

5. Bagian darah yang berperan dalam pembekuan yaitu . . . .
a. fibrinogen
b. monosit
c. limfosit
d. trombosit
e. leukosit

6. Perhatikan skema pembekuan darah berikut.
Isian yang tepat untuk (1), (2), dan (3) yaitu. . . .
a. trombin, protrombin, tromblopastin
b. trombokinase, protrombin, fibrinogen
c. protrombin, trombin, trombokinase
d. trombokinase, trombin, vitamin K
e. tromboplastin, trombin, asam sitrat

7.KarlLandsteiner membagi darah menjadi 4 golongan, yaitu A, B, AB, danO berdasarkan . . . .
a. banyak sedikitnya protein dalam plasma
b. adanya antigen dalam darah
c. ada tidaknya aglutinogen
d. ada tidaknya aglutinogen dan aglutinin
e. reaksi aglutinogen terhadap protein asing

8.Jika  dalam  darah  seseorang  terdapat aglutinogen B dan aglutinin negatif, orang tersebut mempunyai golongan darah . . . .
a. A
b. O
c. B
d. A atau AB
e. AB

9. Pembekuan dan pengawetan darah untuk donor dapat dilakukan dengan cara . . . .
a. disimpan dalam tempat dingin bersuhu
b. didiamkan dalam suhu kamar
c. menambahkan vitamin B
d. menambahkan serum darah
e. menambahkan natrium oksalat

10. Fungsi darah yaitu . . . .
a. sebagai hasil metabolisme
b. sebagai tempat pembentukan hormon
c. sebagai alat penerima rangsang
d. menjaga kestabilan suhu tubuh
e. mengatur keseimbangan gula darah

11. Pembuluh darah dalam tubuh manusia yang mengandung banyakO2 yaitu . . . .
a. vena
b. venula
c. vena pulmonalis dan aorta
d. sinus venosus
e. vena kava

12. Darah yang mengalir dalam vena tidak dapat mengalir ke bagian sebelumnya karena di sepanjang vena terdapat . . . .
a. katup
b. arteri
c. valvula
d. valvula trikuspidalis
e. valvula bikuspidalis

13. Pembuluh darah yang mempunyai volume darah terbesar terdapat pada bagian . . . .
a. kapiler
b. pembuluh limfa
c. vena
d. jantung
e. arteri

14. Terjadinya pembekuan darah di daerah pembuluh darah disebut . . . .
a. embolus
b. arteriosklerosis
c. trombusis
d. thalasemia
e. stroke

15. Bagian jantung yang menerima darah dari pulmo yaitu . . . .
a. atrium sinister
b. ventrikel dexter
c. atrium dexter
d. arteri pulmonalis
e. ventrikel sinister

16. Keseimbangan osmotik darah tetap terjaga karena peran protein darah yang disebut . . . .
a. globulin
b. protrombin
c. fibrinogen
d. lisin
e. albumin

17. Pembuluh darah yang membawa darah keluar dari jantung (ventrikel kiri) menuju anggota tubuh serta ke organ tubuh lainnya disebut pembuluh . . . .
a. arteri
b. arteriole
c. vena
d. limfa
e. kapiler

8. Beberapa kelainan sistem sirkulasi sebagai berikut.
1) hemofilia
2) eritoblastosis fetalis
3) leukemia
4) anemia sickle cell
5) blue baby
Kelainan sistem sirkulasi yang bersifat genetis yaitu . . . .
a. 1) dan 2)
b. 3) dan4)
c. 1) dan4)
d.4) dan5)
e. 2) dan3)

19. Hewan yang memiliki sistem sirkulasi darah tertutup yaitu . . . .
a. belalang dan katak
b. siput dan ikan
c. cacing tanah dan katak
d. cacing tanah dan udang
e. udang dan nyamuk

20. Pada Arthropoda, darah dan cairan tubuhnya disebut . . . .
a. hemoglobin
b. hemolimfa
c. hemosianin
d. hemocoel
e. sinus

21. Sirkulasi darah serangga tidak berfungsi untuk mengangkutO2 sebab . . . .
a. O2 dipenuhi dari difusi melalui permukaan tubuh
b. O2 dipenuhi dari sistem respirasi melalui paru-paru
c. O2 dapat diperoleh dari hasil metabolisme
d. O2 dapat diperoleh melalui trakea
e. O2 berdifusi langsung ke dalam sel melalui permukaan tubuh

22. Beberapa pernyataan tentang sistem sirkulasi darah sebagai berikut.
1) Dalam1 kali sirkulasi, darah melalui jantung 2 kali.
2) Darah tidak selalu beredar melalui pembuluh.
3) Darah selalu beredar melalui pembuluh.
4) Terdapat pada ikan dan cacing tanah.
Pernyataan yang berhubungan dengan sistem sirkulasi darah tertutup yaitu . . . .
a. 1) dan 2)
b. 2) dan4)
c. 1) dan3)
d.3) dan4)
e. 2) dan3)

23.Sistem sirkulasi darah pada cacing bersifat tertutup sebab . . . .
a. peredarannya melalui pembuluh darah punggung
b. peredarannya melalui pembuluh darah perut
c. selama peredarannya, darah selalu dalam pembuluh
d. sistem sirkulasi darah terdapat pembuluh darah punggung, perut, dan samping
e. sistem sirkulasi sampingnya terdapat 5 pasang lengkung

24. Sirkulasi darah jantung menuju paru-paru dan kembali ke jantung disebut sirkulasi darah . . . .
a. tunggal
b. ganda
c. kecil
d. terbuka
e. besar

25. Darah serangga mempunyai ciri dan fungsi sebagai berikut.

  1. Hanya digunakan untuk mengangkut sari makanan.
  2. Berwarna merah muda.
  3. Mengandung hemosianin.
  4. Hanya digunakan untuk mengangkutO2 dan CO2
  5. Untuk mengangkut sari makanan dan udara pernapasan.
Ciri dan fungsi darah pada serangga yaitu . . . .
a. 1) dan 2)
b. 3) dan4)
c. 1) dan3)
d.3) dan5)
e. 2) dan4)

KENCING BERDARAH



Ketika enak enak kencing tiba tiba di kencing ada darah ... nggak usah panik banyak hal yang menyebabkannya . Kencing berdarah itu disebut dengan Hematourea , Ini berbeda ketika darah kita ada kencing yang kita sebut Uremia 



Hematuria berarti adanya darah merah dalam urin baik secara mikroskopik maupun makroskopik.
Hematuria makroskopik menyebabkan urin berwarna merah atau coklat seperti air cucian daging.
Perlu diperhatikan bahwa warna merah pada urin juga bisa disebabkan oleh zat tertentu seperti:
1.         Makanan; makanan yang mengandung anthrocyanin (bit dan berry) dan zat pewarna dalam kue atau permen
2.         Obat-obatan; finazopiridin, fenindion, fenotiazin, rifampisin, klorpromazin, dlll
3.         Zat-zat tertentu; bilirubin, urat, mioglobin, hemoglobin
Untuk menentukan apakan urin yang berwarna merah tersebut adalah hematuria atau bukan, harus diperiksa adanya eritrosit dalam urin segar.

Terdapat beberapa istilah penting dalam hematuria:
1.      Hematuria asimtomatik  (isolated hematuria): hematuria merupakan gejala tunggal atau hematuria yang terjadi tanpa rasa sakit (painless hematuria)
2.      Hematuria simtomatik: hematuria yang ditemukan bersama gejala lain, tau disertai rasa sakit ketika miksi (disuria)
3.      Hematuria persisten: hematuria yang timbul pada tiap kali miksi (biasanya bersifat mikroskopik)
4.      Hematuria rekuren: hematuria, namun juga diselingi oleh urin normal
5.      Hematuria makroskopik: terdapat darah dalam urin yang menyebabkan urin berwarna merah atau coklat
6.      Hematuria mikroskopik: terdapat eritrosit dalam urin tanpa perubahan warna urin, yang diketahui dengan tes kimia atau dilihat dibawah mikroskop

Pemeriksaan yang digunakan untuk mengetahui adanya hematuria mikroskopik:

Pemeriksaan sedimen urin yang sudah disentrifus, dilihat dibawah mikroskop:
1.      Memakai kamar hitung (Fuchs Rosenthal), diagnosis hematuria bila dijumpai >= 10 eritrosit/ml
2.      Secara langsung, diagnosis hematuria bila dijumpai jumlah eritrosit >= 5/ LPB. Tapi ada juga pendapat yang mengatakan bahwa positif bila >= 3/LPB atau 1-2/LPB

Cara kimiawi
·          Lebih praktis dan cepat, memakai paper test strips yang disebut hemastix atau dipstix.
·          Alat ini mengandung ortholuidin dan peroksidase.
·          Hemoglobin yang terdapat dalam urin, baik dalam bentuk bebas maupun terdapat dalam eritrosit, berikatan dengan peroksidase.
·          Senyawa peroksidase-hemoglobin lalu mengoksidasi ortholuidin sehingga terjadi perubahan warna.
·          Bila terdapat hemoglobin atau eritrosit dalam urin, paper strips tadi akan menjadi biru pada berbagai tingkat kebiruan sesudah 40 detik, sesuai jumlah eritrosit.
·          Kelemahan cara ini adalah tidak dapat membedakan hematuria dengan  hemoglobinuria atau mioglobinuria

Pemeriksaan Addis count
·         Prinsip tes ini ialah menghitung jumlah eritrosit diurin yang dikumpulkan dalam waktu 12 jam. Pada keadaan normal addis count berisi 600.000 silinder. Pemeriksaan ini sudah jarang dipakai.


Penentuan Asal Perdarahan
Etiologi Hematuria

1.      Berasal dari ginjal (renal bleeding)
1.    Perdarahan glomerulus: glomerulus akut, glomerulonefritis membranoproliferatif, nefritis herediter (sindrom alport), nefropati igA (Maladie de Berger), hematuria familial, dan hematuria benigna rekuren atau persisten
2.    Perdarahan ekstraglomerulus: pielonefritis akut/ kronik, tbc ginjal, tumor ginjal, hemangioma ginjal, ginjal polikistik, hidronefrosis, nekrosis papil ginjal, dll

2.      Perdarahan dari luar ginjal
·         Infeksi saluran kemih: sistitis, ureteritis, uretritis, batu saluran kemih, trauma saluran kemih, kelainan congenital saluran kemih, fimosis, dll
3.      Penyakit sistemik
·         Syndrom Henoch Schonlein, SLE, poliartritis nodosa, endokarditis bacterial subakut
4.      Penyakit darah
·         Leukimia, sindrom hemolitik uremik, hemophilia, penyakit sel sabit
5.      Olahraga

·         Etiologi hematuria dengan kelainan pada ginjal yang utama menyerang anak adalah karena glomerulonefritis akut.
·         Diagnosis mudah dutegakkan bila hematuria yang terjadi didahului oleh infeksi saluran nafas akut atau piodermi 2-3 minggu sebelumnya dan disertai gejala hipertensi.
·         Pemeriksaan titer ASTO dan komplemen C3 dapat  membantu diagnosis.
·         Penyebab tersering lainnya adalah karena glomerulonefritis membranoproliferatif, sering hanya merupaka hematuria makroskopik yang timbul bersama dengan suatu penyakit infeksi.
·         Diagnosis ditunjang dengan pemeriksaan komplemen C3 yang rendah dlam waktu yang lama.
·         Sedangkan hematuria yang disebabkan nefropati IgA atau Maladie de Berger, biasanya serangan hematuria makroskopik timbul sesudah infeksi saluran nafas bagian atas dan berlangsung beberapa hari.
·         Hematuria makroskopik ini dapat berulang dan biasanya antara 2 serangan terdapat hematuria mikroskopik dan proteinuria ringan.
·         Pemeriksaan biopsy ginjal dengan imunoflororesensi memperlihatkan deposit IgA dan IgM didaerah mesangium.

Sedangkan penyebab dari luar ginjal bisa berupa infeksi saluran kemih, sistitis sering memberi gejala hematuria makroskopik yang disertai demam dan nyeri suprapubik, dan sesudah 2-4 hari akan berubah menjadi hematuria mikroskopik. Sedangkan bagaimana olahraga menyebabkan hematuria belum jelas. Dahulu diduga akibat trauma langsung atau tidak langsung pada ginjal atau buli-buli, tetapi penelitian akhir-akhir ini menunjukkan bahwa perdarahan berasal dari glomerulus dnegan pathogenesis yang tidak jelas. Keadaan ini tidak berbahaya dan bersifat sementara. Biasanya dapat menghilang 48 jam sesudah kegiatan fisik.

Zat dan Obat yang bisa menimbulkan hematuria:

1.         Metal: Arsen, tembaga sulfat, emas, fosfat
2.         Obat kemoterapi: amfoterisin, ampisilin, kolistimetat, kanamisin, metisilin, penisilin, polimiksin, sulfonamide
3.         Obat biasa: Asetilsalisilat, klorotiazid,klorpromazin, klonisin, kortikosteroid, siklofosfamid, indometasin, fenasetin, fenilbutazon, probenecid, trifluoperazin
4.         Zat organic: Karbon tetraklorida, fenol, propilenglikol, terpentin
5.         Antikoagulan: heparin, warfarin

Hematuria dapat terjadi akibat kelainan koagulasi, kerusakan ginjal atau iritasi pada kandung kemih akibat obat atau zat kimia.  
·         Obat analgesic bisa menyebabkan hematuria makroskopik akibat nekrosis papil ginjal, sedangkan siklofosfamid dapat menyebabkan irirtasi pada selaput lender buli-buli sehingga menimbulkan gejala sistitis dan disebut sterile hemorrhagic cystitis.
 
Penatalaksanaan Hematuria
Penatalaksanaan yang harus dilakukan sangat tergantung etiologi yang mendasari.
1.       Anamnesis.
Bila ditemukan riwayat sakit tenggorokan atau piodermi 2-3 minggu sebelumnya maka perlu dipikirkan kemungkinan glomerulonefritis akut pasca  streptokokus (GNAPS).
Sakit  sewaktu miksi (disuria), sering miksi (polakisuria), ngompol, miksi mendesak (urgency), badan panas, maka perlu dipikirkan infeksi saluran kemih (ISK). Bila hematuria disertai panas, sakit pinggang, kemungkinan ISK bagian atas (pielonefritis), sedang bila disertai gejala lokal seperti nyeri suprapubik, disuria, kemungkinan ISK bagian bawah (sistitis).
Bila disuria disertai hematuria yang timbul pada permulaan miksi mungkin uretritis anterior. Sesudah makan jengkol, diduga akibat epistaksis jengkol. Sedangkan bila terdapat sakit sendi, sakit perut, kemungkinan sindrom Henoch Schonlein.
2.       Pemeriksaan Fisik
Edema dan hipertensi, mungkin merupakan manifestasi GNAPS, glomerulonefriis kronik, atau sindrom nefrotik. Bila ruam, artralgia,  mungkin sindrom Henoch Schonlein, atau SLE. Massa diabdomen, pikirkan kemungkinan tumor wilms, tumor buli-buli. Adanya peteki, ekimosis, mungkin disebabkan adanya penyakit darah.
3.       Pemeriksaan Laboratorium
Untuk urinalisis sebaiknya diambil urin segar oleh karena penyimpanan yang lama akan merubah keasaman dan berat jenis urin sehingga mengakibatkan lisisnya eritrosit. Bila warna urin coklat seperti the atau berwarna seperti coca cola menunjukkan glomerulonefritis. Pemeriksaan proteinuria sebaiknya dilakuan diluar serangan hematuria makroskopik, oleh karena hematuria makroskopik sendiri dapat menyebabkan proteinuria walaupun derajat proteinurianya jarang melebihi + atau ++. Hematuria yang disertai proteinuria +++ atau +++ jelas menunjukkan bahwa kerusakan berasal dari glomerulus.
Hematuria yang disertai leukositoria (>5/LPB) menunjukkan adanya ISK.
Hematuria yang disertai leukositosis kemungkinan oleh leukemia, nefritis lupus. Bila leucopenia mungkin oleh leukemia atau obat-obatan (siklofosfamid).  Pada pemeriksaan darah khusus, bila ASTO meninggi kemungkinan GNAPS, bila kadar komplemen C3 menurun kemungkinan GNAPS atau glomerulonefritis membranoproliferatif. Anti DNA antibody dilakukan bila dicurigai SLE.
4.       Pemeriksaan khusus
Contohnya uji tuberculin, mengingat tbc ginjal memberi gejala yang tidak jelas seperti hematuria asimtomatik. Pielografi Intravena (PIV) dan mikrosisteouretrografi (MSU) dilakukan sebagai tindak lanjut USG untuk melihat lebih jelas struktur parenkim ginjal dan saluran kemih. Sedangkan MSU untuk mencari penyebab pada saluran kemih bagian bawah.

Support web ini

BEST ARTIKEL