Saturday, October 4, 2014

KOTBAH LEBARAN IEDUL KURBAN

Hari Raya Idul Adha kita kembali diingatkan pada sebuah kisah luar biasa tentang keimanan, kesabaran dan ketaatan seorang Nabi Ibrahim A.S yang demi perintah Rabbnya rela mengorbankan anaknya Ismail.

Kisah ini berawal dari kerisauan Nabi Ibrahim A.S yang setelah menikah dengan Sarah belum juga dikaruniai keturunan hingga akhirnya Sarah mengizinkan Nabi Ibrahim A.S untuk menikahi Siti Hajar. Nabi Ibrahim A.S pun berdoa dan memohon kepada Allah agar beliau diberi kepercayaan untuk memiliki seorang putra dan Allah pun mengabulkan doanya hingga akhirnya lahirlah seorang bayi laki-laki dari kandungan Siti Hajar. Kehadiran Ismail membuat cemburu Sarah yang merasa Ibrahim A.S lebih sering berdekatan dengan Siti Hajar karena kelahiran Ismail hingga akhirnya dengan petunjuk Allah S.W.T Nabi Ibrahim A.S membawa Siti Hajar dan Ismail ke tempat yang kini kita kenal dengan kota Makkah yang pada saat itu hanya berupa gurun tandus tak berpenghuni dan meninggalkan mereka disana.

Hari berlalu dan tahun berganti akhirnya Nabi Ibrahim A.S kembali ke Makkah untuk menemui istri dan putranya tercinta. Betapa bahagianya beliau ketika melihat Ismail yang mulai tumbuh besar sehingga semakin menambah besar rasa kasih dan sayangnya kepada Ismail. Namun ditengah-tengah rasa sukacitanya dapat berkumpul dengan putra terkasih tiba-tiba pada suatu saat Nabi Ibrahim A.S bermimpi diperintah Allah untuk menyembelih Ismail. Beliau kaget, keraguan dan kebimbangan menyelimuti hatinya benarkah ini sebuah perintah dari Allah atau jangan-jangan ini hanya tipudaya setan belaka? demikian batinnya berkecamuk. Hingga akhirnya beliau mendapat mimpi dan perintah yang sama hingga terulang tiga kali dan Nabi Ibrahim A.S pun menetapkan tekad dan menguatkan hati lalu meyakini kalau ini adalah benar-benar perintah Allah yang harus dilaksanakan. Nabi Ibrahim A.S pun pergi menemui  putranya dan menyampaikan apa yang diperintahkan oleh Allah melalui mimpinya. Semula beliau khawatir akan jawaban anaknya, tapi Ismail menjawab:

“Wahai ayahku, lakukanlah apa yang diperintahkan Allah kepadamu. Insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.”

Betapa terharunya beliau mendengar jawaban dari anaknya yang shaleh sehingga makin menambah rasa sayangnya sekaligus menambah kesedihannya karena teringat bahwa beliau akan kehilangan anak yang dikasihinya. Akhirnya ayah dan anak ini pun membulatkan tekad dengan penuh keimanan dan ketaatan untuk segera melaksanakan perintah Allah tersebut, parang yang sangat tajam pun disiapkan dan mereka berangkat menuju suatu tempat untuk melaksanakan perintah tersebut. Dan akhirnya saat-saat terberat bagi Nabi Ibrahim A.S pun tiba… dengan mengumpulkan segenap keyakinan dan dengan penuh kepasrahan Nabi Ibrahim A.S pun mengayunkan parang ke leher Ismail dan mulai menyembelihnya. Namun apa yang terjadi…. parang yang sudah begitu tajam seakan-akan menjadi tumpul dan tidak mampu melukai leher Ismail… tak ada setetes darahpun keluar dari leher Ismail, Nabi Ibrahim A.S pun mengulangi dan tetap saja Ismail tidak terluka sedikitpun. Hingga akhirnya Allah memerintahkan Nabi Ibrahim A.S untuk tidak meneruskan menyembelih Ismail dan digantikan oleh Allah dengan seekor hewan sembelihan yang besar (para ulama sepakat kalau hewan sembelihan yang dimaksud adalah sejenis kambing atau domba). Dan kejadian ini  menjadi asal mula disunnahkannya berkurban bagi umat Islam pada Hari Raya Idul Adha .

Sungguh sebuah kisah yang sangat luar biasa yang barangkali tidak akan ada seorang pun dari kita yang sanggup menyamai kepasrahan, ketaatan, dan keimanan Nabi Ibrahim A.S sehingga kisah ini diabadikan dalam Al Quran.

JADI

Idul Adha Bisa diterjemakan ke arah compassion untuk Aksi Sosial

Qurban yang menjadi salah satu ritual pada hari raya Idul Adha merupakan bukti nyata bahwa ajaran Islam sarat dengan bakti sosial. Oleh karena itu qurban tidak harus dipahami sebagai upacara “penumpahan” darah binatang semata, melainkan ia harus dipahami secara kontekstual.

Qurban adalah media untuk mendekatkan diri kepada Allah yang di dasarkan pada rasa taqwa. Tanpa landasan taqwa, qurban tak lebih dari “upacara konyol”. Dalam legenda agama diceritakan bahwa ketika Habil (Abel) dan Qabil (Kain) berqurban, Allah hanya menerima qurban dari Habil karena ia berqurban dengan penuh ketaqwaan, sementara Qobil sebaliknya.

Dengan demikian qurban dengan menggunakan uang, menyediakan tempat tinggal kepada orang yang tuna wisma atau memberikan modal kepada pengangguran diperbolehkan, karena sebagaimana yang ditegaskan dalam QS. 22:37 bahwa Allah tidak menerima daging dan darah binatang qurban, melainkan yang Ia terima adalah taqwa dari pelakunya.

Dalam semua perilaku manusia Allah hanya menerima ketaqwaan dari mereka, karena derajat dan kemuliaan manusia hanya terletak pada sisi ini. Kendati demikian, manfaat taqwa sendiri sejatinya kembali kepada diri manusia, baik itu manusia sebagai makhluk individu maupun sosial.


Dengan demikian puncak dari ketaqwaan adalah kesalehan sosial dari si empunya. Jika ada sekelompok orang yang menamakan dirinya sebagai “muslim” namun orang lain sering menjadi korban kekerasan atas ucapan atau tangannya maka sesungguhnya pengakuan tersebut jauh panggang dari api. Nabi Muhammad Saw. bersabda, “Seorang muslim adalah orang yang orang lain selamat dari lisan dan tangannya.” Dengan datangnya hari raya Idul Adha 1432 H., semoga di Negara kita tak lagi terjadi kekerasan dalam bentuk apapun.

INFEKSI SELAPUT OTAK

Meningitis adalah radang pada meninges (membran yang mengelilingi otak dan medula spinalis) yang tersusun atas tiga lapisan Durameter , Arachnoid dan Piameter . Radang itu disebabkan oleh virus, bakteri atau jamur (Smeltzer, 2001).

 

  • Meningitis adalah peradangan pada selaput meningen, cairan serebrospinal dan spinal column yang menyebabkan proses infeksi pada sistem saraf pusat 
  • Meningitis merupakan infeksi akut dari meninges, biasanya ditimbulkan oleh salah satu dari mikroorganisme pneumokok, Meningokok, Stafilokok, Streptokok, Hemophilus influenza dan bahan aseptis (virus) (Long, 1996).
  • Meningitis adalah infeksi cairan otak disertai radang yang mengenai piamater,araknoid dan dalam derajat yang lebih ringan mengenai jaringan otak dan medulla spinalis yang superficial.(neorologi kapita selekta,1996).
Etiologi

  • Bakteri bakteri yang bisa menyebabkan Meninghes yaitu 
  1. Mycobacterium tuberculosa
  2. Diplococcus pneumoniae (pneumococi)
  3. Neisseria meningitis (meningococi)
  4. Streptococus haemolyticuss
  5. Staphylococcus aureus
  6. Haemophilus influenzae
  7. Escherichia coli
  8. Klebsiella pneumoniae
  9. Peudomonas aeruginosa
Penyebab lainnya, Virus, Toxoplasma gondhii dan Ricketsia


  • Faktor predisposisi Meningitis jenis kelamin laki-laki lebih sering dibandingkan dengan wanita
  • Faktor maternal : ruptur membran fetal, infeksi maternal pada minggu terakhir kehamilan
  • Faktor imunologi : defisiensi mekanisme imun, defisiensi imunoglobulin.
  • Kelainan sistem saraf pusat, pembedahan atau injuri  yang berhubungan dengan sistem persarafan
Klasifikasi
Meningitis dibagi menjadi 2 golongan berdasarkan perubahan yang terjadi pada cairan otak, yaitu :

  1. Meningitis serosa
  2. Meningitis purulenta
Meningitis serosa

  • Adalah radang selaput otak araknoid dan piameter yang disertai cairan otak yang jernih.
  • Penyebab terseringnya adalah Mycobacterium tuberculosa , Virus, Toxoplasma gondhii, Ricketsia.
Meningitis purulenta

  • Adalah radang bernanah arakhnoid dan piameter yang meliputi otak dan medula spinalis.
  • Penyebabnya antara lain :

  1. Diplococcus pneumoniae (pneumokok)
  2. Neisseria meningitis(meningokok)
  3. Streptococus haemolyticuss
  4. Staphylococcus aureus
  5. Haemophilus influenzae
  6. Escherichia coli
  7. Klebsiella pneumoniae
  8. Peudomonas aeruginosa.

Patofisiologi

  • Meningitis bakteri dimulai sebagai infeksi dari orofaring dan diikuti dengan septikemia, yang menyebar ke meningen otak dan medula spinalis bagian atas.
  • Faktor predisposisi mencakup infeksi jalan nafas bagian atas, otitis media, mastoiditis, anemia sel sabit dan hemoglobinopatis lain, prosedur bedah saraf baru, trauma kepala dan pengaruh imunologis.
  • Saluran vena yang melalui nasofaring posterior, telinga bagian tengah dan saluran mastoid menuju otak dan dekat saluran vena-vena meningen; semuanya ini penghubung yang menyokong perkembangan bakteri.
  • Organisme masuk ke dalam aliran darah dan menyebabkan reaksi radang di dalam meningen dan di bawah korteks, yang dapat menyebabkan trombus dan penurunan aliran darah serebral.
  • Jaringan serebral mengalami gangguan metabolisme akibat eksudat meningen, vaskulitis dan hipoperfusi.
  • Eksudat purulen dapat menyebar sampai dasar otak dan medula spinalis.
  • Radang juga menyebar ke dinding membran ventrikel serebral.
  • Meningitis bakteri dihubungkan dengan perubahan fisiologis intrakranial, yang terdiri dari peningkatan permeabilitas pada darah, daerah pertahanan otak (barier oak), edema serebral dan peningkatan TIK.
  • Pada infeksi akut pasien meninggal akibat toksin bakteri sebelum terjadi meningitis.
  • Infeksi terbanyak dari pasien ini dengan kerusakan adrenal, kolaps sirkulasi dan dihubungkan dengan meluasnya hemoragi (pada sindromWaterhouse-Friderichssen) sebagai akibat terjadinya kerusakan endotel dan nekrosis pembuluh darah yang disebabkan oleh meningokokus.
Manifestasi klinis
Gejala meningitis diakibatkan dari infeksi dan peningkatan TIK :


  1. Sakit kepala dan demam (gejala awal yang sering)
  2. Perubahan pada tingkat kesadaran dapat terjadi letargik, tidak responsif, dan koma
  3. Iritasi meningen mengakibatkan sejumlah tanda sbb:
  4. Rigiditas nukal ( kaku leher ). Upaya untuk fleksi kepala mengalami kesukaran karena adanya spasme otot-otot leher.
  5. Tanda kernik positip: ketika pasien dibaringkan dengan paha dalam keadan fleksi kearah abdomen, kaki tidak dapat di ekstensikan sempurna.
  6. Tanda brudzinki : bila leher pasien di fleksikan maka dihasilkan fleksi lutut dan pinggul. Bila dilakukan fleksi pasif pada ekstremitas bawah pada salah satu sisi maka gerakan yang sama terlihat peda sisi ektremita yang berlawanan.
  7. Mengalami foto fobia, atau sensitif yang berlebihan pada cahaya.
  8. Kejang akibat area  fokal kortikal yang peka dan peningkatan TIK akibat eksudat purulen dan edema serebral dengan tanda-tanda perubahan karakteristik tanda-tanda vital(melebarnya tekanan pulsa dan bradikardi), pernafasan tidak teratur, sakit kepala, muntah dan penurunan tingkat kesadaran.
  9. Adanya ruam merupakan ciri menyolok pada meningitis meningokokal.
  10. Infeksi fulminating dengan tanda-tanda septikimia : demam tinggi tiba-tiba muncul, lesi purpura yang menyebar, syok dan tanda koagulopati intravaskuler diseminata
Pemeriksaan Diagnostik

  • Analisis CSS dari fungsi lumbal :  
  • Meningitis bakterial : tekanan meningkat, cairan keruh/berkabut, jumlah sel darah putih dan protein meningkat glukosa meningkat, kultur positip terhadap beberapa jenis bakteri serta . 
  • Meningitis virus : tekanan bervariasi, cairan CSS biasanya jernih, sel darah putih meningkat, glukosa dan protein biasanya normal, kultur biasanya negatif, kultur virus biasanya dengan prosedur khusus.
  • Glukosa serum : meningkat ( meningitis )
  • LDH serum : meningkat ( meningitis bakteri )
  • Sel darah putih : sedikit meningkat dengan peningkatan neutrofil ( infeksi bakteri
  • Elektrolit darah : abnormal .
  • ESR/LED :  meningkat pada meningitis
  • Kultur darah/ hidung/ tenggorokan/ urine : dapat mengindikasikan daerah pusat infeksi atau mengindikasikan tipe penyebab infeksi
  • MRI/ skan CT : dapat membantu dalam melokalisasi lesi, melihat ukuran/letak ventrikel; hematom daerah serebral, hemoragik atau tumor
  • Ronsen dada/kepala/ sinus ; mungkin ada indikasi sumber infeksi intra kranial.

Komplikasi

  • Hidrosefalus obstruktif
  • MeningococcL Septicemia ( mengingocemia )
  • Sindrome water-friderichen (septik syok, DIC,perdarahan adrenal bilateral)
  • SIADH ( Syndrome Inappropriate Antidiuretic hormone )
  • Efusi subdural
  • Kejang
  • Edema dan herniasi serebral
  • Cerebral palsy
  • Gangguan mental
  • Gangguan belajar
  • Attention deficit disorder
Perawatan Meningitis

Pengkajian Klien Meningitis

Biodata klien

  • Riwayat kesehatan yang lalu : Apakah pernah menderita penyait ISPA dan TBC  ? Apakah pernah jatuh atau trauma kepala ? Pernahkah operasi daerah kepala ?
  • Riwayat kesehatan sekarang : Aktivitas , Gejala : Perasaan tidak enak (malaise). Tanda : ataksia, kelumpuhan, gerakan involunter., Sirkulasi
  • Gejala : Adanya riwayat kardiopatologi : endokarditis dan PJK. Tanda : tekanan darah meningkat, nadi menurun, dan tekanan nadi berat, takikardi, disritmia.
  • Eliminasi : Tanda : Inkontinensi dan atau retensi.
  • Makanan/cairan : Gejala : Kehilangan nafsu makan, sulit menelan. Tanda : anoreksia, muntah, turgor kulit jelek dan membran mukosa kering. , Higiene :  Tanda : Ketergantungan terhadap semua kebutuhan perawatan diri.
  • Neurosensori : Gejala : Sakit kepala, parestesia, terasa kaku pada persarafan yang terkena, kehilangan sensasi, hiperalgesia, kejang, diplopia, fotofobia, ketulian dan halusinasi penciuman. Tanda : letargi sampai kebingungan berat hingga koma, delusi dan halusinasi, kehilangan memori, afasia,anisokor, nistagmus,ptosis, kejang umum/lokal, hemiparese, tanda brudzinki positif dan atau kernig positif, rigiditas nukal, babinski positif,reflek abdominal menurun dan reflek kremastetik hilang pada laki-laki.
  • Nyeri/keamanan  : Gejala : sakit kepala(berdenyut hebat, frontal). Tanda : gelisah,  menangis. , Pernafasan : Gejala : riwayat infeksi sinus atau paru. Tanda : peningkatan kerja pernafasan.

Diagnosa keperawatan Meningitis

  • Resiko tinggi terhadap penyebaran infeksi sehubungan dengan diseminata hematogen dari patogen
  • Risiko tinggi terhadap perubahan serebral dan perfusi jaringan sehubungan dengan edema serebral, hipovolemia.
  • Risisko tinggi terhadap trauma sehubungan dengan kejang umum/fokal, kelemahan umum, vertigo.
  • Nyeri (akut) sehubungan dengan proses inflamasi, toksin dalam sirkulasi.
  • Kerusakan mobilitas fisik sehubungan dengan kerusakan neuromuskular, penurunan kekuatan
  • Anxietas berhubungan dengan krisis situasi, ancaman kematian.
  • Intervensi Keperawatan Meningitis
  • Resiko tinggi terhadap penyebaran infeksi sehubungan dengan diseminata hematogen dari patogen.
Mandiri : 


  • Beri tindakan isolasi sebagai pencegahan , 
  • Pertahan kan teknik aseptik dan teknik cuci tangan yang tepat., 
  • Pantau suhu secara teratur , 
  • Kaji keluhan nyeri dada, nadi yang tidak teratur demam yang terus menerus, 
  • Auskultasi suara nafas ubah posisi pasien secara teratur, dianjurkan nfas dalam, 
  • Cacat karakteristik urine (warna, kejernihan dan bau )

Kolaborasi

  • Berikan terapi antibiotik iv: penisilin G, ampisilin, klorampenikol, gentamisin.
  • Resiko tinggi terhadap perubahan cerebral dan perfusi jaringan sehubungan dengan edema serebral, hipovolemia.
Mandiri

  • Tirah baring dengan posisi kepala datar.
  • Pantau status neurologis.
  • Kaji regiditas nukal, peka rangsang dan kejang
  • Pantau tanda vital dan frekuensi jantung, penafasan, suhu, masukan dan haluaran.
  • Bantu berkemih, membatasi batuk, muntah mengejan.

Kolaborasi


  • Tinggikan kepala tempat tidur 15-45 derajat.
  • Berikan cairan iv (larutan hipertonik, elektrolit ).
  • Pantau BGA.
  • Berikan obat : steoid, clorpomasin, asetaminofen.
  • Resiko tinggi terhadap trauma sehubungan dengan kejang umum/vokal, kelemahan umum vertigo.

Mandiri

  • Pantau adanya kejang.
  • Pertahankan penghalang tempat tidur tetap terpasang dan pasang jalan nafas buatan.
  • Tirah baring selama fase akut kolaborasi berikan obat : venitoin, diaepam, venobarbital.
  • Nyeri (akut ) sehubungan dengan proses infeksi, toksin dalam sirkulasi.

Mandiri

  • Letakkan kantung es pada kepala, pakaian dingin di atas mata, berikan posisi yang nyaman kepala agak tinggi sedikit, latihan rentang gerak aktif atau pasif dan masage otot leher.
  • Dukung untuk menemukan posisi yang nyaman(kepala agak tingi).
  • Berikan latihan rentang gerak aktif/pasif.
  • Gunakan pelembab hangat pada nyeri leher atau pinggul.

Kolaborasi


  • Berikan anal getik, asetaminofen,  codein

Kerusakan mobilitas fisik sehubungan dengan kerusakan neuromuskuler.


  • Kaji derajat imobilisasi pasien.
  • Bantu latihan rentang gerak.
  • Berikan perawatan kulit, masase dengan pelembab.
  • Periksa daerah yang mengalami nyeri tekan, berikan matras udara atau air perhatikan kesejajaran tubuh secara fungsional.
  • Berikan program latihan dan penggunaan alat mobilisasi.

Perubahan persepsi sensori sehubungan dengan defisit neurologis


  • Pantau perubahan orientasi, kemamapuan berbicara,alam perasaaan, sensorik dan proses pikir.
  • Kaji kesadara sensorik : sentuhan, panas, dingin.
  • Observasi respons perilaku.
  • Hilangkan suara bising yang berlebihan.
  • Validasi persepsi pasien dan berikan umpan balik.
  • Beri kessempatan untuk berkomunikasi dan beraktivitas.
  • Kolaborasi ahli fisioterapi, terapi okupasi,wicara dan kognitif.

Ansietas sehubungan dengan krisis situasi, ancaman kematian.

  • Kaji status mental dan tingkat ansietasnya.
  • Berikan penjelasan tentang penyakitnya dan sebelum tindakan prosedur.
  • Beri kesempatan untuk mengungkapkan perasaan.
  • Libatkan keluarga/pasien dalam perawatan dan beri dukungan serta petunjuk sumber penyokong.
Hasil yang diharapkan
  1. Mencapai masa penyembuhan tepat waktu, tanpa bukti penyebaran infeksi endogen atau keterlibatan orang lain.
  2. Mempertahankan tingkat kesadaran biasanya/membaik dan fungsi motorik/sensorik, mendemonstrasikan tanda-tanda vital stabil.
  3. Tidak mengalami kejang/penyerta atau cedera lain.
  4. Melaporkan nyeri hilang/terkontrol dan menunjukkan postur rileks dan mampu tidur/istirahat dengan tepat.
  5. Mencapai kembali atau mempertahankan posisi fungsional optimal dan kekuatan.
  6. Meningkatkan tingkat kesadaran biasanya dan fungsi persepsi.

Tampak rileks dan melaporkan ansietas berkurang dan mengungkapkan keakuratan pengetahuan tentang situasi.


Support web ini

BEST ARTIKEL