Sistem saraf otonom disusun oleh serabut saraf yang berasal dari otak maupun dari sumsum tulang belakang dan menuju organ yang bersangkutan.
Dalam sistem ini terdapat beberapa jalur dan masing-masing jalur membentuk sinapsis yang kompleks dan juga membentuk ganglion.
Urat saraf yang terdapat pada pangkal ganglion disebut urat saraf pra ganglion dan yang berada pada ujung ganglion disebut urat saraf post ganglion.
Sistem saraf otonom dapat dibagi atas sistem saraf simpatik dan sistem saraf parasimpatik.
Perbedaan struktur antara saraf simpatik dan parasimpatik terletak pada posisi ganglion.
Syaraf simpatik mempunyai ganglion yang terletak di sepanjang tulang belakang menempel pada sumsum tulang belakang sehingga mempunyai urat pra ganglion pendek,
Syaraf parasimpatik mempunyai urat pra ganglion yang panjang karena ganglion menempel pada organ yang dibantu.
Fungsi sistem saraf simpatik dan parasimpatik selalu berlawanan (antagonis).
Sistem saraf parasimpatik terdiri dari keseluruhan "nervus vagus" bersama cabang-cabangnya ditambah dengan beberapa saraf otak lain dan saraf sumsum sambung.
Tabel Fungsi Saraf Otonom
-->
Cara kerja saraf simpatik selalu berlawanan dengansaraf parasimpatik (bersifat antagonis).
Simpatik
Parasimpatik
memperbesar pupil mata
menghambat keluarnya air ludah (saliva)
meningkatkan ekskresi keringat dan sekresi getah pancreas
mempersempit pembuluh darah arteri paru-paru dan arteri pada organ kelamin
melebarkan cabang tenggorok (bronkhia)
mengkerutkan kura (limpa)
menyebabkan kontraksi (meremas) rahim pada saat kehamilan dan relaksasi rahim pada saat tidak ada kehamilan
mengecilkan pupil mata
membantu (stimulasi) keluarnya air ludah (saliva)
menurunkan ekskresi keringat dan sekresi getah pancreas
menstimulasi sekresi enzim pada kelenjar pencernaan
mengerutkan kantung kemih (vesica urinaria)
memperlambat denyut jantung
mengurangi volume darah
mempersempit pembuluh darah koroner
memperbesar pembuluh darah arteri paru-paru dan arteri pada organ kelamin
mempersempit cabang tenggorok (bronkhia)
melebarkan kura (limpa)
tidak berpengaruh pada kontraksi dan relaksasi rahim
Untuk memahami lebih jelas emang juga harus dibaca wacana ini
Apa Fungsi Sistem saraf simpatik. Sistem
saraf manusia adalah salah satu yang sangat kompleks, banyak yang beroperasi
tanpa intervensi sadar kita. Bagian dari sistem saraf yang berfungsi secara
otomatis disebut sistem saraf otonom. Sistem saraf simpatik adalah sub-bagian
bagian ini, dan bertanggung jawab untuk mengatur fungsi-fungsi seperti respon
fight-or-flight terhadap stres, serta bentuk-bentuk pembangkit energi.
Fungsinya keseimbangan dengan cara saling melengkapi oleh sistem saraf
parasimpatis, yang mengontrol relaksasi setelah peristiwa stres.
Selain mempersiapkan tubuh untuk mengatasi keadaan
darurat, sistem saraf simpatik melayani tujuan penting lainnya. Misalnya,
berdiri setelah berada dalam posisi duduk untuk waktu yang lama harus disertai
dengan peningkatan tekanan darah, atau seseorang bisa sadar. Kebanyakan orang
memiliki baik dialami atau yang terlihat ringan ketika berdiri tiba-tiba. Tanpa
berfungsinya sistem saraf simpatik, efek seperti ini akan sangat diperbesar.
Sistem saraf simpatik juga mempersiapkan tubuh untuk bangun dan tindakan
setelah siklus tidur, serta meningkatkan denyut jantung dan keringat selama
latihan.
Sistem saraf parasimpatis dapat dilihat dengan
melaksanakan banyak fungsi yang sama, tetapi secara terbalik Ketika hal itu
adalah apa yang paling tepat. Jadi itu adalah bahwa kedua sistem ini tidak
bertentangan satu sama lain, melainkan bekerja untuk memodulasi cara di mana
sistem penting lain dari tubuh tampil. Akibatnya, mereka mengamati perubahan
dari waktu ke waktu dalam lingkungan dan pola pikir, dan bekerja untuk menjaga
tubuh dalam kondisi konstan dan stabil, yang disebut sebagai homeostasis.
Saraf dan struktur lain yang membentuk sistem saraf
simpatis berasal dari toraks vertebra tulang belakang. Dari titik awal di
sumsum tulang belakang, neuron secara bertahap membuka cabang untuk semua
sistem utama dan organ tubuh. Gangguan sistem saraf simpatik jarang terjadi,
tetapi banyak yang ditandai dengan sistem. overactivity
Salah satu penyakit tersebut, yang dikenal sebagai
sindrom distrofi refleks simpatis (RSDS), biasanya menyebabkan nyeri regional
intens dan sensasi terbakar dalam tubuh, terutama di dalam ekstremitas. Gejala
lain meniru apa yang sebaliknya akan pengoperasian alami dari sistem saraf
simpatik, seperti anggota badan menjadi hangat saat disentuh, berkeringat
berlebihan, dan kepekaan yang meningkat terhadap panas dan dingin. Sebagian
karena jarang sekali tertangkap, penyebab RSDS tidak sepenuhnya dipahami,
meskipun telah dikaitkan dengan beberapa bentuk cedera saraf.
KETIKA itu bersama angkatan tua anak anak gonz nonton bareng di pantai Carnaval Ancol ...kayaknya tahun 90 an . Saya hanya ingin meyakinkan suara Bon Jovi itu palsu (diolah jadi aneh aneh ndak) to.... eee ternyata sungguh Fantastik asli ORIGINAL. maka dikala itu emang hebat , akhirnya saya bisa joged di festival area sampai pagi hehehe... dasar
salah satu lagu yang .....emang OK banget it's my life
This ain’t a song for the broken-hearted No silent prayer for the faith-departed I ain’t gonna be just a face in the crowd You’re gonna hear my voice When I shout it out loud
Haid pada perempuan , menandakan fungsi reproduksinya normal.
Kewanitaannya tidak diragukan, namun jika terjadi awal siklus haid, seringkali bingung.
Apa yang sebenarnya terjadi ?
Tentunya perlu diketahui proses fisiologi haid itu apa ?
Maksudnya haid yang normal itu seperti apa?
Materi ini sebenarnya ada di klas XI SMA , namun kadang gurunya melupakan , padahal ketika di TK - SD - SMP ada yang menanyakan gurunya pasti memberitahukannya nanti tanya di SMA
Namun setelah di SMA terkadang tidak terus terang mengajarnya , entah itu disuruh belajar sendiri atau kadang di lupakan hehehe, ya kalau demikian setelah nggak jelas sejak dari TK hingga SMA ini ya bisa baca informasinya sederhana di sini saja .
Siklus menstruasi bervariasi pada tiap wanita dan hampir 90% wanita memiliki siklus 25 – 35 hari dan hanya 10-15% yang memiliki panjang siklus 28 hari, namun beberapa wanita memiliki siklus yang tidak teratur dan hal ini bisa menjadi indikasi adanya masalah kesuburan.
Panjang siklus menstruasi dihitung dari hari pertama periode menstruasi – hari dimana pendarahan dimulai disebut sebagai hari pertama yang kemudian dihitung sampai dengan hari terakhir – yaitu 1 hari sebelum perdarahan menstruasi bulan berikutnya dimulai.
Seorang wanita memiliki 2 ovarium dimana masing-masing menyimpan sekitar 200,000 hingga 400,000 telur yang belum matang/folikel (follicles)
Menstruasi sering disebut adalah Darah yang keluar dari uterus (rahim) perempuan
Lamanya 3-6 hari
Ganti pembalut 2-5 pembalut perhari
Satu siklus normal 21-35 hari
Terjadi akibat penurunan kadar progesteron di darah , setelah terjadi ovulasi sel telur namun sel telur itu tidak dibuahi.
Haid Dipengaruhi berbagai hormon yang disebut kelompok Gonadotropin yang sering disingkat dengan GnRH (Gonadotropin Releasing Hormon) hormon
GnRH ini disekresikan oleh hipothalamus ke Hipofise sehingga memocu kelenjar hipofise anterior menjadi aktif dan mampu nantinya mengeluarkan hormon FSH dan LH .
MEKANISMENYA
Pada permulaan siklus, sebuah kelenjar hipofise yang dibawah kelenjar hopothalamus didalam otak melepaskan hormon yang disebut Follicle
Stimulating Hormone (FSH) kedalam aliran darah yang menuju ovarium , sehingga membuat sel-sel telur tersebut tumbuh didalam ovarium.
Salah satu sel telur kemudian tumbuh lebih cepat daripada sel telur lainnya dan menjadi dominant hingga kemudian mulai memproduksi hormon yang disebut estrogen yang dilepaskan kedalam aliran darah.
Hormone estrogen bekerjasama dengan hormone FSH membantu sel telur yang dominan tersebut tumbuh dan kemudian memberi signal kepada rahim agar mempersiapkan diri untuk menerima sel telur tersebut.
Untuk lebih detailnya dalam teori biologi sebagai berikutFSH dari Hipofise anterior /depan menuju ke ovarium yang berisi folicle folicle
FSH (Folikel Stimulating Hormon) memicu pematangan salah satu folikel diovarium,
Salah satu Folikel diovarium kemudian tumbuh membesar itu disebut Folicle de Graff
FDG ini mampu memproduksi hormon Estrogen sehingga kadar Estrogen didarah jumlahnya besar
Estrogen akan mengakibatkan proliferasi sel endometrium (penebalan dinding uterus yang kita sebut endoetrium )
Selain itu estrogen yang ada didarah itu juga memberi tanda kepada hipofisis artinya memberikan umpan balik ke Hipofisis bahwa segera hentikan FSH sehingga folicle di ovarium jangan ada yang matang lagi . sekaligus memberi tahu Hipofisis untuk mengeluarkan hormon LH (Luteinizing hormon) .
Hormon LH diri Hipofise yang dibawa oleh darah ke ovarium ini akan memacu Folicle de Graff menjadi matang dan segera pecah untuk mengeluarkan ovum yang ada didalam folicle lepas kearah tuba falopii ( saluran telur) dari ovarium yang kita sebut dengan ovulasi
terjadinya Ovulasi ini merubah performance FDG menjadi suatu badan kuning yang disebut Corpus luteum
Corpus Luteum ini tidak lagi menghasilkan estrogen seperti yang dilakukan FDG namun menghasilkan Progesteron
Hormon Progesteron yang disekresi Corpus luteum ini menyebabkan perubahan sekretorik pada endometrium sehingga terjadi Fase sekresi / fase luteal yang artinya dinding endometrium menjadi sangat kuat menempel pada dinding uterus bahkan membentuk pembuluh darah yang tentu dipersiapkan untuk tempat implantasinya / tertanamnya ovum kalau dibuahi.
mengingat Ovum di saluran telur terus bergerak ke arah uterus memerlukan waktu tanpa dibuahi , lama kelamaan Corpus luteum semakin lanjut umurnya berubah Performance menjadi Corpus albicans (badan putih - kayak rambut aja)
Corpus Albicans ini tentu tidak lagi mampu mensekresi Progresteron sehingga dinding endometrium tidak ada yang menguatkan . seketika itu mulailah pada luruh sedikit demi sedikit seirama denga berkurangnya Progesteron
Peluruhan tentu anda tahu dibarengi pula dengan usia Ovum yang sudah super mature (sangat matang) setelah berada di uterus artinya selagi baru terjadi Ovulasi ovum masih Immature sampai di 2/3 tuba falopii menjadi mature ( siap di buahi) lewat dari tuba falopii di uterus ya jadi super mature
Ini semua bisa kita menghitung dan menganalisa pasti sperma hanya bisa membuahi ovum ketika dalam keadaan mature di tuba falopii maka jika ada soal biologi menanyakan dimana terjadinya pembuahan ya di Tuba falopii /oviduct tidak mungkin di rahim karena usia ovum sudah uzur , apalagi di ovarium ya jelas tidak mungkin .
Jadi bila di ringkes jadi suatu bacaan kuncinya belajar Menstruasi ya F-E-L-P Me bukan Help Me maksudnya diawali FSH - Estrogen - LH - Progesteron kemudian menstruasi setelah itu karena ndak ada lagi progesteron segera aktif lagi Hipofise mensekresi FSH lagi. OK
Namun jika terjadinya pelepasan sel telur yang telah matang berada di tuba falopii tersebut tepat ada sperma yang sehat masuk kedalam tuba falopi tersebut, maka sel telur tersebut memiliki kesempatan yang besar untuk dibuahi.
Sel telur yang telah dibuahi memerlukan beberapa hari untuk berjalan menuju tuba falopi, mencapai rahim dan pada akhirnya “menanamkan diri” / imlantasi didalam rahim. Kemudian, sel telur tersebut akan membelah diri dan memproduksi hormon Human Chorionic Gonadotrophin (HCG) yang dapat dideteksi lewat urine
Hormone tersebut membantu pertumbuhan embrio didalam rahim.
Untuk menghitung Subur dan tidaknya pada sistem kontrasepsi sistem Kalender , Penetrasi jangan dilakukan sewaktu ovum dalam keadaan mature (biasanya hari ke 14) jika hari ke 28 menstruasi/
Fase sekresi selalu tetap 14 hari, meskipun siklus haid bervariasi, yang berbeda adalah fase proliferasinya, sehingga harus berhati2 untuk menentukan masa subur
Anomalia atau Gangguan haid dan siklusnya sehingga sangat menyulitkan untuk menhitung biasanya karena
Ritme (irama haid)
Banyaknya darah haid yang keluar
Lamanya darah haid yang keluar
Perdarahan tidak teratur , dimana interval datangnya haid tidak tentu
Perdarahan bercak (spotting) prahaid, pertengahan siklus dan pasca haid
Ritme haid abnormal
Polimenore : haid terlalu sering, <>
Oligomenore, haid terlalu jarang, > 35 hari
Tidak terjadi haid : Amenore
Metroragia : Perdarahan tidak teratur diluar siklus haid
Umumnya, siklus haid terjadi sekitar 28 hari, meski tidak selalu. Terkadang siklus terjadi setiap 21 hari hingga 35 hari. Namun, sebagian perempuan memiliki siklus haid yang tidak normal.
Polimenorea adalah siklus haid lebih pendek dari biasanya (kurang dari 21 hari siklusnya atau masa bersih tanpa darah haid kurang dari 2 minggu). Secara awam bisa terlihat sebagai haid yang terjadi dua kali atau lebih dalam satu bulan. Banyaknya perdarahan bisa sama atau lebih banyak dari haid normal. Penyebabnya antara lain gangguan hormonal sehingga siklus haid menjadi lebih pendek.
Oligomenorea adalah siklus haid yang lebih panjang dari 35 hari. Perdarahan pada oligomenorea biasanya lebih sedikit dari ukuran normal. Penyebabnya antara lain gangguan hormonal, psikologis dan efek penyakit tertentu seperti TBC.
Amenorea adalah ketiadaan haid selama 3 bulan berturut-turut. Dibedakan menjadi dua:
Amenorea primer yaitu bila perempuan usia 18 tahun ke atas tidak pernah mendapat haid sama sekali. Penyebabnya adalah kelainan genetik atau anatomi.
Amenorea sekunder bila perempuan ini pernah mendapat haid tapi kemudian berhenti. Penyebabnya adalah gangguan kurang gizi, metabolisme, tumor, penyakit infeksi, dan sebagainya.
Kelaianan Haid berdasarkan Banyaknya darah haid abnormal
Hipermenore : darah haid banyak, ganti pembalut > 6x perhari
Hipomenore : darah haid terlalu sedikit, ganti pembalut <>
Perdarahan bercak (spotting)
Kelainan Haid berdasarkan Lamanya darah haid yang keluar
Menoragia : Darah haid keluar > 6 hari
Brakimenore : Darah haid yang keluar <>
Perdarahan uterus disfungsional (PUD) adalah Perdarahan uterus abnormal, dimana terjadi gangguan fungsional mekanisme kerja hipotalamus-hipofisis-ovarium-endometrium
Yang bukan disebabkan kelainan organik alat reproduksi seperti mioma uteri atau kista pada ovarium.
Dapat ditemukan pada usia perimenars, usia reproduksi, usia perimenopause
kami berharap ini bisa menjelaskan , meskipun sangat sederhana
PUD usia perimenars
Usia menars : usia mulai terjadinya haid (rata2 11 tahun) hingga memasuki usia reproduksi
3-5 tahun
Siklus haid tidak teratur baik lama maupun jumlah
PUD terjadi krn siklus anovulatorik (95-98%)
D/ anovulasi & analisis hormonal (-)
PUD usia reproduksi
Siklus yang berovulasi (65%) dan siklus yang tidak berovulasi
Analisis hormonal biasanya normal
Diduga akibat gangguan di sentral (disregulasi) akibat adanya gangguan psikis
Pastikan dulu adanya ovulasi dengan suhu basal badan, sitologi vagina atau analisis hormonal
Usia > 35 tahun sebaiknya dilakukan kuret untuk menyingkirkan adanya keganasan pada endometrium
PUD usia perimenopause
Usia antara pramenopause dan pasca menopause
Sekitar usia 40-50 tahun
95% siklus tidak berovulasi
Analisis hormonal : FSH, LH, estradiol, prolaktin
Kadar FSH > 35mIU/ml
Berikut kami berikan gambaran dinding endometrium dengan mekanisme hormonalnya
KELAINAN PADA WANITA SERING JUGA TERJADI MASA HIDUPNYA TIDAK MENSTRUASI YANG DISEBUT DENGAN AMENORE
Amenore (tidak menstruasi)
DEFINISI
Amenore adalah tidak terjadinya menstruasi.
Jika menstruasi tidak pernah terjadi maka disebut amenore primer, jika menstruasi pernah terjadi tetapi kemudian berhenti selama 6 bulan atau lebih maka disebut amenore sekunder.
Amenore yang normal hanya terjadi sebelum masa pubertas, selama kehamilan, selama menyusui dan setelah menopause.
PENYEBAB
Amenore bisa terjadi akibat kelainan di otak, kelenjar hipofisa, kelenjar tiroid, kelenjar adrenal, ovarium (indung telur) maupun bagian dari sistem reproduksi lainnya.
Dalam keadaan normal, hipotalamus (bagian dari otak yang terletak diatas kelenjar hipofisa) mengirimkan sinyal kepada kelenjar hipofisa untuk melepaskan hormon-hormon yang merangsang dilepaskannya sel telur oleh ovarium.
Pada penyekit tertentu, pembentukan hormon hipofisa yang abnormal bisa menyebabkan terhambatnya pelepasan sel telur dan terganggunya serangkaian proses hormonal yang terlibat dalam terjadinya menstruasi.
Penyebab amenore primer:
1. Tertundanya menarke (menstruasi pertama)
2. Kelainan bawaan pada sistem kelamin (misalnya tidak memiliki rahim atau vagina, adanya sekat pada vagina, serviks yang sempit, lubang pada selaput yang menutupi vagina terlalu sempit/himen imperforata)
3. Penurunan berat badan yang drastis (akibat kemiskinan, diet berlebihan, anoreksia nervosa, bulimia, dan lain lain)
4. Kelainan bawaan pada sistem kelamin
5. Kelainan kromosom (misalnya sindroma Turner atau sindroma Swyer) dimana sel hanya mengandung 1 kromosom X)
6. Obesitas yang ekstrim
7. Hipoglikemia
8. Disgenesis gonad
9. Hipogonadisme hipogonadotropik
10. Sindroma feminisasi testis
11. Hermafrodit sejati
12. Penyakit menahun
13. Kekurangan gizi
14. Penyakit Cushing
15. Fibrosis kistik
16. Penyakit jantung bawaan (sianotik)
17. Kraniofaringioma, tumor ovarium, tumor adrenal
18. Hipotiroidisme
19. Sindroma adrenogenital
20. Sindroma Prader-Willi
21. Penyakit ovarium polikista
22. Hiperplasia adrenal kongenital
Penyebab amenore sekunder:
1. Kehamilan
2. Kecemasan akan kehamilan
3. Penurunan berat badan yang drastis
4. Olah raga yang berlebihan
5. Lemak tubuh kurang dari 15-17%extreme
6. Mengkonsumsi hormon tambahan
7. Obesitas
8. Stres emosional
9. Menopause
10. Kelainan endokrin (misalnya sindroma Cushing yang menghasilkan sejumlah besar hormon kortisol oleh kelenjar adrenal)
11. Obat-obatan (misalnya busulfan, klorambusil, siklofosfamid, pil KB, fenotiazid)
12. Prosedur dilatasi dan kuretase
13. Kelainan pada rahim, seperti mola hidatidosa (tumor plasenta) dan sindrom Asherman (pembentukan jaringan parut pada lapisan rahim akibat infeksi atau pembedahan).
GEJALA
Gejalanya bervariasi, tergantung kepada penyebabnya.
Jika penyebabnya adalah kegagalan mengalami pubertas, maka tidak akan ditemukan tanda-tanda pubertas seperti pembesaran payudara, pertumbuhan rambut kemaluan dan rambut ketiak sert perubahan bentuk tubuh.
Jika penyebabnya adalah kehamilan, akan ditemukan morning sickness dan pembesaran perut.
Jika penyebabnya adalah kadar hormon tiroid yang tinggi maka gejalanya adalah denyut jantung yang cepat, kecemasan, kulit yang hangat dan lembab.
Sindroma Cushing menyebabkan wajah bulat (moon face), perut buncit dan lengan serta tungkai yang kurus.
Gejala lainnya yang mungkin ditemukan pada amenore:
• Sakit kepala
• Galaktore (pembentukan air susu pada wanita yang tidak hamil dan tidak sedang menyusui)
• Gangguan penglihatan (pada tumor hipofisa)
• Penurunan atau penambahan berat badan yang berarti
• Vagina yang kering
• Hirsutisme (pertumbuhan rambut yang berlebihan, yang mengikuti pola pria), perubahan suara dan perubahan ukuran payudara
DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala, hasil pemeriksaan fisik dan usia penderita.
Pemeriksaan yang biasa dilakukan adalah:
• Biopsi endometrium
• Progestin withdrawal
• Kadar prolaktin
• Kadar hormon (misalnya testosteron)
• Tes fungsi tiroid
• Tes kehamilan
• Kadar FSH (follicle stimulating hormone)< LH (luteinizing hormone), TSH (thyroid stimulating hormone)
• Kariotipe untuk mengetahui adanya kelainan kromosom
• CT scan kepala (jika diduga ada tumor hipofisa).
PENGOBATAN
Pengobatan tergantung kepada penyebabnya.
Jika penyebabnya adalah penurunan berat badan yang drastis atau obesitas, penderita dianjurkan untuk menjalani diet yang tepat.
Jika penyebabnya adalah olah raga yang berlebihan, penderita dianjurkan untuk menguranginya.
Jika seorang anak perempuan belum pernah mengalami menstruasi dan semua hasil pemeriksaan normal, maka dilakukan pemeriksaan setiap 3-6 bulan untuk memantau perkembangan pubertasnya.
Untuk merangsang menstruasi bisa diberikan progesteron.
Untuk merangsang perubahan pubertas pada anak perempuan yang payudaranya belum membesar atau rambut kemaluan dan ketiaknya belum tumbuh, bisa diberikan estrogen.
Jika penyebabnya adalah tumor, maka dilakukan pembedahan untuk mengangkat tumor tesebut.
Tumor hipofisa yang terletak di dalam otak biasanya diobati dengan bromokriptin untuk mencegah pelepasan prolaktin yang berlebihan oleh tumor ini.
Bila perlu bisa dilakukan pengangkatan tumor. Terapi penyinaran biasanya baru dilakukan jika pemberian obat ataupun pembedahan tidak berhasil.
Hipofisis anterior kita memproduksi 2 gonadotropin berupa hormon yang mengaktifkan kelenjar kelamin yaitu
LH – Luteinizing Hormone
FSH – Follicle Stimulating Hormone
Ke dua hormon ini dari hipofise dibawa oleh darah ke gonade penting bagi keberlangsungan fungsi gonad dan sistem reproduksi manusia.
Kedua hormon yang menstimulasi kelenjar kelamin ini diproduksi hipofise ketika manusia sudah akil balik ( Dewasa ) jadi tidak pernah dikeluarkan ketika manusia itu masih bayi
Hormon FSH dan LH dihasilkan oleh kelenjar Hipofise depan atau bagian anterior
Banyak hormon yang dihasilkan oleh Kelenjar Hipofise anterior ini selain FSH dan LH ( Gonadotropin)
Untuk membahas hormon produk hipofise anterior ini akan diterangkan sekedar tahu aja OK
Note Kelompok utama hormon hipofisis anterior : kelompok glikoprotein
LH - Luteinizing hormone - Provokasi kelenjar gonade , agar terjadi ovulasi dan corpus luteum memproduksi progesteron ,
FSH – Follicle stimulating hormone - provokasi kelenjar Gonade merangsang terbentuknya Folicle de Graf sehingga mampu membuat estrogen
Kelompok kedua hormon hipofisis anterior :
GH – growth hormone - merangsang pertumbuhan tulang belakang
Prolaktin - merangsang pertumbuhan kelenjar susu untuk menghasilkan ASI
Kelompok ketiga :
Adrenocorticotropin memprovokasi kelenjar adrenal menghasilkan adrenalin
Lipotropin
Melanotropin merangsang pembentukan pigmen kulit
Endorfin
OK
Kini siapkan secara khusus kita bahas FSH dan LH
LH, FSH secara struktur memiliki kemiripan satu sama lain dan dibentuk oleh dua subunit protein (glikoprotein) yang berbeda yaitu α dan β.
Regulasi FSH dan LH
Pengaturan fungsi gonadotropin di modulasi oleh :
Faktor hipotalamus melalui GnRH
Faktor hipofisis ( regulasi autokrin )
Umpan balik gonad ( steroid dan peptida repoduksi )
berpengaruh besar pada menstruasi - Siklus ovulasi , secara normal dapat dibagi menjadi :
Fase Folikular
Fase luteal
Fase folikular bermula saat awal menstruasi dan mencapai puncaknya pada lonjakan LH fase ini terjadi karena hormon FSH yang mengawali pembentukan FDG ( Folicle de Graff) sebelum ovulasi (praovulasi).
Fase luteal diawali dengan lonjakan LH praovulasi sampai hari pertama haid. Hormon yang mempengaruhi adalah LH , adanya LH membuat matang folikle sehingga pecah dan terjadi ovulasi , kondisi Ovulasi terbentuk Corpus luteum yang gencar memproduksi Progesteron
Mekanisme kerja Hipotalamus - Hipofise secara sistematis kami uraiakan
GnRH di sintesis dalam nukleus arkuatus dan disalurkan sepanjang akson sel neuroendokrin melalui eminensia mediana hipotalamus.
Pelepasan GnRH dilakukan dalam bentuk pulsasi dan dalam keadaan basal frekuensinya satu denyut setiap jam.
Frekuensi pelepasan GnRH paling cepat terjadi pada fase folikular dan sedikit melambat pada fase luteal awal dan paling lambat pada fase luteal lanjut
Frekuensi denyut yang cepat akan membantu sekresi LH
dan frekuensi denyut yang lambat membantu pelepasan FSH.
Denyut yang lambat pada fase lueal lanjut dibutuhkan untuk meningkatkan kadar FSH yang penting untuk memulai siklus menstruasi lebih lanjut. OK
Mekanisme Hipofise - Kelenjar Gonade dalam siklus menstruasi
Penurunan kadar estradiol / Estrogen dan progesteron akibat regresi corpus luteum dari siklus sebelumnya mengawali kenaikan kadar FSH
melalui mekanisme umpan balik negatif yang merangsang pertumbuhan folikel dan sekresi estradiol.
Dengan rendahnya kadar estradiol terjadi mekanisme umpan balik negatif yang akan menyebabkan pelepasan LH dari hipofisis.
Dengan meningkatnya kadar estradiol pada akhir fase proliferasi terjadi mekanisme umpan balik positif sehingga terjadi lonjakan LH dan ovulasi.
Progestin yang terdapat dalam pil KB menyebabkan terjadinya umpan balik negatif pada GnRH sehingga tidak terjadi pelepasan hormon gondadotropin dan tidak terjadi ovulasi.
Mekanisme Menstruasi - Pregnansi
Selama fase luteal, baik LH maupun FSH akan ditekan melalui efek umpan balik negatif dari meningkatnya kadar estradiol dan progesteron sirkulasi.
Inhibisi akan terus berlangsung sampai kadar estradiol dan progesteron menurun menjelang akhir fase luteal akibat regresi corpus luteum saat tidak terjadi kehamilan.
Efek akhir adalah meningkatnya kadar FSH yang menyebabkan pertumbuhan folikel baru pada siklus berikutnya.
Dalam keadaan tidak terjadi kehamilan durasi fungsi corpus luteum umumnya 14 hari setelah lonjakan LH.
Inhibin , Aktivin dan Folistatin
Inhibin, aktivin dan folistatin adalah peptida yang diproduksi ovarium, testis, hipofisis dan plasenta yang mempengaruhi fungsi gonadotropin. Sesuai dengan namanya, inhibin berperan menurunkan fungsi gonadotropin dan aktivin berperan dalam menstimulasi fungsi gonadotropin.
Folistatin adalah peptide hipofisis dan perannya adalah inhibisi gonadotropin namun potensinya hanya sepertiga inhibin.
Steroid gonad menggunakan kontrol umpanbalik negatif dalam mengendalikan sintesa dan sekresi FSH dan LH. Pada sel-sel gonadotropin di hipofisis dan sejumlah neuron hipotalamus memiliki reseptor estrogen, progesteron dan androgen.
Mekanisme kerja gonadotropin (Hormon LH dan FSH)
Reseptor hormon glikoprotein terdapat pada membran plasma sel target di gonad.
Ditemukan reseptor FSH dan LH yang berbeda.
Reseptor LH dan FSH terdapat di dalam membran plasma sel sel granulosa sel ovarium dan sel Serttoli di Testis.
FSH menyebabkan proliferasi sel granulosa di sekitar folikel yang sedang berkembang dan biosintesis estrogen oleh sel ini.
Setelah ovulasi, sel teka sekeliling folikel ovarium yang sudah pecah di ubah menjadi corpus luteum.
Corpus Luteum merespon stimulasi LH dengan memproduksi progesteron.
GONADOTROPIN KE GONADE PRIA
Pada pria, FSH menstimulasi spermatogenesis dalam epitel seminiferus dan produksi “protein binding androgen”, aromatase dan inhibin oleh sel Sertoli.
LH menstimulasi produksi testosteron oleh sel Leydig.
Testosterone meningkatkan maskulinisasi pada lokasi target perifer setelah dikonversi menjadi metabolit yang lebih poten yaitu dehidrotestosteron – DHT
“Ukuran kinerja suatu organisasi/perusahaan tidak dapat diukur dari para pelaksana pelayanan, tetapi justru dari penerima layanan. Hal ini dikarenakan kinerja itu pada dasarnya adalah output dan bukan input, pihak yang dapat merasakan output bukanlah penyelenggaran layanan tetapi pengguna jasa layanan (masyarakat).”
jangan ngomong banyak blog ini bagus kalau belum dikunjungi 5 juta pengunjung hahaha
Kedudukan kelenjar Gondok (Thyroid), berada di leher bagian depan, di bawah jakun.
Kelenjar ini menghasilkan hormon Thyroid, yang fungsinya adalah untuk :
Mengatur berbagai ‘Metabolisme’ tubuh, terutama yang berhubungan dengan Pembentukan Energi, penggunaan tubuh atas hormon hormon lain dan vitamin serta mengatur pertumbuhan dan pematangan dari sel jaringan tubuh.Penyakit atau masalah yang dapat ditimbulkan berhubungan dengan produksi hormon yang berlebihan (hyperthyroidism) atau kekurangan (hypothyroidism).
Jenis hormon yang diproduksi oleh kelenjar Gondok
Proses pembentukan hormon kelenjar Gondok mengalami perjalanan yang cukup panjang, dimana diawali dari penerimaan rangsangan di Batang Otak (hypothalamus).
Hypothalamus melepaskan ‘Thyrotropin-Releasing Hormone’ (TRH), melalui peredaran darah hormon ini sampai di kelenjar Pituitary yang berada di dasar otak. Sebagai balasannya, kelenjar Pituitary melepaskan ‘Thyroid-Stimulating Hormone’ (TSH) ke dalam sistem peredaran darah yang akhirnya sampai di kelenjar Gondok. TSH kemudian merangsang kelenjar Gondok untuk memproduksi 2 jenis hormonnya yaitu :
L-thyroxine (T4) dan
Triiodothyronine (T3).
Selain itu kelenjar Gondok juga membutuhkan mineral Iodium yang cukup untuk membentuk ke dua jenis hormon tersebut di atas (T3 dan T4)
Pengaturan akan produksi hormon kelenjar Gondok, diatur oleh rangsangan terhadap kelenjar Pituitary. Misalnya ketika hormon kelenjar Gondok mencapai kadar yang tinggi di dalam darah, maka pelepasan TRH dan TSH menurun, sehingga rangsangan terhadap kelenjar Gondok juga menurun sehingga produksi hormon kelenjar Gondok juga menurun, sebaliknya ketika kadarnya mulai rendah dan berkurang, maka kelenjar Pituitary kembali melepaskan TSH nya dan mulai merangsang kelenjar Gondok untuk meningkatkan produksi hormon T3 dan T4 nya. Demikian seterusnya pengaturan dari produksi hormon kelenjar Gondok dapat terus diatur dan akan tetap dalam kadar yang stabil sesuai kebutuhan tubuh.
Kegagalan pada ‘pengaturan’ produksi hormon kelenjar gondok ini akan menyebabkan terjadinya :
Penyakit kelenjar Gondok
Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa terjadinya gangguan pada produksi kelenjar Gondok adalah akibat dari gagalnya system pengaturan. Tetapi tidak semua penyakit kelenjar Gondok harus mengalami gangguan produksi Hormon. Ada beberapa penyakit Gondok yang tidak mengalami gangguan produksi Hormon, artinya jumlah hormon kelenjar Gondok yang ada di dalam darah berada pada kadar yang stabil (tidak kurang dan tidak lebih), ini yang disebut dengan Euthyroid.
Pada setiap tindakan medis yang akan dilakukan (seperti operasi kelenjar gondok), pertama yang harus diperhatikan adalah, apakah kelenjar dalam keadaan Euthyroid ? dan ini mutlak. Dan juga tujuan dari berbagai pengobatan terhadap penyakit kelenjar Gondok adalah agar keadaannya senantiasa berada pada keadaan yang “Euthyroid”. Untuk mengetahui keadaan tersebut maka perlu diadakan pemeriksaan Laboratorium terhadap kadar hormon kelenjar Gondok yaitu pemeriksaan terhadap kadar T3, T4 dan TSH. Serta ratio dari T3 dan T4.
Berbagai penyebab terjadinya gangguan kelenjar Gondok
Penyebab terjadinya Hypothyroidism :
Kehilangan jaringan : Akibat dari berbagai tindakan medis yang menyebabkan hilangnya jaringan kelenjar (seperti tindakan operasi, penyinaran dsb.)
Kongenital (Kelainan bawaan) : Hypothyroidism dapat terjadi sejak lahir.
Kelainan pada produksi hormon thyroid : “Hashimoto thyroiditis”, adalah gagalnya kelenjar Gondok memproduksi hormon Thyroid, hal mana ditandai dengan meningkatnya jumlah TSH di dalam darah. Meningkatnya TSH ini akan menyebabkan “Goiter” (pembesaran kelenjar Gondok yang nyata, nampak di depan leher)
Akibat pengobatan : Beberapa tindakan pengobatan yang mengandung mineral lithium (Eskalith, Lithobid), mempunyai efek samping hypothyroidism.
Penyebab terjadinya Hyperthyroidism :
Penyakit Grave : Adalah dimana kelenjar Thyroid, mengalami rangsangan yang berlebihan dalam pembentukan hormon. Rangsangan ini diduga oleh senyawa yang ada di dalam peredaran darah yang dikenal dengan Thyroid Stimulating Immunoglobulin (TSI). TSI ini dapat menyebabkan rangsangan yang berlebihan dan menimbulkan Goiter.
Toxic Multinodular Goiter : Kelainan ini timbul akibat produksi hormon Thyroid yang berlebihan dari kelenjar Gondok itu sendiri tanpa ada pengaruh rangsangan dari mana mana. Juga tanpa adanya rangsangan dari TSH. Kelainan ini biasanya terjadi pada penderita yang telah lama mengalami Goiter yang tak terkontrol, seperti pada usia lanjut. Penyakit Toxic multinodular goiter berbeda dari Penyakit Grave, karena gejala hyperthyroidism nya lebih ringan, dan komplikasi kelainan mata juga tidak separah Grave.
Thyroiditis : Radang kelenjar Gondok. Peradangan dapat menyebabkan satu lonjatan hyperthyroid, sehingga dapat menimbulkan keadaan hypothyroidism, dan akan menurun ketika radang teratasi.
Pituitary adenoma : Penyakit tumor kelenjar pituitary, yang menyebabkan meningkatnya TSH diluar sistem pengaturan. Hal ini mempengaruhi kelenjar Gondok, sampai terjadi rangsangan yang berlebihan dan menyebabkan produksi hormon Thyroid yang juga berlebihan.
Drug-induced hyperthyroidism : Keadaan ini adalah akibat efek samping pengobatan.
Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala demikian banyak dan kompleks, terkadang mirip dengan penyakit lainnya yang lazim terjadi. Seperti gangguan kulit, rambut, mata, nyeri persendian, kelelahan otot,
gangguan saraf tepi sampai kepada gangguan jantung, hati dan otak. Seringkali terjadinya penyakit kelenjar Gondok tidak pernah terdeteksi secara langsung. Mungkin kecurigaan dari salah seorang dokter secara pribadi, yang kemudian melakukan test laboratorium terhadap hormon kelenjar Gondok secara kwantitatif, baru diketahui jika penderita tersebut mengalami Hyperthyroid atau Hypotyroid.
Penyakit Gondok yang paling sering dan mudah terdeteksi adalah penyakit Gondok, “Hypertrofi Thyroid” (Basedow) yang disebabkan oleh kekurangan mineral Iodium. Penyakit ini mudah dikenali karena :
Terjadi pembesaran kelenjar Gondok yang nyata.
Kejadian serupa menimpa satu wilayah tertentu.
Tidak ada tanda tanda Hyperthyroid atau Hypothyroid. (dalam keadaan Euthyroid).
BERIKUT DAPAT DILIHAT PADA TABEL DAMPAK KEKURANGAN DAN KELEBIHAN DARI TIROKSIN AKIBAT GANGGUAN THYROID PADA TUBUH MANUSIA Jadi jika di ambil uraiannya penyakit gondok, struma, adalah pembengkakan atau benjolan besar pada leher sebelah depan (pada tenggorokan) dan terjadi akibat pertumbuhan kelenjar gondok yang tidak normal. Kebanyakan penyakit gondok disebabkan oleh kekurangan yodium dalam makanan. Unsur yodium sangat penting bagi perkembangan sel-sel tubuh termasuk kesehatan otak. Yodium sendiri dibutuhkan untuk membentuk hormon tyroid yang nantinya akan diserap di usus dan disirkulasikan menuju bermacam-macam kelenjar. Kelenjar tersebut diantaranya adalah : Kelenjar susu, Plasenta, Kelenjar air ludah, Kelenjar gondok, dan lain-lain.
Sebagaian besar unsur yodium ini dimanfaatkan pada kelenjar gondok/kelenjar tiroid dimana fungsi kelenjar tiroid yaitu mengatur metabolisme tubuh, sehingga segala sesuatunya berjalan lancar dan normal didalam tubuh seseorang.. Jika kadar yodium di dalam kelenjar gondok kurang, maka akan berpengaruh pada kinerja kelenjar gondok tersebut. Apabila kelenjar gondok bekerja melebihi kerja normal (Hipertiroid) biasanya kelenjar gondok membesar dan juga akan didapatkan hasil laboratorium untuk hormon TSH, T3 dan T4 yang berada diatas ambang normal. Hipotiroid kebalikan dari hipertiroid, disini kelenjar gondok bekerja dibawah normal, sehingga ketiga hormon tadi kadarnya didalam serum dibawah angka normal.
Pada hipertiroid , peradangan kelenjar tiroid maupun adanya neoplasma atau tumor kelenjar gondok, maka kelenjar itu akan membesar, berupa benjolan atau massa yang bisa diraba pada leher tengah bagian depan.
GEJALA
Benjolan di leher bagian depan
Bergerak saat menelan
Bisa satu sisi atau kedua sisi
Suara parau, sesak nafas, gangguan menelan, teraba keras, gerak terbatas
gemetar, gelisah dan matanya menonjol ke luar, keadaan ini merupakan tanda jenis gondok yang berbahaya, yang harus segera ditangani secara lebih serius.
Disebut juga sebagai kelenjar suprarenalis karena letaknya di atas ginjal. Dan kadang juga disebut sebagai kelenjar anak ginjal karena menempel pada ginjal.
Di dalam tubuh terdapat dua kelenjar adrenal,
masing-masing mempunyai berat ± 4 gram.
Kelanjar ini terletak di kutub superior ginjal.
Secara anatomis kelanjar adrenal dibedakan atas: Adrenal korteks yang tersusun atas: Zona glomerolusa , Zona fasikulata , Zona retikularis serta Adrenal medulla yang menghasilkan: Epinefrin dan Nor-epinefrin
--> Perhatikan gambar Kelenjar adrenal , kelenjar ini terdiri dari dua lapis yaitu
bagian medulla
bagian
korteks
Adrenal medulla adalah kelenjar adrenal bagian dalam yang
menempati 20% dari kelenjar adrenal.
Prosentase hormon yang dihasilkan adalah: Epinefrin (80%) dan Nor-epinefrin (20%)
Nor-epinefrin yang ada dalam sirkulasi darah menyebabkan
konstriksi seluruh pembuluh darah tubuh.
Hal ini menyebabkan peningkatan
aktivitas jantung, penghambatan saluran gastrointestinal, dan pelebaran pupil
mata
Maka Hormon-hormon yang dikeluarkan dari Medulla memiliki efek
yang sama pada organ sebagai efek sistem saraf simpatik
Epinefrin menimbulkan efek yang kurang lebih sama dengan
nor-epinefrin.
Perbedaan yang bisa dicatat adalah:
Epinefrin mempunyai efek metabolik 5 – 10 kali lebih
besar daripada nor-epinefrin.
Akibatnya, perangsangan terhadap jantung juga
menjadi lebih besar.
Efek epinefrin dalam mengkontriksikan pembuluh darah
dalam otot lebih lemah dibanding nor-epinefrin. OK
Adrenal
Korteks yang tersusun atas Zona glomerolusa , Zona fasikulata , Zona retikularis terinci sebagai berikut
Zona
Glomerolusa
Zona
ini secara eksklusif memproduksi mineralokortikoid, terutama aldosteron.
Efek
aldosteron adalah meningkatkan jumlah natrium dan menurunkan jumlah kalium
dalam cairan ekstraseluler, selama proses pembentukan urine.
Efek
berlebihnya kadar aldosteron:
Menyebabkan
hipokalemia, yaitu keadaan menurunnya konsentrasi kalium dalam plasma darah
sampai di bawah nilai normal.
Penderita
mengalami kelemahan otot yang berat.
Efek
rendahnya kadar aldosteron:
Konsentrasi
ion kalium dalam cairan ekstraseluler meningkat sampai jauh di atas nilai
normal.
Peningkatan
60 – 100% dari nilai normal menyebabkan keracunan jantung.
Peningkatan di atas itu, menyebabkan gagal
jantung.
Zona Fasikulata
Zona ini mensintesis glukokortikoid, terutama kortisol.
Peran kortisol:
Mengontrol metabolisme karbohidrat, protein, dan
lemak.
Membantu menolak efek destruktif dari stres mental dan
fisik.
Kortisol yang berlebih
menyebabkan timbulnya sindrom
Cushin
Sindrom
Cushin yang ditandai oleh:
Meningkatkan kadar glukosa darah (hiperglikemia)
Menurunnya protein
Meningkatnya timbunan lemak.
Glukosa tercampur dalam urine (glukosuria), mirip dengan DM sehingga disebut ‘Diabetes Adrenal’.
Sebagian glukosa diendapkan sebagai lemak tubuh di
atas bahu dan wajah, sehingga disebut ‘punuk kerbau’ (buffalo hump) dan
‘muka bulan’ (moon face).
Zona Retikularis
Zona ini menghasilkan hormon seks adrenal (androgen dan
estrogen) yang identik dengan yang dihasilkan gonad.
Namun androgen dan
estrogen adrenal ini tidak cukup kuat untuk menimbulkan efek maskulinitas dan
feminitas.
Beberapa kelainan terkait dengan meningkatnya androgen
adrenal.
Maskulinitas pada wanita dewasa, tanda-tanda:
Hirsutisme yaitu mengalami pola pertumbuhan rambut tubuh
pria.
Suara berat
Otot lengan dan tungkai berkembang
Payudara mengecil
Menstruasi mungkin terhenti
Pseudo hermafroditisme pada bayi perempuan yang ditandai
dengan
Pertumbuhan genetalia eksternal pria.
Pubertas prekoks pada anak laki-laki pra-pubertas.
Sekresi androgen adrenal tidak disertai dengan
pembentukan sperma atau aktivitas gonad karena testis masih berada dalam status
pra-pubertas non-fungsional.
Gejala pubertas prekoks, antara lain:
Suara menjadi berat
Tumbuh jenggot
Penis membesar
Jadi Hormon yang dihasilkan kelenjar adrenal itu
Glukokortikoid
mempengaruhi metabolisme dan membantu meningkatkan kadar gula darah
Aldosteron adalah
steroid yang menargetkan tubulus distal ginjal dan merangsang serapan kembali
natrium dan kalium.
Androgen
seperti testosteron disekresi oleh korteks adrenal. produksi androgen adrenal
yang berlebihan dapat menyebabkan pubertas dini pada anak-anak muda dan pola
rambut tubuh maskulin pada perempuan.
Hormon Kortisol dan Glukokortikoid ini disekresi oleh
anak ginjal karena provokasi dari hormon Adrenocorticotropic hormon yang disekresi oleh
hipofisis anterior artinya hormon Kortisol dan Glukokortikoid tidak akan disekresi oleh adrenal jika ACTH mengalami gangguan
Hormon Adrenokortikotrop ini bekerjanya dikendalikan dan
diatur oleh hormon hipotalamus corticotrophin-releasing peptide.
MATERI INI SAYA PIKIR CUKUP UNTUK SMA ... INGIN LEBIH DALAM KLIK INI
ADH dibentuk di nucleus supraoptikus dan paraventrikular hipotalamus, dan ditransport ke lobus posterior kelenjar hipofisis melalui akson neuron penghasil hormon.
ADH melalui reseptor V2 dan cAMP menyebabkan penggabungan kanal air ke dalam membran lumen sehingga meningkatkan reabsorsi air pada tubulus distal dan duktus koligentes ginjal.
ADH juga merangsang absorsi Na+ dan urea di tubulus.
Konsentrasi ADH yang tinggi juga menyebabkan vasokonstriksi (melalui reseptor V1 dan IP3).
Rangsangan untuk pelepasan ADH adalah hiperosmolaritas ekstrasel (atau penyusutan sel) dan penurunan pengisian di kedua atrium, serta muntah, nyeri, stress, dan gairah (seksual).
Sekresi ADH selanjutnya dirangsang oleh angiotensin II, dopamine, dan beberapa obat atau toksin (misal nikotin, morfin, barbiturat).
Peningkatan perenggangan atrium serta asam aminobutirat-γ (GABA), alkohol, dan pajanan terhadap dingin menimbulkan efek penghambatan.
EFEK PADA TUBUH
Kelebihan ADH
Sering kali terjadi akibat penigkatan pembentukan ADH di hipotalamus, missal, karena stress.
Selain itu, ADH dapat dibentuk secara ektopik pada tumor (terutama small cell carsinoma bronchus) atau penyakit paru.
Hal ini menyebabkan penurunan eksresi air (oligouria).
Konsentrasi komponen urin yang sukar larut dalam jumlah yang bermakna dapat menyebabkan pembentukan batu urin (urolitiasis).
Pada waktu yang bersamaan terjadi penurunan osmolaritas ekstrasel (hiperhidrasi hipotonik) sehingga terjadi pembengkakan sel.
Hal ini terutama berbahaya jika menyebabkan edema serebri.
Defisiensi ADH
Terjadi jika pelepasan ADH berkurang, seperti pada diabetes insipidus sentralis yang diturunkan secara genetic, pada kerusakan neuron, missal oleh penyakit autoimun, atau trauma kelenjar hipofisis lainnya.
Penyebab eksogen lainnya termasuk alkohol atau pajanan terhadap dingin.
Di sisi lain, ADH mungkin gagal mempengaruhi ginjal, bahkan jika jumlah yang dieksresikan normal, misal pada kerusakan kanal air, atau jika kemampuan pemekatan ginjla terganggu, seperti pada defisiensi K+, kelebihan Ca2+, atau inflamasi medilla ginjal.
Penurunan pelepasan ADH atau efek yang timbul akibat pengeluaran urin yang kurang pekat dalam jumlah besar dan dehidrasi hipertonik menyebabkan penyusutan sel.
Pasien akan dipaksa mengkompensasi kehilangan air melalui ginjal dengan meminum banyak air (polidipsia).
Jika osmoreseptor dihipotalamus rusak, defisiensi ADH akan disertai dengan hipodipsia dan dehidrasi hipertonik akan menjadi sangat nyata.
BERIKUT KAMI SAJIKAN PERAN HIPOFISE SEBAGAI MASTER OF GLAND
Kelenjar Hipofise
Suatu kelenjar yang terletak di dasar tengkorak dibawah Hypothalamus yang memegang peranan penting dalam sekresi hormon dari semua organ-organ endokrin.Hormon yang diproduksi sebagai Stimulator - provokator organ organ lain sehingga mampu aktif
Kelenjar hipofise terdiri dari 2 lobus yaitu :
A. lobus anterior (adenohipofisis) sisi depan
B. lobus posterior (neurohipofisis)” sisi belakang
1. Lobus anterior ( adenohipofise ) =
menghasilkan sejumlah hormon yang bekerja sebagai zat pengendali produksi dari semua organ endokrin yang lain.
Hormon yang disekresi antara lain:
1 .Hormon somatrotopin = memprovokasi tulang belakang sehinga tumbuh
2 ·Hormon tirotropin = memprovokasi kelenjar tiroid untuk segera menghasilkan hormon tiroksin
3 ·Hormon Adrenokortikotropin = menegndalikan kelenjar suprarenalis (kelenjar anak ginjal) dalam menghasilkan adrenalin
4. Hormon Gonadotropin = memprovokasi organ kelamin (ovarium / testes)
5. Luteotropin (Prolaktin) = Glandula mamae tumbuh membesar dan menghasilkan ASI
B. Lobus posterior ( neurohipofise ), lobus ini mengeluarkan 2 jenis hormon antara lain:
1 ·Hormon Anti Diuretika Hormone(ADH) = mengatur jumlah air yang keluar melalui ginjal membuat kontraksi otot polos. ADH disebut juga sebagai hormon pituitrin.
2 ·Hormon oksitosin = merangsang dan menguatkan kontraksi uterus sewaktu melahirkan dan mengeluarkan air susu sewaktu menyusui. Terletak di dasar tengkorak, di dalam fosa hipofise tulang spenoid.
3. Petresin dan Prostaglandin dan Vasopresin
dapat dilihat Gambar . OK