Saturday, January 4, 2014

KAPSUL BAKTERI




Kapsula  adalah  struktur  luar  dinding sel  yang berupa    lapisan   tebal,  kental,  memiliki bentuk dan kepadatan tertentu serta dapat melekat kuat.
Adapun    fungsi  kapsula  sebagai pelindung  organisme  yang  mengekskresinya  terhadap  lingkungan  yang  kurang menguntungkan  (kekeringan),  sebagai  cadangan  makanan  dan  pengikat  antar  sel  dalam satu  koloni. 
Hanya  bakteri  tertentu  yang  dapat  membentuk  kapsula  dan  tidak  semua anggota dari satu jenis bakteri yang memiliki kapsula. Contohnya bakteri anthrax, penyebab penyakit  antracis  yang  terdapat  pada  ternak. 
Bakteri  ini  meruapakan    bakteri  yang  tidak membentuk kapsula ketika bakteri ini tumbuh di luar tubuh organisme, tetapi kapsula akan dibentuk bila menginfeksi hewan hospesnya.
Kapsula  terdiri  atas  molekul  polisakarida  kompleks  yang  tersusun  dalam  bentuk  gel  yang terdapat di luar dinding sel.
Komposisi kimia tiap kapsula sangat spesifik untuk setiap strain  bakteri  yang  mengekskresinya. 
Penyusun  utama  kapsul  pada  umumnya  adalah polisakarida yang terdiri atas glukosa, asam amino, rhamnosa, serta asam organik seperti asam  piruvat  dan  asam  asetat. 
Ada  pula  yang  mengandung  peptida  seperti  kapsul  pada bakteri  Bacillus  sp.  Selain  itu  Klebsiella  pneumonia  juga  mempunyai  kapsul  yang  sangat tebal.  
Beberapa  kapsul terdiri dari polipeptida. Spesifitas komposisi kimiawi kapsul dapat dilihat  pada  beberapa  jenis  bakteri  misalnya  pada  Leoconostoc  mesenteroides  berupa glukosa  (misalnya  dektrosa),  pada  Staphylococcus  piogenic  berupa  polimer  gula  amino (misalnya  asam  hialuronat),  pada  Bacillus  antraksis  berupa  polipeptida  (misalnya  polimer asam  D-glutamat)  atau  pada  bakteri  penyebab  disentri  berupa  kompleks  polisakarida protein.
Ketika  bakteri  berkapsula  menyerang  inang,  maka  kapsula  ini  mencegah  mekanisme
pertahanan  inang  seperti  fagositosis  yang  dapat  merusakkan  bakteri.  
Kapsula  melindungi bakteri  dari  tindakan  fagositik  leukosit  dan  memungkinkan  patogen  untuk  menyerang tubuh.
Jika patogen kehilangan kemampuannya untuk membentuk kapsula, dapat menjadi avirulent  atau  kurang  memiliki  kemampuan  untuk  menyebabkan  penyakit  dan menyebabkan bakteri lebih mudah rusak.
Kemampuan menghasilkan kapsula  merupakan sifat genetis, tetapi produksinya sangat dipengaruhi  oleh  komposisi  medium  tempat  ditumbuhkannya  sel-sel  yang  bersangkutan.
Komposisi medium juga dapat mempengaruhi ukuran kapsul.
Ukuran kapsul berbeda-beda menurut jenis bakterinya dan juga dapat berbeda diantara jalur-jalur yang berlainan dalam satu spesies.
Semua kapsul bakteri tampaknya dapat larut dalam air.
Beberapa  bakteri  mengakumulasi  senyawa-senyawa  yang  kaya  akan  air,  sehingga
membentuk  suatu  lapisan  di  permukaan  luar  selnya  yang  disebut  sebagai  kapsula  atau
selubung  berlendir. 
Fungsinya  untuk  kehidupan  bakteri  tidak  begitu  esensial,  namun menyebabkan  timbulnya  sifat  virulen  terhadap  inangnya.  Keberadaan  kapsula  mudah diketahui  dengan  metode  pengecatan  negatif  menggunakan  tinta  cina  atau  nigrosin.
Kapsula  akan  tampak  transparan  di  antara  latar  belakang  yang  gelap..  Berikut  ini  adalah
gambar kapsula pada bakteri .



Pewarnaan  kapsula  menggunakan  alat  dan  bahan  yaitu  bak  pewarnaan,  batang  ose,
kapas,   kertas saring,    korek  api, mikroskop cahaya,  kaca benda,    pembakar  spiritus, pipet
tetes,  tabung  reaksi,  tissue,   sedangkan  bahannya  adalah  air  fuchsin,  Alkohol  70  %,
aquades,  minyak  imersi,  suspensi  bakteri  Bacillus  subtilis,  tinta  cina  dan     xylol. 
Adapun

Prosedur pewarnaan negatif :

  1. Sediakan  dua  buah  object  glass  yang  sudah  dibersihkan   dengan  alkohol  sehinggabebas lemak.
  2. Kedua  kaca benda  dibersihkan  dengan  alkohol  70% sampai  bersih  agar  terbebas  darilemak.
  3. Kedua kaca benda dipanaskan di atas pembakar spirtitus.
  4. Kawat ose dipijarkan diatas pembakar spirtitus lalu didinginkan
  5. Pada  kaca  benda  pertama  diletakkan  satu  suspensi  bakteri  dan  satu  ose  tinta  cinadengan perbandingan (1:1)
  6. Suspensi  bakteri  dan  satu  ose  tinta  cina  dengan  perbandingan  (1:1)  dicampurkandengan sudut object glass sampai keduanya homogen. 
  7. Preparat  apusan  dibuat  untuk  membentuk  sudut  45%  hingga  campuran  tersebutmenjadi lapisan film tipis.
  8. Preparat dikeringkan dan difiksasi selama 3 kali.
  9. Tetesi preparat dengan zat warna air fuchsin selama 5 menit.
  10. Zat warna berlebihan dibuang, tetapi jangan dicuci, kemudian dikeringkan.
  11. Preparat ditetesi dengan minyak imersi, lalu diamati dibawah mikroskop.

REPRODUKSI SEXUAL BACTERI - TRANSDUKSI





Transduksi  adalah pemindahan DNA dari sel pemberi ke sel penerima dengan  perantaraan  virus.  Dalam  hal  ini,  protein  virus  yang  berfungsi  sebagai  selubung digunakan  untuk  membungkus  dan  membawa  DNA  bakteri  pemberi  menuju  sel penerima. 
Cara  ini  dikemukakan  oleh  Norton  Zinder  dan  Jashua  Lederberg  pada tahun 1952.
Beberapa  jenis virus berkembang biak  di  dalam sel  bakteri.  Virus yang menyerang bakteri seringkali  disebut  bakteriofage  atau  fage. 
Pada  waktu  fage  menginfeksi bakteri,  fage  memasukkan  DNA-nya  ke  dalam  sel  bakteri  tersebut. 
DNA  fage  ini kemudian  bereplikasi  di  dalam  sel  bakteri  atau  berintegrasi  dengan  kromosom bakteri. 
Inilah  yang  dikenal  dengan  transduksi.  Jadi,  transduksi  adalah  proses perpindahan  gen  dari  suatu  bakteri  ke  bakteri  lain  oleh  bakteriofage  lalu  oleh bakteriofage tersebut plasmid ditransfer ke populasi bakteri.
Transduksi ditemukan oleh Norton Zinder dan Joshua Lederberg pada tahun 1952. Pada waktu DNA fage dikemas di dalam pembungkusnya untuk membentuk bakteri-  fage baru, DNA fage tersebut dapat membawa sebagian dari DNA bakteri yang telah menjadi inangnya.
Selanjutnya,  bila  fage  menginfeksi  bakteri  lainnya,  maka  fage  akan  memasukkan DNA-nya yang  mengandung sebagian  dari  DNA bakteri  inang sebelumnya.

Dengan demikian, fage tidak hanya memasukkan DNA-nya sendiri ke dalam sel bakteri yang diinfeksinya, tetapi juga memasukkan DNA dari bakteri lain yang ikut terbawa pada DNA fage.
Jadi, secara alami fage memindahkan DNA dari satu sel bakteri ke bakteri lainnya.


REPRODUKSI SEXUAL BACTERI - KONJUGASI




Konjugasi  adalah  penggabungan  antara  DNA  pemberi  dan  DNA  penerima melalui  kontak  langsung. 
Jadi,  untuk  memasukkan  DNA  dari  sel  pemberi  ke  sel penerima, harus terjadi hubungan langsung,  atau disebut juga pemindahan secara langsung  materi  genetik  di  antara  dua  sel  bakteri  melalui  jembatan  sitoplasma.
Bakteri  yang  memberikan  DNA  nya  disebut  bakteri  donor.  Bakteri  donor  memiliki
tonjolan  yang  disebut  pili  seks,  yang  berguna  untuk  menempel  pada  bakteri
recipient/penerima DNA.
Konjugasi bakteri pertama kali ditemukan oleh Lederberg  dan Tatum pada tahun  1946. Mereka menggabungkan dua galur mutan  Escherichia coli  yang  berbeda  dan  tidak  mampu  mensintesis  satu  atau  lebih  faktor  tumbuh esensiil  serta  memberinya  kesempatan  untuk  kawin. 
Jika  suatu  sel  E.  coli  mengandung faktor F yang berupa badan terpisah dari  kromosom utama, maka ia dinyatakan  berkelamin  jantan. 
Namun,  jika  tidak  mengandung  faktor  F  pada  sel  tersebut, maka dinyatakan berkelamin betina. Transfer materi genetik dari sel  E. Coli jantan  ke  sel  E.  coli  betina  didahului  terbentuknya saluran konjugasi  antara  kedua sel. 
Saluran  konjugasi  ini  terbentuk  melalui  perlekatan  suatu  pilus  kelamin  jantan menuju  permukaan  sel  kelamin  betina.  



Menurut  Watson  (1987),  pilus  yang berlekatan  di  atas,  merangsang  terjadinya  replikasi  DNA  faktor  F  yang  akan ditransfer  ke  sel  penerima  yang  tidak  punya  faktor  F  (sel  F-).  Hanya  DNA  faktor  F (hasil  replikasi)  yang  ditransfer.   Transfer  materi  genetik  faktor  F  mengakibatkan
seluruh  sel  kelamin  betina  (F-)  di  sekitarnya  segera  berubah  menjadi  sel  kelamin jantan (F+).

Note :
Pemahaman F positif dan F negatif untuk menggambarkan jenis berbeda pada organisme uniselluler seperti jantan betina (multiseluler) maka sebutan untuk uniselluler yang menyatukan substansi genetik dalam reproduksi sel secara kawin kita sebut Konjugasi , sedang yang multicelluler Kawin biasa 
Konjugasi pada bacteri agar mudah pemahamannya kawin jarak dekat , karena Transformasi dan Transduksi kedua bakteri tidak berdekatan saya menyebutnya kawin jarak jauh perlu media perantara , Jadi Konjugasi datang berduaan jadi dah.  

REPROSUKSI SEXUAL BACTERI - TRANSFORMASI



Transformasi  adalah  pemindahan  potongan  materi  genetik  (gen)  atau  DNA,  dari  luar  ke  sel  bakteri  penerima  dengan  proses  fisiologi  yang  kompleks.  
Dalam proses ini, tidak terjadi kontak langsung antara bakteri pemberi  DNA dan penerima, dengan  kata  lain  transformasi  ialah  proses  pemindahan  DNA  bebas  sel  yang mengandung  sejumlah  informasi  genetik  (DNA)  dari  satu  sel  ke  sel  lainnya. 
DNA tersebut diperoleh dari sel donor melalui lisis sel  secara  alamiah atau dengan cara ekstraksi kimiawi. Begitu fragmen DNA dari sel donor tertangkap oleh sel resipien, maka  terjadilah  rekombinasi. 
Transformasi  pertama  kali  ditemukan  oleh  Frederick Griffith pada tahun 1928. Manfaat yang didapat dari transformasi gen pada bakteri adalah  sarana  penting   dalam  rekayasa  genetika,   memetakan  kromosom  bakteri, bermanfaat dalam penelitian-penelitian genetik bakteri di laboratorium.

Proses transformasi pada bakteri


Friday, January 3, 2014

SEJATINE URIP


Melalui kerendahan hati , pencarian jiwa , dan kontemplasi doa kita telah mendapatkan pemahaman bahwa Allah tinggal di dalam kita dan di dalam hati kita . Ketika kita menyebarkan cinta kasih dan kebaikan di dunia, kita menyentuh keilahian kita sendiri dan mengenali Nya (WERKUDORO)

Support web ini

BEST ARTIKEL