SOAL
1. Berikut ini beberapa jenis tumbuhan berbiji :
a. 1, 2
b. 1, 3
c. 2, 4
d. 3, 5
e. 5, 6
14. Perhatikan gambar berikut :
23. Perhatikan gambar berikut:
Jenis tumbuhan pterydophyta adalah …
24. Berikut ini pergiliran keturunan pada tumbuhan paku-pakuan:
25. Perbedaan pergiliran keturunan pada tumbuhan lumut dan paku adalah …
a. yang dimaksud tumbuhan lumut adalah gametofitnya, sedangkan pada paku adalah sporofitnya
b. yang dimaksud tumbuhan lumut adalah sporofitnya, sedangkan pada paku adalah gametofitnya
c. gametofit pada lumut turunan 2n kromosom, sedangkan gametofit pada paku turunan n kromosom
d. pergiliran keturunan lumut adalah metagenesis, sedangkan pada paku bukan metagenesis
e. pergiliran keturunan paku metagenesis, sedangkan pada lumut bukan metagenesis
31. Daun paku yang telah berfungsi sebagai penghasil spora disebut …
33. Organ penghasil sel telur pada tanaman paku adalah …
1. Berikut ini beberapa jenis tumbuhan berbiji :
- Jambu monyet
- Mahoni
- Melinjo
- Angsana
- Damar
- Tanjung
a. 1, 2
b. 1, 3
c. 2, 4
d. 3, 5
e. 5, 6
2. Pertumbuhan pohon kelapa di sepanjang
pantai didukung oleh adanya kemampuan pemencaran dengan
bantuan air. Adaptasi buah kelapa agar mudah terbawa air adalah …
a. lapisan terluar banyak rongga
b. lapisan luar keras dan tebal
c. lapisan tengah kedap air
d. lapisan tengah banyak
rongga
e. lapisan dalam kedap air
3. Perhatikan penampang melintang ovarium bunga dibawah ini
3. Perhatikan penampang melintang ovarium bunga dibawah ini
a. 1 dan P menghasilkan zigot
b. 1 dan R menghasilkan zigot
c. 2 dan P menghasilkan kandung lembaga
d. 2 dan Q menghasilkan zigot
e. 2 dan R menghasilkan zigot
Terbentuknya endosperm adalah hasil penyatuan dari …
a. 1 dan 2
b. 2 dan 5
c. 2 dan 4
d. 4 dan 5
e. 2 dan
3
5. Berikut ini yang bukan ciri-ciri
tanaman dikotil adalah …
a. berakar serabut
b. berkambium
c. tulang daun
menjari atau menyirip
d. berkas pengangkut
teratur
e. jumlah mahkota
bunga 4, 5 atau kelipatannya
6. Yang dimaksud dengan penyerbukan pada
tumbuhan biji adalah …
a. jatuhnya serbuk
sari pada kepala putik
b. bertemunya serbuk
sari dengan sel telur
c. bertemunya serbuk
sari dengan bakal biji
d. bertemunya benang
sari dengan putik
e. bertemunya sel
sperma dari serbuk sari dengan sel telur pada putik
7. Tumbuhan biji memiliki bunga sebagai
alat reproduksi sehingga tumbuhan ini disebut juga …
a. Spermatophyte
b. kormofita
c. bryofita
d. antophyta
e. tallofita
a. Spermatophyte
b. kormofita
c. bryofita
d. antophyta
e. tallofita
8. Gametofit tumbuhan lumut adalah …
a. tumbuhan lumut
b. antheridium
c. sporangium
d. sporogonium
e. arkegonium
a. tumbuhan lumut
b. antheridium
c. sporangium
d. sporogonium
e. arkegonium
9. Pengaturan pengeluaran adalah spora
pada sporagonium adalah …
a. seta
b. vaginula
c. sporangium
d. apofisis
e. gigi peristom
a. seta
b. vaginula
c. sporangium
d. apofisis
e. gigi peristom
10. Homotalus pada lumut adalah …
a. satu
tumbuhan lumut terdapat anteridium saja
b. satu
tumbuhan lumut arkegonium saja
c. anteridium
menghasilkan spora jantan
d.
arkegenium menghasilkan spora betina
e. satu
tumbuhan lumut terdapat anteridium dan arkegonium
11. Keanekaragaman hayati dapat
ditunjukkan antara lain oleh adanya variasi individu dalam
spesies yang sama. Keanekaragaman ini disebut keaneka ragaman pada tingkat ...
a. jenis
b. filogeni
c. komunitas
d. gen
e. ekosistem
12. Di antara individu dalam suatu
populasi tidak pernah ditemukan adanya sifat yang sama
atau identik. Hal ini terjadi karena pengaruh …
a. lingkungan
b. induk
c. gen dan induk
d. gen
e. lingkungan dan
gen
13. Organisme yang dapat mensintesis
makanannya sendiri dari zat organik dengan bantuan
energi cahaya disebut …
a. autotrof
b. fotoautotrof
c. kemolitotrof
d. heterotrof
e. fotoheterotrof
14. Perhatikan gambar berikut :
Irisan sorus muda, sporangium
tertutup, dan daun muda berturut-turut ditun jukkan pada nomor
…
a. 1, 2, 3
b. 5, 6, 1
c. 5, 6, 7
d. 3, 4, 5
e. 5, 3, 1
15. Gerak sperma menuju ovum pada
peristiwa fertilisasi yang terjadi pada tumbuhan lumut
digolongkan pada …
a. kemonasti
b. kemotaksi
c. kemotropisme
d. fotonasti
e. hidrotaksis
16. Paku dibedakan menjadi homospor,
heterospor dan peralihan berdasarkan
a. sporangium
b. bentuk dan fungsi
daun
c. cara reproduksi
d. ukuran dan jenis spora
e. protalium
17. Sporangium paku bertumpuk dalam
suatu badan yang disebut …
a. indusium
b. sporogonium
c. induk spora
d. sorus
e. gigi peristom
18. Persamaan antara lumut dan paku
dapat dilihat dari hal-hal berikut ini, kecuali …
a. habitat di tempat lembab
b. digolongkan pada organisma fotoa utotrof
c. mengalami
metagenesis
d. alat reproduksi gamet dan
spora
e. bentuk dan ukuran spora
19. Perhatikan gambar ini
Terlihat tanaman paku diatas bermanfaat bagi pertumbuhan manusia, sebagai tanaman sayuran adalah …
Terlihat tanaman paku diatas bermanfaat bagi pertumbuhan manusia, sebagai tanaman sayuran adalah …
a. Adiantum cuneatum (suplir)
b. Cyatthea sp (paku tiang)
c. Asplenium nidus (paku sarang
burung)
d. Platycerium bifurcatum (tanduk rusa)
e. Marsilea crenata
(semanggi)
20. Tumbuhan paku hidup di berbagai
habitat dan ada yang hidup epifit pada tanaman lain.
Yang epifit adalah …
a. Adiantum cuneatum, asplenium nidus
b. Marsilea crenata, cyatthea sp
c. Asplenium nidus, marsilea crenata
d. Cyatthea sp, platycerium bifurcatum
e. Asplenium nidus, cyatthea
sp
21. Yang termasuk tumbuhan berkormus
(Cormophyta) adalah …
a. tumbuhan paku
b. tumbuhan berbiji terbuka
c. tumbuhan berbiji
d. tumbuhan berbiji tertutup
e. tumbuhan paku dan tumbuhan berbiji
22. Spora yang dihasilkan tumbuhan paku
jika jatuh di tempat yang cocok akan tumbuh menjadi
….
a. protonema
b. sporofit
c. gametofit
d. protalium
e. makrofil
23. Perhatikan gambar berikut:
Jenis tumbuhan pterydophyta adalah …
a. A
b. B
c. C
d. D
e. E
24. Berikut ini pergiliran keturunan pada tumbuhan paku-pakuan:
- Spora
- Antridium dan arkegonium
- Tumbuhan paku
- Protalium
- Sporangium
- Zigot
Urutan pergiliran keturunan yang benar adalah …
a. 1 – 2 – 3 – 4 – 5 – 6
b. 1 – 4 – 2 – 6 – 3 – 5
c. 1 – 3 – 4 – 5 – 2 – 6
d. 1 – 3 – 5 – 2 – 4 – 6
e. 1 – 4 – 3 – 5 – 6 – 2
25. Perbedaan pergiliran keturunan pada tumbuhan lumut dan paku adalah …
a. yang dimaksud tumbuhan lumut adalah gametofitnya, sedangkan pada paku adalah sporofitnya
b. yang dimaksud tumbuhan lumut adalah sporofitnya, sedangkan pada paku adalah gametofitnya
c. gametofit pada lumut turunan 2n kromosom, sedangkan gametofit pada paku turunan n kromosom
d. pergiliran keturunan lumut adalah metagenesis, sedangkan pada paku bukan metagenesis
e. pergiliran keturunan paku metagenesis, sedangkan pada lumut bukan metagenesis
26. Pelestarian sumber daya alam ex
situ contohnya …
a.
perlindungan komodo di Pulau Komodo
b.
perlindungan bunga Rafflesia di Bengkulu
c. taman
nasional di ujung kulon
d. taman
laut di Bunaken
e. taman
safari
27. Tujuan utama pendirian suaka
margasatwa adalah untuk memenuhi kepentingan …
a. Estetika
b. Pendidikan
c. Pelestarian
d. Rekreasi
e. Penelitian
28. Komodo, satu-satunya kadal raksasa
yang hidup di Negara kita perlu dilindungi dari kepunahan. Untuk maksud tersebut tempat hidup komodo perlu dijadikan …
a. taman nasional
b. hutan pelindung
c. daerah prioritas reboisasi
d. cagar alam
e. suaka margasatwa
29. Protalium merupakan bagian dari daur
hidup paku yang juga disebut …
a. sporangium
b. sporofit
c. antheridium
d. gematofit
e. archegonium
30. Contoh bunga tunggal terdapat pada tanaman
…
a. bunga mawar
b. bunga kancing
c. bunga soka
d. bunga gambir
e. bunga tembelekan
31. Daun paku yang telah berfungsi sebagai penghasil spora disebut …
a. tropofil
b. mesofil
c. macrofil
d. Sporofil
e. mikrofil
32. Tumbuhan paku dapat berkembang biak
secara generatif dan vegetatif secara bergili ran. Pergiliran daur hidup yang demikian disebut …
a. metamorfosis
b. metagametotif
c. metameri
d. metasporofit
e. metagenesis
33. Organ penghasil sel telur pada tanaman paku adalah …
a. anteridium
b. ovarium
c. archegonium
d. gametongium
e. protalium
34. Hutan bakau di Kalimantan, hutan
hujan tropis di Jawa Barat, dan savan di Papua,merupakan contoh keanekaragaman hayati tingkat …
a. genetic
b. ekosistem
c. individu
d. spesies
e. populasi
35. Anjing pudel dapat dikawinkan dengan
anjing boner. Anjing-anjing tersebut dapat melahirkan anak-anak yang fertil karena anjing-anjing
tersebut …
a. satu genus
b. satu
familia
c. satu ordo
d. satu spesies
e. satu kingdom
36. Perhatikan gambar berikut
!
Bagian yang berlabel 3 adalah …
a. sorus
b. sporangium
c. spora
d. annulus
e. indisium
37. Individu sejenis akan berkelompok menjadi satu.........
a. populasi
b. individu
c. habitat
d. komunitas
e. ekosistem
38. Berikut contoh tumbuhan beserta
tingkatan taksonnya
Kingdom : …………………(1)
Divisi : spermatophyta
Subdivisi : …………………(2)
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Malvales
Famili : Malvaceae
Genus : Hibiscus
…….(3) : Hibiscus rosasinensis (kembang sepatu)
Nomor (1), (2), dan (3) adalah berturut-turut …
a. angiospermae, species, plantae
b. species, plantae,
angiospermae
c. plantae, angiospermae, species
d. plantae, gymnospermae, species
e. species, angiospermae, plantae
39. Penyerbukan dengan bantuan angin
disebut …
a. anemokori
b. autogami
c. hidrofili
d. anemofili
e. alogami
40. Hasil pengamatan factor biotik
dijumpai berbagai tumbuhan obat, sayuran, bumbu, tanaman hias dan tumbuhan pelindung. Contoh tanaman obat yang ditemukan adalah...
a. mahkota dewa, sukun,
mangga
b. jahe, lengkuas, pandan
c. mahkota dewa, mengkudu, gingseng
d. katuk, beringin, lengkuas
e. salam, mengkudu, blimbing
DETAIL
Alat-alat kelamin betina (gynaecium) yang pada bunga merupakan bagian yang biasanya disebut putik (pistillum), juga putik terdiri atas metamorphosis daun yang disebut daun buah (carpella). Pada bunga dapat ditemukan satu atau beberapa putik, dan setiap putik dapat terdiri atas beberapa daun buah, tetapi dapat pula hanya terdiri atas satu daun buah.
Melihat bagian-bagian yang terdapat pada bunga (tangkai dan dasar bunganya tidak diperhitungkan maka bunga dapat dibedakan dalam:
C. Kelamin Bunga
Seperti telah diuraikan diatas, bunga biasanya mempunyai dua macam alat kelamin, dan justru alat-alat itulah yang sesungguhnya merupakan bagian bunga dihasilkan alat-alat perkembangbiakan atau calon tumbuhan baru.
Berdasarkan alat-alat kelamin yang terdapat pada masing-masing bunga dapat dibedakan sebagai berikut:
Bagian-bagian bunga
A. Struktur, Bagian dan Susunannya
Bunga terdiri dari sejumlah bagian steril dan bagian reproduktif atau fertile yang melekat pada sumbu, yakni dasar bunga atau reseptakulum. Bagian sumbu yang merupakan ruas batang yang diakhiri oleh bunga dinamakan tangkai bunga atau pedisel sperti yang telah dikemukakan diatas. Bagian steril dari bunga terdiri atas sejumlah helai daun kelopak atau sepal dan sejumlah helai daun mahkota atau petal. Bunga disebut kaliks, dan keseluruhan petal disebut korola. Kaliks dan korola bersama-sama disebut perhiasan bunga atau periant. Jika periant dan kaliks tidak terbagi menjadi korola dan korola maka setiap helainya disebut tepa. Bagian reproduktif adalah benang sari atau stamen dan daun buah atau karpel.
DETAIL
BUNGA
- Bunga (flos) atau kembang merupakan modifikasi dari batang dan daun.
- Bunga adalah struktur reproduksi seksual pada tumbuhan berbunga (divisio Magnoliophyta atau Angiospermae).
- Pada bunga terdapat organ reproduksi (benang sari dan putik).
- Bunga mengandungi organ-organ tumbuhan, dan fungsinya ialah untuk menghasilkan biji-biji melalui pembiakan.
- Untuk tumbuhan-tumbuhan yang bertaraf lebih tinggi, biji-biji merupakan generasi yang berikut, dan bertindak sebagai cara yang utama untuk penyebaran individu-individu sesuatu spesies secara luas.
- Selepas persenyawaan, sebagian daripada bunga itu akan berkembang menjadi buah yang mengandungi biji-biji.
Karakteristik
Morfologi
Bunga memiliki sifat-sifat yang menarik yaitu bentuk bunga seluruhnya dan bentuk bagian-bagiannya, warnanya, dan ada tidaknya kandungan zat lain. Thevetia ini merupakan bunga tunggal, yang memiliki tangkai bunga (pedicellus), dasar bunga (receptaculum), hiasan bunga (perianthium) yang berupa kelopak (kalyx) dan tajuk bunga atau mahkota (corolla), alat kelamin jantan (androecium) dan alat kelamin betina (gynaecium).bunga tanaman ini merupakan bunga lengkap atau bunga sempurna (flos completus).
Bunga memiliki sifat-sifat yang menarik yaitu bentuk bunga seluruhnya dan bentuk bagian-bagiannya, warnanya, dan ada tidaknya kandungan zat lain. Thevetia ini merupakan bunga tunggal, yang memiliki tangkai bunga (pedicellus), dasar bunga (receptaculum), hiasan bunga (perianthium) yang berupa kelopak (kalyx) dan tajuk bunga atau mahkota (corolla), alat kelamin jantan (androecium) dan alat kelamin betina (gynaecium).bunga tanaman ini merupakan bunga lengkap atau bunga sempurna (flos completus).
- Berdasarkan alat kelaminnya bunga thevetia termasuk bunga banci atau berkelamin dua (hemaphroditus) yaitu bunga yang padanya terdapat benangsari maupun putik dan termasuk bunga berumah satu (monoecus). Kelopak daunnya berlekatan (gamosepalus), mahkotanya berbentuk lonceng.
- Mahkota panjangnya kira-kira 6-7 cm, sebelah atas melebar sekali, sisik mahkota 5 dihubungkan oleh deretan rambut. Taju tepi lebar, bulat telur miring terbalik.
- Bentuk dasar bunganya seperti cawan, daun-daun kelopakdan tajuk bung duduknya seakan-akan pada tepi bangunan seperti cawan tadi.
- Benang sarinya pada tajuk bunga, bagiannya terdapat ruang sari, penghubung ruang sari dan tangkai ruang sari.
- Memiliki tangkai sari (filamentum), kepala sari (anthera).
- Kepala sari dan kepala putik tersembunyi di bawah sisik.
- Ruang putik tidak bertaji sedang kepala putik tebal, dengan ujung berbentuk kerucut.
- Bunga ini selalu ada tiap tahun, berwarna kuning, bunga dalam anak payung yang gundul, di ujung atau berhadapan daun. Kelopak tinggi 1-1,3 cm, taju runcing.
Jumlah Bunga dan Tata Letaknya pada Suatu Tumbuhan
- Pada suatu tumbuhan adakalanya hanya terdapat satu bunga saja, misalnya bunga coklat ataupun yang lainnya. Akan tetapi umumnya pada suatu tumbuhan dapat ditemukan banyak bunga. Tumbuhan yang hanya menghasilkan satu bunga saja dinamakan tumubuhan berbunga tunggal (flanta uniflora), sedangkan tumbuhan berbunga banyak (flanta multiflora).
- Jika suatu tumbuhan hanya mempunyai satu bunga saja biasanya bunga itu terdapat pada ujung batang, jika bunganya banyak, dapat sebagian bunga-bunga tadi terdapat dalam ketiak daun dan sebagian pada ujung batang atau cabang-cabang.
Jadi
menurut tempatnya pada tumbuhan bunga dapat dibedakan sebagai berikut:
- Terpencar atau terpisah (flores sporsi), misalnya pada kembang sepatu
- Berkumpul membentuk suatu rangkaian dengan susunan beranekaragam. Suatu rangkaian bunga dinamakan pula yakni bunga majemuk (anthotaxis atau inflorescentia) misalnya pada kembang merak.
Bunga Majemuk
- Bunga pada ujung batang (flosterminalis), misalnya bunga coklat (zephyrantus rosea lindl), kembang merak (caesalpinia phulcerrima swariz).
- Bunga di ketiak daun (flos lateralis), misalnya pada kembang sepatu (hibiscus rosasinensis) dan kembang telang (citoria ternatea).
- Terpencar atau terpisah (flores sporsi), misalnya pada kembang sepatu
- Berkumpul membentuk suatu rangkaian dengan susunan beranekaragam. Suatu rangkaian bunga dinamakan pula yakni bunga majemuk (anthotaxis atau inflorescentia) misalnya pada kembang merak.
Bunga Majemuk
- Suatu bunga majemuk harus dapat dibedakan dari cabang yang mendukung sejumlah bunga di ketiaknya. Pada suatu cabang dengan sejumlah bunga di ketiak jelas kelihatan, bahwa diantara bunga-bunganya sendiri yang terdapat pada cabang itu terdapat daun-daun biasa yang berguna untuk berasimilasi. Pada suatu bunga majemuk sumbu yang mendukung bunga-bunga yang telah berkelompok itu tidak lagi berdaun, atau jika ada daunnya, daun-daun tadi telah mengalami metamorphosis dan tidak lagi berguna sebagai alat untuk asmilasi. Walupun demikian menurut kenyataanya seringkali tidak mudah untuk membedakan suatu bunga majemuk dari cabang yang mempunyai bunga-bunga di ketiak daunnya.
Pada
suatu bunga majemuk lazimnya dapat dibedakan bagian-bagiannya sebagai berikut:
A) Bagian-bagian yang bersifat seperti batang atau cabang
A) Bagian-bagian yang bersifat seperti batang atau cabang
- Ibu tangkai bunga (pedunculus, pedunculus communis atau rhacis), yaitu bagian yang biasanya merupakan terusan batang atau cabanag yang mendukung bunga majemuk tadi. Ibu tangkai ini dapat bercabang dan cabang-cabangnya lagi dapat bercabang dapat pula sama seklai tidak bercabang.
- Tangkai bunga (pedicellus), yaitu cabang ibu tangkai yang mendukung bunganya.
- Dasar bunga (receptaculum), yaitu ujung tangkai bunga, yang mendukung bagian-bagian bunga lainnya.
- Daun-daun pelindung (bractea), yaitu bagian-bagian yang seperti daun yang dari ketiaknya muncul cabang-cabang ibu tangkai atau tangkai bunganya.
- Daun tangkai (bracteola), yaitu satu atau dua daun kecil yang terdapat pada tangkai bunga. Pada tumbuhan biji belah (dicotiledonae) biasa nya terdapat dua daun tangkai yang letaknya tegak lurus pada bidang median, sedang pada tumbuhan bijitunggal (monocotiledonae) hanya terdapat satu daun tangkai dan letaknya di dalam bidang median, dbagian atas bunga
- Seludang bunga (spatha), yaitu daun pelindung yang besar yang seringkali menyelubungi seluruh bunga majemuk waktu belum mekar, misalnya terdapat pada bunga kelapa (cocos nucifera) L.).
- Daun-daun pembalut (bractea involucralis) yaitu sejumlah daun-daun pelindung yang tersusun dalam suatu lingkaran, terdapat misalnya pada bunga matahari (helianthus annuus L).
- Kelopak tambahan (epicalix) yaitu bagian-bagian bunga serupa daun yang berwarna hijau, tersusun dalam suatu lingkaran dan terdapat di bawah kelopak misalnya pada bunga kembang sepatu.
- Daun-daun kelopak
- Daun-daun mahkota atau daun tajuk (petalae)
- Daun-daun tenda bunga (tepalae), jika kelopak dan mahkota sama bentuk dan warnanya.
- Benang-benang sari (stamina)
- Daun-daun buah (carpella)
Telah
dikemukakan tadi diatas bahwa pada bunga majemuk dapat mengadakan percabangan
dapat pula tidak. Ibu tangkai bunga yang tidak dapat bercabang dan tidak
berdaun seringkali dinamakan sumbu bunga (scapus). Ibu tangkai yang bercabang
memperlihatkan cara percabangan yang macam-macam. Selain dari itu jumlah cabang
panjangnya dibandingkan dengan ibu tangkai serta susunan cabang-cabang tadi,
berpengaruh pula terhadap urut-urutan mekarnya masing-masing bunga pada suatu
bunga majemuk. Bertalian pada sifat-sifat diatas bunga majemuk dapat dibedakan
dalam dua golongan Yaitu bunga majemuk tak terbatas dan bunga majemuk terbatas.
Bagian-bagian Bunga
Bunga pada umumnya mempunyai bagian-bagian berikut:
Bagian-bagian Bunga
Bunga pada umumnya mempunyai bagian-bagian berikut:
- Tangkai bunga (pedicellus), yaitu bagian bunga yang masih jelas berdifat batang, padanya seringkali terdapat daun-daun peralihan, yaitu bagian-bagian yang meyerupai daun, berwarna hiajau seakan-akan merupakan peralihan dari daun biasa ke hiasan bunga.
- Dasarbunga (receptaculum), yaitu ujung tangkai yang sering melebar, dengan ruas-ruas yang amat pendek, sehingga daun-daun yang telah menglami metamorphosis menjadi bagian-bagian bunga yang duduk amat rapat satu sama lain, bahkan biasanya lal tampak duduk dalam satu lingkaran.
- Hiasan bunga (perianthum), yaitu bagian bunga yang merupakan penjelmaan daun yang masih tampak berbentuk lembaran dengan tulang-tulang atau urat-urat yang masih jelas. Biasanya hiasan bunga dapat dibedakan dalam dua bagian yang masing-masing duduk dalam satu lingkaran.
- Kelopak (kalix), yaitu bagian hiasan bunga yang merupakan lingkaran luar, biasanya berwarna hijau dan sewaktu bunga masih kuncup merupakan selubungnya, yang melindungi kuncup tadi terhadap pengaruh-pengaruh dari luar. Kelopak terdiri atas beberapa daun kelopak (sepale).
- Tajuk bunga atau mahkota bunga (corolla), yaitu bagian hiasan bunga yang terdapat pada lingkaran dalam, biasanya tidak berwarna hijau lagi. Warna bagian inilah yang lazimnya yang merupakan warna bunga. Mahkota bunga terdiri atas sejumlah daun mahkota (petale), yang seperti halnya dengan daun-daun kelopak dapat berlekatan atau tidak.
4)
Alat-alat kelamin jantan (androecium), bagian ini sesungguhnya merupakan
metamorphosis daun yang menghasilkan serbuk sari. Androecium terdiri atas
sejumlah benang sari (stamen). Pada benang-benang sarinya dapat pula bebas atau
berlekatan, ada yang tersusun dalam satu lingkaran adapula yang dalam dua
lingkaran. Bahwasanya bagian ini merupakan penjelmaan daun, masih dapat
terlihat misalnya pda bunga tasbih (canna hibrida hort), yang benag sarinya
mandul berbentuk lembaran-lembaran menyerupai daun-daun mahkota.
Alat-alat kelamin betina (gynaecium) yang pada bunga merupakan bagian yang biasanya disebut putik (pistillum), juga putik terdiri atas metamorphosis daun yang disebut daun buah (carpella). Pada bunga dapat ditemukan satu atau beberapa putik, dan setiap putik dapat terdiri atas beberapa daun buah, tetapi dapat pula hanya terdiri atas satu daun buah.
Melihat bagian-bagian yang terdapat pada bunga (tangkai dan dasar bunganya tidak diperhitungkan maka bunga dapat dibedakan dalam:
- Bunga lengkap atau bunga sempurna (flos completus), yang dapat terdiri atas: 1 lingkaran daun-daun kelopak, 1 lingkaran daun-daun mahkota, 1 atau 2 lingkaran benang-benang sari dan 1 lingkaran daun-daun buah.
- Bunga tidak lengkap atau bunga tidak sempurna (flos incompletus), jika salah satu bagian hiasan bunganya atau alat kelaminnya tidak ada. Jika bunga tidak mempunyai hiasan bunga, maka bunga itu disebut telanjang (nudus), jika hanya mempuanyai salah satu dari kedua macam alat kelaminnya, dinamakan berkelamin tunggal (unisexualis).
C. Kelamin Bunga
Seperti telah diuraikan diatas, bunga biasanya mempunyai dua macam alat kelamin, dan justru alat-alat itulah yang sesungguhnya merupakan bagian bunga dihasilkan alat-alat perkembangbiakan atau calon tumbuhan baru.
Berdasarkan alat-alat kelamin yang terdapat pada masing-masing bunga dapat dibedakan sebagai berikut:
- Bunga banci atau berkelamin dua (hermaphroditus), yaitu bunga yang padanya terdapat benang dari (alat kelamin jantan) maupun putik (alat kelamin betina). Bunga ini seringkali dinamakan pula bunga sempurna atau bunga lengkap karena biasanya pun jelas mempunyai hiasan bunga yang terdiri atas kelopak dan mahkota, misalnya bunga terung (solanum melongena).
- Bunga berkelamin tunggal (unisexual), jika pada bunga ini hanya terdapat salah satu dari kedua macam alat kelaminnya.
Bagian-bagian bunga
- Bunga sempurna
- Kepala putik (stigma)
- Tangkai putik (stilus)
- Tangkai sari
- Sumbu bunga (axis)
- Artikulasi
- Tangkai bunga (pedicel)
- Kelenjar nektar
- Benang sari (stamen)
- Bakal buah (ovum)
- Bakal biji (ovulum)
- Serbuk sari (pollen)
- Kepala sari (anther)
- (filament, bagian dari benang sari)
- Perhiasan bunga (periantheum)
- Mahkota bunga (corolla)
- Kelopak bunga (calyx)
Karakteristik
Anatomi Bunga
A. Struktur, Bagian dan Susunannya
Bunga terdiri dari sejumlah bagian steril dan bagian reproduktif atau fertile yang melekat pada sumbu, yakni dasar bunga atau reseptakulum. Bagian sumbu yang merupakan ruas batang yang diakhiri oleh bunga dinamakan tangkai bunga atau pedisel sperti yang telah dikemukakan diatas. Bagian steril dari bunga terdiri atas sejumlah helai daun kelopak atau sepal dan sejumlah helai daun mahkota atau petal. Bunga disebut kaliks, dan keseluruhan petal disebut korola. Kaliks dan korola bersama-sama disebut perhiasan bunga atau periant. Jika periant dan kaliks tidak terbagi menjadi korola dan korola maka setiap helainya disebut tepa. Bagian reproduktif adalah benang sari atau stamen dan daun buah atau karpel.
Susunan
daun bunga pada reseptakulum bisa mengikuti spiral atau tersusun karangan, dan
keduanya bisa ditemukan pada bunga yang sama. Bila daun bunga tersusun dalam
karangan, maka daun bunga dari karangan yang satu letaknya bergantian dengan
daun karangan sebelumnya dan sesudahnya.
Sepal
dan petal
Baik sepal maupun petal menyerupai daun, pada penampang melintang kedua bagian bunga itu terdiri dari epidermis abaksial dan adaksial yang membuat 3 atau 4 atau kadang-kadang hingga 10 lapisan sel isodiametris yang tek terdiferensiasi sel memanjang disertai banyak ruang antar sel. Didalmnya terdapat berkas pengangkut. Misofil kurang termodifikasi dibandingkan dengan daun hijau, namun bias pula terdapat idioblas seperti sel berisi Kristal atau hypodermis. Sepal biasanya berwarna hijau dan berfotosintesis, sedangkan rambut dan stomata sering ditemukan pada sepal dan petal.
Baik sepal maupun petal menyerupai daun, pada penampang melintang kedua bagian bunga itu terdiri dari epidermis abaksial dan adaksial yang membuat 3 atau 4 atau kadang-kadang hingga 10 lapisan sel isodiametris yang tek terdiferensiasi sel memanjang disertai banyak ruang antar sel. Didalmnya terdapat berkas pengangkut. Misofil kurang termodifikasi dibandingkan dengan daun hijau, namun bias pula terdapat idioblas seperti sel berisi Kristal atau hypodermis. Sepal biasanya berwarna hijau dan berfotosintesis, sedangkan rambut dan stomata sering ditemukan pada sepal dan petal.
Pada
tumbuhan yang terpolinasi oleh seranga, fungsi utama korola adalah untuk
menarik serangga dan sebab itu merupakan bagian paling luas dan besar dari
bunga.
Pada tumbuhan yang dipolinasi oleh angin, korola sering tereduksi atau bahkan tak ada. Warna petal adalah akibat kromoplas yang mengandung karotenoid dan cairan vakuola yang mungkin mengandung flavonoid, terutama antosianin dan berbagai kondisi pengubah seperti pH cairan vakuola. Dinding antikinal dari epidermis petal dapat bergelombang atau beratur internal. Dinding luar dapat berbentuk korveks atau papilla. Pada papilla tagetes, lapisan kutikula tebal dan membentuk lipatan.
Benang Sari
Kebanyakan angiospermae memiliki kepala sari yang tetrasporngiat, dengan dua ruang sari (lokulus) dalam setiap cuping kepala sari sehingga jumlah keseluruhannya empat. Pada sejumlah tumbuhan yang anteranya matang, namun sebeluma antera memecah batas antara pasangan lokulus disetiap cuping rusak sehingga antera tetrasporongoit hanya menunjukkan dua lokulus.
Pada tumbuhan yang dipolinasi oleh angin, korola sering tereduksi atau bahkan tak ada. Warna petal adalah akibat kromoplas yang mengandung karotenoid dan cairan vakuola yang mungkin mengandung flavonoid, terutama antosianin dan berbagai kondisi pengubah seperti pH cairan vakuola. Dinding antikinal dari epidermis petal dapat bergelombang atau beratur internal. Dinding luar dapat berbentuk korveks atau papilla. Pada papilla tagetes, lapisan kutikula tebal dan membentuk lipatan.
Benang Sari
Kebanyakan angiospermae memiliki kepala sari yang tetrasporngiat, dengan dua ruang sari (lokulus) dalam setiap cuping kepala sari sehingga jumlah keseluruhannya empat. Pada sejumlah tumbuhan yang anteranya matang, namun sebeluma antera memecah batas antara pasangan lokulus disetiap cuping rusak sehingga antera tetrasporongoit hanya menunjukkan dua lokulus.
Filament
berstruktur sederhana. Padanya terdapat sebuah berkas pengangkut yang bersifat
amfikribral disepanjang filamen dan berakhir di konekivum. Pada bunga rhoeo
discolor banyak ditemukan rambut filamen. Dinding antera terdiri dari beberapa
lapisan sel yang merupakan turunan sel parietal primer, kecuali epidermis yang
dalam perkembangannya hanya membelah dalam bidang antilklinal. Dua lapisan yang
penting adalah endotesium, tepat dibawah epidermis, dan tepetum yang berbatasan
dengan lokulus antera. Sel diantara kedua lapisan itu sering memipih karena
tertekan lalu rusak. Endotesium membentuk penebalan tak rata, terutama di
dinding radial dan tangensial dalam. Pengerutan diferensial yang terjadi padanya
ketika antera mongering sel matang, memudahkan terjadinya retakan atau celah
pada antera untuk membebaskan serbuk sari. Membukanya antera sering dimulai
pada celah atau stomium atau stomata yang tak berfungsi. Sel tafetum bersifat
sekretori dan penuh sitoplasma padat. Isi sel tapetum diserap oleh butir serbuk
sari yang sedang berkembang dalam lokulus sehingga ketika butir serbuk sari
matang, biasanya tapetum sudah berdegenerasi. Untuk membebaskan serbuk sari,
selain lewat celah atau stomuim, tumbuhan dapat memiliki pori di sisi lateral
atau di ujung cuping antera.
Serbuk
Sari
Hasil mikrosporogenesis adalah mikrospora atau butir serbuk sari. Butir tersebut berupa tubuh yang bersimetri radial atau bilateral dan pada dindingnya terdapat bagian yang kurang kuat yang disebut aperatur. Ada yang bulat (pori) ada yang memanjang (kolpi). Waktu serbuk sari berkecambah, tabung polen akan muncul melalu aperatur, meskipun ada pula serbuk sari yang tanpa aperatur.
Hasil mikrosporogenesis adalah mikrospora atau butir serbuk sari. Butir tersebut berupa tubuh yang bersimetri radial atau bilateral dan pada dindingnya terdapat bagian yang kurang kuat yang disebut aperatur. Ada yang bulat (pori) ada yang memanjang (kolpi). Waktu serbuk sari berkecambah, tabung polen akan muncul melalu aperatur, meskipun ada pula serbuk sari yang tanpa aperatur.
Dinding
butir sari terdiri dari dua lapisan utama, yakni intin yang lunak di bagian
dalam, dan eksin yang keras diluar. Eksin terbagi lagi menjadi bagian yang
tidak berlekuk di sebelah dalam yakni neksin, dan bagian yang menunjukkan pada
lekukan khas disebelah luar yakni seksin.
Butir
polen sering berperan dalam taksonomi di taraf familia atau dibawahnya. Ukuran
dan bentuk polen amat beragam, dan pola lekukannya berbeda-beda termasuk adanya
butiran, kutil dan duri.
Karpel
Pada bunga dapat ditemukan satu helai kapel atau lebih. Jika terdapat dua karpel atau lebih, maka karpel dapat lepas satu dari yang lain atau karpel berlekatan dengan cara yang bermacam-macam. Dalam pembentukkannya menjadi ginesium, karpel dianggap melipat sepanjang tepinya sedemikian rupa sehingga sisi adaksial berada di ruang tertutup, dan tepinya saling melekat.
Pada bunga dapat ditemukan satu helai kapel atau lebih. Jika terdapat dua karpel atau lebih, maka karpel dapat lepas satu dari yang lain atau karpel berlekatan dengan cara yang bermacam-macam. Dalam pembentukkannya menjadi ginesium, karpel dianggap melipat sepanjang tepinya sedemikian rupa sehingga sisi adaksial berada di ruang tertutup, dan tepinya saling melekat.
Bakal
Buah
Pada bakal buah dibedakan dinding bakal buah dan ruang bakal buah. Pada bakal buah beruang banyak terdapat sekat pemisah. Bakal biji atau ovulum terdapat pada daerah dinding bakal buah dalam (adaksial), yang disebut plasenta. Setiap karpel memiliki dua plasenta. Pada karpel, plasenta ditemukan di dekat tepi atau tidak jauh darinya, sehingga dapat dibedakan nenjadi plasenta marginal dan plasenta laminar.
Pada bakal buah dibedakan dinding bakal buah dan ruang bakal buah. Pada bakal buah beruang banyak terdapat sekat pemisah. Bakal biji atau ovulum terdapat pada daerah dinding bakal buah dalam (adaksial), yang disebut plasenta. Setiap karpel memiliki dua plasenta. Pada karpel, plasenta ditemukan di dekat tepi atau tidak jauh darinya, sehingga dapat dibedakan nenjadi plasenta marginal dan plasenta laminar.
Tangkai
dan Kepala Putik
Tangkai putik merupakan bagian merupakan karpel yang memanjang ke atas, kea rah distal. Pada ginesium sinkrap, tangkai putik berasal dari semua karpel, yang dapat bersatu atau tetap terpisah. Stilus dapat berongga atau padat. Pada kebanyakan angiospermae, stilusnya padat dan jaringa di tengah terspesialisasi menjadi jaringan transmisi yang memasok zat hara bagi tabung sari yang tumbuh melaluinya. Ujung distal tangkai putik termodifikasi sehingga menghasilkan lingkungan yang baik bagi perkecambahan butir sar. Stigma yang siap menerima butir sari dapat menghasilkan secret dalam jumlah besar dan disebut stigma basah, yang tidak atau kurang menghasilkan secret menjadi stigma kering. Butir sari berkecambah dan menghasilkan tabung sari, yang kemudian tumbuh melalui tepi rongga tangkai sari yang dilapisi oleh sel sekresi atau, pada stilus padat, melalui jaringan transmisi. Jaringan dasar stilus bersifat parenkim dan ditembus oleh berkas pembuluh angkut.
Tangkai putik merupakan bagian merupakan karpel yang memanjang ke atas, kea rah distal. Pada ginesium sinkrap, tangkai putik berasal dari semua karpel, yang dapat bersatu atau tetap terpisah. Stilus dapat berongga atau padat. Pada kebanyakan angiospermae, stilusnya padat dan jaringa di tengah terspesialisasi menjadi jaringan transmisi yang memasok zat hara bagi tabung sari yang tumbuh melaluinya. Ujung distal tangkai putik termodifikasi sehingga menghasilkan lingkungan yang baik bagi perkecambahan butir sar. Stigma yang siap menerima butir sari dapat menghasilkan secret dalam jumlah besar dan disebut stigma basah, yang tidak atau kurang menghasilkan secret menjadi stigma kering. Butir sari berkecambah dan menghasilkan tabung sari, yang kemudian tumbuh melalui tepi rongga tangkai sari yang dilapisi oleh sel sekresi atau, pada stilus padat, melalui jaringan transmisi. Jaringan dasar stilus bersifat parenkim dan ditembus oleh berkas pembuluh angkut.
B.
Perkembangan
Setelah tumbuhan mencapai stadium perkembangan reproduktifnya, maka beberapa atau semua meristem apeks pucuk pada ranting berhenti menghasilkan daun dan mulai membentuk bagian bunga menurut urutan yang khas bagi spesies yang bersangkutan. Berbeda dengan pembentukan daun, yang meistem apeksnya melebar kembali selama satu plastokron, pada bunga luas meristem apeks lambat laun berkurang sewaktu bagian bunga dibentuk secara berurutan.
Setelah tumbuhan mencapai stadium perkembangan reproduktifnya, maka beberapa atau semua meristem apeks pucuk pada ranting berhenti menghasilkan daun dan mulai membentuk bagian bunga menurut urutan yang khas bagi spesies yang bersangkutan. Berbeda dengan pembentukan daun, yang meistem apeksnya melebar kembali selama satu plastokron, pada bunga luas meristem apeks lambat laun berkurang sewaktu bagian bunga dibentuk secara berurutan.
C.
Jaringan Pembuluh
Pada kebanyakan bunga, berkas pembuluh yang menuju setiap organ berdivergensi dari silinder pembuluh sepal dan petal amat bergam dalam berbagai bunga, tetapi berkas itu dapat bercabang dikotom seperti pada daun. Pada stamen biasanya hanya ada satu berkas pembulu, namun pada beberapa familia memiliki kekhasan jalan daun yakni berjumlah 3-4 berkas perstamen seperti pada arecea.
D. Fungsi Bunga
1) Menghasilkan biji. Penyerbukan dan pembuahan berlangsung pada bunga. Setelah pembuahan, bunga akan berkembang menjadi buah. Buah adalah struktur yang membawa biji.
2) Sebagai wadah menyatunya gamet jantan (mikrospora) dan betina (makrospora) untuk menghasilkan biji. Proses dimulai dengan penyerbukan, yang diikuti dengan pembuahan, dan berlanjut dengan pembentukan biji.
3) Beberapa bunga memiliki warna yang cerah dan secara ekologis berfungsi sebagai pemikat hewan pembantu penyerbukan. Beberapa bunga yang lain menghasilkan panas atau aroma yang khas, juga untuk memikat hewan untuk membantu penyerbukan.
4) Manusia sejak lama terpikat oleh bunga, khususnya yang berwarna-warni. Bunga menjadi salah satu penentu nilai suatu tumbuhan sebagai tanaman hias.
E. Klasifikasi
Pada awalnya, nama Angiospermae dimaksudkan oleh Paul Hermann (1690) bagi seluruh tumbuhan berbunga dengan biji yang terbungkus dalam kapsula, dan dipertentangkan dengan Gymnospermae sebagai tumbuhan berbunga dengan buah achene atau berkarpela terbelah. Dalam pengertiannya, keseluruhan buah atau bagiannya dianggap sebagai biji dan "terbuka". Kedua istilah ini dipakai oleh Carolus Linnaeus dengan pengertian yang sama tetapi digunakan sebagai nama-nama dari kelas Didynamia.
Pada kebanyakan bunga, berkas pembuluh yang menuju setiap organ berdivergensi dari silinder pembuluh sepal dan petal amat bergam dalam berbagai bunga, tetapi berkas itu dapat bercabang dikotom seperti pada daun. Pada stamen biasanya hanya ada satu berkas pembulu, namun pada beberapa familia memiliki kekhasan jalan daun yakni berjumlah 3-4 berkas perstamen seperti pada arecea.
D. Fungsi Bunga
1) Menghasilkan biji. Penyerbukan dan pembuahan berlangsung pada bunga. Setelah pembuahan, bunga akan berkembang menjadi buah. Buah adalah struktur yang membawa biji.
2) Sebagai wadah menyatunya gamet jantan (mikrospora) dan betina (makrospora) untuk menghasilkan biji. Proses dimulai dengan penyerbukan, yang diikuti dengan pembuahan, dan berlanjut dengan pembentukan biji.
3) Beberapa bunga memiliki warna yang cerah dan secara ekologis berfungsi sebagai pemikat hewan pembantu penyerbukan. Beberapa bunga yang lain menghasilkan panas atau aroma yang khas, juga untuk memikat hewan untuk membantu penyerbukan.
4) Manusia sejak lama terpikat oleh bunga, khususnya yang berwarna-warni. Bunga menjadi salah satu penentu nilai suatu tumbuhan sebagai tanaman hias.
E. Klasifikasi
Pada awalnya, nama Angiospermae dimaksudkan oleh Paul Hermann (1690) bagi seluruh tumbuhan berbunga dengan biji yang terbungkus dalam kapsula, dan dipertentangkan dengan Gymnospermae sebagai tumbuhan berbunga dengan buah achene atau berkarpela terbelah. Dalam pengertiannya, keseluruhan buah atau bagiannya dianggap sebagai biji dan "terbuka". Kedua istilah ini dipakai oleh Carolus Linnaeus dengan pengertian yang sama tetapi digunakan sebagai nama-nama dari kelas Didynamia.
Ketika
Robert Brown pada tahun 1827 menemukan bakal biji yang benar-benar terbuka (tak
terlindung) pada sikas dan tumbuhan runjung, ia memberikan nama Gymnospermae
bagi kedua kelompok tumbuhan ini. Tahun 1851 Wilhelm Hofmeister menemukan perubahan-perubahan
yang terjadi pada kantung embrio dari tumbuhan berbunga (penyerbukan berganda).
Hasil penemuan ini menjadikan Gymnospermae sebagai kelas yang benar-benar
berbeda dari dikotil, dan istilah Angiospermae mulai diterapkan untuk semua
tumbuhan berbiji yang bukan kedua kelompok yang disebutkan Robert Brown.
Pengertian terakhir inilah yang masih bertahan hingga sekarang.
Dalam
sistem taksonomi modern, kelompok tumbuhan berbunga ditempatkan pada berbagai
takson. Selain Angiospermae, kelompok ini disebut juga dengan Anthophyta
("tumbuhan bunga"). Sistem Wettstein dan Sistem Engler menempatkan
Angiospermae pada tingkat subdivisio. Sistem Reveal memasukkan semua tumbuhan
berbunga dalam subdivisio Magnoliophytina, namun pada edisi lanjut memisahkannya
menjadi Magnoliopsida, Liliopsida, dan Rosopsida. Sistem Takhtajan dan sistem
Cronquist memasukkan kelompok ini ke dalam tingkat divisio dengan nama
Magnoliophyta. Sistem Dahlgren dan sistem Thorne (1992) menggunakan nama
Magnoliopsida dan meletakkannya pada tingkat kelas. Saat ini, sistem
klasifikasi yang paling akhir, seperti sistem APG (1998) dan sistem APG II
(2003), tidak lagi menjadikannya sebagai satu kelompok takson tersendiri
melainkan sebagai suatu klade tanpa nama botani resmi dengan nama angiosperms
(sistem ini menggunakan nama-nama bahasa Inggris atau diinggriskan untuk
nama-nama tidak resmi).
Klasifikasi
internal kelompok ini mengalami banyak perubahan. Sistem klasifikasi Cronquist
(1981) masih banyak dipakai tetapi mulai dipertanyakan keakuratannya dari sisi
filogeni terutama karena bertentangan dengan hasil-hasil penyelidikan
molekular. Kesepakatan umum tentang bagaimana tumbuhan berbunga dikelompokkan
mulai tercapai sejak hasil "Angiosperm Phylogeny Group" (APG)
dikeluarkan pada tahun 1998 dan diperbaharui pada tahun 2003 sebagai Sistem
klasifikasi APG II.
Sistem
klasifikasi Cronquist membagi tumbuhan berbunga menjadi dua kelompok:
Magnoliopsida dan Liliopsida. Nama pemeri lain yang diizinkan dalam Pasal 16
ICBN adalah Dicotyledoneae (dikotil) dan Monocotyledoneae (monokotil) atas
dasar sejarah dan menunjukkan satu ciri cukup mudah untuk diamati meskipun
tidak selalu demikian: tumbuhan dikotil memiliki dua daun lembaga sedangkan
tumbuhan monokotil memiliki satu daun lembaga.
Sistem APG, yang menggunakan konsep kladistika dan banyak memakai metode pengelompokan statistika (clustering) serta memasukkan data-data molekular, mendapati bahwa monokotil merupakan kelompok monofiletik atau holofiletik, dan menamakannya monocots (bentuk jamak dari monocot), tetapi dikotil ternyata tidak demikian (disebut sebagai kelompok bersifat parafiletik). Meskipun demikian terdapat kelompok besar dikotil yang monofiletik yang dinamai eudicots atau tricolpates. Nama eudicot berarti "dikotil sejati" karena menunjukkan ciri-ciri yang biasa dinyatakan sebagai ciri khas dikotil, seperti bunga dengan empat atau lima mahkota bunga dan empat atau lima kelopak bunga. Sisa dari pemisahan ini, yang tetap parafiletik, biasa dinamakan sebagai paleodicots (paleo- berarti "purba" atau "kuno") untuk kemudahan penyebutan.
Sistem APG, yang menggunakan konsep kladistika dan banyak memakai metode pengelompokan statistika (clustering) serta memasukkan data-data molekular, mendapati bahwa monokotil merupakan kelompok monofiletik atau holofiletik, dan menamakannya monocots (bentuk jamak dari monocot), tetapi dikotil ternyata tidak demikian (disebut sebagai kelompok bersifat parafiletik). Meskipun demikian terdapat kelompok besar dikotil yang monofiletik yang dinamai eudicots atau tricolpates. Nama eudicot berarti "dikotil sejati" karena menunjukkan ciri-ciri yang biasa dinyatakan sebagai ciri khas dikotil, seperti bunga dengan empat atau lima mahkota bunga dan empat atau lima kelopak bunga. Sisa dari pemisahan ini, yang tetap parafiletik, biasa dinamakan sebagai paleodicots (paleo- berarti "purba" atau "kuno") untuk kemudahan penyebutan.
Penyelidikan
menggunakan filogeni yang menggunakan data-data molekular hingga sekarang telah
menemukan delapan kelompok utama pada tumbuhan berbunga, yaitu:
1. Mesangiospermae
2. Chloranthaceae
3. magnoliids
4. Ceratophyllum
5. monocots
6. eudicots
7. Austrobaileyales
8. Nymphaeales
9. Amborella
F. Keanekaragaman Jenis dan Manfaat
Jenis tumbuhan berbunga diperkirakan berkisar antara 250.000 hingga 400.000 yang dapat dikelompokkan hingga paling sedikit 402 suku (berdasarkan taksiran dalam Sistem APG II). Sistem APG 1998 menyatakan terdapat 462 suku. Monokotil mencakup sekitar 23% dari keseluruhan spesies dan "dikotil sejati" (eudicots) mencakup 75% dari keseluruhan spesies.
Sepuluh besar suku tumbuhan menurut banyaknya jenis adalah sebagai berikut:
1. Asteraceae atau Compositae (suku kenikir-kenikiran): 23.600 jenis
2. Orchidaceae (suku anggrek-anggrekan): 21.950
3. Fabaceae atau Leguminosae (suku polong-polongan): 19.400
4. Rubiaceae (suku kopi-kopian): 13.183
5. Poaceae, Glumiflorae, atau Gramineae (suku rumput-rumputan): 10.035
6. Lamiaceae atau Labiatae (suku nilam-nilaman): 7.173
7. Euphorbiaceae (suku kastuba-kastubaan): 5.735
8. Cyperaceae (suku teki-tekian): 4.350
9. Malvaceae (suku kapas-kapasan): 4.225
10. Araceae (suku talas-talasan): 4.025
Orchidaceae, Poaceae, Cyperaceae dan Araceae adalah monokotil.
Kesepuluh suku di atas mencakup beragam jenis tumbuhan penting dalam kehidupan manusia, baik dalam bidang pertanian, kehutanan maupun industri.
Beberapa suku penting lainnya dalam kehidupan manusia adalah :
a) Solanaceae (suku terong-terongan), sebagai sumber pangan penting terutama sayuran
b) Cucurbitaceae (suku labu-labuan), sebagai sumber sayuran penting
c) Brassicaceae atau Cruciferae (suku sawi-sawian), sebagai sumber sayuran dan minyak pangan penting
d) Alliaceae (suku bawang-bawangan), sebagai sumber sayuran bumbu penting
e) Piperaceae (suku sirih-sirihan), sebagai sumber rempah-rempah penting.
f) Arecaceae atau Palmae (suku pinang-pinangan), sebagai pendukung kehidupan penting masyarakat agraris daerah tropika
g) Rutaceae (suku jeruk-jerukan), Rosaceae (suku mawar-mawaran), dan Myrtaceae (suku jambu-jambuan) banyak menghasilkan buah-buahan penting.
Tumbuhan berbunga juga menjadi pemasok sumberdaya alam dalam bentuk kayu, kertas, serat (misalnya kapas, kapuk, henep, sisal, serat manila), obat-obatan (digitalis, kamfer), tumbuhan hias (ruangan maupun terbuka), dan berbagai daftar panjang kegunaan lain.
PEMBUAHAN GANDA ANGISPERMAE
Pembuahan ganda terjadi pada tumbuhan Angiospermae. Di dalam serbuk sari terdapat dua inti, yaitu inti vegetatif dan inti generatif. Jika serbuk sari jatuh di kepala putik (terjadi penyerbukan) maka inti vegetatif akan membentuk buluh serbuk dan berperan sebagai penunjuk jalan inti generatif menuju bakal biji. Di tengah jalan, inti generatif membelah menjadi 2 sel, yaitu inti generatif 1 dan inti generatif 2. Setelah sampai mikrofil (liang di dalam bakal biji), inti vegetatif mereduksi karena tugasnya sudah selesai. Inti generatif 1 akan membuahi sel ovum membentuk zigot. sedangkan inti generatif 2 akan membuahi sel inti kandung lembaga sekunder (IKLS) membentuk endosperm.
Disebut pembuahan ganda karena terjadi dua kali pembuahan. Pembuahan pertama menghasilkan endosperm dan pembuahan kedua mengahsilkan zigot.
1. Mesangiospermae
2. Chloranthaceae
3. magnoliids
4. Ceratophyllum
5. monocots
6. eudicots
7. Austrobaileyales
8. Nymphaeales
9. Amborella
F. Keanekaragaman Jenis dan Manfaat
Jenis tumbuhan berbunga diperkirakan berkisar antara 250.000 hingga 400.000 yang dapat dikelompokkan hingga paling sedikit 402 suku (berdasarkan taksiran dalam Sistem APG II). Sistem APG 1998 menyatakan terdapat 462 suku. Monokotil mencakup sekitar 23% dari keseluruhan spesies dan "dikotil sejati" (eudicots) mencakup 75% dari keseluruhan spesies.
Sepuluh besar suku tumbuhan menurut banyaknya jenis adalah sebagai berikut:
1. Asteraceae atau Compositae (suku kenikir-kenikiran): 23.600 jenis
2. Orchidaceae (suku anggrek-anggrekan): 21.950
3. Fabaceae atau Leguminosae (suku polong-polongan): 19.400
4. Rubiaceae (suku kopi-kopian): 13.183
5. Poaceae, Glumiflorae, atau Gramineae (suku rumput-rumputan): 10.035
6. Lamiaceae atau Labiatae (suku nilam-nilaman): 7.173
7. Euphorbiaceae (suku kastuba-kastubaan): 5.735
8. Cyperaceae (suku teki-tekian): 4.350
9. Malvaceae (suku kapas-kapasan): 4.225
10. Araceae (suku talas-talasan): 4.025
Orchidaceae, Poaceae, Cyperaceae dan Araceae adalah monokotil.
Kesepuluh suku di atas mencakup beragam jenis tumbuhan penting dalam kehidupan manusia, baik dalam bidang pertanian, kehutanan maupun industri.
Beberapa suku penting lainnya dalam kehidupan manusia adalah :
a) Solanaceae (suku terong-terongan), sebagai sumber pangan penting terutama sayuran
b) Cucurbitaceae (suku labu-labuan), sebagai sumber sayuran penting
c) Brassicaceae atau Cruciferae (suku sawi-sawian), sebagai sumber sayuran dan minyak pangan penting
d) Alliaceae (suku bawang-bawangan), sebagai sumber sayuran bumbu penting
e) Piperaceae (suku sirih-sirihan), sebagai sumber rempah-rempah penting.
f) Arecaceae atau Palmae (suku pinang-pinangan), sebagai pendukung kehidupan penting masyarakat agraris daerah tropika
g) Rutaceae (suku jeruk-jerukan), Rosaceae (suku mawar-mawaran), dan Myrtaceae (suku jambu-jambuan) banyak menghasilkan buah-buahan penting.
Tumbuhan berbunga juga menjadi pemasok sumberdaya alam dalam bentuk kayu, kertas, serat (misalnya kapas, kapuk, henep, sisal, serat manila), obat-obatan (digitalis, kamfer), tumbuhan hias (ruangan maupun terbuka), dan berbagai daftar panjang kegunaan lain.
PEMBUAHAN GANDA ANGISPERMAE
Pembuahan ganda terjadi pada tumbuhan Angiospermae. Di dalam serbuk sari terdapat dua inti, yaitu inti vegetatif dan inti generatif. Jika serbuk sari jatuh di kepala putik (terjadi penyerbukan) maka inti vegetatif akan membentuk buluh serbuk dan berperan sebagai penunjuk jalan inti generatif menuju bakal biji. Di tengah jalan, inti generatif membelah menjadi 2 sel, yaitu inti generatif 1 dan inti generatif 2. Setelah sampai mikrofil (liang di dalam bakal biji), inti vegetatif mereduksi karena tugasnya sudah selesai. Inti generatif 1 akan membuahi sel ovum membentuk zigot. sedangkan inti generatif 2 akan membuahi sel inti kandung lembaga sekunder (IKLS) membentuk endosperm.
Disebut pembuahan ganda karena terjadi dua kali pembuahan. Pembuahan pertama menghasilkan endosperm dan pembuahan kedua mengahsilkan zigot.
Pembuahan ganda
Karena pembuahannya berlangsung dua kali maka pembuahan pada Angiospermae disebut pembuahan ganda.
- inti sperma (n) bergabung dengan sel telur (n) membentuk zigot (2n) inti sperma (2n) bergabung.
- inti kutup (masing-masing 2n) membentuk inti endosperm (3n)
- peleburan sperma dengan inti telur dan inti polar, proses pelepasan tabung polen bervariasi tergantung pada jenis tumbuhan contohnya tanaman gandum.
Karena pembuahannya berlangsung dua kali maka pembuahan pada Angiospermae disebut pembuahan ganda.
Embrio pada tumbuhan berbiji tertentu dapat terbentuk karena beberapa sebab. yaitu :
* perbedaan:
pembuahan tunggal_membentuk biji—->gimnospermae
pembuahan ganda_membentuk biji dan buah—>angiospermae
proses pembentukan sel kelemin jantan (pembuahan ganda)
pada ujung terdapat inti vegetatif dan inti generatif
inti generatif membelah mjd 2 yaituinti generatif 1 yang membentuk sperma 1 dan inti generatif 2 yg membentuk sperma 2
kemudian sperma 1 dan sperma 2 jatuh ke bawah sampai ke mikrofil dan akan membentuk zigot
di dlm mikrofil terdapat satu inti yg disebut mit0sis
mitosis membelah mjd 2 melalui pembelahan meiosis
lalu membelah lg mjd 4 dan disebut meiosis 2
dan terakhir, 4 inti itu membelah mjd 8 inti
proses pembentukan sel kelamin betina
pada 8 inti yg terbentuk melalui pembelahan meiosis dan mitosis itu terbagi mjd beberapa bagian yaitu
dlm mikrofil, 3 inti paling atas dsb sel2 antipoda
2 inti yg ada ditengah dsb inti kandung lembaga sekunder
dan ada 3 inti paling bawah, 2 yg ada di pinggir dsb sinergid dan 1 yg ada di tengah dsb ovum
KLIK PAKU
- Melalui peleburan sperma dan ovum (amfimiksis)
- Tidak melalui peleburan sperma dan ovum (apomiksis)
- Apogami : embrio yang terbentuk berasal dari kandung lembaga. Misalnya : dari sinergid dan antipoda
- Partenogenesis : embrio terbentuk dari sel telur yang tidak dibuahi.
- Embrio adventif : merupakan embrio yang terbentuk dari sel nuselus, yaitu bagian selain kandung lembaga.
* perbedaan:
pembuahan tunggal_membentuk biji—->gimnospermae
pembuahan ganda_membentuk biji dan buah—>angiospermae
proses pembentukan sel kelemin jantan (pembuahan ganda)
pada ujung terdapat inti vegetatif dan inti generatif
inti generatif membelah mjd 2 yaituinti generatif 1 yang membentuk sperma 1 dan inti generatif 2 yg membentuk sperma 2
kemudian sperma 1 dan sperma 2 jatuh ke bawah sampai ke mikrofil dan akan membentuk zigot
di dlm mikrofil terdapat satu inti yg disebut mit0sis
mitosis membelah mjd 2 melalui pembelahan meiosis
lalu membelah lg mjd 4 dan disebut meiosis 2
dan terakhir, 4 inti itu membelah mjd 8 inti
proses pembentukan sel kelamin betina
pada 8 inti yg terbentuk melalui pembelahan meiosis dan mitosis itu terbagi mjd beberapa bagian yaitu
dlm mikrofil, 3 inti paling atas dsb sel2 antipoda
2 inti yg ada ditengah dsb inti kandung lembaga sekunder
dan ada 3 inti paling bawah, 2 yg ada di pinggir dsb sinergid dan 1 yg ada di tengah dsb ovum
KLIK PAKU
No comments:
Post a Comment