1.Apa yang kalian ketahui tentang kekebalan spesifik dan
kekebalan non spesifik?
4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan imuno defesiensi!
5. Jelaskan apa yang dimaksud dengan autoimunitas!
6. Jelaskan apa yang dimaksud dengan hipersensitivitas!
7. Jelaskan apa yang dimaksud dengan memori imunologis!
10. Dalam sistem
kekebalan humoral terdapat lima kelas immunoglobulin. Jelaskan!
11. Jelaskan apa yang dimaksud dengan memori imunologis!
12. Apa yang kamu ketahui dengan lympocyt
14. Bedakan Kedua sel pada lymposit yaitu sel T dab B
Cara kerja sel Tdengan sel B sebagai berikut.
15. Hal apa saja yang kamu ketahui tentang immunitas
Imunitas dapat dibedakan menjadi imunitas alami dan
imunitas buatan.
16. Sebutkan Jenis jenis vaksin berdasarkan
jenis antigen yang terkandung di dalamnya
17. Apa itu immunisasi Aktif dan Pasif
Imunitas aktif
18. Apa itu serum
SERUM
19. Apa saja pertahan tubuh itu ?
20. Jelaskan detail tentang Vaksinasi
Vaksin diklasifikasikan menjadi dua klas, yaitu vaksin
hidup dan vaksin mati. Vaksin hidup berisi mikroorganisme yang telah dilemahkan
virulensi (keganasannya). Pengurangan virulensi dikenal dengan istilah atenuasi
(perlemahan). Cara atenuasi yang sederhana terhadap bakteri untuk keperluan
vaksinasi adalah dengan pemanasan bakteri sampai tepat di bawah titik kematian
atau memaparkan bakteri pada bahan kimia penginaktif sampai batas konsentrasi
subletal. Menumbuhkan bakteri pada medium yang tidak cocok untuk
pertumbuhannya, contohnya : Vaksin kolera unggas (Pasteurella multocida) oleh
Pasteur ditumbuhkan di bawah keadaan yang kekurangan zat makanan. Cara etenuasi
terhadap virus adalah dengan membiakkan pada spesies yang tidak sesuai untuk
tumbuhnya, contoh : virus rinderpest yang patogen terhadap sapi, dilemahkan
dengan menumbuhkannya pada kambing.
Baik vaksin hidup maupun vaksin mati memiliki kelebihan
dan kekurangan masing-masing. Kelebihan vaksin hidup antara lain adalah
kekebalan yang dihasilkan sama dengan kekebalan yang diperoleh karena infeksi
alami. Merangsang pembentukan antibodi yang lebih tahan lama dan juga memberi
perlindungan pada pintu-pintu masuk antigen dan tidak perlu adjuvan. Kekurangan
vaksin hidup, antara lain adalah adanya bahaya pembalikan menjadi lebih virulen
selama multiplikasi antigen dalam tubuh ternak yang divaksin. Penyimpanan dan
masa berlaku vaksin yang terbatas, dperlukan stabilisator dalam penyimpanan.
Tingginya resiko tercemar dengan organisme yang tidak diinginkan.
Kelebihan vaksin mati dibandingkan vaksin hidup antara
lain adalah tidak menyebabkan penyakit akibat pembalikan virulensi dan mudah
dalam penyimpanan. Kekurangan vaksin mati, antara lain adalah perlu perhatian
yang luar biasa pada saat pembuatan guna memastikan bahwa tidak tersisa virus
virulen aktif di dalam vaksin. Kekebalan berlangsung singkat, sehingga harus
ditingkatkan kembali dengan pengulangan vaksinasi yang mungkin menimbulkan
reaksi-reaklsi hipersensitifitas. Pemberian secara parenteral memberikan
perlindungan yang terbatas. Resistensi local pada pintu-pintu masuk
alamiah/multiplikasi utama infeksi virus tidak terjadi. Memerlukan adjuvan
untuk meningkatkan antigenisitas yang efektif.
Adanya kegagalan vaksinasi menyebabkan angka morbiditas
ternak yang tinggi, penurunan produksi dan tingginya biaya yang harus
dikeluarkan. Beberapa factor yang menyebabkan kegagalan vaksinasi adalah
menyangkut life span vaksin, cara vaksinasi, antibodi maternal, kemampuan
membentuk antibodi pada ternak, mikotoksin dan kontaminan lain, seperti limbah
industri, pupuk kimia, rodentisida, asap mobil, cat dan herbisida.
21. Apa itu Autoimmun berikan penjelasan Detail ?
Aktivasi Sel B poliklonal.
Sequesterred.
Peran CD4 dan reseptor MHC.
Penyakit autoimun dapat dipindahkan melalui sel T CD 4 yang
ditransfusikan ke tubuh oranglain. Sel T mengenal self-antigen melalui TCR dan
MHC . Untuk seseorang dapat rentan dengan self-antigen maka ia harus memiliki
MHC dan TCR yang mengikat self-antigen.
PILIHAN GANDA
1.
Batuk, bersin,
mukosa dan keringat adalah respon kekebalan nonspesifik sebagai pertahanan
tubuh tingkat ….
a. Pertama
b. Kedua
c. Ketiga
d. Keempat
e. Kelima
2. Antibodi pada
tubuh manusia dibentuk oleh ….
a. Monosit
b. Eosinofil
c. Neutrofil
d. Limfosit
e. Basofil
3. Reaksi
imunisasi ketika virus atau bakteri menginfeksi tubuh, yaitu terjadinya reaksi
antara ….
a. Antibodi –
imunoglobin
b. Limfosit –
virus
c. Antibodi –
antigen
d. Leukosit –
bakteri
e. Antigen –
imunogen
4. Organ
penghasil antibodi di dalam tubuh adalah ….
a. Tulang
selangka
b. Kelenjar
tiroid dan paratiroid
c. Kelenjar
pankreas
d. Kelenjar
timus dan sumsum tulang
e. Hipotalamus
dan sumsum tulang
5. Tipe antibodi
yang paling banyak ditemukan di peredaran darah adalah ….
a. UgM
b. UgD
c. IgA
d. IgE
e. IgD
6. Limposit T
berfungsi untuk ….
a. Memfagosit
mikroba patogen
b. Mematangkan
limfosit B
c. Melawan
bakteri dan racunnya
d. Menghasilkan
antibodi
e. Membantu
limfosit B menghasilkan antibodi
7. Makrofag
berasal dari sel darah putih jenis ….
a. Limfosit
b. Monosit
c. Eosinofil
d. Basofil
e. Neutrofil
8. Interferon
berfungsi untuk ….
a. Menghasilkan
antibodi
b. Menghasilkan
antigen
c. Mencegah
replikasi virus
d. Mencegah
infejsi bakteri
e. Menghasilkan
imunoglobulin
9. Tubuh kita
tidak mudah terkena infeksi berbagai patogen yang masuk bersama makanan karena
….
a. Air ludah
mengandung ptialin
b. Patogen dalam
makanan akan diserang oleh limfosit
c. Adanya tonsil
dipangkal mulut
d. Patogen
hancur melalui pencernaann mekanis
e. Lambung
menghasilkan HCl dan enzim pencerna protein
10. Imunisasi
untuk mencegah penyakit TB (tuberkulosis) adalah ….
a. BCG
b. TT
c. DPT
d. Polio
e. Campak
11. Hal-hal
berikut yang menyebabkan adanya kekevalan bawaan pada manusia, kecuali ….
a. Adanya sel
darah putih yang mampu bersifat fagosit
b. Adanya HCl
dalam lambung
c. Adanya hemoglobin
dalam eritrosit
d. Daya tahann
kulit terhadap invasi organisme
e. Adanya
senyawa tertentu dalam darah yang mampu menyerang organisme asing
12. Pemberian
vaksin pada tubuh seseorang merupakan salah satu cara mendapatkan kekebalan ….
a. Pasif alami
b. Pasif buatan
c. Autoimun
d. Aktif alami
e. Aktif buatan
13. Vaksin yang
berupa organisme yang telah dilemahkan dipakai untuk vaksinasi
penyakit-penyakit berikut ini, kecuali ….
a. Cacar
b. Campak
c. Poliomielitis
d. Demam kuning
e. Difteri
14. Autoimunitas
berbahaya karena ….
a. Sel limfosit
tidak dapat menghasilkan antibodi
b. Sel limfosit
menyerang sel-sel tubuh
c. Sel fagosit
menyerang sel-sel tubuh
d. Sel limfosit
rusak oleh vitus atau bakteri
15. Perhatikan
data penyakit berikut:
1) Alergi
2) Lupus
3) AIDS
4) Kanker
5) Tuberkulosis
6) Anemia
pernisiosa
Berikut ini yang bukan merupakan penyakit pada sistem
imunitas adalah ….
a. 1) dan 3)
b. 2) dan 4)
c. 5) dan 6)
d. 1) dan 4)
e. 4) dan 5)
Sisa-sisa pembongkaran protein pada urin yang normal
berupa :
a. air, urea, amonia
b. zat warna empedu
c. garam-garam mineral
d. vitamin B, C, dan hormon
2. Penderita Diabetes Insipidus menghasilkan urin 30 kali
lebih banyak dari orang normal. Hal ini disebabkan karena :
a. kekurangan insulin
b. kekurangan antidiuretik
c. bakteri Streptococcus
d. batu ginjal
3. Kulit selain berfungsi sebagai alat pengeluaran, juga
berfungsi sebagai :
a. pelindung tubuh, indera peraba, pro vitamin C
b. indera peraba, penyimpan lemak, pengatur suhu tubuh
c. pengatur suhu tubuh, pro vitamin D, indera perasa
d. pelindung tubuh, pengatur suhu tubuh, pro vitamin A
4. Bagian dalam ginjal yang berperan dalam proses
reabsorbsi adalah :
a. lengkung Henle, tubulus distal, tubulus pengumpul
b. tubulus proksimal, tubulus distal, lengkung Henle
c. medulla, korteks, tubulus proksimal
d. vena, pelvis renalis, medulla
5. Sperma dihasilkan oleh organ :
a. skrotum
b. testis
c. epididimis
d. vas deferens
6. Penyakit yang dapat ditularkan oleh tingkah laku suka
berganti-ganti pasangan antara pria dan wanita, kecuali :
a. gonorea, sifilis, AIDS, klamidia, trikomoniasis
b. sifilis, AIDS, klamidia, trikomoniasis, kutil kelamin
c. AIDS, klamidia, trikomoniasis, kutil kelamin, TBC
d. klamidia, trikomoniasis, kutil kelamin, herpes
genitalis
7. Fungsi dendrit adalah untuk :
a. menerima rangsang
b. mengatur saraf otak
c. menghantarkan rangsang
d. menerima/menghantarkan rangsang
8. Kelainan pada sistem saraf yang mengakibatkan
penderita merasa bingung, depresi, halusinasi, serta menurunnya kemampuan
berpikir yang bersifat genetis adalah :
a. alzheimer
b. amnesia
c. epilepsi
d. meningitis
9. Bila ada cahaya terang maka kita akan menyipitkan mata
untuk mengurangi intensitas cahaya yang jatuh ke mata. Bagian pada mata yang
berfungsi mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk ke dalam mata adalah :
a. kornea
b. lensa
c. pupil
d. retina
10. Indera pembau terletak di :
a. dinding dalam rongga hidung
b. bagian depan rongga hidung
c. langit-langit rongga hidung
d. dalam rongga hidung
11. Perhatikan data berikut :
1) daun telinga
2) tulang martil
3) tulang landasan
4) tiga saluran setengah lingkaran
5) tingkap oval
6) rumah siput
7) gendang teling
8) liang telinga
Yang termasuk telinga bagian luar adalah :
a. 1, 2, 3
b. 1, 7, 8
c. 2, 3, 8
d. 4, 5, 6
12. Reseptor pada lidah yang benar, kecuali :
a. rasa manis di bagian depan lidah
b. rasa pahit di bagian pangkal lidah
c. rasa gurih di bagian bawah lidah
d. rasa asam di bagian samping kiri dan kanan lidah
13. Pasangan organisme dan cara berkembang biak yang
benar adalah :
a. ketela pohon dengan biji
b. jagung dengan setek
c. kelapa dengan tunas
d. jahe dengan akar tinggal
14. Salah satu jenis reproduksi yang bertujuan untuk
menghasilkan keturunan yang memiliki sifat lebih baik dari induknya adalah :
a. setek
b. mencangkok
c. menyambung
d. kultur jaringan
15. Bagian dari komponen sel yang berperan dalam
pewarisan sifat adalah :
a. mitokondira
b. vakuola
c. kromosom
d. retikulum endoplasma
16. Jika suatu individu bergenotip BbCc disilangkan
dengan sesamanya, maka keturunan yang begenotip BBCC berjumlah :
a. 16
b. 8
c. 3
d. 1
17. Untuk mengubah sifat makhluk hidup, maka yang perlu
diubah adalah :
a. habitatnya
b. jenis makanannya
c. materi genetiknya
d. media kulturnya
18. Perbedaan mendasar antara bioteknologi konvensional
dan bioteknologi modern terletak pada :
a. hasilnya
b. manfaatnya
c. bahan bakunya
d. cara mengerjakannya
19. Padi Atomita I dan Kedelai Muria merupakan contoh
organisme yang dihasilkan dengan cara :
a. radiasi
b. kultur jaringan
c. kloning
d. rekombinasi gen
20. Bakteri Streptococcus termophillus dan Lactobacillus
bulgaricus digunakan untuk pembuatan :
a. alkohol
b. yogurt
c. oncom
d. vaksin
ESSAY
1. Apa yang
dimaksud dengan sistem pertahanan tubuh atau sistem imun?
2. Jelaskan
pengertian dari:
a. Sistem
kekebalan spesifik
b. Sistem
kekebalan non spesifik
c. Inflamasi
3. Jelaskan
proses peradangan bila tubuh terdeteksi bakteri!
4. Apakan
perbedaan antara kekebalan pasif alami dan kekebalan pasif buatan? Berilah
contohnya!
5. Jelaskan
contoh penyakit akibat kegagalan sistem kekebalan tubuh!
DETAIL
Mekanisme Sistem Pertahanan Tubuh
Sistem pertahanan tubuh merupakan suatu sistem dalam
tubuh yang bekerja mempertahankan tubuh kita dari serangan suatu bibit penyakit
atau patogen yang masuk ke dalam tubuh.
Berdasarkan cara mempertahankan diri dari penyakit,
sistem pertahanan tubuh digolongkan menjadi dua yaitu pertahanan tubuh spesifik
dan nonspesefik. Beberapa lapisan pertahanan tubuh dijelaskan dalam tabel
berikut.
Tabel lapisan pertahanan tubuh mulai dari permukaan
kulit
1. Sistem Pertahanan Tubuh
Nonspesifik
Sistem pertahanan tubuh nonspesifik adalah sistem
pertahanan tubuh yang tidak membedakan mikroorganisme patogen yang satu dengan
yang lainnya, sistem ini merupakan sistem pertahanan pertama terhadap infeksi
akibat masuknya mikroorganisme patogen atau benda-benda asing yang masuk ke
dalam tubuh.
a. Sistem Pertahanan Tubuh
Nonspesifik Eksternal(Permukaan Tubuh)
- Pertahanan secara fisik : Pertahanan secara fisik dilakukan oleh lapisan terluar
tubuh yaitu kulit dan membran mukosa. Lapisan terluar kulit tersusun atas
sel-sel mati yang rapat sehingga menyulitkan bagi mikroorganisme patogen untuk
masuk ke dalam tubuh.
- Pertahanan secara mekanik : Pertahanan secara mekanik seperti terjadi pada rambut
hidung dan silia, rambut hidung bertugas menyaring udara dari partikel-partikel
berbahaya maupun dari mikroorganisme yang kurang menguntungkan, sedangkan silia
yang terdapat pada trakea berfungsi menyapu partikel-partikel berbahaya yang
terperangkap dalam lendir dan keluar bersama air ludah.
- Pertahanan secara biologis : Pertahanan secara biologis seperti adanya populasi
bakteri yang tidak berbahaya yang terdapat pada permukaan kulit dan membran
mukosa, bakteri-bakteri tersebut berkompetisi dengan bakteri patogen dalam
memperoleh nutrisi sehingga perkembangan bakteri patogen terhambat.
- Pertahanan secara kimia : Pertahanan secara kimia dilakukan oleh cairan sekret
seperti keringat dan minyak yang dihasilkan oleh membran mukosa dan kulit yang
mengandung zat-zat kimia yang menghambat pertumbuhan mikroorganisme, sedangkan air
liur (saliva), air mata, dan sekresi mukosa mengandung enzim lizosim yang dapat
membunuh bakteri, enzim lizosim dapat menguraikan dinding bakteri dan patogen
dengan cara hidrolisis sehingga sel pecah dan mati.
Sistem Pertahanan Tubuh
Nonspesifik Internal
1) Inflamasi
Inflamasi adalah respon tubuh terhadap kerusakan
jaringan yang disebabkan antara lain tergores atau benturan keras. Adanya
kerusakan jaringan menyebabkan patogen dan mikroorganisme lainnya dapat masuk
ke dalam tubuh dan menginfeksi sel-sel tubuh. Sel-sel tubuh yang rusak akan
melepaskan signal kimiawi yaitu histamin dan prostaglandin. Sel yang berfungsi
melepaskan histamin adalah mastosit yang berkembang dari salah satu jenis sel
darah putih yaitu basofil.
Adanya signal kimiawi berupa histamin menyebabkan
terjadinya pelebaran pembuluh darah dan peningkatan kecepatan aliran darah dan
menyebabkan permeabilitas pembuluh darah meningkat.
Meningkatnya permeabilitas pembuluh darah menyebabkan
neutrofil, monosit, dan eosinofil berpindah dari pembuluh darah ke jaringan
yang mengalami infeksi, selanjutnya neutrofil dan eosinofil mulai memakan
patogen, dan monosit akan mulai bergerak menghancurkan patogen.
Neutrofil dalam darah putih merupakan yang
terbanyak(sekitar 60-70%), neutrofil meninggalkan pembuluh darah dan menuju
jaringan yang terinfeksi dan membunuh mikroba.
Sel monosit (sekitar 5% dari keseluruhan sel darah
putih) bergerak menuju jaringan yang terinfeksi dan berubah menjadi makrofag
(Big eaters) dan memakan patogen dengan cara fagositosis. Makrofag berbentuk
mirip amoeba yang memiliki pseudopodia untuk menarik mikroba dan menghancurkan
enzim pencernaannya. Walaupun begitu beberapa mikroba telah berevolusi dengan
cara mikrofag seperti beberapa bakteri yang memiliki kapsul yang membuat
pseudopodia makrofag tidak bisa menempel.
Selain neutrofil dan monosit terdapat juga eosinofil
(sekitar 1,5% dari keseluruhan sel darah putih). Eosinofil memiliki aktivitas
fagosit yang terbatas namun memiliki enzim penghancur dalam sitoplasmanya yang
dapat menembus pertahanan cacing parasit.
Mekanisme pertahanan tubuh secara inflamasi dapat
dilihat pada gambar berikut.
Proses pertahanan tubuh melalui inflamasi
Berdasarkan gambar diatas mekanisme pertahanan tubuh
secara inflamasi dapat dijelaskan sebagai berikut.
- Jaringan mengalami luka dan
merangsang pengeluaran histamin.
- Histamin menyebabkan terjadinya
pelebaran pembuluh darah serta peningkatan aliran darah yang menyebabkan
permeabilitas pembuluh darah meningkat, hal ini menyebabkan perpindahan sel-sel
fagosit (neutrofil, monosit, dan eosinofil)
- Sel-sel fagosit kemudian memakan
patogen. Setelah infeksi tertanggulangi, neutrofil dan sel-sel
fagosit akan mati seiring dengan matinya sel-sel tubuh dan patogen. Sel-sel
fagosit yang hidup atau mati serta sel-sel tubuh yang rusak akan membentuk
nanah. Inflamasi mencegah infeksi ke jaringan lain serta mempercepat proses
penyembuhan.
1) Protein Antimikrobia
Terdapat protein yang berperan dalam sistem pertahanan
tubuh yaitu protein komplemen yang terdiri dari sekitar 20 jenis protein.
Protein komplemen bersirkulasi dalam darah dalam bentuk tidak aktif. Jika
beberapa molekul dari satu jenis protein komplemen aktif, dapat memicu
gelombang reaksi yang mengaktifkan gelombang komplemen yang lain.
Protein komplemen dapat membunuh bakteri penginfeksi
dengan cara melubangi dinding dan membran plasma bakteri tersebut, hal ini
menyebabkan ion Ca2+ keluar dari bakteri sedangkan cairan dan
garam-garam diluar bakteri masuk ke dalam bakteri dan membunuh bakteri
tersebut.
Cara kerja protein komplemen dalam menghancurkan
bakteri
Jenis protein lain yang berperan dalam sistem pertahanan
tubuh yaitu interferon yang dihasilkan dari sel-sel yang terinfeksi oleh virus.
Interferon dihasilkan ketika virus memasuki tubuh melalui kulit dan selaput
lendir. Interferon akan berikatan dengan sel-sel yang tidak terinfeksi dan
sel-sel yang berikatan dengan interferon akan membentuk zat yang mampu mencegah
replikasi.
2) Respon tubuh terhadap Pertahanan
Tubuh Nonspesifik
Akibat infeksi patogen tubuh merespon dengan
terjadinya peradangan (inflamasi) dan demam. Inflamasi merupakan reaksi tubuh
terhadap kerusakan sel-sel tubuh yang disebabkan oleh infeksi, zat-zat kimia,
atau gangguan fisik seperti benturan atau panas, inflamasi menimbulkan rasa
sakit, panas, bengkak, serta kulit yang memerah.
Respon tubuh yang lain adalah demam dimana ditandai
dengan suhu tubuh yang naik. Mikroorganisme patogen, substansi asing, serta
sel-sel tubuh yang mati menghasilkan zat yang disebut pyrogenexogen yang
merangsang monosit dan makrofag mengeluarkan zat pyrogen-endogen yang
merangsang bagian otak hipotalamus menaikan suhu tubuh sehingga timbul perasaan
suhu tubuh yang meningkat.
Suhu tubuh yang tinggi mengguntungkan karena patogen
akan lemah dan mati pada suhu tinggi, selain itu metabolisme, reaksi kimia, serta
sel-sel darah putih akan lebih aktif dan cepat sehingga mempercepat penyembuhan
walaupun menimbulkan efek seperti pusing, lesu, kejang, dan kerusakan otak
permanen yang membahayakan tubuh.
2. Sistem Pertahanan Tubuh Spesifik
Sistem pertahanan tubuh spesifik juga dikenal dengan
sistem imun atau sistem kekebalan tubuh, jika patogen berhasil melewati sistem
pertahanan tubuh nonspesifik maka selanjutnya harus berhadapan dengan
pertahanan tubuh spesifik. Sistem pertahanan tubuh spesifik adalah pertahanan
tubuh terhadap patogen tertentu yang masuk ke dalam tubuh.
a. Struktur Sistem Kekebalan Tubuh.
Sistem pertahanan tubuh melibatkan peran limfosit dan
antibodi.
1) Limfosit
Limfosit terdiri dari dua jenis yaitu limfosit B(sel B)
dan limfosit T(sel T). Dua jenis limfosit ini memiliki fungsi yang
berbeda-beda, walaupun jika diamati dengan mikroskop menunjukan struktur yang
sama.
a) Sel B
Limfosit B terbentuk dan dimatangkan di dalam sumsum
tulang dan masuk ke dalam aliran darah menuju jaringan limfatik. Sel B
bertanggung jawab terhadap produksi antibodi sebagai kekebalan humoral.
Sel B
dapat dibedakan menjadi 3 jenis yaitu:
- Sel B plasma, berfungsi untuk memproduksi
antibodi.
- Sel B pengingat, berfungsi mengingat antigen
yang pernah masuk ke dalam tubuh dan menstimulasi sel Limfosit B plasma jika
terjadi infeksi kedua.
- Sel B pembelah, berfungsi membentuk sel B
plasma dan sel B pengingat dalam jumlah yang banyak serta cepat.
b) Sel T
Limfosit T dibentuk di dalam sumsum tulang dan menuju
ke kelenjar timus untuk mengalami diferensiasi lebih lanjut, sel T berperan
dalam kekebalan selular yaitu dengan menyerang sel penghasil antigen secara
langsung, sel T juga turut membantu produksi antibodi oleh sel B plasma, sel T dapat
dibedakan menjadi 3 jenis yaitu :
- Sel T pembunuh (sel T sitotoksik), berfungsi
menyerang patogen dan mikroorganisme asing yang masuk ke dalam tubuh, yaitu sel
tubuh yang terinfeksi.
- Sel T pembantu (sel T penolong) berfungsi
menstimulasikan pembentukan sel T jenis lainnya serta sel B plasma, serta
mengaktifkan dapat mengaktifkan makrofag untuk melakukan fagositosis.
- Sel T supressor, berfungsi menghentikan
respon imun yaitu setelah infeksi berhasil ditanggulangi.
Antibodi
a) Pengertian dan Fungsi Antibodi
Pada setiap mikroorganisme serta substansi asing yang
masuk ke tubuh pada permukaannya terdapat senyawa protein yang berperan sebagai
antigen, antigen meliputi molekul yang dimiliki oleh mikroorganisme serta
substansi asing tersebut.
Antigen yang masuk ke tubuh akan menyerang tubuh untuk
membentuk antibodi, antibodi adalah senyawa protein yang berfungsi melawan
antigen dengan cara mengikatnya, setelah diikat antigen akan ditangkap dan
dihancurkan oleh makrofag. Antibodi bekerja secara spesifik untuk suatu antigen
tertentu seperti antibodi cacar hanya cocok untuk antibodi cacar.
b) Struktur Antibodi
Pada antibodi setiap molekul tersusun atas dua macam
rantai polipeptida yang identik dimana terdapat dua rantai ringan dan dua
rantai berat. Keempat rantai pada molekul antibodi dihubungkan oleh ikatan
disulfida dan bentuk molekulnya menyerupai huruf Y.
Pada setiap lengan dari molekul tersebut memiliki
tempat pengikatan antigen. Umumnya antibodi terdiri atas sekelompok protein
yang berada pada fraksi-fraksi globulin serum, fraksi-fraksi globulin serum ini
dinamakan immunoglobulin atau disingkat Ig.
c) Pengelompokan Antibodi
Terdapat lima jenis antibodi yang dimiliki manusia
yaitu IgG, IgM, IgA, IgD, dan IgE. Berikut penjelasannya.
- IgG (Immunoglobulin Gamma), adalah
kelompok immunoglobulin yang paling banyak dan sering ditemukan dalam
sirkulasi. IgG dapat menembus dinding pembuluh darah dan plasenta, IgG
memberikan perlindungan terhadap bakteri, virus, dan toksin serta disekresikan
dalam kolostrum.
- IgM (Immunoglubulin-M) adalah
jenis antibodi pertama yang ditemukan ketika infeksi suatu antigen, antibodi
jenis ini memiliki pergiliran yang tinggi dan tidak bertahan lama, IgM dapat
mengikat antigen atau patogen menjadi gumpalan atau mengaglutinasinya sehingga
mudah difagositosis makrofag, IgM juga dapat memicu aktifnya protein komplemen.
- IgA (Immunoglobulin-A), antibodi
jenis ini dapat mencegah masuknya virus melalui jaringan apitel mukosa, sistem
pencernaan, pernapasan, dan saluran reproduksi. IgA ditemukan di air liur, air
mata, dan kolostrum.
- IgE (Immunoglobulin-E) merupakan
antibodi yang sedikit lebih besar dari molekul IgG dan hanya sebagian kecil
dari total antibodi dalam darah. IgE memicu peradangan jika cacing parasit
menyerang tubuh. IgE juga berperan dalam reaksi alergi.
- IgD (Immunoglobulin-D) antibodi
jenis ini tidak dapat mengaktikan sistem komplemen dan tidak dapat melewati
plasenta. IgD diduga berfungsi dalam diferensiasi sel limfosit B menjadi sel B
plasma dan sel B memori.
Respon Kekebalan Tubuh terhadap
Antigen
Respon kekebalan tubuh terhadap antigen dapat dibedakan
menjadi dua jenis yaitu kekebalan tubuh humoral dan kekebalan tubuh seluler.
1) Kekebalan Humoral
Imunitas humoral melibatkan aktivitas sel B dengan
antibodi yang berada dalam plasma darah dan cairan limfa dalam bentuk protein.
Pembentukan antibodi dipicu oleh kehadiran antigen dimana prosesnya dimulai
dari sel B pembelah yang akan membentuk sel B plasma dan sel B pengingat, sel B
plasma akan menghasilkan antibodi yang berfungsi mengikat antigen dimana
antibodi bekerja secara spesifik terhadap antigen tertentu.
Antigen yang terikat akan mempermudah makrofag untuk
lebih mudah menangkap dan menghancurkan patogen tersebut. Terdapat beberapa
cara antibodi dalam menghadapi antigen yaitu :
- Netralisasi, yaitu antibodi
memblokir tempat-tempat dimana antigen seharusnya berikatan dengan sel inang.
Selain itu antibodi menetralkan bakteri beracun dengan menyelubungi bagian
beracunya sehingga makrofag dapat dengan mudah memfagositnya.
- Penggumpalan atau aglutinasi
patogen atau antigen sehingga memudahkan makrofag dalam menjalankan aktivitas
fagositnya terhadap patogen.
- Pengendapan, yaitu dilakukan pada
antigen terlarut oleh antibodi yang menyebabkan antigen terlarut tidak dapat
bergerak sehingga mudah ditangkap makrofag.
- Antibodi bekerja sama dengan
protein komplemen dimana antibodi berikatan dengan antigen akan mengaktifkan
protein komplemen untuk membentuk pori atau lubang pada sel patogen.
Setelah infeksi berakhir sel B plasma akan mati,
sedangkan sel B pengingat akan tetap hidup dalam waktu yang lama. Masuknya
antigen atau patogen pertama kali dan serangkaian respon imun awal ini disebut
respon kekebalan primer.
Seringkali antigen yang sama masuk kedua kalinya dalam
tubuh, hal ini direspon sel B pengingat yang selanjutnya akan menstimulasi
pembentukan sel B plasma yang akan memproduksi antibodi, respon untuk kedua
kalinya ini disebut respon kekebalan sekunder dimana dalam prosesnya antibodi
dalam menghadapi antigen berlangsung lebih cepat dan lebih besar dari respon
kekebalan primer, hal ini dikarenakan adanya memori imunologi dalam hal ini
adalah sel B pengingat, memori imunologi adalah kemampuan sistem imun untuk
mengenali antigen yang pernah masuk ke dalam tubuh.
Grafik respon kekebalan primer dan sekunder
2) Kekebalan Selular
Kekebalan selular diprakarsai sel T yang menyerang
sel-sel asing atau jaringan tubuh yang telah terinfeksi secara langsung. Ketika
sel T membunuh kontak dengan antigen pada permukaan sel asing, sel T pembunuh
akan menyerang dan menghancurkannya dengan cara merusak membran sel asing.
Apabila infeksi telah berhasil ditangani, sel T supresor akan menghentikan
respon kekebalan dengan cara menghambat kegiatan sel T pembunuh dan membatasi
produksi antibodi.
Jenis-Jenis Kekebalan Tubuh
1) Kekebalan Aktif
Kekebalan aktif adalah kekebalan yang dihasilkan oleh
tubuh itu sendiri dimana jika seseorang mengalami sakit karena infeksi patogen
dan tubuh merespon dengan membuat antibodi, setelah sembuh antibodi tersebut
dapat bertahan lama sehingga orang tersebut menjadi kebal terhadap penyakit
tersebut, seperti contoh orang yang pernah sakit cacar air tidak akan terkena
penyakit tersebut untuk kedua kali. Kekebalan jenis ini dinamakan kekebalan
aktif alami.
Selain itu terdapat juga kekebalan aktif buatan
seperti dengan menyuntikan antigen bakteri, patogen, atau mikroba yang sudah
tidak aktif cara ini dikenal dengan vaksinasi. Vaksinasi menyebabkan orang yang
disuntik tersebut mendapatkan kekebalan karena tubuhnya akan membentuk
antibodi.
2) Kekebalan Pasif
Kekebalan pasif adalah kekebalan yang diperoleh
setelah mendapat antibodi dari luar. Sebagai contoh kekebalan yang diperoleh
bayi dari ibunya melalui air susu pertama (kolostrum) atau diperoleh bayi pada
saat masih berada dalam kandungan. Kekebalan jenis ini dinamakan kekebalan
pasif alami.
Sedangkan kekebalan pasif buatan diperoleh dengan
menyuntikan antibodi yang diekstrak dari satu individu ke tubuh orang lain
melalui serum, walaupun kekebalan pasif ini berlangsung singkat tapi berguna
untuk penyembuhan secara cepat.
Gangguan pada Sistem Kekebalan Tubuh
Gangguan pada sistem kekebalan tubuh seperti sistem
kekebalan tubuh dapat tidak berfungsi jika sistem ini bereaksi dengan molekul
asing yang berlebihan. Beberapa contoh gangguan pada sistem kekebalan tubuh
antara lain Alergi, autoimunitas dan AIDS.
1. Alergi
Alergi adalah respon imun yang berlebihan terhadap
suatu senyawa yang masuk ke dalam tubuh. Reaksi alergi disebut juga dengan
anaphylaxis. Senyawa yang dapat menimbulkan alergi adalah Alergen yang dapat
berupa serbuk, debu, bulu hewan, gigitan serangga, serta jenis makanan
tertentu.
Alergi diawali dengan proses masuknya alergen ke dalam
tubuh yang merangsang sel-sel B plasma untuk mensekresikan antibodi yang
biasanya dari kelas IgE. Pada awalnya alergen yang masuk ke tubuh tidak akan
menimbulkan alergi tapi pada awal alergen yang masuk akan berikatan dengan
mastosit. Hal ini menyebabkan ketika alergen untuk kedua kalinya masuk ke dalam
tubuh akan terikat pada antibodi IgE yang telah berikatan dengan mastosit,
keadaan inilah yang menyebabkan mastosit melepaskan histamin yang memperbesar
dan meningkatkan permeabilitas pembuluh darah (inflamasi). Inflamasi
menyebabkan timbulnya berbagai gejala alergi seperti bersin, gatal-gatal,
pusing, dan kesulitan bernapas.
2. Autoimunitas
Autoimunitas adalah keadaan dimana sistem kekebalan
tubuh membentuk antibodi untuk menyerang sel-sel tubuh sendiri seolah-olah
bukan merupakan bagian dari tubuh. Autoimunitas seringkali disebabkan gagalnya
proses pematangan sel T di kelenjar timus atau karena infeksi virus yang
terjadi sebelum lahir yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Akibat
autoimunitas banyak dijumpai kelainan-kelainan atau keabnormalan yang dapat
dijumpai antara lain :
- Diabetes Mellitus, yaitu tipe I (insulin-dependent
diabetes mellitus), dimana antibodi menyerang sel-sel beta di pankreas
yang memproduksi hormon insulin sehingga menyebabkan kadar gula dalam darah
tinggi.
- Addison’disease, penyakit ini bisa
disebabkan oleh infeksi pada kelenjar adrenalin namun juga bisa disebabkan oleh
antibodi yang menyerang sel-sel hormon yang menghasilkan adrenalin. Akibat yang
ditimbulkannya adalah mudah merasa lelah, kehilangan berat badan, rasa perasaan
yang tertekan, kadar gula darah rendah dan pigmentasi kulit yang meningkat.
- Mysthenia gravis, disebabkan
oleh antibodi yang menyerang otot lurik. Hal ini menyebabkan dergradasi otot
dan berkurangnya kemampuan otot menangkap asetilkolin (zat yang dilepaskan
saraf untuk memicu kontraksi otot), misalnya terjadi pada mata dimana posisi
mata menjadi tidak simetris.
Penderita Mysthenia gravis yang menyebabkan posisi
mata tidak simetris
d. Lupus erythematosus, yaitu keadaan
dimana antibodi menyerang sel-sel tubuh yang lain sebagai sel asing dimana
ketika kondisi tubuh melemah maka seranggan antibodi akan meningkat.
Ruam pada penderita Lupus erythematosus
e. Multiple sclerosis,yaitu keadaan
dimana antibodi menyerang jaringan saraf dan di tulang belakang dimana bagian
saraf yang diserang adalah seludang mielin sebagai bagian yang melapisi sel
saraf dan berperan dalam penghantaran informasi,hal ini menimbulkan berbagai
gejala seperti gangguan penglihatan, pusing, depresi dan lain-lain.
3. AIDS
AIDS (acquired Immunodeficiency Syndrome) adalah
penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus HIV (Human Immunodeficiency
Virus). AIDS sendiri merupakan kumpulan dari berbagai penyakit.
AIDS disebabkan virus HIV yang menyerang sel T
pembantu yang berfungsi menstimulasi sel T lainnya serta sel B plasma. Ketika
virus berhasil menginfeksi sel T virus menggunakan perangkat selnya untuk
menggandakan diri setelah itu menembus membran sel kemudian menginfeksi sel T
yang lain. Hal ini menyebabkan kemampuan tubuh melawan kuman penyakit menjadi
berkurang.
Gambar dan Struktur Virus HIV
Sel T pembantu menjadi target utama virus HIV karena
pada permukaan selnya terdapat molekul CD4 sebagai reseptor, dimana infeksi
dimulai ketika molekul glikoprotein (gp120) yang terdapat pada permukaan HIV
menempel ke reseptor CD4. Pada orang normal jumlah sel T dalam tubuh sekitar
1000 sel/mm3 , hal ini berbeda dengan orang yang menderita AIDS
dimana jumlah sel T nya hanya sekitar 200 sel/mm3.
Virus HIV yang menyebabkan AIDS dapat menular dari
satu orang ke orang lain dengan banyak cara antara lain penggunaan jarum suntik
secara bersamaan, transfusi darah dari penderita, serta hubungan seksual. Pada
dasarnya penderita AIDS meninggal bukan karena virus HIV yang menyerangnya tapi
karena melemahnya kekebalan tubuh maka beberapa penyakit bisa berakibat fatal
bagi penderita AIDS, penyakit-penyakit itu seperti TBC, kanker darah, kanker,
meningitis, harpes dan berbagai penyakit lainnya.