Kisah Tenzing Norgay, Pemandu Sir Edmund Hillary Penakluk
Puncak EVEREST pertamakali: Begitu turun dari puncak Everest, banyak wartawan
mewawancarai Sir Edmund, dan hanya satu wartawan yang bertanya pada pemandunya
Tenzing Norgay. Maka, ketika ia ditanya, Tenzing pun menjelaskannya secara
gamblang dan menunjukkan sikapnya sebagai seorang pemandu yang rendah hati.
“Sebagai pemandu (Sherpa), mestinya Anda yang lebih dulu menginjakkan kaki di
puncak Everest,” tanya wartawan. Tenzing menjawab; “Betul, sebagai pemandu saya
ada di depannya. Tapi, tinggal selangkah lagi mencapai puncak, saya
mempersilahkan Edmund untuk mendahului saya.” Wartawan ini bertanya lagi;
“Mengapa hal itu anda lakukan?” Tenzing menjawab; “Itu impian Sir Edmund, bukan
impian saya,” ujarnya merendah. "Impian saya adalah membantu orang lain
untuk mencapai cita-citanya". Smoga bermanfaat
note
note
Rendah hati adalah mahkota orang-orang saleh, hiasan diri manusia sejati. Rendah hati adalah obat yang menyembuhkan kesombongan dan
mematikan keangkuhan, mengerdilkan ketakaburan. Tak banyak orang yang mampu
berlaku rendah hati karena ia memang sifat mulia yang hanya bisa dimiliki oleh
orang-orang mulia, ia sikap terhormat yang hanya pantas disandang pada pundak
orang-orang terhormat pula.
Dalam kerendahhatian itu terdapat kekuatan jiwa, karena
pemilik dan pelakunya senantiasa mampu menjadikan hati dan pikirannya sebagai
pengendali nafsu. Tak ada yang bisa didapatkan dari orang yang tidak rendah
hati, kecuali yang bersangkutan akan dengan mudah menonjolkan kesombongan,
memamerkan keangkuhan, menyematkan kecongkakan. Aura iblis dengan kentara dalam
sikap dan perilakunya.
No comments:
Post a Comment