Friday, January 30, 2015

APA ITU HORMON TUMBUHAN

Faktor Internal pertumbuhan selain ditentukan oleh gen ternyata juga ditentukan oleh sekret berupa getah yaitu hormon tumbuh (fitohormon) yang memacu pertumbuhan tumbuhan dan proses proses fisiologis yang terjadi pada pertumbuhan tanaman  
  
Zat pengantur tumbuh adalah senyawa organic bukan nutrisi tanaman yang aktif dalam jumlah kecil yang disintensiskan pada bagian tertentu tanaman dan pada umumnya  diangkut   ke   bagian   lain   tanaman   dimana   Zat   tersebut  menimbulkan tanggapan  secara  biokimia,fisiologis   dan morfologis.  Zat  pengantur   tumbuh  yang umumdigunakan  dalam   kultur   in   vitro   adalah   golongan   auksin   dan   sitokinin

 Zat pengatur tumbuh (ZPT) memainkan peranan yang penting melalui pengaruhnya pada pembelahan sel dan diferensiasi sel selama terjadinya perkembangan dari zigot sampai perkecambahan biji, pertumbuhan vegetatif dan reproduktif. ZPT alami dan senyawa buatan adalah zat yang dapat mengubah pertumbuhan dan perkembangan tanaman, nama senyawa tersebut dapat juga pada kegiatan fisiologisnya, misal : Zat tumbuh daun, akar, dsb.

Bagaimana membedakan Zat pengatur tumbuh dan Fitohormon atau Hormon tanaman
More (1989) membedakan antara hormon tanaman dan ZPT sebagai berikut

  1. Hormon tanaman adalah senyawa organik bukan nutrisi yang aktif dalam jumlah kecil  kurang lebih 1 mili mikron , Hormon diproduksi oleh tanaman pada bagian organ tertentu , umunya ditranslokasikan ke bagian organ lain tanaman , kebanyakan hormon yang diproduksi dan kemudian ditransportasikan itu menghasilkan sustu respon secara biokimia , fidiologis dan kenampakan morfologis tanaman yang dipengaruhinya 
  2.    Zat pengatur tumbuh (ZPT) adalah senyawa organik bukan nutrisi yang dalam konsentrasi rendah kurang dari 1 mili mikron mampu mendorong , atau menghambat atau secara kualitatif mengubah pertumbuhan dan perkembangan tanaman 

Agar hormon tumbuhan yang terdapat dalam jumlah yang relatif sangat kecil bersifat aktif dan khas, dapat di pastikan harus ada tiga syarat utama dalam sistem respon. Yang pertama, hormon harus ada dalam jumlah yang cukup dalam sel yang tepat. Kedua, hormon harus dikenali dan diikat erat oleh setiap kelompok sel yang tanggap terhadap hormon (sel sasaran yang peka). Dan untuk ini diperlukan protein penerima yaitu suatu protein yang memiliki struktur komplek yang dapat mengenali dan memilih diantara molekul yang jauh lebih kecil. Ketiga, protein penerima tersebut (konfigurasinya diduga berubah saat menerima hormon) harus dapat menyebabkan perubahan metabolik lain yang mengarah pada penguatan isyarat atau kurir hormon
            
Hormon tumbuhan adalah senyawa organik yang disintesis oleh salah satu bagian tanaman dan dipindahkan ke bagian tanaman yang lain. Pada konsentrasi yang sangat rendah hormon mampu menimbulkan suatu respon fisiologis, dan juga menyatakan bahwa hormon yang sudah dikenal sampai sekarang hanya ada 5 kelompok walaupun masih banyak lagi yang dipastikan di temukan. Kelima kelompok yang sudah di kenal itu meliputi 4 macam auksin, berbagai macam giberellin (tercatat 86 macam), beberapa sitokinin, asam absisat dan etilen.
            Titik-titik dalam proses ekspresi gen yang menunjukkan bagaimana aktivitas atau peran hormon pada prinsipnya dapat dikelompokkan atas peran hormon pada membran, substrat dan pada enzim.
  1. Hormon mempengaruhi permeabilitas membran. Pengaruhnya dapat meningkatkan atau menurunkan. Bila permeabilitasnya meningkat maka akan mengakibatkan kemampuan selektivitas menurun, sehingga memacu masuknya ion-ion atau senyawa-senyawa ke dalam sel. Sedangkan bila permeabilitasnya menurun maka akan mengakibatkan selektifitas meningkat sehingga akan mengurangi masuknya ion-ion atau senyawa tertentu ke dalam sel. Kemampuan selektivitas memungkinkan masuknya ion tertentu dan menghambat ion yang lain, sehingga konsentrasi ion tertentu di dalam sel akan meningkat dibandingkan dengan di luar sel. Artinya bahwa substrat di luar sel tidak sama dengan substrat di dalam sel.
  2. Hormon mampu menghambat atau mempercepat terbentuknya kompleks enzim-substrat, artinya dengan posisi demikian hormon mempunyai peran dapat mendorong percepatan reaksi enzimatik atau menghambat. Pada reaksi enzimatik agar terbentuk produk, terlebih dahulu substrat harus berikatan dengan enzim membentuk kompleks-enzim-substrat.
  3. Hormon dapat mempercepat penyediaan atau pembentukan : atp. Koenzim, kofaktor, dan vitamin pada reaksi enzimatik, karena efektifitas kerja enzim sangat memerlukan hal-hal di atas.
  4. Hormon sendiri berfungsi sebagai koenzim, sehingga enzim yang sebelumnya tidak aktif menjadi aktif berfungsi. Untuk dapat aktif enzim memerlukan koenzim, atau dapat pula hormon itu hanya berfungsi sebagai pengaktif saja.
  5. Hormon berfungsi sebagai pengaktif, jika pada enzim terdapat inhibitornya. Seperti diketahui bahwa enzim dapat menjadi tidak aktif bila terdapat hambatan (inhibitor). Bila yang terjadi adalah inhibitor kompetitif hormon dapat membantu dengan cara meningkatkan konsentrasi substrat atau enzimnya. Sedangkan bila yang terjadi adalah inhibitor non kompetitif maka hormon bertindak sebagai penangkap atau pengikat inhibitor nin kompetitifnya hingga hambatan menurun dan reaksi berjalan.
  6. Hormon dapat berperan sebagai pengaktif prekrusor enzim, dalam hal ini hormon berperan sebagai scond massenger pada sistesis protein sehingga percepatan reaksi dapat terjadi.
  7. Hormon sebagai pengatur efek allosterik (sebagai efektor),
  8. Hormon dapat mempengaruhi langsung dalam aktifitas sintesis protein. 
SECOND OPINI

  • Hormon (dari bahasa Yunani, όρμή: horman – “yang menggerakkan”) adalah pembawa pesan kimiawi antarsel atau antarkelompok sel. 
  • Semua organisme multiselular, termasuk tumbuhan (lihat artikel hormon tumbuhan/fitohormon diatas ), memproduksi hormon. 
  • Hormon berfungsi untuk memberikan sinyal ke sel target yang selanjutnya akan melakukan suatu tindakan atau aktivitas tertentu.

Tindakan yang dilakukan karena pesan hormon sangat bervariasi, termasuk di antaranya adalah perangsangan atau penghambatan pertumbuhan serta apoptosis (kematian sel terprogram), pengaktifan atau penonaktifan sistem kekebalan, pengaturan metabolisme dan persiapan aktivitas baru (misalnya terbang, kawin, dan perawatan anak), atau fase kehidupan (misalnya pubertas dan menopause). 
  • Pada banyak kasus, satu hormon dapat mengatur produksi dan pelepasan hormon lainnya. 
  • Hormon juga mengatur siklus reproduksi pada hampir semua organisme multiselular.
Pada hewan, hormon yang paling dikenal adalah hormon yang diproduksi oleh kelenjar endokrin vertebrata. 
  • Walaupun demikian, hormon dihasilkan oleh hampir semua sistem organ dan jenis jaringan pada tubuh hewan. 
  • Molekul hormon dilepaskan langsung ke aliran darah, walaupun ada juga jenis hormon – yang disebut ektohormon (ectohormone) – yang tidak langsung dialirkan ke aliran darah, melainkan melalui sirkulasi atau difusi ke sel target.

Pada prinsipnya pengaturan produksi hormon dilakukan oleh hipotalamus (bagian dari otak). Hipotalamus mengontrol sekresi banyak kelenjar yang lain, terutama melalui kelenjar pituitari, yang juga mengontrol kelenjar-kelenjar lain. Hipotalamus akan memerintahkan kelenjar pituitari untu mensekresikan hormonnya dengan mengirim faktor regulasi ke lobus anteriornya dan mengirim impuls saraf ke posteriornya dan mengirim impuls saraf ke lobus posteriornya.
Pada tumbuhan, hormon dihasilkan terutama pada bagian tumbuhan yang sel-selnya masih aktif membelah diri (pucuk batang/cabang atau ujung akar) atau dalam tahap perkembangan pesat (buah yang sedang dalam proses pemasakan). Transfer hormon dari satu bagian ke bagian lain dilakukan melalui sistem pembuluh (xilem dan floem) atau transfer antarsel. Tumbuhan tidak memiliki kelenjar tertentu yang menghasilkan hormon.
Faktor Regulasi
Faktor regulasi adalah senyawa kimia yang mengontrol produksi sejumlah hormon yang memiliki fungsi penting bagi tubuh. Senyawa tersebut dikirim ke lobus anterior kelenjar pituitari oleh hipotalamus. Terdapat 2 faktor regulasi, yaitu faktor pelepas (releasing factor) yang menyebabkan kelenjar pituitari mensekresikan hormon tertentu dan faktor penghambat (inhibiting factor) yang dapat menghentikan sekresi hormon tersebut. Sebagai contoh adalah FSHRF (faktor pelepas FSH) dan LHRF (faktor pelepas LH) yang menyebabkan dilepaskannya hormon FSH dan LH.
Hormon Antagonistik

Hormon antagonistik merupakan hormon yang menyebabkan efek yang berlawanan, contohnya glukagon dan insulin. Saat kadar gula darah sangat turun, pankreas akan memproduksi glukagon untuk meningkatkannya lagi. Kadar glukosa yang tinggi menyebabkan pankreas memproduksi insulin untuk menurunkan kadar glukosa tersebut

HORMON KOLEOSISTOKININ

Dipembelajaran biologi kelas XI tentang Sistem Pencernaan Hormon ini disinggung sekilas tidak jelas dan terlihat tidak dipentingkan , namun ketika di ujian justru hormon ini sering ditanyakan atau lebih mudahnya keluar dalam ujian baik Test harian maupun test perguruan tinggi maka alangkah baiknya kalau diketahui lebih jelas hal hal yang disinggung di buku yang sekilas itu OK

Koleosistokinin merupakan hormon yang menyebabkan kontraksi kandung empedu sering disingat CCK.
Akibat terjadi kontraksi pada otot Vesica fellea ini isi kantong berupa cairan emepedu yang mengandung bilirubin dan biliverdin ini keluar ke usus 12 jari atau Duodenum melalui saluran pancreas untuk membantu pencernaan lemak dengan cara mengemulsikannya


Selain itu Koleosistokinin adalah hormon yang mendorong hormon Sekretin untuk ikut membantu pencernaan yaitu meningkatkan sekresi getah pankreas berupa enzim Tripsin , Lipase dan Amilase untuk disekresikan ke Duodenum . 
Koleosistokinin juga menguatkan kerja sekretin, menghambat pengosongan lambung, menimbulkan efek tropik (pertumbuhan mukosa) pada pankreas, meningkatkan sekresi enterokinase
Koleosistokinin dapat juga meningkatkan gerakan usus halus Dan kolon.

Koleosistokinin disekresi oleh sel-sel endokrin antara lain 
  1. Sel-sel di Usus bagian atas
  2. Saraf Ileum distales
  3. Sel di jejunum 
  4. Sel sel endokrin di Usus 12 Jari terutama CCK8 Dan CCK12
Sekresi Koleosistokinin meningkat bila hasil pencernaan berupa bollus ataupun chime dari lambung berkontak dengan mukosa usus 12 jari , khususnya Lemak yang akan dibentuk emulsi lemak oleh empedu .
Adanya empedu dan getah pankreas yang memasuki usus 12 jari yang tersekresi dan mencernakan lemak dengan mengemulsikannya dan lebih lanjut enzim TLA (Tripsin , Lipase dan Amilase ) menguraikan masing masing substratnya maka seterusnya merangsang hormon Koleosistokinin untuk Umpan balik mengakhiri sekresinya sehingga jumlahnya menjadi berkurang dengan hasil-hasil pencernaan bergerak ke bagian distales saluran cerna Yeynum OK 

Jadi Saluran Pencernaan Mukosa usus halus menghasilkan hormon Sekretin untuk mengaktifkan Pancreas mengeluarkan getahnya dan Kolesistokinin mengaktifkan Kantong empedu mensekresikan isinya 
Hormon sekretin disintesis dan disekresikan oleh mukosa usus halus (terutama jejunum) ke dalam sirkulasi darah ketika makanan yang sangat bersifat asam memasuki usus halus. Hormon sekretin apabila disuntikkan secara intravena akan meningkatkan sekresi bikarbonat oleh pankreas dan saluran empedu. 
Hormon kolesistokinin disintesis dan disekresikan oleh mukosa usus halus bagian depan (terutama duodenum) memiliki peran merangsang motilitas kantung empedu. 
Kolesistokinin dibebaskan ketika makanan yang mengandung lemak memasuki duodenum. Kolesistokinin berperan merangsang sel asinar pankreas untuk mengeluarkan enzim-enzim pencernaan dan kontraksi kantung empedu untuk mengeluarkan getah empedu ke lumen usus halus.

Peran Koleosistokinin dalam pencernaan

Ketika makanan mulai dicerna di dalam traktus gastrointestinal bagian atas, kandung empedu mulai dikosongkan, terutama sewaktu makanan berlemak masuk ke duodenum sekitar 30 menit setelah makan. Dasar yang menyebabkan pengosongan adalah kontraksi ritmik dinding kandung empedu, tetapi efektivitas pengosongan juga membutuhkan relaksasi yang bersamaan dari sfingter Oddi yang menjaga pintu keluar duktus biliaris komunis ke dalam duodenum.

Sejauh ini rangsangan yang paling poten dalam menyebabkan kontraksi kandung empedu adalah hormone kolesistokinin. Hormone ini adalah hormone yang sama yang menyebabkan peningkatan sekresi enzim oleh sel-sel asinar pancreas. Rangsangan untuk melepaskan kolesistokinin ke dalam darah dari mukosa duodenum terutama adalah makanan berlemak yang masuk ke duodenum.

Selain kolesistokinin, kandung empedu juga dirangsang secara kurang kuat oleh serat-serat saraf yang menyekresi asetilkolin dari system syaraf fagus dan enteric. Keduanya adalah saraf yang sama yang meningkatkan motilitas dan sekresi dalam bagian lain traktus gastrointestinal bagian atas.

Bahkan dengan kontraksi kandung empedu yang relative kuat, pengosongan dapat berlangsung suli karena sfingter Oddi normalnya tetap berkontraksi secara tonik. Oleh karena itu, sebelum terjadi pengosongan kandung empedu, sfingter Oddi, juga harus direlaksasi. Paling sedikit ada tiga factor yang membantu hal ini : Pertama, kolesistokinin, bukannya merangsang sfingter Oddi, malah memiliki efek relaksasi. Tetapi efek ini saja biasanya tidak cukup untuk memungkinkan pengosongan yang bermakna. Kedua, kontraksi ritmik kandung empedu menghantarkan gelombang peristaltic melalui duktus biliaris biliaris komunis menuju sfingter Oddi, menyebabkan suatu gelombang awal relaksasi yang sebagian menghambat sfingter mendahului gelombang peristaltic. Tetapi ini, juga, biasanya tidak cukup untuk menghasilkan pengosongan dalam jumlah besar. Ketiga, ketika gelombang peristaltic usus berjalan pada dinding duodenum, fase relaksasi dari setiap gelombang dengan kuat merelaksasi otot dinding usus. Sejauh ini hal tersebut kelihatannya merupakan efek yang paling kuat dari semua relaksan pada sfingter Oddi. Akibatnya empedu biasanya masuk ke duodenum dalam bentuk pancaran yang sinkron dengan fase relaksasi gelombang peristaltic duodenum.


Sebagai ringkasan, kandung empedu mengosongkan simpanan empedu pekatnya ke dalam duodenum terutama sebagai respon terhadap perangsangan kolesistokinin. Saat lemak tidak terdapat dalam makanan, pengosongan kandung empedu berlangsung buruk. Tetapi apabila terdapat jumlah lemak yang banyak dalam makanan, normalnya kandung empedu akan kosong secara menyeluruh dalam waktu sekitar 1 jam.

Support web ini

BEST ARTIKEL