TEST URINE
- Proses pembentukan urine terjadi di badan Malpighi, di dalam badan Malpighi ini glomerulus di kelilingi oleh kapsula bowman.
- Darah dalam glomerulus yang mengandung air, garam, gula, urea, dan zat lain –lain mengalami penyaringan, kecuali yang bermolekul besar seperti sel-sel darah dan molekul protein, filtrat masuk ke ruangan kapsula bowman menjadi filtrate glomerulus ( urine primer ).
- Jumlah darah yang mengalir melalui ginjal ini ada 1,2 liter setiap menit yang merupakan seperempat dari seluruh jumlah darah yang di pompakan oleh jantung.
Proses penyaringan ini terutama disebabkan oleh tekanan darah, dan dipengaruhi oleh pengerutan dan pengembangan arteriol yang menuju dan meninggalkan glomerulus. Pengerutan arteriol yang menuju glomerulus akan menambah jumlah filtrat dan selalu diikat oleh pengembangan arteriol yang meninggalkan glomerulus (arteriol eferen ), filtrate glomerulus ini masih mengandung banyak zat yang masih diperlukan oleh tubuh, seperti glukosa, garam-garam, dan asam amino.
Dari glomerulus filtrat di bawa melalui tubulus kontortus proksimal yang dikelilingi oleh pembuluh darah, dalam tubulus kontortus proksimal terjadi reabsorbsi zat-zat yang masih berguna, Setelah reabsorbsi kadar urea menjadi lebih tinggi, sehingga terbentuk lagi zat-zat lain yang sementara waktu tidak digunakan lagi. Setelah selesai filtrasi, reabsorbsi, dan augmentasi ini barulah terbentuk urine yang sesungguhnya yang dikumpulkan dari tubulus kolektivus ke pelvis renalis.
- Di dalam badan Malpighi, kapsula bowman menyaring zat-zat dari darah yang ada di glomerulus, dan terbentuklah filtrate glomerulus. Didalam tubulus kontortus proksimal di dserap kembali oleh pembuluh darah dan terbentuklah urine sekunder.
- Dalam tubulus kontortus distal, pembuluh darah menambah lagi zat-zat yang pada waktu itu tidak digunakan lagi dan menambah kelebihan air sehingga terbentuklah urine sesungguhnya, dalamn urine ini tidak terdapat protein karena protein telah di saring dengan sempurna dari jumlah 7-9% protein yang ada di dalam darah, demikian juga dengan glukosa.
Juga terjadi peningkatan kadar urea yang semula 0,03% dalam plasma darah, meningkat menjadi 0,5% dalam tubulus kontortus proksimal, dan naik lagi dengan cepat menjadi 2% dalam tubulus kontortus distal, hal ini terjadi karena adanya penyerapan air kembali.
Faktor-faktor yang mempengaruhi volume atau jumlah urine yang dihasilkan
- Volume urine yang dikeluarkan tidak tergantung dari berapa banyaknya jumlah cairan yang diminum, tetapi juga tergantung dari jumlah garam-garam yang dikeluarkan dari darah, agar tekanan osmosis tetap. Pada penderita kencing manis ( Diabetes Miletus ) pengeluaran glukosa dari dalam darah juga diikuti oleh kenaikan volume urine.
- Hormon antidiuretik (ADH) Hormon ini dikeluarkan oleh kelenjar saraf hipofisis, pengeluaran hormone ini di tentukan oleh reseptor khusus di dalam otak yang secara terus menerus mengendalikan tekanan osmotic darh, oleh karena itu hormon ini akan mempengaruhi proses reabsorbsi air pada tubulus kontortus distal, sehingga permeabilitas sel terhadap air akan meningkat.
- Pada saat tubuh kekurangan cairan, konsentrasi air dalam darah akan menurun, akibatnya sekresi ADH akan meningkat dan dialirkan oleh darah menuju ginjal. ADH meningkatkan permeabilitas sel terhadap air dan permeabilitas saluran pengumpul. Dengan demikian air akan berdifusi keluar dari pipa pengumpul lalu masuk kedalam darah, dan keadaan tersebut dapat memulihkan konsentrasi air dalam darah, akibatnya urine yang dihasilkan lebih sedikit dan pekat.3. Faktor usia Pada anak balita sering mengeluarkan urine, hal ini disebabkan karena anak balita belum bias mengendalikan rangsangan untuk mikturisi, selain itu juga anak balita mengonsumsi lebih banyak makanan yang berwujud cairan, sehingga urine yang dihasilkan lebih banyak.
- Begitupula sebaliknya, pengeluaran urine pada lansia lebih sedikit, hal ini dikarenakan setelah usia 40 tahun jumlah nefron yang berfungsi akan menurun kira-kira 10% setiap tahun, Kondisi ini akan mengurangi kemampuan ginjal dalam memproses pengeluaran urine,
1. Gaya hidup dan aktivitas Seorang yang sering berolahraga / olahragawan urine yang dihasilkan akan lebih sedikit jika dibandingkan pada orang biasa, hal ini disebabkan karena jumlah cairan yang ada di dalam tubuh lebih banyak digunakan sebagai energi dan dikeluarkan dalam bentuk keringat.
2. Kondisi kesehatan Seseorang yang sehat produksi urinenya berbeda dengan orang yang sakit bias mengeluarkan urine lebih banyak ataupun lebih sedikit tergantung pada jenis penyakit yang di deritanya.
3. Psikologis Orang yang sedang merasa cemas akan lebih sering mengeluarkan urine, sebab kondisi metabolismenya berjalan lebih cepat.
4. Cuaca : Apabila cuaca dingin orang lebih sering mengeluarkan urine, sebab cairan yang ada di dalam tubuh di keluarkan dalam bentuk urine, begitupula sebaliknya, pada musim panas orang jarang mengeluarkan urine, sebab cairan yang ada di dalam tubuhnya lebih banyak dikeluarkan dalam bentuk keringat.
5. Jumlah air yang diminum Apabila mengkonsumsi banyak air minum, konsentrasi protein dalam darah akan menurun, kondisi ini dapat mengakibatkan menurunnya tekanan koloid protein sehingga tekanan filtrasi kurang efektif, akibatnya volume urine yang dihasilkan akan meningkat
Sifat-sifat urine
- Volume urine normal orang dewasa ±2500 ml/hari, ini tergantung pada masukan air, suhu luar, makanan dan keadaan mental/fisik individu. Produk akhir nitrogen, the, kopi, alcohol mempunyai efek iuresis.
- Reaksi urine biasanya asam dengan pH kurang dari 7, bila masukan protein tinggi urine menjadi asam, sebab fosfat dan sulfat berlebihan dari hasil katabolisme protein. Keasaman meningkat pada asidosis dan demam, urine menjadi alkali karena perubahan urea menjadi amoniak dan kehilangan CO2 di udara.
- Warna urine normal adalah kuning pucat atau ambar, pigmen utamanya urokrom, sedikit urobin dan hematopofirin. Pada keadaan demam urine berwarna kuning tua atau kecoklatan. Sedangkan urine orang yang mempunyai penyakit diabetes Melitus (kencing manis) urinenya mengandung gula, yang disebabkan oleh tingginya kadar gula darah yang juga disebabkan oleh kekurangan hormone insulin. Nilai pHnya berkisar antara 7 atau kurang dari 7 karena bersifat asam. Warna urine orang penderita diabetes adalah bening kekuningan.
Unsur – unsure dalam urine
- Urea (25-30 gram) merupakan hasil akhir dari metabolism protein dari mamalia termasuk manusia.
- Amoniak (NH3) pada urine orang normal yang masih segar terdapat sedikit, sedangkan pada penderitadiabetes miletus kandungan amoniakndalam urinenya sangat tinggi.
- Kreatinin dan keratin, (kreatinin : produk pemecahan keratin ) normalnya 20-26 mg/kg pada laki-laki, dan 14-22mg/kg pada perempuan.
- Asam urat, adalah hasil akhir terpenting oksidasi urine dalam tubuh. Asam urat sangat sukar larut dalam air, tetapi mengendap membentuk garam-garam yang larut dengan alkali.
Alat dan bahan
1. Lampu Bunsen
2. Tabung reaksi
3. Penjepit tabung
4. Indikator universal
5. Pipet tetes
6. Sikat pembersih tabung
7. Larutan biuret A dan B
8. Larutan AgNO3
9. Larutan fehling A dan B
Cara kerja
1. Uji pH : Masukkan indikator universal ke dalam urine orang normal dan urine penderita diabetes miletus. Lihat perubahan warna yang terjadi dan cocokkan warnanya pada kemasan indicator universal tersebut.
2. Uji Clor : Masukkan urine orang normal dan urine penderita diabetes miletus ke dalam 2 tabung masing-masing setinggi 2 cm, lalu masing-masing urine tersebut tetesi AgNO3 5% (4 tetes), dan tunggu apakah ada endapan putihnya atau tidak.
3. Uji Amoniak (NH3) : Masukkan urine orang normal dan urine penderita diabetes miletus ke dalam masing-masing tabung setinggi 2 cm, lalu bakar sampai mendidih/keluar asap, cium baunya, pesing atau tidak.
4. Uji Glukosa : Masukkan urine orang normal dan urine penderita diabetes miletus ke dalam masing-masing tabung setinggi 2 cm, tetesi masing-masing urine dengan fehling A dan B (4 tetes) lalu bakar dan lihat perubahan warnanya, apakah ada endapan merah batanya atau tidak.
5. Uji protein : Masukkan urine orang normal dan urine penderita diabetes miletus ke dalam masing-masing tabung setinggi 2 cm, lalu tetesi biuret A dan B(4 tetes) dan lihat perubahan warnanya.
Hasil pengamatan
1. Uji pH
· Urine orang normal : pH 6 ( bersifat asam )
· Urine penderita DM : pH 7 ( netral )
2. Uji amoniak (NH3)
· Urine orang normal : pesing
· Urine penderita DM : sangat pesing
3. Uji Clor
· Urine orang normal : terdapat endapan clor (urine + Ag+→AgCl ↓)
· Urine penderita DM : terdapat endapan clor (urine + Ag+→AgCl ↓)
4. Uji protein
· Urine orang normal : tidak mengandung protein (warna biru)
· Urine penderita DM : tidak mengandung protein (warna biru tua )
5. Uji glukosa
· Urine orang normal : tidak terdapat endapan merah bata (tidak mengandung glukosa)
· Urine penderita DM : terdapat endapan merah bata ( mengandung glukosa)
Tabel Pengamatan :
Analisis data
Urine orang normal
1. Uji pH pH urine orang normal adalah 6 (asam), di karenakan terjadi penambahan ion hydrogen yang berguna untuk menjaga keseimbangan pH.
2. Uji glukosa:Pada urine orang sehat tidak mengandung glukosa karena gula darah masih normal, sebab glukosa dalam darah telah tersaring oleh ginjal di dalam glomerulus pada saat proses penyaringan darah (filtrasi).
3. Uji protein :pada urine orang normal tidak mengandung protein, karena protein yang telah tercampur dengan darah sudah tersaring oleh ginjal pada saat filtrasi di glomerulus dan dilanjutkan lagi pada proses reabsorbsi di tubulus kontortus proksimal, pada tahap reabsorbsi ini zat-zat yang masih berguna oleh tubuh di saring kembali, sehingga tidak terdapat protein pada urine orang normal.
4. Uji clor : pada urine orang normal mengandung endapan putih/clor, sebab telah terjadi reaksi penggaraman yang terjadi di tubulus kontortus distal pada tahap augmentasi, sehingga di dalam urine menghasilkan endapan putih yang di sebut chlor.
5. Reaksi penggaramannya: Urine + Ag+ →AgCl-↓.
6. Uji amoniak:urine orang normal mengandung amoniak (NH3), zat amoniak ini di berikan pada proses augmentasi di tubulus kontortus distak, karena di tubulus kontortus distal terjadi penambahan zat-zat sisa yang tidak di perlukan lagi oleh tubuh seperti amoniak, sehingga urine menjadi berbau (pesing) saat di keluarkan oleh tubuh.
Urine penderita diabetes miletus
1. Uji pH :pH urine penderita diabetes miletus adalah 7(netral), di karenakan terjadi penambahan ion hydrogen pada saat berlangsungnya proses augmentasi di dalam tubulus kontortus distal.
2. Uji glukosa:pada urine penderita diabetes miletus terdapat kandungan glukosanya, sebab glukosa dalam gula darah tidak tersaring oleh ginjal pada tahap filtrasi. Hal ini dikarenakan kemungkinan terdapat kerusakan pada glomerulus atau glomerulus tidak bekerja secara maksimai.
3. Uji protein :pada urine penderita diabetes miletus tidak mengandung protein, karena protein yang telah tercampur dengan darah sudah tersaring oleh ginjal pada saat filtrasi di glomerulus dan dilanjutkan lagi pada proses reabsorbsi di tubulus kontortus proksimal, pada tahap reabsorbsi ini zat-zat yang masih berguna oleh tubuh seperti protein di saring kembali, sehingga tidak terdapat protein pada urine.
4. Uji Chlor :urine penderita diabetes miletus mengandung endapan putih (clor), sebab telah terjadi reaksi penggaraman yang terjadi di tubulus kontortus distal pada tahap augmentasi, sehingga di dalam urine menghasilkan endapan putih yang di sebut clor.
5. Reaksi penggaramannya: Urine + Ag+ →AgCl-↓.
6. Uji amoniak:urine orang normal mengandung amoniak (NH3), zat amoniak ini di berikan pada proses augmentasi di tubulus kontortus distak, karena di tubulus kontortus distal terjadi penambahan zat-zat sisa yang tidak di perlukan lagi oleh tubuh seperti amoniak (NH3), sehingga urine menjadi berbau ( sangat pesing) saat di keluarkan oleh tubuh.
Kesimpulan
- Dari pengamatan yang telah dilakukan dengan menggunakan urine orang normal dan
- urine penderita diabetes miletus dapat disimpulkan bahwa:
- Urine orang normal mengandung amoniak (NH3), clor, dan memiliki pH 6 (asam).
- Urine penderita diabetes miletus mengandung glukosa, amoniak(NH3), clor, dan memiliki pH 7 (netral).
No comments:
Post a Comment